Fandom : Kuroko no Basuke / A Basketball Which Kuroko Plays
Pairing : AoKaga ,AkaKuro ,MidoTaka ,MuraMuro, dll.
Language : Bahasa Indonesia.
Genre : Parody (pastinya ) Romance-Comedy ,Hurt/comfort, Family, dan sediki sci-fi.
Author : TezuSezu a.k.a XxSei-chanxX
Summary : Kagami sudah kesal tujuh turunan. Hampir datang telat ,dimarahi guru sejarah ,pelatih ngamuk tingkat dewa ,malah nambah pertengkaran 'tradisi' dengan Aomine .Dan ternyata, harinya menjadi lebih buruk dengan kedatangan dua pemuda-pemudi yang entah datang dari mana .Tapi ,akankah segalanya akan berubah menjadi lebih buruk ?
A.N : AKU BUTUH BETA-READER ! DAN AKU MAU BETA-READ FIC KUROBASU !* teriak alay*
Oh ya ,jujur ... aku syok .Ternyata ada juga yang suka fanficku *nangis bahagia* ~ Author merasa bahagia fic ini lebih banyak readernya ... saya jadi termotivasi ~ terima kasih ya buat yang me-review fic ini... saia takkan bisa mengupdate fic ini sesuai jadwal kalau bukan karena ripiu menyejukkan hati engkau ,wahai penyelamat *dipukuli massa*
Untuk menjawab pertanyaan reader-readerku tersayang *dibantai berjamaah* , iya. Kedua orang yang mucul entah-darimana itu memang future offspring pairing konsen di fic ini, AoKaga ... terlalu jelas kah ?
Rasanya pengen update lebih sering .. ide lagi banjir nih ~ ohohoo~
Ada yang mau request siapa yang mau dimunculin ? Saia rencananya memasukkan satu pair lagi yang 'anak masa depannya' akan muncul di chapter ketiga terakhir :0 ... Tapi gatau mau siapa yang bakal dikorbankan :'(
Sekedar info, rambut Tora ( OC ) aslinya memang hitam-merah, mengikuti Kagami. Tapi karena dia model, dia merubah warna rambutnya menjadi hitam keunguan dan merah menyala. Kenapa saya menjelaskannya disini? Karena akan ada flashback di chapter ini atau kedepannya ...dan info ini akan diselipkan didalamnya ...
Jangan lupa review ya *ckris*

Chapter Text

" ... "
Keheningan setelah neraka pecah masih berlangsung. Bedanya mereka lagi di apartemen lux Kagami ,duduk awkward diatas sofa. Si tuan rumahnya malah lagi buat minuman ringan buat 3 makhluk galau (ditambah dirinya sendiri, 4 makhluk galau) .
Aomine menggertakkan giginya, mencari pertanyaan pintar yang tidak akan menimbulkan jawaban tidak diinginkan, atau jawaban bercabang. Jujur aja, dia paling minder dan jijik dengan sesuatu yang ribet dan merepotkan. Memanglah, dia kembaran Shikamaru kali ya? Bedanya IQnya aja.
Oke .Jangan lempar sepatu itu! Turunkan, Oke ?
Lanjut.
Si cewek ,yang memperkenalkan dirinya sebagai Tora ,memainkan kurang lebih dengan Aomine. Sedangkan si cowok (Hyo) menundukkan kepalanya ,seolah memikirkan sesuatu yang sebenarnya gak ada.
" Ini tehnya .Hyo, Lo gak apa-apa dengan kopi ?Atau mau tukeran dengan gue aja?", tanya Kagami memecah kesunyian.
Tiga makhluk Tuhan yang paling galau itu duluan bereaksi itu langsung menyerbu gelas teh hangat yang udah jelas masih -geriknya sih udah pasti, dia menjatuhkan gelas tehnya sambil terpekik tenor .Refleks, kagami mengambil serbet terdekat diatas meja utensil dapur dan melap lantai dengan tangan kanannya .
" Hati-hati dikit kek, susah aja kalee ,Aho !" ,Seru Kagami.
Aomine menarik ujung bibirnya .
" Dafuq .. Kok Lu bisa ngomong kek gitu sih? Ini akwert tau gak!" ,balas Aomine sambil nunjuk-nunjuk kearah Hyo dan Tora.
Kagami berdesis. Benar kata Aomine. Kurang awkward apa coba ketika ada dua anak dari masa depan dan mengaku sebagai anak mu ?
" Err ...Lo .. Tadi Loe bilang .. namamu Hyo-kun ya ?" ,tanya Kagami takut-takut .
Yang ditanya hanya mengangguk .
Situasi kembali canggung ,hingga Tora membuka suara,
" Kami tahu kenyataan bahwa kedatangan kami dari masa depan susah diterima, terutama status kami sebagai putra-putri anda sekalian disaat anda masih bujang lapuk *disini kagami hampir saja mematahkan nampannya,tapi dicegat Aomine*.Tetapi,kedatangan kami di masa ini memiliki tujuan yang valid dan objektif. Sekiranya anda akan menerima kami ..." kata-katanya terhenti saat matanya tertuju pada kedua orangtua mereka yang memutih. Seakan ditampar oleh kenyatan yang ekstrim.
" ...Kagami"
" Iya ? Napa,Ahomine?"
" Gue penasaran sama diri loe dimasa depan ... "
" Kenapa sih ? Penasaran apa gue masih ganteng ,hah ?"
" ... Bukan lah .Lagipula gantengan gue .."
" Hah ? Shit lu ... Jadi apa ?"
" Kok elo bisa membesarkan anak yang sopan gini ,ya ?"
Kagami meletup.
" DAFUQ ! ELO NIATNYA APA SIH? NGE-INSULT GUE GITU?"
" OI !BAHASA JEPANGNYA JANGAN NYAMPU-NYAMPUR DONG! CINTAILAH DAN GUNAKANLAH BAHASA JEPANG YANG BAIK DAN BENAR! SESUAI EYD(?) GITU LOH !"
" KALAU GITU,KENAPA ADA BAHASA JEPANG PAKAI 'ELU' ,'GUE' ? BAHASA APA INI ?"
" JANGAN TANYA BALIK DONG! GUE AJA NGAK NGERTI! SANA ! TANYAKAN MBOK MU!"
" WHAT THE F*CK IS 'MBOK' ?"
Hyo dan Tora hanya memandangi kedua orang tua mereka yang bertengkar nonsense dengan mata sipit, sesekali menghela nafas.
Hyo memandang Tora. Untuk pertama kalinya dia bicara ,Kagami dan Aomine menghentikan pertengkaran mereka, menatap Hyo penuh tanda tanya ," Karena kita sudah tiba disini, apa yang harus kita lakukan? Bukan berarti kita memiliki mata uang yang berlaku di masa ini ... dan kita tidak banyak tahu tentang timeline ini. Seperti siapa kaisarnya, teknologinya, kejadian-kejadian, tempat, dan lain-lain. "
Tora memijat keningnya. Dia tak memikirkan kemungkinan itu sama sekali saat membuat mesin waktu itu dengan Akashi-san.
Ternyata, sepintar-pintarnya Tora, ada juga sisi 'baka' dari orang tuanya.
Aomine tertawa melingkari perutnya geli. Kagami malah tak tahan untuk menonjokkan bogem , karena ada Tora disana, mana mungkin dia menunjukkan sisi tak terpuji ke ... ehem ... 'putri'nya .
" GWAKAKAKKKK! Ternyata Lu emang sudah keturunan bego juga ya ! Gue jadi kasian sama dia punya 'papi' bahlul seperti lu! "
Sebenarnya, sekalipun dia ngomong seperti itu, jauh dilubuk hatinya meringis.
" HAH? Memangnya anak Loe juga ngak? AHOmine !" balas Kagami. Dia tak tahu kenapa, hatinya sedikit nyeri saat melontarkan kalimat itu.
Tora bangkit dari kursinya, " Kalian ini ... berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dimasa depan. Kalau saja kalian tahu kalau ka-" sebelum melanjutkan kata-katanya, mulutnya disumpal dengan tas oleh Hyo.
" Jangan katakan itu, bego! Mereka tidak boleh tahu apa-apa tentang apa yang terjadi sebenarnya ...", bisik Hyo.
" Oi! Kau yakin? "
" Salahmu sendiri memilih waktu yang salah. Aku sudah melihat kalendernya. Kita datang setahun lebih awal sebelum kejadian 'itu' tahu!"
" EH? Jadi gimana nasib kita!? Bisa-bisa kita terancam tidak lahir! "
Tenggelam dalam debat 'AhoBaka' versi bisik-bisik mereka, Aomine duduk sambil meracau tidak jelas.
" Oi! Budak-budak! Kamek bisa denger ape kate kitak ye!"
Sori .. ini salah bahasa. Mana gugel trenslet? Gugel trenslet ...
" Oi! Anak-anak! Gue bisa denger kalian ngomong apa tahu! "
SHIT, pikir Hyo dan Tora.
Yang bertanya memperbaiki posisi duduknya. Wajahnya berubah menjadi sangar. Bagaikan panther yang siap menerkam.
" Apa yang kalian maksudkan dengan 'kejadian itu' ?"
Bisa terdengar suara 'glek!' yang keras dari keduanya. Kagami hanya mendengarkan sambil dan ikut duduk di sudut, jauh dari Aomine.
" err .. intinya suatu kejadian yang mengakibatkan kami datang ke masa kini .. ee ... " Tora melirik Hyo sejenak ,lalu melanjutkan," Hyo! Kau yang jawab!" .Benarkan ?Dia melanjutkan.
Hyo kalang kabut. Dia mulai ketakutan.
Melihat reaksi Hyo, Aomine berbelas kasih *Tumben kamu baik, Aho* dan menghela nafas ... panjang.
" Sudahlah .Suatu saat kami pasti tahu. Intinya adalah, dimana kalian akan tinggal. "
Tora yang giliran kalang kabut. Secara dia gadis ,jadi bakal ribet urusannya.
Mereka berunding ala Konferensi Meja Bundar. Eitts, tunggu dulu , mejanya persegi. Jadi, yang benar ' mereka sedang mengadakan Konferensi Meja Persegi Panjang' dong ?.
Err... kalimat diatas nonsense sekali. Kita skip saja.
Kesunyian kembali merebak. Asap mulai keluar dari atas kepala mereka. Sebenarnya, Kagami memiliki ide lebih dulu, tapi dia takut idenya ditolak mentah-mentah ,jadi diurungkan.
Menit berganti jam. Tidak ada tanda-tanda solusi. Kesunyian tidak cocok untuk mereka, jadi Kagami mulai angkat bicara.
" ... bagaimana kalau Tora tinggal dengan gue ,selama 'misi' mereka berhasil. Dan Hyo bisa tinggal dengan lo, Aomine. Lagipula tak ada yang curiga bila mereka tinggal bersama kita ..."
Aomine ingin memprotes, tapi dia tak mampu mengeluarkan kata-kata yang tepat untuk mereject ide kagami. Ymgl, dia mengangguk pasrah. Hyo dan Tora malah yang paling galau. Mereka memang senang dan lega bisa tinggal dengan 'orangtua' mereka, tapi jika mereka keterusan, bisa jadi nanti terjadi ceplas-ceplos yang berakibatkan fatal.
Suara tepuk final dibunyikan. Aomine bangkit malas, mengambil tasnya dan mengisyaratkan Hyo untuk mengikutinya. Hyo menyusul dengan malu-malu, sesekali mencuri pandang ke Kagami dan Tora. Setelah itu, dia menghela nafas dan ikut dengan 'ayah'nya.

Hari itu senin. Bunga sakura gugur dengan indahnya, melatari keseharian murid SMA Seirin. Dua minggu lagi Interhigh diadakan dan Klub basket Seirin tidak dapat tinggal diam, sekalipun mereka memenangkan Winter Cup tahun lalu.
Seharusnya, hari itu menjadi hari normal bagi mereka, hingga topan (?) datang menampar mereka dengan
" EEEEEHHHHHHHH?"
Furihata dan Kawahara mangap, diikuti beberapa murid kelas satu. Aida Riko sok pasang muka stoic tak bersalah. Kagami menggaruk belakang kepalanya dan Kuroko menatapnya curiga.
" ... Kagami-kun. Apa maksudnya ini ?" tanyanya. Sumfah, Kuroko terlalu banyak menerima pengaruh dari mantan kaptennya si SMP Teikou dulu. Nadanya yang mengintimidasi membuat Kagami menggaruk kepalanya terlalu kuat hingga luka.
" Akh! Kuroko !? Err ... seperti yang gue bilang, namanya Kagami Tora. Dia mau mendaftar menjadi manager klub basket kita ..." jawabnya takut-takut.
Aida menatapi Tora dari atas kebawah. Ada sesuatu yang dirasa 'penting' dari gadis didepannya itu.
Tora hanya memasang muka bosan. Tadi malam dia berunding dengan 'ayah'nya bahwa dia hanya akan jadi silent-spectator dan mendukung klub basket Seirin dari belakang, seperti apa yang dilakukannya di masa depan. Tapi, Kagami malah membujuknya untuk melamar menjadi manager. Klub basket Seirin hanya memiliki pelatih dan guru pembimbing, jadi kursi manager masih kosong. Lagipula, Tora cukup lihai dalam menganalisis data. Bisa jadi dia berguru dengan Momoi Satsuki dari Touou dimasa depan. Terbiasa mematuhi 'ayah'nya, dia pun mengangguk pasrah dan berdecih 'che' sambil menata rambutnya.
Sakaki, murid kelas satu yang juga centre seperti Kiyoshi mengangkat tanggannya, gelagat ingin bertanya, " Anoo ... Apakah Tora-chan memiliki hubungan dengan Kagami-senpai ?"
Ah, sebuah cinta terlarang (?) bersemi. Ehemm.
Kagami tegang. Apakah dia jujur aja?
" Beliau adalah kakak sepupu saya .. "
Ketika Tora membuka suara, seluruh pemuda di ruangan itu takjub akan kecantikan paras dan suara Tora. Mereka memandanginya dengan bunga bertebaran dengan dasyatnya. Ah.. memiliki manager yang akan mengurusi kebutuhan klub bagaikan ibu rumah tangga seperti Tora tidak lebih tidak lain adalah surga dunia.
" EHEMM!"
'Gulp'
" Oi ! Jangan kacangin gue dong ! Memangnya gue kurang cantik apa ? Dia kan Cuma ... Cuma ... " , protes Aida terhenti saat melihat bagian atas Tora yang tertutupi oleh jaket dan seragam sailor.
OMFG ! I-I-Itu ! G-cup !?
Aida tertunduk pasrah.
Hyuuga yang sedari tadi diam-diam mengagumi Tora, merasa kasihan dengan 'ekuilibrum ironi seorang Aida Riko' yang diputar didepan matanya. Memang dia akui Tora menyerupai dewi maupun bidadari turun dari langit. Tapi mana mungkin dia mengakuinya didepan mantan cinta pertamanya.
Dia pun berniat menyemangatinya, tetapi terhenti oleh tiga kalimat yang terlontar dari Tora yang menyerupai seseorang ,tapi mereka sulit mengingat mirip siapa,
" Kurang cantik ?Jangan bercanda. Yang bisa mengalahkan kecantikanku hanyalah aku seorang ."
Bagi murid kelas satu , mereka terpesona oleh karakter elegan dan putri arogan Tora. Tapi beda berbanding besar dengan orang yang 'mengetahui'...
' perasaan gue aja atau sedari tadi cewek ini bertingkah seperti Aomine Daiki dari Touou ?' , begitulah apa yang tergambar di benak mereka. Ada yang menatap Tora tidak percaya seperti Koganei dan Fukuda.
Aida, yang bangkit dari opera tragedinya, mengepalkan tangan ,siap untuk menonjok Tora. Dan syukurlah Kagami dengan sigap menghentikannya.
Sabar ya, Kagami. Hidupmu sudah ditakdiran begini.
Tak lama kemudian, terdengarlah suara bantingan yang keras dan jeritan dari power forward dari Seirin.
Rest in peace, Kagami Taiga !

Lain di Seirin, lain di Touou.
Jika Tora diterima dengan tangan terbuka oleh mayoritas(?) anggota klub Seirin, berbanding terbalik 270 derajat dibandingkan disekolahnya.
Baru saja dia memperkenalkan Hyo kepada senpai dan kouhainya ,dia sudah dikebuki oleh pekik histeris dari anggota reguler tahun lalu.
" YANG BENAR NIH, DIA ADIK LOE, AOMINE ? KOK LAIN BANGET ?"
" SOPAN ! DIA TERLALU SOPAN ! TIBA-TIBA TERBAYANG DIBENAK GUE WAJAH AOMINE YANG BERLAKU SOPAN *huek* NOOOOO!~"
" JANGAN KATAKAN ITU, WAKAMATSU SIALAN ! GUE MALAH LANGSUNG MEMPROYEKSIKANNYA DI KEPALA GUE ! MANA KANTONG MUNTAHNYA WOIIII !? MANAAA !?"
" DUNIA SUDAH KIAMAT !SIAPKAN DIRIMU KAWAN-KAWAN !"
Aomine memijat dahinya. Dia sudah menduga ini akan terjadi. Bukan salahnya jika wajah Hyo terlalu menyerupai dirinya. Kecuali alis mata yang terhalang oleh bandana hitam yang melingkari kepalanya. Tapi bisa jadi sama saja dengannya.
Oh, Aomine .Anda salah besar.
Wakamatsu yang duluan sadar pun berlaku (sok) profesional dan mengadakan sesi tanya jawab dengan Hyo. Seperti posisinya, keahliannya, dan ...
" Seingat gue memakai bandana disaat pertandingan itu dilarang ... kenapa loe bangga banget makainya ?" tanya Wakamatsu sarkastik. Sebenarnya, dia gemetaran karena didalam sesi tanya jawabnya, Hyo menjawab dengan penuh hormat dan kesopanan.
" ... Saya minta maaf sebesar-besarnya. Tetapi bandana ini adalah peninggalan terakhir dari Ibu saya ... dan Saya sudah berjanji untuk tidak melepaskannya disaat-saat tertentu ...", nada sedih terlukiskan dari suaranya. Aomine tersentak. Jadi dimasa depan istrinya mati, gitu ?
" Apakah saat-saat tertentu itu seperti pertandingan resmi ?"
" ... Sekali lagi maaf bila jawaban saya tidak dapat memuaskan anda, tetapi saya tidak dapat memberi informasi lebih lanjut daripada ini."
Seisi anggota reguler tahun lalu jantungan mendadak. Ada yang langsung tak sadarkan diri, ada yang masih sadar tapi berteriak melengking dua oktaf.
Aomine menghela nafas. Untunglah Momoi tidak masuk hari ini. Kalau dia ada, pasti dia tanya begini, " Dai-chan~ Kok kamyu gak bilang-bilang kalau kamyu punya adik sich! Aku kamyu anggap apaa? Hiks2... Dai-chan no baka!" dan berlari dramatik. Atau yang paling parah, " Mineko-bachan meninggal? Sejak kapan? Lu jangan sok famili dech! Lu orang luar kan? Atau jangan-jangan ... lu anak haram !?" . Sungguh. Jika Momoi berkata seperti itu, Aomine akan meninjunya dengan bangga.
Hyo menggaruk kepalanya canggung. Jika dia banyak berinteraksi yang tidak perlu, akan gawat jadinya
Tapi,bukannya Touou Gakuen terkenal dengan team playnya yang individual? Jadi dia tak perlu mempertahankan kerjasama tim seperti apa yang dilakukannya di masa depan,kan ?Yah, sekalipun rasanya hambar. Dia terbiasa belajar tentang makna 'kebersamaan dalam tim' oleh ayahnya sejak kecil.
Timetravel is suck, gumamnya pelan.
Untuk mengantisipasi banyaknya korban yang makin berjatuhan, Wakamatsu selaku kapten merevisi sisa anggota untuk latihan. Hari ini dijadwalkan mini game, playstyle lebih dibebaskan. Karena tidak ada Momoi untuk mengobservasi mereka, mereka gak perlu memaksakan diri untuk berusaha keras alias serius. Toh Cuma mini-game.
Hari ini latihan mendribble dan shoot. Wakamatsu merevisi anak kelas dua , sedangkan Aomine *yang merupakan suatu keajaiban mau turut berpartisipasi* merevisi anak kelas satu. Eitss! Jangan senang dulu. Dia begitupun ada motifnya. Dia ingin melihat secara langsung bakat dari *ehemm* 'putranya'.
Satu persatu anak kelas satu nge-shoot. Ada yang letoy, ada yang maknyus, ada yang sok keren, ada yang bikin tepuk jidat, dan ada yang lebih parah dibandingkan shoot pemula diantara pemula. Si Remang-remang Man pun menguap. Sampai giliran Hyo, dia tegap siaga.
Hyo mengambil posisi shoot dan kakinya terangkat dan dia pun meloncat dan melempar bola tepat ke tengah ring.
Aomine tercengang. Mulutnya menganga tak percaya.
Dia pun langsung menghampiri Hyo, membuat anak kelas satunya mundur ketakutan. Hyo tidak terpengaruh, hanya sedikit gugup saat 'ayah'nya menghampirinya.
Dan ...
" Oi, Hyo.. One-on-one sama gue. SEKARANG "

Kecurigaan Aomine pun terjawab sudah.
Meteor jam. Freefrom shoot. Zone. Semuanya ...
Nafasnya tercekat. Mulutnya terbuka, lalu terkatup, terbuka, terkatup seperti ikan mas.
Tanpa dia sadari, dia terjerembab dengan mata yang masih terbuka lebar, jelas menggambarkan betapa syoknya dia.
Anggota klub basket Toou lain tidak kalah syok. Pertama, seorang kembaran (?) Aomine datang dengan sifat sopan dan keigonya. Kedua, Aomine, ace Kiseki no Sedai yang cetar-membahana, kalah telak one-on-one Ketiga, Aomine, ace Kiseki no Sedai yang arogannya tak terkalahkan didunia, terjerembab tak berdaya dibawah lantai dingin dengan muka yang 'tidak bisa dipercaya' bisa terpatri di wajah itemnya itu.
Hyo, menyadari ayahnya jatuh syok, langsung menghampirinya, mengabaikan bola basket yang dilemparinya keluar lapangan (dan mengenai kepala Wakamatsu , diiringi nyanyian , " WTF!"). Dia mencoba untuk mengulurkan tangannya, tapi dihentikan dengan tamparan tepat di telapak tangannya.
" ... Aku butuh bicara denganmu, Hyo. Sendiri .."
Hyo menelan ludah dengan berat. Apakah dia melakukan hal bodoh lagi? Sial, Tora pasti akan menggorengku, pikirnya kelabu.

To Be Continued