.
Little Thing Called Love
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Story by : Kinky Rain
Pairing : Sasuke x Sakura
Warning : AU, maybe OOC, gak jelas, ntah cerita macam apa ini, ide pasaran, typo(s)
Rated : T
Don't Like Don't Read
.
.
.
Don't Touch My Chocolate!
.
Itachi mengerutkan keningnya ketika yang pertama kali dia lihat saat membuka kulkas adalah sekotak coklat yang dibungkus sedemikian manisnya. Dengan bungkus berwarna biru langit dan pita berwarna senada, jelas sekali kalau itu adalah coklat buatan tangan. Pertanyaannya adalah milik siapa coklat ini? Itachi meraih coklat itu dan mengamatinya.
"Okaa-san." Panggilnya pada ibunya yang tengah menyiapkan makan malam.
"Iya?"
"Ini coklat siapa?"
Sang ibu, Mikoto, menolehkan kepalanya. Sekilas menilik pada coklat yang diperlihatkan Itachi sebelum kembali pada pekerjaannya, "Oh. Itu punya Sasuke. kemarin Okaa-san melihatnya menaruhnya di sana." Jawab sang ibu tanpa menghentikan kegiatannya.
Jadi ini punya Sasuke. Tapi bagaimana bisa? Adiknya itu kan tidak suka makanan manis, terutama coklat.
"Sebaikanya jangan kau makan coklat itu Itachi." Ucapan ibunya mengalihkan Itachi dari lamunannya.
"Kenapa?"
"Apa kau tidak membaca memo yang tertempel di sana?" Itachi kembali mengalihkan perhatian pada coklat. Benar juga. Ada pesan 'jangan dimakan' di sana. Kenapa tadi dia tidak melihatnya?
"Kalau tidak boleh dimakan kenapa tidak dia sendiri saja yang makan?"
"Kau kan tahu dia tidak suka coklat."
"Lalu kenapa ditaruh di sini?"
"Mungkin itu pemberian Sakura-chan. Sudah, taruh lagi dan jangan kau apa-apakan coklatnya! Kau tahu bagaimana dia kalau sudah marah, kan."
Itachi mulai membongkar bungkusan coklat di tangannya, "Coklat itu dibuat untuk dimakan." Itachi mematahkan coklat itu menjadi dua dan menggigitnya.
"Wah, ini enak." Komentarnya sembari mengunyah. Mikoto hanya geleng-geleng kepala menyaksikannya.
"Pokoknya Kaa-san tidak mau tahu kalau Sasuke nanti marah." Kemudian dia pergi meninggalkan ruang makan dengan Itachi yang masih asik makan coklat.
Itachi hanya mengangkat bahu acuh. Memang apa yang akan dilakukan baka otouto-nya itu? Paling banter dia akan merengek kemudian ngambek selama seminggu padanya. Setelahnya dia akan melupakannya seperti tidak terjadi apa-apa.
.
.
.
.
.
Sasuke melemparkan tasnya di atas meja makan kemudian berjalan menuju lemari es untuk kemudian membukanya. Dia meraih botol air minum dan segera menenggak isinya. Sekilas dia melirik kotak coklat yang dia taruh tempo hari, dan onyx-nya seketika melebar. Dia menghentak botol minumnya di konter sebelah kulkas kemudian meraih coklat yang tinggal setengah.
"Okaa-san!" Teriaknya marah. Namun karena tidak mendapat jawaban dari sang ibu, dia segera keluar untuk mencarinya di halaman. Pada jam-jam ini ibunya biasanya sedang duduk-duduk sambil minum teh.
"Okaa-san!" Teriaknya sekali lagi.
"Iya. Kenapa teriak-teriak Sasuke?"
"Siapa yang memakan coklatku Kaa-san?"
Oh-oh. Mikoto mengerjap-kerjapkan matanya salah tingkah. Dia sungguh tak ingin ikut campur dalam hal ini.
"Wah, Kaa-san tidak tahu." Jawabnya gugup, dan detik itu juga Sasuke tahu siapa pelakunya.
"Oh, Kaa-san baru ingat kalau Kaa-san ada janji dengan tetangga sebelah." Kemudian dia pergi meninggalkan Sasuke yang tengah murka. Netra gelap Sasuke semakin menggelap karena marah.
"Kau dalam masalah besar Aniki." Desisnya penuh amarah.
.
.
.
Itachi mengobrak-abrik tumpukan CD-nya. Album FALILV favoritnya yang akan ia putar tidak ada. Semuanya. Dia ingat benar dia menaruhnya di sebelah tumpukan buku, tapi kenapa sekarang tidak ada. Itu adalah kumpulan album dari band favoritnya, jadi selalu dia istimewakan. Tidak mungkin dia lupa menaruhnya.
"Okaa-san." Panggilnya saat dia melihat ibunya yang tengah berjalan menuju kamar. Mikoto menoleh.
"Apa Kaa-san membereskan CD-CD-ku yang ada di lemari?"
"Tidak. Memangnya kenapa Itachi?"
"CD-ku tidak ada Kaa-san. Semuanya."
"Kaa-san tidak tahu," jawab Mikoto. "Tapi kalau tidak salah tadi Sasuke membawa banyak sekali CD ke halaman belakang."
"APA?"
Ups. Mikoto benar-benar tidak ingin ikut campur dalam hal ini. Itachi yang punya firasat buruk segera berlari ke halaman belakang, diikuti Mikoto di belakangnya. Dia khawatir akan pertumpahan darah yang mungkin terjadi antara kakak-beradik Uchiha itu.
"STOP SASUKE!" teriak Itachi saat dia melihat Sasuke yang tengah menyiramkan cairan bening pada tumpukan CD-CD miliknya. Bungsu Uchiha itu menoleh. Wajahnya yang masam semakin masam saat melihat kakaknya.
"Apa yang akan kau lakukan pada CD-CD-ku?" teriak Itachi panik.
"Memusnahkan mereka." Jawab Sasuke santai.
"Kenapa?"
"Karena kau memakan coklatku."
"Itu hanya coklat, Demi Tuhan. Kau akan membakar CD-ku hanya karena aku memakan coklatmu?" Itachi tidak habis pikir.
"'Hanya'? Kau bilang 'hanya'? itu adalah coklat pemberian Sakura, dan kau memakannya Aniki!" Sasuke balas berteriak.
"Bukankah itu gunanya coklat dibuat? Untuk dimakan."
"Tidak coklat dari Sakura."
"Kau benar-benar tidak masuk akal Sasuke."
Dan Sasuke yang sudah sangat murka langsung melemparkan korek api menyala pada tumpukan CD yang sudah ia siram bensin, dan terbakarlah CD-CD itu.
"Aakhh! Kau membakarnya Sasuke!" Itachi histeris, "Okaa-san, lihat perbuatan anak kesayanganmu itu. Dia membakar CD kesayanganku." Keluh Itachi pada Mikoto yang memandang frustasi pada kedua putranya.
"Sudahlah Itachi, kau kan bisa membelinya lagi." Apalagi yang bisa dikatakannya. Sasuke sudah terlanjur membakarnya.
"Itu semua adalah keluaran pertama Kaa-san, tidak akan sama jika aku membelinya lagi. Kau keterlaluan Sasuke." Itachi melotot pada Sasuke yang berdiri tanpa dosa.
"Siapa suruh kau memakan coklatku." Kilahnya.
"Kau..."
"Permisi. Saat aku datang, aku mendengar suara teriakan. Kupikir ada sesuatu, jadi aku kemari." Seorang gadis berambut merah muda berdiri di ambang pintu halaman belakang.
"Oh. Selamat datang Sakura-chan." Sapa Mikoto tersenyum ramah. Sasuke yang melihat sang kekasih segera menghampiri dan memeluknya. Sakura mengernyit bingung.
"Gomen." Gumam Sasuke di telinga Sakura.
"Ada apa, Sasuke-kun?" Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Sasuke meminta maaf?
"Aniki memakan coklat darimu." Jelas Sasuke.
"Hah?" Sakura semakin bingung. Sasuke melepas pelukannya dan cemberut, dan Sakura mengerti apa masalahnya.
"Tidak apa-apa Sasuke. Aku bisa membuatnya lagi jika kau mau. Itu bukan masalah." Sakura tersenyum menenangkan. Detik itu juga akpresi wajah Sasuke berubah. Wajah kesalnya hilang seketika.
"Kau benar." Utarnya. "Lagipula coklat dibuat untuk dimakan. Ayo. Kita ke kamarku saja."
"HEI! BAGAIMANA DENGAN CD-KU" Teriak Itachi.
"Kau kan bisa membelinya lagi Aniki. Lagipula itu 'hanya' CD." Sasuke menggandeng tangan Sakura dan membawanya pergi.
"'Hanya' kau bilang? Kau harus tanggung jawab Sasuke!" Amuk Itachi. Mikoto hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat adegan di depan matanya. Kedua putranya memang unik.
.
.
.
aku akan segera menamatkan fic ini seperti kata ku di chap lalu, tp aku msh bingung sm ending ny.
maaf molor ny lama bgt, aku kurang bisa membagi waktu antara kerja dan membuat fic, jd ny begini, harap maklum ya #bungkuk2
see you, I LOVE YOU FULL :D
RnR?
