A/N: yosh! bertemu lagi ama saya (Author yang tamfan ini) dalam Second Life Season 2 #yeeee...

Baiklah, saya mau membuat opening dari lagunya 'Yukari Tamura – Endless Story'. Dan Reff-nya nanti pakek yang terakhir, oke? Baiklah kita mulai...


#instrumen di mainkan
(background berwarna hitam, mata dari Issei, Vali, Sasuke, dan Naruto terbuka. Kemudian mereka berempat saling meyatukan kepalan tangan mereka.)

Dare mo shiru hito no inai
(terlihat setengah wajah Issei, dengan background yang berisi Ddraig, Tanin, dan kelompok Rias.)

Machi ni afureru kage no mokou ni, Anata ga iru
(image bergeser ke setengah wajah Naruto, dengan background Kurama, Licht, dan semua yang tinggal di apartement Naruto.)

Onaji bamen no Replay
(image kembali bergeser ke setengah wajah Vali, dengan background kelompoknya.)

Arifureta hibi o kaete shimau, Hohoemi no Mahou
(image bergeser ke setengah wajah Sasuke, dengan background kelompok Sona.)

Dou ni mo naranai no ni
(terlihat Michael dan semua kubu malaikat di belakangnya.)

Kinou ni mayou toki
(terlihat Azazel dan semua kubu Da-Tenshi di belakangnya.)

Anata no yasashisa wa
(terlihat empat Maou dan semua kubu iblis di belakangnya.)

Hikari... o kureru
(terlihat semua anggota Khaos Brigade *kecuali kelompok Vali*, dengan background Haku dengan mata yang berubah ungu.)

Itsumo itsumo anata no soba de
(image bergeser ke pertempuran kelompok Rias, kelompok Sona beserta kelompok Vali melawan semua anggota Khaos Brigade.)

Ai no tsuyoku dakishimetai yo
(image kembali bergeser ke pertempuran para pemimpin tiga fraksi melawan Sakura.)

Meguriai wa tatta hitotsu no
(image kembali bergeser ke arah Naruto, Sasuke, Vali, dan Issei yang sedang berlari bersama menuju Haku yang berdiri dengan kedua sayapnya.)

Owari no nai Story
(Haku pun ikut melesat, dan imagepun berhenti saat Naruto dan Haku sudah bersiap dengan pukulan mereka masing-masing. Layarpun menghitam.)

*TV INDO*
*
bukan TV Tokyo*


Second Life: The Way of Dragon

Disclaimer: Naruto & Highschool DxD is not Mine

Second Life is Mine

Kreator : Azriel Longinius

Pairing : Naruto x Akeno x Harem (Harem itu tetanggaku)?

Genre : Adventure, Action, Romance, Comedy (meskipun garing), Fantasy, dan sedikit Drama (mungkin).

Warning : OOC, OC, NEW DIMENSION, TYPO, SKS (sistem kebut sehari), Character NARUTO from Fanfic 'Son Of the Oracle'.

Summary : Terjerat oleh sebuah takdir yang sudah di tertulis sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Naruto harus merelakan semua perasaan dari masa lalunya demi menciptakan sebuah perdamaian di dunia barunya.

Azriel present...

.

"Yosh." = bicara biasa

'Yosh.' = pikiran/batin

"Yosh." = monster/bijuu

"Yosh." = Jutsu

[Yosh] = roh Sacred Gear

[Yosh] = suara Sacred Gear

.

Chapter 1: The Training part I

.

Mindscape

Terlihat Naruto sedang berdiri di depan dua makhluk yang berpuluh-puluh kali lipat dari lebih besar dari ukuran tubuhnya. Iris violetnya menatap penuh tanya ke arah dua makhluk di depannya, dan selama satu menit di hiraukan akhirnya alis Naruto bertautan karena rasa kesal.

"hey! Kurama, Licht, apa yang sebenarnya kalian inginkan? Jika tidak ada hal yang penting, kenapa sampai memintaku datang kemari? Aku masih sekolah, tahu?" sebelum Naruto masuk ke dalam bawah sadarnya, keadaan Naruto memang masih dalam jam sekolah. Tubuh pemuda Namikaze ini sedang terbaring lelap di atas bangkunya, menghiraukan guru yang sedang memanggilnya dengan suara buas bak hewan kelaparan.

"jika kau ingin tahu alasan kenapa kau di panggil ke sini, kau bisa menanyakannya pada kadal di sampingku ini Gaki!" Kurama menunjuk Licht dengan jempol kanannya.

TWICHT!

"siapa yang kau panggil 'kadal', kucing?" sahut Licht dengan urat-urat kekesalan yang muncul di wajahnya.

"siapa yang kau panggil 'kucing', hah?!"

Melihat pertengkaran yang mulai terjadi dari dua makhluk supranatural di depannya, pemuda bersurai pirang yang berada di depan dua makhluk itu hanya bisa memasang wajah datar tak berdosanya.

Merasa kalau keberadaannya hanya sudah tak lagi di butuhkan. Naruto, berbalik dan berjalan meninggalkan dua makhluk mistis dengan kekuatan luar biasa itu dengan wajah tak peduli.


Naruto membuka kedua matanya secara perlahan dan kemudian mengedip-ngedipkannya. Merasa masih terasa buram, dengan terpaksan pemuda bersurai pirang itu mengucek kedua matanya. Dengan wajah polos karena tertidur selama hampir 3 jam, Naruto mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan kelasnya.

Kosong.

Kelas tempatnya berada sudah kosong. Kemana semua orang? Pertanyaan itulah yang sekarang berada dalam pikiran Naruto. dengan mata sayu yang memang karena masih belum sepenuhnya sadar, Naruto mendongak untuk melihat sebuah jam dinding di atas papan tulis di kelasnya.

Pukul 03.12 p.m.

Iris violetnya masih setia mengerjap-ngerjap gambaran yang berada di depannya. Beberapa menit akhirnya berlalu, namun pemuda bersurai pirang itu masih tetap setia terpaku di tempatnya sambil memandangi jam dinding yang berada jauh di depannya. Di karenakan tidur selama mungkin hampir 3 jam, fungsi otak di kepala Naruto masih tetap tidak bekerja seperti biasanya.

Lima menit akhirnya berlalu, Naruto masih terpaku di tempat duduknya dengan wajah datar. Otak encer yang biasa di pakainya, kini seperti mengalami gejala disfungsi total. Dan ke menit yang ke enam, akhirnya gear-gear yang berada di otak Naruto mulai kembali berputar. Dan di detik berikutnya...

"APAA...?!" iris violet di mata Naruto membulat seketika, wajah tampannya kini terperangah karena tegang. "sial!, kenapa aku ketiduran sampai melibihi dosis?" tangan kanannya yang semula tak melakukan apa-apa, kini dia masukkan ke saku celana depan bagian kanan. Mengeluarkan sebuah HP, membuka kunci pad-nya, dan kemudian membaca sebuah pesan masuk dari bos Mai.

From: Mai-sama

Naruto-senpai, hari ini cafe aku tutup karena aku ada keperluan penting. Jadi, tuntaskan saja mimpimu, oke?

Naruto menghela nafas lega ketika melihat pesan singkat dari bos Mai itu. Menikmati sensasi lega, pemuda bersurai pirang itu menyandarkan punggungnya ke punggung kursi tempat duduknya. Namun aktifitas bersantainya harus terhenti sejenak karena tangan kanannya merasakan suatu getaran dari benda yang kini masih di genggamnya. Melihat kembali layar HP yang menunjukkan pesan, membuat Naruto harus berekspresi heran karena tidak ada nama di pesan yang di terimanya. Dengan segenap rasa ingin tahunya, pemuda bersurai pirang itu menekan pesan di layar HP-nya.

From: 03198671XXX

Onii-chan! Cepatlah pulang, Akeno-nee-san sekarang lompat-lompat gaje dengan asap hitam mengepul yang keluar dari kepalanya. Itu karena dia tidak bisa memasak apapun untuk makan malam kita, kau lupa membeli bahan makanan yang sudah habis dari kemarin malam, dan itu yang membuat Akeno-nee-san jadi seperti psycho. *emoticon panic

Mata Naruto kembali melebar sempurna. Sekarang pikirannya sedang membayangkan kejadian yang menimpa semua penghuni apartementnya atas tingkah Akeno. Sedikit berdesir rasa takut di pikiran Naruto, dan itu otomatis membuat badannya langsung bergetar hebat.

Tidak mau membuang waktu lagi. Naruto segera membuka jendela kelas yang berada di sisi kanannya, berjongkok sedikit di mulut jendela itu kemudian dengan sekali hentakan dia melompat dari lantai tiga bangunan sekolahnya.

TAP!

BRUKK!

Menapak dengan wajah keren di atas satu kerikil menambahkan kesan keren bagi siapapun yang melihatnya. Namun kesan keren itu harus di buang jauh-jauh karena kerikil yang di pijak di bawah kaki kanan Naruto tiba-tiba saja menggelinding kebelakang akibat tekanan dari uwabaki yang masih di pakai Naruto, membuat sang pemuda harus rela wajah tampannya mencium tanah berdebu di lapangan sekolahnya.

"ittai-tai-tai, baru saja scene adegan chapter pertama di mulai, tapi kenapa nasibku jadi apes begini?" Naruto mencoba bangkit dengan tangan kanan yang di gunakan sebagai tumpuan berdirinya, "tidak boleh membuang waktu lagi, [Void active]." Muncul sepatu berwarna hitam yang menutupi seluruh kaki Naruto. dan dengan sekali hentakan, Naruto melesat.


"ahh..."

Sebuah helaan nafas panjang keluar dari mulut Naruto yang kini sedang menundukkan kepalanya yang di atasnya terdapat beberapa benjolan besar. Di depannya, wajah-wajah familiar sedang menatapnya dengan penuh rasa menakutkan, serta tatapan yang di rasa menghakimi. Jauh dari meja Naruto duduk, terlihat Akeno sedang memasak sambil sedikit berdendang riang.

"Naruto-san!"

Suara berat Azriel langsung saja mengejutkan Naruto, membuat pemuda Namikaze itu langsung menegapkan punggungnya.

"Naruto-san!" Azriel kembali membawakan sebuah panggilan penuh intrupsi kepada sang lawan bicara yang kini hanya bisa menatapnya dengan rasa takut dan juga tubuh yang bergetar hebat. Rasa takut yang bukan hanya di perolehnya dari tatapan kelam Azriel yang tertuju padanya, namun karena tatapan beberapa mata yang sekaligus langsung mengintimidasinya. Dan itu adalah tatapan kelam yang di hasilkan oleh tiga gadis loli, di mulai dari adiknya sendiri, adik dari Azriel, dan salah satu dari eksistensi naga yang pernah mendiami ruang dimensi.

"Naruto-san!" Yuri berseru sambil mengangkat kacamata yang sedikit merosot dari hidung mancungnya, entah perasaan Author sendiri atau memang Yuri meniru gaya Sona?

"Naruto-san! Bisa tolong jelaskan apa yang terjadi tadi?" iris ruby Azriel bersinar menakutkan, dan aura di belakangnya juga sangat mencekam.

"a-ahh, i-itu... hanya kesalapahaman bukan?" Naruto menggaruk belakang kepalanya gugup, beberapa keringat dingin sudah turun dari dahinya.

BRAKK!

Naruto tersentak.

"kesalapahaman katamu? Kau menganggap suatu tragedi yang hampir memutuskan nyawa sebagai kesalapahaman? APA KAU SUDAH GILA?!" Azriel berteriak dengan wajah murka, dan ketakutan.

Naruto memalingkan wajahnya, "a-ano..."

"ano apa? Kau tidak paham dengan kejadian yang menimpa kami? Kami baru saja melakukan permainan 'di kejar dan bersembunyi', dan yang jadi pemeran utamanya adalah Akeno-kun. Dengan aura hitam serta mata yang bersinar terang, membawa sebuah pisau dapur sambil komat-kamit seperti 'daging, daging, daging, potong daging' membuat kami langsung memucat. Bahkan aku saja berasumsi kalau para Maou juga tidak akan bisa menghentikan sifat psycho Akeno-kun yang seperti itu." Jelas Azriel yang memejamkan matanya sambil bersidekap.

"ahh-hahahaha, tapi kenyataannya kalian masih baik-baik saja bukan?" Naruto menggaruk belakang kepalanya.

"Naruto-kun!" kini Ophis berseru dengan suara berat khas mafia, "jangan lupakan kalau kau sendiri berdiri ketakutan saat baru saja memasuki medan perang ini."

Ilustrasi

DUBRAKK!

GUBRAKK

KLONTANG!

PRANKK!

GEDEBUKK!

KYYAAA...

AHH... MATTE KUDASAI -_- (A/N: suara desahan apa ini?)

"Tadaima..."

Naruto baru saja memasuki medan perang dengan hanya berbekalkan sebuah kantong plastik berwarna putih yang berisi entah apa itu. Pemuda Namikaze itu sempat memasang wajah heran ketika mendengar suara-suara aneh yang berasal dari dalam apartement miliknya, apa yang terjadi?

BRUKK!

Saat Naruto baru saja ingin melepas sepatunya, pandangannya harus teralihkan dari sepatunya ke arah benda yang jatuh yang terdengar tak jauh darinya. Terlihat di lorong masuk apartementnya, Ophis sedang tersungkur dengan wajah kesakitan penuh drama.

"Naruto-kun!" mata Ophis melebar penuh harapan ketika melihat sosok Naruto yang tengah berdiri di balik pintu masuk (sudut pandang orang yang berada di luar), segera saja Ophis langsung bangkit dan berlari ke arah Naruto yang sedang memandangnya heran.

"ada apa, Ophis?!" Naruto hanya bisa bertanya heran ketika Ophis berlari ke arahnya dengan raut penuh ketakutan. Ophis tidak menjawab pertanyaan Naruto, dia kini bersembunyi di balik punggung Naruto. masih dengan wajah ketakutannya, Ophis menunjuk lorong tempatnya terjatuh dengan tangan kirinya.

Mendapat sebuah petunjuk dari orang yang di tanyai. Naruto segera saja mengikuti arah dari dudingan Ophis, dan Naruto mendapati lorong tempat Ophis terjatuh tadi. Sebuah bayangan yang tercipta dari cahaya di dalam ruangan terlihat sedang berjalan menampakkan dirinya, suara derap langkah kaki terdengar menggema di lorong kosong itu, dan aura menjadi semakin mencekam.

Sang pemuda Namikaze hanya bisa melebarkan matanya sambil menelan ludah yang sepertinya sulit untuk tertelan. Siluet bayangan yang tadi nampak kini menghilang, di gantikan oleh sosok Akeno yang berdiri tegap memandang tembok. Dengan gerakan terpatah-patah, Akeno menengok ke arah pintu masuk apartement Naruto. wajah yang sepenuhnya menggelap yang hanya di gantikan oleh mata yang bersinar kelam, sebuah ekspresi sadis yang tercipta di gabungkan dengan membawa sebuah pisau dapur yang tercecer oleh noda merah, membuat suasana menjadi semakin mencekam.

"daging, daging, daging, daging." Akeno berjalan perlahan sambil memamerkan pisau yang berada di tangan kanannya. Seringaian lebar dengan mata yang bersinar terang membuat dirinya sangat pas jika di panggil dengan sebutan psycho.

Naruto yang mengidolakan boneka pembunuh dengan hanya menggunakan pisau yang populer dengan nama chuky itu, kini dia bisa melihat sepenuhnya ekspresi dimana chuky yang membunuh korbannya dengan sangat perlahan, dan itu adalah ekspresi yang kini di tunjukkan oleh KEKASIHNYA SENDIRI. Tubuh tegap pemuda Namikaze itu kini bergetar hebat, bahkan getarannya mampu mengalahkan getaran dari gempa bumi dengan kekuatan 9 skala ritcher.

"daging!" Akeno sudah berdiri dengan jarak yang hanya bertaut dua meter dari posisi Naruto.

Naruto panik bukan main, pemuda Namikaze yang sepertinya memiliki ide cemerlang dalam waktu singkat, segera saja dia merogoh kantong plastik putih di tangannya

Jeng-jeng...

Sebuah senyuman penuh kemenangan di tampilkan di bibir Naruto, karena yang di keluarkan Naruto adalah sebuah... terong? Wajah berbinar Ophis yang tadi sempat di keluarkannya karena merasa Naruto akan mengeluarkan sesuatu yang berguna dari kantong plastiknya, kini dia hilangkan seketika. Dan aura kegembaraan langsung menjauh dari punggung Ophis.

"kita akan mati!" ucap Ophis singkat.

Senyuman kemenangan Naruto berganti menjadi sebuah seringaian licik, "tenanglah Ophis, dengan senjataku ini Akeno tidak akan berkut-"

SRINGG

Mata Naruto membulat dan jadi putih seutuhnya, mulutnya yang tadi menampilkan sebuah seringaian kini hanya bisa menganga lebar dengan bentuk kotak. Terong, terong yang tadi di acungkan Naruto tepat di depan wajah Akeno, kini terpotong menjadi dua. Kantong plastik yang di pegangnya kini terjatuh, dan tangan kosong yang tersisa dia gantikan untuk melindungi bagian selangakangannya.

Menghiraukan wajah shock milik Naruto. Ophis yang masih dapat mengendalikan dirinya, segera saja merogoh kantong plastik yang di jatuhkan Naruto. dengan mata melebar, Ophis menemukan barang yang sedari tadi di ucapkan oleh Akeno.

"rasakan ini, serangan daging." Ophis melemparkan sebuah bungkusan berisi banyak daging ke arah Akeno. Sang gadis yang sedari tadi menjadi psycho, kini kembali memancarkan sinar wajahnya saat menangkap bungkusan yang di lempar Ophis.

"ahh, ini dia daging. Aku akan memasak sukiyaki untuk kalian." Akeno segera berjalan masuk dengan di iringi oleh beberapa alunan ringan yang keluar dari bibirnya.

"mengingat hal itu, ternyata kau sungguh memalukan Naruto-kun." Ujar Ophis setelah selesai menceritakan kisahnya.

"makan malam siap~" Akeno meletakkan sebuah panci berwarna hitam di atas sebuah kompor kecil yang sudah sedari tadi terletak di meja makan.

Ketegangan yang terjadi antara Naruto dengan para hakim setempat akhirnya bisa mencair sejenak. Semua orang yang tadi sempat terlibat dengan perdebatan antara siapa yang salah, kini mereka bisa menghela nafas panjang.

"sudahlah, hal yang telah terjadi tidak usah diungkit-ungkit kembali. Dan Onii-chan, aku sudah mempersiapkan air hangat untuk kau mandi." Yuri berujar.

Mendengar ucapan Yuri, segera saja Naruto pergi dari ruang makan dan menuju ke kamar mandi. Dan malam hari pun terasa biasa.

*Second Life*

Kembali Naruto harus berhadapan dengan dua sosok makhluk mistis yang berada di dalam tubuhnya. Mengangkat kedua alisnya heran, saat dua makhluk mistis yang mendiami tubuhnya tak berujar sedikitpun.

Kurama menghela nafas ketika melihat kecanggungan yang terjadi di tempatnya berada. Rubah yang memiliki sembilan ekor itu kemudian menyenggol 'teman sekamarnya' dengan sikut kanannya.

"hey! Bicaralah, dia menunggumu untuk itu." Ujar Kurama.

Licht terlihat menghela nafas, "begini Naruto, kau sadar bahwa kekuatan naga yang ku miliki sangat susah untuk di kendalikan?" Naruto mengangguk paham, "dan karena itu, mulai sekarang berlatihlah untuk bisa menguasainya."

"bagaimana caranya?" sebuah pertanyaan singkat, padat, dan jelas terlontar dari bibir Naruto.

"kalau soal itu, aku tidak tahu. Sepertinya banyak sekali cara yang bisa kau gunakan untuk mengendalikan kekuatanku, mungkin kau bisa bertanya kepada pemilik naga yang lainnya."

"emm, baiklah! Akan aku tanyakan pada yang lain, dan apa hanya itu saja?"

"untuk sebuah kepastian, bisakah kau melafalkan kembali mantra kebangkitan? Aku ingin melihat, sekuat apa upayamu bisa menahannya."

Alis Naruto saling bertautan, "kenapa harus begitu?"

"kau pernah tahu Geraint, kan?!" Naruto sekali lagi mengangguk paham, "bocah itu, hanya pernah memakai kekuatanku sekali seumur hidupnya. Dan itu langsung membuatnya menatap ajalnya, tapi meskipun begitu dia masih dapat mengendalikan kekuatanku, dampaknya karena acuan dari Black Dragon juga sih."

"ohh, jadi begitu. Aku paham maksudmu. Kau berharap kalau aku bisa mengendalikan kekuatanmu dengan cara tidak sengaja yang seperti di lakukan oleh Geraint, begitu?" Licht mengangguk, "baiklah kalau begitu. Aku adalah naga yang menggenggam... *DEG* [...jalan takdir, naga yang menguasai langit, dan naga yang akan menerangi jalan kehidupan. Karena aku adalah Licht, makhluk yang menjadi tangan kanan tuhan.]"

To be Continued

.

A/N: yosh! bagaimana chapter pertama ini, masih tetep jelek kan? Hahaha, aku paham kalau ini jelek dan bahkan terkesan bermain-main. Jadi bagaimana menurut para Reader?

Hemm... sepertinya Naruto bakal lepas lagi deh, bahkan meskipun di awasi empunya kekuatan? Hem... sungguh sebuah ironi.

Dan untuk promosi (hehehe), jangan lupa setelah baca FIC ini jangan lupa untuk baca juga FIC baru saya yang berjudul 'INANITION'. Review gak Review pokoknya kalian mampir dah :D

Masih chapter-chapter awal, jadi gak banya cingcong. Di Opening, penggambaran pertarungannya sudah tersedia, hanya tinggal Reader bayangin sendiri kan? Hahaha, Author no BAKA.

Baiklah, sampai di sini saja. Sayonara...

.

Azriel Log out.