Chapter : 6

Di sebuah padang rumput yang lumayan luas, berbaring di atas rumput yang hijau alami pemuda berambut pirang kemerahan, tiga pasang guresan mirip kumis kucing menghiasi pipi wajahnya yang tampan, warna mata biru samudra yang menenangkan menatap lurus kearah awan di langit, memakai kaos polos berwana putih dan jins biru terlihat sangat santai.

'' Nii-sama, apakah Nii-sama berhasil memikat 'dia' dengan penyamaran bodoh Nii-sama,'' tanya mengejek pemuda berambut putih berwajah tampan yang tengah berdiri bersandar di pohon besar tak jauh dari pemuda pirang kemerahan yang sedang berbaring.

'' Lihatlah Vali, awannya sangat indah. Lihat-lihat ada yang bentuknya ikan, itu-itu mirip mobil, yang itu mirip pesawat,'' tak menghiraukan pertanyaan pemuda berambut putih yang di panggilnya Vali, pemuda berambut pirang kemerahan itu malah membicarakan awan di langit yang bentuknya aneh-aneh.

'' Ck, Jangan mengalihkan pembicaraan, Nii-sama.'' kesal Vali melihat orang yang telah di anggap sebagai kakaknya selalu berbicara seenaknya.

'' Huu siapa yang mengalihkan pembicaraan, akukan mengatakan yang sesungguhnya. Awannya kan memang lagi bagus,'' pemuda pirang kemerahan memajukan mulutnya sampai manyun berlagak ngambek.

'' Sabar Vali, menghadapi Nii-sama yang seperti ini harus sabar,'' gumam Vali menghembuskan nafas pelan. '' Lebih baik bertarung dari pada menghadapi dia,'' Vali tak punya kesabaran sebesar ini saat menghadapi orang lain.

'' Hahaha, lucu sekali kau Vali,'' tawa pemuda pirang kemerahan lepas melihat seseorang yang di anggapnya 'adik' itu selalu menahan kesabarannya. '' Aku sudah melupakan orang itu, yah setelah melihat sifat dan penolakannya aku tak ragu melakukannya,'' lanjutnya akhirnya menjawab pertanyaan yang sebelumnya di lontarkan oleh Vali.

'' Sayang sekali, padahal kalau Nii-sama jadi kekasihnya aku bisa bertarung dengan rival Albion,'' ucap Vali dengan nada di buat kecewa. '' Tapi tak apalah, masih adaa Nii-sama. Ayo kita bertarung Nii-sama, kali ini aku pasti mengalahkanmu,'' lanjutnya lalu mengeluarkan sayap Naga Seacred Gearnya yang berwarna putih biru.

'' Oi, apa hubungannya dengan si merah denganku,? Dan apa-apaan lagi santai gini malah ngajak bertarung,?'' tanya Naruto yang telah duduk bersila menghadap Vali.

'' Tentu ada, jika Nii-sama jadi kekasih si rambut merah itu, si Shikiryuutei itu pasti akan di latih oleh Nii-sama agar menjadi kuat untuk menghadapiku dan aku tak peduli mau santai mau apa aku tidak peduli, jika darahku mendidih aku harus bertarung,' Balance Breaker ','' jawab Vali lalu berubah ke mode Balence Breakernya, armor putih kebiruan menutupi tubuh Vali dan helem Naga menyelimuti kepalanya.

'' Kenapa kamu berpikir begitu,? Lagian dari mana kamu tau kalau si merah itu ada di sana dan hei apa-apaan itu langsung Balance Breaker,?'' tanya Naruto langsung berdiri karena tidak baik kalau Vali sudah dalam mode itu dia tetap duduk.

'' Ya mungkin sajakan dan aku tau dari Nii-sama bukan,? Dasar pikun,'' balas Vali agak mengejek.

'' Apa kau bilang,? Pikun,? Aku masih muda belum pikun dan aku juga masih mengingat semua yang pernah aku lihat,'' bela Naruto tidak terima di bilang pikun.

'' Terus apa namanya kalau bukan pikun,?'' tanya Vali masih dengan nada mengejek.

'' Itu bukan pikun, hanya tidak ingat saja,'' jawab Naruto.

'' Sama saja,''

'' Tentu tidak,''

'' Ah terserah, lebih baik ayo lawan aku, Nii-sama. Aku akan mengalahkanmu,'' Vali langsung melesatkan tinjunya kearah Naruto dengan cepat, melihat itu Naruto pun tak tinggal diam, dia menyilangkan lengannya di depan dada guna menahan tunju Vali.

' Bugh,'

Naruto terlempar kebelakang dan berguling memutar seperti bola.

'' Woi, aku belum siap. Huh dasar tidak sabaran,'' sungut Naruto dan entah mungut dari mana dan entah sejak kapan dia telah memegang sebuah ranting.

'' Huh, salah sendiri. Dan juga jangan menggunakan ranting terus, pakailah pedang milik Nii-sama,'' balas Vali tidak peduli.

'' Memangnya kenapa,? Takut kalau aku pakai ranting,?'' tanya Naruto mengejek.

'' Takut, cih tidak akan. Kalau pakai pedangkan lebih kuat, kalau pakai ranting,? Ah sudahlah paling akan memakai itu lagi,'' jawab Vali dengan nada yang mengejek juga.

'' Hei apa maksudmu dengan nadamu itu,? Lagian ' Absolute Power of Destruction ' adalah kekuatan milik bibimu yang di wariskan kakek,'' Naruto agak sedikit tidak terima kekuatan warisan ibunya di lecehkan. '' Lagian aku tidak akan menggunakannya, aku akan menggunakan ini,'' lanjut Naruto dan ranting yang di pegangnya diliputi aura merah kehitaman yang meletup-letup.

'' Ya ya, dan ' Absolute Fire of Eruption,'? Rupanya Nii-sama sedikit serius sampai menggunakan salah satu kekuatan milik bibi Kushina,'' balas Vali terlihat senang.

'' Yah, sekali-kali serius bolehkan,?'' ucap Naruto langsung memasang kuda-kuda bertarungnya. '' Bersiaplah,''

Naruto menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul di depan Vali dengan ranting di tangannya siap di tebas Vertikal kearah Vali. Tidak mau terkena serangan yang belum ia tau kekuatannya, Vali dengan cepat menghindar kesamping kanan.

' Slash, wush,'

Naruto hanya menebas udara kosong, namun tanah dan udara bekas tebasan Naruto muncul api merah kehitaman menjalar lurus kedepan sejauh sepuluh meter.

'' Kenapa kamu menghindar,? Jadi tidak kenakan,'' ucap cempreng Naruto.

'' Aku masih ingin hidup,'' balas Vali singkat.

'' Terima ini, Naruto-nii -sama, ' Divide ',''

' Pyar,'

'' Ugh,'' Vali langsung jatuh tertunduk dengan memuntahkan darah segar dari mulutnya sedangkan armornya pecah seperti kaca.

'' Oi, kamu tidak apa,? Jangan langsung membagi dua kekuatan Nii-samamu ini,'' Naruto sedikit khawatir melihat adik sepupunya memuntahkan darah walau itu sudah sering terjadi saat Vali mencoba membagi dua kekuatannya.

'' Seperti biasa, masih belum bisa,'' Vali berdiri dan menyeka darah di bibirnya dengan kasar kemudian masuk dalam mode balance breakernya lagi.

[ Vali, jangan sembarangan membagi kekuatannya, kita tidak cukup kuat menampung setengah kekuatannya,]

Sayap Seacred Gear Vali berkelip dan mengeluarkkan suara.

'' Tenang saja Ablion, aku hanya mencoba tapi suatu saat aku pasti dapat membagi dua kekuatan Nii-sama,'' balas Vali. '' Nii-sama terima ini,'' Vali menembakan demonic power yang sangat besar kearah Naruto yang belum siap.

'' A-apa, huaaaaa,''

' Buuummm,'

Ledakan yang besar terjadi di tempat Naruto saat demonic power yang sangat besar menghantam Naruto yang tidak sempat menghindar.

'' Uhuk-uhuk sialan kau Vali, aku sedang tidak siap,'' Naruto terbatuh di dalam asap ledakan yang masih setia mengepul banyak.

'' Kapan Nii-sama serius, aku ingin sekali bertarung dengannya yang sedang serius,'' gumam Vali dari dalam Armornya.

[ Jangan macam-macam, Vali. Sekali dia serius, takan ada yang bisa menghentikannya,] ucap Albion memperingatkan.

'' Huh, ya ya, seperti di Great War kan,?'' lenguh Vali.

[ Ya begitulah, tapi dia waktu itu belum terlalu serius hanya sedikit marah saja,] balas Albion.

'' Dari mana kau tau kalau dia hanya sedikit serius,? Kau kan sudah mati,''

[ Grrr, aku dapat merasakannya walau aku sudah mati,] Albion nampak kesal dengan ucapan Vali.

'' Nii-sama, seriuslah,'' triak Vali menantang.

' Swush,'

nampak sesuatu keluar dari dalam asap dan melesat kearah Vali.

' Trank, swush,'

reflek Vali langsung menahan tebasan Vertikan yang di layangkan Naruto, tapi dia juga harus menahan rasa panas dari api yang di keluarkan angin tebasan ranting Naruto yang membelah Vertikal armornya.

Mengangkat tangannya yang menyilang sedikit, Vali langsung menendang lurus dada Naruto namun Naruto berhasil menghindar dengan cara melompat ke belakang.

Vali meledakan kekuatannya guna memadamkan api merah kehitaman Naruto yang terus mengikis armornya secara perlahan.

'' Lihat, apa yang kamu buat Vali, kaos kesayanganku hancur dan celana kesayanganku robek sana sini,'' Naruto mencak-mencak marah seperti anak kecil.

Yah, sekarang penampilan Naruto seperti gembel, kaos yang ia pakai telah lenyap entah kemana menunjukan tubuhnya yang atletis, dada bidang perut sixpack, luka melintang di dadanya dan tato Naga segel kekuatannya menambah ke eksotisan tubuh Naruto. Celana Jins yang ia gunakan telah robek sana-sini, di tambah memegang sebuah ranting pohon dia semakin mirip orang gila yang selalu menjadi slogan ' Mikir Karo Mlaku ' oleh teman si penulis.

'' Aku tidak peduli,'' balas Vali lalu menghilang dari tempatnya berdiri dan langsung melayangkan tinjunya kearah Naruto yang langsung dengan sigap di tahan dengan ranting di genggamannya.

Gagal dengan tinjunya, tendangan samping langsung di lesatkan Vali ke lambung kiri Naruto namun masih bisa di tahan Naruto dengan lutut kaki kirinya. Setelah tendangannya berhasil di tahan, Vali menendang lagi lambung sebelah kanan Naruto tapi masih bisa di tahan dengan tangan kiri Naruto. Merasa gagal lagi, Vali dengan penuh semangat memukul Naruto dengan kedua tinjunya bergantian dengan sangat cepat namun masih dapat di tahan Naruto dengan Ranting yang telah terlapisi Absolute Fire of Eruption.

Tidak sadar Vali armornya yang bersentuhan dengan ranting Naruto mulai terbakar terkikis api Naruto. Serangan yang tidak akan bisa di lihat mata iblis biasa karena sangat cepatnya namun tetap tak membuahkan hasil dengan mengenai targetnya secara telak.

Capai dengan serangan fisik, Vali lalu menyerang Naruto dengan Demonic Power yang sangat besar di jarak yang sangat dekat.

'' Terima ini, Nii-sama,!'' seru Vali lalu melesatkan demonic powernya kearah Naruto yang persis di depannya.

'' Uwaaa, kejam kau Vali,'' triak Naruto kemudian menghilang dengan kilatan cahaya kuning kemerahan, jurus turunan dari ayahnya.

' Buuuummmm,'

ledakan besar terjadi saat demonik power Vali mengenai tanah tempat Naruto berpijak, namun setelah asap menghilang dia sudah tidak ada.

'' Dimana dia,? Aku tidak bisa merasakan auranya di sekitar sini,'' gumam Vali yang tengah mengedarkan matanya kesekeliling.

' Tap,'

Sesosok pria paruh baya dengan enam pasang sayap gagaknya mendarat dua meter di depan Vali.

'' Vali, sedang bertarung dengan siapa kau,?'' tanya pria pemilik poni pirang itu.

'' Bukan urusanmu,'' jawab sinis Vali yang masih mencari lawan bertarungnya.

'' Huft, setidaknya kalau bertarung pasanglah kekai,'' pria itu menghembuskan nafas pelan.

'' Kau tau siapa nama iblis yang bertarung denganmu, Vali,?'' tanya menyelidik pria paruh baya beryukata merah tua itu.

'' Ck, tentu saja, dia Naruto-nii -sama. Keluargaku satu-satunya yang tersisa,'' jawab Vali dingin seperti biasa.

'' Keluarga,? Tunggu, bukannya kamu hanya sendiri,?'' pria penggemar Seacred Gear itu nampak bingung dan tertarik.

'' Azazel, kau tidak tau tentang masalaluku. Nii-sama adalah pura dari bibi Kushina-sama, kakak dari ayahku yang dulu di sembunyikan identitasnya setelah dia menikah dan Nii-samalah yang menolongku dan merawatku sebelum aku bertemu denganmu, Azazel,'' Vali menjelaskan sedikit perihal tentang kakaknya itu.

'' Ja-jadi, dia bermaga Lucifer sama sepertimu,?'' tanya kaget Azazel.

'' Ya, tapi dia masih punya satu marga lagi dari ayahnya,'' jawab Vali langsung membentangkan sayap Seacred Gearnya.

'' Tapi aku tidak akan memberitaukannya kepadamu,'' lanjut Vali langsung terbang menjauh dari Azazel.

'' Huh, dasar. Tapi si Naruto itu menarik, aku harus mencari tau tentangnya,'' gumam Azazel dan kemudian pergi terbang dengan keenam pasang sayapnya.

.

..

...

'' Hihihi, benar-benar surga dunia,'' bisik pelan pemuda gundul.

'' Motohama, gantian,'' bisiik pemuda berambut hitam berkacamata.

'' Sst, nanti Matsuda,'' balas Motohama.

'' Gantiandong,'' bisik pemuda berambut coklat.

'' Nanti Issei, bentar lagi,'' balas Motohama.

'' Opai klub kendo memang yang terbaik, ah lihat ada Koneko-chan. Wah Oppainya masih kecil tapi imut,hihihi,'' lanjut Motohama tersenyum mesum.

'' Gantian dong,'' Matsuda dan Issei nampak tak sabar ingin melihat.

Yah, mereka bertiga sedang mengintip klub kendo yang sedang ganti baju.

Sementara di dalam ruang ganti, nampak ada beberapa gadis yang nampak mengetahui mereka sedang di intip.

'' Kyaaaa, ada yang meng-..'' triakan seorang gadis yang sedang menunjuk ke sebuah lubang terhenti ketika di ruangan itu muncul kilat kuning kemerahan dan bersama itu muncul pemuda berambut pirang kemerahan yang penampilannya sangat tidak meyakinkan walaupun wajahnya sangat tampan menurut para gadis disana.

'' Dasar kau Vali, menembak dengan jarak sedekat itu. Mau membunuhku apa,? Hahaha tidak semudah itu membuhuhku walau dari jarak dekat,'' sang pemuda mencak-mencak dan mengacungkan rantingnya kearah langit-langit ruang ganti itu. '' Hahaha, butuh seratus abad lagi serangan itu mengenaiku. Kau lupa apa, aku bisa teleportasi,'' lanjut si pemuda yang telah bercak pinggang tertawa terbahak dengan menatap kearah langit-langit ruang ganti.

'' Eh, aku dimana,? Gara-gara ngasal kabur sekarang aku entah dimana,'' gumam pemuda itu setelah sadar dan mengedarkan matanya kesegala arah dan yang di dapatnya adalah para gadis yang telanjang yang sedang berganti baju dengan muka cengo yang memerah.

'' Apa aku sedang di surga,'' gumamnya tidak percaya dan di wajahnya ada sedikit kemesuman.

Gadis loli berambut putih sebahu nampak memandang lain kearah Naruto, pandangan yang menyiratkan kerinduan yang dalam teramat dalam malahan.

Menjatuhkan pelindung bukit kembarnya yang akan ia gunakan, lalu berjalan kearah sang pemuda dan kemudian melompat seperti tak menghiroukan tubuhnya yang hampir telanjang bulat hanya segitiga pengamannya saja yang masih melekat di tubuhnya.

' Grep, Bugh,'

Gadis nekomata itu langsung memeluk pemuda pirang kemerahan itu dengan kencang sampai mereka jatuh dan bertindihan, tentunya dengan sang gadis berada di atas.

'' Naruto-sama, akhirnya anda datang juga. Aku sangat merindukan Naruto-sama,'' gumam gadis berambut putih itu lembut dan manja di dada bidang sang pemuda.

'' Koneko-chan,?'' pemuda yang di panggil Naruto nampak tidak percaya.

'' Naruto-sama, bawalah aku,'' pinta Koneko dengan airmata telah mengalir di matanya.

'' Shiron-chan, jangan menangis. Aku pasti akan membawamu, tapi tidak sekarang belum waktunya,'' balas Naruto sambil menghapus air mata Koneko.

'' Mou, panggil aku Koneko,'' rajuk manja Koneko. '' Kapan waktunya itu,?'' lanjutnya bertanya.

'' Hehehe, kamu lucu sekali Shiron-chan,'' kekeh Naruto. '' Baiklah, aku akan memanggilmu Koneko-chan, dan waktunya sebentar lagi sampai para keluargaku yang lain datang,'' lanjut Naruto setelah melihat tatapan Koneko yang merajuk.

'' Akan aku tunggu, selalu ku tunggu,'' gumam Koneko lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang Naruto yang menurutnya sangat hangat dan menangkan hingga dia merasakan sebuah bekas luka yang lumayan dalam dan panjang.

Mengangkat kepalanya lalu melihat bekas luka yang melintang di dada Naruto, lalu meraba dengan jari-jari tangannya.

'' Ini,..''

'' Kenang-kenangan masa lalu,'' ucap Naruto.

'' Pasti sakit,'' ujar Koneko masih mengelus di bekas luka itu.

'' Tidak, tidak sakit sedikitpun. Bila untuk melindungi yang di sayang, rasa sakit itu tidak akan pernah dirasakan,'' balas Naruto yang kini telah mengelus pipi mulus Koneko.

Memandang kearah safir biru yang menenangkan sejenak, Koneko lalu menjulurkan lidahnya dan menjilat bekas luka di dada bidang Naruto.

'' Ssshhh, jangan Neko-chan, itu kotor,'' Naruto mencoba mencegah Koneko menjilati bekas luka di dadanya karena itu dapat menaikan gairahnya.

Menghentikan jilatannya lalu kembali menatap kearah mata Naruto. '' Aku hanya ingin menyembuhkannya,'' ujar Koneko lalu menjilati lagi bekas luka milik Naruto hingga membuat wajah Naruto sedikit memerah menahan geli yang membuatnya terangsang.

'' Wah, Koneko-chan ternyata sangat agresif,'' ujar seorang gadis yang bertelanjang dada dan hanya memakai segitiga pengaman saja.

'' Iya, langsung tubruk aja,'' sahut lainnya yang masih tak memakai sehelai benangpun.

'' Kamu juga mau dong, Koneko-chan,'' pinta yang lainya yang telah mengitari tempat Naruto terbaring dengan Koneko di atasnya.

Sementara di luar riangan, atau lebih tepatnya di lubang pengintipan.

'' Ug, siapa pemuda itu,'' ujar penuh tanya Motohama.

'' Beruntung sekali dia,'' ucap Matsuda.

'' Dia,..?'' gumam Issei mengingat.

'' Aaaa aku juga mau di kerubungi wanita telanjang,!'' seru Motohama dan Matsuda.

Kembali ke dalam ruangan.

'' Tidak boleh, Naruto-sama hanya miliku,'' ucap dingin Koneko yang telah duduk di atas perut Naruto dan memandang kesekeliling tajam.

'' Koneko-chan jahat, tidak mau berbagi pemuda tampan,~'' ucap salah satu gadis yang mengerubungi Naruto dan Koneko dengan nada di buat merajuk dan seimut mungkin.

'' Iya, Koneko-chan jahat,'' sahut yang lainnya kompak.

'' Naruto-sama hanya miliku,'' ucap datar dan Dingin Koneko yang telah kembali memeluk Naruto.

'' Maa, Neko-chan pakai baju dulu,'' ucap Naruto mencoba mengangkat Koneko dari atas tubuhnya yang seperti enggan beranjak.

'' Ehem,'' tiba tiba ada suara deheman dari belakang para gadis yang mengerubungi Naruto dan Koneko.

'' Ada apa ini,?'' tanya orang yang berdehem datar namun tegas.

Para gadis yang yang mengerubungi Naruto dan Koneko mengalihkan pandangannya kearah asal suara. '' Kaichou,'' ucap para gadis lalu membuka jalan orang yang di panggil Kaichou.

'' Kamu, sedang apa kamu di ruang ganti wanita,?!'' tanya gadis berambut sebahu dan berkacamata itu datar dan tegas.

'' Ah, Sona-chan, apa kabar,?'' sapa Naruto dengan senyuman di bibirnya.

'' Ja-jangan panggil aku dengan sufix seperti itu dan juga siapa kamu aku tidak mengenalmu,'' balas Sona datar namun rona merah juga menghiasi pipinya.

'' Ko-koneko-chan,? Sedang apa kamu diatas tubuh pemuda tak di kenal ini,? Dan kamu telanjang,?'' tanya Sona beruntun setelah sadar bahwa Rock dari temannya sedang berbaring di atas pemuda yang tak di kenalnya itu.

'' Kamu tidak ingat aku,?'' tanya Naruto menaikan sebelah alisnya. '' Neko-chan, pakai baju dulu, nanti aku traktir kueh,'' suruh Naruto merayu.

'' Tidak mau, aku maunya kuehnya yang banyak,'' Koneko merajuk dan meminta lebih.

'' Baiklah, nanti aku berikan sebanyak yang Neko-chan mau,'' ucap Naruto.

'' Janji, Naruto-sama harus berjanji dulu,'' ujar Lembut Koneko dengan manja.

'' Iya, aku janji. Nanti biar aku minta tolong Robin dan Sanji membuatkannya untukmu,'' ujar Naruto masih membujuk.

'' Mou, aku maunya Naruto-sama yang membuatnya,'' pinta Koneko manja.

'' Iya, nanti aku yang akan membuatkannya tapi kalau banyak akukan perlu bantuan,'' balas Naruto mengiyakan.

'' Kalau begitu, bikin satu saja yang besar. Aku ingin makan kueh buatan Nnaruto-sama,'' tawar Koneko dengan seperti anak kecil.

'' Baiklah, apapun untuk Neko-chan, tapi pakai baju dulu malu di lihat yang lain,'' balas Naruto.

Dengan enggan Koneko lalu berdiri dari tubuh Naruto dan berjalan kelokernya untuk memakai baju.

'' Ehmm, jadi,?'' Sona bersedekap dan menaikan satu alisnya.

Naruto berdiri lalu merenggangkan tanganya keatas, menarik oto-ototnya yang terasa kaku. Perbuatan Naruto itu otomatis membuat para gadis yang melihatnya merona hebat karena dapat dengan jelas melihat badan atletis dan wajah tampan Naruto, begitu juga Sona.

'' Ah, maaf tidak kepikiran aku nyasar kesini,'' ujar Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya gerogi.

'' Maksud anda,? Dan nama anda siapa,?'' Tanya Sona masih tidak mengerti.

'' Huft, apa kamu tidak ingat aku,? Ah padahal tadi Koneko-chan sudah menyebutkan namaku,'' jawab Naruto sambil menghela nafas.

Mata Sona langsung melebar dan pikiranya langsung teringat malam pertunangan Rias.

'' Ka-kamu,? Naruto,?'' tanya Sona tidak percaya.

'' Ahahaha, akhirnya kamu mengingat juga Sona-chan,'' tawa renya Naruto.

'' Sedang apa kamu di sini, dan kenapa kamu langsung pergi waktu itu,? Kamu tau,? Rias setelah malam itu berubah menjadi pendiam,? Dan selalu mencarimu,'' tanya Beruntun Sona melepas image dinginnya yang tidak pernah di tunjukannya.

'' Sudah kubilang tak ada rencana aku disini, kenapa waktu itu aku pergi,? Aku ada urusan yang lebih penting dari pada mengurusi pernikahan tak penting itu dan satu lagi, aku tidak peduli dengan dia,'' jawab dingin Naruto yang langsung membuat Sona tersentak.

'' Tidak penting,? Lalu kenapa kamu melakukan itu dan apa maksudkmu tidak peduli dengan Rias,? dia adalah Kingmu,!'' tanya Sona lagi dan kini menunjukan emosi lebih.

'' Haruskah aku jawab,? Maaf, aku harus pulang karena aku tidak memakai baju. Tidak etiskan di sekolah yang mayoritasnya wanita tidak memakai baju,?'' ujar Dingin Naruto.

'' Kamu,! Ikut aku ke ruang Osis, di sana ada baju untuk siswa dan kamu harus menjawab dan menjelaskan semuanya,'' balas Sona datar dan dingin kembali ke sifat awalnya dan kemudian pergi.

'' Naruto-sama,?'' Koneko nampak khawatir mendengar ucapan dingin dari Naruto dan kini telah memeluk tangan Naruto erat.

'' Tenang saja, Neko-chan, aku tidak apa,'' ucap Naruto sambil menunjukan senyum yang menawan.

Melihat senyuman Naruto wajah Koneko memerah dan mengeratkan pelukannya di tangan Naruto.

'' Ayo temani aku ke ruang OSIS,'' ajak Naruto dan hanya di balas anggukan oleh Koneko.

Naruto berjalan dengan Koneko masih bergelayut manja di lengan Naruto, mereka berjalan menuju pintu keluar dengan tatapan penuh arti dari para gadis yang tengah berganti baju. Saat melewati ujung loker dimana tidak ada yang melihatnya, Naruto dan koneko langsung menghilang dengan kilatan kuning kemerahan.

.

Sementara di ruang Osis telah berkumpul semua anggota Osis yang di pastikan semuanya adalah Iblis.

Di depan pintu, muncul Naruto dan Koneko dengan kilatan kuning kemerahan. Sontak semua anggota Osis menengok kearah asal cahaya itu dan terkejut melihat Naruto dan Koneko yang telah sampai di sana.

'' Aku sudah datang, jadi aku boleh pergi,?'' tanya Naruto datar.

'' Tidak boleh, sebelum kamu menjawab pertanyaanku,'' balas Sona datar juga.

'' Duduklah,'' suruh Sona.

Naruto berjalan kearah sofa yang kosong kemudian duduk dengan Koneko masih memeluk tangannya.

Anggota Pierage Sona menatap heran kearah Koneko, pasalnya selama mereka kenal Koneko, mereka tak pernah melihat Koneko sedekat dan semanja itu pada seseorang.

'' Kenapa kamu waktu itu menolong Rias sedangkan kamu tidak peduli dengannya yang padahal dia adalah Rajamu,?'' Sona mengulai pertanyaan sebelumnya.

'' Maaf, perlu aku tegaskan gadis Gremory itu bukan Rajaku dan aku tidak peduli dengannya, itu bukan urusanmu dan alasan aku menolongnya karena aku sudah berjanji ke Sirzech untuk menolongnya,'' jawab Naruto datar.

'' Apa maksudmu Rias bukan Kingmu,? Dan kapan kamu berjanji dengan Sirzech-sama,?'' tanya Sona masih belum mengerti.

'' Memang nona Gremory itu bukan Rajaku, aku sendiri Raja dari para bidakku dan soal janji itu, maaf aku tidak bisa membicarakannya,'' jawab Naruto masih datar.

'' Maksudmu kamu sendiri mempunyai budak,?'' Sona terlihat sangat ingin tau.

'' Maaf, aku tidak punya 'budak' seperti yang kamu ucapkan, aku hanya mempunyai 'Pierage' yang aku reinkarnasikan,'' balas Naruto sedikit agak santai.

'' Itu sama saja bukan,?'' ujar Sona datar.

'' Tentu beda, Budak adalah pesuruh yang sangat hina dan di pandang sangat rendah oleh sekitar, sedangkan Pierage adalah keluarga atau lebih tepatnya yang telah di reinkarnasikan dan masuk kedalam keluarga si pereinkarnasi,'' Naruto menjelaskan.

'' Tapi keluarga kami menganggap budak kami seperti keluarga kami,'' ucap Sona.

'' 'Menganggap' bukan 'menjadikan' dan juga selama panggilan merendahkan itu masih di gunakan, dia tetaplah sosok yang di pandang rendah oleh yang lain,'' balas Naruto.

Sona diam sejenak mencermati perkataan Naruto hingga suara pionnya membuyarkan lamunannya.

'' Kaichou, dia siapa sebenarnya,? Apa hubungannya dengan Rias-senpai,?'' tanya saji yang sedang berdiri di belakang Sona.

'' Dia, Namikaze Naruto. Pion dari Rias,'' jawab Sona datar.

'' A-apa,! Tidak mungkin dia pemuda bodoh yang culun dan lemah itu,!'' triak Saji shok dan memandang Naruto dengan mata yang melebar begitu juga yang lainnya.

'' Ah, maaf sepertinya ada yang harus aku perbaiki. Ah mari kita mulai saja perkenalan kita dari awal,'' ujar Naruto terlihat ramah.

'' Perkenalkan namaku Lucifer Naruto, Iblis class Infiniti pemegang bidak ganda yang sedang berlatih dan sebentarlagi akan selesei latihannya,'' Naruto memperkenalkan diri dengan marga dari ibunya.

Seluruh Pierage Sona dan Sona sendiri membelalakan matanya kaget mendengar marga Naruto dan class yang dimiliki olehnya.

'' Hahaha, ekspresi kalian lucu sekali,'' tawa lepas Naruto membuyarkan rasa shok dari Sona dan pieragenya.

'' K-kau bercandakan,? Manamungkin kau itu Lucifer,'' Saji nampak menyangkal dan tidak percaya.

'' Jangan bercanda, keturunan Licifer sudah musnah dan apa-apaan itu,? Infiniti class devil,? Tidak ada yang memegang class itu kecuali raja iblis yang telah wafat,'' Sona juga nampak tidak percaya.

'' Yah, aku paham kalian pasti tidak akan percaya. Tapi cepat atau lambat kalian akan mengetahuinya,'' ucap Naruto.

'' Ne, Neko-chan mau memeluk lenganku terus,?'' tanya Naruto menggoda Koneko.

Seburat merah menjalar di pipi Koneko tapi ia juga tambah mempererat pelukannya di lengan Naruto.

'' Aku mau menjemput keluargaku dulu yang sedang berlatih, tidak enak meninggalkan mereka terlalu lama,'' ucap Naruto memandang lembut Koneko.

'' Aku ikut,'' ujar manja Koneko.

'' Belum saatnya, nanti pasti Neko-chan bertemu mereka,'' Naruto menolak halus Koneko.

'' Baiklah tapi janji Naruto-sama harus di tepati,'' Koneko menatap kearah Naruto lembut.

'' Tentu, jadi boleh aku pergi sekarang,?''

Koneko melepas pelukannya di lengan Naruto walau terlihat sangat enggan.

'' Terimakasih, Neko-chan. Dan kalian aku pamit dulu,'' ucap Naruto lalu berdiri.

'' Tung-,'' Sona tak melanjutkan ucapannya karena Naruto telah menghilang bersama kilat kuning kemerahan.

'' Kaichou-sama aku pamit dulu,'' pamit Koneko kembali ke nada datarnya.

'' Tunggu, Koneko-chan,'' cegah Sona.

'' Maaf Kaichou-sama, jika Kaichou-sama bertanya tentang Naruto-sama aku tidak bisa memberitaukannya,'' ujar datar Koneko lalu pergi keluar.

.

..

Seorang pemuda berambut pirang pucat bewajah cantik tengah membaca buku di bawah pohon di halaman belakang akademi kuoh, namun sepertinya pikirannya tidak di buku yang di baca, melainkan melayang jauh entah kemana.

Tiba-tiba muncul kilatan kuning kemerahan dan bersamaan dengan itu muncul Naruto.

'' Yo, Kiba,'' sapa Naruto.

Kiba yang melihat kilat kuning kemerahan di depannya dan melihat sosok yang belum di kenalnya langsung memasang pose siaga.

'' Apa kamu juga tidak mengenaliku,?'' tanya Naruto.

Kiba diam dan memperhatikan kearah Naruto intens.

'' Ini aku, Naruto teman sekelas Issei. Masa tidak mengenaliku,? Yah walaupun selama ini aku menyamar,'' ujar Naruto memberitaukan dirinya.

'' Naruto,? Pion Buchou,?'' tanya Kiba memastikan.

'' Ya, mantan pion karena aku tidak benar-benar menjadi bidaknya. Ah aku datang menemuimu tidak untuk membahas itu tapi untuk meminta tolong,'' jawab Naruto dan menjelaskan maksudnya menemui Kiba.

'' Benarkah kamu Naruto,? Dan mau minta tolong apa,? Kalau aku dapat membantu, pasti aku bantu,'' tanya Kiba masih belum percaya.

'' Ya ini aku, aku cuma mau meminta tolong untuk mencaga Koneko-chan dan Asia-chan untuku dan untuk itu aku akan memberikan sebuah senjata untukmu,'' ucap Naruto lalu merentangkan tangan kanannya kesamping dan dri ujung tangan Naruto muncul lingkaran sihir. Memasukan tangannya kedalam lingkaran sihir dan memanggil sebilah pedang besar yang gemuk dan dililit sebuah perban, gagang pedang itu motifnya mirip sisik ikan yang tajam.

'' Ini Samaheda, pedang koleksi milik Shinigami-jiisan yang aku curi yah walaupun aku mencurinya bilang dulu. Pedang ini menurut Shinigami-jiisan kepunyaan dari pendekar pedang di dunia Ninja, dia mengambil pedang ini karena berbahaya jika jatuh di tangan yang salah. Tangkap,'' jelas Naruto tentang pedang yang baru di ambilnya kemudian melemparnya kearah Kiba.

Dengan sigap, Kiba menangkap pedang itu namun saat menggenggam gagang pedang itu, keluar duri yang sangat tajam di gagang pedang itu dan melukai tangan Kiba.

' Argh,'

Kiba merasa sakit di tangannya lalu menjatuhkan pedang itu di tanah.

'' Tenanglah, Samaheda. Dia adalah tuanmu sekarang, aku ingin minta tolong padamu untuk menjaga orang yang berharga bagiku dengan tuan barumu,'' ucap Naruto pada Samaheda yang anehnya pedang itu merespon dan merayap ke punggung Kiba dan bertengger di punggung Kiba.

Kiba nampak kaget karena pedang yang di berikan Naruto seperti hidup.

'' Jangan kaget, Kiba. Pedang itu memang mempunyai nyawa sendiri, dia hidup dan dia sangat pilih-pilih siapa yang menjadi tuannya. Pedang itu bukanlah pedang pemotong, melainkan pencabik juga gunakanlah saat kamu sudah tidak punya kekuatan, pedang itu akan menunjukan kehebatannya,'' jelas Naruto lalu berbalik mau pergi.

'' Tunggu, maksuk Naruto-san untuk melindungi itu apa,?'' tanya Kiba masih belum mengerti.

'' Tentu melindunginya dari bahaya, karena mereka orang yang berharga bagiku.'' jawab Naruto. '' Aku pergi dulu, aku percayakan pedang itu kepadamu dan mereka dalam lindunganmu,'' lanjut Naruto kemudian menghilang bersama kilat kuning kemerahan.

'' Pasti, akan aku jaga mereka,'' gumam Kiba lalu menengok kebelalang kearah Samaheda yang tenang bertengger di punggungnya.

.

..

...

Satu minggu telah berlalu, dan kini di belakang mansion Namikaze telah berkumpul sebelas sosok yang menghadap sesosok pemuda pirang kemerahan.

'' Baiklah, sekarang waktunya kalian menunjukan diri kepada dunia,'' ucap sosok pirang kemerahan dan muncul lingkaran sihir yang besar berlambang raja iblis dan malaikat yang di pisahkan pemisah yin-yang. Beberapa saat kemudian mereka menghilang bersama lingkaran sihir itu.

.

..

Sementara itu, di Akademi kuoh nampak barier transparan menutupi Akademi dan sepertinya barier itu di jaga oleh kelompok yang di pimpin seor-iblis perempuan berkacamata dan berambut pendek sepundak. Keadaan mereka terlihat kurang baik, terlihat dari saangat kelelahan terbukti dari bulir keringat yang telah mengucur di wajah mereka.

Keadaan di dalam kekaipun terlihat sangat tidak baik, keadaannya sangat berantakan dan para remaja yang telah terbaring lemah dengan luka yang cukup parah.

Namun masih ada dia sosok yang sedang melawan anjing berkepala tiga yang sangat besar dan tubuhnya di selimuti armor berwarna merah gelap.

'' Hahaha, ternyata adik dari Maou cuma besar omongannya saja,'' tawa se sosok yang tengah terbang dengan kelima pasang sayap gagaknya dan tengah membuat sebuah tombak cahaya yang sangat besar melebihi ukuran sebuah bis.

'' Dengan ini, perang akan di mulai lagi,'' ujarnya dan melempar tombak itu kearah iblis yang di pimpin gadis berambut merah panjang.

'' Buchou,!'' seru lemah pemuda berambut coklat yang di kenal dengan nama Issei.

' Inikah akhir dari hidupku,? Tragis sekali bahkan aku belum meminta maaf kepada seseorang yang telah aku sakiti, maafkan aku semuanya karena tidak bisa melindungi kalian,' batin gadis bermata biru-hijau itu menutup matanya pasrah akan takdir kematian yang akan segera datang.

Tombak cahaya itu melesat cepat kearah pewaris klan Gremory dan kelompoknya, namun sebelum tombak cahaya itu mengenai targetnya, muncul kilatan cahaya berwarna kuning kemerahan dan bersamaan dengan itu pemuda berambut pirang kemerahan muncul dan langsung menahan tombak cahaya itu dengan tangan kanannya.

Gadis yang di ketahui bernama Rias itu merasa tidak ada rasa sakit yang menerpa dirinya lalu membuka matanya dan saat itu juga, matanya membuka lebar saat melihat sosok pemuda di depannya yang tengah menahan tombak cahaya yang sangat besar hanya dengan satu tangan.

'' Buchou,!'' triak khawatir pemuda cantik yang tengah melawan anjing berkepala tiga, Cerberus. '' Naruto,!'' lanjutnya bergumam saat melihat tombak cahaya yang tengah di tahan oleh pemuda berambut pirang kemerahan.

'' Cih, jadi kamu ya malaikat jatuh yang menyuruh Raynare dan Kalawaner untuk melakukan kejahatan waktu itu,'' tanya Naruto dingin lalu meremas tombak cahaya itu hingga pecah berkeping-keping.

' Pyaaarrr,'

Tombak itu langsung menghilang setelah pecah.

'' Si-siapa kau,! Kenapa kau dapat menahan tombak cahayaku,!'' triaknya marah.

'' Aku bukan siapa-siapa, aku hanya seorang yang akan membunuhmu,'' balas dingin Naruto.

Tiba-tiba di kanan kiri Naruto muncul lingkaran sihir dengan pola yang sama, yaitu raja iblis dan malaikat. Dari dalam lingkaran sihir itu masing-masing keluar para pierage Naruto.

'' Biar kami saja yang melawannya, Naruto-sama,'' ucap pemuda berambut Orange yang tengah memegang pedang besar yang terbungkus kain.

'' Iya, Naruto-kun. Biarlah kami yang mengalahkannya, ini saatnya kami menunjukan hasil kerja kami,'' ucap gadis berambut merah bermata violet yang telah memegang pedang berwarna putih perak.

'' Terserah kalian,'' balas Naruto santai lalu menengok kebelakang dan matanya langsung melebar melihat dua sosok yang telah pingsan dengan keadaan yang kurang baik.

'' Koneko-chan,! Asia-chan,!'' triak khawatir Naruto lalu berlari kearah Koneko dan Asia.

'' Koneko-chan,!'' Naruto langsung mengangkat Koneko lalu berjalan kearah Asia. '' Asia-chan,!'' Naruto terlihat sangat khawatir, dia langsung membaringkan Koneko di sebelah Asia.

'' Inoe-chan, tolong bantu aku mengobati mereka,!'' seru Naruto meminta, hal yang sangat tidak ingin di dengar oleh para pieragenya. Seorang yang mereka hormati meminta kepada mereka yang sudah semestinya membantu bahkan melayaninya.

Inoe langsung berlari kearah Naruto dan langsung menyelimuti tubuh Koneko dan Asia dengan cahaya orange transparan.

'' Siapa yang melakukan ini pada kalian,'' gumam dingin Naruto yang sangat di takuti bagi yang mendengarnya.

'' Naruto-kun,!'' panggil gadis Phonytail ratu dari Rias.

'' Akeno,? Dia,?'' Rias nampak bertanya-tanya.

Naruto tak menanggapi suara di sekitarnya, yang ia pedulikan adalah dua sosok di depannya yang tengah terbujur lemah.

'' Aku akan membunuh orang yang melakukan ini pada kalian,'' ujar dingin Naruto dan langsung menghilang dalam kilatan kuning kemerahan.

Sementara itu para pierage Naruto nampak telah siap menghadapi lawan di depannya hingga sebuah kilat kuning kemerahan muncul di depan mereka.

'' Kau, apa kau yang membuat Koneko-chan dan Asia-chan seperti itu,?'' tanya dingin Naruto yang membuat para pieragenya menegang.

'' Hmm, maksudmu Nekomata dan Biarawati itu, ya memang aku yang melakukannya. Memang kenapa,? Mau membalas,?'' jawabnya santai dan terkesan menantang.

'' Kau akan ku bunuh dengan sangat menyakitkan, lebih sakit dari pada kau terpenggal kepalanya,'' ucap dingin Naruto lalu memasukan tangan kanannya dalam lingkaran sihir di sebelah kanannya.

' Sring sring sring,'

dari lingkaran sihir itu terdengar gemrincing rantai yang sangat nyaring. Dari lingkaran sihir itu Naruto menarik sebuah pedang berbilah tiga yang terlilit rantai. Setelah pedang itu di tarik, rantai yang melilit bilah pedang itu langsung lepas dan melilit tangan Naruto seakan pedang itu tak mau lepas dari tangan Naruto.

Sosok malaikat jatuh yang sedang terbang langsung melebarkan matanya shok melihat sebuah pedang yang menghilang saat awal great war kini berada di tangan pemuda di depannya.

'' Hell Cerberus Fang, dari mana kau mendapatkan itu,!'' tanya Shok pemikik nama Kokabel itu.

'' Sebagai pencicip pertama pedang ini setelah sekian lama tersegel, aku akan memberitaukannya padamu,'' jawab Naruto menggantung.

' Helios, Valakas, aku pinjam kekuatan kalian,' telepati Naruto pada dua naga yang bersemayam di tubuhnya.

' Silahkan partner, beri dia pelajaran dari seorang Naruto yang sedang serius,' jawab Dua naga di dalam tubuh Naruto.

' Terimakasih,' balas Naruto.

Naruto mengeluarkan dua pasang sayap naganya yang berbeda warna, merah kehitaman di bagian atas dan hitam pekat di bagian bawah, sayap itu sangat lebar dan besar. Tidak cuma mengeluarkan sayap naganya, Naruto juga mengeluarkan aura naganya juga terbukti dari bola mata Naruto yang telah berubah, merah vertikal khas mata naga di mata kiri Naruto dan kuning vertikal khas naga di mata kanan Naruto.

Hampir semua yang ada di sana bertekuk lutut karena tekanan kekuatan Naruto.

'' Ini hadiah dari kakekku saat aku lahir,'' lanjut Naruto menjawab.

'' Kake- jangan-jangan,!'' Kokabel berkeringat dingin dan tanpa sadar terbang mundur.

'' Syukurlah kalau kau mengingatnya, karena ini adalah akhir dari hidupmu,'' ucap Naruto lalu menghilang dari tempatnya berdiri dan telah terbang membelakangi Kokabel tengan posisi seperti telah menyabetkan pedangnya.

' Tras,'

Satu sayap gagak Kokabel putus dan jatuh kemudian terbakar api merah kehitaman.

Semua yang melihat itu nampak membelalakan matanya tidak percaya melihat kecepatan Naruto.

Naruto kemudian menghilang lagi dan terlihat sabetan cahaya berwarna merah kehitaman di sekeliling Kokabel dan secara perlahan semua bagian tubuh Kokabel terpotong dan terbakar api merah kehitaman hingga semua bagian tubuhnya terpotong bak seseorang yang di mutilasi dan beberapa saat kemudian tubuh Kokabel telah terbakar habis oleh api merah kehitaman bekas tebasan pedang Naruto tanpa ada triakan kesakitan.

Naruto kembali ke tempatnya berdiri sebelumnya dan telah menghilangkan sayap naganya dan aura naganya, namun pedang besar Naruto masih mengeluarkan aura keganasanya seperti masih kurang dalam menebas mangsanya.

'' Tenang, nanti akan adalagi yang akan kamu tebas,'' Naruto berbicara kepada pedangnya dan sepertinya pedang itu mengerti,terbukti aura yang di keluarkannya menghilang.

Cerberus yang sedang di lawan Kiba dan gadis berambut biru sepundak itu kemudian meloncat kearah Naruto dan langsung membungkuk.

'' Naruto-sama,'' ucap ketiga kepala Cerberus.

'' Cerberus,? Sedang apa disini,?'' tanya bingung Naruto yang inilah kelemahan Naruto, jika sudak khawatir dengan orang yang di sayanginya karena terluka, ia tidak akan melihat teman di sekitarnya, yang ia lihat hanyalah musuhnya saja.

'' Aku di panggil malaikat jatuh tadi untuk melawan mereka,'' jawab kepala tengah Cerberus lalu menunjuk kearah tim Rias.

'' Owh, sekarang kembalilah, mereka teman-temanku,'' ucap Naruto.

'' Baiklah, Naruto-sama,'' balas Cerberus.

'' Shana, gunakan semua yang telah aku berikan untuk melindungi Naruto-sama,'' ucap cerberus yang telah menatap kearah Shana.

'' Tentu, Cerberus-sensei,'' balas Shana.

Cerberus kemudian menghilang dalam kobaran api merah kehitaman.

'' Ah, Asia-chan, Koneko-chan,!'' Naruto teringat akan dua gadis yang tengah terluka lalu dia berlari kearah dua gadis itu.

'' Inoe-chan, gimana keadaan mereka,?'' tanya Naruto khawatir.

'' Mereka sudah baik-baik saja, Naruto-sama. Tenanglah,'' balas Inoe menenganhkan Rajanya.

'' Ugh, Naruto-sama / Naruto-kun,'' lenguh lemah Koneko dan Asia.

'' Aku di sini,'' ucap Naruto lalu memegang tangan Koneko dan Asia.

'' Asia-chan,!'' Issei berlari kearah Asia dengan khawatir begitu juga dengan yang lainnya.

'' Kalian, pulanglah dulu,'' suruh Naruto pada para pieragenya dan mereka langsung menurutinya kecuali empat gadis yang masih berdiri di belakang Naruto.

'' Mou, Naruto-kun, siapa mereka,?'' tanya gadis berambut merah bermata violet, Erza.

'' Naruto-kun / Naruto-sama, siapa mereka,?'' tanya dua gadis Youkai yang baru-baru ini menjadi bagian dari pierage Naruto.

'' Kenapa aku merasakan aura Youkai dari yang berambut putih itu, Naruto-kun,?'' tanya gadis berambut Orange kemerahan, Kyuubi.

'' Erza-chan, merekalah dua orang itu, dan Kyuu-chan dia Youkai Nekomata, semoga nanti kalian bisa akur,'' Naruto menjawab pertanyaan Erza dan dua gadis Youkai rubah.

' Praaannng,'

tiba-tiba kekai yang melindungi akademi kuoh pecah dan di langit terlihat sesosok yang sedang terbang dengan angkihnya.

T.B.C

yup Update, fyuh akhirnya selesei dari tadi sore nulis dari awal seboga kalian sedikit terhibur dan maaf kalau jelek dan kurang panjang yah karena nulisnya langsung nggada satu hari,# ngejar paket internet yang hari ini habis. :D.

Yup samsul Undur diri dulu, jangan lupa Revew dan maaf pasti banyak Typhonya karena sekalilagi tidak di cek, ok Sampai Jumpa di Chap selanjynya...

Pierage Naruto.

King : Naruto Lucifer Namikaze.

Queen 1 : ?

Bishop 1 : Orihime Inoe

Bishop 2 : Nara Shikamaru

Knight 1 : Ichigo Kurosakhi

Knight 2 : Satsuki Uciha

Rock : Madara Uciha ( 2 bidak rock )

Pion 1 : Raynare ( 1 pion )

Pion 2 : Kalawaner ( 1 pion )

Pion 3 : Rey Oogami ( 6 pion )

.

Queen 2 : ?

Bishop 1 : Kyuubi

Bishop 2 : Shinju

Knight 1 : Erza Scarlet

Knight 2 : Shana

Rock 1 : ?

Rock 2 : ?

Pion 1 : Rock Lee ( 4 pion )

Pion 2 : ?

.

..

...

Ahmadsamaran : nanti di chap depan terlihat perbedaannya yah walaupun sebenarnya sama.

Kagawa : aku terima tantangannya untuk buat lemon ekstrim, chap depan.

Namikaze Rikuto : akan terungkap perlahan.

Zmknatsu : ada alasannya nanti.

Narutodragon : yup betul sekali.

Tamma : bukan rival, nanti terlihat siapa dia karena dia sudah gabung walau belum di ubah menjadi iblis.

Saikari nafiel : gomen belum bisa panjang, nih nulisnya masih kebit limajam.

Kikizz : wah bisa jebol hp aku buat ngetik kalai 1 hari langsung update :p

kaito dark-sama : yup benar, Valakas adalah Naga yang ada di dalam tubuh Naruto.

Varian Andika : kemungkinan madara tidak akan bertemu mereka.

Reza : yah namanya jadi langsung publish jelas banyak typho :D.

Yut terimakasih pada pembaca sekalian yang telah meluangkan waktunya untuk Review itu sangat-sangat bermakna bagiku karena sumber motifator menulis berasal dari Review,,,,,,,