Jung Yunho, tadinya hanya seorang pria naïf yang tidak percaya akan namanya perselingkuhan. Sebelum ia bertemu dengan seorang pemuda cantik, mempesona yang menjeratnya dalam perasaan yang dimanakan ketertarikan. Tidak peduli akan istrinya yang mandul, Yunho pun berusaha mendekati dan menjalin hubungan dengan pemuda itu. Pemuda yang ternyata juga telah memiliki kekasih.
.
Disclaimer: semua cast bukan milik saya, tetapi fiksi ini jelas milik saya.
Rated: M (for sexual contens)
Pairing: YunJae
Warning: OOC, Typos and Miss Typos, YAOI/Boys Love, Naif|Yunho, Agresif|Jaejoong, little bit hurt and complicated romance.
.
.
Jung Yunho, entah sudah berapa kali berkunjung ke tempat itu. Berjam-jam duduk diam hanya untuk mengamati seorang pemuda berparas cantik sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Ingin sekali dia berjalan kesana, menyapa atau setidaknya berani untuk bertanya sesuatu untuk berbasa-basi agar saling mengenal. Tapi buktinya, dia hanya bisa memandang dalam diam pemuda pencuri hatinya itu.
Suara dentuman musik keras tidak mengganggunya sama sekali. Minuman yang dipesannya pun tidak tersentuh sedikit pun. Semua perhatiannya seperti hanya tersita oleh pemuda cantik disana. Yunho tersenyum canggung saat pemuda itu melihatnya sambil tertawa. Walau hanya pandangan sesaat, tapi Yunho merasa jantungnya benar-benar berdegup dengan kencang. Rasanya tidak seperti ini saat ia mencintai istrinya—yang sekarang berada di rumah. Ini terasa berbeda, terasa seperti… benar-benar mencintai.
"Hei, bung," Yunho menoleh saat sebuah tangan menepuk bahunya dengan sedikit kencang. "Melihatnya lagi, heh?" orang itu bertanya dengan maksud menggodanya. Dengan seenak jidatnya meminum minuman keras miliknya. Dia hanya melirik, tapi tidak menanggapi. Toh, temannya ini sudah tahu jawabannya. "Kenapa tidak dekati saja. Jika hanya melihatnya, kau tidak akan mungkin bisa dekat—apalagi bisa menjalin hubungan dengannya."
Yunho melirik teman disampingnya itu dengan tajam. Dia menghembuskan nafas kesal saat yang dikatakan sahabatnya itu memang 'lah kenyataan. Dia tidak akan bisa dekat dengan pemuda cantik itu jika tidak menyapanya terlebih dahulu. Yunho dengan cepat menghadapkan tubuhnya pada pemuda di sampingnya. "Jadi aku harus bagaimana untuk mendekatinya? Kau tahu, dia sudah memiliki kekasih sekarang." Katanya sambil melihat pemuda cantik itu bercumbu dengan sangat panas dengan seorang pria tampan berwajah tegas.
Yoochun terkekeh mendengar kalimat yang terlontar dari temannya. Dia menepuk pundak temannya dengan kencang, dan tersenyum dengan sangat lebar. "Kau tidak seperti ini saat mendekati Boa dulu. Kau terlihat seperti seorang remaja yang benar-benar baru merasakan cinta pertama tuan Jung." Ledeknya.
Yunho ingin sekali menonjok wajah temannya itu jika saja kalimat itu tidak benar. Yunho mendengus kesal dan melihat pemandangan cantik—tapi menyakitkan itu sekali lagi. Dia menajamkan matanya, melihat pemuda dengan nama Kim Jaejoong dengan intens. "Ya, sepertinya aku memang baru merasakan cinta pertama pada pemuda itu." Gumamnya. Dia melihat Yoochun dengan cepat. "Kau harus membatuku, Yoochun-ah!"
Yoochun tertawa. "Tentu saja. Apapun, bahkan untuk merahasiakan perselingkuhanmu dari istrimu itu."
.
.
.
Jaejoong sudah tahu sejak beberapa minggu kemarin, pria tampan yang sedang berbicara di depan sana itu mengamatinya. Beberapa kali dia menangkap pria itu menatapnya dengan tatapan lapar. Dia tahu jika si tampan itu tertarik padanya, tapi dia tidak ingin memulai semuanya terlebih dahulu. Dia ingin melihat sejauh mana keinginan pria itu mendekatinya.
Jika benar pemuda itu 'gay' sepertinya. Maka, tidak lama lagi mereka akan berbicara, bergurau, bercumbu, dan bercinta bersama. Entah itu memang atas dasar mereka melakukannya dengan metode ketidaksengajaan, atau memang pria itu akan mendekatinya secara cepat—memaksa, seperti kekasihnya dulu lakukan.
Jaejoong menyeringai senang saat pria tampan itu melihatnya sengan pandangan tajam. Dia menarik tekuk Seunghyun dengan lebih kuat, membuat cumbuan mereka semakin dalam hingga dia tidak dapat berpikir lagi untuk memanas-manasi pria disana.
.
.
.
.
Tobe continue