King 2 Hearts

Genre : Drama, Romance, Hurt

Rating : T

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Kim Yeora and others

Author : Me

Warning : Boys love, cerita cengeng, ide pasaran, menyebabkan kantuk dan tidak baik untuk ibu hamil.

.

.

.

Yunjae fanfiction

.

.

.

King 2 Hearts

.

.

.

Summary : Cerita tentang kegalauan seorang Jung Yunho yang menjatuhkan hati kepada dua orang, dan tak tahu harus memilih untuk meninggalkan yang lain.

Prolog

"Saya Jung Yunho, bersaksi di hadapan Tuhan, di dalam tempat yang suci ini, untuk selalu menjaga, bersama, dan mencintai Kim Yeora sebagai seorang suami"

Janji cinta itu diucapkan oleh seorang pria yang memakai tuxedo berwarna hitam, dengan tegas dan tersenyum pada seorang wanita yang berada didepannya.

Wanita itu balas tersenyum, tanpa ragu wanita itu pun membalas janji yang sama seperti Yunho tadi.

"Dengan ini kalian telah sah menjadi suami istri" Kata sang Pastor yang berdiri didepan altar. Seketika itu juga para tamu yang datang bertepuk tangan, tersenyum penuh kebahagiaan.

.

.

.

"Jadi kalian akan bulan madu ke Spanyol selama 3 hari lalu ke Prancis selama 2 hari?" Tanya seorang wanita bertubuh gemuk yang merupakan teman sang pengantin wanita.

Yeora tersenyum, gadis berbibir tipis itu terlihat begitu bahagia. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari istimewah yang sudah ia tunggu selama beberapa bulan. Menikah dengan pria yang sangat ia cintai.

"Wah aku iri" Wanita bernama hana itu menangkup kedua pipinya dengan tangan. Saat ini acara resepsi belum usai, dan masih banyak tamu yang baru datang.

Yeora di ungsikan oleh sahabatnya kepojok taman yang tak terlalu ramai, meninggalkan Yunho yang sibuk menyalami para tamu yang datang.

"Makanya kau cepat menyusul" Yeora memukul bahu hana pelan, membuat wanita itu sedikit cemberut.

"Yah kau doakan saja supaya aku cepat kurus jadi bisa mendapatkan seorang pria. Haha" Katanya. Mereka kembali larut dalam canda tawa.

.

.

.

"Hei, Bro! Akhirnya kau menikah juga" Kata seorang pria berwajah chubby pada Yunho yang sedang meminum lemon tea-nya.

Yunho tersenyum, ia sengaja mengundang sahabatnya itu dari Amerika hanya untuk menghadiri resepsi pernikahannya.

"Kapan kau akan menyusul?" Tanya Yunho. Yoochun mengambil satu gelas minuman yang dibawa oleh pelayan, yang kebetulan lewat di sebelah mereka.

"Kapan-kapan. Atau aku bisa menikah dengan anakmu. Haha" Pria itu berlelucon, membuat Yunho meninju pelan perutnya.

Tak jauh dari mereka, Yeora datang sambil mengangkat gaun berwarna putihnya. Menghampiri sang suami dan orang yang ia kenal sebagai sahabat Yunho.

"Hai" Sapa Yeora sambil mengecup pipi pria itu.

"Annyeong, Yoochun sshi" Kali ini giliran Yoochun yang ia sapa. Wanita itu begitu cantik malam ini, dengan baju pengantin yang begitu cocok ditubuhnya, dan Yunho tentu menyukai itu.

"Annyeong, Nyonya Jung" Balas Yoochun sedikit menggoda. Yeora tersipu atas panggilan itu sedang Yunho tertawa melihatnya.

.

.

.

Setelah acara resepsi pernikahan itu selesai, pasangan pengantin baru itu langsung mengganti baju dan pergi ke bandara untuk langsung terbang ke spanyol menjalani bulan madu mereka.

Saat ini mereka sudah berada didalam pesawat, menunggu untuk lepas landas. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Yunho sudah terlihat mengantuk, sedangkan Yeora masih sibuk dengan ponselnya.

'Mianhae, Nunna. Aku tidak bisa datang hari ini, banyak pasien yang membutuhkan bantuanku'

'Tak apa, Jae. Kita bisa bertemu setelah kami pulang bulan madu'

'Baiklah. Selamat atas pernikahan kalian'

'Gomawo. Ah pesawatnya akan segera lepas landas. Bye'

Pik..

Yeora mematikan ponselnya setelah pemberitahuan bahwa pesawat akan segera lepas landas.

Wanita itu menoleh lalu mendapati wajah damai suaminya yang terlelap. Hatinya bergetar. Akhirnya ia bisa menikah dengan Yunho, pria yang sudah ia cintai sejak kuliah.

Yunho merupakan sunbae-nya di kampus, takdir yang membuat mereka dekat dan takdir pula yang membuat mereka sampai pada tahap ini, pernikahan.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam saat Jaejoong tiba di rumahnya. Ia membawa kunci cadangan jadi tak akan merepotkan orang rumah. Ibunya sedang ke korea menghadiri pernikahan kakaknya dan di rumah hanya ada maid yang pastinya sudah terlelap. Dan lagi, pulang tengah malam sudah menjadi rutinitas kesehariannya. Pekerjaan sebagai seorang perawat membuatnya harus bekerja ekstra.

Ia naik kelantai atas untuk menuju kamarnya, lalu melempar tas dan sepatu kesembarang tempat. Ia tidak peduli. Matanya sudah tak bisa diajak kompromi dan ia bisa merapihkannya besok.

Tanpa membuang waktu, ia langsung merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur, tanpa mandi atau bahkan mengganti pakaiannya. Ia sudah jatuh tertidur.

.

.

.

Keesokkan paginya Jaejoong bangun pukul 7. Dengan mata yang masih mengantuk, ia berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Beberapa menit kemudian, wajah dan tubuhnya sudah lebih segar, keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk yang melilit dipinggangnya.

Ia berdiri didepan kaca hias, tersenyum manis seperti kebiasaannya sebagai penyemangat hari.

Drrtt..drrt..

Handphone miliknya yang berada di dalam tas yang semalam ia lempar bergetar. Jaejoong mengambil handphone itu lalu membaca pesan yang masuk.

'Jaejoongie, Oka-chan akan kembali siang ini. Nunna-mu sudah pergi bulan madu'

Jaejoong tersenyum, lalu membalas pesan dari ibunya itu.

'Aku bekerja pukul 10, jika kau sudah tiba dirumah, tolong hubungi aku'

Jaejoong meletakkan ponselnya keatas meja, setelah membalas pesan dari ibunya. Ia harus cepat berpakaian lalu sarapan. Sebelum bekerja ia harus menemui seseorang terlebih dahulu.

.

.

.

"Jejung-kun~" Seseorang melambai pada Jaejoong yang baru saja tiba di taman. Pria itu tersenyum sambil berjalan mendekati orang tadi.

"Gomen ne, aku terlambat" Kata Jaejoong sambil menunduk. Orang yang Jaejoong temui itu bernama Changmin, teman 1 jurusannya di kampus.

"Tidak apa-apa. Apa aku mengganggu waktu bekerjamu?" Tanya Changmin memasang wajah menyesal pada Jaejoong.

Jaejoong menggeleng, "Aku bekerja pukul 10, masih ada waktu 2 jam lagi"

Changmin tersenyum, ia merogoh saku mantel yang ia pakai, mengeluarkan sebuah benda kecil berbentuk kotak. Ia lalu memberikannya pada Jaejoong.

"Ayah menyuruhku untuk mengurus perusahaannya yang ada di Australia dan aku akan pergi besok" Jelas Changmin. Sebenarnya itu tujuannya mengajak Jaejoong bertemu di taman, memberitahu tentang kepergiannya juga untuk memberikan hadiah kepada pria manis itu.

"Lalu?" Jaejoong mengangkat kotak yang tadi diberikan Changmin.

"Bukalah"

Jaejoong menuruti perkataan Changmin, membuka kotak itu secara perlahan, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat isi dari kotak itu.

"Cincin?" Jaejoong memandang Changmin meminta penjelasan. Pria tinggi itu tersenyum malu.

"Itu adalah pengikat untukmu, jejung-kun. Agar kau tak melupakanku" Jawabnya malu. Jaejoong mengerjap berulang kali.

Jaejoong tahu jika pria dihadapannya itu selalu mendekatinya, ketika dikelas, di perpustakaan atau di taman kampus. Awalnya ia merasa risih dengan semua itu karena Jaejoong tipe penyendiri, tapi kehadiran Changmin selalu membuat waktu bersantainya berkurang.

Mereka sering makan bersama, mencari bahan kuliah bersama, atau bahkan pergi bersama saat hari libur, tapi Jaejoong tidak menyangka kalau Changmin menyukainya.

"A-aishiteru, Jejung-kun" Dan pernyataan Changmin itu membuatnya yakin, pria tinggi itu memang menyukainya.

.

.

.

Jaejoong berdiri didalam kereta bawah tanah. Hari ini kereta begitu penuh hingga tak ada 1 tempat duduk untuknya. Ia memeluk sebuah tiang, menyandarkan wajahnya pada benda yang terasa dingin menyentuh kulitnya. Ia berguncang sedikit akibat pergerakan kereta, mengangkat tangan kanannya, memperhatikan sebuah cincin yang melingkar dijari manisnya.

'Kami resmi berpacaran. Ya, aku mempunyai seorang kekasih' Jaejoong tersenyum karena perkataan hatinya.

Ia kembali teringat dengan perkataan Changmin tadi.

'5 bulan lagi aku akan kembali ke jepang, kau harus menungguku ya' Kata Changmin sambil tersenyum senang. Ia bahagia sekali Jaejoong mau menerimanya. Sudah lama ia menyukai pria itu. Ia kira Jaejoong pria normal, tapi diawal pertemanan mereka, Jaejoong mengatakan tentang kehidupan seksualnya dan kenyataan itu yang membuatnya terus mengejar Jaejoong, ternyata pekerjaannya tak sia-sia.

Jaejoong tersenyum, semoga ia bisa menjaga hatinya untuk Changmin, sampai pria itu kembali ke jepang.

.

.

.

Ini sudah hari kelima Yunho dan Yeora menghabiskan bulan madu mereka, dan pada siang ini mereka akan kembali kekorea.

Yeora merapihkan baju-baju yang mereka bawa kedalam koper, tak lupa oleh-oleh yang ia beli untuk semua orang yang dekat dengan mereka, dimasukkan kedalam tas yang baru mereka beli.

Senyum tak pernah lepas dari wajah wanita cantik itu. Ia bahagia selama menjalani bulan madu bersama suaminya. Banyak hal-hal yang tak terlupakan, dan ia bersyukur bisa mendapatkan semua itu.

Ceklek..

Yunho keluar dari dalam kamar mandi, memakai bathrope hotel yang berwarna putih. Rambutnya agak lembab sehabis keramas tadi, rasanya tubuhnya terasa ringan.

"Kau sedang apa, Yeobo?" Tanya Yunho. Ia berdiri didepan meja hias, menyisir rambutnya yang masih agak basah. Ia sudah mengeringkannya dengan handuk dikamar mandi.

"Merapihkan pakaian yang akan kita bawa pulang" Yeora menjawab tanpa melihat Yunho, sedang pria itu pun sama, sibuk dengan acara menyisirnya.

"Jika Omoni bertanya apa kau meminum obat itu, kau harus bilang iya. Enak saja dia, memangnya kau hewan yang bisa cepat hamil" Yunho memang kesal dengan ibunya itu, jelas-jelas wanita usia pertengahan 50 itu memaksa Yeora agar cepat hamil dengan memberikan obat penyubur kandungan.

"Maksud Umma kan baik, Yun. Beliau sudah tua dan ingin cepat punya cucu" Kata Yeora menimpali. Ia merasa lucu dengan kekesalan Yunho itu.

Ia berjalan kearah Yunho, memeluk pria itu dari belakang.

"Bagaimana kalau kita menikmati bulan madu ini dengan sesuatu yang menyenangkan?" Tanya Yeora sambil mengedipkan sebelah matanya. Yunho tersenyum, istrinya ini pintar sekali mengalihkan emosinya.

.

.

.

Pernikahan Yunho dan Yeora tanpa terasa sudah menginjak bulan ketiga. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga mereka dengan bahagia. Meski ada pertengkaran-pertengkaran kecil, semua itu hanya pemanis hubungan mereka.

Saat ini Yunho akan pergi kekantor. Sesudah sarapan sang istri menghilang di pintu kamar dan setelah 10 menit belum juga kembali. Yunho menjadi cemas, ia pun menyusul Yeora yang tak kunjung datang.

"Chagya~" Yunho memasuki kamar, memanggil Yeora tapi tak ada jawaban dari wanita itu. Yunho panik. Ia segera membuka pintu kamar mandi dan menemukan istrinya tergeletak diatas lantai marmer tempat itu.

"Yeora ah" Yunho langsung menggendong Yeora, membawa istrinya masuk kedalam mobil lalu pergi menuju rumah sakit.

.

.

.

"Jadi bagaimana keadaan istri saya, Uisa-nim?" Tanya Yunho dengan wajah Khawatir. Nafasnya memburu, ia tak sabar menunggu dokter memeriksa sang istri.

Dokter tua itu tersenyum, meletakkan tangannya pada bahu Yunho, "Selamat, istri anda mengandung janin berumur 5 minggu"

Yunho terdiam, wajahnya shock dan ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Istrinya hamil? Anaknya?

"Ah-haha, hamil?" Yunho tersenyum. Dokter itu mengangguk.

"Istri anda sudah sadar dan saya sudah memberitahukan hal itu padanya" Kata Dokter itu lalu menepuk punggung Yunho dan berjalan pergi.

"Ghamsahamnida" Yunho membungkuk agak dalam. Ia bahagia, sangat bahagia.

.

.

.

Semua menyambut kehamilan Yeora dengan suka cita, bahkan sang ibu datang langsung dari jepang, tapi sayang lagi-lagi Jaejoong tak bisa ikut karena pekerjaan yang tak bisa ia tinggalkan.

"Ah, kenapa kau tidak bisa datang lagi?" Tanya Yeora pada Jaejoong yang ia telepon.

'Mianhae, Nunna. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, tapi aku sudah menitipkan sweather cantik pada Oka-san untukmu' Jawab Jaejoong. Yeora cemberut mendengar jawaban adik kesayangannya itu.

"Tapi aku menginginkanmu, bukan hadiahmu" Kata Yeora kesal. Jaejoong terkekeh sambil bergumam kata maaf.

Ceklek..

Yunho masuk kedalam kamar, membawakan mangkuk berisi sup gingseng buatan ibunya untuk Yeora.

Ia melihat Yeora sedang merajuk dengan seseorang di telepon.

"Pokoknya saat aku melahirkan, kau harus datang kesini. Kalau tidak kita putus hubungan!" Ancam Yeora yang terdengar lucu. Jaejoong tertawa. Kakaknya ini memang selalu begitu ketika merajuk.

Tak berapa lama sambungan telepon terputus, Yeora melempar ponselnya kesebelah.

"Siapa yang meneleponmu?" Tanya Yunho yang dari tadi diam, tak enak mengganggu pembicaraan istrinya.

"Adikku" Jawabnya singkat. Yeora masih kesal dengan Jaejoong.

Yunho tersenyum, lalu berjalan kearah Yeora dan duduk disamping wanita itu, "Habiskan ini" Yunho meletakan nampan diatas kedua paha Yeora.

Wanita itu segera menuruti perkataan Yunho, memakan sup itu meski dengan perlahan.

"Sepertinya ia tak datang juga ke pernikahan kita?" Tanya Yunho kembali membahas tentang Jaejoong. Yeora mengangguk.

"Ia seorang perawat dirumah sakit anak, tak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Dan aku kesal karena itu" Jawab Yeora sambil menyeruput supnya.

"Dia tinggal bersama Umma Ayumi kan?"

"Iya. Sejak Omoni dan Aboji bercerai dan Omoni kembali ke negara asalnya, Jaejoong ikut dengannya"

"Aku juga belum pernah bertemu dengannya, pasti wajahnya mirip Umma Ayumi" Kata Yunho sambil tersenyum. Memang benar apa yang ia katakan. Selama 3 tahun mengenal Yeori, belum sekalipun bertemu dengan Jaejoong.

"Jika kau ingin tahu lihat saja wajahku, kira-kira wajah Jaejoong sama denganku. Ya anggap saja aku versi wanita dari Jaejoong. Haha" Kata Yeora sambil tertawa.

"Mwo? Jadi kalian kembar?" Tanya Yunho terkejut. Yeora mengangguk sambil menggigit sendok dimulutnya.

.

.

.

Yunho keluar dari kamarnya sambil membawa mangkuk kosong ditangannya. Yeora baru saja menghabiskan sup itu sesuai perintahnya. Ia senang mempunyai istri yang penurut.

Drrt..drrtt..

Yunho merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar, terlihat Id nama dari orang yang sangat ia kenal.

"Moshi-moshi" Sapa Yunho. Orang yang meneleponnya terkekeh.

"Hyung tak usah menyapa dengan bahasa jepang, kedengarannya lucu"

Yunho memutar bola matanya, "Ada apa kau menelepon?"

"Aku sudah di Sydney sejak 3 bulan yang lalu, apa kau tak merindukanku?"

"Tak perlu. Tiap hari juga kau tak ada di sini, jadi aku sudah tak pernah merindukanmu" Jawab Yunho agak ketus.

"Hei, kenapa kau marah padaku? Aku menelepon dari jauh hanya untuk menanyakan kabar kakak ipar yang sedang hamil"

"Kau harus pulang baru aku akan memaafkanmu" Kata Yunho dengan nada mengancam.

"Tidak bisa. 2 bulan lagi aku harus kembali ke jepang, ada seseorang yang menungguku disana"

Yunho mendelik, "Seseorang? Pacarmu ya?" Tanya Yunho sambil menyeringai.

"Haha, tentu saja"

"Ternyata Changmin ku sudah dewasa" Ledek Yunho pada sang adik.

.

.

T

B

C

.

.

Sudah keliatankah konfliknya di prolog ini? Benih-benihnya deh XD

Ada yang tahu jalan ceritanya?

Yah gimana ya, ff ini Yunhonya normal *kayaknya* terus kok ada Minjae juga? Biar dong yah, yang penting jj gak kopelan sama yang lain.

Ff ini bukan angst, cuma hurt aja..buat yang gak suka jj jadi pihak yang tersakiti tolong jangan nekat baca, lanjutannya bakal nyesek buat Jaejoong.

Ah iya, ff ini updatenya giliran sama angelos yah. Aku bakal update angelos hari minggu dan untuk selanjutnya aku bakal update kedua ff ini tiap hari minggu, karena mulai minggu depan pekerjaanku double dan bakal jarang update, tapi aku bakal tetap nulis ko. Kedua ff ini bakal selesai akhir tahun ini. InsyaAllah.

Bagi yang suka ayo di follow sama di favorite ceritanya, jadi kalau ada update kalian bisa langsung tahu.

Dan kalau berkenan silahkan review karena itu semangat saya ^_^

See You Next Time~