You and I ( Our Story ).
.
.
Main Cast : Chanyeol, Baekhyun (GS)
Rate : T
Other Cast: Kim Jongin, Kyungsoo (GS), Luhan (GS)
Genre : Romance, Fluff and Hurt (Maybe)
It's Genderswitch
Don't Like, Don't Read
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Dengan seksama Chanyeol mendengarkan apa yang tengah dokter katakan tentang kehamilan sang istri. Baekhyun kini tengah mendapat pemeriksaan lebih lanjut dengan ditemani Chanyeol. Dokter bilang jika usia kandungan Baekhyun sudah memasuki usia tiga minggu. Setelah pemeriksaan itu selesai Chanyeol segera memberitahukan kabar gembira tersebut kepada orang tuanya. Kabar kehamilan Baekhyun tentu saja menjadi kabar yang membahagiakan untuk keluarga besarnya. Terlebih lagi bagi Baekhyun dan Chanyeol sendiri yang tak menyangka jika mereka kembali diberi kepercayaan oleh Tuhan secepat ini untuk mendapatkan momongan.
"Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini perutmu sering bermasalah dan kau menjadi pemalas." ujar Chanyeol seraya mencium kening Baekhyun lembut.
Baekhyun hanya terkekeh. Harus ia akui, ia memang mudah lelah akhir-akhir ini dan itu semua berimbas pada ia yang berubah menjadi pemalas.
"Aku mencintaimu Byun Baekhyun, istriku."
.
.
.
Masa kehamilan memang mempunyai cerita tersendiri. Sebelum mengetahui dirinya hamil Baekhyun tidak pernah mengalami gejala morning sickness sama sekali, tetapi setelah dokter memberitahu jika kini ada janin yang tengah berkembang di perutnya gejala morning sickness itu datang lagi, dan Chanyeol harus menjadi suami siap siaga kembali yang terbangun di pagi hari karena sang istri yang mengalami mual. Harus Chanyeol akui jika diawal kehamilannya kali ini istrinya itu berubah menjadi pemalas. Hampir setiap hari Chanyeol menyiapkan sarapan untuk Baekhyun dan dirinya sendiri. Sebenarnya bukan karena Baekhyun tidak mau repot menyiapkan masakan di dapur, hanya saja Baekhyun bangun lebih siang daripada biasanya. Ya, pemalas disini dalam artian adalah bangun kesiangan. Itulah alasan kenapa Chanyeol menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan Baekhyun. Bagaimanpun, Chanyeol hanya bisa maklum.
"Merasa baikan?"
Baekhyun mengangguk dan merebahkan tubuhnya lagi di kasur, entah berapa kali ia mondar-mandir ke kamar mandi karena selalu merasa mual. Beruntung karena hari ini pekerjaan di kantor tidak terlalu menumpuk sehingga Chanyeol bisa sedikit santai untuk berangkat kerja.
"Yeolli..."
"Hmm..." Chanyeol yang sedang mengancingkan kemeja untuk bersiap ke kantor hanya membalas dengan gumaman tanpa menghentikan kegiatannya mengancingkan kemeja.
"Maafkan aku."
Gerakan Chanyeol terhenti lalu menatap sang istri yang tengah berbaring di kasur dengan mata berkaca-kaca.
"Ssst...kenapa meminta maaf, hmm?" Kini Chanyeol ikut berbaring diatas kasur dan memeluk sang istri ke dalam dekapannya, mencoba menenangkan. "Ada apa, hmm?"
"Maafkan aku karena aku tak bisa melayanimu dengan baik. Kau bahkan harus menyiapkan sarapanmu sendiri."
Chanyeol tertawa renyah, satu hal lagi yang sering dialami Baekhyun di awal kehamilannya ini adalah perubahan moodnya yang sering terjadi tiba-tiba atau lebih dikenal dengan istilah mood swing.
"Kau tak perlu meminta maaf, sayang. Bagiku kau adalah istriku yang terbaik. Jangan dipikirkan hanya karena kau tak bisa membuatkan sarapan pagi untukku."
"Tapi tetap saja aku merasa menjadi istri tak berguna untukmu Yeolli." Baekhyun bergelung di dada Chanyeol dengan setitik air mata jatuh, membuat kusut dan juga basah kemeja kerja sang suami.
"Ssst jangan menangis. Seperti yang kukatakan tadi kau adalah istri terbaik, tak ada yang bisa menggantikanmu."
Baekhyun hanya diam,lalu dengan mata sembab ia mendongak untuk menatap wajah sang suami.
Chanyeol tersenyum "Jangan pernah berpikiran macam-macam. Mengerti?"
Baekhyun mengangguk.
"Kondisi kesehatanmu, itulah yang paling penting yang perlu kau perhatikan dan pikirkan sekarang. Ingat apa yang dokter Kim katakan padamu? Jangan terlalu banyak pikiran, mengerti?"
Baekhyun kembali mengangguk dan dengan sayang Chanyeol mengecup puncak kepala sang istri. Chanyeol hanya bisa menghela nafas, jujur saja ia agak kerepotan mengurusi perubahan mood istrinya tersebut. Tak bisa dipungkiri ia sedikit takut jika hal tersebut akan berimbas pada kandungan istrinya. Bukan karena apa, Baekhyun pernah mengalami kegagalan sebelumnya oleh karena itu dokter Kim berpesan jika Baekhyun jangan terlalu banyak pikiran dan juga aktivitas berat yang bisa mempengaruhi perkembangan janinnya. Usia kandungan di trimester awal kehamilan begitu rentan jadi Chanyeol harus sedikit lebih ekstra memperhatikan dan menjaga kondisi sang istri agar kondisi janinnya bertumbuh kembang dengan baik.
"Jja...aku menunggumu untuk sarapan, setelah itu aku akan mengantarmu ke rumah eomma. Bersiaplah."
Baekhyun menurut mengikuti perintah sang suami "Baiklah, aku akan bersiap"
Semenjak dinyatakan hamil pula Baekhyun lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sang mertua. Dua hari sekali, sebelum Chanyeol berangkat kerja ia akan mengantarkan Baekhyun ke rumah ibunya dan sore harinya saat Chanyeol pulang dari bekerja ia akan menjemput Baekhyun kembali. Hal ini dilakukan karena Chanyeol ingin seseorang menjaga istrinya, bukan tanpa sebab ia melakukan hal tersebut. Pernah suatu ketika, saat Chanyeol pulang kantor ia mendapati sang istri seharian tak makan sesuap nasipun, hanya snack-snack ringan tak bergizi yang Baekhyun konsumsi untuk menahan rasa laparnya. Alasannya sepele yaitu hanya karena ia tak ada teman makan. Setidaknya dengan tinggal bersama ibunya Baekhyun lebih bisa terjaga. Akan ada yang selalu memperhatikan kondisi istrinya, baik mulai dari asupan makanannya ataupun dengan keperluan lainnya. Lagipula dengan tinggal bersama ibunya Baekhyun lebih bisa membunuh waktu bersama Kyungsoo –sang adik ipar- baik dengan mengobrol ringan ataupun dengan kegiatan lainnya. Usia kandungan Baekhyun dan Kyungsoo yang tak berbeda jauh membuat keduanya lebih sering sharing apa yang mereka alami di kehamilan pertama mereka ini.
.
.
.
Jika di awal kehamilan Baekhyun yang datang ke rumah mertuanya, di trimester kedua kehamilan justru sebaliknya. Mertuanya, -ibunda Chanyeol- yang tinggal bersama anak dan menantunya. Hal tersebut dikarenakan Baekhyun diharuskan istrahat total atau bed rest. Walaupun kandungan Baekhyun dinyatakan sehat dan berkembang dengan baik tapi beberapa hari lalu Baekhyun mengalami flek. Dokter Kim bilang jika hal tersebut terjadi karena Baekhyun mengalami Baekhyun yang pernah mengalami keguguran membuat dokter mengharuskannya untuk istirahat total untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Suara pintu yang berderit terbuka membuat Baekhyun mengalihkan atensinya dari buku kehamilan yang sedang dia baca. "Kau baru pulang?"
Chanyeol baru saja membuka pintu kamar dan suara merdu milik istrinya membuatnya sedikit terkejut, tak menyangka jika sang istri masih terjaga.
"Baek, kau belum tidur?"
Baekhyun menggeleng "Aku tidak bisa tidur, aku menunggumu pulang"
"Maafkan aku. Di kantor sedang banyak urusan, jadi aku pulang terlambat hari ini." Chanyeol duduk di samping ranjang mencium sayang kening Baekhyun, lalu mencium perut buncit sang istri kemudian.
Chanyeol mengelus sayang perut istrinya "Dan bagaimana kesayangan ayah hari ini?"
Baekhyun tersenyum memperhatikan bagaimana Chanyeol berinterikasi dengan calon buah hatinya.
"Aku baik appa" Baekhyun menjawab dengan menirukan suara khas anak kecil dan keduanya –baik Chanyeol maupun Baekhyun- tertawa bersamaan.
"Jja tidurlah, orang hamil tidak boleh tidur terlalu larut"
"Apa kau sudah makan? Ingin kupijit? Kau pasti lelah"
"Aku memang lelah, tapi setiap aku melihatmu lelahku menguap begitu saja." Walaupun itu hal sepele yang sering Baekhyun dengar, tetap saja hal itu bisa membuatnya merona. "Jangan khawatir, suamimu ini menjaga dirinya sendiri dengan sangat baik. Sekarang tidurlah."
Chanyeol membawa Baekhyun kedalam dekapannya dan dengan manja Baekhyun mendekap erat sang suami, memposisikan tidurnya dengan nyaman dalam dekapan yang lebih besar.
"Kenapa kau belum tidur?" Chanyeol bergumam pelan, tangannya dengan terampil mengelus punggung sempit sang istri untuk memberikan kenyamanan. Walaupun terdengar pelan, tapi masih dapat di dengar oleh Baekhyun.
"Sudah kubilang, aku menunggumu pulang aku tidak bisa tidur jika kau tidak ada disampingku. Kau wangi."
Chanyeol hanya tersenyum geli mendengar penuturan istrinya, mungkin karena perubahan hormonal dimasa kehamilan sifat istrinya berubah jadi manja. Hembusan nafas teratur membuat Chanyeol menundukan wajahnya untuk melihat wajah sang istri yang kini justru sudah tertidur lelap bergelung di dadanya hanya dalam hitungan menit atau mungkin hitungan detik.
"Tapi aku belum mandi" Chanyeol kembali terkekeh "Tidur yang nyenyak dan mimpi yang indah" Chanyeol mengecup puncak kepala istrinya sayang.
.
.
.
Drrrt...Drrrt...
Entah berapa kali hape itu bergetar menandakan panggilan masuk sebelum akhirnya Chanyeol mengangkatnya. Baekhyun memperhatikan suaminya yang sedang menerima panggilan telepon dari seberang meja makan karena keduanya tengah sarapan saat ini.
"Ya Baiklah, akan aku hubungi lagi nanti" Chanyeol mematikan sambungan teleponnya.
"Siapa?" Baekhyun bertanya karena penasaran ada yang menelepon suaminya di hari sepagi ini.
"Tuan Jung, dia memintaku untuk datang ke kantor hari ini, karena ada masalah dengan kantor cabang di Mokpo"
"Hari ini? Bukankah hari ini seharusnya libur?
"Ya seharusnya, tapi ini mendesak, aku harus ke Mokpo sekarang. Baiklah, Aku akan bersiap." Chanyeol berlalu tanpa melihat perubahan ekspresi di wajah istrinya yang kini berubah murung. Seharusnya akhir pekan ini mereka menghabiskan waktu berdua, rencana yang Baekhyun susun sebelumnya gagal sudah, namun sebuah ide tiba-tiba saja terlintas di pikirannya agar akhir pekannya tidak berakhir sia-sia.
"Baiklah aku juga akan bersiap."
Chanyeol mengerutkan keningnya, bersiap? Memangnya akan pergi kemana Baekhyun hari ini?
"Kau akan pergi?"
Baekhyun mengangguk "Ya aku akan ikut denganmu, bukankah kau bilang jika minggu ini kau akan menghabiskan waktu berdua denganku?"
"Tidak Baek, kau akan tetap disini. Perjalanan Seoul dan Mokpo itu bukan sejam atau dua jam. Ke Mokpo membutuhkan waktu berjam-jam, bukan seperti pergi dari apartemen kita ke rumah ibu ataupun apartement Luhan."
"Tapi aku baik-baik saja Yeollie."
"Tidak, aku tak akan mengijinkan kau ikut denganku. Apa kau tau apa yang dikatakan dokter Kim, kau tidak boleh berpergian jauh Baek."
"Tidak, aku akan baik-baik saja" Bukan Baekhyun namanya jika dia tidak keras kepala.
"Sekali tidak tetap tidak." Chanyeol bersikap protektif dan possesif pada sang istri mengingat keadaan Baekhyun yang tengah hamil. Ingat, Chanyeol hanya tak ingin sesuatu terjadi.
"Jika seperti itu aku tidak mengijinkanmu pergi ke Mokpo. Bukankah ada anak buahmu yang bisa menggantikanmu pergi kesana? Mengapa tidak mereka saja?"
"Sayang dengarkan aku, ayah menghubungi tuan juang dan memintaku untuk turun langsung kesana. Bukan anak buahku tidak bisa bekerja, hanya saja pimpinan cabang perusahaan yang ada di Mokpo juga memintaku langsung kesana karena aku adalah pimpinan utama perusahaan."
"Apa ayah tidak mengerti jika menantunya ini sedang hamil? Seharusnya kau menemaniku di akhir pekan seperti ini."
Chanyeol memijat pelipisnya, jika biasanya ia akan langsung menyerah dengan mengijinkan Baekhyun ikut, tapi kali ini tidak. Ini semua demi kebaikannya dan Chanyeol tahu jika salah satu sifat perempuan yang sedang hamil itu adalah ingin diperhatikan, dan inilah yang sedang terjadi dengan istrinya.
"Aku janji, begitu urusan di Mokpo selesai aku akan segera kembali."
"Bukankah kau bilang Seoul dan Mokpo itu bukan jarak yang dekat? aku tidak ingin sesuatu terjadi pada suamiku karena ia harus kelelahan menyetir. Aku akan ikut denganmu." dan seorang Byun Baekhyun tetap dengan pendiriannya.
"Byun Baekhyun." Chanyeol menaikan sedikit intonasi nada suaranya yang berhasil membuat Baekhyun berjengit kaget. Bukan maksud Chanyeol untuk membuat istrinya kaget, hanya saja jika Baekhyun tak mengerti dengan cara lembut, maka ia harus memberi Baekhyun pengertian dengan cara sedikit lebih keras.
"Aku akan ke Mokpo dan kau tetap berada di Seoul"
Hening, Baekhyun tak berani menatap Chanyeol. Selain ia sedikit kaget karena nada suara Chanyeol barusan, ia juga cukup mengerti jika prianya itu sedang kesal. Karena menyebut lengkap namanya adalah salah satu ciri seorang Park Chanyeol jika ia sedang merasa marah atau kesal dan hal tersebut selalu bisa membuat nyali Baekhyun ciut seketika. Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka karena Baekhyun lebih memilih untuk diam dan Chanyeol kembali mempersiapkan kebutuhannya untuk berangkat.
"Aku akan mengantarmu ke rumah Luhan karena ayah dan ibu sedang diluar negeri, sedangkan Jongin tengah berkunjung ke rumah mertuanya. Aku yakin Luhan akan menjagamu dengan baik dan kau bisa bermain dengan Haowen disana." Chanyeol mengecup pucuk kepala Baekhyun.
Walaupun Chanyeol merasa sedikit bersalah karena telah membuat istrinya takut, tapi tak ada salahnya untuk membuat istrinya itu mengerti.
.
.
.
"Yeobsyeo, Chanyeol-ah."
"Maaf mengganggumu malam-malam seperti ini, apa Baekhyun baik-baik saja? Aku takut jika dia masih marah padaku"
"Hmm dia baik Chanyeol-ah, kurasa dia sudah tak marah lagi padamu. Kucoba memberinya pengertian. Kau tau, ibu hamil harus diberi pengertian secara perlahan."
"Apa Baekhyun sudah tidur?"
"Ya dia sudah tidur, walaupun dia sempat menangis tadi. Dia bilang dia tidak bisa tidur karena tidak ada kau disampingnya."
Chanyeol tau jika Luhan sedang terkekeh diseberang sana dan mendengar cerita dari Luhan barusan sukses membuat senyum Chanyeol mengembang.
"Maaf harus merepotkanmu dengan Sehun, aku akan kembali besok pagi dan menjemput Baekhyun ke apartementmu. Terima kasih atas bantuanmu, Luhan-ah. Sampaikan bahwa aku mencintainya jika ia bangun nanti."
"Selamat malam dan tidur yang nyenyak Baekhyun-ah" Semilir angin yang berhembus seolah mengantarkan ucapan selamat malam Chanyeol kepada sang istri yang telah tertidur lelap di alam mimpi.
.
.
.
To Be Continue or End
.
.
.
FF ringan yang dibuat untuk kalian yang haus akan ff Chanbaek di FFn karena author-author kece Chanbaek belum pada update...hehehe. Kelanjutan cerita ini dikembalikan lagi pada kalian. Apakah kalian masih tertarik akan cerita ini atau tidak ^^. Walaupun tidak sebagus author lainnya, tapi semoga ff ini bisa menghibur kalian. Semua author mempunyai caranya masing-masing dalam menulis ide ceritanya ^^.
Last but not least, review juseyo~
Saranghae~ ppyong~
Regrads, ryubee 26 Maret 2017
