I'm a Doctor

Author: Indiah Rahmawati

Cast:

-Park Chanyeol

-Byun Baekhyun

-All member Exo & other

Rating: T

Genre: Romance, Family, Drama

Disclaimer: cerita ini murni otak yang lagi gak jelas. Member EXO milik tuhan, orang tua mereka, dan SM saya cuma meminjam nama mereka.

Summary:

Park Chanyeol seorang namja culun yang sangat ingin menjadi dokter. Hanya dengan bekal ingatan yang kuat dan sikap kekanak-kanakannya ia bersikeras menjadi dokter ahli bedah, tapi ia sendiri memiliki Fobia dengan darah "a-apa? fobia darah?" / "hah! Mana ada dokter bedah yang takut dengan darah?! itu tak akan mungkin!" / "a-aku! Tetap mau... jadi dokter bedah! Aku mohon!"

Warning: YAOI fanfiction bagi yang tak suka harap menjauh. Saya akan terima semua keritikan dan saran, asal yang tak yang keterlaluan. Banyak TYPO bertebaran! Alur terlalu cepat bagaikan motor lagi balapan (?)

.

.

.

.

Happy Reading ^^

.

.

.

.

NGIIUUNG! NNNGGIUNNG!

Terdengar suara sirine ambulan disepanjang jalan. Ambulan itu segera menuju rumah sakit Yonsei. Para dokter berlari membawa korban kedalam ruang UGD. "korban terluka terkena serpihan kaca! Menusuk perut dan kelihatannya merobek usu dan lambungnya!" kata seorang Dokter

"segera oprasi untuk menutup lukanya... apa ada robekan dihati dan bagian empedu?" tanya Dokter yang kelihatan lebih senior

"tidak ada"

"bagus... segera lakukan oprasi!" semua dokter mengangguk dan segera menyiapkan diri. Mereka memasuki ruang UGD.

Oprasi dimulai. Beberapa Dokter sedikit tegang karena tekanan darah korban sempat rendah, tapi akhirnya seimbang saat luka diususnya sudah dijahit. Salah satu dokter selesai mengoprasinya "tutup perutnya... aku serahkan padamu... Baekhyun" yang disebut mengangguk dan meminta mengambil benang dan jarum.

5 Menit Kemudia...

Baekhyun keluar dan melepas maskernya. Korban selamat... tapi mengingat lukanya, masih harus diperiksa. Baekhyun duduk dan mengusap keringat yang mengalir cukup deras. Tiba-tiba ada yang menyodorkannya minuman, ia menengok dan melihat wajah Chen "oh... gonmawo..." Baekhyun menerima botol itu

"aku tegang tadi... saat tau tekanan darah korban rendah" Chen duduk disamping Baekhyun

"aku juga sama... tapi syukurlah ia selamat..." kata Baekhyun meminum minumannya

"tapi... siapa yang melaporkan kecelakaan ini?" tanya Chen, seingatnya tadi dijalan tak ada kecelakaan

"ohh... katanya ada seorang namja tinggi yang melaporkan ada kecelakaan... katanya korban terjatuh cukup jauh makanya tak terlihat. Ternyata ia mengalami luka lebih parah" kata Baekhyun. Chen mengangguk "hey! Bagaimana hubunganmu dengannya?" Baekhyun melhat Chen

"n-nugu?" Chen kelihatan bingun

"aish! tentu saja Kau dan Xiumin hyung! Kau tak bertengkar dengannya kan?" Baekhyun mulai penasaran

"i-itu..." Chen menggaruk tengkuknya

Tap! Tap! Tap!

Mereka berdua menengok dan melihat seorang namja berpipi tembeb sedang berlari. Chen berdiri saat melihatnya dan mereka saling berpandangan. Chen membungkuk begitu juga dengan namja itu "k-kau... m-mau kemana?" tanya Chen kaku

"ee... a-aku terlambat... mengunjungi adiku. Permisi..." namja itu menjawab dengan kaku dan membungkuk dengan kaku, dan ia melanjutkan larinya kekamar adiknya.

Chen melihatnya dan langsung mengacak-acak rambutnya. Baekhyun berdiri tak percaya "jadi kalian masih sangat kaku?!" kata Baekhyun

"aish! Baek! Jangan keras-keras!" kata Chen

"dengar ya... Xiumin hyung itu tipe yang ceria... kenapa jika kalian bertemu ia kaku seperti es?!" Baekhyun menghela nafasnya "oh! Aku ingat! Hari ini adik Xiumin hyung mendapat transplantasi hati... pantas saja ia buru-buru" kata Baekhyun lagi

"jjinja?!" Chen mengok ke arah Baekhyun

"kau tak tau?" Chen menggeleng. Lalu Baekhyun memukul kepala Chen. Baekhyun melihat ponselnya itu dari seniornya "cepatlah... kita dipanggil Senior" kata Baekhyun. Mereka segera menuju ketempat ruang kerja mereka.

SKIP

"akan aku kenalakan... dia Park Chanyeol dokter bedah baru disini" kata Sang senior. Orang yang disebut membungkuk dengan kaku

"aku Park Chanyeol... salam kenal" katanya lagi.

"ajari dia dengan baik... aku harus pergi" kata sang senior.

Chen membantu Chanyeol untuk memindahkan barang-barangnya dimejannya. Baekhyun mengambil jas dokter miliknya, lalu melihat Chanyeol. Ia lebih terlihat seperti anak autis ketimbang dokter "hey!" Chanyeol menengok "jangan tengang! Santai saja..." katanya lagi. Chanyeol mengangguk.

"dokter Byun!" seorang dokter masuk ketempat kerja para dokter bedah "ada seorang pasien yang mengatakan kalau kepalanya sangat sakit" kata dokter itu

"a-apa?" Baekhyun segera mengikuti dokter itu. ia berhenti dan melihat Chanyeol yang melihatnya "apa yang kau lakukan! ayo ikut!" Chanyeol mengangguk dan segera mengikuti Baekhyun.

Terlihat seorang pasien yang memegang kepalanya dan terus meringis kesakitan. "ada apa ini?!" kata Baekhyun.

"ia mengatakan kalau kepalanya sakit" kata seseorang yang berada disamping pasien. Ia menangis sedih

Baekhyun memegang kepela orang itu. ia memastikan hanya pusing biasa atau ada masalah. "maaf..." semua menengok Chanyeol. "a-apa dia... selalu pusing sampai tak bisa berdiri? Atau ia suka muntah? Atau mungkin lehernya terasa kaku?" tanyannya. Orang disamping pasien mengangguk "Meningitis... radang pada selaput otak yang disebabkan Virus. Jika tak diatasi maka akan membuat penyakit yang lain... atau mungkin kematian" kata Chanyeol

Semua tercengang "kau tau hanya dengan bertanya seperti itu?" tanya Baekhyun

"h-habis... ia selalu mendongak keatas... aku berfikir... kalau itu meningitis..." kata Chanyeol.

Baekhyun menghela nafasnya "cepat periksa dan beri antibiotik untuk meredakan rasa nyerinya... kita akan periksa apakah penyakit ini sudah berdampak luas atau belum" kata Baekhyun. Seorang suster langsung membawanya ketempat pemeriksaan. Baekhyun menenangkan keluarga pasien, lalu ia melihat Chanyeol yang menunduk.

Dugaan Chanyeol benar, itu memang meningitis. Baekhyun melihat laporan hasil pemeriksaan, sepertinya tak terlalu parah, masih bisa diobati dengan beberapa obat herbal. Ia duduk dimeja kerjanya, ia berfikir tentang Chanyeol. Aneh rasanya ada dokter yang langsung tau hanya dengan melihat dan bertannya. Ia melihat Chanyeol yang duduk disebrangnya, Chanyeol sendang menoret-coren buku catatannya. "Hey... kenapa kau sangat pendiam sih!" kata Baekhyun. Chanyeol tak menjawab "jangan-jangan... kau autis..."

"s-siapa yang autis?! Tidak kok... kakakku bilang aku terlalu bodoh jadi jangan bicara apa pun" kata Chanyeol

"bodoh?"

Chanyeol mengangguk "aku sangat culun disekolahku... aku diangkap autis, tapi aku sama sekali tak autis... mereka mencaci makiku... tapi kero selalu bilang aku adalah anak yang pintar... karena itu aku ingin jadi dokter bedah" kata Chanyeol

"kero?" Baekhyun kembali bertanya

Chanyeol mengeluarkan sesuatu ditasnya "ini kero" katanya menunjukan sebuah boneka katak berwarna hijau.

Baekhyun tertawa "pabo! Mana ada boneka bicara! Dasar bodoh" katanya sambil tertawa

"lihat... kau mengatai aku bodoh" kata-kata Chanyeol langsung membuat Baekhyun diam dan menunduk "tak masalah... aku biasa dibilang seperti itu..." kata Chanyeol menaruh boneka katak itu dimejannya, lalu melanjutkan menulisnya. Baekhyun menyasal tapi apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur...

SKIP

Chanyeol berjalan mengambil beberapa file yang diminta para seniornya. Ia sedikit demi sedikit membaca file-file itu, meski ia tak mengerti maksutnya. Sampai ada seorang pasien kecelakaan yang dibawa melewatinya. Tangan pasien itu jatuh ketepi kasur rawat itu, menunjukan darah yang cukup banyak. Chanyeol terkejut, jantungnnya berdetak cukup kencang. Lalu ia segera berjalan pergi menjauh, ia menggeleng-geleng menghilangkan semua ingatan dipikirannya.

Chanyeol masuk dan memberikan file itu kepada Baekhyun "gomawo..." kata Baekhyun. Ia melihat wajah Chanyeol yang pucat, Chanyeol segera duduk ditempat kerjanya "kau kenapa? Kau sakit?" tanya Baekhyun

"a-aniyo..." kata Chanyeol mengusap dahinya yang penuh keringat. Baekhyun mengangkat sebelah alisnya, lalu ia tak peduli dan mencoba fokus

.

.

.

.

.

.

Baekhyun berjalan menuju apartemennya. Ini sudah cukup malam, dan ia sudah cukup banyak melakukan oprasi hari ini. Ia melewati apartemennya yang dulu, ia melihat lampu menyala, sepertinya ada yang pindah kesana. Seseorang keluar dari balkon "K-kau..." Baekhyun tak percaya siapa yang keluar

"ohh.. dokter Byun annyeong..." kata Chanyeol membungkuk

"jadi kau orang baru yang akan menempati apartemen ini?" tanya Baekhyun

"ne..." kata Chanyeol mengangguk.

"baguslah... semoga kau suka" kata Baekhyun. Ia berjalan kembali menuju apartemennya yang ada disamping apartemen yang baru ditempati Chanyeol.

Baekhyun menyalakan lampu apartemennya, ia berjalan dan langsung membaringkan tubuhnya pada kasurnya yang empuk. Ia masih tak bisa percaya Chanyeol dapat mengetahui suatu penyakit hanya dengan melihat. Sudahlah... itu hanya kebetulan.

Chanyeol telah merapikan barang-barangnya. Ia langsung duduk dikasur dan memegang kero "kero... kau tau, aku hanya mendapat satu pasien... dan aku masih belum boleh masuk kedalam ruang oprasi..." Chanyeol menunduk "andai aku bisa..." kata Chanyeol. Ia melihat keronya, boneka itu hanya tersenyum "kau benar... aku akan terus berjuang" kata Chanyeol menyemangati dirinya sendiri. Ia menghela nafasnya dan segera tidur

.

.

.

.

.

TBC/END?