I Don't Know

.

.

.

Main Cast : Chanyeol, Baekhyun (GS)

Rate : T

Other Cast : Luhan (GS), Sehun and Other exo member

Genre : Romance, Hurt

It's Genderswitch

Don't Like, Don't Read

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Ruangan bernuansa putih tersebut tampak begitu sepi, maklum saja jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, jam besuk untuk pasien rumah sakit tersebut telah habis dan hanya tersisa perawat–perawat yang bertugas jaga malam ini. Baekhyun berjalan di lorong rumah sakit yang kini telah sepi. Malam ini ia sengaja meluangkan waktunya untuk menemani Sehun, adiknya. Beberapa hari yang lalu Sehun harus dilarikan ke rumah sakit karena tertembak saat bertugas, hingga membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit ini. Sehun dan Baekhyun bekerja di kepolisian di kota Seoul di divisi yang sama. Pekerjaan keduanya cukup beresiko sehingga hal seperti ini bisa kapan saja terjadi saat mereka bertugas.

Dengan perlahan Baekhyun membuka pintu ruangan Sehun. Tampak seorang pemuda yang kini terbaring lemah tampak sedang tertidur. Sehun mendapatkan luka tembak di bawah dadanya. Beruntung peluru tersebut tidak mengenai organ vital, sehingga ia tidak mengalami luka serius. Walaupun begitu ia tetap harus menerima perawatan intensif agar lukanya cepat sembuh. Baekhyun mengambil posisi duduk di samping ranjang Sehun, mengelus surai adiknya dengan lembut. Ia sangat menyayangi Sehun. Baru hari ini Baekhyun bisa menjenguk Sehun setelah menyelesaikan semua pekerjaan di kantor. Sebenarnya sejak kemarin Baekhyun ingin menjenguk adik semata wayangnya tersebut, tapi pekerjaan di kantor yang menumpuk dan tak bisa diajak kompromi membuatnya terpaksa mengurungkan niat untuk menjenguk adiknya kemarin.

"Noona" Sehun membuka matanya ketika ia merasa seseorang mengelus kepalanya. Ia berusaha untuk duduk ketika ternyata orang tersebut adalah Baekhyun.

"Jangan terlalu banyak bergerak, tidurlah." Baekhyun menahan Sehun yang mencoba untuk duduk. Tanpa membantah perkataan kakaknya barusan Sehun kembali membaringkan dirinya di tempat tidur.

"Maafkan aku yang baru bisa menjengukmu hari ini" ucap baekhyun penuh penyesalan

Sehun tersenyum lemah "Gwenchana, aku baik–baik saja noona. Jangan terlalu mengkhawatirkanku." Ia menggenggam tangan Baekhyun.

"Bagaimana bisa aku tak mengkhawatirkanmu? Kau adikku dan kau terluka. Aku tak bisa melihatmu terbaring lemah seperti ini. Ketua tim mu benar–benar payah, membiarkan salah satu anak buahnya terluka seperti ini."

Sehun kembali tersenyum, mendengar ocehan dan kekesalan kakaknya barusan "Noona nan gwenchana. Kau tak bisa menyalahkan Chanyeol hyung, dia ketua tim yang hebat. Ini bukan kesalahannya, ini karena aku saja yang kurang berhati–hati." Sehun mencoba menenangkan sang kakak yang tampak kesal.

Baekhyun mendengus sebal, bahkan disaat seperti ini pun adiknya masih sempat untuk membela ketua tim nya, sungguh tak bisa dipercaya.

"Jika dia ketua tim yang hebat dia tak akan lalai dan membiarkan anggota tim nya terluka. Kau tidurlah, kau harus banyak beristirahat agar cepat sembuh." Baekhyun membenarkan selimut Sehun hingga sebatas dada.

"Arraseo, aku tidur noona. Selamat malam."

"Jaljayo Sehun-ah" Baekhyun mematikan lampu kamar rawat Sehun dan menggantinya dengan lampu tidur. Malam ini ia harus merelakan badannya untuk tidur di sofa. Sehun sudah memaksa Baekhyun untuk tidur di ranjang bersamanya, walaupun sempit tapi setidaknya tidur di kasur lebih nyaman daripada di sofa. Namun Baekhyun dengan tegas menolaknya, jika sudah seperti itu Sehun hanya menuruti apa yang dikatakan kakaknya.

"Bagaimana bisa dia masih membela Park Chanyeol yang telah membiarkannya terluka?" gumam Baekhyun. Setelah Sehun tidur ia tak langsung memejamkan matanya, ia masih merasa kesal terhadap orang yang telah membuat adiknya terluka, Park Chanyeol.

Harus Baekhyun akui Park chanyeol merupakan anggota kepolisian yang hebat dan pintar. Beberapa kali Baekhyun bekerja sama dengannya dalam satu tim. Siapa yang tak kenal Park Chanyeol, anak seorang petinggi polisi dan bisa dikatakan dia anak emas di kepolisian kota Seoul. Chanyeol terkenal bukan karena sosok ayahnya yang merupakan seorang petinggi polisi tapi karena prestasinyalah yang membuatnya terkenal. Tampan, muda, berbakat dan cerdas itulah kata yang dapat mendefinisikan sosok Park Chanyeol. Bahkan karena kecerdikannya beberapa kali Chanyeol dipercaya untuk menangani kasus–kasus yang berbahaya dan rumit, dan tanpa diduga dia bisa menyelesaikannya. Benar–benar sulit di percaya bagi seorang polisi muda sepertinya. Tapi apapun itu, semua tak berlaku bagi Baekhyun, baginya Park Chanyeol tak lebih dari seseorang yang telah mencelakai adiknya. Walaupun Sehun mengatakan bahwa semua ini adalah kecerobohannya karena kurang berhati–hati dan mengatakan bahwa Chanyeol melindunginya, tapi tetap saja Baekhyun tetap pada pendiriannya bahwa Chanyeol adalah sosok yang tidak bertanggung jawab. Ia masih cukup kesal atas kejadian yang menimpa adiknya tersebut.

.

.

.

"Baekhyun–ah, kau baik–baik saja?" tanya Yoon Hee, teman satu divisi Baekhyun dengan Sehun "Ini minumlah." Yoon Hee memberikan secangkir kopi kepada Baekhyun.

"Terima Kasih." ucap Baekhyun menerima secangkir kopi dari temannya tersebut.

"Istirahatlah, Kau tampak lelah Baek. Jangan terlalu memaksakan dirimu."

Bukan tanpa sebab Yoon Hee menyuruh temannya tersebut untuk beristirahat, berkali–kali ia memergoki Baekhyun menguap dan juga lihatlah kantung matanya, ia yakin jika Baekhyun kurang tidur semalam.

Baekhyun menggeleng "Tidak, aku akan beristirahat jika laporan dan hasil investigasiku sudah selesai."

Yoon Hee hanya bisa menggeleng. Ia tidak terlalu suka jika harus berdebat dengan orang keras kepala seperti Baekhyun "Baiklah terserahmu saja, tapi setidaknya carilah udara segar agar kau tak terlalu lelah."

"Hmmm" gumam Baekhyun matanya tidak lepas dari layar komputer. Ia terlalu fokus mengerjakan laporan dan hasil invetigasinya.

"Baekhyun–shi kau dipanggil tuan Lee untuk keruangannya" ucap seorang pria, yang baekhyun ketahui bernama Jinyoung.

"Aku segera kesana" Baekhyun segera beranjak dari kursinya untuk menemui atasannya tersebut, meninggalkan aktivitasnya yang sedang mengerjakan laporan juga hasil investigasinya .

Tok…tok…tok…

Dengan pelan Baekhyun mengetuk pintu ruangan atasannya itu. Ia segera masuk ke ruangan tersebut setelah mendengar jawaban dari dalam.

"Oh Baekhyun–shi, kau sudah datang rupanya."

Baekhyun segera menghadap kepada atasannya tersebut. Ia cukup kaget karena di ruangan itu tidak hanya ada dirinya. Disana sudah berdiri, Jongin, Kris, Chanyeol, Luhan dan juga Zitao. Ia cukup kesal melihat ada wajah Chanyeol disana. Jika bukan di kantor dan sikap profesionalismenya mungkin sejak tadi Baekhyun sudah menghajar wajah Chanyeol habis-habisan hingga babak belur.

"Baiklah aku memanggil kalian karena aku ingin menugaskan kalian dalam satu tim untuk menangani kasus kali ini." terang Lee Dong hae, kepala kepolisian pusat kota Seoul, atasan Baekhyun.

"APA? " ucap Baekhyun dan Chanyeol berbarengan, membuat orang–orang yang ada di ruangan itu menatap keduanya secara bergantian.

"Ada apa? kau tak suka?" tanya atasannya ketika Baekhyun siap membuka suaranya untuk protes "Ini sudah menjadi ketentuan, kau tak bisa membantah dan menolaknya. Jangan libatkan urusan pribadi dengan pekerjaan Baekhyun–Shi, ini keputusan Inspektur Ahn. Jaga profesionalitasmu Baekhyun-shi " lanjutnya tanpa memperdulikan Baekhyun yang siap melontarkan protesnya, sedang Chanyeol hanya menatap atasannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kuharap kau bisa bekerja sama denganku." ucap Chanyeol "Benar–benar merepotkan" Chanyeol bergumam pelan yang sudah pasti tak dapat di dengar oleh Baekhyun. Mereka telah keluar dari ruangan tuan Lee, namun keduanya tidak langsung kembali ke tempatnya masing-masing. Mereka masih berdiri di depan ruangan tuan Lee dengan Baekhyun yang memandang Chanyeol dengan sengit

"Jika bukan karena pekerjaan, aku tak sudi untuk bekerjasama denganmu lagi." Ucap Baekhyun sengit.

"Memangnya aku mau? Cih…kau bahkan tak bisa melakukan apa–apa. Kau hanya bekerja dengan mulutmu bukan otakmu."

"Kau-" Baekhyun siap melayangkan pukulannya, namun dengan cepat ia menggantinya dengan menginjak kaki Chanyeol sekeras mungkin, hingga membuat namja itu kesakitan.

" YA! apa kau gila?" ucap Chanyeol pada Baekhyun yang berlalu begitu saja setelah menginjak kakinya.

.

.

.

Entah mimpi apa Chanyeol semalam, hingga hari ini dia bisa satu tim dengan Baekhyun. Dari dulu ia tidak terlalu menyukai gadis yang dianggapnya cerewet itu. Terlebih lagi tadi malam ia mendapat sms teror dari gadis itu yang mengatakan macam–macam hal padanya, hanya karena gara-gara adiknya yang terluka. Dan yang lebih parah adalah Baekhyun menimpakan bahwa semua itu kesalahan dirinya, menambah ketidaksukaannya terhadap gadis tersebut semakin bertambah. Walaupun Chanyeol berusaha untuk tidak menggubrisnya tapi tetap saja itu membuatnya tak nyaman dan kesal. Gadis itu benar–benar kekanakan, tidak profesional dan yang pasti akan merepotkan untuk menangani kasus kali ini, jika ia harus satu tim dengannya.

"Wae? Kenapa mukamu seperti itu?" Kyungsoo menghampiri Chanyeol dengan membawa dua botol soda yang kemudian salah satunya ia berikan kepada Chanyeol. Kyungsoo merupakan salah satu sahabat baik Chnayeol di kepolisian.

"Kau tahu Byun Baekhyun? "

"Baekhyunnie? Aku tahu, dia temanku. Dan aku mengenalnya cukup baik. Wae? mengapa kau bertanya tentang dia?"

"Dia gadis yang menyebalkan."

"Wae? dia gadis yang baik kau hanya belum mengenalnya." ujar kyungsoo, namun Chanyeol tak menanggapinya ia lebih memilih melanjutkan makannya dibandingkan harus membahas lebih lanjut tentang gadis yang bernama Baekhyun, membuat Kyungsoo semakin penasaran tentang apa yang terjadi diantara Baekhyun dan Chanyeol karena sahabatnya tersebut tak menjawab pertanyaannya.

Kyungsoo adalah sahabat wanita yang paling dekat dengan Chanyeol di kepolisian. Chanyeol akan bersikap lebih kekanak–kanakan jika di hadapan Kyungsoo. Bahkan hanya di depan Kyungsoo, Chanyeol akan menunjukan sifat aslinya yang tak diketahui banyak orang. Biarpun orang lain memandang Chanyeol sebagai sosok yang hebat, tapi baginya Chanyeol hanyalah seorang pria yang masih kekanak–kanakan. Kyungsoo selalu berada disisi Chanyeol jika sahabatnya itu membutuhkannya. Kyungsoo selalu berharap jika suatu saat Chanyeol akan menyadari perasaannya dan memandangnya bukan hanya sebagai sahabat tapi lebih dari sahabat.

.

.

.

To Be Continue

.

.

.