HAPPY FUJODANSHI DAY :D Sekarang Fanfic NaruSasu sepi ya :3 Ayo ramaikan lagi!
.
Declaimer:
NARUTO by Masashi Kishimoto
Wait You by Hiruma Yuki Jaeger
Pairing: NaruSasu dll
.
Balasan untuk Rivew chapter 3:
Ivy Bluebell : akan diusahakan
CA Moccachino : aku juga bingung mau balas apa :D ini sudah semangat
Sakurants11 : aku juga penasaran sama kelanjutannya :D
Naminamifrid : biar cepet juga selesainya *plak*
Aicinta : Soalnya dia cocok jadi pihak ketiga, menurutmu :D akan diusahakan agar tidak mengganggu. Kasih tahu gak ya? *plak*
Shikawa : O_O masa? Misinya sama kayak di manga :D
MINNACCHI! ARIGATOU GOZAIMASSUUU
.
Warning: Disini, Kyuubi sudah akrab dengan Naruto dan bisa berubah jadi manusia dengan bantuan Naruto. Shonen-Ai, canon, OOC, Gaje, Typo(s), EyD yang kacau dan segala kekurangan lainnya.
.
P.s:
Don't Like Don't Read
.
*** Yuki Jaeger ***
Sendiri menunggu sesuatau yang tak akan kembali
Berusaha menepis sesuatu yang sudah menghilang
Aku hanya ingin menunggumu, Bisakah aku tetap menunggumu?
Menunggumu kembali
Meski aku sudah tahu, itu hanyalah harapan yang semu
*** Yuki Jaeger ***
.
Narauto POV.
Setelah aku mengantar Sasuke ke Apartemen. Tak berapa lama Sakura-chan datang ketempatku. Dia bilang tim Kakashi disuruh berkumpul disuatu tempat. Tapi yang anehnya hanya aku dan Sakura-chan saja yang disuruh datang, sedangkan Sasuke tidak. Bukankah Sasuke bahian dari tim tujuh juga. Ah, mungkin karena Sasuke baru keluar dari Rumah Sakit, dia perlu memulihkan keadaan tubuhnya.
Setelah sampai ditempat perjanjian, aku sama sekali tidak melihat Kakashi-sensei disini. Hanya ada aku dan Sakura-chan. Lalu ada beberapa pohon besar dan sebuah gedung tua didapan kami.
Tiba-tiba dari dalam gedung tersebut keluar seseorang, mungkin laki-laki. "Halo…" ucapnya sambil tersenyum menghampiri kami.
"KAU KAN!?" teriakku kaget. Aku tidak akan pernah melupakan wajah brengsek orang yang satu ini, orang yang menyerangku dan Sasuke tadi. Laki-laki yang tidak lebih tinggi dariku, memiliki kulit pucat, bahkan lebih pucat dari Sasuke.
"Em…mulai sekarang, dalam kelompok Kakashi, aku yang akan menggantikannya," ucap pria lain yang berdiri tidak jauh dari laki-laki yang masih tersenyum itu. kelihatannya pria yang ramah. Huh, laki-laki brengsek ini akan satu tim denganku?
"Naruto kau kenal?" tanya Sakura-chan, tapi tidak ku jawab. Aku masih kesal pada orang ini. Kalau saja tadi Sasuke terluka, akan kupastikan dia tidak akan bernyawa lagi.
"Yang tadi maaf ya… aku hanya ingin tahu seberapa tidak bergunanya orang yang akan aku bantu," ucap orang menyebalkan itu sambil tersenyum. Bolehkah aku membunuhnya? "Namaku Sai. Aku akan menggantikan posisi Sasuke."
"Apa kau bilang!?" aku benar-benar panas sekarang! Menggantikan katanya? Bukannya Sasuke masih ada di Konoha, lalu untuk apa pemuda itu harus digantikan posisinya dengan orang ini?
"Hey, sudahlah Naruto, mulai sekarang kita kan jadi teman," ucap Sakura-chan yang berusaha menenagkanku saat aku akan mengahajar muka menyebalkanya.!
Naruto pov end
.
*** Yuki Jaeger ***
Naruto berjalan lemas menuju Apartemennya. Dia benci Sai, sangat benci. Kalau boleh, dia ingan sekali membunuhnya. Yang paling parah lagi dia besok akan menjalankan misi dengan orang tersebut, bersama Sakura dan kapten Yamato juga. Tapi tetap saja, kenapa ia harus satu tim dengan Sai.
Misi yang akan mereka jalankan adalah pergi ke jembatan Tenchi, berdasarkan informasi yang Sakura dapat dari Sasori. Disana meraka akan bertemu dengan orang yang menjadi mata-mata Sasori, orang yang mengawasi pergerakan Orochimaru.
"Tadaima," ucap Naruto sambil membuka pintu Apartermennya. Melepaskan sepatunya dan berjalan kedalam.
"Okaeri," ucap Sasuke bagai malaikat yang menghilangkan bebannya. Lebay! Tapi itulah yang Naruto rasa. Bertahun-tahun dia hidup sendiri tanpa ada yang membalas sapaannya ketika ia kembali dari misi, itu sangat menyebalkan. Tapi dia sekarang punya Sasuke yang akan membalas sapaannya, orang kedua yang menghuni kamarnya. Orang yang diam-diam ia cintai.
.
*** Yuki Jaegar ***
.
Keberadaan bulan menyisihkan keberadaan sang matahari, siang sudah berganti malam. Sudah waktunya bagi para Ninja untuk meengistirahatkan tubuh mereka setelah seharian bekerja. Namun tidak bagi Naruto, ia masih terjaga meski matanya tertutup rapat. Sasuke sudah tertidur lelap disampingnya.
"Kenapa kau murung Kyuu?" tanya Naruto yang ada di alam bawah sadarnya.
Naruto mengajak Kyuubi berbicara karena dia yakin sang Bijuu masih terbangun. Lagipula sekarang dia ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada sang ekor Sembilan. Dia sudikit binggung melihat hewan yang ada di dalam tubuhnya begitu pendiam.
Memang benar Kyuubi sering mengacuhkannya, tapi kali ini berbeda. Kali ini dia sedikit pendiam, tidak lebih tepatnya dia amat sangat pendiam dari biasanya. Terakhir kali dia berbicara dengan Bijuu itu saat dia bertemu dengan orang 'itu'. tentu orang itu, orang yang dia temui beberapa hari yang lalu dia atas bukit Hokage.
Kalau diteliti lagi, Kyuubi mulai bertingkah aneh sejak kasus penculiakan Gaara. Entah apa yang membuat hewan ekor Sembilan itu lebih murung dara biasanya.
"Huf…" Sudahlah, Naruto menyerah untuk bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti jalan pikir hewan yang satu itu.
"Gaki," panggil Kyuubi tiba-tiba, suara pertamanya.
"Hm?"
"Bagaimana perasaanmu jika kau kehilangan pasanganmu?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Kyuubi sungguh diluar perkiraan sang Uzumaki. Pasangankah?
"Kenapa kau bertanya seperti itu? aku bahkan tidak punya pasangan," ucap Naruto acuh.
"Baiklah, aku ubah pertanyaannya, bagaimana perasaanmu jika kehilangan Sasuke?"
Naruto terdiam, dia bingang bagaimana menjawabnya. Dia tidak akan kehilangan Sasuke, dia yakin itu, Sasuke akan selalu bersamanya. Tapi bagaimana jika Sasuke pergi? Bagaimana jika Sasuke meninggalkannya? Bagaimana bila Sasuke tidak ada disisinya?
"Aku tidak kan membiarkannya!" ucapan itu spontan keluar dari mulutnya, dia tidak akan pernah mau kehilangan Sasuke lagi.
"Naif," ucap Kyuubi sambil menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lengannya.
"Hei!" Tiba-tiba saja Naruto dipaksa kembali ke dunia nyata. Kyuubi yang memaksanya kembali. Apa sekarang Bijuu itu tidak mau diganggu. Dia seenaknya saja memutuskan tali komunikasi mereka.
"Kau menyebalkan, Kyuubi!" guram Naruto.
Dia melirik pelan Sasuke yang tertidur pulas. Diraihnya tangan Sasuke yang berada didekat surai hitam itu. "Kau tidak akan meninggalkankukan, Sasuke?" tanyanya sambil mencium punggung tangan pucat itu. "Aku tidak akan membiarknnnya." Ucapnya lagi sambil meraih Sasuke kedalam pelukannya. Dia tidak peduli jika sekarang Sasuke terbangun dengan posisi seperti ini. Dia hanya ingin seperti ini sampai sang dewa mimpi membawanya pergi kealam mimpi.
.
*Yuki Jaeger*
.
Sasuke duduk melamun dimeja makan, ia enggan melakukan apapun. Naruto saat ini sedang menjalankna misi bersama tim barunya dan mungkin tidak akan kembali dalam beberapa hari kedepan.
Pemuda Uchiha ini sangat ingin pergi bersama mereka, meski ia tidak ingat kehidupan Ninjanya sebelumnya, tapi ia tahu kalau masa itu menyenangkan baginya, meski dia tidak akan mengakuinya terang-terangan.
"Huf…" laki-laki Uchiha ini menghela nafas pelan. Ia masih tidak bisa melupakan kilasan balik dua hari yang lalu. Kilasan balik saat dia menemui Nenek Tsunade di kantornya.
FlashBack On
Dua hari lalu, cuaca mendung, sang langit siap memuntahkan segala isi yang dia kandung. Saat itu Sasuke menemui Hokage Kelima atas perintahnya. Kelihatannya ada hal penting yang ingin disampaikan Tsunade. Dia ditemani Naruto, namun ketika sampai didepan ruang Hokage, mereka bertemu dengan Sakura. Saat itu Sakura memerlukan bantuan, jadilah pemuda Uzumaki itu ikut dengan Sakura dan Sasuke masuk kedalam ruang Hokage sendiri.
.Saat didalam kantor Hokage,
"Sasuke kau tahu kenapa kau dipanggil kesini?" tanya wanita muda, yang sebenarnya sudah tua *plak*, Sang Hokage dan Sang Legenda Kalah Judi.
Sasuke menggelengkan kepalanya pelan, wajahnya masih terlihat dingin namun ada pertanyaan yang tersirat dibenaknya. Dia benar-benar tidak tahu kenapa ia dipanggil kesini.
"Sasuke, aku berpikir akan menggantikan posisimu dengan orang lain," ucap wanita tua yang terlihat muda itu. XP
"Apa?" Sasuke kaget, dia tidak bisa menyembunyikan perasaan kagetnya. Untuk beberapa saat mukanya kembali datar. "Kenapa?"
"Sasuke, kau sudah tidak bisa menjadi Ninja lagi," ucap Tsunade.
"Apa maksudmu?"
"Aku belum tahu penyebabnnya, tapi cakramu sangat lemah dan tidak stabil."
"Tapi…"
"Maaf, Sasuke, ini sudah menjadi keputusanku. Kau boleh pergi!"
Sebelum Sasuke berjalan keluar, ia membungkukkan sedikit badannya untuk memberi hormat dan kemudian keluar dari ruangan itu. Diluar ruangan, dia bertemu dengan Naruto yang sudah selesai membantu Sakura.
"Bagaimana?' tanyanya penarsaran, "Apa yang dikatakan nenek Tsunade? Kapan kau bisa menjalankan misi?" tanyanya bertubi-tubi.
"Pulang!" ucapnya pelan. Kepalanya tertunduk membuat rambutnya yang sedikit panjang menutupi wajahnya. Ada sesuatu yang sejak tadi ia tahan, dia sangat enggan mengeluarkan hal tersebut. Hal itu hanya akan membuatnya semakin terlihat lemah.
"Hah?"
"Aku ingin pulang!" ucapnya serak. Dia benar-benar tidak tahan lagi. Ada sesuatu yang menusuk jantungnya hingga ia sulit sekali bernafas.
.
Hujan turun dengan lebatnya. Sang langit menumpahkan segala yang dia kandung. Rasa sakit yang mewakili keturunan Uchiha terakhir. Sang Uchiha berjalan menerobos hujan, dia tidak peduli dengan hujan yang menembus kulitnya. Dia juga tidak peduli dengan Naruto yang dari tadi memanggilnya.
"Sasuke?" panggil Naruto.
"…" Sasuke masih berjalan sambil menundukan kepalanya.
"Sasuke!" panggil Naruto lagi.
"…"
"Sasuke!" Naruto sudah tidak tahan, dia menarik tangan Sasuke hingga kedua pemuda itu saling berhadapan. Sasuke yang kaget langsung mendongakan wajahnya. "Sebenarnya ada apa?" tanyanya.
Hujan membasahi wajah Sasuke, turun dari mata melewati pipi Sasuke. Tunggu! Itu bukan hanya air hujan, tapi juga air mata yang ingin disembunyikan sang hujan. Sasuke saat ini terlihat sangat rapuh, berbeda dengan Sasuke yang biasanya.
"Ada apa?" Naruto mencoba bertanya dengan lembut. Sang Uchiha menggelengkan kepalanya pelan dan kembali menundukan wajahnya.
Melihat keadaan Sasuke yang sekarang, Naruto jadi ragu untuk bertanya lagi. Wajah pemuda Uchiha itu saat ini begitu menyakitkan dan begitu rapuh. Menanyakan hal yang sama hanya akan membuat pemuda ini akan semakin tersakiti. 'Mungkin aku akan bertanya pada nenek Tsunade saja,' pikirnya.
"Ayo pulang," ucap Sasuke sambil berjalan pelan.
FlashBack Off
.
*** Yuki Jaeger ***
.
'tuk tuk'
Sasuke menjatuhkan kepalanya keatas meja, tanganya mengetuk mejanya, membuat irama yang senada dengan detak jarum jam. Dia benar-benar bingung dengan apa yang harus dia lakukan saat ini. Beberapa jam tanpa Naruto membuat Apartemen mungil ini terasa sepi. Cepatlah kembali!
Pemuda itu beranjak dari tempatnya, berjalan ke kamar dan duduk di kasur yang menghadap kejendela luar. Dari tingkat dua ini dia dapat melihat orang yang berlalu lalang, baik orang biasa maupun Ninja yang baru pulang atau akan berangkat dari misi.
Dia teringat saat Naruto pulang kemarin sore.
FlashBack On
"Tadaima!" teriak Naruto dari depan pintu Apartemen sambil melepaskan sepatunya.
"Okaeri," sambut Sasuke dari arah dapur.
Naruto berjalan kedapur dan menemukan Sasuke yang sedang memotong sayuran disana. Pemuda Uzumaki itu mendekati wastafel dan mencuci tangannya. Kemudian ia menghampiri pemuda Uchiha itu dan mengambil pisau yang dipegang Sasuke.
"Biar akau yang potong," ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Baiklah," ucap Sasuke sambil berjalan kearah kompor dan menyalakan api.
"Sasuke," panggil Naruto sambil memotong sayuran menjadi kecil-kecil.
"Hm?"
"Kau tahu, laki-laki yang kita temui tadi pagi?"
"Ya, kenapa?" tanya Sasuke, dia tidak akan lupa dengan wajah orang yang menyerangnya.
"Dia bilang, dia akan menggantikan posisimu!" ucap Naruto, untuk sesaat otot Sasuke sedikit menegang. "Sebenarnya apa yang dipikirkan Nenek Tsunade itu? untuk apa penggantikan posisimu? Kau kan masih ada! Penggantimu itu orangnya sangat menyebalkan! Aku sangat ingin menghajarnya!" Naruto terus mengoceh tentang orang baru itu sambul terus momotang sayur yang ia ibaratkan sebagai Sai. "Ini!" ucap Naruto sambil menyerahkan potongan sayur kearah Sasuke.
Beberapa detik berlalu, namun Sasuke sama sekali tidak Sasuke tidak dalam keadaan sadarnya. Tangan pemuda Uzumaki itu terjulur menyentuh bahu sang Uchiha membuat pemuda itu kembali pada alam sadarnya. Secara refliks Sasuke mengambil sayuran itu dan memasukannya kedalam panci yang airnya sudah mendidih.
"Kau kenapa?" tanya Naruto khawakir.
"Taka apa, lebih baik kau mendi, sebentar lagi makan malam akan siap."
"Tapi…"
"Sudah pergi sana!"
Flashback Off
.
Sasuke memang belum memberitahu keadaannya pada Naruto, entah kenapa hatinya tidak ingin pemuda Uzumaki itu mengetahuinya. Banyak kemungkinan reaksi yang akan diperlihatkan oleh sang Uzumakinya, misalnya saja menatapnya kasihan dan menganggapnya sabagai beban. Sungguh, Sasuke tidak ingin kemungkinan itu yang terjadi.
Sasuke beranjak dari tempatnya, mungkin sedikit mencari angin segar untuk menenagkan pikiranya.
.
*** Yuki Jaeger ***
.
Sasuke berkeliling kota tanpa arah, dia benar-benar tidak punya tujuan sekarang, sungguh satu Konoha yang luas ini sudah dia jelajahi, jangan tanya dia dapat kekuatan dari mana. Lama-kelamaan dia menjadi lelah dan memutuskan untuk mampir kesalah satu kedai dipinggir desa.
Keadaan kedai itu cukup ramai, hanya ada beberapa pelayan yang lalu lalang mengantarkan dan menerima pesanan. Sasuke memutuskan untuk duduk dipojok dekat jendela, memang itu satu-satunya tempat yang kosong sekarang.
Sasuke sadar banyak mata yang memperhatikannya, tapi ia mengabaikan hal itu. Memang sulit ya jadi orang tampan. Cukup, ini pikiran Author bukan pikiran Sasuke :p .
"Boleh aku duduk disini?" tanya orang yang terdengar asing ditelinga Sasuke.
Sasuke menoleh keorang itu, seorang laki-laki berprawakan tinggi, rambut hitam panjang yang terikat dan dua mata onyx yang terlihat lembut. Jika kau mau minta pendapat Sasuke, orang itu terlihat tampan dimata Sasuke, terutama bagian matanya, terlihat begitu teduh dan hangat.
"Tentu saja," ucap Sasuke, mengesampingkan bahwa itu orang asing yang mungkin saja akan menyakitinya. Lagipula kasihankan kalau orang ini ditolak padahal kedai ini begitu ramai, tidak ada tempat yang tersisa lagi.
"Terima kasih," ucap laki-laki itu lembut sambil itu duduk dihadapan Sasuke.
Beberapa kali Sasuke mencuri pandang pada orang itu, hingga tanpa sadar banyak pertanyaan yang menumpuk dibenak keturunan Uchiha itu. Salah satunya apa orang itu berasal dari Konoha? Wajahnya begitu familiar. Tapi orang ini tidak memakai ikat kepala Konoha. Kalau memang dia bukan berasal dari Konoha, kenapa Sasuke merasa mengenalnya? Meski dia hilang ingatan, dia tahu tidak sembarang orang bisa masuk ke Konoha. Pasti dia bukan orang jahat kan?
"Ada apa?" tanya laki-laki itu lembut.
Memalukan! Mau ditaruh dimana harga diri ini saat ketahuan orang yang daritadi dia curi pandang. "Ano, apa kita pernah bertemu?" tanya Sasuke. Sudah kesampingkan saja rasa malu itu, rasa penasaran lebih dominan.
"Memangnya kenapa?"
"Wajahmu terlihat familiar," wajah Sasuke mulai memerah sekarang.
"Mungkin itu hanya perasaanmu. Oh, ya, wajahmu terlihat lesu, apa kau punya masalah?"
"Em, itu…" Pemuda Uchiha itu sadar bahwa orang yang ada dihadapannya ini adalah orang asing, bisa-bisanya dia begitu terbuka pada orang yang baru dia temui hari ini. Mau bagaimana lagi, pemuda Uchiha ini merasa aman dan nyaman ada didekat orang ini, sama seperti saat bersama Naruto.
.
*** Yuki Jaeger ***
Jembatan Tenchi
Naruto dan kawan-kawan sudah sampai pada tempat perjanjian yang dikatakan Sasori. Dari jauh mereka mengamati kapten Yamato yang sedang menunggu mata-mata tersebut.
Tak berapa lama, seseorang datang. Orang itu memakai jubah putih yang menutupi seluruh tubuhnya bahkan kepalanya.
"Lama tidak berjumpa, Sasori-sama," ucap orang itu.
Kabuto, orang kepercayaan Orochimaru ternyata adalah mata-mata Sasori. Sungguh mengejutkan. Yamato harus menyembunyikan keterkejutan tersebut, dia haru mengorek banyak informasi dari orang ini.
.
Informasi yang dikumpulkan sudah lumaian banyak, jika diteruskan lebih dari ini kemungkinan identitas Yamato akan terbongkar. Dia harus lebih hati-hati lagi. Sekarang hal lebih baik adalah menghabisi Kabuto.
Dari balik jubahnya, Sasori yang sebenarnya adalah Yamato mengeluarkan sebuah kunai, berniat menghabisi Kabuto. Namun hal diluar dugaan terjadi, seseorang muncul dari belakang Kabuto, melilit tubuh pemuda itu dengan ular.
"Cerita yang menarik, ijinkan aku dalam pembicaraan juga," ucap sosok itu yang ternyata Orochimaru. Ini gawat.
'Dia diikti!?'
Secara repleks Sasori jadi-jadian (?) itu meloncat menjauh, begitu pula dengan Kabuto yang menghindari Orochimaru. Kabuto berdiri disamping Sasori, dia mengeluarkan cakranya untuk menyerang Orochimaru. Namun hal itu tidak terjadi karena sasaran sebenarnya adalah Sasori.
'Apakah aku ketahuan? Apa maksudnya ini?' tanya Yamato sambil menghindar membuat penyamarannya terbongkar.
Orochimaru mengeluarkan jurus ularnya untuk menagkap Yamato, namun hal itu tidak berhasil karena Yamato berubah menjadi kayu.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kalau kau panggil saja tiga ekor anak tikus itu kesini!" kata Orochimaru.
'Jadi semuanya sudah terbongkar?'
.
Pertarungan hebat terjadi antara Naruto dalam wujud Kyuubi ekor empat dengan Orochimaru. Pertarungan yang terjadi antara dua orang monster. Pertarungan itu baahkan menghancurkan jembatan dan sebagian hutan.
Pertarungan ini terjadi karena Orochimaru yang mengatakan bahwa dia akan mengambil dan membawa Sasuke pergi dari Konoha. Sebenarnya itu hanya sebuah ancaman, namun entah kenapa Naruto begitu emosi. Dia bahkan tidak memikirkan keadaan rekan setimnya lagi, yang dia ingnkan hanya membunuh Orochimaru.
"Lihat itu, apa sebegitu tidak inginnya Sasuke meninggalkan Konoha, sampai jadi wujud seperti itu. sekarang ini kesadarnya pun sudah menghilang," ucap Kabuto.
Sakura menangis, ia berlari mendekati Naruto yang sudah menjadi ekor empat, "Naruto! Sudah cukup!" teriaknya. Sebuah serangan menghantam tubuh Sakura, sehingga gadis itu jatuh tersungkur. Serangan yang dilancarkaan Naruto yang menjelma jadi sosok Kyuubi.
"Sial, tidak sempat," kata Yamato. Dia berusaha mengunci pergerakan Naruto dengan jutsu kayunya. Namun sia-sia, Naruto terus saja berontak hingga kayu-kayu itu hampir patah semua. Dinding-dinding kayu muncul disekeliing Naruto, 'Kesempatanya cuma sekarang!' Yamato mengeluarkan jurus dan berusaha menyegel kekuatan Naruto.
"UUGH!" teriakan kesakitan Naruto terdengar. Sedikit aneh terdengar, teriakan itu dari dua orang sekaligus.
"Apa ini?" ucap Yamato kaget. Dia membuat tubuh Naruto terbagi dua. Tepatnya ada orang lain yang keluar dari tubuh Naruto.
.
"Ugh…"
Sakura saat ini sedang menyembuhkan tubuh Naruto. 'Kenapa penutupan lukanya begitu lambat?' pikir Sakura. "Kapten Yamato, dia siapa?" tanya Sakura pada Yamato yang duduk disamping Sakura. Gadis ini masih berusaha menutup luka-luka ditubuh Naruto yang begitu lambat. Ia melirik sebentar pada orang yang duduk tidak jauh mereka.
Tidak jauh dari mereka, duduk seseorang yang membelakangi mereka. Dia duduk sambil menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya dibalik lututnya.
"Entahlah, dia keluar dari tubuh Naruto," ucap Yamato.
"Keluar?" apa maksud dari keluar tersebut? Sakura semakin bingung sekarang.
"Sa… Sakura-chan?" ucap Naruto yang sudah mulai sadar. Dia berusaha untuk bangun, namun tubuhnya begitu sakit. "Aduduh."
.
Keadaan Naruto sudah membaik, tubuhnya sudah tidak sesakit tadi. Ada kenyataan pahit yang kembali mereka dengar. Sai, laki-laki yang menggantikan posisi Sasuke ternyata berkhianat. Dia pergi bersama Orochimaru dan Kabuto. Kemungkin yang ada saat ini adalah Sai menjadi jembatan penghubung antara Orochimaru dan Danzo, salah seorang petinggi Konoha yang merupakan atasan Sai.
"Ngomong-ngomong Naruto, dia siapa?" tanya Sakura sambil melihat kesosok yang masih duduk diam.
"Dia?" setahu Naruto mereka hanya melaksanakan misi berempat. Memangnya ada orang kelima? Naruto mengikuti arah pandangan Sakura. Tidak jauh dari mereka duduk seseorang berambut oranye panjang yang terikat tinggi dengan baju hitam berlengan pendek. Naruto kenal orang itu, dia "Kurama," guramnya.
"Kurama?" tanya Sakura binggung. Namun kebingungannya itu tidak terjawab karena Naruto sudah meninggalkan Sakura dan menghampiri sosok itu.
.
*Yuki Jaeger* TSUZUKU *Yuki Jaeger*
Bye! Bye! Sampai ketemu di chapter berikutnya! Maaf chapter ini pendek :p Jangan lupa R&R nya.
