Ini bukan FF saya, tapi saya sudah dapat izin dari Kak Dee aka Kak Fujoshinta selaku editornya untuk mempublish ulang cerita ini.
Title : Black Heart
Author: Lee Young Jinz A.K.A JANE
Editor: Fujoshinta aka Dee
Genre : Fantasy, dark, violent
Chapter : 20/20-Epilog
Rating: NC 21-Rated/Yaoi
Cast: Yunjae, Yoosu, Changmin x Kibum, Park Shin Hye dll
Editor note: akhir dari FF Blackheart. Maaf lama dan panjang 30 halaman…Semoga suka ya ^^ dan sediakan kopi!
Chapter 20
BlackHeart
Tidak pernah Shin Hye duga sama sekali Shim Changmin pemuda vampire yang belum lama bergabung dengan Jae Joong vampire pria yang di cintainya itu sejak kepindahan dari Je Ju Island menuju Seoul, dapat mengendus segala akal busuknya dalam masalah Soul Eater dan telah mendatangi apartemennya bersama Park Yoochun dan Kim Kibum. Belum lama rasa shock akan kedatangan ketiga pemuda itu dengan mengikatnya pada kursi ruang makan, seorang tamu yang dianggap dapat menyelamatkan diri dari intimidasi Ki Bum dan Changmin malah membuat ia makin merasa kalah ketika tamparan keras di pipi didapatkannya. Sebagai seorang vampire wanita yang elegan, Shin Hye harus di tampar oleh seorang wanita biasa! Andai ia tak dalam keadaan terikat, mungkin saja bisa melawan menggunakan kekuatan vampire-nya. Akan tetapi sangat di sayang ini adalah siang hari, kekuatan vampire yang ia punyai hilang setengah dari kekuatannya sehingga ikatan lemah seperti ini tak dapat di lepasnya juga ketika ia berusaha bertransformasi juga gagal!
Perkataan wanita yang ia ketahui bernama Choi Jessica itu juga sedikit membuat harga dirinya jatuh hingga di pusaran tanpa dasar saja! Egoiskah dengan menggunakan segala cara mendapatkan kebahagiaan cintanya? Bukan kali ini ia merasakan patah hati tapi sudah berkali-kali. Sejak ia remaja sudah menyukai Kim Jae Joong yang pendiam dan memiliki pesona vampire yang bila dewasa akan banyak di sukai oleh kaum hawa. Hanya saja pria calon vampire itu dekat dengan seorang anak lelaki yang juga memang di kagumi para gadis seusianya saat itu. Shin Hye hanya bisa bersembunyi di balik tebing di JeJu yang menghadap ke laut bila kedua lelaki itu tengah berdua di pantai tengah berbincang-bincang tentang kehidupan, yang barang tentu tak di mengerti oleh Yunho yang belum dewasa sebab pemikiran Jae Joong saat itu memanglah begitu maju. Lewat apa yang ia lihat, keduanya saling mencintai. Pernah ia membuat Yunho hampir celaka kala itu, tapi entah nasib baik ataukah memang Yunho memiliki nyawa banyak, dia tidak mati meskipun lem beracun ia masukkan pada salah satu bekal makan milik gadis yang menyukai Yunho.
Sejak itu mereka semakin dekat saja, meski Jae Joong tetap bersikap layaknya anak aneh dan dewasa diusia muda, Shin Hye menelan rasa pahit tak dapat memiliki Jae Joong untuk sekian kali sebab adanya pria itu, Jung Yunho. Shin Hye pun mulai berpikir, diusia 17 tahun nanti bukankah mau atau tidak Jae Joong harus di beri cairan untuk bertansformasi? Mungkin bisa mendapatkan hati Jae Joong nanti, ketika pria itu melupakan semua kenangan masa remajanya!
Tapi kesempatan yang ia tunggu itu musnah! Setelah berhasil mentansformasi Jae Joong dan Junsu yang belum cukup umur untuk melakukan transformasi, keluarga Kim menghilang dari Je Ju Island. Tentu saja ini membuat Shin Hye muda sangat berambisi menemukan orang itu. Ketika pindah keSeoulbersama keluarganya beberapa tahun kemudian, disinilah Shin Hye mengetahui bahwa Jae Joong yang ia sukai berada diSeoul. Semua karena membaca artikel Junsu adik dari orang yang di cintainya di sebuah majalah kolom bisnis. Kesempatan untuk mendapatkan hati Jae Joong terbuka kembali. Pertemuan di gala dinner itu begitu membahagiakan hatinya sebab dia bisa memulai dari awal, dimana pasti Jae Joong tak akan ingat bahwa ia adalah salah seorang yang mengetahui masa lalunya. Tapi…semua kacau karena ada seseorang yang selalu merusak rencananya, Jung Yunho yang berada disana juga! Saat ia melajukan mobil untuk menjemput Jae Joong kala itu, sebenarnya sudah masuk perhitungannya! Dia ingin mendapat perhatian Kim Jae Joong tentu saja. Walau tentu saja rencana itu tak berhasil.
Shin Hye tak abis berpikir untuk mendapatkan Jae Joong. Tentang kutukan Soul Eater yang ada pada vampire pria pun ia pelajari. Melihat pertemuan Jae Joong yang terus menerus dengan Yunho, pasti akan membuat Jae Joong mengingat masa lalunya di Je Ju. Pasti akan ada kematian kalau Soul Eater tak segera di sembuhkan. Dari eksperimennya, cairan transformasi dapat membuat rasa sakit akibat kutukan soul eater berkurang tapi tidak dapat menyembuhkan kecuali sang vampire pria itu memperoleh keturunan. Mungkin hal ini dapat di manfaatkan olehnya.
Akan tetapi, ia berpikir kalau saja ada cara lain untuk menyembuhkan Jae Joong selain menikah maka hal ini pun akan membuat gagal rencananya! Shin Hye akhirnya mencari cara lain itu dan hal ini yang membawanya ke Je Ju kembali ia mendapatkan fakta menakjubkan dari makam Kim Soo Roo. Dengan cepat ia mencari buku terlarang di perpustakaan tertua di Seoul dan ketika ia meminjam buku Ancient Runes of Ornament disana Shin Hye mengetahui bahwa kalung Blackheart yang di maksud mungkin adalah kalung milik Jae Joong yang di dapat secara aneh itu. Shin Hye mendengar percakapan Jae Joong dan Yunho dulu ketika semasa mereka berdua selalu di pantai. Selama ini, keluarga Kim hanya mengetahui keturunan saja yang bisa menghapus kutukan itu. Senyum iblis terukir di sudut bibirnya, di robek buku tersebut dan mengembalikan dengan cepat dan semua berjalan seperti rencananya. Jae Joong akhirnya mengingat semuanya!
Semua rencanya sudah berhasil, tinggal selangkah lagi namun kenapa ketiga pria ini malah mengetahui semuanya? Dia sudah membuang sobekan kertas dari buku kejendela pasti sudah tak ada, tapi teriakan bahwa Yoochun mendapatkan kertas itu membuat ia menjadi begitu lemas dan Changmin yang berhasil mendapatkan kertas yang di buangnya ternyata menyangkut di pipa paralon dan terjepit diantara dinding? Apalagi setelah itu mereka bermaksud untuk menyelamatkan Jae Joong. Ditinggalkan dalam keadaan terikat di kursi oleh ketiga pria dan wanita dari keluarga Choi yang ia ketahui akan bertunangan dengan Jung Yunho membuat Shin Hye geram setengah mati.
"AAARRRRGHHH!Sialan! ARRRGGHH" Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan tubuhnya dari ikatan ini sebab bukankah ia adalah vampire? Dia harus membunuh ketiga orang itu juga gadis itu Choi Jessica! Setelah beberapa menit berusaha ia dapat juga melepas kain yang mengikat tubuhnya. Shin Hye menuju balkon dan lewat mata dan pendengaran super sonic vampire nya bahwa terdengar Yoochun tengah menghubungi Junsu.
"Andwee..tidak! Kim Jae Joong adalah milikku, tidakk!" Shin Hye memukul-mukul keras besi pada balkon apartemennya. Tidak boleh ada yang memilikinya! Dari pembicaraan Yoochun dengan Junsu, Jae Joong sepertinya memilih kematian daripada menikah dengannya. Saat itulah pertanyaan Jessica tentang keegoisan dan juga apakah ia mencintai Jae Joong terngiang-ngiang dalam kepalanya. Air mata kini mengucur deras ketika ia juga mendengar pembicaraan Yoochun dan Jessica. Merasa kalah, ia tak memiliki tujuan lain. Wanita itu pun berdiri diatara besi balkon, ia pun menjatuhkan diri dari lantai 21.
Sekarang yang terdengar adalah sirine mobil polisi dan ambulans tengah berkumpul di depan apartement high class di Korea. Terlihat terbujur kaku seorang wanita di atap mobil yang terparkir dan telah hancur bagian atap tersebut disebabkan kerasnya menerima hantaman beban tubuh orang itu. Darah mengucur deras dari kepalanya yang mungkin menghantam atap mobil atau dalam bertubrukan dengan besi apartemen lain ketika perjalanan tubuh jatuh kebawah. Suara orang-orang yang berdiri disanaterdengar hiruk pikuk berbicara tentang kematian wanita yang meloncat dari itu diketahui bernama Park Shin Hye. Menurut berita yang santer mereka ketahui, wanita itu akan segera menikah dengan seseorang yang sangat berpengaruh. Apakah wanita itu stress dengan pernikahan yang tinggal menunggu hari sehingga nekat menjatuhkan diri dari lantai apartemennya?
Para polisi segera membuat jalur kuning agar orang-orang yang tengah melihat kejadian ini tidak memasuki area tersebut guna penyelidikan lebih lanjut. Polisi menggambar letak jatuhnya wanita itu kemudian memindahkan mayat ke dalam ambulan untuk segera melakukan otopsi terhadap tubuh sibuk mengambil gambar tempat kejadian untuk peliputan berita, mengorek sedikit informasi dari sekitar guna menjadikannya berita acara petang nanti.
Akan tetapi…suatu hal terjadi sangat tidak logis. Setelah mayat itu sampai dirumah saki dan masuk ke tempat penyimpanan mayat menunggu keluarga Shin Hye datang, mayat Shin Hye menghilang…..
._.
._.
Sesudah Jae Joong memasakkan makanan lezat untuknya ketika terbangun tengah malam, YoonJae dapat tertidur nyenyak kembali. Pagi menjelang dan anak itu pun terbangun, Yoon Jae yang ingin berjalan-jalan di luar resort bersama Jae Joong atau ia memanggilnya "Hero hyung" terpaksa mengurungkan niat keluar resort hotel ini sebab ia melihat wajah Jae Joong sedikit pucat, di tambah sekarang tengah hujan salju, tak ada yang dapat ia lakukan diluar dengan cuaca seperti itu. Padahal ia ingin mencari kalung Black Heart, begitu Hero hyung mengatakan padanya nama kalung berwarna merah maroon berornamen hati itu. Kalung itu hilang dan membuat Hero hyungnya terlihat kehilangan atau mungkin lebih terlihat sedih ketika ia semalam terbangun dalam keadaan lapar melihat mata indah itu sedikit berkaca-kaca.
Senyum Hero hyung begitu indah ketika tengah menceritakan tentang kalung Black Heart itu. Siapapun juga yang mendengar bercerita dan tersenyum seperti itu, kalung Black Heart sangatlah berarti buat Hero hyung. Yoon Jae berpikir kalung itu mungkin terjatuh di arena ski ketika mereka berdua dan Vick bermainan lempar bola salju kemarin siang. Kalau di pikir-pikir, sejak kalung itu menghilang Hero hyung terlihat selalu bersedih sehingga membuat ia terkesan rapuh. Jauh dari kesan super heronya yang menyelamatkan wargakotaSeoul.
YoonJae sebenarnya ingin menghubungi dokter agar datang ke resort hotel mereka akan tetapi Hero hyung tak ingin ada dokter atau lebih tepatnya menolak kedatangan dokter di dalam hotelnya. Padahal noda darah di saputangan yang ia temukan di onggokan pakaian kotor mereka begitu terlihat mengkhawatirkan. Namun..Jae Joong hanya ingin beristirahat saja.
Pada awalnya anak berusia dua belas tahun itu tak setuju dengan permintaan tersebut, ia tak ingin sakit Jae Joong lebih parah dari sekarang. Yoon Jae masih mengingat kejadian di gedung Bank Hana beberapa hari lalu, bukankah dokter Kangin menginginkan Hero beristirahat dulu? Sewaktu Hero hyung ingin pergi keNamiIsland, dokter Kangin berpesan untuk tidak membuat Hero lelah sebab pria itu masih dalam pemulihan. Hal inilah yang membuat ia bersikeras untuk memanggilkan dokter.
Akan tetapi, Jae Joong bersikeras tetap tak ingin ada dokter. Pria itu berdiri dari ranjangnya dan mencari tas kecil modifikasi yang dia dapat dari Changmi, membuka tas itu dan mengeluarkan isi yang berisi PSP miliknya. Dia memperlihatkan score yang tertera di layar PSP tersebut kepada Yoon Jae. Score dengan angka fantastic, yang mengundang siapa saja untuk melebihinya. Tak ada yang dapat melampaui score tertingi itu termasuk adiknya Kim Junsu yang meski sudah menggunakan kecepatan tangan vampire tak dapat mengimbangi score itu. Melihat Yoon Jae sangat menyukai games PSP yang di belikan olehnya agar mengusir kebosanan menuju Nami island, dan sekarang anak itu memaksa agar dokter mendatangi resort hotel ini, lalu membiarkan dokter yang memeriksa tidak mendapatkan keanehan lain pada tubuhnya tapi menemukan lidah api panas menyala berbentuk sayap keluar dari punggungnya? Maka itu merupakan masalah besar baginya atau mungkin bagi para vampire yang hidup di dunia modern ini!
"Kalau kau bisa mengalahkan score ini, kau boleh memanggil dokter untukku." Ujar Jae Joong kala itu, membuat Yoon Jae anak kecil itu tertegun. Tentu saja, gamers manapun akan merasa tertantang untuk mengalahkan nilai fantastic itu. Walau ia masih baru dalam hal ini, Yoon Jae tidak pernah meragukan kecepatan tangannya. Memang mustahil tapi mendapatkan dokter untuk Jae Joong lebih baik. Mendengar tantangan itu Yoon Jae tak ingin memaksa meski ia ingin Hero hyung sembuh. Pada akhirnya ia bersedia mengalahkan score tertinggi yang pernah di cetak oleh Jae Joong.
PSP memang permainan yang mengasyikkan dan memang sangat membuat Yoon Jae melupakan waktu. Walau memang ia sempat tertidur karena matanya lelah ia tetap memainkan untuk mendapat score setinggi yang tertera pada layar PSP milik Hero hyung. Hingga malam telah tiba, YoonJae anak lelaki yang ikut dengan Jae Joong ke Nami Island masih asyik bermain PSP pemberian Jaejoong dengan serius di kursi tamu resort hotel tempat mereka menginap.
Saat ini permainannya sudah sampai ke level tertinggi dan hampir mendekati score milik Jae Joong, dia jadi bersemangat untuk menunjukkan score tersebut nanti kepada Hero hyung dan membuatnya menang untuk memanggil dokter. Akan tetapi ia sekarang mendengar suara rintihan kesakitan dari arah kamar Jaejoong. Di putuskan saat ini game PSP dengan score tertingginya bukanlah yang terpenting. Keadaan Hero hyung lebih penting dari segalanya! Walau bagaimanapun, ia pernah diselamatkan oleh Kim Jae Joong yang merupakan sosok di balik topeng super hero tersebut. Di putuskannya untuk berlari menuju kamar Jaejoong dan ia bersumpah meski tanpa score tertinggi YoonJae akan menghubungi dokter kalau Jae Joong bertambah parah sakitnya!
YoonJae membuka pintu kamar Jae Joong melihat orang yang sangat ia sayang bagai saudaranya sendiri itu sedang tergeletak dilantai dekat ranjang dan meringkuk seperti orang yang tengah menggigil. Tubuh Jae Joong juga ia lihat mengucurkan keringat dingin. Tak hanya itu, rambut Jae Joong juga sedikit berbeda separuh. Disebelah kiri rambut itu terlihat berwarna putih silver tapi bila terkena cahaya seperti berwarna emas. Sedang sebelah kanan berwarna hitam seperti yang ia lihat biasanya. Anak itu tertegun namun keadaan Jae Joong yang seperti kesakitan itu membuat keberaniannya muncul. Dengan cepat ia berlari dari depan pintu dan duduk disamping Jae Joong yang tengah kesakitan.
"Hyung! Hyung! Gwenchana!? Oh my Goodness! Hyung! Hidungmu berdarah!
YoonJae yang kebingungan dan khawatir melihat kesakitan Jae Joong sekarang berlari masuk ke kamar mandi dan mencari handuk kecil yang memang disediakan oleh resort ini. Anak itu pun segera menarik handuk kecil yang tergantung pada kaca transparan diatas bath up dan kembali berlari ke kamar kemudian mengelapkan keringat dingin yang mengucur di wajah Jaejoong dan darah di sekitar hidung. Wajah Jaejoong hyung atau Hero yang sangat ia sayangi ini sekarang sangat pucat, lebih dari yang ia lihat ketika tengah tertembak kemudian di operasi dokter Kangin atau pagi tadi ketika memberi tantangan pada nilai score tertinggi PSP nya! Wajah Jae Joong sekarang terlihat seperti mayat hidup! Sama persis seperti warna wajah para vampire yang pernah ia lihat di film tentang vampire.
"Aku akan memanggil dokter untukmu Hero hyung." Yoon Jae pun berdiri dari posisinya beranjak mencari telephone resort hotel ini agar mau memberikan nomor dokter sekitar yang bisa dihubungi atau kalau memang ada tamu resort hotel disini yang seorang dokter, itu juga bisa dia minta hubungi oleh resepsionis hotel untuk menolong Hero hyung. Entah kenapa Yoon Jae menyesal kenapa kemarin mereka tidak bertiga saja pergi keNamiIslandini. Dengan adanya dokter Kangin, mungkin ia tidak merasa khawatir!
Namun belum juga ia berlari menuju meja nakas dimana telephone hotel berada untuk menghubungi resepsionis, pergelangan kakinya sedang di cengkeram erat oleh Jae Joong. Jae Joong tak ingin YoonJae menghubungi pihak resepsionis resort hotel, sambil menahan rasa sakit dan panas di dalam tubuhnya, Jae Joong mempererat pegangan tangan pada pergelangan kaki YoonJae ketika merasa anak itu berusaha untuk bergerak melepaskan diri. Dengan bahasa tubuh ia menggelengkan kepala ketika YoonJae melihat kearahnya. YoonJae mendesah mengalah, ia berjongkok kembali dan meminta penjelasan dari Jae Joong kenapa ia tak memperbolehkannya menghubungi pihak hotel! Padahal sangat jelas saat ini Jae Joong tengah sakit.
"Hyung…kau sakit. Harus ada dokter yang melihat keadaanmu!" Jae Joong tetap menggeleng dan sepertinya susah sekali ia mengeluarkan suara untuk mengatakan jangan kepada Yoon Jae. Tubuhnya terasa terbakar, dan tenggorokannya terasa kering. Membuat ia tak mampu berkata-kata selain merintih karena rasa sakit tak terperi.
"Baiklah…tapi apa yang harus kulakukan Hero hyung! Aku tak tahu, karena aku bukan dokter! Setidaknya katakan apa alasan hyung tidak memperbolehkan ku memanggil dokter"
Dengan perlahan Jae Joong mengangkat tangan kecil Yoon Jae untuk memegang punggungnya. Panas mengalir hingga ketulang belulang YoonJae. Seketika bocah itu terkejut, orang yang menderita demam tinggi tidak mungkin memiliki panas yang setinggi itu. Kalau orang biasa saat ini pasti tengah diopname dirumah sakit dengan selang infuse dan juga masker oksigen.
Jae Joong memberi isyarat untuk membantunya ke atas tempat tidur. Dengan sekuat tenaga bocah itu memapah Jae Joong menuju keatas ranjang dengan posisi tertelungkup dengan kedua tangan Jae Joong di dada.
YoonJae dengan tenaganya membalikkan tubuh Jae Joong yang memang lebih besar darinya. Dia pun memutuskan untuk membuka baju Jaejoong agar merasa nyaman. Bocah itu lalu mengelap tubuh Jae Joong yang berkeringat dingin dan ia juga membalik tubuh itu lagi hingga terlihatlah punggungnya. YoonJae sudah akan menempatkan handuk diatas punggung Jaejoong, namun matanya terbelalak dan gerakan tangannya terhenti di udara tatkala melihat hal yang tidak pernah di lihat seumur hidupnya. Tattoo bergambar sayap yang mengeluarkan lidah api berwarna hijau.
"Hyung! Punggungmu! Hyung!"
Jae Joong yang mendengar seruan YoonJae hanya terlihat menarik nafasnya yang mungkin sulit ia lakukan. Namun ia harus menjawab pertanyaan bocah kecil yang sudah banyak menolongnya ini.
"I-i- tu… So-soul – Eat-er. Ku..kutukan o..orang se-pertii..kkuuu." Jawabnya terputus-putus. Terlihat wajah tak mengerti YoonJae apa maksud dari kutukan orang seperti Hero Hyung yang berada di samping wajah Jae Joong.
"Ma..masih ingat de-dengan pertamaa..kalii kau melihatkuuu..?"
YoonJae mulai menggali ingatannya. Mencoba mengingat kembali sesuatu yang terlupa. Dia pun akhirnya teringat pada suatu malam dimana ia tengah berada di atap rumah melihat seseorang menghisap darah. Dan orang itu ia tahu adalah Hero yang tengah di perbincangkan. Saat itu ia hanya membelalakkan mata terkejut dan takut. Dia pun bercerita pada orang tuan yang membesarkannya. Bukan orang tua kandung, mereka hanya orang yang mengasuhnya sejak kecil dijalanan. Tapi mereka tak ada yang percaya tentang penglihatannya itu.
"Aku ingat hyung…Kau menghisap darah orang jahat itu. Humm…tapi bisa disembuhkan bukan kutukan tersebut?"
Jae Joong tertegun dengan pertanyaan ini. Andai anak itu tahu ia pergi keNamiIslanduntuk memilih kematian ketika ia melihat berita Yunho yang juga menikah dengan seorang wanita keluarga Choi bernama Jessica di hari sama dengan ia menikahi Shin Hye, padahal kala itu ia akan memutuskan menyatakan kebenaran cintanya pada Yunho? JaeJoong meneteskan bulir air matanya kalau mungkin saja saat ini Yunho tengah sibuk dengan pemotretan pra-weddingnya atau mungkin saat ini Yunho tengah menggandeng mesra gadis yang akan ia nikahi itu, atau tengah memeluknya? Jae Joong menarik nafas panjang ketika dilihat ia memperhatikan YoonJae seakan tengah menunggu jawabannya.
"Tidak ada obatnya…hanya…memilikiii..keturunan aku bi-ssaaa terr-bebas dari..kkuuttukkaaan..iniii"
"Kalau begitu Hyung harus menikah dan memiliki keturunan. Kita kembali keSeoulsaja menemui orang tua hyung. Siapa..hummm oh iya Kim Jun Jin dan Kim Tae Hee..benar mereka orang tua hyung?"
Tapi Jae Joong menggeleng, ia tak ingin pulang. Membuat anak kecil itu tersedu sekarang. Dia merasa tak dapat membantu apa-apa. Disaat itulah bunyi pintu resort hotel ini seperti tengah ada yang mengetuk membuat ia terlonjak. Mungkin….dia orang yang dapat membantunya untuk pergi membawa mereka berdua keSeoul, untuk menyelamatkan Hero hyungnya!
._.
._.
Yunho telah melajukan mobilnya menuju NamiIsland. Sebuah tempat yang berada di bagian selatan sungai Han, dimana sekarang Jae Joong orang yang ia cintai berada. Ketika Jessica tunangannya atau mungkin sekarang bisa dikatakan mantan tunangan mendatangi kantor Seoul City Post tempat ia bekerja dan mengetahui dari wanita itu bahwa Jae Joong tengah sekarat, Yunho merasa hatinya begitu sedih. Berita terakhir yang ia ketahui Jae Joong-nya pernah muncul di Bank Hana dan terluka. Namun berita itu begitu simpang siur akan keadaannya, hal ini membuat ia tak berkonsentrasi di pertemuan perjodohannya dengan Jessica.
Sekarang ia tahu Jae Joong tengah sekarat dan segala pernyataan bohongnya dalam mengatakan tidak mencintainya, Yunho sekarang dapat memahami semua. Kenapa mereka begitu sangat di permainkan oleh takdir dengan begitu rupa? Ketika ia akan menyatakan cinta di usia Jae Joong yang ke tujuh belas, mereka terpisah dengan alasan yang tak pernah di ketahuinya.
Sejak Jae Joong menghilang di usia tujuh belas tahun nya tersebut, Yunho merasa hampa membuat kedua orang tuanya memutuskan pindah keSeoul. Ditempat baru meski ia bertemu dengan orang-orang yang tak pernah di kenal, rasa cinta pada Jae Joong tak pernah menghilang. Selalu menunggu pria itu, bahwa takdir mungkin akan mempertemukan kembali selalu ia percayai. Setelah bertahun-tahun lamanya, secercah harapan bertemu dengan Jae Joong ketika ia menemukan kalung berwarna merah maroon berornamen hati, Black Heart yang ia tahu itu adalah milik Jae Joong dikenakan oleh Hero, penyelamat kota?
Sebagai orang yang bekerja di bagian majalah berita harian, hal ini sangat mudah. Namun, pertemuan kembali dengan Jae Joong membuat ia bingung. Orang itu tak mengenalinya. Padahal ia yakin bahwa itu adalah Jae Joong! Apapun harus di lakukan, agar Jae Joong mengingatnya. Hingga hari ia memberikan kalung Black Heart kepada pria itu!
Namun takdir sepertinya mempermainkan mereka berdua kembali. Ketika Jae Joong mengingatnya, membuat ia begitu bahagia dan menjamah pria yang sangat ia cintai, tapi Jae Joong malah ingin menikah dengan wanita. Sakit hati membuat ia memutuskan untuk mempercepat pernikahan juga dengan wanita bernama Jessica. Tapi…hari ini ia mengetahui kebenaran tentang kekasihnya itu dari mulut Jessica. Hal inilah yang membuat ia begitu tak sabar, segera melajukan mobil menujuNamiIsland.
Mobil Yunho akhirnya sampai pada sebuah resort hotel terkenal di Nami. Yunho tahu sebab majalah hariannya pada rubrik tertentu pernah membahas tentang pariwisata yang ada di negara Seouldan salah satunya tempat resort hotel di Nami ini yang memang begitu stategis di angkat ke dalam rubrik tersebut. Satu banding sepuluh sebenarnya apakah Jae Joong ada disini atau tidak! Tapi entah kenapa Yunho yakin sekali, bahwa Jae Joong tengah berada di salah satu kamar resort itu. Mungkin ini yang bisa dikatakan intuisi atau feeling sebab dadanya begitu berdegup kencang dan air mata tanpa ia kontrol mengalir dengan sendirinya ketika ia memasuki halaman resort hotel yang berwarna putih bersalju. Apakah Jae Joong tengah menangis sekarang ini?
Yunho segera memasuki resort hotel, terlihat banyak pengunjung tengah duduk di lobby dengan peralatan ski yang mereka bawa. Nami island memang terkenal dengan pariwisata ski-nya. Sekarang saja hujan salju tampak tebal menutupi jalanan mobil yang memang sudah bersalju. Beruntung, meski tadi hujan salju jalanan utama menuju resort hotel ini tak begitu tertutup salju yang tebal seperti sekarang dan masih dapat di lewatinya. Mungkin ini takdir lain yang menyatakan ia harus menemukan Jae Joong. Yunho pun langsung menuju ke bagian resepsionis untuk menanyakan kamar milik Jae Joong. Sebenarnya ia ingin bertanya dengan sopan, tapi degupan jantungnya membuat ia harus cepat mengetahui di kamar berapa pria yang ia cintai itu berada.
"Dimana kamar tamu bernama Kim Jae Joong! DIMANA! Dia ada disini bukan?" Ujarnya tak sabar, entah kenapa hati kecilnya berkata Jae Joong saat ini tengah kesakitan. Resepsionis pria yang tengah ditanya seperti itu sedikit mencurigai Yunho. Kenyamanan tamu resort adalah yang utama, sehingga ketika Yunho sedikit kasar menanyakan tentang keberadaan tamu bernama Kim Jae Joong ia tak ingin memberitahukan. Kalau terjadi sesuatu pula pada pelanggan mereka bernama Kim Jae Joong, pasti akan membuat kericuhan di resort hotel ini. Dengan sopan resepsionis pria itu tersenyum menanggapi Yunho.
"Maaf Tuan, kami tidak diperbolehkan memberi…"
YunHo sedang tidak ingin bersabar atau berdebat sekarang! Walau sebenarnya tahu bahwa tindakan ini salah tapi keselamatan Jae Joong lebih penting dari semua! Yunho pun mengangkat tangan dan ia meraih kerah resepsionis pria itu sehingga badan sang resepsionis sedikit terangkat, memotong pembicaraannya sebelum selesai.
Resepsionis pria itu sepertinya terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Yunho, terlihat ia ingin melepaskan tangan Yunho dari kerah bajunya namun, pandangan mata yang begitu menusuk membuat ia mengurungkan hal itu.
"Beri tahu padaku dikamar berapa Kim Jae Joong berada! Dia sedang dalam bahaya! Aku membawa obatnya! Cepat!" Ujarnya dengan tegas. Memang benar sekarang Jae Joong tengah bahaya, kalau terjadi sesuatu pada Jae Joong sebelum ia bertemu dengan pria itu, Yunho akan sangat menyesal. Jae Joong harus dalam keadaan hidup sebab pria cantik itu adalah detak jantung, nafas, belahan jiwanya.
"I..iya Tuan…."
Resepsionis itu mengangguk dengan ekspresi antara takut atau mungkin sedikit shock akan perlakuan tidak menyenangkan! Tapi ia tetap segera mencari atau memeriksa daftar tamu resort yang menginap disini lewat komputerisasi. Entah kenapa ia mau saja menuruti permintaan pengunjung ini, padahal kalau di pikir, pengunjung ini telah melakukan kekerasan padanya. Mungkin resepsionis pria itu melihat kejujuran dimata pria tersebut ketika mengatakan bahwa pelanggan bernama Kim Jae Joong tengah sakit. Kekhawatirannya terlihat jelas lewat manik mata setajam elang itu. Akan tetapi hal lainnya yang membuat ia percaya mungkin melihat pakaian yang dikenakan pria tersebut sangat jauh dari kesan orang yang memang ingin bertindak tidak baik.
"Tamu bernama Mr. Kim Jae Joong check in di resort dua hari lalu dan menurut data, dia akan mulai check outlima hari dari sekarang. Beliau berada di kamar 407. Lantai 4." Ujar resepsionis pria itu ketika ia melihat daftar bernama Kim Jae Joong termunculkan.
Yunho yang telah mendapatkan apa yang ia mau akan bermaksud menuju lift, tapi sebelum melangkah ia berbalik lagi dan membungkukkan badannya.
"Mianhae kalau saya tidak berlaku sopan. Tapi saya sangat terburu-buru. Kamsahamnidha"
Setelah berkata hal itu YunHo segera berlari kearah lift dan menekan panah keatas. Setelah pintu lift terbuka ia memasuki lift dan menekan tombol nomor 4. Di dalam lift yang tertutup ia begitu tak sabar. Padahal lift ini hanya berjalan beberapa detik namun entah terasa sangat lama. Bunyi ting pada lift ketika telah sampai di lantai 4, seakan terdengar melodi sangat indah di telinga Yunho. Ketika telah terbuka pintu lift itu, ia segera berkeliling mencari kamar 407. Dia berbelok ke kiri dan melihat ada sekitar 8 kamar masing-masing saling berhadapan. Yunho menengok ke kiri dan kanan untuk mencari nomor 407. Mata Yunho akhirnya menatap pada satu nomor yang ia cari. Yunho segera berlari menuju pintu kamar yang terletak hampir diujung ruangan.
YunHo sedang mengetuk pintu kamar 407. Hatinya sudah berdegup kencang ketika ia seperti mendengar langkah kecil tengah menuju arah pintu. Yunho tersenyum tipis, Jae Joong masih bisa berjalan, dan mungkin ia tidak apa-apa. Masih ada waktu untuk meminumkan cairan yang ada dalam kalung Black Heart. Tak lama ia mendengar bunyi pintu tengah terbuka, namun senyum tipisnya menghilang tatkala yang ia lihat adalah seorang anak laki-laki yang ia prediksi berumur sekita 10-12 tahunan membuka pintu kamar yang tadi di beri oleh resepsionis resort hotel Nami ini. YunHo mencelos, ia kembali ke titik awal, tidak ada Jae Joong yang ia cari. Padahal ia sangat yakin kalau orang yang ia cintai itu berada di resort ini.
"Mian..sepertinya aku salah kamar" Ujar Yunho yang mengira bahwa ia salah kamar, karena Yunho tidak mengharapkan atau tidak pernah menduga lebih tepatnya kalau Jae Joong mengajak seorang anak kecil seperti yang ia lihat. YunHo berbalik, bermaksud berlari mencari ke kamar sebelahnya. Mungkin saja resepsionis itu salah memberi nomor kamar. Dia harus menemukan Jae Joong.
Sedangkan YoonJae yang membuka pintu kamar Jae Joong hanya tertegun ketika orang yang ia bukakan pintu ternyata berkata tengah salah mengetuk. Dari wajah nya ia terlihat kecewa ketika Yoon Jae membuka pintu. Tapi, entah kenapa ia merasa familiar dengan wajah pria yang tengah berbalik untuk pergi dan meskipun ia salah, orang itu tetap harapannya dalam membantu Hero hyung kerumah sakit!
(YJPOV: Wajah itu? Ayo berpikirlah YoonJae. Akh..Tunggu dulu…bukankah itu? Orang yang ada di TV! Ya orang itu Jung Yunho. Orang yang membuat hyung menangis melihat berita pernikahan yang sebentar lagi dilaksanakan dan membuat Hyung memutuskan ke Nami!)
"Jung YunHo ssi!" Panggilnya keras, sebab Yunho sudah jauh berada dua kamar darinya. Merasa ada yang meneriakkan namanya, Yunho yang akan memencet tombol pintu menoleh kearah suara yang memanggilnya. Dia terkejut melihat bahwa yang memanggil namanya adalah anak di pintu 407 kamar yang ditunjukkan oleh resepsionis padanya sebagai kamar Jae Jooong. Semakin ia lihat, Yunho tidak dapat mengingat siapa bocah lelaki itu. Sepertinya YoonJae mengerti kebingungan pria itu. Siapapun juga akan kebingungan kalau tidak pernah bertemu, namun memanggil namamu dengan benar!
Yoonjae tersenyum! Dia bersyukur bahwa ia ternyata tidak salah dengan ingatannya kalau pernah melihat lewat televisi. Pria itu memang Jung Yunho yang berada di televisi ketika Jae Joong hyung berada di klinik dokter Kangin. Menangis karena berita pertunangan pria itu. Ketika YoonJae melihat mata pria itu, ia sadar bahwa mungkin tengah mencari Jae Joong hyungnya.
"Tolong ….Tolong aku Jung Yunho ssi~! Jaejoong hyung sakit!"
Yunho membelalak ketika anak itu mengucapkan nama Jae Joong-nya yang memang tengah di carinya. Yunho segera berlari kembali ke kamar 407 dan masuk kedalam suite yang dalamnya seperti dirumah sendiri. Ia menlihat keseliling mencari sosok orang yang ia cintai di bagian ruang depan tapi tak ada, ia lalu berlari menuju dapur, namun tak ada sosok Jaejoong juga disini. Dimana Jae Joong?
"Jae Joong..kau ada dimana?" Seketika Yunho merasa takut! Apakah Jae Joong menghindari dirinya ketika tahu bahwa ia telah datang? Mengingat begitu banyak alasan Jae Joong dahulu agarmenjauhinya, tidak memungkinkan kali ini ia melakukan hal sama bukan! Jae Joong tak boleh mati sebab nyawa pria itu adalah nafas juga jiwanya! Tak ada Jae Joong maka ia pun akan mati! Sudah cukup hidup bertahun-tahun menderita tanpa Jae Joong. Kali ini ia tak ingin merasakan hidup seperti itu lagi! Dahulu ia dapat bertahan sebab ia memupuk kepercayaan bahwa Jae Joong masih hidup. Dikala semua menjadi jelas?
"Jaejoong hyung ada dikamar paling ujung! Sini ikut aku!"
Yunho menghembuskan nafasnya lega, bukankah ada anak kecil itu yang tahu keberadaan Jae Joong? Mungkin karena ia begitu ingin tahu keadaan Jae Joong saat ini dan kerinduan yang begitu dalam dirasakan oleh jiwanya kepada lelaki itu membuat ia berpikir berlebihab. Akhirnya ia mengikuti dari arah belakang punggung kecil YoonJae. Ketika pintu kamar paling ujung itu telah dibuka YoonJae, ia melihat sesosok pria yang teramat ia cintai tergeletak dilantai dengan bibirnya yang biasa terlihat merah kini rampak pucat, mata terpejam dengan nafas tak beraturan, dan rambut pendeknya yang halus basah dengan keringat. Yoon Jae juga terkejut kenapa Jae Joong berada di lantai? Bukankah tadi ia memapah Jae Joong hyung menuju ranjangnya?
Rupa-rupanya Jae Joong mendengar suara Yunho di luar dan bau orang yang ia cintai itu. Meskipun soul eater telah membuat kemampuan vampire yakni mendengar suara super sonik menurun hingga menghilang sedikit demi sedikit, tapi sejak ia mengingat kembali masa lalunya tak ingin ia melupakan lagi bau dan suara orang itu. Alangkah senang ia mendengar suara orang yang tengah ia rindukan itu. Dengan sekuat tenaga dan masih dalam pengaruh kutukan Soul Eater yang tengah bekerja ia bangun dan bersusah payah untuk mengenakan pakaian namun seketika kepala terasa berputar, tubuhnya ambruk setelah berjalan tiga langkah. Padahal ia ingin terlihat sehat dan dapat memeluk Yunho dengan kedua belah tangannya.
Ingin rasanya ia marah tapi apa daya? Dia sekarang adalah vampire yang sekarat tengah menunggu kematian. Sungguh beruntung bukan, seseorang yang dicintai menemui meski dalam keadaan yang mungkin menyedihkan? Setidaknya ia tak akan menyesal bila pada akhirnya raganya menghilang bagai debu. Tapi tak lama kemudian ia mendengar pintu kamar terbuka menimbulkan decitnya dan beberapa detik setelah itu Jae Joong merasa tubuhnya terangkat dari lantai. Wangi kemaskulinan YunHo, ini adalah bau kekasih yang ia rindukan itu! Pria yang ia rindukan tengah menggendongnya dan sekarang menidurkan tubuh lemahnya di atas kasur. Mata Jaejoong perlahan terbuka, terlihatlah sosok yang selalu ia rindukan tengah berada dihadapannya dan ia tersenyum.
Yoon Jae bocah kecil yang menemani Jae Joong samar-samar ia melihat Hero hyung tersenyum seakan dunianya telah kembali ke pangkuan. Dia pun segera menutup pintu kamar tersebut, membiarkan dua orang itu saling berbicara. Tapi ia tidak pergi kemanapun, ia tetap duduk di depan pintu samping bersandar didinding. Setidaknya ia merasa Jae Joong atau Hero hyungnya berada pada orang yang tepat.
._.
Dua pasang mata memandang penuh rasa cinta di tujukan Jae Joong pada Yunho. Dia sangat bahagia sekali melihat orang yang ia cintai berada di hadapannya. Mimpi sekalipun Jae Joong tak pernah berharap bahwa Yunho mencarinya. Dia telah banyak menyakiti hati pria ini. Hanya karena ia harus hidup untuk kedua orang tua yang telah banyak pula di sakiti sebab merasa hatinya kosong selama menjadi vampire, Jae Joong bersedia untuk bertunangan dengan Shin Hye. Tapi rupanya, rasa cinta kepada pria di depannya ini begitu besar. Mungkin hal inilah yang disebut cinta sejatinya. Meski ada orang yang akan di persatukan untuk menjadi istrinya, namun hati tetap berada pada Yunho. Rasa sakit ketika pria yang ia cintai juga akan menikah, Jae Joong jadi merasakan rasa sakit Yunho. Pada saat itu ia berpikir apakah Yunho hatinya sesakit ini?
"YunHo….kau datang?" Ucap Jae Joong ketika telah semenit ia menatapi intens orang yang ia rindukan dan tengah berada di samping, memeluk dirinya. Hatinya begitu sangat bahagia dapat melihat Yunho disaat mungkin umur sudah tak lama. Jae Joong mengangkat tangan untuk membelai wajah orang yang membuat ia sedih dan senang sekaligus itu. Tapi tenaganya cukup lemah, hanya terlihat getaran tangannya saja yang sulit menggapai wajah pria yang ia rindukan ini.
Yunho pun segera menangkup tangan itu dan mengecup pelan punggung tangan yang terlihat begitu rapuh dan masih menggenggam ia letakkan tangan itu kepipinya. Menyalurkan rasa sayang dan kehangatan yang ada pada jemarinya sebab telapak tangan Jae Joong sangat dingin sekali tapi seluruh tubuhnya panas bagai api. Itu yang ia rasakan ketika menggendong Jae Joong dari lantai menuju kasur. Tubuh Jae Joong juga sangat ringan, dari terakhir kali ia mengangkat tubuh pria yang memporak-porandakan hati dan pikirannya itu!
"Sssst…kau istirahat saja. Aku tidak akan pergi kemanapun dan meninggalkanmu sekarang barang sedetik. Aku akan menemanimu semalaman disini. " Yunho tersenyum memberikan penenangan pada Jae Joong meski sebenarnya ia merasakan sedih melihat keadaan Jae Joong yang lemah saat ini. Dia membelai lembut poni yang terlihat berantakan di dahi Jae Joong yang berkeringat lalu turun ke pipi yang selalu berwarna merah merona, sekarang terlihat begitu pucat. Apakah ini warna dari kulit vampire Jae Joong? Seketika Yunho teringat dengan Black Heart kalung perak salib berwarna hitam dan berorornament hati berwarna merah maroon pada tengahnya. Yunho tak melihat kalung itu melingkar pada leher Jae Joong yang terbuka!
"Jae Joong BlackHeart? Sekarang dimana kalung BlackHeart? Apa kau tak memakai? Dimana kau meletakkannya!" Tanyanya sambil memandangi wajah pucat Jae Joong yang ada di pelukannya.
"I've…lost it somewhere…. While skiing..*Uhuq uhuq" Jae Joong terbatuk, susah untuk berbicara sekarang. Sebenarnya ia ingin Yunho memeluknya, tidak harus bukan menanyakan kalung BlackHeart?
"Aku akan segera mencarikannya sekarang! Itu sangat penting Jae" Yunho akan beranjak dari atas tubuh Jae Joong dan mencari BlackHeart tapi Jae Joong menguatkan genggaman tangan Yunho dan sebelahnya lagi menaruh memeluk pinggang Yunho membuat mereka begitu rapat.
"Tidak, jangan pergi dariku tetaplah disini, akuu….aku ingin kau memelukku…." Kalung itu memang sangat penting tapi mendengar permintaan Jae Joong, Yunho mendesahkan nafas panjang. Bagaimanapun Yunho sangat merindukan Jae Joong. Yunho bergerak ke samping kiri dan mengamit pinggang kecil Jae Joong dan memeluk erat sehingga begitu rapat dengannya.
Kini Jaejoong sudah tertidur ditangan YunHo dengan tenang. YunHo membelai wajah dan rambut Jaejoong kembali, menatap wajah pucat yang walau bagaimanapun juga masih terlihat tampan sekaligus cantik, tidak dapat membendung air matanya lagi yang setelah sedari tadi ia menahannya, sebulir air mata mengalir di pipi YunHo.
(YHPOV: Jaejoong…mengapa kita harus mengalami banyak cobaan? Aku ingin sekali hidup bahagia bersamamu. Aku sangat mencintaimu…Aku tidak akan kehilanganmu untuk kesekian kalinya. Apapun yang terjadi, aku akan segera menikahimu meski kau tak …Jaejoong….)
Meski mata Jaejoong sudah terpejam, namun ia masih tidak bisa merasakan tangan YunHo yang membenamkan kepalanya lebih dalam ke pelukan YunHo membuat bau Yunho yang khas menyeruak ke dalam aliran darah. Betapa ia akan merindukan bau ini bila akhirnya harus menyerah terhadap soul eater. Jae Joong pun menangis tanpa suara, hanya air matanya mungkin mengalir dan tertempel pada pakaian kerja yang dikenakan oleh Yunho.
(JJPOV: Aku membenci diriku, aku benci keadaan aku sekarang, kini aku lah seorang vampire yang akan segera mati. Mengapa ketika aku sudah akan bahagia, keadaanku memisahkanku dari kau YunHo? Aku ingin sekali memelukmu seperti ini tidak ingin dipisahkan oleh maut. Aku ingin bersamamu selamanya, meskipun aku bukan seorang wanita, tetapi untuk pertama kali dalam hidup aku ingin dianggap sebagai kekasihmu…tidak tidak…istrimu….)
._.
YoonJae kembali ke kamarnya setelah mendengar tak ada suara lagi di balik pintu Jae Joong hyung. Saat ini ia tengah mencoba untuk tidur namun walau sudah mencoba agar kedua matanya tertutup, ia tak dapat memejamkan mata. Bocah itu tengah memikirkan pembicaraan Yunho tadi di kamar Jae Joong hyung. Kenapa pria yang sekarang bersama hyung nya itu menanyakan kalung Blackheart?Adaapakah dengan kalung itu? Kenapa orang bernama Jung Yunho itu mengatakan kalung itu sangat penting?
YoonJae terus berpikir keras di kamarnya sendirian tentang kalung BlackHeart namun tak mendapat jawaban kenapa kalung itu penting. YoonJae memang merasa kalau kalung itu memiliki magis tersendiri tapi tetap saja ia tak mengerti. Karena lelah berpikir hal yang tak dapat di jawabnya, ia memutuskan tidur. Berharap bahwa esok ia bisa berpikir jernih atau mungkin bertanya langsung pada Yunho hyung dan membantu menemukan kalung itu. Akan tetapi terjadilah kekacauan dimana tak dapat memejamkan mata. Karena kesal ia menatap jam tangan Ben 10 yang di belikan oleh Jae Joong padanya bersamaan membeli PSP untuk dia. Sudah jam tiga pagi, dan entah dari mana terbesit ide untuk mencari kalung di arena ski dimana mereka bermain lempar bola salju.
Beruntung kemarin hujan salju melanda Nami walau tak deras, mungkin sebagian pengunjung ski resort ini tidaklah bermain ski di luar sebab kalau tiba-tiba terjadi badai salju, hal ini akan menyusahkan bukan? Dengan langkah kecilnya ia segera mengambil pakaian musim dinginnya di lemari pakaian dan mengenakan. Setelah di rasa semua ini cukup hangat, ia bergegas keluar kamar dan mendapatkan Vick tengah berdiri menggoyangkan ekornya.
"Apa kau mau ikut Vick? Baiklah Vick, ayo! Kita keluar! Kita cari kalung hyung! Pasti ada di daerah skii kita bermain dua hari lali." YoonJae meraih tali pengikat Vick yang di gantung di tempat penggantung barang di sediakan di resort hotel ini. YoonJae mengikat ke kepala anjing srigala milik Jae Joong itu.
"Vick..nanti kau cari dengan penciumanmu. Aku akan membantu."
" Awoof.."
"Anjing pintar. Ayo kita pergi." Ujar YoonJae sambil mengusa-usap kepala anjing itu dengan sayang. Kemudian ia bangkit sambil memegang tali pengikat Vick dan beranjak keluar hotel.
Keadaan resort hotel di pagi buta seperti ini tentulah masihlah lengang. Meja resepsionis tampak kosong tanpa ada yang berjaga, hanya ada penjaga malam atau satpam saja yang tengah patroli. YoonJae tersenyum pada penjaga malam dan tetap berjalan keluar. Angin dingin berhembus kencang ketika ia berdiri di depan pintu resort hotel ini membuat siapa saja tak berani keluar.
Tentu saja, sejak kemarin memang cuaca sangat dingin ditambah hujan salju yang meski tidak deras tetap saja itu berbahaya bagi pemain ski. Siapapun saat ini mungkin tak berani menerjang salju tebal yang masih menggunung. Lihat saja salju yang tengah terhampar di depan hotel ini, tentunya siapapun akan malas keluar apalagi jam segini mesin pengeruk belum bisa mereka gunakan. Pekerja hotel mulai bekerja pada pukul 5 jadi salju masih menyelimuti sepanjang jalan masuk ke hotel. Masih ada sekitar satu setengah jam lagi maka tumpukan salju ini dapat di keruk tapi Yoon Jae tak ingin diam menunggu disini. Dia harus pergi !
Walau jalanan sangat susah, YoonJae berlari keluar ditemani oleh Vick yang di bawa olehnya. Suara penjaga malam hotel yang meneriakinya untuk kembali tidak diindahkan. Ditambah lampu penerangan jalan juga sebagian padam di sebabkan hujan salju dan salju yang tebal namun tak membuat YoonJae merasa takut. Dia sekarang tengah bersama anjing seorang Hero penyelamat kota. Kehebatan anjing ini sudah tidak diragukan!
YoonJae berlari terus hingga ke sebuah lahan besar yang dipenuhi salju lebih tebal dari di resort hotel. Udara di pagi hari buta itu begitu dingin, angin juga kencang berhembus. YoonJae dan Vick tetap melawan angin. Hanya satu tujuan, ia harus menemukan kalung Black Heart sehingga dapat mengetahui makna kata yang di maksud oleh pria bernama Jung Yunho ketika tadi ia mendengarkan pembicaraan orang itu dengan Jae Joong hyung lewat balik pintu. Ketika telah sampai di tempat tujuan, YoonJae segera membongkar-bongkar salju dengan tangannya yang sudah ia beri sarung mantel penghangat
"Vick! Carilah! Gunakan indera penciuman mu ne! Cari bau Hero anioo, Jae Joong hyung yang mungkin masih melekat pada kalung itu."
Vick tampaknya mengerti perintah Yoonjae. Sepanjang area ski yang dimana mereka bertiga bermain perang salju, anjing srigala itu sedang mengendus-enduskan kan hidungnya diatas permukaan salju secara acak. YoonJae sekarang tengah membongkar-bongkar gundukan salju tempat mereka membuat boneka salju. Dia harus menemukannya! Ketika hampir dua jam pencarian dan matahari mulai memperlihatkan wujudnya, YoonJae melihat kilatan berwarna perak di sebuah gundukan salju yang tengah ia bongkar.
"Vick! Aku menemukannya! Lihat!"
Vick berlari ke hadapan YoonJae, menggoyangkan ekornya dihadapan YoonJae seakan ia terlihat senang kalau akhirnya dapat menemukan apa yang sedang dicari. Akan tetapi ketika itu juga tiba-tiba angin kencang menumbangkan sebuah dahan pohon yang berukuran besar dan letak jatuh kearah mereka dan membuat mereka terjatuh!
._.
Matahari sudah menjemput keesokan paginya, Jaejoong masih tertidur pulas dipelukan YunHo. Jae Joong merasa nyaman dalam pelukan ini, sehingga ia seakan tak merasakan sakit atau merintih semalaman. Entah kenapa ia merasakan damai dalam pelukan Yunho. YunHo membuka matanya, ketika ia merasa geliatan di pelukannya, matahari yang menyinari kamar dan punggung Jaejoong. Tubuh Jaejoong mengeluarkan wangi khasnya ketika matahari menyinari tubuh itu,Vanilla. Dan YunHo sangat menyukai wangi itu. Dia mengusap matanya yan terasa berat untuk dibuka dan setelah merasa dapat terbuka sempurna ia memandangi wajah Jaejoong. Namun ia begitu terkejut melihat hidung Jaejoong mengeluarkan darah dalam jumlah cukup banyak untuk menodai lengan bajunya. Hal ini membuat ia panik! Persis sama ketika pertama kali mereka bercinta, pada pagi hari hidung Jae Joong juga mengeluarkan darah, apakah ia akan kehilangan Jae Joong sebelum menemukan Black Heart? Tidak! Sekalipun dalam mimpi terburuknya!
"Jaejoong ah, ada apa dengan hidungmu? Kau berdarah! Jae Joong bangun.."
Jae Joong bergerak sedikit menandakan bahwa ia sudah terbangun. Suara Yunho yang begitu panik dan khawatir membuat ia terbangun. Pria itu juga tengah menghapus lembut darah di hidungnya memakai handuk kecil yang semalam dipergunakan YoonJae untuk mengelap keringat dinginnya!Walau Jae Joong sudah merasa sedikit baikan, namun darah yang terus keluar dari hidung sepertinya tak mau berkompromi! Dengan pelan ia membuka mata.
"Ha? Oh, ini… efek dari Soul Eater…Aku tidak dapat berbuat apa-apa Yun. Tidak ada obat satu pun dimuka bumi untuk menyembuhkan aku dari Soul Eater."Jae Joong mengeratkan pelukannya. Kalaupun ia sudah tiada nanti, ia ingin berada dalam pelukan hangat ini. Sungguh bodoh ia pernah bermaksud untuk meninggalkannya!
"Ada! BlackHeart! Kalung itu yang dapat menyembuhkanmu. Itulah sebabnya aku menanyakan mu semalam dimana kalung itu. Aku harus mencarinya!" Yunho beranjak dari ranjang dan bermaksud pergi keluar resort hotel, meninggalkan Jae Joong. Jae Joong yang melihat Yunho akan pergi tiba-tiba merasa takut! Bila ia tak dapat bertahan dan mati seorang diri disini, ia tidak mau!
"Aku ikut!" Teriak Jae Joong membuat Yunho yang sudah akan membuka pintu kamar menoleh kearah Jae Joong. Kepala Yunho menggeleng keras yang berarti tak ingin Jae Joong ikut. Jae Joongpun mencoba bangkit dari tidurnya. Tubuhnya tak selemah semalam yang di mana berdiri saja sangat susah, sekarang ia bisa berdiri. Masa serangan soul eater mereda, walau tidak menghilang dalam tubuhnya. Setidaknya ia sekarang bisa berdiri. sehingga ia bisa berlari memeluk Yunho.
"Tidak! Kau disini saja! Kau harus istirahat!" Tegas Yunho sambil membelai lembut kepala Jae Joong yang berada tepat di dadanya. Belaian hangat ini begitu sangat Jae Joong suka, berada dalam pelukan ini ia merasa aman. Dan kalau saja hari ini ia tak dapat bertahan atau melalui hari akibat serangan soul eater telah mencapai batasnya? Maka ia tak akan menyesal! Jae Joong memang merasakan organ dalam tubuhnya sudah tak dapat berfungsi baik mungkin sekarang. Rasa cinta Yunho dan rasa cintanyalah yang membuatnya dapat berdiri saat ini, dan bertahan dari rasa sakit apapun!
"Kalau kau pergi mencari, aku ikut bersamamu Yun. Aku mohon!"
Yunho mengendurkan pelukan membuat Jae Joong menatap Yunho untuk meminta kali ini saja menuruti permintaannya. Sebuah permintaan yang mungkin terakhir kalinya. Jae Joong sangat tak ingin jauh dari Yunho, ia ingin bersama saat ini!
"Jae…aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Tetaplah di sini!" Yunho bersikeras agar Jae Joong tetap berada di dalam hotel. Cuaca dingin di luar sanatak baik untuk kesehatan Jae Joong. Walau bagaimanapun juga, ia tak ingin kehilangan Jae Joong. Black Heart akan ia cari, dan Jae Joong harus bertahan. Jadi lebih baik kalau ia ada di Hotel saja menunggu!
"TIDAK! Aku tidak ingin jauh darimu!" Yunho tertegun dengan penyataan ini. Yunho sangat mengerti dengan keinginan pria terkasihnya ini. Diapun sebenarnya tak ingin barang sedetikpun meninggalkan pria ini kalau saja Black Heart tidak hilang. Yunho yang tadi sedikit mengendurkan pelukan memeluk erat kembali, membaui aroma vanilla yang begitu menyeruak di hidungnya. Betapa ia sangat menyukai pelukan mereka yang begitu menentramkan jiwa ini.
"Baiklah.. tapi gunakan baju ekstra agar kau tidak kedinginan."
Jae Joong tersenyum bahagia mendengar jawaban Yunho. Namun ia teringat masih ada YoonJae dan Vick anjing serigala miliknya disini. Kalau YoonJae terbangun dan tak menemukan sarapan pagi untuknya, kasihan sekali mereka.
"Ya, tapi sebelumnya kita berdua pergi, aku akan menyiapkan sarapan untuk kita. Kurasa YoonJae dan Vick juga sudah lapar menunggu sesuatu untuk di makan. Bagaimana humm.." Jae Joong bertanya lembut sambil memandang Yunho yang di beri anggukan setuju oleh pria tampan itu. Dia teringat bahwa yang ia makan sejak kemarin hanya sarapan pagi saja. Setelah Jessica mengatakan kabar Jae Joong ia langsung melajukan mobil menuju Nami island tanpa makanan masuk ke dalam tubuhnya.
Mereka berdua pun bergegas keluar kamar. Jaejoong segera menyiapkan sarapan didapur. Bau masakan yang harum menyeruak di sekitar ruangan resort hotel tempat Jae Joong menginap ini. Membuat siapa saja yang mencium aroma ini tak akan tahan untuk tak makan apapun yang tersedia.
YunHo pun berkeliling mencari YoonJae didalam suite, kamar kedua yang ditempati YoonJae namun ia tidak menemukan bocah kecil itu maupun Vick. Ketika ia menyadari tidak menemukan baik YoonJae maupun Vick, YunHo berlari ke arah pintu dan memeriksa apakah sepatu YoonJae dan ikat leher Vick yang sempat ia lihat semalam ketika memasuki ruang pintu masuk kamar ini ada atau tidak. Tapi ia sekarang tak melihat ada tali pengikat anjing yang tergantung dan sepatu berukuran lebih kecil yang tentunya milik bocah itu. Hanya ada sepatu miliknya dan milik Jae Joong disini! Entah kenapa ia menjadi khawatir sekarang juga. Bagaimana ia bisa pergi mencari Black Heart kalau anak itu dan anjing srigala kesayangan Jae Joong itu menghilang? Yunho yang panik segera menuju dapur. Terlihat Jae Joong tengah sepertinya sudah selesai memasak dan tengah mempersiapkan masakan tersebut pada meja kecil kayu yang berbentuk bundar!
"Jaejoong ah! YoonJae dan Vick tidak ada!" Teriak Yunho dengan panik begitu melihat Jae Joong yang tengah menyiapkan tiga omelet rice untuk mereka. Masakan ini memang paling gampang dan tercepat yang Jae Joong paling kuasai. Nasi sudah ia masak ketika YoonJae meminta makanan tengah malam kemarin sehingga tak sampai sepuluh menit masakan itu sudah jadi. Jae Joong memandang Yunho sambil tersenyum saat pria itu mengatakan YoonJae dan Vick tak ada dalam suite. Tapi ia tidak sepanik itu, karena ada Vick bersama YoonJae dan pasti tengah mengajak jalan-jalan anjing itu. Terkadang Jae Joong bingung, sebenarnya Vick itu anjing miliknya atau bukan? Kenapa ia jinak sekali dengan YoonJae! Padahal kalau dipikir, keduanya tak lama ini baru saling mengenal!
"Mungkin YoonJae sedang mengajak Vick mencari udara segar. Vick menyukai bocah itu, oleh karena itu ia menurut padanya. Terkadang Vick tak mau menurut padaku, padahal akulah pemiliknya" Jae Joong tersenyum dalam menceritakan hal ini sebab kalau ia tiada, mungkin bisa tenang dengan YoonJae yang mengurus anjing itu. Kalau bocah itu mungkin bisa ia andalkan dan mungkin dapat menggantikan dirinya yang tiada di rumah besar keluarganya. Jae Joong sekarang menatap Yunho yang tengah berjalan kearahnya dan duduk dilantai bertatami ini. Meja makan itu berbentuk bundar kecil sehingga mereka tinggal duduk mengelilingi di lantai bertatami.
"Mungkin saja begitu ya. Aku terlalu banyak berpikir belakangan hari ini. Sehingga gampang sekali panik berlebihan." Ujar Yunho sambil menyumpit makanannya yang diletakkan tepat didepannya oleh Jae Joong ketika ia dudud tadi. Dengan lahap Yunho memakan makanan itu. Masakan Jae Joong tidak berubah, tetap lezat dan menggugah seleranya.
"Kau memang harus memikirkan masa depanmu yang masih panjang Yunho ya~." Ujar Jae Joong sambil tetap memperhatikan pria itu memakan masakannya. Tiba-tiba Yunho berhenti memasukkan makanan kedalam mulutnya dan memandang tajam kearah Jae Joong. Benar, ia meninggalkan pertunangan untuk meraih kebahagiaan bersama Jae Joong. Apapun ia rela melakukan untuk Jae Joong sebab masa depannya adalah pria ini!
"Tidak, aku sudah memutuskan. Masa depanku adalah kau Jaejoong." Jawab Yunho dengan mantap. Tak ingin ia berpikir Jae Joong sekarat, sebab tak pernah sekalipun Yunho bermaksud menggantikan Jae Joong dalam hidupnya. Jae Joong adalah orang yang akan ia cintai. Berpisah sekian tahun saja tak pernah menyurutkan rasa cinta itu. Jae Joong adalah kekasih pertama dan terakhirnya.
"Tidak YunHo, kau masih harus tetap menjalani hidup setelah kepergianku. Masih ada wanita itu…, Choi Jessica yang akan menjadi pendampingmu" Jae Joong menundukkan kepala ketika ia menyatakan kata terakhir. Sebenarnya ia tak ingin mengatakan hal itu tapi, Jae Joong juga tak ingin Yunho menderita dan hanya memikirkan dirinya. Yunho harus bahagia sampai ajal akhirnya menjemput pria itu. Mendengar kata-kata Jae Joong, Yunho meletakkan sumpitnya ke meja dengan keras menimbulkan bunyi yang amat keras. Seketika Jae Joong yang menunduk mengangkat kepala dan melihat aura kemarahan dari wajah Yunho.
Jae Joong sangat tahu dan mengenali ekspresi ini. Ekspresi ini sama dengan ketika pria itu marah padanya ketika membuang makanan gadis-gadis yang menyukai pria itu ketika SMU. Semua karena ia tak ingin Yunho memakan racun yang ia cium menguar dari salah satu makanan tersebut! Yeah, masa-masa itu memang dimana kekuatan vampirenya mulai bangkit, sehingga penciumannya lebih tajam. Jae Joong saat itu tak ingin berbicara banyak, untuk menjelaskan sebab ia malas berdebat!
Melihat ekspresi yang di kenalinya ini pasti pria itu sekarang akan marah padanya sebentar lagi, lalu mereka akan beradu argument. Karena malas untuk beradu argument untuk kali ini, ia pun berdiri dari duduknya. Jae Joong tak ingin mereka bertengkar, dia sudah merasa dirinya diambang batas! Jae Joong hanya ingin berada dalam pelukan hangat itu disisa hidupnya. Apakah permintaan sederhana ini tak dapat dikabulkan Tuhan? Tapi sepertinya hal ini tak akan bisa atau terealisasikan! Jae Joong berjalan berdiri dengan mulut terkatup rapat menuju kamarnya, bermaksud untuk menutup pintu dan menguncinya tapi sebuah kaki menghindari ia untuk menutup pintu itu. Yunho berhasil mengejarnya dan dengan sekali dorongan keras pintu terbuka.
"Dengar Jaejoong, kau hanya milikku! Dan Tuhan pun tidak akan bisa merebutmu dariku. Bila aku sampai harus menjual jiwaku untuk iblis, asalkan kau bisa sembuh, aku pun bersedia dan rela. Jadi… jangan pernah berpikiran sedikitpun tentang kematian karena aku tidak akan membiarkan!"
Jae Joong memandang Yunho dengan nanar, ia tak mempercayai Yunho akan berkata seperti itu. Jae Joong menggeleng dan akan meluncurkan kata-katanya namun belum juga mulutnya mengucap,YunHo memeluk Jaejoong secara tiba-tiba. Ia tidak sanggup mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Jaejoong. Ia tidak sanggup membayangkan kehidupannya setelah kepergian Jaejoong. Dan ia tidak akan membiarkan Jaejoong pergi. Tidak akan!
"YunHo ah…."
YunHo menutup mulut Jaejoong dengan bibirnya. Dia tidak akan melepaskan ciuman ini meski Jaejoong pria itu sekarang sedang mendorongnya agar menjauh dari tubuhnya dn berusaha melepaskan ciuman intens ini. Namun sia-sia usaha Jaejoong, karena YunHo tetap mengunci bibirnya dan menekan –nekan bibir manis Jae Joong. YunHo melumat bibir Jaejoong dan bermain dengan lidahnya menggoda untuk Jae Joong menyerah membuka bibirnya. Namun pria cantik itu belum mau membuka untuknya. Tak kehilangan akal, Yunho terus menekan bibir dan mendominasi Jae Joong! Akhirnya bibir itu terbuka dan menemukan lidah yang berada disela-sela gigi pria itu.
Jae Joong akhirnya mengalah untuk melepaskan pelukanYunho. Bukankah ini adalah yang ia inginkan? Tanpa sadar sepertinya mulai terbawa dengan ciuman ini dan membalas peperangan lidah mereka. Perlahan tangan kanan yang berada di dada bidang Yunho dan punggung mengusap-usap lembut. Jemari menelusup diantara selah-selah kancing baju Yunho dan memberi usapan lembut naik turun di dada. Kadang telunjuknya mementuk lingkaran membuat Yunho mendesah kecil.
Sial..ia tidak boleh terbawa permainan Jae Joong dan membuat ia melakukannya dengan pria ini. Walau ia menginginkan pria ini dari apapun juga, tapi Jae Joong tidak sedang dalam keadaan prima. Pada saat itulah Jae Joong memiringkan wajahnya, memberi akses lebih lagi untuk Yunho untuk mengambil peranan dominasinya kembali.
Tak perlu lama meninggalkan kesempatan emas ini, bibir Yunho turun ke leher Jae Joong menjilat, menggigit pelan jakunnya membuat desahan dan lenguhan lirih terdengar, memberikan kecupan di tanda lahirnya kemudian menghisapnya sehingga menjadi berwarna merah Yunho lakukan. Membuat vampire pria yang cantik itu tersenyum puas akibat ekstasi ini, akan ia lakukan. Kali ini dia tidak akan membuat atau membiarkan tubuhnya menjadi panas dan lebih bergairah! Kalau perlu ia menjadi pelayan untuk Jae Joong, memberikan service terbaik!
Memberikan service terbaik? Mungkin bukan ide buruk! Walau pada akirnya nanti ia harus memainkan miliknya sendiri untuk melepaskan gairah itu tak mengapa. Tangan kanan YunHo pun berjalan dari punggung menuju celana panjang berbahan kain tebal yang hangat untuk cuaca dingin, mencari-cari pengaitnya celana itu agar terlepas membuka resleting Jaejoong dan memberinya pelayanannya itu. Yunho dapat merasakan ketika telapaknya menyentuh pada celana dalam Jae Joong, penis Jae Joong tengah bergerak-gerak tak nyaman. Tentu saja, hal itu adalah tersensitive milik pria. Di sentuh lembut seperti itu walau masih dengan kain katun celana dalam, tetap saja itu sebuah rangsangan yang hebat! Yunho menuju telinga Jae Joong dan berbisik pelan disana.
"Jaejoong ah, aku ingin melayanimu sepanjang hari ini. Hari ini kau hanya akan menikmatinya. Keluarkan desahanmu.." Ujar pria itu lirih sambil memasukkan keempat jarinya, jempol tangan masih terkait pada bagian karet celana dalam Jae Joong yang atas. Mencari-cari penis milik Jae Joong yang tengah menggeliat diantara rambut-rambut halus yang ia rasakan di jemarinya? Sungguh terasa sexy dan lembut di telapak tangannya ketika akhirnya Yunho dapat mencangkup penis itu dengan keempat jarinya, Jae Joong menengadah membuat lehernya makin terjulur dan pegangan tangan di dada Yunho kini mencengkeram pada lengan Yunho
Yunho mengeluarkan batang penis itu dari dalam celana dan sekarang penis itu telah teracung sempurna. Tangannya menggenggam erat batang penis kemudian menggerakkan tangannya keatas dan kebawah. Awalnya pelan, ia ingin merasakan otot-otot sensitive yang ada disekitar batang kemaluan Jae Joong. Yunho juga ingin merasakan padat dan kerasnya batang penis Jae Joong namun lembut kulit ari yang membungkus daging dalamnya yang tentu terasa kenyal di hisap bila ia membuka sedikit kulup kepala penis diatas. Itu yang merupakan sensitivitas lelaki!
"Yun…iiya….….." Jae Joong mendesah ketika intensitas memaju dan mundurkan tangan Yunho di area pribadinya perlahan di percepat, tak lupa telunjuk Yunho memukul dengan lembut kepala penis yang tentu keluar dari kulit ari tebal di atasnya dan memperlihatkan warna kemerah-merahan. Tak lupa pria tampannya itu menyiksa dengan menggesek-gesekkan lubang kecil tempat keluar air mani maupun air seni pria di samping memukul pelan kepala penis itu.
Damn it, ini hanya permainan biasa atau foreplay saja, tapi membuat Jae Joong berkeringat, wajah memerah penuh gairah, matanya juga sekarang sayu antara ingin menutup atau tetap terbuka. Padahal ini hanya gerakan naik dan keatas kelima jari yang secara tepat membuat rasa geli diarea batang kemaluan menjadi kenikmatan tersendiri. Secara perlahan ia sepertinya merasakan bahwa bibir Yunho tidak sedang berada di lehernya sekarang membuat ia menunduk. Oh tidak… Yunho sekarang berjongkok mengarahkan bibir sejajar dengan penis miliknya.
Yunho tak lantas memasukkan batang kemaluan itu ke dalam mulutnya. Dia memejamkan mata membaui aroma yang sangat ia suka. Bau manis vanilla yang lagi-lagi menguar, membuat ia terlena dalam fantasinya sendiri. Yunho mendekatkan bibirnya dan mencium puncak kepala penis yang kemerahan. Dia mendongak dan tersenyum pada Jae Joong yang terlihat tengah menggigit pelan punggung telapak tangannya sendiri untuk meredam desahan keluar dari bibir merahnya. Jae Joong takut YoonJae yang mungkin datang dari jalan-jalan dengan Vick tiba-tiba berlari mendatangi kamarnya dan khawatir mendengar desahan maupun teriakannya saat ini mengingat bocah itu tahu sekarang ia sedang sakit.
Memang ia merasakan tubuhnya hancur didalam. Soul Eater sudah benar-benar kuat menggerogoti system organ tubuhnya. Kalau bocah itu nanti khawatir itu tidak akan masalah! Akan tetapi keadaannya sekarang bukan berada pada orang yang berteriak atau melenguh kesakitan akan penyakitnya! Tapi teriakan dan lenguhan yang secara harfiah berbeda artinya! Kalau bocah itu berlari dan menemukan apa yang tengah terjadi dengannya saat ini dan Yunho? Bisa saja ini sangat akan membuat malu, mengingat pintu kamar ini tidak tertutup sempurna tadi disebabkan Yunho mengganjal dengan kaki!
"Ayo Jaejoong mendesahlah. Jangan kau tahan. " Ujar Yunho dengan suara yang lirik seperti desahan saja. Sambil mengucapkan itu itu bibirnya terbuka dan mulai menghisap kepala penis Jae Joong yang berwarna merah kecoklatan itu sambil dengan lidahnya Yunho menjulurkan dan membuat gerakan jilatan melingkar, menghisapi dengan kuat. Membuat Jae Joong menganga dan mengeluh lirih. Siapa pun akan mendesah ataupun mengeluh lirih ketika hisapan ini begitu keras apalagi di puncak kepala penis. Rasanya aliran darah yang mengalir di sekitar penisnya tersedot dengan hisapan Yunho!
"Yuuuunn.." Jae Joong sekarang meracau lagi ketika Yunho memasukkan kesemua batang hingga menyentuhkan kulit pada bagian dimana dua biji testis pengahsil sperma berada. Mulut Yunho terasa penuh dengan batang penis Jae Joong yang padat namun terasa lembut sekaligus dalam rongga dalam mulutnya. Namun ia paksa masuk pula kepala penis Jae Joong masuk sedikit ke daerah trakea berada. Walau rasanya mengganggu terutama jalan keluar nafasnya dari mulut disana, Yunho menikmati daging lembut, keras penis Jae Joong.
Jae Joong takjub dengan pelayanan Yunho. Dia tahu kesulitan Yunho yang menghisap miliknya. Walau bagaimanapun ia pernah melakukan pekerjaan seperti ini di awal percintaan mereka di kantor Yunho sewaktu itu. Betapa ia susah memasukkan keseluruhan batang milik Yunho yang tentunya lebih besar dan panjang dari miliknya ini! Tak ayal ia hampir tersedak milik Yunho saat itu. Eh tunggu… apa lagi sekarang yang Yunho lakukan pada miliknya! Tangan Yunho mengelus testisnya dan menekan-nekan biji itu. Jae Joong merasakan nikmat tak terperi, tubuhnya bergetar hebat, dan mencari-cari pegangan. Dia pun segera meremas atau mungkin menjambak rambut Yunho ketika apa yang ia cari tak ada. Sial..ini sangat nikmat. Mungkin sebagian orang akan sakit bila dua testis itu di tekan-tekan, tapi ia suka itu. Sungguh hal ini membuat Jae Joong ingin berteriak! Membuat cairan precumenya sedikit keluar membasahi kepala penisnya.
Yunho tahu bahwa sepertinya Jae Joong tak akan mengeluarkan luncuran cepat cairan putih atau spermanya dengan mudah. Yunho mempercepat gerakan mulutnya di dalam. Cairan precume asin penuh protein itu tak keluar lagi. Apa ditahan untuk tak dikeluarkan semua? Yunho melepaskan batang penis Jae Joong dari mulutnya, dengan lapar ia menghisap dua biji pelir yang menggantung. Sontak membuat Jae Joong tak mampu berdiri dan jatuh terduduk dengan kedua tangan menopang tubuh agar tak merasakan sakit ketika tubuhnya menyentuh lantai keras hotel. Nafas memburu tak beraturan saat ini.
Yunho tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai! Dia segera menarik untuk melepas celana dalam Jae Joong yang masih menggantung di sela-sela paha Jae Joong. Yunho menyambar bibir Jae Joong, mengulumnya dan berbagi udara kehidupan dengan pria itu. Nafas hangat Yunho membuat Jae Joong sedikit tenang dan bernafas normal, namun tak dapat di pungkiri gairah Jae Joong makin meninggi. Dia ingin lebih tapi kenapa tangannya seakan tak bergerak? Apa! Tangan Yunho mengunci kedua tangannya berada tepat diatas kepalanya? Dan posisi ini? Yunho sudah berada diatas tubuhnya yang telah terlentang, dan Yunho masih belum terjamah oleh tangannya?
Aha..tidak bisa dengan tangan yang terkunci, kaki indahnya mungkin bisa bekerja! Tapi? Posisi Yunho sedikit menjauh dari tubuhnya sekitar 10 centimeter dan tidak menindihnya rapat lagi! Apa yang harus Jae Joong lakukan? Disaat ia bingung harus melakukan apa dan insting liarnya juga mungkin entah pergi kemana, tangan kanan Yunho sekarang meremas penisnya kembali? Dan menggerakkan maju mundur dengan gerakan cukup cepat! Tidak! Jae Joong belum memberikan sesuatu atau membuat Yunho nikmat kecuali saling melumat bibir dan saling berperang lidah!
Apa yang harus ia lakukan? Saat ini ia merasakan bulu romanya terangkat. Cairan putih cement itu pasti akan keluar! Tidak..tidak! Harus di tahannya keluar cairan itu dari ujung kepala penisnya! Bagaimanapun caranya, ia harus berbuat adil pada kekasihnya, walau pria itu hanya sekedar ingin memberi pelayanan untuknya Jae Joong ingin memberikan juga kenang-kenangan untuk pria itu! Jae Joong tahu betul, tubuhnya semakin lemah didalam!
"YunHo ahhh! Berrr..hennntii…Aaa..akuu..aa…" Tidak bisa di tahan! Tangan Yunho tak mau berhenti bekerja, bahkan dia tetap memaju mundurkan membuat kedutan di sekitar kepala penis Jae Joong menghebat. Dan pada akhirnya semburat cairan hangat menodai baju YunHo. Pegangan tangan kiri Yunho pada kedua tangan Jae Joong mengendur, serangan pada bibir pegangan tangan kanan di penis Jae Joong juga berhenti. Membuat masa penetrasi Jae Joong mengeluarkan cairannya lebih rileks dan nafasnya bisa ia atur. Dengan perlahan milik Jae Joong kembali ke betuk ketika tidak tengah terangsang. Yunho sepertinya akan beringsut untuk menjauh darinya. Apa? Pria itu tidak ingin melanjutkannya sampai tahap akhir? Dia belum melakukan apa-apa!
Ingin lari setelah pelayananmu Jung Yunho! Tidak akan meski sekarang tubuhnya mungkin tengah berjuang dengan maut, ia tak akan membuat Yunho pergi! Jae Joong segera bergerak dengan membelit kaki Yunho membuat pria itu terkejut dan membuat tubuh Yunho yang tidak siap menerima serangan tiba-tiba ini jatuh menyamping, kemudian Jae Joong berguling segera menindih Yunho. Menyeringai pelan dan kemudian beringsut memposisikan wajahnya pada celana panjang Yunho yang masih tertutup. Kini, Jaejoong sedang membuka gesper Yunho dan pengait celana kerja Yunho dengan jemarinya, dan resleting YunHo dengan giginya.
"Tidak Jaejoong…aku tidak ingin kau terluka. Kau sedang sakit. Aku tidak ingin kejadian seperti waktu itu lagi. Aku masih bisa me…" Terlambat, penis nya sudah di keluarkan Jae Joong dari celana dalam dan dengan atau tanpa persetujuannya menjadi berdiri disebabkan pegangan tangan Jae Joong. Damn it, dia hanya ingin melayani Jae Joong! Bagaimanapun ia sangat menghargai kekasihnya ini, dan ia tak ingin kehilangan Jae Joong. Tapi bergerak saja ia sulit sebab tubuh Jae Joong menduduki kakinya!
"Ssst….tidak adil. Dan, kali ini. Aku yang meminta padamu. Lakukanlah." Ujar Jae Joong sambil menggoda menjilati kepala penis Yunho yang memang sudah menegang itu. Tak hanya itu, Jae Joong juga menggenggam dengan satu tangannya, dan hanya dengan jari telunjuk dan jempol bergerak keatas dan kebawah dengan gerakan lembut, mengelusnya!
Sialll… Yunho menggigit bibirnya agar desahan tidak keluar dari mulutnya, Dia ingin berdiri dari posisi ini tapi kakinya sepertinya tertindih sempurna dengan badan Jae Joong. Sial…, bagaimana mereka bisa mencari BlackHeart bila hal ini terjadi? Tidak Jung Yunho..kau pasti bisa keluar dari suasana yang sudah membuatmu memanas ini!
"Tapi kau tidak dalam…"
"Tidak! Kau bilang kau akan melayaniku sepanjang hari ini! Jadi..lakukan saja apa yang kau mau" Jae Joong mendekatkan penis Yunho dengan miliknya yang tadi sempat terkulai. Jae Joong mengeluskan pada miliknya sambil memejamkan mata. Membuat batang penis yang terkulai sedikit demi sedikit bergerak pelan dan terangkat, sepertinya kembali membesar atau mengeras akibat sentuhan kecil dari milik Yunho tentunya. Jae Joong membuka mata dan tersenyum menggoda.
"Lihat…dia sepertinya masih belum terkalahkan," Ujar Jae Joong sambil menjatuhkan diri lagi kedalam dada Yunho. Kontan sekarang Yunho tertawa. Bukan karena ia tertawa mengejek tapi sungguh kekasih vampire nya ini tak pernah mau mengalah. Padahal ia sudah bermaksud hanya ingin memberi kepuasan pada kekasihnya, tak lebih. Dan hal ini tak ada dalam rencananya!
"Otte…!?" Tanya Jae Joong serius sekarang ketika mata mereka saling memandang. YunHo menganggukan kepalanya tanda setuju! Lagipula miliknya juga sudah seperti itu! Yunho meraih leher Jae Joong agar mendekat padanya. Tak perlu waktu lama bibir yang didaratkan pada bibir Jaejoong dengan lembut kemudian menjadi saling beradu dengan penuh nafsu dan gairah menyala-nyala. Tangan Yunho juga tengah menelusup ke balik tshirt Jae Joong dan mengelus kulit punggung Jae Joong dengan lembut. Tak hanya itu, Yunho juga membelai bokong dengan lembut membuat Jae Joong mengeluh lembut. Dengan serangan inilah memudahkan Yunho menggulingkan tubuh Jae Joong kebawah.
Jae Joong sudah berada di tempat seharusnya bukan? Yunho melepas jas kerjanya asal dan mengendurkan dasinya tapi Jae Joong sepertinya tak sabar, ia segera menarik leher Yunho untuk menciuminya. Kini YunHo sedang menelusuri leher Jaejoong dengan lidah dan bibirnya yang lembut sebab ia sangat suka dengan daerah leher itu. Jae Joong yang merasa belum melakukan apa-apa tak ingin kalah dengan apa yang dilakukan Yunho. Tangan kiri Jae Joong menangkup penis Yunho yang tadi ia keluarkan dari celana kerja pria itu dan menggenggam kemudian digerakkannya naik turun. Tak hanya itu, kaki Jae Joong juga menjepit celana panjang yang memang sudah terturun separuh agar terlepas. Untuk tangan kanannya tengah bekerja melepas kancing kemeja kerja dan memudahkan memilin, mengelus puting kecil milik Yunho.
Yunho terhenti sejenak dari permainan jilatan dan hisapan terhadap leher Jae Joong dan untuk menikmati atau merasakan gerakan tangan yang lihai di penisnys juga putaran lembut di puting kanan yang tengah di tersentuh jemari lembut Jae Joong! Merasa bahwa jilatan dan hisapan bibir Yunho terhenti pada lehernya, pria vampire itu sekarang bergerak menuju dada menghisap puting Yunho membuat ia mengerang pelan mendapat serangan yang begitu lengkap. Jae Joong memainkan lidah di puting, dengan ujung gigi. Pria vampire itu seakan tak akan khawatir tiba-tiba memunculkan taring padahal aroma manusia Yunho mungkin begitu menyeruak dihidung tajamnya! Jae Joong tak akan bisa mengeluarkan taring sebab ia tahu betul bahwa tubuhnya sudah tak bisa bertansformasi menjadi vampire mengingat soul eater bekerja terus menerus menghancurkan tubuh organ dalamnya.
Yunho pun menciumi rambut Jae Joong yang lembut, menahan lenguhannya atas apa yang tengah di lakukan pada tiga titik tubuh sensitivenya. Tapi sepertinya menahan erangan dan lenguhan itu membuat Jae Joong lebih gencar mempercepat ritme gerakan tangannya pada penis Yunho. Tidak..kalau Jae Joong melakukan ini terus maka cairan pejuh hangat itu akan keluar dari puncak kepala penisnya. Yunho mengangkat tubuhnya membuat hisapan Jae Joong pada puting kecilnya terlepas. Yunho segera mengambil alih leher Jae Joong lagi dan merasa bahwa tshirt Jae Joong menghalangi gigitan ditulang belikat Jae Joong. Dirobeknya tshirt itu dengan giginya dan sekarang dengan mudah ia memberikan tanda-tanda ditulang belikat yang memesonanya.
Sebuah serangan dari soul eater mengantam bagian organ tubuhn Jae Joong yakni pada bagian jantung, organ terpenting dari tubuh abadinya. Membuat ia berteriak kesakitan! Ritme gerakan tangannya terhenti, tapi berhubung Yunho tengah memberikan ciuman-ciuman di dada dan menjilat putingnya maka Yunho berpikir bahwa itu adalah teriakan nikmatnya. Jaejoong meneteskan air mata mengingat bahwa hidupnya tinggal hitungan jari, ia dapat merasakannya. Soul Eater menghabiskannya dari dalam perlahan tapi pasti. YunHo yang merasa Jae Joong menghentikan gerakan tangan di penisnya dan ia pikir foreplay sudah cukup. YunHo pun segera membentangkan kaki Jaejoong. Melihat lubang kecil di bawah penis Jae Joong yang tengah berdiri tegak sungguh sangat indah dan sexy. Kerutan-kerutan disekitar lubang itu juga menari, Yunho pun segera membasahi jemarinya dan menekan pinggiran yang berkerut, kemudian menusukkan jarinya masuk kedalam lubang itu! Itu ia lakukan agar ketika ujung penisnya membentur dinding dalam yang elastis itu, lubang disekitar milik Jae Joong tidak terluka atau lecet sebab tentu saja lubang kecil surgawinya itu tidak ada pelicinan disaat penis miliknya masuk sempurna!
Setelah merasa cukup dengan acara membuat lubang kecil itu siap dengan miliknya, Yunho segera memposisikan penisnya pada lubang itu, memasukkan kedalam kepala penisnya terlebuh dahulu. Jaejoong merasakan sesuatu yang memasukinya. Sakit begitu mendera pada dinding-dinding elastic tempat keluarnya feces itu. Perih menyayat membuat ia merintih! Meski ini kedua kali ia dirasuki, tapi terasa seperti awal mereka melakukannya disofakantor Yunho. Dan ini masih baru kepala dari milik Yunho memasukinya. Lubang milik Jae Joong mengetat,bereaksi pada nafasnya yang terengah-engah merasakan perih dengan masuk lebih dalam penis Yunho menjadi setengah sekarang.
Yunho terdiam, merasakan lubang yang mengetat terasa seperti memijat dan aliran darah di penis terhenti. Sepertinya akansusah masuk kekedalamannya setelah ini! Yunho pun mengerahkan tenaga dan mendorong lebih kuat agar bisa mencapai keseluruhan penisnya didalam lubang Jae Joong namun susah. Terlihat wajah kesakitan Jae Joong juga nafasnya sedikit tak beraturan. Dan akhirnya dengan sekali hentakkan kuat, penisnya masuk sempurna hingga tempatbernaung dua biji pelirnya menempel pada kulit bagian sekitar lubang Jae Joong, garis pantatnya! Dan hal ini sungguh memberikan sensasi geli dan nikmat tersendiri bagi Yunho, sedangkan Jae Joong yang wajahnya merah menahan rasa sakit akibat satu hentakan itu kini dapat sedikitbernafas lega sebab milik Yunho sekarang berada dalam tubuhnya secara kesemuanya.
Yunho belum menggerakkan batang penis yang kini telah bernaung di dalam lubang Jae Joong! Tentu saja semua ia lakukan agar tubuh Jae Joong membiasakan diri dengan penis besarnya. Sesungguhnya Yunho ingin bergerak tapi wajah Jae Joong yang seperti kesakitan itu membuatnya tak ingin bergerak dahulu. Merasa bahwa Yunho belum juga bergerak, Jae Joong pun bersuara.
"Bergerak Yuunnn… sekaranggg…" Merasa ada suara yang menyatakan ia harus bergerak, Yunho segera memundurkan separuh penisnya lalu menghentakkan lagi masuk kedalam. Terlihat Jae Joong merintih sakit setiap Yunho bergerak padahal ritme nya tidaklah cepat. Akan tetapi tetap saja meski tidak dengan gerakan yang cepat membuat Yunho merasakan kenikmatan tak terperi.
Bagaimana bila dengan intensitas cepat? Tanpa sadar ia sudah mulai mempercepat ritme hentakan maju mundurnya sebab semakin ia begerak cepat, dinding lubang Jae Joong yang elastis menggeseknya dengan lembut menciptakan percikan-percikap kenikmatan setiap tusukannya. Suara kenikmatan keluar dari mulut Yunho setiap gesekan kulit penisnya bergesekan dengan dinding kedalaman Jae Joong. Perlahan sepetinya wajah Jae Joong ketika ia bergerak terlihat ekspresi rasa sakit, sekarang sudah berubah menjadi wajah nikmat dan mulai mendesah bersamanya.
Hal yang paling menakjubkan terjadi setiap ia menusukkan kearah sedikit menyamping ada sebuah dinding yang lembut dan sepertinya ekspresi Jae Joong selalu berubah dan teriakan maupun desahannya begitu hebat dan sexy terdengar ditelinga Yunho setiap menusuk kearah itu. Yeahh…Sepertinya Yunho telah menemukan titik sensitive didalamsanayang membuat Jae Joong bersuara penuh nikmat sama sepertinya.
Dan memang itulah yang terjadi! Jae Joongseperti terbawa dalam ritme hentakan YunHo Membuatia memejamkan matanya dan menikmati saat itu yang mungkin akan menjadi saat-saat terakhir mereka melakukannya berdua! Jae Joong yang tangannya memeluk Yunho turun menuju penisnya sendiri, memaju mundurkan tangan dengan cepat agar nikmat itu lebih memuncak. Hal ini dengan alamiah membuat bibir mereka saling melumat kembali, saling mendominasi, menginvasi menjadi satu keharmonian. Yunho merasa cairan cement putihnya akan memuntah dari ujung penisnya, terasa penuh di bagian biji pelirnya yang merupakan tempat penghasilan sprema nya dan sudah mulai naik lewat aliran darahnya yang mengalir dalam seluruh tubuh, terutama pada batang kelelakiannya itu. Yunho mempercepat maju mundurnya hingga akan memuntah keluar!
"Jae…JOonGah! Boo! I'm….cumming"
"Akuuu juga…!Yuunn…" Mereka berteriak bersamaan ketika Yunho merasakan sudah diujung kepala penisnya cairannya, sedang Jae Joong juga mengeluarkan beberapa detik setelahnya! Cairan hangat Yunho serasa membanjiri bagian dalam Jaejoong. Ia dapat merasakan cairan itu ada yang mengalir keluar di garis daerah cairan miliknya sepertinya memuntahkan diatasperut Yunho. Yunho merebahkan tubuhnya terlentang diatas tubuh Jae Joong. Tak peduli dengan lengket cairan spermanya ataupun milik Jae Joong sendiri, Yunho mencium bibir Jae Joong dengan lembut, Jae Joong memeluk Yunho dengan erat,
Dengan kecupan lembut dan dengan dada Yunho yang begitu menempel dengannya, Jae Jiing dapat merasakan detak jantung YunHo yang berdegup sangat kencang seperti habis berlari berkilometer. Keringat memenuhi lengan YunHo yang berotot. Ia dapat merasakan keringat YunHo menetes dari rambut turun menuju punggungnya. Wangi maskulin khas YunHo tercium tajam di hidung Jaejoong. Jae Joong merasa damai dengan bau yang begitu memabukkannya ini!
(JJPOV:Oh, betapa aku akan merindukan wangi khas YunHo ketika aku sudah pergi….)
"Jaejoong ah, kau senang?" Tanya Yunho masih dengan posisi menindih Jae Joong. Yunho merasa sangat senang bahwa pria vampire ini menjadi miliknya kembali. Saat ini Yunho hanya ingin merasakan kedekatan ini. Dengan menindih seperti ini, ia sedikit melupakan bebannya. Melupakan masalah yang terjadi, ia menjadi rileks dan hatinya tenang!
"Ya…aku sangat bahagia Yunho." Yunho mengangkat kepala dan terlihat ia membelai wajah Jae Joong. Jae Joong yang memejam membuka matanya. Tersenyum melihat begitu indahnya Yunho dalam penglihatan yang mungkin mengabur! Padahal ia tidak sedang mengantuk, ketajaman mata vampire nya mulai menurun. Berarti, soul eater terus membuat tubuhnya rusak di dalam.
"Kalau begitu berjanjilah padaku, untuk berjuang sekuat tenaga untuk tetap hidup hingga aku mendapatkan BlackHeart kembali?" Yunho menyentuhkan hidungnya ke hidung Jae Joong, menggeseknya perlahan. Udara dari mulut Yunho menguar di bibirnya. Udara kehidupan Yunho yang membuat jantungnya yang mungkin telah hancur hingga tersisa seperempat akibat soul eater masih dapat berdetak! Jae Joong mengetatkan pelukan dengan salah satu tangan, ia harus bagaimana? Secara ia tahu bahwa tubuhnya sudah diambang batasnya. Jae Joong mengalirkan sebulir air mata. Dia takut kalau berjanji maka tidak bisa menepati!
"Tolong bertahan sedikit lagi Jae Joong…"Yunho menghapus airmata yang teralir dari ujung samping kelopak mata Jae Joong, kemudian ia mengangkat satu tangan Jae Joong yang terselip diantara dada mereka, dikecup lembut seakan tak ingin kehilangan. Yunho tak ingin kehilangan Jae Joong, tak akan membiarkan kematian memisahkannya. Tidak akan! Seperti yang ia katakan sebelum akhirnya mereka bercinta, meski harus mengorbankan jiwanya kepada iblis agar Jae Joong tidak mati, ia bersedia sebab Jae Joong adalah miliknya. Milik Yunho satu-satunya yang tak tergantikan oleh apapun juga didunia!
"Iya.. YunHo. Aku janji" Jae Joong memeluk Yunho dan menutup matanya lagi namun sesuatu mengusiknya ketika ia sebelum menutup matanya ketika menatap jendelakamar hotel ini. Rasa dingin menyergap punggungnya yang beralaskan lantai, padahal tadi rasa dingin itu tak begitu terasa di tubuhnya! Apakah cuaca di luarsanaakan menutupi matahari? Tunggu dulu..ada yang terlupakan. YoonJae dan Vick.
"Yunho yaa…jam berapa ini?" Tanyanya ketika ia benar-benar merasa telah sadar bahwa hal yang terlupa itu adalah YoonJae dan Vick! Sedari mereka melakukan, pintu terbuka dan ia menyadari bahwa pintu kamar hotel tidak ada yang membunyikan bel. Apakah mereka belum kembali? Melihat awan yang menghitam, mungkin akan ada badai salju!
"Jam….11.10 Am. Kenapa Jae?"
"YoonJae dan Vick! Mereka belum kembali Yunho ah. Akan ada badai sepertinya!" Jae Joong sekarang menjadi panik ketika matahari tidak muncul dan semakin lama ia merasakan dingin.
"Astaga!"
Yunho segera bangkit dari tubuh Jae Joong. Mereka bergegas memakai pakaianya. Berhubung Yunho sepertinya hanya memakai pakaian kerjanya dan tak membawa peralatan pakaian musim dingin, Jae Joong mengeluarkan dua coat nya di dalam lemari satu untuknya dan untuk Yunho .Setelah mereka mengenakan coat dengan benar keduanya berlari keluar hotel dan menuju lift. Begitu lift telah membawa mereka ke lantai dasar, Jae Joong berlari menuju bagian resepsionist dan Yunho mencari disekitar lobby.
Jaejoong melapor pada receptionist sekaligus menanyakan tentang YoonJae dan Vick. Apakah resepsionis atau beberapa petuga hotel melihat ada anak yang keluar hotel bersama anjing? Resepsionist itu bertanya dengan teman sekerjanya namun semua menggeleng. Jae Joong merasa panik, YoonJae bocah kecil itu entah sejak kapan menjadi penting bagi dirinya, sama halnya Yunho yang begitu penting walau neraca mereka berbeda kadar di hatinya. Saat itulah ada seorang sekuriti penjaga malam melihat Jae Joong di meja resepsionist. Sang resepsionis berinisiatif bertanya pada sekuriti tersebut tentang ciri-ciri Yoonjae.
Sementara itu YunHo yang pergi mencari YoonJae di sekitar lobby tidak menemukan YoonJae maupun Yoonjae. Kemana anak itu pergi? Yunho mendesah sambil menyisir rambutnya kebelakang, tanda bahwa ia begitu panik. Saat ini ia juga perlu mencari Black Heart untuk Jae Joong! Sekarang ada masalah ini, kepalanya terasa ingin pecah saja rasanya! Pada saat itulah ia melihat Jae Joong berjalan menghampirinya dengan seorang sekuriti. Yunho bergegas berlari kearah Jae Joong.
"Kau sudah menemukannya?"
"Kata tuan penjaga ini ia melihat YoonJae dan Vick pukul 4 pagi keluar dari hotel menuju arah ski. Tadi ia pikir YoonJae hanya sebentar saja keluar. Ia tak menyangka hingga sekarang belum kembali ke hotel. Bagaimana ini Yun.."
"Sudahlah. Kita cari sekarang ke tempat ski itu."
Yunho mengamit tangan Jae Joong dan segera keluar hotel. Padahal sekarang angin bertiup membuat dinginnya musim ini begitu terasa menusuk kulit. Securiti yang berada di sebelah Jae Joong tak percaya kalau ia sudah tidak melihat keduanya. Seakan mereka berlari bagai angin. Sepertinya Jae Joong memaksakan tubuh vampirenya bergerak! Mungkin ini sisa-sisa tenaganya!
Security itu segera melapor para petugas hotel lainnya kalau dua orang yang tadi tengah mencari anak kecil dan seekor anjing telah keluar dari hotel. Mereka segera menghubungi tim SAR kalau-kalau dalam satu jam mereka tidak kembali. Mereka saat ini tentu saja tidak ada berani keluar, karena mereka tahu di musim dingin ini selalu saja di barengi oleh badai.
Sementara itu Jae Joong dan Yunho sekarang sudah berlari kearah lahan besar yang penuh dengan salju. Jaejoong sedang berlari dibelakang YunHo, ia merasa lututnya bergetar. Setelah tadi berlari memaksakan mengeluarkan kekuatan yang harusnya menghilang dari tubuh yang sudah rusak sambil mengamit tangan Yunho tiba-tiba, pemandangan Jaejoong berubah menjadi putih dan ia terjatuh diatas salju. Yunho yang mendengar bunyi berdebam menengok kebelakang dan melihat Jae Joong jatuh terlentang diatas salju. Tiba-tiba jantungnya seakan berhenti berdetak! Apakah Jae Joongnya tidak menepati janjinya?
"Jaejoong ah!" Teriaknya sambil membalikkan posisi tubuh Jae Joong yang terlentang dan sekarang mengangkat hingga Yunho membuat Jae Joong terduduk. Yunho begitu senang ketika melihat kekasihnya masih bernyawa tersenyum padanya. Seakan mengatakan tidak apa-apa. Sebenarnya Jae Joong merasa bahwa kematian sudah dekat, dewa kematian seakan tengah berdiri didepan dengan pedang sabitnya!
"Yuuun…Pergilah! Carilah YoonJae!" Teriak Jae Joong sambil menatap Yunho. Yunho menggeleng keras, ia tak akan meninggalkan Jae Joong. Tidak akan!
"Tidak!"
YunHo menggendong Jaejoong dipunggungnya. Tidak peduli sekarang langkahnya semakin berat dengan adanya Jaejoong dipunggungnya. Namun ia tidak memperdulikannya. Jaejoong merasakan sekujur tubuhnya seperti tercabik-cabik. Ia hanya dapat memejamkan matanya. Kini darah hangat mengalir lebih banyak dari hidungnya dan mungkin membasahi coat Yunho. Sepertinya dewa kematian telah menghunuskan pedang sabitnya!
(JJPOV: Mianhae….YunHo…aku tidak dapat menepati janjiku…Mianhae…YunHo….Saranghae…)
Kepala Jaejoong terjatuh di pundak YunHo, matanya kini terpejam. YunHo yang menggendong tidak menyadari hal ini sama sekali bahwa Jae Joong telah menutup mata tidak menepati janji untuk bertahan hidup sampai Black Heart lama berjalan dengan berat dan di sertai angin kencang, sampailah dia di sebuah kumpulan pepohonan besar dan tampak sosok seorang anak dan seekor anjing di bawah tertindih pohon yang tumbang.
"YoonJae ah!" Teriak Yunho ketika melihat anak itu sepertinya tak bergerak. Dengan langkah tertatih sebab tengah menggendong Jae Joong di punggungnya, Yunho segera menuju Vick dan YoonJae.
"Hyung…. Kakiku….terjepit tidak bisa bergerak…aku lapar…..Hyung..dingiiinnn" Racau anak itu ketika melihat Yunho menghampirinya. YunHo meletakkan Jaejoong perlahan diatas salju, ia lalu menoleh pada YoonJae dan membantunya terlepas dari dahan pohon yang menimpa kakinya. Kaki anak itu sepertinya patah. Sungguh keajaiban bahwa YoonJae dapat bertahan hidup dengan kaki seperti ini dan ditambah udara yang begitu dingin menusuk kulit!
"Kau membuat orang panic! Kau kemana saja!"
"Hyung…."
"Dan apa yang terjadi pada Vick!?" Yunho melihat tubuh anjing srigala milik Jae Joong tidak bergerak. Apakah anjing ini yang membuat YoonJae bocah kecil itu bertahan hidup? Dengan anjing itu berada dalam pelukan anak itu, mungkin ini adalah jawaban dari segala apa yang terjadi pada YoonJae yang masih bisa bertahan hidup dengan kaki patah.
YoonJae akan menjawab pertanyaan Yunho namun sepertinya ia tak perlu melakukannya sebab melihat keadaan Vick yang tak bergerak mungkin sudah dapat menjawab semua pertanyaan itu. Anak itu menatap kearah belakang Yunho dimana terlihat Jae Joong matanya tertutup dan terbujur kaku tak bergerak dan darah yang telah membeku di bawah hidung.
"Hyung! Hero hyung!"
YunHo menoleh pada tubuh Jaejoong yang terbujur kaku diatas salju. Wajahnya putih pucat dan sama hal yang dilihat YoonJae ia melihat darah mengering di bawah hidung. Yunho merasa tubuhnya lemas, jatungnya berdetak keras. Apakah Jae Joong meninggalkannya? Bukankah ia berjanji akan bertahan sampai Black Heart di temukan!
"JAEJOONG AH! Buka matamu! Jawab aku! " Yunho menepuk-nepuk pipi Jae Joong yang sudah mendingin. Lebih dingin dari salju yang menjadi tempat berbaring Jae Joong. Jae Joong tetap tidak merespon. Yunho merasa tubuhnya bergetar dan ia menggeleng-gelengkan kepala. Yoon Jae yang kakinya patah sambil duduk menyeret tubuhnya mendekati Jae Joong. Ia juga mengguncang-guncang tubuh kaku Jae Joong.
"Hyung! Bangunlah! " Namun seberapa kalipun mereka berdua memanggil nama Jae Joong, mata itu tak terbuka juga. Jae Joong sudah tiada?!Air mata mengalir dari ke dua mata YoonJae dan YunHo. YoonJae masih tidak percaya, ia pun mencoba meraba pergelangan tangan Jae Joong untuk merasakan denyutan nadi dan merasakan aliran darah yang berjalan di system tubuh namun ia tidak merasakan aliran darah lagi dan denyut nadi tak ada!
"Diaa..sudah tidak bernafas… It's too late hyung…."
"Tidak mungkin! Jaejoong ah! Kau berjanji padaku untuk menunggu menyembuhkanmu! Bangunlah! Buka matamu! Kita masih bisa mencari Black Heart Jae ah~." YunHo menangis semakin keras dan memeluk tubuh Jaejoong yang tidak bernyawa lagi. Dia sekarang tak peduli image nya yang cool dan tak pernah menangisi hal apapun di depan orang banyak, sekarang ia tak peduli. Hanya Jae Joong yang ia pedulikan. Hatinya begitu sakit sekarang ini, hanya karena takdir ini.
YoonJae menatap Yunho yang begitu menyayangi Jae Joong hyung. Andai saja ia tidak pergi dari hotel? Tapi..ia pergi untuk mencari Black Heart kalung milik Jae Joong hyung. Eh..Black Heart? Bukankah kalung itu sudah berada di tangannya? Walaupun semua terlambat dan Jae Joong hyung telah tiada, tak ada salahnya untuk mencoba bukan?
"Tunggu dulu! Ini hyung! Ini BlackHeart! Aku pergi untuk mencarinya! Dan aku menemukannya! Tak ada salahnya mencoba!" YoonJae memberikan kalung itu pada YunHo, kini tangan Jaejoong perlahan pudar dan menghilang. Mungkin akan menghilang semuanya.
"Cepat hyung! Tangan Hero Hyung mulai…menghilang!"
YunHo dengan cepat menarik ornament hati dari salibnya. Ternyata ornament itu adalah sebuah botol kecil yang berbentuk hati dan segera ia membuka tutup botol. Bau menyengat tercium dari botol itu. YunHo menuangkan seluruh isi botol itu kedalam mulut Jaejoong. Mereka menatap Jaejoong beberapa saat. Tapi sepertinya tak berefek apapun. Bahkan kini kaki Jaejoong juga mulai pudar dan menghilang.
"Sudah terlambat….Membuat Jaejoong hidup kembali sama mustahilnya dengan turunnya hujan salju dibulan april." Yunho pasrah dengan apa yang terjadi sekarang. Yunho dapat merasakan suramnya hidup tanpa Jae Joong. Seperti tahun-tahun yang berlalu, mungkin ia akan menjadi seperti mayat hidup. Mengenang Jae Joong hingga akhir hayatnya!
YoonJae menunduk dan menangis. YunHo menarik tubuh kaku Jaejoong kedalam pelukannya lagi sebelum seluruh tubuh itu menghilang dan tak akan bisa ia peluk. Ini adalah akhir dari hidupnya. Yunho pun mendekatkan bibir di telinga Jae Joong dan ia membisikkan sesuatu.
"Jaejoong….selamanya….aku mencintaimu….Saranghae….."
Setelah berkata itu air mata Yunho menetes jatuh ke wajah Jae Joong dan mengalir menuju mulut yang sempat tadi di buka oleh Yunho. Sebuah kecupan juga mendarat di bibir merah mungil milik Jae Joong. Ini adalah kali terakhir, entah kenapa hatinya begitu sakit teringat hal ini! Sebuah bola kecil yang dingin terjatuh tepat diatas kepala YoonJae. Lalu disusul bola kedua terjatuh dipundaknya.
"Hyung! Lihat! Hujan salju!
YunHo mendongakkan kepalanya dan ribuan salju-salju kecil terjatuh dari langit yang kini sudah gelap, seakan malaikat tengah menangis akan sebuah jiwa yang telah dibawanya. Yunho meletakkan tubuh Jae Joong di salju ia menutup matanya merasakan butiran salju di wajahnya yang bercampur dengan linangan air matanya! Sebuah potongan salju kecil juga mendarat di wajah Jaejoong yang terbujur kaku dan mulai menghilang separuh. Tapi tidak…ini ada yang lain! Bukankah lengan Jae Joong sudah menghilang!
Tiba-tiba, tubuh Jaejoong yang sudah pudar kembali dan terangkat setinggi 30cm dari permukaan salju. Namun matanya masih terpejam. Sebuah cahaya hijau memancar dari punggung Jaejoong. YoonJae yang melihat itu segera menarik lengan coat Yunho.
"Yunho hyung..lihat Jae Joong Hyung"
YunHo menundukkan kepala dan hanya terpaku melihat tubuh Jaejoong seolah melayang diudara. Cahaya itu lalu menghilang dan tubuh Jaejoong terjatuh diatas tangan YunHo. Perlahan, detak jantung Jaejoong berdetak. Nafas hangat terhembus dari hidung terlahirkan kembali. Matanya terbuka sedikit.
"Jaejoong ah!"
Melihat mata itu terbuka, Yunho merasakan kehidupannya telah kembali. Warna wajah Jae Joong yang berkilau sehat, mata yang memandanginya penuh warna kehidupan. Malaikat tidak membawanya, tapi mungkin salju ini adalah tangisan para malaikat yang tak ingin memisahkannya dari Jae Joong. Sepertinya takdir telah berubah dan berpihak padanya!
"YunHo…." Jae Joong berkata lirih ketika ia melihat wajah Yunho yang memandanginya senang . Walau pria itu terlihat senang, tak dapat disembunyikan kalau ada bekas airmata mengalir di sekitar kelopak mata Yunho. Yunho menangis? Menangis untuknya!
"Jaejoong ! Aku sudah hampir kehilangan harapan! Jaejoong ah!" Yunho memeluk erat Jae Joong dan vampire itu juga membalas dengan erat pelukan pria yang benar-benar mencintainya itu. Ketika tadi ia merasa akan menuju ke tempat kegelapan pekat, suara Yunho membawanya kembali!
"Aku mendengar bisikanmu YunHo… Aku juga mencintaimu…"
Jae Joong merasa kehangatan kembali. Memang seharusnya ia tetap dalam pelukanorang yang ia cintai. Bersamaorang yang mencintai. Jae Joong sangat bersyukur memilikiorang-orang mereka tengah berpelukan, Jae Joong seakan mendengar suara yang memanggilnya dari kejauhan, mungkin beberapa kilometer dari mereka semua berada.
Sepertinya kekuatan vampirenya berangsur-angsur kembali, sehingga walau suara itu begitu jauh ia dapat mendengar. Ia juga merasakan tubuhnya terutama organ-organ dalamnya mulai pulih kembali sedia kala, sehat tak pernah sekalipun mendapat kutukan soul eater. Suara yang memanggil itu semakin dekat, sepertinya itu suara keluarganya. Dia sangat mengenali suara adiknya yang seperti teriakan lumba-lumba itu.
"Hyung!" Teriak Junsu begitu melihat Jae Joong dalam pelukan Yunho. Jae Joong melihat Junsu, Tae Hee ibunya dan JunJin appanya berdiri disana dengan wajah khawatir. Akh..masih adaorang tua dan adik yang menyayanginya juga! Tapi pandangannya sedikit kabur, bukan karena ketajamannya belum kembali tapi salju yang mulai turun deras yang menghalangi pandangan.
Junsu, Tae Hee dan Jun Jin terpaku melihat Jae Joong yang dalam pelukan Yunho. Dalam pikiran mereka, apakah Jae Joong sudah tiada? Sebab mereka juga tak begitu bisa melihat Jae Joong apakah hidup atau sudah tiada. Begitu mengetahui semua dari Yoochun tentang Shin Hye yang berbohong dan ada obat selain mendapat keturunan yakni kalung Black Heart yang secara misterius di dapat oleh Jae Joong, mereka bergegas menuju Nami. Namun berita kematian Shin Hye membuat mereka tidak bisa pergi secepatnya! Tentu saja, sebab ada perkumpulan dewan vampire modern yang begitu khawatir dengan keberadaan vampire dikota Seoul ini bila mayat vampire itu di autopsi. Oleh sebab itu mereka membawa atau mencuri tubuh Shin Hye sebelum diadakan autopsi di rumah sakit.
Itu sebabnya mereka baru tiba siang ini dan ketika mereka sampai ke resort Hotel yang tertera pada selebaran yang di lihat Junsu di peti mati Jae Joong, mereka di kejutkan dengan Jae Joong tak ada di kamarnya. Beberapa menit lalu ia berlari keluar hotel menerjang badai salju dengan pria yang bersamanya untuk mencari bocah kecil dan seekor anjing srigala bernama Vick. Kalau saja saat ini keadaan Jae Joong tidak dalam kutukan soul eater, mungkin akan membiarkan Jae Joong disana. Seorang vampire tak akan mati karena kedinginan bukan? Tanpa persetujuan orang hotel, Junsu, Tae Hee dan Jun Jin menerjang hujan salju untuk mencari Jae Joong.
"Jaejoong anakku!" Tae Hee berteriak memanggil Jae Joong ketika ia melihat anaknya itu.
"Jae Joong…" Jun Jin sekarang yang berseru. Mereka bertiga berlari lebih dekat dengan Jae Joong. Jejak-jejak sepatu menapak di sepanjang mereka berlari menuju Jae Joong. Tae Hee dan Jun Jin bersyukur ketika melihat Jae Joong tidak apa-apa ketika sosok 3 orang itu semakin dekat. Jaejoong perlahan melepas pelukan Yunho dan kini sudah bisa berdiri dengan tegak seolah ia tidak pernah sakit. Ia segera berlari memeluk keluarganya dengan penuh rasa rindu. Air mata bahagia sekarang mengalir untuknya! Tak terkecuali Yunho dan YoonJae yang melihat suasana bahagia itu.
Pada saat Jae Joong memeluk rindu keluarganya dan bahagia, matanya kemudian tertuju pada seekor anjing yang tergeletak diatas salju dan tak bergerak. Adaapa dengan anjing srigala kesayangannya itu. Apakah anjing itu mati! Ia melepaskan pelukannya dan berlari kearah Vick tergeletak.
"VICK! VICK!" Jae Joong merengkuh perlahan tubuh besar anjingnya. Kenapa disaat ia sehat Vick harus seperti ini? Padahal ia sudah sehat. Apakah Vick tak akan bersamanya lagi dalam menjadi Hero?
"Mianhae.. hyung..tidak seharusnya aku mengajaknya. Mianhae.." Ujar YoonJae masih dalam keadaan duduk. Kakinya masih berdenyut karena terluka. Jae Joong mengelap air matanya, ia tak boleh menangis dan membuat anak itu merasa bersalah. Toh ia selamat dan kembali sehat tak lebih karena bocah itu yang mencari kalung Black Heart untunya. Melihat keadaan itu Tae Hee berjongkok dan memeriksa.
"Tidak usah khawatir nak. Biarku coba. Akh kau juga nak kemari." Ujar Tae Hee kepada YoonJae. YoonJae berdiri di bantu oleh Yunho mendekati Taehee. TaeHee merentangkan tangannya dan menempatkan tangannya diatas kepala Vick dan kaki YoonJae yang terluka. Seberkas cahaya putih bersinar dari tangan TaeHee. Tak lama kemudian ,Vick membuka matanya, kaki YoonJae juga sembuh!
"Umma, kau….."
"Healer? Yes. Tapi keahlian ku tidak dapat menyembuhkan kutukan semacam Soul Eater."
Jun Jin yang berada disana menatap Yunho yang sekarang tengah merangkul pundak Jae Joong putranya. Merasa tengah di pandangi, Yunho berdiri dan menundukkan kepala kepada Jun Jin. Jun Jin mengenali Yunho, seseorang yang mengantar Jae Joong ketika sakit waktu itu. Orang yang merupakan anak dari keluarga Jung dan tentunya yang membuat putranya Kim Jae Joong mengingat masa lalu itu.
"Kau, Jung YunHo ssi?" Jun Jin bertanya walau sebenarnya pertanyaan itu tak harus di jawab. Yoochun sudah mengatakan pada mereka kalau Yunho mungkin bersama Jae Joong. Dan dengan pria itu mungkin ia bisa menyelamatkan Jae Joong sebab hanyaorang yang benar-benar mencintai Jae Joong secara tulus saja yang mungkin dapat menyelamatkan Jae Joong selain cairan yang ada dalam kalung Black Heart.
"Eh, iya…Maaf saya tidak memperken…"
"Aku tidak akan memaafkanmu…kecuali… kau bersedia menjaga anakku."
"Eh…Tentu saja. Kamsahamnida Ahjussi!
"Hyung! Kau…bisa-bisanya kau meninggalkan kami!" Junsu memukul pelan lengan Jae Joong membuat Jae Joong meringis seperti kesakitan. Junsu yang memukul lengan Jae Joong menjadi bingung? Padahal ia sangat pelan memukulnya tadi. Wajah bersalah mulai menghiasi air mukanya.
Sama, pribadi adiknya itu tak berubah meski sudah betransformasi menjadi vampire. Tetap saja polos dan selalu saja gampang terjebak tipuan kecil. Jae Joong pun tertawa sambil menutup mulutnya dengan tangan disusul tawa bahagia semuanya. Atmosfir ketegangan sepertinya sudah mencair dan berganti dengan tawa bahagia.
"Wae…kenapa? Yaa..kau menipuku hyung"
"Mianhae…Su."
"Baiklah kita kembali ke hotel ya? Aku laparr juga disini dingin!" Celutuk YoonJae yang membuat mereka semua tersadar bahwa saat ini hujan salju mulai deras. Mereka harus kembali ke hotel. Semua disini hampir melupakan bahwa dua orang disini bukanlah manusia abadi, yang mungkin tidak tahan dengan cuaca sekarang! Mereka kembali ke hotel berlari dengan kekuatan Vampire mereka. Jun Su menggendong YoonJae di punggung, sedangkan Yunho tentu saja dalam pelukan Jae Joong.
(YunhoPOV: Terima kasih kau kembali Jae Joong ya. Terima kasih kau masih berada disisiku)
Yunho mengetatkan pegangan atau pelukannya terhadap Jae Joong yang tengah berlari dengan kekuatan vampire yang sudah sepenuhnya kembali. Hujan badai pasti berlalu dan menciptakan warna pelangi indah di cakrawala. Warna pelangi itu adalah senyum yang terhias dari bibir mungil Jae Joong ketika ia mengetatkan pelukan itu. Setelah ini tak ada lagi tangisan yang akan menyertai mereka. Hanya ada cinta dan kebahagiaan disini! Di hati…
._.
._.
._.
THE END
Ini masih ada epilognya, nanti akan dipost, tapi... minta suntikan semangatnya dulu dong buat editornya...! Hehehe...
Makasih ^^