BAD BOY

Author : SeHyun

Cast : BaekYeol

Other cast : EXO Members !

Genre : Romance Yaoi School Life etc~

Disclaimer : FF ini murni imajinasi dari sehyun sendiri. Jika FF sehyun memiliki kesamaan cerita silahkan dikomen atau kritik pedes sekalian juga gakpapa. So! No Plagiat yah Chingudeul Saranghae! Semua cast milik TUHAN kecuali LUHAN yang punya hati Sehyun hehe~ ^_^

WARNING! YAOI! BOY X BOY!Man X Man! BOYS LOVE! Gak suka baca FF YAOI mohon diclose webnya! No Bash! Love and Peace! Don't forget!

WE ARE ONE!

.

.

-Enjoy-

.

.

.

Summary: Byun Baekhyun hanya siswa berbadan pendek biasa. Park Chanyeol adalah salah satu dari kelima 'penguasa sekolah'. Baekhyun tidak menyangka. Bahkan seorang berandal tanpa hati pun takhluk pada wajah seorang malaikat mungil yang berhati lembut.

-BaekYeol Here!-

Dipagi yang cerah ini SM SHS dibuat riuh untuk kesekian kalinya. Para yeoja yang baru saja datang lebih pagi langsung berbaris rapih di lorong. Sedangkan siswa-siswa berseliweran disekitar halaman sekolah hanya bisa diam. Mencibir dan memperlihatkan raut wajah iri. Tidak ketinggalan para yeoja itu mempersiapkan peralatan make up. Masih ada beberapa dari mereka berdandan. Guna mempercantik diri. Ada pula yang bahkan dengan sigap memegang kamera ponsel mereka. Ini bukan hal biasa bagi mereka. Sudah hampir setiap hari sepanjang masa sekolah para murid-murid SM SHS melakukannya. Tapi... Sebenarnya ada apa sih di sekolah ini?

Oh! Tentu saja!

Semua terjawab ketika dua mobil sport berwarna merah dan hitam memasuki halaman sekolah. Mobil-mobil itu kemudian terparkir dengan cekatan di tempat biasa. Pengemudinya begitu handal dengan kecepatan tinggi langsung mengambil posisi pas dengan tempatnya. Tempat parkir khusus 'mereka' tentunya. Baru saja si pengemudi memberhentikan mesin mobil. Siswi-siswi SM SHS itu seketika histeris melihat satu persatu dari mereka keluar.

Yap!

Panggil saja mereka dengan 'penguasa sekolah'. Kelima namja yang membuat keributan setiap harinya ini telah datang. Namja-namja tampan, kaya, berbakat, dan juga populer baik disekolah maupun di luar sekolah mereka tentunya. Dan kali ini mereka tidak datang pas-pasan jam masuk sekolah. Karena salah satu dari kelima namja tersebut sadar diri kalau mereka telat terus itu tidak baik. Sebenarnya, tidak perlu takut akan kena omel guru atau dipanggil keruang BP saat telat. Namja-namja itu memiliki segalanya untuk menguasai SM SHS hanya sekali bicara. Apalagi salah satu dari kelima namja tampan itu adalah cucu dari pemilik sekolah. Atau sebenarnya ada dua? Yang jelas mereka terlalu berkuasa kuat di SM SHS!

"Oppaaa!" jeritan siswi-siswi disekitar pekarangan sekolah mulai tidak karuan.

Siswi-siswi itu sekarang bagaikan fansite yang mencecar idolanya. Mereka mulai menjepret sana sini hanya dengan menggunakan kamera hp atau bahkan merekam melalui handicam. Oh, jangan heran. Namja-namja itu memang bak seorang idola. Ketampanan mereka bisa di bilang hampir mengalahkan boy band dan aktor yang baru-baru ini debut *lebaiii~

Salah seorang namja berbadan pendek berparas manis baru saja memasuki lingkungan sekolah. Pandangannya datar menatap kerumunan di depannya. Dirinya sedikit mendecak pelan mengingat jalan masuk kegedung utama sekolah tertutup sepenuhnya oleh fans para penguasa sekolah. Namja bertubuh mungil itu mendecih pelan. Ia merasa heran. Perasaan pagi ini dia datang lebih cepat. Kenapa jam segini sudah ramai? Dengan segenap kekuatan dia berusaha menerobos masuk. Namun nihil. Tubuhnya terlalu lemah dan kecil. Sedangkan kerumunan yeoja ribut itu masih sibuk berteriak memanggil-manggil nama mereka yang masih berdiri di parkiran. Namja mungil ini merasa kupingnya akan pecah pagi ini mendengar teriakan kaum hawa yang errr... seperti mahkluk hutan masuk kota.

"Cih, mereka lagi" cibir Baekhyun sambil meniup poni coklatnya yang menutupi wajah.

"Apanya sih yang membuat para yeoja ini meneriaki mereka sebegitu hebohnya? Aku bahkan tidak kalah menariknya dari mereka. Huh!" bisiknya lagi selagi menunggu jalan terbuka dengan sendirinya. Pasalnya terlalu susah sedekar berjuang masuk kedalam gedung sekolah dan duduk manis dikelasnya. Tidak ada jalan lain terkecuali mau memanjat pagar belakang sekolah. Dan kaki Baekhyun terlalu kecil untuk bisa menggapai pagar besi itu.

Ya.. Mau tidak mau Byun Baekhyun pagi ini harus menunggu dengan sabar sampai kerumunan makhluk hutan itu berteriak dan masuk kekelas masing-masing.

Ehem! Mari kita alihkan si mungil sebentar dan memperkenalkan para namja yang menjadi asal usul para yeoja meleleh langsung ditempat ketika melihat mereka. Hehe

Namja pertama : Wu Yi Fan atau biasa di sebut Kris. Tubuhnya untuk anak berusia 18 tahun sepertinya terlalu tinggi. Wajahnya tampan dengan hidung mancung dan kulit putih. Perawakan China – Kanada sehingga mukanya dapat keturunan bule dikit. Jadinya ganteng plus cool abis! Sikapnya paling dingin diantara keempat temannya. Dan Kris memang jarang banyak bicara. Putra dari pemilik perusahaan mobil terbesar di China. Entah kenapa pindah ke Korea saat berusia 12 tahun sesudah dirinya sempat tinggal di Kanada saat berumur 6 tahun.

Namja kedua : Kim Jongin. Namja yang memiliki kulit paling gelap kerap di panggil dengan sebutan kkamjong atau Kai. Entah kenapa namanya selalu berganti-ganti tergantung mood temannya maupun author sih -_- *abaikan. Kai adalah namja yang err... paling seksi? Yap! Karena dirinya sangat tampat, seksi, dan hot! Kai memegang predikat namja paling playboy diantara keempat temannya. Rayuan mautnya dan kedipan matanya mampu membuat para yeoja meleleh bak es yang terkena sengatan mentari.

Namja ketiga : Kim Jongdae. Panggilannya Chen (nah kan namanya panggilannya beda lagi). Chen ini yah... sebelas dua belas lah sama Kai. Tidak beda jauh. Chen juga termasuk namja playboy. Meski tidak separah Kai yang punya otak yadong super kuat. Chen termasuk yang 'cukup' ramah diantara temannya. Suaranya begitu merdu. Putra sulung pemilik perusahaan musik terkenal di Asia Tenggara dan memiliki senyum maut yang dapat menipu siapa saja.

Namja keempat : Park Chanyeol (tenang tidak ada panggilan asing yang jauh beda dari namanya -_-). Ayahnya adalah pemilik perusahaan terbesar di Korea nomer dua. Namja bertubuh tinggi yang hampir sama dengan Kris dan memiliki mata bulat. Chanyeol bisa di sebut 'pemimpin' dari para penguasa sekolah. Park Chanyeol juga di kenal paling ganas diantar yang lain. Ucapannya ketus dan perlakuannya suka semena-mena. Chanyeol tidak pernah ambil toleransi jika ingin 'menghabisi' seseorang. Intinya.. tidak ada yang berani macam-macam dengan seorang Chanyeol jika semua tulang dan organ tubuh masih mau berfungsi dengan baik.

Namja kelima : Xi Luhan. Namja bertubuh kecil, mungil, dan berparas paling cantik. Luhan termasuk kelima penguasa sekolah yang paling benar (waras maksudnya). Dirinya adalah namja yang paling baik, ramah, anggun, dan sikapnya juga lembut. Luhan juga salah satu cucu dari pemilik SM SHS. Ayahnya pengusaha terbesar di China nomer satu. Dan secara tidak langsung dialah yang paling berkuasa disekolah ini. Namun Luhan tidak suka memakai kekuasaannya dengan semena-mena. Banyak namja yang mengincarnya dari pada yeoja. Karena tentu saja. Yeoja yang berpacaran dengannya akan sangat terbanting. Melainkan wajah Luhan yang bisa dibilang sangat cantik untuk seorang pria. Lebih cantik dan manis daripada yeoja lainnya.

Nah sudah perkenalan mereka akhirnya berjalan perlahan masuk kedalam gedung dengan sisi kanan dan kiri mereka yeoja dimana-mana.

"Oppa ini untukmu. Kemarin aku membuatnya. Terimalah perasaanku ini Oppa!" sahut salah seorang yeoja dengan beraninya mendekati kelima namja itu. Sambil menyodorkan sebuah kotak berwarna coklat tua berpita pink kepada namja jangkung yang berjalan paling depan.

Namja jangkung bermata bulat itu menepis kotak berisi kue coklat buatan sang yeoja. Wajahnya terlihat malas dan beberapa kali menghela nafas berat. Membuat si yeoja yang nekat tadi menunduk lemas. Entah kenapa dirinya terlalu nekat untuk mengungkapkan perasaanya kepada namja paling ganas disekolah. Dia juga sudah terbiasa kepada sikap dinginya Park Chanyeol kepada semua orang. Wajar. Namja jangkung ini sifatnya paling tempramental dari keempat kawannya.

"Kau bercanda? Lebih baik buang saja! Aku tidak mau menerimanya. Bisa-bisa sakit perut kalau kumakan. Cih!"cibirnya ketus dan tetap berjalan.

Si yeoja nekat tadi mulai menangis sambil menunduk. Tangannya masih memegang kotak kue itu dengan gemetar. Sesekali dia mengusap airmatanya kasar. Isakkannya malah semakin menjadi ketika teman-temannya mengelilingi si yeoja itu. Mengelus punggungnya menyalurkan rasa simpati dan kasian.

"Hey, jangan menangis" satu suara membuat si yeoja nekat tadi mengangkat wajahnya.

"Opp—"

"Sini biar aku saja yang makan. Kalau si tiang bodoh itu tidak mau buatku saja. Boleh? Lagipula kue ini terlihat enak" ucapnya. Yeoja itu langsung merona dan mengangguk cepat. Ketika salah seorang namja yang memiliki kulit terseksi diantara mereka mengambil kotak kuenya.

"Thanks manis" ucap Kai lalu mengerling kepada si yeoja nekat tadi. Dirinya serasa meleleh di tempat dan langsung di ikuti pekikan histeris dari teman-temannya. Namja genit tukang merayu ala gombal buaya darat tadi segera masuk kedalam gedung sekolah. Mengingat salah satu temannya yang bertubuh lebih kecil memanggilnya.

Seketika murid-murid yang masih cengo akan kelima namja tampan tadi bergegas masuk kedalam juga. Mereka terkesan merasa beruntung. Pagi-pagi bisa melihat pemandangan indah nan adem. Apalagi pesona namja yang berkulit seksi tadi. Membuat semangat belajar mereka semakin meningkat. Terkecuali untuk para siswa lain yang tidak masuk hitungan 'namja tampan' sekolah. Namun ada yang membuat mereka juga senang akan kelima penguasa sekolah itu. Salah satu dari mereka, namja bertubuh mungil memiliki wajah manis bak gadis impian para lelaki. Sikapnya juga paling baik dan ramah dari keempat namja lainnya. Siapa lagi kalau bukan Xi Luhan? Banyak para namja yang mengidam-idamkan diri mereka menjadi namjachingu seorang Xi Luhan. Namun sayang, sampai saat ini belum ada namja atau yeoja yang pantas bersanding dengannya. Karena standar si namja mungil ini sangatlah tinggi. Menurut mereka...

Baekhyun menghela nafas lega. Ketika jalan untuk masuk kedalam gedung utama terbuka lebar. Ditariknya tas ransel yang menggantung manis dipunggung kecilnya. Kakinya mulai melangkah masuk. Menatap kelima namja penguasaha sekolah itu dengan tatapan sinis dan jijik. Para keparat brengsek yang suka semena-mena seenak jidat lebar Kim Jongdae memang terlihat memuakkan dimatanya.

Eits! Tapi jangan salah. Salah satu dari mereka telah mengetuk pintu hatimu Byun Baekhyun. Dan kau tidak pantas mengomentari hal-hal yang berbau jelek mengenai mereka. Karena apa mau dikata? Dirimu telah terbius pesona kuat dari namja jangkung itu kekeke~

"Kau bodoh! Pagi-pagi menolak makanan enak" cibir si namja berkulit seksi, Kai sambil membawa masuk kotak kue kedalam kelas.

"Ya! Kau bisa sakit perut! Kalian juga tidak tahu kan apa yang akan yeoja-yeoja aneh itu masukkan kedalam kue itu? Bisa saja kue itu dicampur obat-obat peransang aneh atau semacamnya" salah satu dari mereka terbahak mendengar ocehan tidak jelas seorang Park Chanyeol.

"Heh! Mana mungkin! Pikiranmu terlalu sempit! Pantas saja kau jarang dapat hadiah dari fansmu" ujarnya lagi lalu membuka kotak itu.

"Benar. Mungkin sebaiknya kau ambil saja kue itu. Ah! Aku lapar! Kai bagi aku sepotong" tambah Chen lalu menghampiri Kai. Mengambil potongan kue coklat betabur choco cips yang membentuk hati. Namja jangkung bermata bulat itu hanya bisa mendecih sinis mendengar perkataan teman-temannya.

"Bahkan sekalinya dapat kau tetap menolaknya. Tindakanmu benar-benar tidak asyik. Padahal aku saja mau menerima jika di kasih hadiah seperti ini.." namja tadi menggantungkan kalimatnya. Matanya memandang kearah Luhan. Senyuman manis menggoda di alihkan pada namja mungil berparas cantik itu. Namun dia tidak merespon. Luhan hanya duduk diam dengan anggun. Sikapnya sangat mencerminkan orang yang berkelas.

"Hitung-hitung untuk sarapan pagi yang gratis. Iya tidak Chen, Kris?" Chen mengangguk sedangkan Kris hanya mendengus tersenyum miring sambil duduk dengan novel ditangannya. Ucapan Kai menggoda Chanyeol kembali. Dasar namja-namja brengsek. Bukan para penguasa sekolah namanya kalau tidak memanfaatkan situasi dan kondisi.

"Lagipula kalau tidak enak kau bisa membuangnya Yeol. Aku juga tidak sudi makan makanan gosong beracun buatan tangan yang tidak enak" kekeh Chen.

"Terserah" acuhnya. Kemudian terdengar kekehan ringan dari si mungil di sampingnya.

"Kau pasti lapar Yeol. Semalam kau tidak menyentuh makanan apapun disana kan?" ucap namja mungil ini. Chanyeol menggeleng. Lalu duduk sambil menaikkan kakinya di atas meja dengan kedua tangan terangkat menyilang dibelakang kepalanya.

"Aku sedang tidak mood makan"

"Wow! Ternyata yeoja itu pintar memasak! Kue ini enak loh!" Kai mulai mendelik kearah Yeol. Mencoba melihat reaksinya. Padahal perut Chanyeol sudah tidak bisa kompromi. Sebenarnya dia lapar. Hanya saja malas makan. Apalagi makanan tidak jelas begitu dari orang lain. Pikirnya perutnya akan sakit atau bahkan muntah saja sekalian jika memakannya.

"Lu, ini enak sekali. Kau mau?" tawarnya sedangkan Chen sudah menghabiskan hampir dua potong dan membaginya pada Kris yang masih diam. Luhan menggeleng.

"Aku tidak mau makan manis-manis dipagi hari"

"Ck! Kau sama saja dengan Chanyeol. Selalu jaga gengsi"

"Bukan begitu. Aku tidak mau merusak gigiku dengan coklat pagi. Itu saja" jelas Luhan dengan sikap yang bisa dibilang namja ini sangat sopan atau auranya memang beda dari orang biasa?

"Ya ya ya. Tuan putri yang cantik. Aku juga tidak mau melihat bekas coklat itu menempel digigi putihmu"

PLAK!

"Sakit Lu..."

"Jaga mulutmu Kkamjong! Berapa kali kubilang jangan panggil aku putri cantik!" namja mungil ini akhirnya mulai ngomel dan memukul Kai cukup keras di lengannya.

"Sadarlah Luhan. Kau memang cantik dan manis" ujar Chen menambahkan

"Aniya Chen! Kris! Aku tampan kan? Katakan kepada dua orang menyebalkan ini kalau aku tampan!" lirih Luhan dengan puppies eyesnya memelas kepada Kris.

Kris tersenyum lalu menggeleng pelan. "Ani Lu. Kau sangat manis. Lebih manis dari seorang yeoja" kekeh Yi Fan.

Kai dan Chen kembali tergelak. Sedangakan Luhan mempoutkan bibirnya kesal.

"Terserah kalian sajalah. Aku bosan sama kalian!" keluhnya kemudian duduk menghadap kedepan dengan gelakkan tawa ketiga teman laknat Luhan yang baru saja menggodanya.

"Kalian berdua benar-benar mirip! Sama saja kelakuannya. Tidak beda jauh dari Chanyeol" papar Kai diikuti tawa Chen dan Kris hanya tersenyum seadanya.

"Kalian semua berisik!" geram Chanyeol yang ternyata nyaris tertidur dengan posisinya tadi.

Kai dan Chen mulai terdiam. Luhan menahan tawa mengejek kedua temannya dan Kris? Kembali berkutat dengan novel yang belum habis dibacanya.

Tidak berapa lama seorang murid melintas dikelas mereka. Tubuh mungilnya yang membawa beberapa buku ditangannya terlihat kesusahan. Namun mata sipitnya masih sempat-sempatnya menoleh kekelas 12-1. Tempat para namja tampan sekolah berada.

BRUK!

Tanpa sengaja namja berbadan pendek itu menabrak seseorang didepannya.

"Ah, maaf aku tidak sengaja.."

"Tidak apa-apa aku yang salah. Sini kubantu" ujar seseorang yang menabraknya tadi.

"Terima kasih Suho-ssi" ucapnya sambil tersenyum. Suho, namja dengan wajah tampan ademnya tersenyum bak malaikat. Lalu mengangguk mengiyakan.

Tiba-tiba sang namja berbadan pendek merona sekilas. Jarang ada yang memperlakukannya dengan baik. Mengingat dirinya hanya 'underdog' disekolah ini. Penampilannya memang biasa. Hanya saja terlihat lebih rapih dan wajahnya juga tidak kalah manis dari namja mungil penguasa sekolah. Seorang Xi Luhan maksudnya.

Matanya perlahan melirik lagi kedalam kelas ketika Suho menginggalkannya. Seketika pandangannya bertemu dengan seseorang yang sudah sepatutnya dia hindari. Sebenarnya dia mencari sosok lain. Seseorang yang memikat hatinya beberapa bulan ini. Tapi arah pandangnya malah salah melihat dan sialnya mata namja manis ini bertemu dengan seseorang yang paling antis untuk dirinya dekati.

Park Chanyeol

Gumaman dalam hatinya serasa menggema dipikirannya. Melihat namja jangkung itu masih dalam posisi tadi. Duduk dengan kaki diatas meja dan tangan di belakang kepalanya. Menatapnya dengan tatapan tajam. Rahangnya mengeras. Ekspresinya cukup datar dan dingin. Dia sangat sinis. Seperti biasanya...

Jangan heran! Park Chanyeol memang tampan. Tinggi. Bertubuh atletis. Kaya. Berkelas dan juga berbakat. Ya.. Berbakat menjadi berandalan. Mengerjai murid-murid sekolahnya. Mengucilkannya. Membully-nya. Bahkan.. Park Chanyeol bisa mematahkan leher siapa saja yang mengganggu jalannya.

Namja manis itu menggeleng beberapa kali. Sesekali bergidik ngeri. Dirinya baru saja bertatapan dengan orang paling ganas disekolah. Kali ini dia meilhat Kris. Namja tampan nan cool yang sedang membaca buku dalam diam di belakang kelas. Sudut bibirnya tertarik. Rona pipinya semakin terlihat. Namja mungil itu tersenyum seraya menyembunyikan wajahnya ditumpukan buku yang dia pegang. Namun kegiatannya harus berhenti saat bel berbunyi. Kakinya segera melangkah meninggalkan kelas pria idamannya. Dan bahkan tanpa ia sadari. Park Chanyeol menampakkan amarah diwajahnya sambil menurunkan kaki dan meninju mejanya perlahan.

Park Chanyeol ingin membunuh seseorang saat ini.

.

.

.

-BaekYeol-

"Aku tadi pagi merasa beruntung bisa melihatnya meski hanya sekilas. Seperti biasa! Dia sangat tampan dan cool! Memandangnya lama-lama memang tidak tahaaan! Ingin rasanya bisa dekat dengannya meski cuma semenit. Ah... Ani! Lima menit! Lima menit boleh deh. Hehe. Lalu blablabla—"

"Baek" potong temannya yang sedari tadi berdiam diri sambil membaca buku mendengar Baekhyun berceloteh mengenai harinya.

"Apa?"

"Mulutmu" ucapnya seraya menepuk-nepuk mulutnya sendiri.

"Waeyo?" heran Baekhyun. Si namja manis tadi tidak sadar dengan yang mulutnya memang terlahir cerewet. Sudah menggangu ketenangan seseorang yang selalu rutin datang keperpus guna membaca buku yang bermanfaat. Tapi Baekhyun dengan mulut lebarnya tidak pernah berhenti berceloteh. Memang namja itu tidak ada masalah. Justru dia sudah tahu betul bagaimana sifat Baekhyun dari kecil. Namun saat ini namja disebelah Baekhyun butuh ketenangan untuk sekedar membaca buku yang baru saja sepuluh menit yang lalu dia ambil. Dan Baekhyun mulai merusak harinya dengan square lips yang bahkan tidak tahu apakah ada remnya atau tidak hanya untuk memilah kalimat panjang kali lebarnya.

"Diamlah. Kita sedang di perpus. Kau tahu peraturannya kan?" bisik si-namja berkacamata tebal dengan lembut. Baekhyun mengangguk pelan. Lalu membekap mulutnya sendiri sambil terkekeh. Sikacamata balas tersenyum. Satu tangannya terulur mengelus pelan rambut namja yang badannya lebih pendek darinya.

"Bagus" ucapnya lagi. Kemudian si kacamata tebal berbalik. Melangkahkan kakinya menuju rak buku yang dia cari. Baekhyun mulai mengekorinya sambil melangkah kecil dengan manis~

"Tapi kau tau sesuatu, Hun?" Baekhyun mulai membuka percakapan lagi.

"Hem?" namja berkulit pucat ini hanya bergumam tanpa menoleh ke-Baekhyun sambil mengambil beberapa buku baru dan di bacanya.

"Tadi... Chanyeol sempat menatapku.." lirihnya pelan.

Si namja berkacamata tebal menoleh. "Park Chanyeol?"

Baekhyun mengangguk. "Tatapannya sangat tajam. Aku takut di incarnya hari ini.."

"Hey. Jangan bicara begitu. Tidak baik Baek" bisiknya memperhatikan keadaan sekitar.

"Tapi Chanyeol tidak sekali dua kali mengincarku. Firasatku mengatakan.. Hari ini aku bakal dapat jatah" Baekhyun mulai bersandar pada rak dibelakang lalu mempout-kan bibirnya.

"Berhentilah berpikir tidak masuk akal. Jangan pakai firasat. Kalau dipikirkan nanti malah terjadi Baek" Si kacamata, Oh Sehun mulai menutup bukunya dan membetulkan letak kacamatanya. Memandang Baekhyun gusar.

Baekhyun menghela nafas berat. Lalu mengangguk perlahan. "Kau benar Hun. Aku tidak seharusnya berpikiran tidak benar. Kurasa aku sedang bingung hari ini karena cuma bisa melihat Kris sekali hehe"

Sehun memutar kedua bola matanya malas. "Kris lagi..." desahnya, kemudian Baekhyun terkikik dan mulai bercerita panjang kali lebar kembali.

.

.

.

BRAK! BRUK! TRANGG!

Suasana waktu istirahat sekolah menjadi mencekam dan riuh sejam yang lalu. Terlihat gerumulan yeoja dan namja yang penasaran dengan suara ribut yang berasal dari lorong lantai 3 ini. Beberapa dari mereka hanya bisa bungkam denngan pandangan berbeda-beda. Memperhatikan pemandangan di depan mereka. Ketakutan tentunya. Tidak ada yang berani ikut campur atau bahkan sekedar menenangkan. Melihat salah satu dari namja tampan sekolah mulai terlihat asyik dengan incarannya.

"Mau kemana kau hahh? Lari keujung dunia bahkan akan kuhabisi kau!" umpat namja yang bertitle paling sadis dari pada keempat temannya.

"Yeol! Sudah!" Kai menahan lengan Chanyeol yang tidak bertahan lama karena langsung di hempaskan dengan kasar.

Baekhyun dan Sehun yang baru saja naik kelantai atas begitu terkejut melihat pemandangan didepannya. Chanyeol sudah mendapat incarannya hari ini dan itu bukan Baekhyun. Dia merasa sedikit lega. Namun kasian juga. Pasalnya Chanyeol terlihat menyeramkan saat ini. Dirinya dan Sehun yang masih penasaran tetap disana. Heran melihat apa yang baru saja terjadi. Bahkan Baekhyun sempat bertanya penasaran kepada yeoja di sampingnya kenapa Chanyeol mengamuk. Setelah tahu Baekhyun hanya bisa mengangguk-angguk ayam.

BUK!

Satu tendangan mengenai perut salah seorang siswa yang sedari tadi berusaha lari. Tubuhnya sudah sangat lemas dan gemetaran. Namja itu merangkak perlahan-lahan berusaha menjauh dari Chanyeol. Airmatanya berlinang. Badannya juga sakit akibat tendangan Chanyeol tadi. Dan lokasi tempat namja itu di-bully sudah tidak bisa di bilang tempat. Sampah tergeletak di sana-sini. Beberapa pot-pot bunga yang menjadi hiasan depan kelas telah hancur. Chanyeol sedang mengamuk parah.

"Maaf sunbae... Aku tidak sengaja" lirihnya berusaha menarik rasa simpati Chanyeol agar namja itu berhenti menyiksanya.

"Tidak sengaja katamu?! Jasku kotor gara-gara es krimmu bodoh! Kau harus tanggung jawab!" umpat Chanyeol geram.

Ya. Adik kelasnya ini baru saja tidak sengaja tersandung saat berjalan dan es krim yang dibawanya mengenai jas sekolah Chanyeol yang sedang melintas bersama temannya.

"Ampun sunbae..." ringisnya meminta maaf sambil memegang perutnya.

"Chanyeol sudahlah. Dia tidak sengaja.." cegah Kai memegang tangan Chanyeol yang hendak memukul namja itu lagi.

"Berisik kau Kai! Kau mau bernasib seperti temannya yang tadi huh?! Kau mau mati?!" teriak Chanyeol kalap didepan Kai. Kai hanya diam. Teman adik kelas yang tadi berulah hingga membuat Chanyeol marah sudah dilarikan ke-UKS. Karena ketika Chanyeol menendang pot bunga serpihan keramiknya mengenai pelipisnya. Belum lagi tubuhnya penuh memar. Sama halnya seperti yang didepannya saat ini. Hanya saja disiksanya belakangan. Padahal teman adik kelasnya tadi sama sekali tidak bersalah. Chanyeol hanya sedang kesal dan butuh pelampiasan. Tuan Park saat ini bagaikan binatang buas tidak tahu aturan.

Kris yang baru datang segera menarik si adik kelas menjauh masih dengan ekspresi dingin. Sedangkan Chen juga ikut menghentikan Chanyeol menahan Tuan Park yang masih ingin menghabisi adik kelasnya. Ini cuma masalah menumpahkan es krim. Kenapa Chanyeol menjadi sangat sensi? Chanyeol memang terkenal ganas. Meski begitu siswi-siswi itu tetap menjadi fans Chanyeol dan tentunya fans yang nekat karena menyukai Chanyeol yang suka membully orang.

"Chanyeol! Hentikan!"

Satu teriakan membuat Chanyeol menoleh. Tapi tidak dihiraukannya dan kembali menendang kaki adik kelasnya yang telah tersungkur di lantai cukup keras. Seketika tubuh mungil memeluknya dengan erat dari belakang. Tangan Chanyeol yang terkepal diudara berhenti. Tubuhnya sedikit meronta dan tangannya minta di lepaskan oleh Luhan, si namja berwajah cantik.

"LEPAS!"

"TIDAK!" teriak Luhan tetap memeluk Chanyeol.

"Sekarang!" sahutnya lagi dan beberapa siswa yang sedang lewat langsung mengangguk paham dan membopong incaran Chanyeol pergi menjauh dari amukan malaikat pembunuh ini.

"LUHAN! KAU?! BERANINYA KAU MEMBUAT DIA PER—"

"Sudah... Kumohon jangan berbuat begini.." ucap Luhan seraya membalikkan tubuh Chanyeol menghadapnya. Dengan gerakan cepat Luhan memeluk Chanyeol dengan erat sampai mata Luhan terpejam. Kemudian namja cantik ini mengelus pelan kepala Chanyeol meski dia bersusah payah harus berjinjit.

Baekhyun dan Sehun yang melihat itu sempat melongo. Ini memang bukan kejadian biasa Luhan bersikap lembut dengan teman-temannya baik sahabatnya maupun murid lain. Bahkan mencegah Chanyeol sekalipun yang sedang kalap. Tapi entah kenapa Baekhyun merasa tidak senang melihat Luhan dengan mudahnya mampu membuat Chanyeol menjadi diam. Meski dia tidak patut menerka yang tidak-tidak. Berperasaan tidak suka dan sebagainya. Tentu saja. Memang hanya Luhan yang bisa menenangkan Chanyeol. Baekhyun juga bingung apa hubungan yang dimiliki si cantik dengan si tiang listrik pembantai ini? Apakah mereka sepasang kekasih?

Baekhyun menggelengkan kepalanya beberapa kali. Sebagian dari murid-murid sudah pergi perlahan-lahan.

"Sehun. Ayo kita pergi. Dari pada kita yang kena habis ini" ucap Baekhyun hendak berbalik. Namun Sehun tetap diam. Memandang lurus kepada dua orang yang masih saling berpelukan hangat itu.

Alis Baekhyun mengkerut melihat pandangan Sehun sangat sayu dibalik kacamata tebalnya. Ada apa dengan Sehun? Kenapa Baekhyun merasa kalau Sehun seperti.. terluka? Atau bahkan.. cemburu? Ah, tapi mana mungkin! Sahabat masa kecilnya ini tidak mungikn cemburu. Dia mengira Sehun masih waras dengan pikirannya. Sehun juga tahu diri kalau Luhan namja manis yang high class. Tidak akan Luhan tertarik pada dirinya sekalipun Sehun, si geeks (kutu buku) adalah namja terakhir didunia.

"Hem, ayo Baek" kata Sehun rendah. Kemudian meninggalkan para penguasa sekolah yang sedang diceramahi guru yang baru datang. Bel tanda istirahat berbunyi. Semua murid benar-benar bubar. Tapi satu hal lagi yang tidak Baekhyun ketahui. Chanyeol untuk kesekian kalinya memandang namja berbadan pendek itu dengan geram.

"Chanyeol. Ayo pergi" ajak Luhan dan Chanyeol menurut.

.

.

.

"Aku pulang" sahut Byun Baekhyun dengan ceria.

"Baekkie-yaaa!" seorang wanita cantik langsung berhambur kearah Baekhyun begitu melihat satu-satunya putra kesayangannya telah datang.

"Eomma! Hari ini kenapa buka lebih cepat? Padahal belum waktunya" ucap Baekhyun memperhatikan ruangan megah disekitarnya.

"Iya baby. Eomma ingin bersih-bersih lebih cepat. Kali ini eomma minta bantuanmu lagi yah sayang" senyum ibu Baekhyun semangat seraya mengelus lembut kepala Baekhyun. Baekhyun mengangguk. Lalu berjalan kesebuah ruangan yang tertulis 'khusus pegawai'.

"Ya! Byun Baekhyun!" sahut seorang namja memakai kemeja putih dengan rompi hitam dan dasi kupu-kupu hitam mengalung dilehernya.

"Hyung" sapa Baekhyun tanpa melihat seseorang disebelahnya.

"Kau datang juga hari ini? Sebenarnya sudah kuduga sih. Melihat kita buka lebih cepat dari biasanya"

Baekhyun mengangguk lagi. Melepas blazer sekolahannya dan memakai rompi hitam yang sama dengan si namja yang memiliki tindikan ditelinga kirinya. Kemudian mengalungkan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Tidak lupa namja mungil ini berkaca sambil merapihkan poninya yang sedikit berantakan akibat berlari ketempat ini.

"Aku tampan" ucap Byun Baekhyun membanggakan diri.

Sepersekian detik kemudian. Terdengar gelak tawa yang heboh dibelakangnya. Baekhyun mengerutkan kedua alisnya dan menoleh. Seseorang yang dianggapnya 'hyung' telah mentertawakannya. Sampai-sampai airmatanya keluar. Padahal hyung-nya itu biasa diam dan kalem. Tidak pernah tertawa heboh seperti itu.

"Yak! Kau kenapa hyung?!"

"Berhentilah membunuhku Byun Baeby!" gelaknya dan Baekhyun kembali mendengus.

"Jangan panggil aku begitu!"

"Tapi memang kenyataankan?"

"HYUNG!"

"Kau bilang apa? Kau tampan tadi? Hahaha kau pasti bercanda Baek! Dan harus kuakui itu sangat lucu hahaha!" Baekhyun melongo tidak percaya.

"Hyung! Tertawa karena itu?! Aku memang tampan hyung! Eomma!" Baekhyun mulai merengek manja dengan nada tinggi.

"Ada apa sih kalian ribut sekali dibelakang?" tiba-tiba ibu Baekhyun masuk kedalam ruangan Baekhyun berada. Ibunya juga terheran melihat Baekhyun yang cemberut dan pegawai kesayangannya itu tertawa terbahak-bahak.

"Lay? Kenapa kau tertawa heboh begitu?" tanya ibu Baekhyun kepada seorang namja berdimple yang biasa dipanggil, Lay.

"Ah, tidak mam. Hanya saja Baeby.." ujarnya sembari menunjuk Baekhyun sambil memegang perutnya menahan tawa.

"Baekkie kenapa?" ibu Baekhyun langsung menoleh kepada anaknya.

"Dia bilang dia tampan.." ucap Lay lalu dia terkekeh pelan lagi dan membalikkan tubuhnya. Membelakangi Baekhyun yang marahnya sudah diubun-ubun.

"Omo baby! Kamu bilang kamu tampan?" ibu Baekhyun terkejut lalu memegang pipi Baekhyun dengan kedua tangannya. Baehyun sempat terdiam. Lalu mengangguk memajukan bibirnya.

"Baby kau adalah hal termanis yang pernah eomma miliki. Sungguh! Bukannya mengejek. Tapi kau memang manis anakku. Tampan mungkin bukan kata yang tepat. Lebih tepatnya namja cantik Byun Baekhyun" jelas nona Byun.

Tidak dapat pembelaan dari sang ibu Baekhyun langsung keluar dari ruang khusus pegawai dengan raut gondok super kesal. Ibunya memang sama saja dengan Lay hyung! Mereka selalu mengatainya manis dan imut atau bahkan cantik?! Baekhyun tidak percaya dengan ibunya. Apa ibunya telah salah melahirkan Baekhyun dengan kelamin lelaki? Atau seharusnya Baekhyun err... berganti jenis kelamin agar lebih maklum?

Mau tidak mau Baekhyun hanya bisa menelan bulat-bulat amarahnya. Baekhyun.. itu memang kenyataan baby~

Dengan perasaan kesal Baekhyun langsung berdiri didepan meja sambil membersihkan gelas-gelas kecil seukuran kelingking orang dewasa. Lalu menatanya dengan rapih tanpa mempedulikan ibunya yang terus meminta maaf disampingnya. Juga Lay yang menahan tawanya dan terlihat konyol dimata Baekhyun saat ini.

Tanpa ambil pusing lagi Baekhyun menghiraukan mereka semua. Seorang wanita seusia ibunya duduk dimeja depan Baekhyun. Lalu memesan sesuatu dan Baekhyun mengangguk. Dengan cepat Baekhyun memberikan pesanan kepada sang pengunjung. Kemudian melakukan tugasnya dengan baik malam itu. Memberikan pengunjung lainnya apa yang mereka mau dibalik meja bar tempat Baekhyun biasa bekerja.

Meanwhile~

"Kenapa kita mesti kedaerah sini? Tempat itu tidak begitu terkenal!" pemilik suara bariton mulai gusar sendiri ditempat duduknya dekat sang pengemudi mobil.

"Diamlah Tuan Penggerutu! Atau lebih baik kau turun saja disini atau tidak kesana sama sekali hah?" seorang namja yang sedang mengemudi mulai membanting stir mobilnya kekiri tanpa memandang wajah menyebalkan temannya.

Chanyeol, si namja penggerutu mendecih kesal sambil melempar pandangan keluar. "Aku yakin kau akan suka Yeol!" papar Kai yang masih mengendarai mobilnya dibatas aman.

"Hitung-hitung kita coba cari suasana baru ya tidak Kris?" Chen yang duduk dijok belakang menoleh pada Kris disebelahnya. Namja itu terlihat sibuk mengetik pesan pada seseorang. Kris tidak menjawab. Dia hanya melirik Chanyeol yang terlihat dari spion kanan mobil Kai sambil sesekali menyinggungkan senyum mengejek.

"Terserah. Aku tidak peduli" ucapnya datar.

"Sayang Baby Lulu tidak bisa ikut"

"Benar!" sahut Chen lalu memamjukan badannya ke tempat duduk Kai dan Chanyeol.

"Tapi kalau dia ikut kalian semua pasti tidak akan bisa kesana kan?" Kris mulai mengingatkan dan tubuh semua yang ada dimobil serentak menegang.

"Emh... Ya... Itu lebih baik" kata Kai akhirnya.

"Mungkin Luhan memang tidak seharusnya ikut. Dia bisa marah besar jika kita kesini. Apalagi membawa Chanyeol" tambah pemuda berkulit seksi itu lalu mengarahkan pandangannya pada Chanyeol. Chen mengangguk diikuti Kris yang masih sibuk mengetik. Sedangkan Chanyeol masih mengumpat-umpat kecil. Kenapa mereka tidak pergi ketempat biasa mereka bersenang-senang? Justru mencari suasana baru benar-benar bukan style-nya seorang Park Chanyeol.

.

.

.

"Yeayyy! Akhirnya kita disini jugaa!" sahut Chen tanpa bisa terdengar jelas karena dentuman musik yang mengalun cukup keras hingga menggema hebat diseluruh ruangan besar tersebut.

"Chen ayo kita kesana" tunjuk Kai yang langsung menarik lengan Chen menuruni anak tangga menuju kebawah lantai dansa.

Chen menurut saja. Lagipula dirinya sudah gatal ingin berdansa liar bersama para gadis-gadis cantik yang menari dengan gerakan cukup erotis. Tanpa terlihat oleh kedua temannya lagi mereka sudah berbaur dengan kedua yeoja yang menggoda mereka sejak mereka menapaki lantai itu. Kai mulai berdansa dengan yeoja malam yang membelakangi tubuhnya sambil terus menari seksi. Sedangkan Kim Jongdae alias, Chen sudah mencumbu leher yeoja lainnya. Tubuhnya meliuk-liuk seiring dengan nada lagu beat yang terdengar semakin keras.

"Yeol. Aku keluar sebentar" ucap Kris datar hendak berbalik sebelum akhirnya Chanyeol menahannya.

"Kemana? Siapa yang sedang kau telpon? Kau mengadukan kita pada Luhan?" Chanyeol menatap Kris tajam. Kris hanya menggeleng dengan wajah dingin super cool-nya.

"Bukan. Ini Tao, bodoh. Sudah sana bersenang-senanglah!" papar Kris yang langsung melepaskan lengannya yang sejak tadi dicengkram Chanyeol.

Pemuda jangkung itu hanya bercedih memalingkan wajah. Dirinya terlihat bosan dengan suasana tempat baru yang tengah teman-temannya nikmati saat ini. Park Chanyeol memang suka pergi ke klub malam. Bahkan itu rutinitasnya setiap malam. Jika seorang Xi Luhan, namja manis yang merupakan teman mereka tidak melarang dengan tegas perbuatan kurang terpuji teman se-kelompok-nya.

Lagipula hey! Mereka masih duduk dikursi sekolah menengah. Meskipun mereka namja yang memiliki uang banyak bukan begini kan caranya mereka bertingkah? Tapi apa daya? Park Chanyeol memang tidak suka diatur dan mengikuti peraturan. Berandalan kelas kakap SM high school tidak ada yang berani mengomentari perilaku dan sikapnya.

Chanyeol mulai duduk dikursi tinggi dekat bar. Memesan satu minuman yang bisa menghilangkan rasa penat dikepalanya sejak masuk kesini. Salah siapa terlalu kesal untuk mencoba menikmati suasana baru? Dasar Park Chanyeol penggerutu.

Tidak berapa lama bartender itu mulai meracik berbagai cairan berwarna aneh kedalam minuman Chanyeol dengan lihai. Lalu tersenyum memberikan pesanan kepadanya. Chanyeol tidak balas tersenyum. Hanya mengangkat gelasnya sebagai tanda terima kasihnya pada sang bartender.

"Kau orang baru? Aku tidak pernah melihatmu disini" tanya sang bartender membuka percakapan.

Chanyeol tersenyum miring. "Tentu"

"Bisa kulihat sepertinya kau masih sekolah. Benarkah begitu?" pemuda yang memiliki tindik ditelinga kirinya bertanya lagi.

Chanyeol tersentak mendengarnya. Padahal penampilannya sudah sangat keren bak orang dewasa dengan jaket kulit dan kaus hitam yang terlihat casual. Baru kali ini ada yang mengenalinya sebagai murid dari sekolah menengah. Apa orang didepannya ini paranormal?

"Kau mengira aku begitu?" tanya Chanyeol mengangkat sebelah alisnya.

Bartender itu mengangguk. "Ya. Tentu saja. Kau tidak beda jauh dengan dongsaengku. Hanya saja wajahnya lebih manis seperti yeoja hehe" kekehnya pelan. Chanyeol hanya balas tersenyum miring. Jarang-jarang ada yang mengajaknya bicara seperti ini karena sikap Chanyeol yang terkesan dingin dan memiliki aura menyeramkan.

"Baeby! Bawakan botol yang lain!" teriak bartender itu kearah pintu pegawai.

"Tunggu sebentar hyung... Aku tidak ku...at!" keluhnya dengan satu kotak kayu besar dihadapannya. Tubuh kecilnya terhalang namun wajah kesusahannya masih terlihat jelas oleh bartender yang mulai mendekatinya. Dia tidak kuat membawa kotak kayu berisi botol-botol bir tersebut. Akhirnya dirinya berhenti tepat didepan pintu pegawai itu.

"Kenapa tidak bisa bilang hyung kalau kau tidak bisa membawanya?! Kau kan punya mulut bawelmu itu untuk minta tolong. Dasar tubuh mungil!" sang bartender bername tag Lay menggoda namja itu dan gantian membawa kotak kayu didepannya.

"Yak hyung aku tidak mungil!"

"Sssssstt jangan berteriak!" ucapnya memperingatkan padahal hanya sekedar menghentikan sahutan keras seorang Byun Baekhyun disana.

Chanyeol yang sedari tadi mendengar percakapan mereka mulai merasa risih. Dipikirannya kenapa suara namja itu cempreng sekali? Belum lagi suaranya yang cukup keras bahkan hampir mengalahkan suara musik disini.

PRANG!

Suara pecahan benda kaca mulai menarik perhatian Park Chanyeol untuk menoleh kearah sumber suara. Bartender itu memperhatikannya dengan raut penuh tanya dan tidak percaya. Lalu kepalanya menoleh lagi kepada dongsaengnya. Namja bertubuh mungil itu sedang bersembunyi dengan berjongkok membelakangi Chanyeol yang hanya bisa melihat badannya saja.

'Sial itu benar dia! Mau apa dia diklub sekecil ini? Bukannya dia selalu berada diklub besar yang mahal dan mewah? Tapi kenapa dia disini aishhhh... Tempat ini kan jarang dia kunjungi siaaaal!' umpat Baekhyun dalam hati sambil menyembunyikan kepalanya dengan tangan meski mustahil.

"Ada apa?" suara bariton itu membuat sekujur tubuh Baekhyun merinding. Pasalnya saat ini yang ada dimeja bar hanya pemuda jangkung itu seorang dan ekspresi Lay masih terlihat sangat mencurigakan. Sehingga Chanyeol merasa dirinya memang sedang menjadi bahan tatapan aneh Lay.

"Kau kenapa menatapku begitu?" tanya Chanyeol penasaran. Kepalanya sedikit dijulurkan kedepan. Entah ada niat apa dia ingin sekali melihat wajah namja yang sedang duduk meringkuk dibawah sana.

"Ah... Itu..." Lay berpaling pada Baekhyun yang memberikan tatapan super cemas.

"Kenapa? Apa ada masalah denganku?" Oh Park Chanyeol kenapa kau malah bertanya begitu? Bukankah kau memang selalu membuat masalah?

"Ah... Tidak apa-ap—"

"Kenapa dia?" potongnya cepat. Lay hanya diam.

Baekhyun masih menggeleng pada Lay dibawah sana. Kepalanya memang tidak terlihat jadi Chanyeol tidak bisa mengenalinya. Tapi mungkin saja jika rasa penasaran Chanyeol tidak bisa dibendung namja itu bisa dengan mudah menyeretnya keluar. Akhirnya Chanyeol hanya diam ditempat duduknya. Dirinya merasa mengenali wujud berbadan kecil itu. Namun dengan cepat namja mungil itu yang tadinya duduk langsung berdiri dan berbalik.

"Baby! Omo apa ada yang terjatuh?" sahut Ibu Baekhyun yang datang menghampiri dari dalam ruang pegawai tadi.

Matilah aku, batin Baekhyun.

"Ini mam. Baeby menjatuhkan satu botol wine" Lay mulai menjelaskan. Sedangkan Chanyeol masih diam ditempat.

"Bisa aku minta tambah?" tanya Chanyeol yang mulai mengangkat gelasnya.

DEG!

"Omo! Baby! Kau ini sudah eomma bilang kalau kau tidak kuat jangan bawa-bawa itu! Lay cepat bersihkan pecahan botol ini dan Baby kau gantikan Lay dulu untuk sementara! Sudah sana cepat layani pemuda itu" omel sang pemiliki bar lalu pergi meninggalkan kekacauan yang anaknya sendiri perbuat.

Baekhyun merasa gemetaran. Mau tidak mau dia harus berbalik dan memenuhi permintaan Chanyeol. Dirinya sudah merasa skak mat. Baekhyun akan mati hari ini. Kaki mungilnya mulai melangkah keluar sebelum akhirnya dia menarik suatu benda untuk menutupi wajahnya. Namun...

"Kau..."

.

.

.

.

TBC

I need your review chingudeul. I'm new in here. Nice to meet you! ^^