Tiltle : Remember Me?
Author : cindyjung
Pairing : YunJae (Yunho X Jaejoong)
Rate : T bit M
Diclaemer : Semua tokoh yang ada disini adalah hasil fiksi belaka, saya Cuma pinjam nama saja, jadi mohon jangan tersinggung ne? ^^
WARNING! YAOI, TYPO BERTEBARAN, ANGST DETECTED, COMPILICATED, OOC, BBB (BANYAK BASA BASI)
.
.
.
Chapter ini khusus Flashback! Present Day akan diberi keterangan.
.
Mulutku terbuka dan tertawa
Mengingat kau selalu ada disisiku saat ini
Namun mataku terpejam dan menangis
Mengingat setiap manusia diciptakan, untuk saling melupakan
Kau juga... ya kan?
.
.RememberMe?.
Flashback
BUGGGHHHH!
Sebuah pukulan telak dijatuhkan pada seorang namja tinggi semampai dihadapannya. Keramaian yang tadinya terisi karena kegembiraan para wanita penggoda dan lelaki hidung belang disana berganti menjadi keramaian karena kejadian pemukulan tersebut.
"Aku tau saat ada orang yang mengatakan hanya ada dua jenis pria didunia ini. Dan aku tau sekarang bahwa kau bukan seperti yang aku pikirkan. Ya, aku adalah GAY. Dan yah kau adalah jenis kedua, manusia BRENGSEK!" pekik seorang yang baru saja memukul namja tersebut hingga terhempas ke lantai
Ya, itu adalah Kim Jaejoong. Kim Jaejoong yang merasa kecewa pada pria yang selama beberapa bulan ini menjadi kekasihnya. Shim Changmin.
Nafas Jaejoong tidak beraturan kini. Matanya memerah dan menunjukkan urat-urat kemarahan disana. Wajahnya yang biasanya seputih salju kini menjadi merah padam. Dan mataya. Mata yang biasanya menampakkan binar yang indah setiap harinya itu, perlahan menjadi padam dan tertutupi dengan butir cairan air mata.
Jaejoong menatapi Changmin dihadapannya. Ada sedikit rasa bersalah dan rasa menyesal disana. tapi tidak memungkiri perasaan kecewa yang sangat amat menyayat hatinya. Sejujurnya, Jaejoong tidak begitu keberatan apabila Changmin hendak pergi ke club dan mencari wanita. Sungguh tidak keberatan. Karena sebagai seorang pria, tentu saja mereka membutuhkan sentuhan 'khas' wanita.
Hanya saja, alasan Changminlah yang membuat Jaejoong merasa hancur. Alasan ke'tabu'an hubungan mereka dan keraguan Changminlah, yang membuat Jaejoong tidak dapat memaafkan Changmin apabila ia bersama wanita. Sekali, dua kali, dapat Jaejoong maafkan, karena pasti Changmin bingung dengan segala keputusannya. Tapi berkali-kali? Apakah Changmin seragu itu?
Jika saja Changmin tidak meragukan hubungan mereka, Jaejoong tidak akan secemburu ini. Tidak akan sekecewa ini. Karena sekalipun mereka bukanlah pasangan yang wajar, bukan pasangan yang mungkin dapat diterima oleh semua orang di negara ini, Jaejoong sangat tulus mencintai Changmin.
Tapi semua keraguan Changminlah... yang membuat Jaejoong perlahan mundur.
Dan kini,
Memilih pergi.
.
Changmin hanya dapat terduduk lemas tanpa menyadari kemarahan yang tengah dirasakan oleh namja dihadapannya. Yah, pengaruh alkohol masih sangat kental terasa dalam tubuhnya. Hawa hangat dalam tubuhnya pun belum juga turun dan menyebabkan kepalanya terasa sangat berat.
Ia gelengkan kepalanya perlahan dan mulai mengembalikan pandangannya yang kabur. Dilihatnya sdikit punggung seorang yang amat dikenalnya perlahan menghilang.
Kim Jaejoong?
Matanya membelalak lebar ketika mendapati sosok itu adalah sosok yang sangat dikenalinya. Perlahan dibangkitkannya tubuh Changmin dan berusaha mengejar sosok Jaejoong tersebut dengan sedikit bersusah payah karena pengaruh alkohol yang masih sangat kental.
"Kim.. Jae..joong?" panggilnya perlahan dan sedikit tertatih
Jantungnya berdegup kencang.
Mungkin ini bukanlah pertama kalinya Jaejoong menghampirinya di club dan memergokinya tengah bersama wanita. Hanya saja, ini adalah pertama kalinya Jaejoong datang dan kemudan pergi meninggalkannya di club tanpa berusaha membawanya pulang dan menidurkannya seperti biasa.
Sebuah pertanyaan besarpun muncul dalam kepalanya.
"Apa kau sudah menyerah, Kim Jaejoong?"
Perlahan langkah Changmin mulai semakin cepat dan mencari sosok yang ada dipikirannya kini.
"Kim Jaejoong!" panggil Changmin
Jaejoong yang berada sedikit jauh dihadapannya terus menjalankan kakinya bahkan walau ia mengetahui Changmin tengah memanggil namanya dan mencoba mengejarnya yang sudah menyebrangi jalan raya. Jaejoong mendesah dengan sangat berat berusaha untuk tidak menjatuhkan cairan di pelupuk matanya.
DRRRRRRDDD
Sebuah getaran pada ponsel Jaejoong yang membuat Jaejoong sedikit mengalihkan pikirannya. Namun sebuah nama pada ponsel tersebut malah membuat Jaejoong kembali menarik nafasnya. Yah, itu adalah nama Changmin yang mencoba menghubunginya lewat telepon.
Jaejoong pun terhenti dari langkahnya. Jaejoong lelah. Sangat lelah hingga akhirnya seakan ingin memberontak dan memberitahu Changmin bagaimana perasaannya saat ini.
DUGH
Seorang menyenggol Jaejoong dan membuatnya terjatuh dan terkulai lemas. Seakan semua pertahanannya sungguh runtuh saat itu juga. Kim jaejoong. apakah kau selemah ini?
Changmin yang melihat langkah Jaejoong terhenti mulai mempercepat langkahnya dan mencoba menyebrangi jalan. Terlihat arus mobil yang begitu cepat dan membuat Changmin sedikit terhambat, namun langkah Changmin yang tergesa membuatnya terus menyebrangi jalan tersebut tanpa memperdulikan mobil yang merutuki dirinya.
"KIM JAEJOONGG" pekik Changmin ketika berlari menuju Jaejoong dan terhentak perlahan hingga terjatuh ketika melihat apa yang ada dihadapannya kini
Namja itu, Kim Jaejoong, tengah mencium pria lain dihadapannya.
DEG
Jantung Changmin menghentak keras. Rasanya sangat sakit hingga dadanya berdenyut-denyut dan menghentak. Sedikit ia rasakan sesak sesaat hingga akhirnya dapat mengatur kembali nafasnya. Changmin mencoba menggelengkan kepalanya, berharap bahwa itu hanyalah halusinasi dari pengaruh alkohol.
Tapi tidak.
Itu sungguh nyata.
Dan semua kesakitan itu nyata.
"Inikah yang kau rasakan, Jae?"
.
Namja yang tengah dicium Jaejoong itupun kemudian melepaskan ciumannya dengan paksa ketika sebuah suara familiar tampak memanggil namanya dengan keras
"Jung Yunho!" pekik suara tersebut
Yunho terbelalak kaget ketika mendengar suara Tifanny yang meneriakinya dan melangkah menjauhinya yang masih berlutut dihadapan namja yang tengah tertunduk lemah dihadapannya. Segala masalah dalam kepalanya perlahan seakan mengetuk untuk dikeluarkan dan menyebabkan denyutan berat di pelipis kepalanya. Diambilnya ponsel yang tak jauh dari sampingnya dan kemudian meninggalkan namja yang baru saja menciumnya tersebut.
"Fanny ah!" pekiknya keras sambil mengejar yeoja yang baru saja meneriaki nama yeoja tersebut
Sementara Jaejoong hanya terdiam dan memikirkan akibat dari apa yang baru saja ia lakukan, hingga sebuah bayangan kini telah menutupi sebagian cahaya yang menerangi wajahnya. Jaejoong menegadahkan kepalanya sedikit keatas dan menatapi wajah seorang yang tampak dingin kini.
.RememberMe?.
Jung Yunho mengendarai mobilnya dengan cepat. Terasa ketegangan dalam tubuhnya yang membuatnya menatap tajam kedepan. Sedikit pikirannya teralih dari menyetir kepada kata-kata yang baru saja ia dengar dari seorang yang paling ia puja saat ini.
"Aku mencintai, Park Yoochun"
"AAHH!" teriak Yunho keras sambil menghentikan mobilnya dengan mendadak dan membuat mobil-mobil dibelakangnya membunyikan klakson untuk membuatnya kembali melajukan mobilnya
"Ternyata benar..." kata Yunho sambil menaikan ujung bibirnya sedikit
"...aku memang bodoh" lanjutnya sambil menatap hampa jalan dihdapannya dan menghiraukan bunyi klakson mobil di belakangnya
"YAKK! BRENGSEK KAU MENGHALANGI JALAN! KAU MABUK ATAU BODOH!?" pekik seorang pengendara mobil yang sudah kesal karena tingkah Yunho
Sedikit Yunho menegak saliva dan membuka pintu mobilnya. Tampak amarahnya tengah ada diujung kepalanya kini dan membuat Yunho tidak dapat berpikir panjang dan mulai mencari jalan keluar mengikuti emosinya.
Diketuknya kaca dari orang yang baru saja merutukinya dan membuat orang tersebut keluar dari mobilnya.
"Kenapa kau?" tanya orang tersebut dan
BUGHHH
Sebuah pukulan mendarat di pipi namja yang baru saja merutuki Yunho tersebut. Sontak para pengendara yang lain turut keluar dan berusaha menghentikan tingkah Yunho yang sesungguhnya sudah sangat diluar batas kewajaran. Beberapa orang membantu pengendara mobil yang baru saja dipukuli Yunho tersebut untuk berdiri
"Apa kau gila?!" kata pengendara yang pipinya baru saja dipukuli oleh Yunho tersebut
"Jangan menyebutku bodoh kau brengsek!" pekik Yunho sambil mengcungkan tangannya di wajah namja tersebut
Seorang dari salah satu pengemudi tersebut kemudian mengambil tangan Yunho dan membuat tangannya kebelakang. Diambilnya borgol dari sakunya dan diborgolkannya tangan Yunho.
"Tindakanmu ini sudah keterlaluan, Pak. Mari ikut saya ke kantor"
.
Yunho terdiam. Ia menatapi ruang kurung kantor polisi dihadapannya dengan pasrah . pikirannya kembali melayang kepada kejadian yang baru saja ia alami. Bagaimana bisa? Seorang, ah tidak bahkan dua orang yang sangat ia percayai ternyata malah mengkhianatinya seperti ini. Apakah semua pengorbanan yang Yunho lakukan untuk mereka hanya menjadi sebuah kenangan belaka?
Jika semua tindakan Yunho hanya untuk menjadi kenangan, untuk apa dari awal mereka dipersatukan secara berbeda? Mengapa Fanny harus menjadi kekasih Yunho dan kenapa bukannya Yoochun?
Kenapa?
"Haah..." desah Yunho panjang sambil menyandarkan kepalanya pada dinding dibelakangnya dan menegadahkannya ke atas
Diambilnya ponselnya disakunya berusaha mencoba menghubungi orang yang dikenalnya. Ditekannya tombol on pada ponsel tersebut dan membuat layarnya menyala.
DEG
Dilihatnya layar ponsel tersebut yang berbeda dengan miliknya. Wallpaper ponselnya menunjukkan wajah yang asing untuknya. Wajah yang tirus dengan mata bulat, hidung yang mancung, dan bibir yang ranum dan merekah seperti peach tersebut langsung menyapa mata Yunho kini.
"Akhhh.." rutuk Yunho singkat
Ponselnya pasti tertukar ketika bertabrakkan dengan namja yang baru saja menciumnya dijalan tersebut.
DEG
Kembali jantungnya berdegup dengan kencang ketika mengingat kejadian aneh yang baru saja dialaminya. Kejadian aneh yang ketika Yunho mengalaminya, ia merasa cukup berdebar dan juga sedih.
Flashback
DUGH
Yunho tidak sengaja menyenggol pundak namja disampingnya ketika ia sedang terburu untuk bertemu dengan Fanny. Yunho terkaget ketika namja yang disenggolnya kemudian terjatuh dengan lemah sambil menjatuhkan ponselnya dan membuat Yunho yang kaget menjatuhkan ponselnya untuk dapat mengambil tubuh namja tersebut agar tidak turut jatuh juga dan pingsan. Yunho sedikit berlutut sambil menopang tubuh yang tampak sangat lemah dihdapannya itu.
"Kau baik-baik saj-ump"
Sebelum Yunho selesai menanyakan keadaan namja tersebut, seketika itu pula namja tersebut melingkarkan tanngannya ke leher Yunho dan menarik kepalanya untuk kemudian menciumnya.
Saat namja itu menciumnya, Yunho tahu, ada kesedihan dalam ciuman tersebut.
Flashback End
Yunho kembali mengingat perasaan yang ia rasakan ketika namja tersebut menciumnya. Dingin. Tidak berasa. Dan penuh perasaan kecewa. Dapatkah itu terasa dalam sebuah ciuman? Entahlah. Yang Yunho tau, sebuah perasaan dapat tersalurkan lewat sebuah sentuhan. Dan salah satu sentuhan paling intim adalah ciuman. Walaupun ciuman itu dilakukan oleh dua orang pria sekalipun.
"Eh?"
"Aku?"
"Berciuman dengan pria?"
.RememberMe?.
GLEK GLEK GLEK
Jaejoong terus meneguk sojunya dengan cepat. Entah sudah berapa botol yang ia habiskan saat itu. Wajahnya yang putih pun mulai terlihat memerah dan mataya mulai menatap dengan sembarang arah. Mata Jaejoong yang tidak fokus sangat berkebalikan dengan bayangan Jaejoong yang sangat terfokus kepada seorang namja kini.
Yah, Shim Changmin. Jaejoong sangat mengingat wajah Changmin yang tengah menatapnya dengan dingin dan menyeretnya kembali ke rumah tempat mereka tinggal bersama. Yah, itu bukan yang kesekian kalinya Changmin bertingkah sekasar itu. Setiap kali Jaejoong melakukan sesuatu yang menurutnya salah, maka Changmin akan lebih sering bertindak dengan fisik. Tapi ketika Jaejoong melihat Changmin melakukan hal yang salah, Jaejoong seakan tidak dapat berbuat apa-apa.
Tapi.
Tadi itu.
Benar-benar batas kesabaran Jaejoong.
"Shim Changmin brengsek" desisnya
"Sampai kapan kau akan terus mempermainkanku dengan semua wanita di clubmu itu hum?"
"Aku muak melihatnya"
"Setiap minggu, cih, apa bersamaku saja tidak cukup hum? Dasar brengsek"
"Ahhhhh, menyebalkannnn" lanjutnya sambil kembali mencoba menuang soju dalam gelasnya
Saat mencoba menuangnya, botol itu meleset dari gelas minum milik Jaaejoong dan kemudian terjatuh sehingga mengeluarkan semua isi sojunya.
Jaejoong terdiam sebentar menatapi botol soju yang jatuh dihadapannya dan kemudian menyeringai kecil sambil mendesahkan nafas beratnya seakan menahan amarah yang sudah sangat tidak tertahankan, hingga sebuah getar terasa disekitar dadanya.
Jaejoong meraba saku jaketnya dan mengambil sebuah ponsel disana. Ditekannya tombol hijau itu dan dijawabnya panggilan tersebut.
"Yoboseyo?" katanya dengan kepala yang terasa sangat berat
"Kembalikan ponselku"
"Eh?" katanya lagi sambil menyipitkan matanya dan membuka lebar mulutnya
"Ponsel yang sedang kau gunakan"
Dijauhkannya ponsel layar sentuh hitam itu dari telinga Jaejoong. matanya semakin menyipit dan mulutnya semakin melebar kala mencoba menatap ponsel yang memang berbeda dari ponselnya.
"Ah, oke. Sekarang?"
"Hm"
"Baiklah. Smskan alamatmu"
Setelah menutup panggilan tersebut kemudian Jaejoong mencoba membangkitkan tubuhnya.
BRUK
Tubuh itu jatuh seketika dan semuanya kemudian menjadi gelap.
Orang-orang yang melihat Jaejoong pingsan pun panik dan segera menuju tubuh Jaejoong dan mencoba menyadarkan Jaejoong yang tampaknya sudah mabuk berat. Pemilik kedaipun kemudian menatapi ponsel Jaejoong yang tampak tengah menyala dengan memperlihatkan sebuah alamat. Tanpa pikir panjang sang ahjussi kemudian memanggilkan sebuah taksi, mengangkat Jaejoong bersama pengunjung lain, dan menyuruh supir taksi tersebut untuk menuju ke alamat yang ada dalam ponsel itu.
.
"Anda sudah boleh keluar. Sudah ada orang yang menjaminkan anda" kata seorang petugas dalam kantor polisi tersebut
Yunho menatapi datar wajah polisi tersebut. Kepalanya terus berdenyut kencang dan membuat nyeri dikepalanya. Banyak hal yang kini sangat menyita kepala Yunho dan semuanya bercampur menjadi satu sebagai awan hitam yang siap memenuhi kepalanya. Dan saat pertama kali ia keluar dari kurungan tersebut, orang pertama yang dilihatnya adalah orang yang paling tidak ingin dilihatnya kini.
"Kau baik-baik saja?" tanya Yoochun pada Yunho
Yunho hanya dapat menatap Yoochun secara datar dan melangkahkan kakinya keluar tanpa memperdulikan Yoochun yang mengikutinya dibelakangnya
"Jung Yunho, bagaimana kau bisa terlibat hal aneh seperti ini? Aigoo kau i-"
"Berisik" penggal Yunho sebelum Yoochun menyelesaikan perkataannya
"Pergilah. Aku malas melihat wajahmu" lanjutnya
Yoochun hanya dapat terdiam menatapi punggung sahabatnya. Sedikit ia menyadari aura yang berbeda dari Yunho. hawa tidak bersahabat yang tampaknya akan menghabisi siapapun yang mendekatinya saat itu juga. Sampai malam itu Yoochun belum mengetahui bahwa Fanny telah mengatakan semuanya. Semuanya hingga Yunho menjadi semarah ini.
"Yun-" kata Yoochun mencoba memaggilnya
"Pergilah. Sebelum semuanya lebih sekedar kata mengusir" kata Yunho memotong kembali perkataan Yoochun dan menghentikan sebuah taksi
Yoochun hanya dapat terdiam sambil menatapi kepergian Yunho. perasaan tidak enak segera memeluk tubuh Yoochun. Banyak perkiraan-perkiraan yang berputar dalam kepala Yoochun. Dan satu pikiran yang paling membuatnya gemetar adalah pikiran yang mungkin tengah terjadi kini.
"Dia... tahu?"
.RememberMe?.
Yunho memijit pelipis kepalanya sebentar. Melihat Yoochun sebagai penjaminnya saat itu benar-benar hampir meledakan amaranya saat itu juga. Hanya saja, ia sadar bahwa kondisinya sudah tidak berguna lagi kini. Dan Yunho sudah berpikir sangat keras ketika ia dikurung tadi, bahwa ia harus meninggalkan Tiffany.
Keputusan yang baik bukan?
Hanya saja entah apakah akan semudah itu Yunho melupakan Fanny, mengingat Fanny adalah wanita yang sudah mengisi hatinya sejak lama.
"Ah, iya disini saja ahjussi, terimakasih" kata Yunho sambil membayar taksi yang berhenti didepan rumahnya
Ketika Yunho turun dari taksi tersebut kemudian seseorang datang menghampirinya dan menanyakan alamat yang ada disebuah ponsel dengan rumah tempat ia berdiri kini.
"Ah, apakah alamat ini adalah rumah tuan?" tanya seorang ahjussi yang tampak adalah supir taksi tersebut
"Ne, ini alamat rumahku, ada apa ahjussi?" tanya Yunho dengan penuh kebingungan
"Ah, ada seorang namja mabuk yang kini ada di taksiku, dan aku disuruh untuk mengantarnya ke alamat ini. Jika anda tidak keberatan tolong anda bawa namja tersebut dan bayar biayanya"
"Haah?"
.
Yunho menidurkan namja tersebut di tempat tidurnya, mengingat hanya ada satu tempat tidur dirumah itu. Ditatapinya namja tersebut dengan seksama. Wajah yag baru saja ia inga siang tadi kini kembali hadir dihapannya. Mata besar yang tengah menutup kini, hidung mancung, dan bibir plum yang tengah sedikit terbuka itu kini tengah tidur dengan nyaman di tempat tidurnya.
"Ah, sepertinya ia minum banyak sekali. Mulutnya benar-benar bau soju" batin Yunho
"Huff" desah Yunho sambil kembali memijit pelipisnya yang masih berdenyut
"Kenapa dirumah sebesar ini aku hanya memiliki satu kamar? Ahh... dimana aku harus tidur sekarang? Ah... menyebalkan"
Yunho kemudian meninggalkan Jaejoong dan membuatkan sebuah teh sebagai penyegar Jaejoong ketika Jaejoong terbangun nanti. Ia juga membuat teh tersebut sebagai penenang tubuhnya yang tampak sangat tegang kini.
"Ah... aku rasa aku juga butuh mandi"
CESSSSS
Air menghujani kepala dan tubuh Yunho dengan derasnya. Segala otot-otot dan kepala Yunho yang sangat kaku itu perlahan mulai tersegarkan karena terkena air dingin itu. Segala permasalahan Yunho perlahan-lahan terangkat dan awan putih kembali hadir dikepala Yunho dan membuat Yunho mencoba untuk mencari pencerahan atas segala masalah itu kini.
KRIETT
Sedikit pintu kamar mandi tersebut terdengar terbuka. Yunho hanya bisa terbelalak ketika mendenar hal itu terjadi. Bagaimana tidak? Se-gentle, se-sangar, dan se-gagah apapun Yunho, ia sangat takut pada satu hal. HANTU.
Yunho yang kamar mandinya bersatu dengan toilet itupun hanya bisa terdiam sambil menatapi bayangan yang perlahan mendekat pada toilet tersebut. Semakin dekat, dekat, dan,
BRUUUKK
Yunho hanya dapat menyender pada tembok dibelakangnya ketika melihat namja yang tengah tertidur di ranjangnya tersebut kini tengah berusaha untu buang air kecil di kamar mandinya. Mungkin, suara air dari kamar mandi tersebutlah yang menjadi petunjuk hingga ia bisa menemukan kamar mandi tersebut.
Yunho hanya menatapi namja dihadapannya dengan syok. Sedikit tenang karena itu ternyata adalah seorang manusia, dan sedikit tidak tenang karena manusia tersebut adalah pria. Ayolah, bukan berarti Yunho mesum atau berharap wanita masuk ke dalam kamarnya, hanya saja HEYY! Yunho sedang telanjang bulat kini dan ada pria lain yang akan membuka celananya dihadapannya, apakah ini bukan suasana yang awkward?!
"HENTIKKAAAN! YAAAA!" pekik Yunho keras melihat namja yang sedikit mabuk itu hendak membuka celananya dan mengeluarkan 'senjata' nya
Sejenak namja itu terdiam dan menengok kearah suara. Ia menatapi Yunho dari atas-kebawah dan sedikit terdiam ketika berada di'tengah'. Matanya yang masih sipit karena pusing tersebut semakin menyipit ketika berusaha mengenali wajah Yunho, tapi kemudian dengan cepat ia mengangkat sedikit bahunya dan membuka celananya.
"YAAA!" pekik Yunho lagi lebih keras saat namja itu perlahan berusaha mengeluarkan 'senjata'nya
Dan akhirnya sang 'senjata' pun berhasil keluar dan menembakkan 'pelurunya'.
Yunho hanya tertegun melihat hal tersebut. Kepala dan tubuhnya masih dibahasi air yang mengucur deras tersebut namun kepalanya kini kosong. Tidak ada awan hitam, tidak ada awan cerah. Apapun. Sangat kosong. Ditatapi oleh namja tersebut secara telanjang bulat, dan melihatnya mengeluarkan 'senjata'nya, Yunho merasa seperti sudah dicabuli secara tidak langsung oleh namja tersebut.
Padahal, sebelumnya mereka bahkan pernah berciuman, namun rasanya sungguh tidak seperti ini.
Sekarang. Harga dirinya. Seakan runtuh.
Namja itu kemudian memakai kembali celananya dan beranja keluar. Meninggalkan Yunho yang tengah tertegun disana.
.RememberMe?.
Terpaan sinar matahari mengenai kelopak mata Jaejoong dan membuatnya silau hingga membuatnya mengerjapkan matanya.
"Kau sudah bangun?"
Terdengar suara asing yang kini ada disampingnya. Jaejoong membuka sedikit matanya perlahan dan menatap sesosok berwajah kecil disana yang tengah menatapinya sambil membawa secangkir minuman ditangannya.
Jaejoong mencoba membangkitkan tubuhnya dari tempat tidur tersebut dan merasakan sedikit nyeri dikepalanya. Ia berusaha mengingat apa saja yag baru terjadi selama semalam kemarin ia mabuk dan meminum soju. Tidak banyak yang ia ingat. Jumlah berapa soju yang ia minum dan bagaimana hingga ia bisa tiba dirumah ini. Tapi... ada satu kenangan yang ia ingat...
Ia mengingat 'sesuatu' yang ia lihat yang tampak tidak familiar. 'Sesuatu' yang ia lihat ketika berada dikamar mandi.
"Itu jelas sekali berbeda dengan milik Changmin" batin Jaejoong
"Aku sudah menyiapkan teh untukmu, kau minumlah. Dan jangan lupa untuk membasuh tubuhmu, kau berkeringat banyak sekali. Kau boleh mengambil pakaianku dilemari" katanya sambil segera meninggalkan Jaejoong
Sedikit terasa hawa aneh diantara mereka. Seakan saling menghindari satu sama lain bahkan ketika mereka belum mengenal satu sama lain.
.
Jaejoong keluar dari kamar mandi dan segera menuju lantai dasar untuk menemui namja yang baru saja ia temui dikamar tersebut. Tampak namja tersebut tengah mencoba memotong wortel disana. melihat namja yang tengah kesulitan tersebut Jaejoong pun perlahan mendekatinya dan mencoba membantunya.
"Kemari biar aku bantu"
"Ah, tidak usah, kau adalah tamu disini"
"Ya, aku adalah tamu yang merepotkan. Aku handal dalam memasak, kok. Serahkan semuanya kepadaku"
Namja tersebut hanya terdiam membiarkan Jaejoong mengambil alih pisau ditangannya dan membiarkan Jaejoong kemudian mengurus masakannya.
"OMO! Ini enak sekali!" kata namja tersebut ketika memakan nasi goreng rumput laut buatan Jaejoong dengan lahap dan mencairkan suasana tegang diantara mereka sebelumnya
"Makanlah hati-hati!" kata Jaejoong menatapi namja yang ekspresinya sedikit mirip dengan Changmin ketika makan
"Ah, maafkan aku" kata namja itu lagi sambil kemudian meneguk segelas air minumnya karena mulutnya yang penuh
"Ah, aku yang seharusnya minta maaf, soal aku menciummu, soal ponsel kita yang tertukar, dan juga tentang semalam"
DEG
Mengingat kejadian semalam saat dikamar mandi sesungguhnya sangat memalukan hinggal membuat Jaejoong tersipi kini, namun Jaejoong harus berusaha menutupi peristiwa itu. Bagaimanapun Jaejoong seorang pria, dan ia tahu bahwa harga diri pria sungguhlah tinggi. Mendengar kata semalam perlahan mimik muka namja tadi berubah menjadi tegang kembali dan terbatuk sebentar ketika ia tampak tersedak ketika ia minum.
"Ah, kau baik-baik saja? Kau kenapa?" tanya Jaejoong
"A-tidak apa-apa" katanya terbata
"Ah, syukurlah. Kenapa kau sampai seperti itu? Aku hanya ingin minta maaf, karena kemarin dengan lancang menciummu, membuat ponsel kita tertukar, dan semalam aku datang dengan keadaan mabuk dan merepotkanmu. Maaf juga karena aku jadi memakai bajumu. Ah, juga karena kau sudah membayar taksi semalam. Kau yang membayarnya kan? Maaf ka-"
"Sudahlah" kata namja itu dengan nada santa
"Ah, aku berlebihan yah? Hehehe, maafkan aku" kata Jaejoong tertunduk malu karena merasa dirinya sangat tidak sopan
"Ah, siapa namamu?" tanya Jaejoong dengan sedikit antusias kini
"Hm? Yunho. Jung Yunho"
"Aku Kim Jaejoong. senang mengenalmu. Dan terimakasih untuk semuanya, Yunho ssi. Maaf aku hanya dapat menyajikan nasi goreng itu untukmu"
"Ah, tidak apa, ini sangat menyegarkan untuk orag yang hidup sendirian kau tahu? Dan sangat terasaaa nikmat dimulut hahaha"
Suasana kembali mencair dan mereka memulai percakapan yang biasa layaknya teman. Saling berbagi pengalaman pekerjaan, dan bahkan cerita hidup. Minuman kesukaan, hingga acara tv favorit.
itulah bagaimana kita bertemu pertama kali.
Pertemuan yang sangat lucu untuk dua orang yang tidak saling mengenal
Yah, siapa sangka, kau akan sangat berarti bagiku kini
Flashback End
.RememberMe?.
Present Day
Jaejoong perlahan membuka matanya. Mata yang terasa sangat berat mengingat berapa lama ia telah tertidur sebelumnya. Ditatapnya wajah yang pertama kali menyapanya.
Ah~ Changmin masih tetap dengan wajah tampannya menatapinya dengan panik kini.
Kembali diliriknya sekelilingnya. Matanya sangat berat dan sakit bahkan hanya untuk melirik orang disamping Changmin yang juga kini tengah menatapinya dengan panik tidak jauh berbeda dengan tatapan Changmin.
Hm?
"Siapa dia?"
TBC
A/N: Halooooo siapa yang kangen cindi tunjuk iduuungg (?) sudah sangat lama dan jujur cindy sangat merindukan ff ini. Ide kembali mengalir ketika uri yunpa dan jaema reuni kemarin OuO . sejujurnya setengah ff ini sudah dibuat dari beberapa waktu lau, hanya saja kesibukan dan waktulh yang tidak mengijinkan untuk dilanjutkan. Eh, terus kemaren Yunjae ketemu, gimana ga semangat tuh? OuO
Ini ffnya maapin makin ngawurr TuT dan sejujurnya gatau kapan bisa dilanjutin TuT. Minggu depan UTS dan gatau kapan ada mood ngetik lagi TuT doakan saja Cindy semuanya lancar biar ff juga lancar :D makasih buat readers setia yang telah mengoment memberi kritik dan saran! Part ini khusus Flashback! Mulai part depan baru deh konfliknya dimulai lagii... gatau bakal sampe chap berapa, tapi semoga kalian tetap menantikkannya yah :D TERIMAKASIHHH :D
