SenBasa School Live

Karena dorongan emosional dan panggilan alam *halah* saya kembali lagi untuk sedikit menghibur anda sekalian :v *dirajam*

Halo. Halo. Halo! Ada yang kangen saya? Ada? Ada? Nggak ada. Nggak papa.. *makan kursi*

Bagaimana chapter kemarin? Gaje? Garing? Atau bikin baper *elu aja kali*. Saya lagi minim asupan FF. Jadi mohon maaf kalau sedikit mengecewakan.

Pokoknya makasih banyak soal semua dukungan yang pernah ada. Saya nggak akan bisa begini tanpa kalian.

Rate : T

Warning! : abal-abal, alibaba, alibibi, gaje, sentil sana dan sini. Garing khas tempe busuk. Jangan dibaca saat anda sedang bersantap makan. Takutnya anda keselek sekalian.

RADA GARING KARENA TERFOKUS PADA TEMA DAN KONFLIK YANG ADA.

Disclaimer : I don't own SenBasa, dan ide-ide sebagian dari nyentil kemana-mana.

Silahkan menikmati cerita!


XXX


Chapter 25 : Chapter Kambek. Ngelanjutin Story. Less Humor.

"Eh bro."

"Apaan bro?"

"Mau ke sekolah sebelah gak? Katanya mereka ada pentas seni loh.." kata Keiji pada Masamune. Sementara yang ditanya masa bodoh. Menyelamatkan kepalanya dari lemparan kisruh Mitsunari yang minta jawaban soal kimia nomer 24.

"Entaran ah.. ini lagi ulangan Kimia... soal-soalnya ajib-ajib.. nanggung tinggal 3 nomer.." ucap pria itu sambil terfokus pada kertasnya. Dia benar-benar serius. Keiji memasang wajah pasrah. Masamune dengan Kimia bagaikan rujak dengan sambalado *eh salah* maksudnya bagaikan Bunda Rita tanpa perkedel tempe. Kalau tidak ditambah terasa kurang sedap di lidah *tsaaaah*.

Setelah memastikan guru gabon mereka –Hideyoshi- sudah berpindah alam ke tempat yang benar –baca : tidur-. Para murid mulai berani untuk bisik-bisik dan mencontek secara anarkis. Ada yang sekedar lempar kertas, ada juga yang jatuh-jatuhin penggaris untuk kode, bahkan yang menstrim adalah lemparan elpiji dari kelas sebelah –eh?-.

Dan Keiji dapet tempat duduk sebangku ama Masamune. Dokuganryuu pecinta kimia, pecinta bahasa inggris, pengoreksi tense, dan calon mahasiswa Universitas Oxvord Inggris –di inggris atau nggak sih?-. Sebenarnya si cowok playboy cap king kong itu nggak bodo-bodo amat soal kimia. Tapi pikirannya nggak bisa fokus.

Sekolah sebelah.

Mau ada pentas seni.

Ada tari.

Festival.

Bazaar makanan.

Dan lain-lain-nya dan lain-lainnya.

Sudah hakikat seorang Keiji Maeda untuk mendatangi festival dan event bahagia dan itu merupakan HAMD.

Hak Asasi Membebaskan Diri.

Dia pengen ketemu Katsuie Shibata yang diceritain si Masmun, dia pengen lihat Guru Tari Maria yang katanya sekseh menurut kesaksian Tsuruhime, dia pengen lihat Sakon Shima, anaknya Hideyoshi yang ternyata sekolah disana. Dan yang terpenting. DISANA ADA PACARNYA, SAIKA MAGOICHI.

Aaaaaaa~~~ Keiji ingin tenggelam, dalam lautan, luka dalam~~ *lebay*.

Oichi menebar hawa dingin, nyalain kemenyan, nyemprotin baygon, dan mengambil air mata putri duyung /hah?/. Tak lupa juga setelah semuanya siap. Sebuah foto di ambil dari dalam tas. Foto Nagamasa.

Meski yang bersangkutan belum berpulang ke rahmatullah. (Nagamasa bersin).

MENGENANG MANTAN DALAM FRIDAY13TH ITU LEBIH MENSTRIM BRO /author ngetiknya pas tanggal 13 Mei pada hari jumat. Waspadalah, waspadalah~~ *sawer paku*/

"Kok gue merinding ya?" tanya Kojuuro sambil memeluk tubuhnya.

Ritual di tengah ujian Kimia juga menstrim.


XXX


Yukimura cengo. Nagamasa cengo. Sasuke juga mengo. Mereka lihat segerumbulan orang masang spanduk di depan SMA sebelah. Motochika minum susu kotak, yep. Mereka memang lagi jam kosong setelah seluruh ujian akhir semester beres (sebenarnya kelasnya Masmun harusnya juga beres. Tapi karena ada kasus Oichi ngerusakin printer OSIS, jadinya mereka nggak bisa ikutan ujian sekelas sesuai jadwal sebagai pertanggung jawaban).

Dan tebak aja alasan Oichi buat ngerusak printer sekolahan.

"Hari ini sepi ya bro.."

"Iya bro."

"Itu spanduk apaan sih bro?"

Mereka melihat lembaran itu perlahan-lahan dibuka. Menampilkan foto seorang cowok berambut coklat anti menstrim dengan satu kaki menginjak kursi. Di atasnya terdapat judul. SANGKURIANG KESANDUNG PAMAN. PRODUKSI KELAS 2-B.

"Oh.. itu pentas seni.." kata Sasuke setelah menilai kondisi sekitar. Sekolah itu juga ramai kayak mau HUT 17 Agustusan.

"Pentas seni? Boleh kesana nggak? Aaaaaaa! Yuki mo liaat... T_T" mewek pria dengan nada ngeles. Kayak anak kecil. Sasuke mendengarnya, dia mulai bereaksi.

"Danna mau kesana?"

"Iya.. itu.. yang disana itu.. :/."

"Yuk.."

"Jangan gila broh.. ini masih jam pelajaran sekolah.. satpam masih keliling, gue aja kagak berani.." kata Motochika yang sudah berganti ke tango wafer. Nagamasa mengangguk-angguk.

"Nanti pulang sekolah aja."

"AAAAH! Tapi kan itu tayangnya 10 menit lagi. Pulang sekolah mah mana masih ada.. kan udah selesai!" kata Yukimura sambil nendang-nendang pagar dengan anarkis.

Sasuke nggak tahan, Nagamasa dan Motochika juga. Mereka coba nyari cara.

"Ke kantin yuk? Beli dango.."

"HUEEEEEEEEEEEEEEE!"

"AAAH! DANNA JANGAN NANGIS! NANTI PAK HIDEYOSHI BANGUN BISA DIKEMPLANG KITA SEMUA!"

"HUEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!"

EBUSET, MALAH TAMBAH PARAH -_-. Nagamasa napok jidat. Dan entah kenapa keteknya jadi kerasa gatel-gatel gimana gitu. Kayak ditetesin air mata putri duyung. "Kok gue jadi gaenak gini ya? Ada yang nyantet kali?"

Motochika langsung merelakan dangonya buat dimakan Yukimura. Tapi tangisannya kagak berhenti-berhenti.

"Bro, lo maunya apaan sih? Jangan kayak anak kecil ah. Kan nggak ada yang jadi ibu :/."

"Tuh ada Kasuga.."

"Kasuga hanya ibu dari anak-anaknya Kenshin-senpai.."

"Kasuga akan jadi ibu dari anak-anak gue... dan anak gue danna..." kata Sasuke dengan percaya diri. Dia mengelus kepala Yukimura yang nempel kayak anak kecil minta dikasih balon.

"EH SIANJIR! SEMBARANGAN LU NGOMONGIN GUE!" kata Kasuga dari dalam. Dia berjalan keluar.

"Apaan sih? Kan emang kayak gitu Kas.." ucap Motochika. Nggak ada ekspresi cheesy, artinya bajak laut itu ngomong kenyataan. Dan dia udah nyomotin rengginan.

Kasuga hanya mendengus, dia memalingkan muka. Yukimura jalan dari Sasuke. Sip, dia ngambek.

Dan Kasuga tahu.

"Yukimura.. lo kenapa?" tanya cewek itu. Dia masang wajah perhatian.

"Hiks.. mau nonton keluar tapi gak boleh..." kata Yukimura dengan wajah cirambay laksana Sungai Kapuas di pulau Kalimantan.

Kasuga ngehela nafas. Dia ngelus kepala Yuki, "Udah... jangan nangis. Aku traktir cappuchino cincau di kantin yuk? Ada rasa baru loh.."

"Hiks.." Yukimura ngangguk.

Dan mereka berlalu gitu aja. Dengan Nagamasa, Motochika, juga Sasuke yang cengo. Murid-murid lain yang lewat pun nggak ngeledekin 'cieee cieee' kayak cowok cewek kalo biasanya dekatan.

Malah Kasuga kayak kelihatan normal aja nyapa temen cewek lain sambil bawa Yukimura.

"Calon ibu idaman.." gumam Nagamasa. Sasuke hanya senyum pepsoden.

.

"Gue bilang juga apa kan?"

.


XXX


Kelas 3-1.

"GUE BAKALAN KANGEN LO SAYAAAANG!"

"AAAAAA! GUE JUGA SAYAAAAAAANGG!"

"KENSHIIIIIIIN! PELUK GUEEE!"

"AKU DATANG TOSHIIEEE!"

"AAAAAAAAAAAA! INUCHIYO-SAMA SELINGKUUUUHH! QAQ)"

"KAGAK ADA YANG MAU MELUK GUE?" tanya Mitsuhide sweatdrop saat lihat sekelas cirambayan mau perpisahan.

Yep, emang. Kakak kelas tertua kita ini, kelas legend ini. Yang seluruh anggotanya merupakan anggota OSIS. Yang menjerat Yukimura dan kawan-kawan dalam jebakan nggak jelas di onsen. Yang merupakan lembaga paling berkuasa melebihi OSIS. Telah melewati masa-masa UN dan ujian sekolah.

Mereka nggak akan bisa pake seragam lagi.

Mereka nggak akan dianggap sebagai murid lagi.

Mereka nggak akan bisa jadi anggota OSIS lagi.

Dan ini menyebabkan seorang waketos kelas 2 lantai sebelah dengan penutup mata di mata kiri stress nggak keruan karena posisi OSIS bakalan kosong banyak. Artinya mereka harus nyari banyak orang buat gantiin.

Salah kakak kelas mereka juga sih yang rakus.

Nobunaga ngambil mikrophon. Dia ngetes suara sebentar. Seketika semua orang hening, duduk di tempat masing-masing. Mantan ketua OSIS itu ambil suara. Dia cuap-cuap.

"Untuk teman-temanku semua. Kita telah mengalami masa-masa pahit manis bersama. Masa-masa nangis bersama, ketawa bersama, nongkrong bersama, nyabe bersama, naik odong-odong bersama, dan juga makan lontong kari bersama."

Sekelas hening. Nouhime sama Matsu sesegukan dalam diam.

"Gue berterimakasih pada kalian semua atas kenangan yang kita miliki. Kalian semua sahabat terbaik yang pernah ada. The best friend ever, yah meskipun rada aneh dikit –nggak dikit sih, tapi banyak. Semua malahan-. Kita semua nggak sekali dua kali dicemooh sama semua kelas. saat kelas 1 dan 2 bahkan kita terbelakang."

Kenshin dan Toshie nunduk. Mereka emang terlibat banyak kasus kenakalan dulu. Termasuk cara merintah Nobunaga yang diktator dan tidak berperi kesiswaan yang membuat ketua kelas mereka dihajar habis-habisan sama Hideyoshi. Diolesin balsem dibawah hidung, nggak cukup sampai disitu. Bahkan Nobunaga harus makan dua dus bakpao yang semuanya diselipin cabe rawit segepok.

Perih.

"Toshie, lu temen gue yang buat kita semua nyatu. Kenshin, kamu imam kita yang mengembalikan kita semua ke jalan yang benar –saat kebablasen-. Matsu, kamu ibu bagi kita dikala suka dan duka, selalu ngertiin kita apa adanya. Nouhime, darlingku. Sayangku. Kamu pacar terbaik yang pernah gue punya. Dan Mitsuhide... er... Lo orang yang bikin seluruh kelas takut sama kita.."

Mitsuhide cekikikan. Emang. Nggak ada yang NGGAK TAKUT sama Mitsuhide.

Kuntilanak sekolah.

Orochimaru silver.

Dokter kesehatan yang bawaannya sabit tujuh rupa.

Dan sebagainya-dan sebagainya.

Nggak usah disebutin semua karena emang nggak ada yang bener *dibacok*.

Nobunaga senyum.

"Nah, lo semua dengerkan? Kita ini kagak ada nyambung-nyambungnya. Gue ke timur, Toshie ke barat, Mitsuhide ke selatan, Kenshin ke utara. Nouhime ke atas, Matsu kebawah. Tapi kita saling melengkapi. Dan nggak ada yang lebih penting dari itu."

Lalu dia diem. Nggak tahu mau ngomong apalagi.

Suasana hening.

2 menit biar dramatis.

"Gue sayang lo semua. Jangan lupain kita pas masuk kuliah. Intinya, kita akan selalu bersama. Oke?"

Nobunaga senyum lagi.

Senyum yang tulus. Yang kagak ada kepalsuan di bawah kumisnya.

Dia turun dari mimbar. Diiringi tepuk tangan dan lambaian syahdu dari para pengikutnya. Sesampainya di tempat duduk, Nobunaga disambut ama pacarnya.

"Makasih sweetheart.." kata Nouhime. Dia ngebuang tisu, ngaca sebentar. Oke. Make-up nya luntur.

"Lu yang terbaik.."

"Argh, kenapa jadi melow gini sih? AYO BERPESTAAAAAAA!"

"YEEAAAAAAAAAAAHH!"

Dan mereka pun menginvasi kantin sekolah dengan membawa spanduk Barcelona.


XXX


Cewek itu ngeliatin kaca mobilnya yang dipenuhin air hujan. Well, sejak tadi pagi emang hujan lebat. Dan untung dirinya pake mobil.

Dia nginget list kegiatan yang akan memenuhi hari yang berhujan ini. Pertama, menuhin undangan author buat ngisi salah satu fic, kedua balik lagi ke casting fic on-going sebelah yang belum beres –dan kabarnya lagi shooting fic di fandom sebelah juga terhambat dan gajinya juga belum cair-. Ketiga, balik lagi ke jadwal semula. Mengerjakan seabrek tugas dan laporan bareng Hayama dan Mizuage.

Mobil itu Cuma two-sit. Ferrari Enzo warna putih yang hampir-hampir kagak kelihatan di lebatnya hujan. Cewek itu sendirian.

Dan sekarang dia laper.

"Oh iya, tadi Cuma makan pisang sama susu segelas."

Kepala pirang itu menghela nafas. Dirinya emang diwajibin diet setiap hari.

Fuyuki keinget sesuatu. Oh iya, kan habis ini harus jemput seseorang. Duh, lupa juga siapa orangnya. Apalagi dirinya kan dari fic sebelah. Mana tahu terdampar di dimensi mana, pulau apa, suasananya kayak apa, dan apakah Uttaran udah tamat. Dia ngambil ponselnya di saku. Dan kagak ada.

"Heh? Hape gue kemana!" gumamnya panik. Dia ngaduk lagi saku bajunya. Tetep gak ada hawa keberadaannya.

"EH SIANJIR! HAPE GUE DISANDRA LAGI AMA PAWANG ULAR EDAN. AAAAAA INI PASTI ULAH TAPASHAAAAAAA! T_T"

Gadis itu greget pengen gigit anjing di dashboard mobil. Oke, dirinya nggak mau ninggalin anak orang sendirian di tengah hujan.

Jadi apa yang harus dia lakuin?

Pertama, balik lagi ke rumahnya dan menyelamatkan ponselnya yang diculik?

Kedua, nyari seseorang yang harus dia jemput. Tanpa petunjuk, tanda pengenal, di tengah hujan dan identitas yang tidak diketahui?

Ketiga, minum segelas teh hangat dulu sambil ngelihatin hujan yang turun?

Kagak. Itu terlalu menstrim. Fuyuki gigit jok mobilnya. Dia stuck disini sekarang.

Eh, tunggu dulu.

Nanya ke Authornya langsung bisa kan?

Seingatnya Saki pasti ngider di sekitar sini. Artinya dia pasti ada disini.

Gadis itu langsung pegang mobil kemudi lagi. Lalu teringat sesuatu. Dirinya nggak tahu jalan, kampret.

Eh tunggu dulu!

Disana ada orang lagi lewat!

CKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!

"MAS! NANYA JALAN SEBENTAR BOLEH NGGAK!"

.

.

.

.

.

Jadi ceritanya, setelah menyelesaikan ulangan kimia itu dengan hati berbunga-bunga. Masamune berencana langsung pulang ke rumah berhubung sebentar lagi ada meeting. Karena rumahnya jalannya agak lain sama temen-temennya. Pria itu jalan sendirian dan terjebak dalam hujan. Di bawah sebuah wartel tua. Tanpa Kojuuro –karena cowok itu keseleo pas jalan di koridor sekolah dan terpaksa dibawa ke puskesmas terdekat-.

Asem.

Asem.

Mana laper lagi.

CKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!

BYUUUUURRRR!

Sebuah mobil sport putih yang lewat dengan kencang tiba-tiba ngerem mendadak yang mengakibatkan cipratan air muncrat ke wajah si Dokuganryuu. Masamune Cuma bisa tutup mata, sambil merasakan air itu nyembur ke arahnya laksana kena siraman air pas mecahin balon di HUT 17-an.

Seragamnya basah kuyup sama air.

Masamune diem.

Dan ngedumel nggak jelas berkali-kali.

Mentang-mentang punya mobil mahal sombong amat lu!-

Saat tahu ternyata kaca mobilnya diturunin. Pria itu udah siaga nyemburin badai lokal ke muka sopirnya.

Tapi dicegah.

"MAS!"

Wait...

Yang nyupir ternyata cewek. Masamune diam. Kicep seketika. Cewek itu keluar dari dalam mobil. Diantara deru hujan, dia bisa lihat jelas.

Rambutnya pirang panjang. Matanya biru es. –ecie- Bule banget.

Wajahnya juga pucet, dia ramping tinggi. Hampir setinggi ama dirinya.

"NANYA JALAN SEBENTAR BOLEH NGGAK!"

Dan dia cakep...

.

.

.

TO BE CONTINUE.


XXX


Author Note :

HOLAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH!

/SAWER PAKU/

/KETJUP BASAH/

/DIINJEK HIDEYOSHI/

/DIGILES HONDA/

ADA YANG KANGEN SAYA? ADA YANG KANGEN? YANG KANGEN MANA SUARAANYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!?

(Reader : Norak lu!)

Maaf ya saya lama banget kambeknya. Ini rada-rada kegencet antara ekskul dan masuk SMA. Aduh, rontok rambut saya -_-

Gimana chapter ini? seru gak? Maaf ya kalo garing. Saki aja udah bersyukur banget bisa apdet kayak gini.

Maaf kalau udah bikin kalian nunggu lama. Dan saat kambek gak bisa seperti yang diharapkan.

Pokoknya maaf banget.

Saya author gak tahu diri.

Yang gak pernah mikirin perasaan reader-nya.

Yang egois.

Yang jelek.

Yang garing.

Yang bikin kalian semua kerasa PHP.

Tapi Cuma ini yang bisa Saki berikan sama kalian –untuk saat ini-.

Saki sayang kalian.

Saki gak membalas review seperti dulu-dulu karena ini buat kalian semua.

Maaf banget. Sekali lagi maaf.

Love and hugs for everyone.

Salam kompor Gas.

Shakazaki-Rikou

See you next chapter!