Balas Review! :D

Luciano Fyro: Bagus, ya? Oke, Salam Awesome juga dan Thanks for Review!

Tambahan: Anda masuk fic saya, lho! Silakan cek fic 'Nyotalia School, Nation, and HetaFive'! XD *plak!*

ErnaSuperCute: Ya, saya agak susah nyari referensi buat fic ini! Jadi saya hanya bisa update sampai 10 Chapter saja! Nggak apa-apa, kan? :D Kalau itu, saya kurang tau! *kudet tingkat tinggi!* Terima kasih Review-nya!

Happy Reading! :D


Warning tambahan: Human!AU, hanya itu yang kutambah! Maaf! ^^V


Saya kembali lagi setelah Author tidak seni itu terlalu lama mencari referensi buat fic ini!

Cara 19: Kalau kalian lelah berlari, bunuhlah diri kalian sendiri!

Ini cocok buat orang yang selalu putus asa! Tapi saya tidak mau tau kalau ada yang menolaknya!

Alfred dan Matthew yang sudah kelelahan berlari menghindari Zombie. Mereka terpaksa mengambil jalan lain, bunuh diri.

"Kau siap, Al?" tanya Matthew saat mereka mengokang pistol.

Kakaknya mengangguk dan beberapa detik kemudian, mereka pun mati bersama dengan lubang tembakan di kepala.

Kesimpulannya: Mungkin terdengar seperti pribahasa 'Lebih baik mati berkala tanah daripada hidup bercermin bangkai'! Itu pribahasa yang diketahui Author tidak seni itu dari buku 'Mafalda'! *digeplak pipa paralon.*


Cara 20: Jangan pernah berhenti menyerang, walaupun keluarga atau temanmu telah menjadi Zombie!

Saya nggak terlalu ngerti cara ini! Tapi kalau contohnya, saya sedikit paham dengan yang di bawah ini!

Ludwig sedang terjebak di sebuah gudang. Beberapa Zombie sedang mengepung gudang itu. Salah satunya, kakaknya yang berubah menjadi Zombie.

"Graaaaw!" raung Zombie!Gilbert. (Girl-chan: "Sedikit berlebihan, ya?")

Pria Jerman itu terpaksa mengokang senapan dan membidik kakaknya.

"Maafkan aku, Bruder!" gumam Ludwig sebelum tembakannya mengenai kepala orang di depannya.

Kesimpulannya: Oke, intinya seperti itu!


Cara 21: Jangan menyalakan kembang api untuk memperlihatkan keberadaan kalian!

Nah, ini lebih bego lagi! Kembang api itu seharusnya untuk menyerang Zombie! Jangan jadi yang seperti di bawah ini!

"Mathias! Tolong nyalakan kembang api!" perintah Girl-chan kepada pemuda Denmark di sebelahnya.

Tunggu dulu! Ngapain Author kagak seni itu masuk fic ini? (Girl-chan: "SUKA-SUKA GUE, KUGGY NO KUGERU-KUN!")

Oke, abaikan saja yang barusan!

Mathias menyalakan kembang api itu. Tapi begonya, para Zombie melihatnya dan segere menuju ke sumber cahaya.

"ANKO SIALAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!" teriak Lukas sebelum mereka bertiga dimakan oleh kerumunan Zombie itu.

Kesimpulannya: Pokoknya aku No Comment aja, deh! -_-

sampai jumpa! ^^/


Me: "Selesai juga!"

Leonardo: "Darimana aja lu, Author kagak seni?"

Me: "Update fic lain! Memangnya kenapa?"

Leonardo: "Cuma nanya doang!"

Me: "Oh!"

Leonardo: *sweatdrop.* (batin: "Penjelasan satu kalimat, jawaban satu kata!")

Me: "Review!"