Haaai minna! Kembali lagi bersama sayaa! Semoga kalian enggak bosen ketemu Author geblek ini yak :'p wkwkwk. YAP. Another fic-karena-inspirasi-dadakan yang (lagi-lagi) saya buat secara spontan tanpa edit-edit. Dengan pedenya langsung aja nulis di word HAHAH. Salahkan lagu Tulus - Sepatu yang menemani saya siang ini, dan juga sepasang sepatu yang dengan romantisnya bertengger di rak sepatu saya hihi.

Selamat membaca :)


Sepasang Sepatu

a VOCALOID FANFIC

By : EcrivainHachan24

Desclaimer by Yamaha Crypton Future Media

WARNING!

Superpendek, drabbles, no plot, etc

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

.

.

Aku dan dia memang saling memandang penuh cinta.

Tapi tidak pernah ada kata cinta yang pernah kami ucapkan saat iris samudera pasifikku bertemu dengan biru di balik kelopak matanya; bibir kami terkatup. Merasa tak perlu untuk saling menjelaskan perasaan yang jelas-jelas ada di antara kami.

Karena cinta bukanlah kata-kata, melainkan rasa, karsa, dan sebuah polemik di lika-liku hati.


Aku dan dia memang bergandengan tangan.

Tapi tak pernah saling menjelaskan mengapa dan kenapa jemari kami bertautan tanpa makna pasti. Mengapa tangan besarnya terasa pas di tanganku; mengapa jemari kami saling mengisi ruang sela-sela di antara telunjuk, ibu jari, jari tengah, manis, sampai kelingking.

—kami tidak pernah berusaha untuk mencari tahu jawabannya.


Aku dan dia memang tertawa bersama.

Tapi tak pernah ada sebabnya—sesederhana aku merasa nyaman berada di sisinya, dan begitupun dia.


Aku dan dia memang sering menghabiskan waktu bersama.

Tapi tak pernah terasa sia-sia, walau langit berganti senja setiap harinya, semua seolah tak pernah cukup. Dialog-dialog ringan dan konyol selalu menghiasi mimpi-mimpi dan langit-langit kamarku, tapi cukup untuk membuat bantalku terasa jauh lebih empuk di malam hari.


Aku dan dia memang saling mengucapkan "kamulah satu-satunya."

Tapi tak pernah saling mencaritahu apakah perkataan itu benar atau tidak. Cukup saling memercayai, saling memeluk walau terasa debarannya di tiap kali dusta terucap.

Yah, siapa peduli? Persetan dengan dusta!


Aku dan dia memang berbagi segala hal—segala hal.

Tapi tak pernah ada yang merasa bosan; sekalipun topik yang dibahas benar-benar tidak karuan dan tidak penting, asal bisa mendengar hari-harinya (dan hari-hariku) semua akan baik-baik saja. Asal dia bercerita, dan aku bercerita, dunia kami sudah sempurna.


Aku dan dia saling mengucapkan selamat pagi.

—saat matahari mulai menjelang; di mana langit kelabu masih menjadi pemandangan, di mana kabut-kabut dingin melambai-lambai.

"Selamat pagi, Miku. Semoga harimu menyenangkan, ya."

"Pagi, Kaito. Semoga harimu juga menyenangkan!"

Saat kami hendak memulai hari.


Aku dan dia saling mengucapkan selamat malam.

—saat matahari mulai turun di ufuk timur, merubah langit menjadi kemerahan, di kala bintang-bintang mulai menampakkan senyumnya.

"Selamat malam, Miku. Mimpi indah, ya!"

"Malam, selamat mimpiin aku, Kaito. Hehehehe."

Lalu dia tertawa.

Ada senyumnya di setiap malamku.


Aku dan dia sadar kami ingin saling bersama.

Tapi tak pernah ada kejelasan yang mengikat; tidak pernah saling menuntut untuk saling memiliki. Karena memang tidak perlulah untuk saling menagih dan menuntut. Karena itu sama saja saling menyakiti.

Rasa cintaku dan cintanya memang sesederhana tidak ingin mengikat untuk saling menyakiti.


Aku dan dia seperti sepasang sepatu.

Cinta memang banyak macamnya.

Contohnya aku dan dia; selalu bersama, tapi tidak pernah bisa bersatu. Tapi kami tetaplah sepasang sepatu yang berjalan beriringan, saling mendukung, kehujanan bersama, melangkah pasti ke depan bersama-sama, tapi kami tidaklah berbeda.

Yah, sekali lagi; cinta memang banyak macamnya. Ada yang berakhir bahagia atau tidak; ada yang menyadarinya atau tidak; ada yang selalu bersama atau tidak—

—atau mungkin juga tidak memiliki akhir.

Karena kami adalah sepasang sepatu.

yang tidak berarti jika salah satu hilang.

Selesai

Tau ini namanya apa? Yep. HTS. Homo Tiada Sesal- EH SALAH. Maksud saya, Hubungan Tanpa Status; sebuah hubungan yang jauh lebih asik dibanding pacaran, tapi jauh lebih nyesek juga wakakakak XD . Ada yang pernah ngalamin? Yah, tujuan saya bikin fic ini cuma mau bikin Anda yang pernah ngalamin, keinget HTS-an Anda dulu (atau sekarang mungkin?) dan menghubunginya lagi. Yaaa, siapa tau kan ;) #dilemparpiso.

Mind to Review? :)

V

V