Title: Me, You, and Them

Author: Zahee

Main cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol

Other cast: Kim Jongin a.k.a Kai, Do Kyungsoo, Lu han, Oh Sehun, Kim Jongdae a.k.a Chen, Kim Minseok, Huang Zitao

A/N: Fanfic ini murni hasil karya saya. Saya minta maaf jika ada kesamaan cerita/alur, judul atau apapun. Tolong jangan bash. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam ff ini

Warning: Yaoi, typo bertebaran, kata-kata acak-acakan, cerita abal, don't like don't read

.

.

.

Sulli melihat Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, ia terlihat kaget.

"Baekhyun adalah kekasihku!"

"…"

"…"

"…"

Untuk beberapa detik semuanya terdiam.

"MWO?" teriak Chen dan Tao setelah tersadar kembali beberapa detik kemudian.

"Yah, Oppa, kau bercanda kan?" tanya Sulli.

Sebenarnya Baekhyun juga ingin berteriak karena kaget. Namun saking shocknya ia suaranya sampai tak bisa keluar. Matanya pun sudah membulat sejak tadi akibat perkataan Chanyeol.

"Apa-apaan ini Park Chanyeol!" batin Baekhyun berteriak.

Chanyeol memasang muka serius, menandakan bahwa ia tak bercanda.

Sulli melangkah mundur. Air matanya mulai keluar dari pelupuk matanya.

"Teganya oppa, kau sampai melakukan ini hanya untuk menghindariku," ujar Sulli sambil menangis tersedu-sedu.

Chanyeol terdiam dengan Sulli yang sedang menangis di hadapannya. Bahkan kedua sahabatnya hanya bisa melongo melihat temannya yang memasang wajah super serius.

Hingga akhirnya beberapa pasang mata mulai memerhatikan mereka dengan pandangan aneh. Empat orang namja yang tidak berbuat apa-apa ketika seorang yeoja di depannya menangis, mungkin itu yang dipikirkan orang-orang yang melewatinya.

Chanyeol tetap tak bereaksi. Melihat sikap Chanyeol yang sangat keras kepala itu, akhirnya kedua sahabatnya memutuskan untuk membawa Sulli pergi. Sementara Tao membawa pergi Sulli untuk menenangkannya, Chen menghampiri Chanyeol untuk berbicara dengannya.

"Chanyeol," ujar Chen dengan nada tidak kalah serius (bisa serius juga nih anak .-.), "aku tahu kalau aku tak seharusnya ikut campur dengan hubungan kalian, tapi kalau kau memang tidak menyetujui kau tidak bisa terus kabur seperti ini."

Chanyeol yang sangat amat keras kepala itu justru membuang mukanya dari Chen. Chen yang melihatnya akhirnya menghela nafas. Sikap temannya ini memang sangat kekanak-kanakan.

"Dah Baekhyun, aku duluan ya." Ujar Chen yang kembali ke Chen yang seperti biasa. Ia tersenyum ke arah Baekhyun dan melambaikan tangan ke arahnya tanpa melirik lagi ke Chanyeol.

Setelah kepergan Chen, tersisalah dua orang yang terdiam seperti patung. Chanyeol yang masih ngambek tanpa alasan serta Baekhyun yang hampir tak mengerti apa-apa. Namun di dalam hati Baekhyun, ia sangat kesal karena sepertinya ia terlibat dalam masalah Chanyeol yang tak sederhana, namun yang lebih membuatnya kesal adalah Chanyeol yang megatakan pada Sulli bahwa ia dan Chanyeol merupakan sepasang kekasih. Ia takut akan dibenci oleh teman masa kecilnya itu.

"Yah, Park Chanyeol," ujar Baekhyun dengan kekesalan memuncak, "bisa jelaskan apa yang terjadi saat ini?"

Chanyeol yang sedari tadi masih ngambek akhirnya menghela nafas dan menyuruh Baekhyun untuk masuk ke mobil, "Akan aku jelaskan, tapi kau masuk dulu."

Baekhyun menuruti kata-kata Chanyeol (karena sesungguhnya ia masih takut sama Chanyeol) walaupun ia kesal dengan sikap Chanyeol yang sangat keras kepala. Ia tak menyangka seorang Park Chanyeol ternyata punya sikap yang menyebalkan seperti.

"Baekhyun," ujar Chanyeol sambil mengemudikan mobilnya, entah kemana tujuannya.

"Hm," jawab Baekhyun.

"Maaf," ujar Chanyeol, "kau jadi terlibat masalahku."

Baekhyun sekarang memandang Park Chanyeol. Sejenak ia merasa terkejut.

"Seorang Park Chanyeol minta maaf padaku?" ujar Baekhyun dalam hati.

Tiba-tiba mobil Park Chanyeol berhenti. Ketika Baekhyun menyadarinya, mereka tengah berada di lapangan kosong. Hanya sebuah lapangan biasa, namun dari sana dapat terlihat jelas pemandangan langit senja yang indah. Baekhyun menatap langit dengan wajah terpukau. Tiba-tiba suara bass dari orang yang berada di sebelahnya berbicara padanya.

"Baek, kau tadi minta dijelaskan, kan?" ujar Chanyeol, "aku akan jelaskan."

Baekhyun yang tadinya sedang memerhatikan pemandangan sekitar, kini menatap Chanyeol dengan serius, siap untuk mendengar penjelasan dari Chanyeol. Chanyeol menatap Baekhyun juga, kemudian ia mengalihkan pandangannya dari Baekhyun sambil menghela nafas. Melihat Chanyeol yang seperti ini, kekesalan Baekhyun pada Chanyeol lenyap begitu saja.

"Yah, seperti yang kau dengar dari Sulli, aku dan dia seharusnya sudah bertunangan," ujar Chanyeol, "tapi kau tau bagaimana aku menentang pertunangan itu."

Baekhyun yang sedari tadi masih menatap Chanyeol tiba-tiba terperanjat ketika pemuda di sebelahnya itu balik menatapnya. Sejenak Baekhyun merasa takut sampai ingin memalingkan wajahnya, namun entah kenapa keinginannya menatap Chanyeol lebih besar. Rasanya jantung Baekhyun berdegup lebih cepat.

"Karena itu aku membuat perjanjian, bahwa jika aku menemukan orang yang aku sukai, maka pertunagan itu dibatalkan," ujar Chanyeol.

Baekhyun hanya mengangguk. Akhirnya ia memahami sikap Chanyeol itu. Ia pun memahami maksud Chanyeol yang memintanya menjadi kekasih bohongan Chanyeol.

"Baek," panggil Chanyeol ketika Baekhyun tak lagi memerhatikan, "tapi sekarang sepertinya aku telah menemui orang yang aku sukai, jadi.."

"Ah," ujar Baekhyun memutus omongan Chanyeol, "jadi aku sudah tidak perlu menjadi kekasih bohonganmu lagi kan?"

Baekhyun tersenyum ke arah Chanyeol dan memalingkan wajah, menatap keluar jendela. Entah kenapa sekarang dadanya terasa sakit. Padahal biasanya tidak begini.

"Baek," panggil Chanyeol lagi. "Aku-"

"Oh iya, selamat ya, akhirnya perjanjianmu itu sudah terpenuhi," ujar Baekhyun yang sekali lagi memotong omongan Chanyeol, "nanti-"

"Yah! Byun Baekhyun! Dengarkan aku bicara!" ujar Chanyeol yang berteriak tiba-tiba, memutus omongan Baekhyun.

Baekhyun terdiam karena kaget. Kemudian Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan menatap Baekhyun mendalam. Baekhyun agak merunduk, takut dengan tatapan mata Chanyeol yang seakan ingin memakannya. Bukannya menjauh, justru Chanyeol mendekatkan dirinya dengan Baekhyun. Baekhyun yang ketakutan memejamkan matanya.

Chanyeol menatap Baekhyun yang memejamkan matanya. Sementara tangan kanannya menggenggam tangan Baekhyun, tangan kirinya menyentuh dagu Baekhyun, menaikkan wajahnya agar setara dengannya. Baekhyun yang menyadarinya membuka matanya perlahan, namun ketika itu Chanyeol mempertemukan bibirnya dengan bibir Baekhyun hingga Baekhyun terbelalek kaget dan kembali memejamkan matanya.

Ciuman singkat itu diakhiri Chanyeol dengan membelai rambut Baekhyun. Ketika Baekhyun membuka matanya, ia masih tak mengerti dengan apa yang terjadi saat itu.

"Ch-Chanyeol barusan menciumku?" ujar Baekhyun dalam hati. Masih tidak percaya.

"Apa maksudnya?"

"Jangan-jangan ia hanya mengerjaiku?"

"Tapi mana mungkin ia melakukan hal sejauh itu hanya untuk mengerjaiku."

Sementara Baekhyun masih tenggelam dalam lamunannya akan hal yang terjadi barusan, Chanyeol tiba-tiba memanggilnya, membuat dirinya tersentak kaget menyadari kenyataan yang telah terjadi.

"Baek," ujar Chanyeol.

"I-iya?" ujar Baekhyun gugup, tanpa melihat ke arah Chanyeol.

"Orang yang kusukai yang tadi kukatakan itu, maksudnya kau, Byun Baekhyun," ujar Chanyeol.

.

.

.

"Huwaaaaa," tangisan Sulli menggema di depan rumah Chanyeol.

Ya, di rumah Chanyeol. Karena di rumah Tao ada orangtuanya, kalau di rumah Chen, ia pasti menolak dengan tegas. Akhirnya mereka membawa Sulli ke rumah Chanyeol, yah bagaimanapun juga Chanyeol lah yang bertanggung jawab akan hal ini.

"Ada apa?" ujar Minseok yang membukakan pintu dengan panik ketika mendengar suara tangisan dari luar rumah.

"Oppa!" teriak Sulli langsung memeluk Minseok.

"Eh?" ujar Minseok yang kaget dengan tindakan Sulli yang tiba-tiba.

"Yah! Menjauh dari Minseok hyung!" ujar Chen yang melihat adegan tersebut. Chen berusaha keras menjauhkan yeoja itu dari Minseok.

"Yah! Chen oppa jahat!"

Hingga akhirnya keributan terjadi di depan rumah Chanyeol.

"Ah, sebaiknya kalian masuk dulu," ujar Minseok, "Tidak enak kan kalau dilihat tetangga."

Sulli memasuki rumah Chanyeol mengikuti Minseok yang masuk lebih dulu. Sambil menatap Chen, ia menjulurkan lidahnya kea rah namja itu. Namja yang hendak mengatakan sesuatu seketika mulutnya ditutup oleh Tao karena Tao tahu bahwa apa yang hendak temannya katakan itu akan menimbulkan keributan lebih jauh lagi.

Setelah disuguhkan jus jeruk dingin yang baru saja dibuat Minseok, akhirnya mereka bisa duduk tenang sambil meneguk jus tersebut tanpa membuat keributan.

"Jadi, apa yang terjadi?" tanya Minseok pada ketiga orang tersebut.

"…" keheningan terjadi.

Sulli masih berusaha mengatur nafasnya, Chen memang sengaja tidak ingin mengatakannya, dan Tao masih meminum jus tersebut.

"Chanyeol oppa," ujar Sulli, hendak menjelaskan. Namun penjelasannya iu terhenti karena air matanya mulai keluar lagi.

Minseok melirik Chen, memberi isyarat untuk menjelaskan apa yang terjadi. Chen yang tak bisa menolak permintaan Minseok pun akhirnya membuka mulut untuk menjelaskan.

"Chanyeol dan Baekhyun pacaran," ujar Chen, "makanya Sulli dibuang olehnya."

"Huwaaa," teriak Sulli sambil menangis ketika Chen mengatakan kata 'dibuang'.

Tentu saja Sulli sepenuhnya sadar bahwa dirinya tidak diinginkan Chanyeol, namun ia masoh berharap Chanyeol tidak menemukan orang yang disukainya sehingga pertunangan tetap terjadi dan Chanyeol akan kembali berpaling padanya. Namun ia tak menyangka bahwa orang yang dapat membuat seorang Park Chanyeol jatuh hati adalah sahabatnya sendiri, Baekhyun.

"Sudah, sudah," ujar Minseok.

Chen yang kembali memalingkan wajahnya, melakukan entah apa.

"Aku tahu Chanyeol oppa tidak pernah menyukaiku, bahkan aku mengerti kalau Chanyeol selalu menghindariku," ujar Sulli sambil terisak.

Tiba-tiba pintu rumah Chanyeol terbuka. Tampak seorang pemuda yang sedari tadi sedang dibicarakan mereka semua sedang berjalan memasuki pintu.

"Sulli, bisa bicara sebentar?" ujar Chanyeol sambil menunjuk kearah luar dengan ibu jarinya.

Sulli yang melihatnya berdiri dan mengikuti Chanyeol sambil tetap menunduk. Ketika Chanyeol berhenti, ia pun ikut berhenti. Ia tak berbicara, hanya terisak sambil menundukkan kepalanya.

"Maaf," ujar Chanyeol.

"Kenapa?" ujar Sulli, "apa sekarang oppa merasa bersalah karena telah membuangku dengan cara seperti itu?"

Chanyeol menghela nafas, "maafkan sikapku selama ini."

Sulli masih terisak, "oppa, kau jahat, padahal aku selalu.. aku.. selalu.." ujar Sulli terputus-putus karena sambil menangis.

"Aku tahu," ujar Chanyeol, "terima kasih untuk semuanya."

Sulli masih terisak. Ia ingin menyampaikan beribu kata-kata kemarahannya pada Chanyeol namun tak ada kata yang dapat keluar dari mulutnya.

"Terima kasih," ujar Chanyeol lagi, "dan maaf."

Chanyeol menunggu Sulli yang berusaha keras menghentikan tangisnya. Namun setelah sekian lama Sulli tak mengatakan apa-apa, ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

Namun ketika Chanyeol baru berjalan selangkah, tiba-tiba Sulli memanggilnya di sela tangisnya, "Yeol oppa."

Chanyeol berbalik dan melihat ke arah Sulli.

"Aku akan kembali ke Amerika, dan aku mungkin akan tinggal di sana." Ujar Sulli kemudian mengatur nafasnya, "aku tahu ini akan terjadi…"

Sulli diam sejenak kemudian melanjutkan kata-katanya, "..Semoga oppa bahagia."

Sulli berusaha keras untuk menunjukkan senyumnya pada Chanyeol. Chanyeol yang meihatnya pun ikut tersenyum dan membuat Sulli ingin kembali menangis.

"Oppa, aku boleh minta satu hal?" tanya Sulli. Kemudian ia merentangkan kedua tangannya ke arah Chanyeol, "munkin untuk yang terakhir sebelum aku pergi."

Chanyeol mengagguk, kemudian ia membawa Sulli ke dalam pelukannya.

"Oppa, jaga Baekhyun baik-baik ya." Ujar Sulli.

Chanyeol mengangguk, walaupun Sulli tak bisa melihatnya. Di dalam pelukannya, Chanyeol berbisik, "semoga kau bahagia juga."

.

.

.

-Kembali ke kejadian sebelumnya-

"Orang yang kusukai yang tadi kukatakan itu, maksudnya kau, Byun Baekhyun," ujar Chanyeol.

Baekhyun terdiam membatu. Bahkan ia tidak percaya bahwa Park Chanyeol menyatakan perasaannya pada dirinya, seorang namja biasa.

"E-eh.. apa kau sedang bercanda?" tanya Baekhyun.

"Tidak." Ujar Chanyeol, "aku tidak akan menciummu kalau aku bercanda."

Mendengar kata 'cium' pipi Baekhyun langsung memerah dan terasa panas. Baekhyun tak sanggup menatap Chanyeol. Jantungnya serasa akan meledak.

"Jadi?" tanya Chanyeol.

"A-apa?" jawab Baekhyun dengan pertanyaan lagi.

"Jawabanmu?" tanya Chanyeol.

"Eh?" ujar Baekhyun bingung, "a-aku belum tahu."

Chanyeol menghela nafas, "oke, kuberi waktu," ujarnya.

"Beri aku jawaban ketika kita sampai di rumahmu."

"Hah!?" teriak Baekhyun kaget.

Chanyeol hanya tertawa kecil melihat reaksi Baekhyun yang panik.

"Pikirkan baik-baik sampai kau masuk gerbang rumahmu," ujar Chanyeol.

"…" Baekhyun terdiam, tak bisa berkata-kata.

Chanyeol mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat yang mulai gelap itu.

"Oh iya, aku sudah berjanji untuk mengabulkan permintaanmu ketika pura-pura ini selesai," ujar Chanyeol, "pikirkan itu juga baik-baik."

"…"

Sepanjang jalan menuju rumah Baekhyun, Baekhyun tak berbicara satu kata pun pada Chanyeol. Chanyeol pun membiarkannya karena ia memang meminta Baekhyun memikirkan jawaban dari pernyataannya itu.

Keheningan di dalam mobil itu membuat detak jantung Baekhyun terdengar sangat keras di telinga Baekhyun. Baekhyun tak terlalu shock dengan hari yang terasa sangat panjang ini. Rasanya jantungnya sudah terlalu banyak bekerja karena ia terus menerus merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

Tak terasa menit demi menit berlalu. Mobil Chanyeol sudah berjalan mendekati rumah Baekhyun dan sebentar lagi mereka akan tiba di tempat tujuan mereka. Baekhyun merasa ketegangannya bertambah. Ia tidak siap memberikan jawabannya pada Chanyeol.

Cklek.

Tanpa Baekhyun sadari mereka telah sampai di depan rumah Baekhyun. Suara pintu mobil Chanyeol yang terbuka diikuti dengan Chanyeol yang keluar dari mobil untuk membukakan pintu Baekhyun membuat Baekhyun tambah gugup.

Kemudian namja tinggi itu membukakan pintu yang berada di sebelah Baekhyun, membuat udara dingin terasa di kulit Baekhyun. Baekhyun merinding, entah karena dingin atau karena terlalu gugup.

Baekhyun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke gerbang rumahnya. Kemudian ia berbalik untuk melihat Chanyeol yang masih berdiri di depannya, hanya dibatasi oleh pagar besi pendek setinggi dada bawah Baekhyun.

"Jadi?" tanya Chanyeol.

Baekhyun masih terdiam dan Chanyeol menunggu jawaban dari Baekhyun. Kemudian Baekhyun mengangkat wajahnya dan menatap kea rah Chanyeol. Secara tiba-tiba Baekhyun menarik kerah kemeja Chanyeol agar Chanyeol mendekat pada dirinya. Tanpa berbicara lagi, Baekhyun mengecup bibir Chanyeol singkat kemudian menatap Chanyeol dengan wajahnya yang merah membara.

"Itu jawabannya," ujar Baekhyun.

Chanyeol yang masih dalam keadaan kaget tiba-tiba tersenyum bahagia mendengar jawaban Baekhyun.

Tanpa mendengar Chanyeol berkata-kata lagi, Baekhyun berlari masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Chanyeol yang terdiam di depan pagar tersenyum-senyum karena kejadian tadi.

Dengan keadaan muka masih memerah, Baekhyun masuk ke rumah dan menutup pintu dengan nafas tersengal-sengal. Namun perasaan leganya itu entah kenapa menghilang ketika ia mendengar teriakan dari belakangnya.

"BAEKHYUN!" teriak seseorang- ah bukan, dua orang dengan suara yang sangat familiar di telinga Baekhyun.

Entah kenapa Luhan dan Kyungsoo, kedua sahabatnya sedang berada di rumahnya.

"Apa Maksudnya ini!?" teriak Kyungsoo histeris.

"JELASKAN SEMUA INI BAEK!" teriak Luhan tak kalah histeris.

Beberapa saat sebelum Baekhyun pulang, kedua sahabatnay ini mengunjungi rumah Baekhyun untuk meminta penjelasan tentang Park Chanyeol. Baekhyun memang sudah berjanji untuk menjelaskan dan keduanya tak bisa menahan rasa penasarannya, karena itu mereka langsung datang ke rumah Baekhyun malamnya.

"Baekhyun belum pulang," ujar eommanya Baekhyun, "aku juga tidak tahu ia pergi kemana."

"Ah, ternyata Baekhyun belum pulang." Ujar Kyungsoo.

"Oh iya, kalian tunggu saja sampai Baekhyun pulang, aku mau pergi sebentar," ujar eomma Baekhyun, "kalau kalian lapar, di kulkas ada snack milik Baekhyun."

"Ah iya, terma kasih ahjumma," ujar Luhan dan Kyungsoo sambil melihat eomma Baekhyun keluar rumahnya.

"Aku khawatir dengan Baekhyun," ujar Luhan, "Park Chanyeol, tidak melakukan apa-apa kan pada Baekhyun?"

"Hmm.. entahlah, aku juga penasaran." Ujar Kyungsoo.

Tiba-tiba terdengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumah Baekhyun. Keduanya yang mengira itu Baekhyun langsung berlari melihat dari jendela penampakan mobil mewah tersebut.

"Siapa yang datang?" tanya Luhan.

"Entahlah, mobilnya terlihat mewah." Ujar Kyungsoo.

"Eh, tunggu, sepertinya aku pernah lihat mobil itu di sekolah, bukannya itu mobil.." ujar Luhan.

Kemudian sosok yang tak asing di mata mereka terlihat keluar dari pintu mobil tersebut.

"Tuh kan benar! Park Chanyeol!" ujar Luhan.

"Ah! Ia membukakan pintu untuk Baekhyun." Ujar Kyungsoo.

Kemudian keduanya memerhatikan Baekhyun dan Chanyeol yang saling berdiri berhadapan dengan pagar sebagai penghalang diantara mereka.

"Mereka sedang apa?" tanya Luhan.

"Hmm.. entah-"

Tiba-tiba keduanya melihat sahabatnya itu menarik kerah baju Park Chanyeol dan menciumnya. Namun hal itu berlangsung begitu cepat.

"MWO!?"

"JADI SEKARANG KAU DAN PARK CHANYEOL PACARAN?" teriak Luhan.

"sshhht!" ujar Baekhyun berusaha membuat Luhan mengecilkan volume suaranya yang melengking itu.

"Wahh, teganya Chanyeol membuatmu jadi pesuruhnya." Ujar Kyungsoo.

Keduanya terus berkomentar dengan cerita mengejutkan tentang Baekhyun dan Park Chanyeol. Wlaupun kedua temannya it uterus berbicara tentang BAekhyun, Baekhyun sendiri terdiam.

"Baek, kau kenapa?" tanya Kyungsoo.

"Setelah menerimanya sekarang aku merasa bersalah pada Jinri," ujar Baekhyun sambil menghela nafas.

"Tenang saja Baek, Jinri pasti mengerti!" ujar Luhan, "tapi kalau misalnya ia berani berbuat macam-macam padamu, kita tak akan tinggal diam!"

Baekhyun tertawa, "terima kasih."

Keduanya ikut tertawa.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka.

"Baekhyun, kau sudah pulang?" tanya eomma Baekhyun yang baru saja pulang.

Luhan dan Kyungsoo tiba-tiba saling menatap.

"Ahjummaaa! Baekhyun sudah punya pacar!" teriak keduanya.

"Yah!" teriak Baekhyun ketika keduanya memberi tahu eommanya.

"Apa? Baekhyun?" tanya eommanya tak percaya.

"Iya! Dan orangnya sangat tak terduga," ujar eommanya.

"Wah, Baek, nanti kenalkan pada eomma ya," ujar eommanya.

"Yah! Sudah, jangan bicara lagi!" teriak Baekhyun.

.

.

.

Keesokan harinya Baekhyun datang ke sekolah seperti biasa. Namun yang tidak biasa adalah Chanyeol menjemputnya dengan mobil mewahnya itu.

"Yah! Mau apa kau ke sini?" tanya Baekhyun.

"Mengantarmu ke sekolah?" ujar Chanyeol.

"Tidak perlu! Terlihat mencolok tahu." Ujar Baekhyun.

"Ah, biarkan saja, ayo masuk." Ujar Chanyeol

Chanyeol mendorong Baekhyun masuk ke mobil. Baekhyun pun akhirnya terpaksa harus mengikuti keinginan Chanyeol untuk ke sekolah bersama dengan mobil.

Dalam perjalanan, keduanya hampir tak berbicara. Baekhyun masih merasa canggung memulai statusnya sekarang bukan sebagai 'pesuruh' Chanyeol lagi ataupun 'pacar bohongan' Chanyeol.

"Chanyeol, Jinri bagaimana?" tanya Baekhyun tiba-tiba.

"Ah, dia akan kembali ke Amerika," ujar Chanyeol, "ia menitipkan salam padamu juga, katanya 'maaf tidak bisa bertemu lebih lama', ah iya dia juga bilang untuk mengontaknya, ini nomornya."

Baekhyun tiba-tiba merasa murung. Mungkin karena kepergian Jinri, sahabatnya yang sudah lama tak bertemu. Ia merasa harus minta maaf pada Jinri. Jangan-jangan kepergiannya justru karena ia marah pada Baekhyun. Ketika itu Chanyeol menyadari perubahan wajah Baekhyun.

"Tenang saja, Jinri tidak marah padamu." Ujar Chanyeol seakan bisa membaca pikiran Baekhyun.

Baekhyun kemudian tersenyum. Chaenyol pun ikut terseyum.

"Baek, apa hari ini kau ada acara?"

Baekhyun menggeleng, "kenapa?"

"Ah tidak, hanya ingin mengajakmu kencan." Ujar Chanyeol.

Seketika wajah Baekhyun memerah, "boleh."

Tanpa disadari mobil Chanyeol sampai di area sekolah. Baekhyun menyadari kedua temannya yang sedang berjalan bersama kekasih masing-masing.

"Yeol! Aku mau ke kelas bersama Luhan dan Kyungsoo, aku duluan ya." Ujar Baekhyun.

"Yah, kau tak mau bersamaku?" tanya Chanyeol.

"Ah, bukan begitu." Ujar Baekhyun.

"Ya sudah, kutemani." Ujar Chanyeol.

"Hah?"

Baekhyun berjalan kea rah empat namja yang sedang mengobrol itu. Ia tak menyangka bahwa ia akan bertemu mereka dengan membawa Chanyeol bersamanya. Dengan berjalan bersama Chanyeol dan keluar dari mobil Chanyeol saja sudah menjadi pusat perhatian. Baekhyun merasa dirinya tiba-tiba terkenal.

"Pagi Kyung, Lu," ujar Baekhyun.

"Ah, pagi Baek-" ujar Kyungsoo dan Luhan yang seketika menghentikan omongannya ketika melihat orang di belakang Baekhyun, Park Chanyeol.

"Pagi Sehun dan Kai juga," ujar Baekhyun, namun keduanya tak menjawab karena terlalu kaget melihat Chanyeol.

Menyadari reaksi teman-temannya itu Baekhyun tahu penyebabnya adalah Park Chanyeol yang sedang mengerutkan dahinya, berwajah kesal. Entah kenapa ia merasa kesal.

"Yeol, aku mau ke kelas," ujar Baekhyun.

"Aku te-"

"Tidak usah." Ujar Baekhyun memotong permbicaraan Chanyeol, "ah itu, Chen dan Tao juga sudah datang."

Chanyeol menghela nafas, "ya sudah, kutunggu setelah pulang sekolah."

Baekhyun mengangguk dan melihat kepergian Chanyeol menemui teman-temannya.

"B-Baekhyun." Ujar Luhan, "ternyata Chanyeol lebih mengerikan dari yang kukira."

Baekhyun hanya dapat tertawa.

"Yah Byun Baekhyun, kau-" ujar namja tan yang sedang mengejeknya.

"Apa?" tanya Baekhyun.

"Kau dapat tangkapan besar!" bisik Kai sambil tertawa, "jadi.. sudah melakukan apa saja?"

"Yah! Diam kau!" teriak Baekhyun.

Kyungsoo yang menyadari pertengkaran kedua orang itu langsung melerainya. Ia menendang Kai dan memarahinya.

"Hentikan kalian berdua!" ujar Kyungsoo.

"Baby, kau jahat padaku." Ujar Kai yang meringis kesakitan, tapi Kyungsoo tak peduli.

Baekhyun menjulurkan lidahnya ke arah Kai. Tapi ketika itu Kyungsoo berbalik ke arah Baekhyun.

"Kau juga Baek!"

.

.

.

Baekhyun mengikuti kelas seperti biasa, yang tidak biasa hanyalah pandangan teman-teman sekelasnya yang terus membicarakannya karena ia bersama Park Chanyeol tadi pagi. Namun Baekhyun seakan udah terbiasa.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya tiba waktu bel sekolah berbunyi dan siswa berhamburan keluar kelas. Baekhyun mengangkat tasnya dan berjalan keluar kelas sendirian. Ia telah memberi tahu Luhan dan Kyungsoo bahwa dirinya akan pergi bersama Chanyeol. Seperti yang sudah ia duga Chanyeol sudah menunggunya dengan mobil mewahnya terlihat sangat mencolok. Perlahan Baekhyun berjalan medekati Chanyeol dan begitu Chanyeol melihat Baekhyun, ia langsung membukakan pintu untuk Baekhyun. Setelah itu Chanyeol masuk ke mobil dan mulai menyalakan mesin mobil itu.

"Mau kemana?" tanya Baekhyun sambil tersenyum gembira.

"Kau mau kemana?" tanya Chanyeol.

"Ah, aku? Aku kemana pun tak masalah."

"Tempat yang ingin dikunjungi?" tanya Chanyeol lagi.

"Hmm… Laut?" ujar Baekhyun sambil tersenyum, "ah tapi aku lapar, ayo makan saja."

Chanyeol kemudian mengemudikan mobilnya ke tempat restoran mahal. Baekhyun membulatkan matanya kaget ketika melihat restoran yang menjadi tujuan Chanyeol. Restoran itu diliput di TV dan Baekhyun tahu harganya sangat mahal.

"Yeol, jangan di sana, terlalu mahal." Ujar Baekhyun.

"Tidak apa," jawab Chanyeol.

"Yeol, tapi kita masih pakai seragam sekolah, tidak mungkin boleh masuk begitu saja." Ujar Baekhyun lagi.

"Ah iya, benar juga." Ujar Chanyeol sambil menyerngitkan dahi.

"Lalu kau mau ke mana?"

"Bagaimana kalau kita beli ramyun saja lalu makan di laut?"

"Yang benar saja Baek?" ujar Chanyeol.

"Kau tidak suka ya? Padahal menurutku begitu saja juga menyenangkan." Ujar Baekhyun sambil tersenyum lagi.

Chanyeol yang luluh oleh senyuman Baekhyun akhirnya meyetujui ide Baekhyun untuk membeli ramyun di minimarket terdekat kemudian pergi menuju pantai untuk makan dengan melihat pemandangan laut seperti yang diusulkan Baekhyun.

Chanyeol memarkirkan mobilnya tepat di tempat pemandangan laut ditambah dengan matahari terbenam yang terlihat sangat indah. Baekhyun tersenyum sangat lebar, terpukau melihat pemandangan yang ia lihat.

"Chanyeol, ini," ujar Baekhyun sambil memberikan ramyun yang sudah dibuat.

Chanyeol menerima ramyun dari Baekhyun dan kemudian menyantapnya sampai habis. Walaupun kencan pertama mereka tak seperti yang Chanyeol inginkan namun ia tak masalah melakukan ini semua asalkan Baekhyun merasa senang.

"Baek," ujar Chanyeol setelah habis memakan ramyun (tapi Baekhyun belum habis), "Maaf ya, nanti akan kuajak ke tempat yang lebih menyenangkan."

Baekhyun tersenyum dan mengangguk, "Oke."

Baekhyun menghabiskan ramyunnya. Tak terasa pemandangan langit senja yang mereka lihat kini berubah menjadi langit gelap. Keduanya terdiam.

"Baek, setelah ini kau mau apa?" tanya Chanyeol.

"Hmm.. apa ya? Aku tidak ada ide lagi." Ujar Baekhyun.

Chanyeol kemudian menggenggam tangan Baekhyun. Ketika Baekhyun melihat ke arahnya, Chanyeol tersenyum nakal.

"Mau melanjutkan yang kemarin?" ujar Chanyeol.

"A-apa!?" ujar Baekhyun kaget. Wajahnya memerah membayangkan apa yang kemarin terjadi.

Chanyeol mendekatkan wajahnya kepada Baekhyun namun Baekhyun semakin mundur namun Baekhyun terpojok karena di belakangnya tak ada lagi ruang untuk mundur.

"Yah Ch-Chanyeol stop!" ujar Baekhyun sambil mendorong Chanyeol untuk mendekat.

Chanyeol berhenti dan memasang wajah cemberut, "Tidak mau?"

"A-ani bukan begitu, aku belum siap." Ujar Baekhyun.

"Kalau begitu aku minta ciuman saja." Ujar Chanyeol, "kalau itu boleh kan?"

Baekhyun mengangguk sedikit dan menjawab pelan, "ka-kalau hanya itu boleh."

Chanyeol kemudian menarik Baekhyun mendekat dan mulai melumat bibir Baekhyun. Baekhyun tak berdaya, ia hanya menerima apa yang Chanyeol lakukan padanya. Chanyeol mulai mengeluarkan lidahnya dan menjilatnya di sekitar bibir Baekhyun, meminta Baekhyun untuk membuka mulutnya juga. Baekhyun membuka mulutnya dan Chanyeol langsung memasukan lidahnya ke mulut Baekhyun. Lidah mereka beradu, namun Chanyeol tetap mendominasi ciuman tersebut.

Chanyeol menghentikan ciuman untuk membiarkan Baekhyun mengambil nafas. Kemudian Chanyeol mulai membuka kancing baju Baekhyun, memperlihatkan kulit putih Baekhyun. Baekhyun hanya memejamkan matanya.

"Kalau sekarang sudah siap?" tana Chanyeol.

Baekhyun yang wajahnya memerah mengangguk pelan, menyetujui apa yang baru saja dikatakan Chanyeol. Chanyeol menyeringai ketika Baekhyun memperbolehkan dirinya untuk melakukan hal yang ia inginkan.

Dan itulah yang terjadi.

.

.

.

"Yeol, kau belum mengabulkan permintaanku." Ujar Baekhyun.

"Ah iya, kau ingin apa?" tanya Chanyeol.

"Tetaplah di sisiku."

FIN

.

.

.

Akhirnya selesai juga cerita ini! Maaf ya kalau endingnya nggak terlalu memuaskan. Oh iya itu harusnya ada bagian nc nya tapi saya nggak bisa bikinnya jadi kalian bayangin aja sendiri (hehe). Makasih bayak ya buat yang udah mendukung, membaca serta mengikuti ceita ini sampai akhir. Maaf ya saya ngaret banget updatenya (sampe terlantar 2 tahun gitu). Karena saya tahun ini bakalan sibuk makanya saya buru-buru namatin cerita ini. Ff ini terlalu gaje,saya nggak mau ngelanjutin, tapi saya nggak tega liat yang nungguin banyak banget.

Makasih banyak buat yang udah review follow dan favorite, maaf saya nggak bisa sebutin satu-satu kayak dulu.

oh iya, jangan sedih dulu, siapa tau ada sequelnya hehe

.

.

.

Sekali lagi makasih buat review, follow dan favoritenya termasuk para siders juga karena udah baca. Tapi lebih baik review juga yaa, biar ketauan kalo udah baca! Thank you, silahkan kritik dan sarannya di bawah ini. Terima kasih telah mengikuti cerita ini sampai akhir. ^^