Sekembalinya U-know dari hiatus, Jaejoong kembali menampakan keceriaannya. Ia kembali menjadi Jaejoong yang centil dan tak tahu malu. Dan ya... saat ini mereka sedang mengobrol lewat direct message.
'Boo... aku penasaran.'
'Waeyo Yunnie?'
'Kenapa kau selalu menolak jika kuajak bertukar SNS atau bertemu langsung?'
'Ung... anu Yunnie...'
'Apa? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?'
'Tidak-tidak! Bukan begitu.'
'Lalu kenapa?'
'Aku takut kau tak menerimaku.'
'Ah... tenang boo. Aku berjanji akan menerimamu dalam keadaan apapun.'
'Yaksok?'
'Ne yaksokhae. Jadi bagaimana?'
'Bagaimana apanya?'
'Bagaimana jika kita bertemu hari minggu ini?'
'Ugh... apakah tidak terlalu cepat?'
'Tentu saja tidak. Aku tak sabar untuk melihatmu secara langsung.'
'Uh... baiklah. Hari minggu di Lotte World?'
'Aku tak sabar menantikan hari itu.'
.
.
.
Jaejoong mundar-mandir di depan kedua sahabat setianya. Sesekali ia menatap handphone dan mengetik sesuatu lalu kembali mundar-mandir.
Saat ini, minggu sore yang sangat damai, Junsu dan Heechul sengaja berkunjung ke rumah Jaejoong. Sedari tadi keduanya merebahkan diri di kasur empuk milik Jaejoong dengan posisi tengkurap dan menopang dagu dengan kedua tangannya.
"Ya! Joongie-ya. Kalau kau berniat mengacuhkan kami lebih baik kami pulang!" Protes Heechul.
Junsu mengangguk mengiyakan protesan Heechul
Jaejoong menatap keduanya dengan tatapan sengsara, "eottokhae?"
"Waeyo?" Tanya keduanya.
Jaejoong mendudukkan dirinya di karpet, berhadapan dengan kedua sahabatnya.
"U-know mengajakku bertemu."
"Yasudah temui saja hyong." Ucap Junsu polos.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya, "Aku takut ia akan membenciku setelah tau keadaan yang sebenarnya."
"Kalau begitu kenapa kau iyakan, bodoh?"
"Aku tak punya alasan lagi untuk menolaknya, Chullie hyong."
"Ya kalau begitu tak ada cara lain selain perkataan Junsu tadi, temui saja."
Junsu kembali menganggukan kepalanya.
"Tapi... tapi..."
"Tenang saja hyong. Kami akan selalu mendukungmu!" Junsu berkata dengan semangat sambil mengepalkan tangannya ke udara.
"Bukan itu Su-ie... bagaimana kalau ia benar-benar tak bisa menerima keadaanku."
"Kalau begitu putuskan saja Joongie sayang."
"Nah benar apa kata Heechul hyong. Lagi pula U-know U-know lain kan masih banyak di luar sana."
Jaejoong mempoutkan bibirnya, "Tapi hanya dia yang aku inginkan."
.
.
.
Jaejoong merutuki pergerakan waktu yang bergerak amat sangat cepat -menurutnya. Ia selalu saja berpikir bagaimana jika U-know tak menyukainya, bagaimana jika U-know membencinya setelah itu, bagaimana jika U-know meminta putus, dan masih banyak lagi kata bagaimana yang terngiang di otaknya.
Bukannya ia tak mau bertemu sang pangeran pujaan hatinya. Hanya saja ia belum siap. Ia belum siap menghadapi semua konsekuensi yang akan terjadi.
Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Tinggal tambahkan kuah dan bahan perasa lain juga kerupuk, pasti akan tambah lezat.
.
Di lain pihak, Yunho sangat-sangat menantikan hari minggu agar segera datang. Sesekali ia merutuki jam dan tanggal yang berjalan puluhan kali lebih lambat dari biasanya.
Ia tak sabar melihat wajah sang pujaan hati yang menurutnya pasti akan sangat cantik, mendengar suaranya, dan merasakan kulitnya yang sangat lembut. Apa-apa saja yang akan mereka lakukan nanti telah dipersiapkan matang-matang oleh Yunho dari jauh hari.
Bahkan pakaian yang akan ia kenakan hari minggu nanti telah ia persiapkan sehari setelah me reka setuju untuk bertemu. Biarlah ia berlebihan sedikit, tentu saja itu karena ia sangat amat menantikan pertemuannya dengan sang pujaan hati.
.
.
.
Waktu memang cepat sekali berlalu, hari ini adalah sabtu sore, dan itu artinya kurang dari 24 jam lagi mereka bertemu. Oh biar Jaejoong hitung, sekitar 17 jam 20 menit lagi sampai pertemuan perdana mereka. Dan Jaejoong benar-benar gugup saat ini, ia bahkan sampai menggigiti kukunya.
.
You got one new notification from twitter
UKNOWJUNG just now
HEROKIM boo... aku tak sabar menantikan pertemuan esok hari. Aku membayangkan kau akan tampak sangat cantik besok
.
"Oh... cantik?" Gumam Jaejoong.
Saatnya panik...
"MWOYA?! CANTIK?!"
Jaejoong berpikir, jika U-know menyebutnya cantik, berarti ia menganggap Jaejoong selama ini adalah yeoja? Berarti U-know straight?
Oh tuhan... terimakasih karena akhirnya otak Jaejoong berjalan cepat.
'Bagaimana ini bagaimana ini bagaimana ini' rutuknya dalam hati.
Jaejoong tiba-tiba menangkupkan tangannya dan menatap ke atas, "Tuhan... maafkan Joongie jika Joongie sering berbuat salah selama ini. Joongie juga meminta maaf jika Joongie selalu merepotkan kedua orangtua Joongie, Joongie mengaku salah karena selalu mengejek dua sahabat Joongie apalagi Su-ie si duckbutt." Curhatnya.
Sadarkah kau Kim Jaejoong yang menggemaskan? Kau mengakui kesalahanmu selalu mengejek sahabatmu tetapi di akhir doa kau malah mengejeknya.
"Jadi Joongie mohon, jangan beri Joongie cobaan yang sangat berat. Tolong buat Yunnie menerima kehadiran Joongie. Amin." Lanjutnya.
Setelah Jaejoong selesai dengan doanya, ia mengambil ponselnya dan masuk ke aplikasi line yang didalamnya terdapat chat grup khusus 3 Kim.
Jaejoong: 'CHULLIE HYONG SU-IE BANTU JOONGIE.'
Junsu: 'Waeyo hyong?'
Jaejoong: 'U-know mengira aku adalah seorang yeoja. Eottokhae?'
Heechul: 'MWOYA?!'
Jaejoong: 'Hyong eottokhe... tak mungkin kan aku tiba-tiba membatalkannya begitu saja.'
Junsu: 'Kalau begitu hyong menyamar saja jadi yeoja.'
Heechul: 'Tumben kau pintar Su-ie. Nah dia benar. Kau punya wajah cantik walau kau selalu menolak fakta itu.'
Jaejoong: 'Bolehkah seperti itu?'
Heechul: 'Tentu saja boleh! Itu hanyalah satu-satunya cara.'
Jaejoong: 'Tapi bagaimana... aku tak punya peralatan yeoja apapun.'
Heechul: 'Hal seperti itu serahkan saja padaku. Aku akan mendatangkan ibu peri untukmu.'
Junsu: 'Bisakah ibu peri itu memberikanku sebuah kaset game terbaru hyong?'
Heechul: 'Diamlah duckbutt!'
.
.
.
"SPADA JAEJOONGIE..." Heechul mengetuk-ngetuk pintu kamar Jaejoong dengan brutal.
Jaejoong yang merasa terganggu dengan tidur cantiknya keluar kamar dengan berantakan, walaupun tak ada yang bisa menyangkal, ia masih tetap mempesona.
"Waeyo hyong? Ini masih pagi. Untuk apa kalian disini?"
Ah... rupanya nyawa Jaejoong masih melayang-layang di langit sana.
"Hyong lupa? Sekarang kan kau ada kencan dengan U-know?"
"MWO?! AKU LUPA! EOTTOKHAE?" Jaejoong panik sampai hampir menangis.
Heechul menatap Jaejoong dengan pandangan datar. Lalu ia menyeret sang pelaku utama juga Junsu untuk mengikutinya masuk ke kamar Jaejoong, dibelakangnya terlihat seorang yeoja tengah mengintilinya.
Junsu mendudukkan Jaejoong juga Junsu di atas kasur, "Ini Jessica. Tetanggaku sejak kecil. Dialah ibu perimu Joongie."
Dan untuk beberapa jam kedepan, mari kita biarkan Jessica merubah princess kita.
.
.
.
"JINJJA KYEOPTA..." Junsu dan Heechul berteriak heboh.
Ah mari kita lihat. Kini Jaejoong benar benar berubah. Dia mengenakan wig dengan potongan curly warna coklat, dengan poni yang menutupi seluruh keningnya. Make up tipis membuat kesan alami pada wajah Jaejoong. Ia mengenakan dress lengan pendek selutut berwarna putih gading dengan aksen bunga-bunga ditepian dressnya. Jangan lupakan ganjalan di dadanya yang membuatnya terlihat seksi dan flat shoes senada dengan dressnya. Ah dia benar-benar cantik.
Jaejoong menatap cermin, "Ini benar-benar aku?"
.
.
.
Mereka janjian di depan Lotte World, Yunho mengatakan ia membawa setangkai bunga lily putih, dan Jaejoong pun telah mengatakan pada Yunho bahwa ia mengenakan dress putih gading.
Yunho melihatnya duluan, ia melihat Jaejoong yang membelakanginya.
"Boojae." Panggilnya.
Jaejoong berbalik. Dan waktu keduanya berhenti di saat itu.
.
.
.
.
TBC
.
Update cepat Yippie yay ahaha moodku sedang lumayan baik dan ide mengalir begitu saja
how? Seru tidak?
mereka sudah bertemu horray!
ahaha... gimana ini Jaejoongnya bohong
ah ya... chapter depan full Yunjae moment dating di Lotte World (sepertinya)
tolong review ya
