Seorang namja merintih kesakitan saat sebuah luka kembali digoreskan di tubuh tegapnya. Sementara namja lain yang tengah mengukir karya-karya indah di tubuh sang naja tersenyum setan. Diangkatnya dagu lancip namja yang tengah diikatnya itu dengan ujung pedangnya.
Senyum miring kembali tersungging di bibirnya "bagaimana rasanya huh. Alfa?" tanyanya sambil terkekeh. Dimainkanya pedangnya di sekitar pipi lawan mainya tersebut membuat sebuah goresan panjang yang menciptakan sebuah sungai darah kecil.
"apa maumu Oh LuHan?" Tanya namja bersurai emas itu dingin. Namja bernama Kris itu memandang seluruh wajah LuHan murka.
LuHan terkekeh. Didudukanya tubuhnya di sebuah sofa merah maroon yang berada tak jauh dari sana. Diambilnya sebuah gelas wine yang berisi penuh cairan kental berwarna merah pekat. Darah. LuHan terkekeh dimiringkanya pedangnya tepat di atas gelas hingga darah Kris mengalir menuruninya.
Plung
Setetes darah kris tercampur dengan darah di gelas. LuHan menggoyang-goyangkan gelasnya hingga kedua darah itu tercampur sempurna. Disesapnya darah itu hingga menimbulkan bunyi kecipak pelan. "umh, sperti biasa. Gurih juga sedikit manis" ujar LuHan mengomentari rasa darah yang diminumnya "darah werewolf memang yang terbaik" lanjutnya riang. Maniksnya berubah menjadi merah terang.
Kris langsung waspada begitu merasakan aura LuHan yang menguat "jika kau bertanya apa maksudku? Tentu saja dengan senang hati akan kujawab" ujar LuHan tersenyum aneh. "aku" LuHan mengacungkan pedangnya tepat di depan wajah Kris. "sangat ingin klanku berkuasa atas seluruh dunia"
"heh kau bercanda? Bahkan klanmu masih kalah dengan klanku" ujar Kris meremehkan.
"justru karena itu aku ingin memusnahkan seluruh werewolf bagimanapun caranya" jawab LuHan membuat dahi Kris berkerut tak suka. "dan salah satu caranya adalah" LuHan menarik pedangnya lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. "ADALAH MEMBUNUHMU!" LuHan mengayunkan pedangnya kuat-kuat. Kris hanya bisa menutup matanya, berharap keluarganya disana akan baik-baik saja.
JRASHH
*Skip*
LuHan tertawa penuh kemenangan di depan seluruh klan vampire. "MULAI SEKARANG!" serunya keras membuat seluruh vampire menatapnya "KITA MUSNAHKAN SELURUH WEREWOLF!" serunya disambut seruan-seruan vampire-vempire lain.
*skip*
LuHan tersenyum remeh melihat seorang namja manis hanya diam tak berkutik, nafasnya terenggah, keringat turun membasahi seluruh tubuhnya, seluruh badanya dipenuhi luka. "Luhan" geramnya.
"tangkap dia" suruh LuHan pada dua pengawalnya. Kedua pengawal itu dengan sigap menangkap SuHo. SuHo yang sudah tak bisa bergerak hanya bisa diam sambil menyumpahi LuHan. "ck ck ck SuHo…. SuHo….. lihat dirimu seharusnya kau memilihku, bukan Kris. Tapi karena sekarang Kris sudah tidak ada. Bagaimana kalau kau menjadi selirku, manis?" tanya LuHan mengakkat dagu SuHo dengan pedangnya.
SuHo langsung meludah. "cih, aku tidak sudi. Lebih baik kau membunuhku Han!" seru SuHo.
LuHan menggeleng-gelengkan kepalanya "ck baiklah jika itu maumu. Jadi sebelum aku memeggalmu, ada kata-kata terakhir?" tanya LuHan sambil menggaruk tengkuknya malas.
"LuHan, dengar kan aku baik-baik. Aku bersumpah. Suatu saat keturunanku akan memikat keturunanmu. Membuatnya menghianatimu hingga membuat klanmu hancur lebur!" sumpah SuHo.
LuHan menatap SuHo takut. Luhan takut akan kebenaran sumpah SuHo, tidak, LuHan tak ingin keturunanya hancur. "BUNUH DIA!" seru LuHan.
SuHo menutup kedua matanya, setets air mata mengalir membentuk sungai kecil "Kai, maafkan Umma" bisiknya.
JRASHH
LuHan menatap nanar tubuh SuHo yang ambruk ke tanah "ini sudah semuanya tuan" ujar pengawal LuHan.
"ayo kita pergi" ujar LuHan bernajak meninggalkan tempat itu bersama kedua pengawalnya tanpa menyadari seekor srigala kecil bersembunyi di bawah tumpukan kayu. Begitu merasa keadaan aman srigala itu langsung keluar dari persembunyianya. Dihampirinya tubuh SuHo yang sudah tak bernyawa. Diusap-usapkanya moncongnya berharap bisa membangunkan SuHo, namun nihil membuat si srigala jatuh terduduk rengekan-rengekan memilukan keluar dari mulutnya.
"shh Kai jangan menangis ne?" seseeorang tiba-tiba menghampiri srigala kecil itu. Srigala itu langsung berlari menubruk namja itu. Si namja langsung menggendong srigala yang sudah berubah menjadi bocah.
"hisk….. samchon hisk…. Umma hisk" isaknya. Dipeluknya erat leher Lay. Lay hanya mampu terdiam sambil berusaha menenangkan Kai. Dipandanginya tubuh SuHo yang terbujur kaku. Lay mengucapkan mantra-mantra agar tanah-tanah disekitar SuHo bergerak sendiri hingga membuat sebuah kubur. Kai meronta ingin turun Laypun mengabulkanya. Kai merapalkan doa-doa supaya ibunya tenang disana.
Lay menggendong Kai begitu mencium bau vampire lagi. "kita harus pergi Kai" bisiknya mencoba menenangkan bocah berumur lima tahun itu.
*other side*
Seorang bocah vampire menatap ayahnya berang. "Appa membunuh lagi?" tanyanya dingin, iris merahnya membentuk pola rumit yang membuat semua orang bingun, bahkan LuHan sang ayahpun bingung. "bukanya appa sudah berjanji tidak akan membunuh lagi?" tanya bocah itu dingin.
"SeHun-" LuHan mencoba memberikan pembelaan namun bocah bernama SeHun itu keburu membalikan badannya.
SeHun menutup kedua matanya erat. Menutup sepasang ruby yang masih saja meradang dengan kelopak matanya "aku mau tidur" ucapnya lalu melangkahkan kakinya ke kamarnya. LuHan hanya bisa menggeram rendah melihat kelakuan putra semata wayangnya.
-tbc-
Salah satu ffku yang udah jamuran di lepi hehehe
