.

Disclaimer : Masashi Kishimito

Warn : T rate/Typo/Complicated triangle love/Guest star/Many slight hints

Pair : NO PAIR

Genre : Romance/Adventure/Tragedy/Hurt-comfort

Story by Darkgrin

.

.

The Dark Knight And White Sorceres

CHAPTER 6

(New Recruit)

-o0o-

Kedatangan Hinata dan pemuda itu membuat situasi berbalik. Sasuke, iblis yang menyerang Naruto dan kawan-kawan menyadari kalau dia berada dipihak yang tidak diuntungkan akhirnya ia menghentikan aksi penyerangannya. Iblis itu berhenti dan diam sejenak. Sesaat tatapannya melirik ke arah Hinata bersama dengan pemuda yang baru datang itu. Dia dapat melihat adanya benturan kekuatan antara Hinata dan pemuda itu.

'Hah... Hah... Aku belum bisa mengendalikan Sasori dengan baik... Di-dia masih menolak perintahku... ' Hinata membatin cemas saat menyadari Sasori menolak kekuatannya.

"Hn... " Sang iblis langsung menyeringai licik saat dia mengetahui adanya kejanggalan yang terjadi antara sang saviour dan pelindungnya.

"Menyedihkan sekali kau, Sasori," ucapnya sambil melemparkan senyuman meremehkan ke arah pemuda yang dipanggilnya dengan nama Sasori. "Sekarang kau telah menjadi budaknya, ya?" iblis itu menunjuk ke arah Hinata yang berdiri di belakang Sasori.

"Di-diam kau... !" Sasori tampak jelas sedang berusaha mati-matian untuk menahan dirinya sendiri. Kepalan tangannya yang sedang memegang sebuah pedang tampak bergetar tak beraturan.

"Yang kukatakan itu memang benar, kan? Kau bahkan harus dengan suka rela melindungi wanita yang seharusnya kau benci!" tatapan sang iblis kini teralih ke arah Sakura.

"Sudah kubilang diam!" Sasori menggeram penuh emosi atas ucapan sang iblis.

"Ingatlah Sasori. Kedua wanita itu adalah orang-orang yang telah menyebabkan istrimu meninggal!" iblis itu semakin menjadi dan sengaja merobek luka lama yang terkubur di dalam benak Sasori.

"Ke-keterlaluan... !" Sasori akhirnya benar-benar lepas dari pengendalian Hinata. Pemuda itu malah berbalik dan hendak menyerang sang saviour, orang yang seharusnya ia lindungi.

'Gawat... Sasori lepas kendali... !' Hinata yang menyadari jurus pengendalinya terlepas dari Sasori langsung menghindari serangan pemuda itu.

'Bagus, sekarang dia ada dipihakku.' Iblis itu tersenyum puas saat berhasil mempengaruhi Sasori untuk menyerang Hinata.

'Dia berhasil mempengaruhi Sasori!' Hinata tak menyangka kalau pada akhirnya Sasori termakan oleh hasutan sang iblis.

Sasori bergerak melakukan penyerangan ke arah Hinata yang sedang melakukan segel summon kembali. Dia menghindari tebasan pedang yang diarahkan Sasori kepadanya beberapa kali.

TRANG!

Serangan Sasori berhasil dihadang oleh seseorang yang tiba-tiba saja muncul dan dengan cepat menghalau tebasannya dengan sebuah sabit besar.

"Hentikan seranganmu Sasori!" ucap sang pemilik sabit berusaha untuk menenangkan amukan temannya.

"Minggir! Jangan ikut campur Hidan!" Sasori mengerahkan kekuatannnya berusaha untuk menyingkirkan Hidan yang sedang melindungi Hinata.

"Tidak akan pernah!" balas Hidan tak mau mengalah.

'Heh, kurasa aku bisa mengandalkan Sasori dalam menangani mereka berdua.' Sasuke tampak puas melihat para pelindung Hinata saling bertarung satu dengan yang lainnya.

Iblis itu kini beralih untuk mengincar Sakura dan kawan-kawan. Tentu saja dia masih merasa tidak senang dan tak mau melepaskan mereka begitu saja. Sayapnya mulai mengepak dan iblis itu mulai mendekati Sakura yang berada di balik semak-semak. Namun gerakannya dapat terlihat oleh Hinata dari kejauhan. Gadis itu tidak membiarkan Sasuke untuk melakukan hal sesukanya selama dia masih ada di sana. Dengan sigap ia menggunakan segel pemanggilan kembali untuk memanggil para pelindungnya, dan kali ini yang muncul tak hanya satu, melainkan dua orang pelindung.

"Hinata-sama, anda memanggil kami?" sesosok gadis berambut biru dengan hiasan bunga kertas pada rambutnya muncul bersama dengan seorang pemuda berambut orange.

"Konan-san tolong lindungi Sakura. Pein-san tolong hentikan Hidan dan Sasori." Hinata menjelaskan situasi yang sedang dia hadapi dan meminta kedua pelindungnya untuk membantu.

"Serahkan saja pada kami, Hinata-sama!" kedua pelindung itu segera mengerti begitu mengetahui keadaannya. Keduanya bergegas dengan sigap melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.

Sesuai dengan petunjuk yang diberikan Hinata, Pein dan Konan segera bergerak. Pein menengahi pertarungan Hidan dan Sasori, sementara Konan maju menghadang sang iblis yang ingin menyakiti Sakura.

"Iblis, berhenti sampai di sini! Aku tak akan membiarkanmu untuk maju lebih jauh lagi dari ini!" Konan muncul di hadapan Sasuke dan menghadangnya.

"Tch... Perempuan yang menyusahkan!" Sasuke tak menduga kalau Konan akan muncul. Dia tahu kalau wanita itu memiliki kemampuan yang tak bisa dia remehkan.

Sementara tak jauh dari mereka Pein berusaha untuk membantu Hidan menenangkan Sasori.

"Sasori, hentikan! Kendalikan dirimu!"

Pein yang berada di tengah-tengah antara Sasori dan Hidan sedang menahan serangan kedua laki-laki itu. Tangan kanannya sedang menahan serangan pedang milik Sasori dan tangan kirinya menahan sabit Hidan, agar kedua senjata itu tak kembali beradu dan menciptakan pertarungan yang lebih besar.

"Sasori ingat posisimu! Kau adalah pelindung Hinata-sama!" Pein melirik tajam ke arah Sasori dan kembali mengingatkan pemuda itu (entah untuk yang keberapa kalinya) mengenai posisinya sekarang yang sudah berbeda.

"Aku memang pelindungnya, tapi... " Sasori menurunkan pedang dalam genggamannya dan menunjuk Hinata dengan pedang yang ia pegang tersebut, "aku tak berjanji untuk tak membunuhnya," ucapnya dengan mimik yang serius.

"Kalau itu terjadi aku pasti akan ada di sana untuk melindungi Hinata-sama," sambar Hidan dengan cepat.

"Hn... " Sasori tak membalas. Tapi jelas dari sorot manik hazelnya menyiratkan suatu kebencian kepada sang saviour yang seharusnya ia lindungi dan ia jaga. "Aku pergi," ucapnya langsung menghilang begitu saja.

.

.

"Sasuke, kau tidak akan sanggup menghadapi kami sekaligus," ujar Konan dengan dingin. Dari sekeliling tubuh gadis itu tampak ratusan bangau dari kertas menguar dan siap menjadi senjata untuk menerjang siapa pun yang berani macam-macam.

"Hn... " Iblis itu mendengus saat mendengar perkataan Konan.

Sasuke berhenti sejenak, dan tampaknya ia sedang memikirkan perkataan Konan. Ucapan gadis pemilik kekuatan kertas itu memang benar. Kalau dia harus dihadapkan oleh tiga orang pelindung sekaligus termasuk Hinata sendiri, kemungkinan akan sulit baginya untuk meloloskan diri.

"Apa kau masih membenciku, Sasuke?" tanya Hinata yang tiba-tiba saja mendekati sosok sang iblis.

"Hinata-sama, hati-hati... " Hidan dan Pein berjaga di kiri dan kanan Hinata, kalau-kalau iblis itu tiba-tiba saja menyerang Hinata.

"Aku rasa kau sudah tahu jawabannya," jawab sang iblis dengan sikap yang arrogant.

"Kau akan mendapatkan ingatanmu kembali kalau kau ikut bersama dengan Sakura," kata Hinata yang membahas mengenai ingatan milik sang iblis. Sepertinya pernah terjadi sesuatu antara iblis tersebut dengan Hinata sehingga iblis itu tampak begitu membenci Hinata hingga pada sampai sekarang.

"Kau bohong. Aku tidak percaya padamu," iblis itu merasa ragu dengan ucapan Hinata. Apa benar dia akan menemukan ingatannya kembali kalau dia ikut bersama dengan Sakura yang notabene merupakan penjelmaan dari Ootsutsuki, perempuan yang juga ia benci.

"Kalau aku berbohong, kau bisa mengambil nyawaku." Semua orang yang ada di tempat terperanjat karena tak percaya dengan ucapan Hinata. Gadis itu akan menyerahkan nyawanya untuk seorang iblis seperti Sasuke?

"Baik, aku akan mengikuti permainanmu, Hime-sama." Iblis itu menyeringai licik. Sepertinya dia memang sudah menanti Hinata untuk mengatakan hal tersebut.

"Hinata-sama, apakah anda yakin dengan apa yang anda ucapkan?" terlihat jelas kalau ketiga pelindungnya tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh sang saviour, apalagi ini menyangkut keselamatan sang saviour sendiri.

"Ini sudah menjadi keputusanku," tegas Hinata tanpa keraguan sedikit pun. Ketiga pelindungnya hanya bisa diam mematuhi keputusan yang sudah dibuat oleh Hinata.

"Sasuke... " Hinata berjalan maju mendekati Sasuke yang masih berdiri dengan sikap angkuhnya itu. "Aku harap kau tidak menyesal... " Ucapan Hinata terdengar begitu lirih.

Setelah mengatakan hal itu, sosok Hinata berangsur-angsur menghilang dari hadapan Sasuke dan yang lainnya.

"Kami akan selalu mengawasimu!" ucap Hidan sambil mengarahkan sabitnya ke arah Sasuke. Kemudian, sosoknya juga ikut menghilang bersama dengan Pein dan Konan menyusul Hinata.

.

.

Kepergian Hinata beserta tiga pelindungnya membuat suasana menjadi hening dan tegang secara bersamaan. Kakashi dan yang lain mengambil sikap waspada terhadap Sasuke. Mungkin saja iblis itu akan kembali menyerang mereka dan mencoba melukai Sakura atau pun merebut kristal milik mereka.

Iblis itu berjalan ke arah semak untuk mendekati Sakura yang masih kepayahan menahan kekuatan yang saling berbenturan di dalam tubuhnya. Temari dan Sai yang berada dekat dengan Sakura langsung mengambil sikap bersiaga untuk melindunginya dari Sasuke. Sementara tak jauh dari mereka pasir-pasir Gaara sudah berterbangan di sekitar pemuda itu dan siap menyerang kalau iblis itu berani macam-macam.

Iblis itu hanya melemparkan senyuman yang meremehkan melihat sikap waspada dari teman-teman Sakura. Dia sama sekali tak peduli. Baginya mereka hanya sekumpulan orang-orang lemah yang bahkan tak bisa menandinginya. Dia bisa saja membunuh Sakura dan yang lainnya saat ini juga. Tapi saat ini ada hal yang jauh penting yang sedang dia inginkan dari Sakura mengenai ucapan Hinata sebelumnya, yaitu ingatannya. Beratus-ratus tahun hidup dalam ketidakpastian dan hilang ingatan itu sangat menyiksa baginya. Terlalu banyak hal yang hilang dalam hidupnya. Sekarang saatnya baginya untuk mencari tahu kebenarannya setelah mendapat petunjuk dari sang saviour dan kalau semua ucapannya bohong ia juga tak rugi, karena sang saviour akan memberikan nyawanya padanya.

"Penyihir, kau jangan diam saja!" ucapnya yang ditujukan kepada Sakura.

"Bi-bilang apa kau!?" Sakura mendelik marah. Tak suka dengan kata-kata sang iblis barusan.

"Cepat satukan kekuatan getaran pada kristal itu di dalam tubuhmu," balas sang iblis tak peduli dengan tatapan marah Sakura saat itu kepadanya. "Tentunya kau sudah belajar untuk menggunakannya 'kan?" tanya sang iblis dengan nada yang meremehkan dan Sakura sangat tak suka itu.

"Tentu saja aku tahu!" jawab Sakura dengan ketus. "Sai, berikan kristalnya padaku!" pintanya yang tanpa sengaja jadi membentak Sai karena terbawa perasaan kesal kepada sang iblis.

Sai memberikan kristal tersebut kepada Sakura. Gadis itu menggenggam erat kristal yang ukurannya tak terlalu besar itu ke dalam kedua tangkupan tangannya. Gadis itu berkonsentrasi penuh untuk melakukan penyatuan dua kekuatan yang ada di dalam dirinya juga pada kristal tersebut sambil menahan getaran kekuatan yang semakin menguat.

Tak berapa lama terpancar sebuah cahaya terang dari genggaman tangan Sakura yang di dalamnya terdapat kepingan jiwa Ootsutsuki itu. Dari dalam cahaya itu muncul sebuah kilasan flashback seperti sebuah rekaman video yang diputar.

Dalam kilasan itu memperlihatkan dua orang perempuan yang mirip dengan Ootsutsuki dan juga sang saviour. Kedua gadis itu tampak sedang berjalan bersama sambil bercanda. Tak jelas apa yang keduanya bicarakan karena sama sekali tak terdengar adanya suara. Tapi kedua gadis dalam kilasan itu terlihat sangat akrab dan bahagia.

"Jadi Ootsutsuki dan Hinata-sama itu dulunya berteman dekat?" ucap Naruto yang sama sekali tak menduga kalau kedua pihak yang saling bermusuhan itu tadinya merupakan teman akrab.

Cahaya itu memperlihatkan kilasan-kilasan yang menggambarkan kedekatan Ootsutsuki dengan Hinata hingga pada akhirnya kilasan itu menghilang dan keadaan kembali seperti semua.

"Aku rasa kepingan jiwa Ootsutsuki berusaha untuk menggambarkan masa di mana Ootsutsuki melakukan penyerangan dahulunya," ungkap Shikamaru dengan dugaannya.

"Kristal itu juga menyimpan kekuatan jadi jaga baik-baik benda itu," sambar sang iblis memperingatkan Sakura untuk menjaga kristal tersebut dengan baik agar tak jatuh ke pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Jangan memerintahku!" balas Sakura yang emosinya semakin meninggi.

"Mulai sekarang aku akan ikut bersama kalian jadi biasakanlah." Iblis itu menyeringai sementara Sakura dan yang lain menatap tak percaya kalau iblis yang beberapa menit lalu ingin membunuh mereka semua malah ikut bergabung bersama mereka.

"Hey, kau tidak bisa seenaknya begitu! Siapa bilang kami mau menerimamu, hah !?" Naruto langsung saja melancarkan aksi protes. Dia benar-benar tidak terima dengan sikap sang iblis yang memberi keputusan sepihak.

"Kalian harus mau menerimaku kalau kalian masih mau hidup," jawab sang iblis mengintimidasi.

"Sudahlah, Naruto. Sepertinya kita tak punya pilihan lain. Selain itu kalau dia ada dipihak kita, itu akan menguntungkan untuk kita semua," sambar Kakashi mencoba mengambil sisi positif dari keberadaan iblis itu.

"Huh!" Naruto tak bisa berkata apa-apa lagi kalau Kakashi sudah berkata demikian.

Dengan demikian sang iblis yang bernama Sasuke itu menjadi teman perjalanan mereka (untuk sementara).

TBC


A/N : Di sini Sasuke berwujud seperti saat dia melepaskan segel Orochimaru yang ada pada tubuhnya (apa masih ada yang ingat wujud Sasuke saat itu?).

Segel summon milik Hinata itu jurus di mana dia bisa memanggil para pelindungnya dari dimensi lain dan mengendalikan mereka di dunia (pelindung dia adalah Akatsuki). Para pelindung Hinata selama disummon ke dunia akan mengkonsumsi kekuatan sihir dari Hinata.