-RinxLen drabbles-

Story by: Kiriko Alicia

Vocaloid belongs to Crypton Media and Yamaha Corp

Rating: T (for safe)

Pairing (Main): KagamineRin X Kagamine Len

Genre: Romance, Humor, dll

Warning: Typo(s), alur cepat/lambat, Innocent!Len, karakter Rin berubah-ubah

Summary: Berbagai drabble singkat mengenai Rin dan Len, dengan karakter Innocent!Len.

Demam

"Len, apa kau sudah merasa baikkan?" tanya Lenka, ibu dari pemuda penyuka pisang itu sambil bertanya kepada anak semata wayangnya itu. Lelaki berumur tiga belasan itu mengangguk kecil sambil tersenyum lebar.

"Aku sudah merasa lebih baik kok~" ucapnya ceria, "kaa-san tidak perlu khawatir!"

Lenka tersenyum senang mendengarnya lalu mengangguk. Ia lalu berjalan keluar dari kamar Len untuk segera membuat makan siang. Len yang berada di kamar pun memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang ia pinjam dari teman masa kecilnya, Kagane Rin.

Baru sampai halaman lima puluh tiga, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Len tidak begitu menanggapinya dan merasa bahwa Lenka-lah yang masuk, karenanya ia hanya diam –tak memberikan respon apapun.

"Len!"

Len terhenyak mendengar suara itu dan langsung menutup novel yang dibacanya. Gadis berambut honeyblonde itu pun menutup pintunya. Di gengaman tangannya terdapat satu keranjang buah favorit Len –pisang.

"Aku datang menjengukmu," ucapnya sambil tersenyum manis. Len merasa wajahnya memanas. Gadis yang diketahui bernama Rin itu mendekat dan melihat Len yang sedang duduk di kasur dengan wajah khawatir.

Ia mendengar dari Lenka bahwa Len sudah baikkan dan demamnya sudah hilang. Namun saat melihat wajah Len yang kini sudah seperti kepiting rebus, membuat rasa khawatirnya memuncak.

"Len, wajahmu merah, apa kau masih demam?"

Len terdiam –membuat Rin kebinggungan- sebelum menjawab dengan simpel, "...kurasa aku demam lagi."

.

.

.

Detak Jantung

"Rin... kelihatannya aku kebanyakan minum kopi," ucap Len tiba-tiba.

"Eh?" Rin yang mendengar pernyataan Len pun tidak dapat menahan rasa herannya. Kopi? Selama yang ia tahu, ia bahkan belum pernah melihat Len minum kopi, lalu bagaimana ia bisa mendapat gagasan itu?

"Len, selama sembilan tahun aku bahkan belum pernah melihatmu minum kopi. Lalu darimana kau berpikir begitu?" tanya Rin kebinggungan. Len meletakkan jari telunjuknya dibawah dagunya.

"Datte... jika minum kopi banyak-banyak, detak jantung kita bertambah cepat kan?"

Rin mengangguk. Masih tidak mengerti apa yang Len bicarakan.

"Memangnya kenapa?" tanya Rin.

Len pun menjawab singkat, "karena aku merasa detak jantungku selalu bertambah cepat belakangan ini." Rin menautkan kedua alisnya kebinggungan.

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Len," ucap Rin. Len menggidikan kedua bahunya.

"Dan anehnya, aku selalu merasa detak jantungku bertambah cepat jika bersama denganmu." Wajah Rin pun merah padam mendengarnya.

"Yah... mungkin ini efek samping karena sudah mencuri kopi tou-san tadi malam," lanjut Len pelan.

.

.

.

Rumah Sakit

"Rin, hatiku sakit."

Rin mendelik mendengar Len mengatakannya. Tunggu dulu, Len bukanlah tipe orang yang suka menggombal atau semacamnya, lalu mengapa ia tiba-tiba mengatakan kata yang terkesan lebay begitu?

"Memangnya apanya yang sakit?" tanya Rin, berusaha mengikuti arus pembicaraan. Len menyentuh tempat bagian 'hati'-nya dengan jari telunjuknya.

"Entahlah, aku terkadang merasa hatiku seperti ditusuk-tusuk dan dadaku serasa sesak seperti kekurangan pasokan oksigen," ucap Len polos. Rin menautkan kedua alisnya.

"Terkadang? Berarti tidak selalu kan?" tanya Rin lagi. Len mengganguk.

"Hanya pada saat kau bicara atau dekat-dekat dengan Kaito. Eh, bukan. Bukan hanya Kaito, tapi Lui, Rei, Teiru, Gakupo, Luki juga, lalu-" Rin tidak mendengar apa yang dikatakan Len selanjutnya. Wajahnya sudah terlanjur merah padam, ketika mengetahui apa yang Len maksud.

Disisi Lain, Len yang sudah selesai mengucapkan semua nama pria yang dapat ia ingat, menoleh kearah Rin dan mendapati gadis itu menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Namun Len kelihatannya tidak terlalu memedulikan reaksi Rin dan melontarkan keinginannya.

"Karena itu, aku mau kau menemaniku ke rumah sakit."

.

Halo, sekali lagi Alice disini. Entah mengapa kepikiran saja apa jadinya jika Len jadi polos #nak soalnya di fandom Vocaloid bahasa inggris kebanyakan Len jadi player (karakter yang paling Alice ga suka) dan Rin innocent (ga selalu sih).

Dan karena efek dari fict lain karangan author paling favorit Alice, akhirnya Alice kepikiran apa jadinya jika karakter RinLen berbalik dan akhirnya berakhir menjadi fict nista seperti ini ._.

Ohya, enaknya dilanjutkan atau sudah complete saja? Jika ada saran, tolong masukkan di kotak review. Dan bagi yang mempunyai ide, jangan ragu-ragu mengemukakannya!

Terima kasih bagi yang sudah mau membaca, maaf karena banyak kekurangannya. Sekali lagi Alice minta maaf...

Sekian, jaa ne!

~Kiriko Alicia