I Don't Care

Cast: Kim Jongin, Do Kyungsoo, Park Chanyeol dan Byun Baekhyun

Pairing: Kaisoo

Genre: YAOI, Romance, Hurt/Comfort

Rating: T (mungkin)

Warning: OOC, typo, bahasa berantakan, alur yang terlalu cepat, bisa menyebabkan sakit mata dan mual-mual. Waspadalah!

Disclaimer: Maunya sih mereka itu punya saya, tapi fakta yang ada mutlak mengatakan kalau mereka itu punya Tuhan. Tapi cerita ini hasil dari otak saya sendiri. Jangan ditiru apalagi ngaku-ngaku. Kalau mau buat cerita pakai otak masing-masing. Intinya jangan nyakitin perasaan orang lain dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab!

Summary: Do Kyungsoo akan tetap berusaha—walaupun sosok yang dicintainya tak pernah mempedulikannya.

.

.

Chapter 11

.

.

Selamat membaca :*

.

.

.

.

.

Sudah dua bulan lebih Kyungsoo dirawat di rumah sakit. Kondisi tubuh namja manis dengan mata bulatnya itu semakin membaik dari hari ke hari. Tubuh mungilnya yang semula berubah kurus semenjak sakit, kini sudah mulai kembali berisi. Senyum ceria yang sempat lenyap dari belahan heart shaped lips miliknya kini kembali menghiasi bibirnya dengan indah. Dan jangan lupakan kedua mata bulatnya yang sudah dapat memancarkan binar ceria ketika orang-orang yang menyayangi dan disayanginya menjenguknya dan menemaninya.

" Apa kau ingin keluar untuk mencari udara segar sayang?" Nyonya Do bertanya saat sang anak terus menatap langit yang saat ini bersinar dengan cerah.

Kyungsoo menolehkan kepalanya dan menatap wajah sang eomma yang tengah tersenyum manis ke arahnya. Bibirnya lantas mengulas senyum manis saat indera penglihatannya menangkap keadaan sang eomma yang sudah jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ia sadar, ternyata kondisi kesehatannya yang semakin membaik berefek baik untuk keadaan orangtuanya.

" Hmm, boleh eomma. Aku bosan di sini terus…" jawab Kyungsoo dengan senyum manis yang masih terulas di bibirnya.

Nyonya Do mengangguk kemudian membawa langkahnya untuk mengambil kursi roda yang berada di samping sofa yang ada di kamar rawat tersebut.

" Ayo sayang, biar eomm bantu," ucap Nyonya DO setelah dirinya sudah berada di samping kasur rawat sang anak dengan kursi roda yang berada di depan kakinya.

Kyungsoo menganggukkan kepalanya pelan seraya menurunkan kakinya yang berada di atar kasur untuk berpijak pada lantai. Bibirnya tak henti mengulas senyum manis ketika rasa sakit yang dirasa kian berkurang, membuat dirinya semakin yakin jika ia akan cepat keluar dari tempat memuakkan ini.

" Annyeong…"

Satu suara yang terdengar cukup keras itu sukses membuat pasangan eomma-anak itu mengalihkan pandangan untuk melihat sosok lain yang tiba-tiba muncul di dalam ruangan tersebut.

" Jongin?" sebut Nyonya Do setelah melihat siapa yang datang.

Jongin tersenyum manis seraya membungkukkan tubuhnya sedikit pada Nyonya Do kemudian mengalihkan pandangannya untuk menatap sosok lain yang tengah duduk nyaman di kursi roda.

" Ahjumma mau ke mana?" tanyanya heran.

Nyonya Do menatap sebentar wajah sang anak sebelum kembali menatap wajah Jongin yang semakin tampan—menurutnya.

" Kyungsoo ingin keluar Jongin. Katanya, ia bosan di sini terus…" jawab Nyonya Do.

Jongin mengangguk paham.

" Apa boleh aku yang menemani Kyungsoo pergi keluar ahjumma?" tanyanya lagi.

Nyonya Do tampak berpikir sebentar sebelum memutuskan bertanya pada sang anak.

" Bagaimana sayang? Bolehkah Jongin yang menemanimu?" tanya Nyonya Do seraya mengelus sayang pucuk kepala sang anak.

Tanpa menunggu waktu lama, Kyungsoo segera menganggukkan kepalanya pelan, memberi jawaban atas pertanyaan sang eomma jika Jongin boleh menemaninya.

Jongin tidak bisa menahan senyum di bibirnya ketika Kyungsoo menganggukkan kepalanya dengan kedua mata bulatnya yang menatap lekat wajahnya. Masih dengan bibir yang terulas senyum manis, Jongin dengan cepat menaruh parsel buah yang dibawanya ke atas meja nakas yang ada di samping kasur rawat Kyungsoo, kemudian dengan cepat menggantikan posisi Nyonya Do yang berada di belakang kursi roda yang tengah diduduki Kyungsoo.

" Ayo Kyung…" ajak Jongin masih dengan senyum manis di bibirnya.

.

.

Ryeoby Rin

.

.

.

.

Kyungsoo memejamkan kedua mata bulatnya ketika merasakan angin yang berhembus pelan menyapa kulit wajahnya. Belahan heart shaped lips miliknya juga mengulas senyum manis saat merasakan hawa sejuk terasa di sekitarnya. Pepohonan yang tumbuh di taman rumah sakit itu memang menjadi penghantar udara yang baik meskipun cahaya matahari tengah bersinar dengan teriknya.

Masih dengan kedua mata bulatnya yang terpejam dan bibirnya yang tak henti mengulas senyum manis, Kyungsoo dapat merasakan dengan jelas jika saat ini jantungnya berdegup dengan cepat. Berbagai hal yang saat ini tengah dirasakannya menjadi kemungkinan besar mengapa jantungnya bisa berdegup cepat seperti itu. Namun dari banyaknya hal-hal yang tengah ia rasakan, hanya satu yang saat ini benar-benar mampu membuatnya tersenyum bahagia. Ia merasa bebas.

" Kau senang Kyung?" satu suara yang berasal dari sosok yang ada di sebelahnya sukses membuat Kyungsoo membuka kedua mata bulatnya. Ia terdiam sejenak sebelum menolehkan kepalanya untuk menatap sosok yang ada di sebelahnya.

" Sangat. Aku sangat senang Jongin," jawab Kyungsoo dengan senyum cerahnya, yang membuat gigi-gigi putih dan rapinya terlihat dengan jelas.

Jongin pun tersenyum cerah mendengar jawaban Kyungsoo yang terdengar lucu. Sebenarnya bukan jawaban Kyungsoo yang terdengar lucu, namun nada bicara Kyungsoo yang seperti anak kecil itu yang membuat Jongin hampir terkekeh mendengarnya. Ia lantas menghela napas lega saat melihat Kyungsoo kembali memejamkan kedua mata bulatnya. Rasanya… Sudah lama Jongin tidak melihat Kyungsoo sebahagia itu.

Ya. Semenjak Kyungsoo sakit parah, senyum dan tawa renyah yang biasanya tertoreh dengan sempurna di belahan heart shaped lips milik Kyungsoo seolah lenyap seiring dengan kondisi kesehatannya yang kian menurun. Beberapa minggu sebelumnya, Jongin melihat dengan jelas bagaimana sosok manis itu berteriak histeris bahkan tidak jarang menangis dengan kencang ketika penyakit yang dideritanya kembali kambuh. Namun kini semuanya sudah jauh lebih baik. Doa yang terus dipanjatkan Jongin dan orang-orang yang menyayangi Kyungsoo sudah terkabul. Permohonan yang senantiasa dipanjatkan pada Tuhan untuk menyembuhkan Kyungsoo sudah terjadi. Sosok manis dengan mata bulatnya itu kini sudah hampir pulih kesehatannya. Hanya menunggu beberapa waktu lagi sampai sosok manis itu dapat kembali menghirup udara bebas sesuka hatinya.

Satu doa lain yang juga Jongin panjatkan pada Tuhan. Ia berdoa, memohon pada Tuhan untuk membuat hubungannya dengan Kyungsoo kembali membaik seperti masalalu yang pernah terjadi di kehidupannya. Meski sempat merasa ragu akan hal itu, tapi kini semua doanya sudah terjawab. Hasil kerja kerasnya yang terus-menerus berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Kyungsoo membuahkan hasil yang cukup manis. Walaupun belum sebaik dulu, setidaknya Kyungsoo sudah mau kembali berdekatan dengannya dan berbicara dengannya.

" Bagaimana keadaan di kelas selama aku tidak masuk sekolah Jongin?" tanya Kyungsoo yang membuat Jongin tersadar dari lamunan sesaatnya.

Jongin tampak menyamankan posisi duduknya, semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Kyungsoo sebelum menjawab pertanyaan Kyungsoo.

" Tidak ada yang berubah Kyung, semua berjalan seperti biasanya. Hanya saja, teman-teman yang lain selalu menanyakan keadaanmu. Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan jika mereka rindu dengan mata bulatmu itu."

Kyungsoo refleks mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Jongin yang mengatakan jika teman-temannya merindukan matanya yang bulat itu. Tanpa Kyungsoo sadari, Jongin tengah mengulum bibirnya untuk menahan kekehan yang hendak meluncur dari bibirnya ketika melihat Kyungsoo yang melukiskan ekspresi seperti itu.

" Mereka hanya merindukan mataku yang bulat ini? Tidak kah mereka merindukanku juga?" tanya Kyungsoo lagi masih dengan bibir yang mengerucut. Nada bicaranya yang terdengar seperti sebuah rengekan sukses membuat Jongin melontarkan kekehan pelan dari bibirnya.

" Tentu saja mereka merindukanmu Kyung—" jawab Jongin lembut setelah menghentikan kekehan yang meluncur dari bibirnya.

"—mereka rindu dengan senyum manis dan ceriamu, mereka rindu dengan tingkah lakumu yang menggemaskan, mereka rindu dengan semua yang ada pada dirimu Kyung…" lanjutnya seraya mengelus pelan helaian rambut Kyungsoo.

Kyungsoo menoleh. Menatap Jongin dengan kedua mata bulatnya yang memerah dan sedikit berkaca-kaca, seiring dengan rasa sesak yang menyerang dadanya secara tiba-tiba.

" Aku… Aku juga merindukan mereka semua Jongin," lirihnya pilu. Kedua matanya lantas terpejam, membuat buliran bening yang bersarang di kedua sudut mata bulatnya mengalir perlahan dan sukses membasahi kedua pipinya.

Jongin terdiam. Hatinya terasa nyeri melihat Kyungsoo kembali menumpahkan airmatanya, ditambah dengan suaranya yang begitu memilukan. Menghembuskan napas pelan, sebelum kedua lengannya bergerak untuk membawa tubuh mungil Kyungsoo ke dalam pelukannya. Dan hal itu dengan cepat direspon oleh Kyungsoo.

" Aku ingin cepat-cepat pulang Jongin… Sudah terlalu lama aku di sini, aku bosan…" lirih Kyungsoo seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh Jongin.

Jongin turut serta mengeratkan pelukannya pada Kyungsoo sebelum kembali membuka suaranya.

" Aku tahu Kyung. Sebentar lagi… Ya, sebentar lagi kau akan keluar dari tempat memuakkan ini Kyung," ucapnya memberikan keyakinan pada Kyungsoo.

Kyungsoo menganggukkan kepalanya pelan, kemudian melepaskan pelukannya pada tubuh Jongin. Kedua mata bulatnya kembali menatap Jongin dan menemukan namja dengan wajah tampan itu tengah menatapnya juga dengan senyum yang tertoreh di bibirnya.

" Apa kakimu terasa sakit saat aku menggendongmu untuk pindah dari kursi rodamu itu Kyung" tanya Jongin lembut.

Kyungsoo menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Jongin, dan dibalas dengan anggukkan kepala Jongin.

Hening.

Setelahnya tak ada lagi percakapan yang terjadi di antara keduanya. Semilir angin yang berhembus cukup kencang seolah menjadi backsound tersendiri untuk keheningan yang melingkupi kedua namja berbeda paras itu. Hingga satu suara pelan namun lembut itu terdengar, sukses memecahkan keheningan yang terjadi.

" Jongin…"

" Ya Kyung?" respon Jongin.

" Masuk…"

Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, Jongin sudah mengerti maksud perkataan Kyungsoo. Dengan senyum yang terus tertoreh di bibirnya, Jongin lantas berdiri dari duduknya. Kedua lengannya dengan sigap menggendong tubuh Kyungsoo—layaknya pengantin baru—untuk kembali duduk di kursi rodanya. Dan Kyungsoo dengan erat memeluk leher Jongin ketika namja tampan itu dengan hati-hati membantunya untuk kembali terduduk di kursi rodanya.

" Ayo Kyung…" ucap Jongin setelah berhasil membantu Kyungsoo duduk di kursi rodanya, kemudian mulai berjalan meninggalkan taman rumah sakit yang mulai sepi.

.

.

Ryeoby Rin

.

.

.

.

Jongin tak berniat untuk memperlambat larinya ketika kedua matanya melihat jam yang tersemat di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Tidak ia pedulikan napasnya yang terputus-putus karena kelelahan berlari. Bayangan wajah namja paruh baya dengan kedua matanya yang melotot terus memenuhi pikirannya, membuat ia sedikit mengumpat sebelum menambahkan kecepatan berlarinya.

Dan setelah berlari kurang lebih limabelas menit, sampailah Jongin di depan pintu gerbang sekolahnya. Dengan peluh yang berada di sekitar dahi dan lehernya, ia memerintahkan kedua kakinya untuk melangkah pelan memasuki area sekolah yang sudah sepi. Beruntung penjaga sekolah yang biasa berjaga di dekat pintu gerbang itu tengah tertidur, membuatnya dengan mudah melewati pintu gerbang itu tanpa harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyebalkan.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah hidup Kim Jongin terlambat ketika datang ke sekolah. Bukan tanpa alasan sosok namja tampan dengan bakat menarinya itu datang terlambat ke sekolah. Telat bangun tentu saja menjadi alasan yang paling masuk akal ketika seseorang datang terlambat ke sekolah, iya kan?

Namun Jongin tidak pernah menyesali dirinya yang telat bangun dan berakhir datang terlambat ke sekolah. Setidaknya, di balik rasa lelah yang tengah dirasakan seluruh tubuhnya saat ini tersimpan sedikit momen manis yang terjadi tadi malam.

Ya, tadi malam. Ketika ia memutuskan untuk menginap di rumah sakit dan menemani Kyungsoo. Ketika kedua orangtua Kyungsoo berpamitan untuk pulang dan meminta dirinya untuk menjaga Kyungsoo malam itu. Ketika ia menemani Kyungsoo dengan berbagai topik pembicaraan, menciptakan suasana hangat yang sudah lama hilang antara dirinya dan Kyungsoo. Berbagi canda dan tawa, hingga rasa kantuk menyerang Kyungsoo tepat pukul dua pagi. Dan setelahnya, berakhir dirinya yang terbangun pada pukul 7.45 pagi setelah merasakan bahunya yang ditepuk-tepuk pelan oleh seseorang dan seseorang itu adalah Kyungsoo. Ah! Jongin tidak bisa berhenti tersenyum jika memikirkan momen manis malam itu.

.

.

.

Jongin dapat bernapas dengan lega ketika guru yang ditakuti olehnya dan teman-teman sekelasnya tak terlihat di dalam kelas. Meski di dalam hati ia sempat bertanya kenapa guru tersebut tak mengajar pagi ini, namun dengan cepat ia mengabaikan hal itu dan tetap melanjutkan langkahnya memasuki kelas yang suasananya selalu ramai jika tak ada guru.

Setelah sampai di tempat duduknya, Jongin lantas mendudukkan dirinya dengan nyaman di atas kursi seraya sebelah tangannya bergerak untuk menaruh tasnya ke dalam laci meja. Kedua matanya mengedar, melihat ke sekeliling kelas dan menemukan dua namja yang duduk tak jauh darinya tengah tertawa bersama. Satu senyum simpul terulas sempurna di bibir Jongin.

" Kau memang mencintainya, Baek…" gumamnya kemudian mengalihkan pandangan untuk menatap papan tulis yang terdapat beberapa kalimat-kalimat tak jelas—menurutnya.

" Ya! Kim Jongin!"

Jongin mengalihkan pandangannya dari papan tulis ketika mendengar seseorang berteriak memanggil namanya. Menoleh ke arah kanan, indera penglihatannya disajikan dengan pemandangan seorang namja yang tak kalah tampan darinya tengah tersenyum padanya, dan ia tahu jika namja itu lah yang berteriak memanggilnya.

" Ada apa Seo In Guk-ssi?" tanyanya.

Namja tampan yang diketahui bernama Seo In Guk itu masih mengumbar senyumnya pada Jongin, mengabaikan tatapan aneh yang Jongin layangkan untuknya.

" Kyungsoo, bagaimana kabarnya sekarang? Apa kondisinya semakin membaik?" tanya Seo In Guk penasaran.

Jongin semakin mengentalkan tatapan anehnya untuk Seo In Guk ketika namja tampan yang memiliki mata sipit itu selalu bertanya mengenai kondisi kesehatan Kyungsoo.

" Kenapa kau selalu menanyakan hal itu setiap hari Seo In Guk-ssi?" tanya Jongin sinis.

Seo In Guk terdiam sejenak, sebelum ekspresi wajahnya berubah heran dengan sebelah alisnya yang terangkat naik.

" Memangnya kenapa jika aku selalu menanyakan keadaan Kyungsoo? Apa itu masalah untukmu?" tanya Seo In Guk tak kalah sinis.

Jongin pun terdiam, sebelum kekehan pelan terlontar dari bibirnya. Kedua matanya yang semula menatap aneh sosok yang sejak tadi mengajaknya berbicara, kini berganti dengan tatapan datar bersamaan dengan kekehan yang perlahan-lahan terhenti terlontar dari bibirnya.

" Tidak! Itu sama sekali bukan masalah untukku. Kau ingin melakukan apapun, itu hakmu!" jawabnya tak acuh seraya mengalihkan pandangannya untuk kembali menatap papan tulis yang masih terdapat kalimat-kalimat tak jelas.

" Benarkah?"

" Ya."

" Kau masih mencintai Baekhyun?" satu pertanyaan yang terlontar dengan lancar dari alat ucap milik Seo In Guk sukses membuat Jongin kembali menatapnya.

" Bukan urusanmu!" jawabnya ketus.

Seo In Guk refleks tertawa mendengar jawaban Jongin.

" Aku tahu itu bukan urusanku, tapi hal yang satu ini tentunya akan menjadi urusanmu Kim Jongin-ssi" ucap Seo In Guk.

Jongin tak menjawab apapun atas ucapan namja tampan yang ada di sebelahnya, namun tatapan menuntut yang ia layangkan untuk namja tampan itu seolah memberi perintah untuk namja tampan itu melanjutkan ucapannya.

Seo In Guk sedikit berdehem sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

" Berhenti menyakiti Kyungsoo, dan biarkan aku untuk membahagiakannya!" lanjutnya santai.

Seketika itu juga Jongin merasakan emosinya tersulut setelah mendengar kata-kata Seo In Guk. Ada rasa tak suka ketika sosok namja tampan yang sejak awal tak berteman baik dengannya itu mengatakan hal seperti itu padanya. Tanpa sadar, kedua tangannya terkepal kuat seiring dengan deru napasnya yang memberat.

" Apa maksudmu? Kau menyukai Kyungsoo heh?" tanyanya dengan nada yang terdengar menyeramkan.

" Menurutmu?" Seo In Guk balas bertanya. Kedua matanya melayangkan tatapan meremehkan untuk Jongin dengan bibirnya yang membentuk sebuah seringai.

Dan Jongin hampir saja melayangkan bogem mentahnya untuk Seo In Guk ketika satu suara lain yang terdengar sukses menghentikan gerakannya.

" Jongin, tadi pagi ada seseorang yang mencarimu."

Jongin dan Seo In Guk refleks menoleh ke arah sumber suara dan menemukan sosok yeoja yang berdiri tak jauh dari mereka tengah menatap mereka dengan tatapan polosnya.

" Siapa?" tanya Jongin heran dengan kerutan samar di keningnya.

Yeoja itu menggelengkan kepalanya pelan seraya menjawab pertanyaan Jongin.

" Aku tidak mengenalnya. Dia hanya berpesan jika pulang sekolah nanti dia akan menemuimu lagi di sini, untuk itu dia memintamu untuk menunggunya sampai dia datang," jawab yeoja itu.

Kerutan samar di kening Jongin kini terlihat jelas setelah namja tampan itu mendengar jawaban yang terlontar dari bibir yeoja itu. Otaknya tengah berpikir, mencoba menerka-nerka siapa sosok yang mencarinya tadi pagi.

" Bisa kau katakan padaku seperti apa ciri-ciri orang yang mencariku?"

" Hmm… Dia manis dan juga cantik."

.

.

Ryeoby Rin

.

.

.

.

Tak memedulikan orang-orang yang berada di sekitarnya, Jongin terus saja melangkahkan kedua kakinya di koridor rumah sakit dengan tergesa-gesa. Bibirnya tak henti melontarkan umpatan-umpatan kasar untuk sosok yang tak diketahui identitasnya. Namja tampan itu benar-benar kesal karena sosok yang tak diketahui identitasnya itu sudah membuang waktunya sebanyak limabelas menit.

Jongin tidak sejahat itu sampai melupakan pesan yang disampaikan oleh yeoja yang merupakan teman sekelasnya tadi pagi. Selain mencoba menghargai sosok yang tengah mencarinya, ia juga memang penasaran akan sosok tersebut. Namun nyatanya, hingga limabelas menit terlewati, sosok yang tak diketahui identitasnya itu tak kunjung menampakkan dirinya di depan kelas membuat dirinya kesal setengah mati.

Sebenarnya tidak masalah jika ia harus menunggu lebih lama lagi demi bertemu dengan sosok itu, karena mungkin saja ada hal penting yang ingin sosok itu sampaikan padanya. Namun satu hal yang seolah sudah menjadi sebuah kebiasaan untuknya selama satu bulan terakhir ini membuatnya tak suka karena harus membuang-buang waktunya dengan hal yang tak jelas.

Menghela napas lega, Jongin tersenyum senang saat dirinya sudah berada tepat di depan pintu kamar rawat Kyungsoo. Tanpa mengucapkan apapun, namja tampan itu lantas meraih knop pintu kemudian memutarnya, membuat pintu yang awalnya tertutup rapat kini terbuka sedikit, memberi akses untuknya agar bisa masuk ke dalam kamar rawat itu. Dan indera penglihatannya langsung disajikan pemandangan yang sedikit membuatnya bingung.

" Ehem!" Jongin berdehem cukup keras, membuat Kyungsoo yang tengah menatap ke luar jendela mengalihkan pandangannya untuk menatapnya.

" Jongin?" panggil Kyungsoo pelan.

Jongin mengangguk seraya melangkah mendekati kasur rawat Kyungsoo.

" Ada apa Kyung? Kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" tanyanya saat sudah berada di dekat Kyungsoo. Keningnya membuat sebuah kerutan, membuktikan jika ia masih bingung.

Kyungsoo tak membuka suaranya untuk menjawab pertanyaan Jongin. Namun namja manis itu menggelengkan kepalanya sebagai respon untuk pertanyaan Jongin.

Meskipun masih diliputi dengan kebingungan, Jongin lebih memilih untuk tak bertanya lebih lanjut hal apa yang sudah membuat Kyungsoo seperti itu. Ia tak ingin membuat mood Kyungsoo semakin memburuk jika ia terus-menerus bertanya demi menuntaskan rasa penasarannya.

Setelahnya keheningan menyambut keadaan sekitar Jongin dan Kyungsoo. Hanya bunyi detak jarum jam yang tergantung di dinding kamar rawat itu yang seolah menjadi satu-satunya suara yang terselip di antara keheningan yang terjadi.

Tak ingin berlama-lama terlarut dalam diam, Jongin lantas kembali membuka suaranya. Melontarkan pertanyaan yang setiap harinya ia ajukan untuk sosok namja manis yang ada di depannya.

" Bagaimana keadaanmu hari ini Kyung? Apa semakin membaik? Kakimu? Apa masih sering sakit?" tanyanya bertubi-tubi.

Kyungsoo menatap Jongin, memerhatikan wajah tampan Jongin dengan kedua mata bulatnya. Senyum manis langsung terulas di belahan heart shaped lips miliknya ketika Jongin selalu bertanya tentang keadaannya. Dan hatinya kian menghangat seiring dengan Jongin yang tak pernah berhenti memberikan perhatian lebih untuknya.

Walaupun sampai saat ini masih ada satu hal yang mengganjal di hatinya, setidaknya sekarang ia dapat merasakan sisi lembut seorang Kim Jongin—satu hal yang memang ia idam-idamkan sejak dulu, sejak ia mencintai namja tampan dengan bakat menari itu.

" Aku sudah sehat Jongin," jawab Kyungsoo singkat seraya tersenyum manis.

Senyuman manis yang terulas di bibir Kyungsoo kini merambat pada bibir Jongin. Namja tampan dengan warna kulitnya yang tak putih itu dengan cepat menarik kedua sudut bibirnya berlawanan, mengulas satu senyuman yang terlihat tampan—untuk Kyungsoo—ketika namja manis yang sudah dirawat selama dua bulan di rumah sakit itu selalu menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang positif. Tidak lupa, senyuman yang dilukiskan untuknya pun selalu mampu membuat jantungnya berdegup kencang.

" Aku senang mendengarnya Kyung…" ucap Jongin membuat Kyungsoo menganggukkan kepalanya pelan masih dengan senyum manis di bibirnya.

" Aku jauh lebih senang karena akhirnya aku sembuh Jongin, padahal awalnya aku pesimis dapat melawan penyakit ini…"

Ucapan Kyungsoo yang seperti itu membuat Jongin terdiam menatapnya dengan bibir yang tak lagi mengulas senyum. Pikirannya tiba-tiba melayang, mengingat berbagai macam kejadian menyakitkan yang ia saksikan secara langsung. Dan hal itu telak menimbulkan kembali rasa nyeri di hati yang beberapa waktu lalu sempat ia rasakan.

Airmata itu…

Tangisan itu…

Teriakan histeris itu…

Rintihan pilu itu...

Semuanya benar-benar menyakitkan.

" Jongin."

Suara Kyungsoo yang memanggil namanya sukses menyadarkan Jongin dari lamunannya. Namja tampan itu dengan cepat kembali memokuskan pandangannya untuk menatap lekat-lekat wajah Kyungsoo.

" Ya Kyung?" sahutnya.

" Kau melamun?" tanya Kyungsoo.

Jongin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan dibalas dengan anggukan singkat kepala Kyungsoo.

" Apa kau sudah mencoba untuk berjalan lagi Kyung?"

Kyungsoo mengangguk.

" Sudah. Di hari senin dan kamis suster yang merawatku akan membantuku untuk berjalan seperti semula lagi Jongin."

" Bagaimana hasilnya?"

" Aku bersyukur, aku sudah dapat berjalan sendiri tanpa harus sang suster yang memegang kedua tanganku. Meskipun masih terasa sakit, tapi aku dapat menahan rasa sakitnya agar aku bisa berjalan normal lagi."

Jongin tersenyum penuh haru setelah mendengar jawaban Kyungsoo.

" Kau hebat Kyung. Mau mencoba bersamaku?"

Kyungsoo membuat kerutan samar di keningnya saat mendengar kata-kata yang terucap dari bibir Jongin. Makna kata "mau mencoba bersamaku" terdengar begitu ambigu untuknya.

" Apa?" tanyanya tak mengerti.

" Belajar berjalan lagi," jawab Jongin lembut.

Tanpa menunggu waktu lama, Kyungsoo dengan cepat menyingkap selimut rumah sakit yang tengah digunakannya. Kedua kakinya lantas bergerak turun untuk berpijak pada lantai kamar rawatnya yang dingin bersamaan dengan senyumnya yang selalu terkembang jika ia berhasil memijakkan kedua kakinya di lantai dengan sempurna.

Berniat untuk mengambil langkah pertama, Kyungsoo dibuat terkejut ketika tiba-tiba saja kedua tangannya digenggam erat oleh Jongin. Hal itu sontak membuat degup jantungnya berkerja lebih cepat dari biasanya.

" Jongin?"

" Aku akan menuntunmu berjalan Kyung," ucap Jongin seraya mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Kyungsoo.

" Tapi aku sudah bisa berjalan sendiri Jongin. Kau hanya perlu memantauku." ucap Kyungsoo mencoba menolak.

" Ayo langkahkan kakimu Kyung!" ucap Jongin lagi mengabaikan protes yang Kyungsoo layangkan untuknya.

Melihat itu, Kyungsoo hanya mampu menggembungkan kedua pipinya dengan bibir yang mengerucut lucu. Kedua kakinya tak kunjung melangkah dari tempatnya berpijak saat ini saat Jongin masih saja menggenggam kedua tangannya. Bukannya ia tak suka Jongin menggenggam erat kedua tangannya, hanya saja ia ingin menunjukkan kepada namja tampan itu jika ia benar-benar sudah bisa berjalan lagi.

" Ayo Kyung, langkahkan kakimu!" Jongin kembali berucap setelah beberapa menit Kyungsoo hanya terdiam di tempatnya. Ia tahu jika Kyungsoo tengah kesal padanya saat ini, hanya saja kesempatan untuk memegang kedua tangan Kyungsoo membuat ia mengabaikan tatapan protes yang saat ini dilayangkan namja manis itu untuknya.

Meski terpaksa, Kyungsoo tetap melangkahkan kedua kakinya perlahan-lahan setelah kembali mendengar perintah Jongin. Langkah kakinya yang memang belum normal itu membuat Jongin menuntunnya begitu hati-hati. Namja tampan itu tak ingin sosok yang ada di depannya itu kembali merasakan sakit jika ia berbuat ceroboh.

" Sekarang lepaskan tanganku Jongin! Aku ingin menunjukkan padamu kalau aku sudah bisa berjalan sendiri…" pinta Kyungsoo membuat Jongin menatapnya sangsi.

" Percayalah Jongin, aku akan baik-baik saja…" ucapnya lagi saat Jongin tak kunjung melepaskan genggaman pada kedua tangannya.

Hening.

Jongin belum menanggapi ucapan Kyungsoo. Namja tampan itu masih menatap sangsi namja manis di depannya dengan genggaman pada kedua tangan Kyungsoo yang semakin mengerat.

" Aku akan baik-baik saja Jongin, sungguh!"

Dan Jongin hanya dapat menghela napas berat seraya melepaskan genggaman kedua tangannya pada kedua tangan Kyungsoo dengan tak rela.

" Aku akan berdiri beberapa meter darimu dan ingat, kau harus hati-hati Kyung!" nasihat Jongin seraya melangkah mundur, membuat jarak beberapa meter dari namja manis yang ada di depannya.

Kyungsoo tersenyum senang saat Jongin mengabulkan permintaannya, terlebih lagi namja tampan itu kini sudah berada di jarak yang cukup jauh dengannya. Masih dengan senyum yang terkembang di bibirnya, ia lantas kembali melangkahkan kedua kakinya perlahan-lahan. Kedua tangannya yang bebas sedikit ia rentangkan guna menjaga keseimbangan tubuhnya.

" Lihat Jongin! Aku sudah mampu berjalan sendiri, iya kan? Kau lihat kan?" Kyungsoo berseru senang di antara kegiatannya itu. Kedua mata bulatnya menatap penuh binar sosok namja tampan yang berdiri beberapa meter darinya. Sementara sosok namja tampan yang tengah ditatapnya hanya dapat melukiskan satu senyum tulus bersamaan dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

" K—kau hebat Kyung, kau benar-benar hebat…" ucap Jongin pelan. Suaranya terdengar serak karena menahan sesak yang tiba-tiba saja menyerang dadanya.

Bukan. Sesak itu hadir bukan karena rasa nyeri di hatinya, melainkan rasa bahagia yang dirasanya begitu membuncah membuat ia tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan kebahagiaan itu.

Akhirnya…

Ya. Akhirnya sosok namja manis yang selalu ceria dan menebar senyum kepada semua orang setiap harinya itu akan kembali lagi.

Selama beberapa menit senyum tulus dan raut bahagia masih terlukis dengan jelas di wajah tampan Jongin, namun tak lama kemudian senyum itu hilang bersamaan dengan ekspresi wajahnya yang melukiskan sebuah keterkejutan.

" Akhh—"

" KYUNGSOO!"

Grep

Tak sampai sepuluh detik tubuh mungil Kyungsoo yang hampir saja jatuh tersungkur di atas lantai kini sudah berada di dalam dekapan Jongin. Namja tampan itu dapat merasakan debaran jantung Kyungsoo yang begitu kencang serta guncangan kecil yang terjadi pada kedua bahu sempitnya.

" K—kyung, kau baik-baik saja?" tanyanya begitu khawatir.

Tak ada jawaban apapun yang terlontar dari bibir Kyungsoo. Namja manis itu hanya terdiam di dalam dekapan Jongin masih dengan kedua bahunya yang berguncang, namun kali ini isakan kecil mulai terdengar dari bibirnya membuat namja tampan yang tengah memeluknya semakin melukiskan raut kekhawatiran di wajahnya.

" Hiks…"

Dan namja tampan itu semakin mengeratkan pelukannya saat isakan Kyungsoo terdengar semakin jelas di indera pendengarannya. Isakan itu kembali mengingatkannya pada saat-saat Kyungsoo menangis dengan begitu memilukan.

" Sudah, tak usah dipaksakan Kyung. Kondisi tubuhmu memang benar-benar belum stabil. Maaf sudah membuatmu sakit lagi, aku tak bermaksud seperti itu Kyung. Maafkan aku. Sekarang, kau harus istirahat ya?"

Kyungsoo hanya menganggukkan kepalanya pelan sebagai respon atas ucapan Jongin. Bibirnya tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun saat rasa sakit di kakinya kembali kambuh.

.

.

.

Setelah beberapa menit terlewati, Jongin melepaskan pelukannya pada tubuh mungil Kyungsoo saat isakan tak lagi terdengar dari bibir namja manis itu. Kedua tangannya yang semula berada di masing-masing bahu sempit Kyungsoo kini beralih tempat menuju pipi berisi milik Kyungsoo.

" Maaf Kyung, maafkan aku…" lirihnya seraya menghapus jejak-jejak airmata yang berada di kedua pipi Kyungsoo.

" T—tidak apa-apa Jongin, aku baik-baik saja…" ucap Kyungsoo dengan suaranya yang parau.

Tak ingin membuat kaki Kyungsoo semakin sakit karena berdiri terlalu lama, Jongin berniat untuk menggendong Kyungsoo menuju kasur rawatnya. Namun hal itu harus terinterupsi saat indera pendengarannya mendengar bunyi pintu yang ditutup dengan kencang. Menoleh ke arah pintu, indera penglihatannya menangkap sosok namja dengan tinggi tubuhnya yang berlebihan tengah menatap tajam padanya.

" YA! KIM JONGIN! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?" sosok itu berteriak kalap saat melihat keadaan namja manis yang ada di depan Jongin. Terlebih lagi ketika indera penglihatannya melihat kondisi mata bulat namja manis itu, membuat napasnya kian memburu karena emosi yang menyelimuti dirinya.

Jongin menatap sesaat namja tampan yang baru saja berteriak kalap padanya sebelum menggendong Kyungsoo menuju kasur rawatnya.

" Maafkan aku…" hanya kata itu yang terlontar dari bibir Jongin saat ia sudah sampai di kasur rawat Kyungsoo dan membaringkan namja manis itu.

Namja tampan yang memiliki nama kelahiran Park Chanyeol itu mengepalkan kedua tangannya masih dengan kedua matanya yang menatap tajam pada Jongin.

" Aku sudah berbaik hati membiarkanmu untuk mendekati Kyungsoo, tapi kenapa kau malah menyakitinya lagi hah?" desisnya tajam.

" Maafkan aku. Ini memang salahku." ucap Jongin penuh sesal.

" Ya semua memang salahmu Kim Jongin! Kyungsoo selalu tersakiti itu semua karena ulahmu!"

Jongin menundukkan kepalanya seraya memejamkan kedua matanya setelah mendengar ucapan Chanyeol. Namja tampan itu berusaha kuat menahan rasa nyeri yang kembali menyerang hatinya ketika ingatan-ingatan tentang sikapnya pada Kyungsoo dulu kembali muncul di dalam benaknya.

" Sudahlah Chanyeol, jangan berlebihan seperti itu. Ak—"

" Apanya yang berlebihan Kyung? Matamu sembab dan ada jejak airmata di pipimu. Apa kau mau mengatakan jika kau baik-baik saja? Kau mau mengatakan jika Jongin tak menyakitimu lagi, begitu?" Chanyeol memotong ucapan Kyungsoo dengan sinis.

Kyungsoo menggelengkan kepalanya pelan seraya menatap penuh permohonan pada sosok sahabatnya itu.

" Yeollie…" rengeknya.

Chanyeol mengabaikan rengekan Kyungsoo kemudian kembali menatap Jongin dengan tajam.

" Kau—"

" Annyeong…"

Satu suara yang berasal dari arah pintu membuat tiga sosok namja dengan nama yang berbeda itu menolehkan kepalanya. Kerutan samar seketika terlihat di kening ketiga namja itu saat indera penglihatan mereka melihat sosok yang mereka kenal tengah berdiri di depan pintu dengan senyum terulas di bibirnya.

" Seo In Guk," panggil mereka bersamaan.

Sosok yang ternyata bernama Seo In Guk itu membungkukkan tubuhnya sedikit sebelum kembali menyapa tiga namja yang ada di dalam kamar rawat itu.

" Annyeong yeorobun…" sapanya lagi masih dengan senyum di bibirnya.

Jika Chanyeol dan Kyungsoo membalas sapaan Seo In Guk dengan mengucapkan salam dan sedikit membungkukkan tubuhnya, hal itu justru tak dilakukan oleh Jongin. Namja tampan itu kini tengah menatap penuh selidik pada sosok Seo In Guk saat melihat namja tampan itu tengah menatap Kyungsoo dengan tatapan yang sulit diartikan.

Berniat membuka suara untuk menanyakan satu hal pada Seo In Guk, kedua bola mata Jongin dibuat membulat ketika satu suara lain terdengar dari arah pintu bersamaan dengan munculnya satu sosok lain yang berdiri tepat di belakang Seo In Guk.

" A—annyeonghaseyo…"

Suara yang terdengar lembut itu kembali membuat Chanyeol dan Kyungsoo menolehkan kepalanya untuk menatap sosok lain yang datang ke kamar rawat itu. Jika Chanyeol menatap bingung pada sosok yang baru saja datang, hal itu justru tak berlaku untuk Kyungsoo.

Ekspresi yang terlukis di wajah Jongin kini terlukis pula di wajah manis Kyungsoo. Namja mungil dengan bibir berbentuk hati itu juga membulatkan kedua matanya yang sudah bulat, ia tak bisa menahan keterkejutannya saat melihat siapa yang datang.

Sosok itu…

.

.

.

To Be Continued…

.

.

.

Hai semuanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ^^

Akhirnya aku datang lagi/fuhh/

Kali inih aku bawa chap 11 untuk ff inih. Seperti biasa, semoga suka dan gak mengecewakan yah :*;)

Sama seperti sebelumnya, aku minta maaf banget sama kalian. Maaf, maaf, maaf dan maaf banget karena aku udah nelantarin ff inih. Hampir dua bulan lagi kan aku baru lanjutin ff inih? Gak aku kasih tau lagi alasannya karena pasti kalian juga udah tau ato bahkan bosan mendengar alasanku. Tapi memang begituh lah kenyataannya, jadi kumohon maafkan aku yah/mukamelas/

Ahh yah ada yang mao aku sampaikan nih ke kalian. Ginih, silakan tulis kekesalan kalian terhadapku di dalam review. Pokoqnya semua keluh kesah ato apapun yang kalian rasakan terhadap ceritaku ato kekesalan kalian terhadapku sebagai orang yang membuat cerita inih. Tapi aku mohon dengan sangat, jangan tulis di review seperti inih "gue pikir lu udah mati thor". Jujur, aku sempat down saat baca salah satu review yg isinya seperti itu. Aku gak sakit hati jika ada yang bilang ceritaku jelek, hancur, abal-abal dan keburukan lainnya yg ada pada ceritaku karena aku sendiri gak pernah mengakui kalo ceritaku ituh bagus. Aku bahkan sangat sadar dengan cerita yang aku buat, masih jauh dari kata bagus tapi setidaknya aku berusaha membuat tulisan sebaik mungkin.

Jika memang tak suka terhadapku, tolong tunjukkan diri kalian, jgn sembunyi di balik penname yang gak jelas. Maaf kalo inih kasar, tapi aku gak suka hal seperti ituh. Lebih baik jujur di depanku daripada di belakangku. Dan lagi, Alhamdulillah aku belum mati koq, aku masih sehat-sehat ajah:) Yah pokoqnya aku minta kalian tulis ajah yang ada di hati kalian, okeh?/senyum/

Dan sekali lagi maafkan atas keterlambatan update ff inih dan terimakasih banyak sudah menunggu kelanjutan ff inih/bow/

.

.

.

Big Thanks To:

Kartikadyo96 ll dhyamanta ll ayusafitri35 ll meCa ll KyungiNoru ll lailatul. magfiroh. 16 ll DahsyatNyaff ll DokimsoRoroNgin ll eunhaezha ll Maple fujoshi2309 ll Kyungra26 ll kyle ll dokydo91 ll dyofanz ll kyungie ll TKsit ll Sognatorel ll KaiSa ll flowerdyo ll Kim Leera ll atinaa. kaisoo ll Kaisooship ll 7D ll dhyamanta1214 ll dyopororoo ll Cactus93 ll Desta Soo ll nayah ll doaddict ll meliarisky7 ll Maurine Lau ll EarthDo ll arvita. kim ll Pcy ll 1004baekie ll ryanryu ll wanny ll BabyWolf Jonginnie'Kim ll sfsclouds ll minha ll cho suuya ll Guest ll Kaisoo addicted ll exindira ll Insooie baby ll Huang Zi Lien ll kyungsow ll lee. taisoo ll BibiGembalaSapi ll BangMinKi ll hea ll FitraBela ll Re-Panda68 ll hoshina. imeta ll dekaeskajei ll sarah ll IGGY DAN ARIANA ll rararabiultsyani ll digo sisi ll ViraaHee ll Lady SooJong ll kaisooshipper ll lolamoet ll ang always ll Love virus ll sarnikelodeon ll kepoloe ll ayp ll minjaeboo ll IT'S ME ll Taman Coklat ll KaiRin02 ll dobi. dobi369 ll jung. hajaejewels ll Fadilah Annisa ll mocca ll rossadilla17 ll Mami Fate Kamikaze ll septyani. padolo ll SFA30 ll irfa exo-L ll daisywither

.

.

.

Terimakasih udah baca dan review ff inih :* semua yang kalian tulis di kotak review buatku senang dan semangat /peluksatu-satu/. KALIAN PENYEMANGATKU!

Maaf jika ada salah penulisan nama atopun ada yang terlewatkan/bow/

.

.

.

Terakhir…

Yang berkenan dan ikhlas…

Bisa memberikan reviewnya untukku?

Kritik dan saran diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka;)

.

.

.

.

.

Terimakasiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih ^^