Bitch Boy

By Fan_dio

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, EXO Member, BTS Member, Red Velvet Member, Jo Insung, etc

Pairing Main Cast : KaiSoo and ChanBaek

Genre : Romance and Friendship

Warning : BL (Boys Love), Adult (No Children), 18+

Banyak Typo dan Penistaan Cast

Rated : M+

Chapter Terakhir / Ending

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

Chanyeol dan Baekhyun sekarang ini berada didalam mobil milik Chanyeol. Chanyeol yang mengemudikan mobil, sedangkan Baekhyun hanya duduk saja disampingnya, namja itu masih lemas dan lelah

Sesekali Baekhyun menoleh kebelakang, takut jika mereka di kejar oleh anak buah Mr.X yang mungkin saja masih ada

Chanyeol mengemudi dengan tidak konsentrasi, dia terus menerus melirik namja yang ada disampingnya, banyak pertanyaan yang belum terjawab dipikirannya

Beberapa menit kemudian, Chanyeol tiba-tiba menghentikan mobilnya, bunyi ban berdecit pelan terdengar, Baekhyun menoleh dan menatap Chanyeol

"kenapa berhenti Yeol ah?" Tanya Baekhyun, dia menatap namjanya itu

"tenang Baek, tidak ada yang mengejar kita. Kita sudah aman" jawab Chanyeol,

Baekhyun terdiam, sepertinya mereka berdua memang sudah aman, Chanyeol sudah menembak mati dua penjaga gerbang di rumah Insung tadi, dan tidak ada yang mengikuti mereka

Chanyeol menatap wajah Baekhyun,

"aku ingin kamu menjelaskannya semua kepadaku Baek ah, semuanya…" kata Chanyeol. Dia masih mengingat dimana Baekhyun sudah berjanji kepadanya untuk bicara jujur dan tidak menyimpan rahasia lagi

Baekhyun balas memandang Chanyeol, dia mendesah pelan, dan mengangguk

"baiklah, aku akan jujur dan menceritakannya padamu.." balas Baekhyun pelan, dia menunduk, namun mendongak lagi

Baekhyun menceritakan semuanya, sejak dia kehilangan orang tua, tinggal di asrama sekolah lama, menjadi pelayan café, diangkat anak oleh Insung, bekerja di JAV, membuat video seks, menerima side job seks disekolah, perekrutan Kyungsoo, pelarian Sehun, hingga pelariannya sekarang bersama Chanyeol

Chanyeol mendengar dengan antusias, dia sama sekali tidak memotong atau menginterupsi kalimat demi kalimat yang diungkapkan oleh Baekhyun. Namjanya itu sudah menceritakan sebagian kisah hidupnya dulu, namun ada yang tidak diceritakan, salah satunya pekerjaan Baekhyun di JAV, yang harus membuat video seks, baik bersama namja atau yeoja. Namun Kini Baekhyun sudah menceritakan semuanya, dengan versi lengkap

"aku harap kamu tidak memandangku jijik Yeol ah.." ucap Baekhyun, mengakhiri penuturan dan kejujurannya, dia menunduk lagi

Chanyeol menarik nafas, menghembuskannya pelan, kemudian memegang bahu Baekhyun yang bisa dijangkaunya,

"aku sudah mengatakan kepadamu Baek ah, aku menerimamu apa adanya, aku tidak akan mempermasalahkan masa lalumu, asal kamu berubah dan tidak mengulanginya lagi" ucap Chanyeol, dia tahu itu bukan kesalahan Baekhyun sepenuhnya, namun kesalahan seseorang yang dinamakan Mr.X

Baekhyun mengangguk

"aku sudah lama ingin berhenti Yeol ah. Namun terasa sulit. Mungkin awalnya aku merasa nyaman, bisa mendapatkan uang banyak tanpa harus banting tulang, hanya bermodalkan perekaman adegan seks saja, aku bisa mendapatkan uang berjuta-juta won. Namun seiring waktu aku sadar, bahwa JAV merusakku. Dan terakhir baru aku tahu jika si Mr.X itu akan membunuh pemain-pemain JAV yang tidak produktif lagi. Aku menyesal Yeol ah" ungkap Baekhyun, dia mengusap wajahnya kasar

Chanyeol mengelus bahu Baekhyun, mencoba menenangkan namjanya itu, dia menerima kejujuran Baekhyun dan tidak akan mempermasalahkannya lagi

"tenanglah.. tenanglah, itu semua sudah masa lalu Baek ah, kamu aman, kamu bersamaku" sahut Chanyeol, dia tersenyum, rasa cintanya kepada namjanya itu tidak akan luntur, sampai kapanpun, dia sudah terlanjur cinta dan sayang

Baekhyun memandang Chanyeol, air matanya sudah tumpah sejak tadi

"terima kasih Yeol ah, terima kasih…" gumam Baekhyun pelan

Chanyeol mengangguk dan tertawa

"jangan menangis, eyelinermu luntur. Nanti 'kecantikanmu' hilang.." goda Chanyeol, dia memegang dagu Baekhyun

Baekhyun sontak merona merah, dia mengusap bagian bawah matanya, takut jika kata-kata namjanya itu adalah kenyataan, eyeliner luntur merupakan sesuatu yang tidak disukainya

"aku tampan Yeol ah, bukan cantik.." kata Baekhyun, memprotes candaan Chanyeol

"tapi kamu terlihat cantik dan mempesona dengan eyeliner itu" balas Chanyeol, dia tertawa lagi

Baekhyun merengut dan cemberut, namun dalam hatinya dia senang, karena namjanya itu memperhatikan penampilannya selama ini

Chanyeol menatap sekilas jam tangannya,

"apa kamu sudah tidak lemas lagi?"

"sudah agak enak, hanya butuh istirahat saja"

"kalau begitu, kita pulang.. aku akan membawamu ke rumahku" ucap Chanyeol cepat

"tidak, jangan.. jangan bawa aku ke rumahmu Yeol ah" potong Baekhyun tidak kalah cepat

"kenapa?"

"aku.. aku ingin pergi jauh, pergi dari kawasan ini, sejauh mungkin…."

"…"

"aku, aku ingin kamu membawaku pergi Yeol ah.." ulang Baekhyun, menatap mata besar Chanyeol

Chanyeol terdiam sejenak, tidak langsung menimpali kalimat Baekhyun, dia berpikir keras

"kamu ingin aku membawamu kemana?" Tanya Chanyeol

"kemana saja, asal tidak di kota Seoul ini" jawab Baekhyun

Chanyeol menatap keluar jendela mobil, mencoba berpikir, dia mendapatkan pencerahan

"bagaimana kalau aku membawamu ke luar negeri? Apa kamu mau?" Tanya Chanyeol, memberikan pilihan

Mata sipit Baekhyun membulat, mulutnya sumringah,

"aku mau, asal kamu bersamaku, kita pergi bersama" kata Baekhyun, tersenyum kotak

Chanyeol tersenyum, dibarengi dengan anggukan pelan

"kamu mau di Jepang atau Thailand?" Chanyeol mengajukan dua Negara yang dijadikan pilihan

"tidak dua-duanya Yeol ah" Baekhyun tidak memilih

"kenapa?"

"Jepang dan Thailand merupakan dua Negara dari tiga Negara tempat didirikannya JAV, selain Korea" jelas Baekhyun, dia sudah berjanji kepada dirinya tidak akan masuk lagi dalam bayang-bayang JAV, walau JAV mungkin sekarang hancur, dia tidak ingin berada di Negara bekas JAV didirikan

Chanyeol mendesah kecewa, padahal di dua Negara itu ada bisnis ayah dan ibunya, jadi dia dengan mudah bisa memboyong Baekhyun kesana

Baekhyun terdiam, dia menampilkan wajah meminta maaf. Chanyeol berpikir lagi, dan tidak lama, wajah namja jangkung itu kembali ceria, dia masih mempunyai nama satu Negara yang juga terdapat bisnis ayahnya

"bagaimana dengan Singapura?" Chanyeol memberikan penawaran terakhir, dia memandang Baekhyun

"Singapura?"

"ya, Singapura, appaku disana sekarang.." ayah dan ibu Chanyeol memang selalu berpindah-pindah Negara

"aku setuju…" Baekhyun girang dan bahagia,

"baiklah, tapi kamu harus mau tinggal untuk satu malam di rumahku, di gangnam. Hanya sehari. Aku akan menyuruh asisten appa untuk mengurus keperluan kita keluar negeri"

Baekhyun berpikir lagi, dia lalu mengangguk kemudian,

"baiklah, aku setuju"

"…"

Chanyeol tersenyum, dia mulai menjalankan mesin mobilnya lagi, namun kalimat Baekhyun selanjutnya menghentikan kegiatannya itu

"Yeol ah, hm… pistol ini bagaimana?" Tanya Baekhyun, dia mendadak gagap dan gugup, sedari tadi mereka melupakan bahwa Chanyeol baru saja menembak dan membunuh 4 orang, mereka belum melenyapkan barang bukti

Chanyeol diam, dia mematikan lagi mesin mobilnya, dia menoleh kebelakang, menoleh dengan pandangan was-was dan gelisah, begitu juga dengan Baekhyun, wajah cerianya hilang seketika

"kita tidak bisa lama disini…" kata Baekhyun lagi, menatap pistol kecil yang ada didepan Chanyeol, didekat setir kemudi

Chanyeol memandang namjanya lagi, dia mengusap wajahnya kasar, dia ingin berujar, namun Baekhyun berucap lebih cepat

"maafkan aku Yeol ah, aku membuatmu terlibat dalam masalahku… aku minta maaf…" Baekhyun mulai terisak lagi, matanya berkaca-kaca

Chanyeol menelan ludahnya cepat, dan kemudian berujar

"tidak, jangan salahkan dirimu. Aku tidak apa-apa. aku akan mengatakan dan memaksa asisten appa, untuk mengusahakan keberangkatan kita, hari ini juga ke Singapura, kamu dan aku" jelas Chanyeol, menenangkan Baekhyun lagi

"tapi sekolahmu? Appa dan ommamu pasti akan marah.." Baekhyun hampir melupakan perihal Chanyeol yang masih bersekolah, sedangkan untuk dirinya sendiri, sekolah bukan prioritas lagi

"tenang saja, asisten appa akan mengurus semuanya, aku akan pindah sekolah ke Singapura" jelas Chanyeol lagi, semua bisa dilakukan dengan uang tentunya

Baekhyun ceria lagi, dia mengangguk pelan

Akhirnya Chanyeol kembali menjalankan mesin mobilnya, menuju ke rumahnya di daerah gangnam, dan mengusahakan untuk hari ini juga mereka berdua bisa terbang menuju Singapura

Chanyeol berencana menguburkan pistol yang digunakannya untuk membunuh pengawal Heewon, si Daisuke dan Watanabe dibelakang rumahnya, menghilangkan jejak dan barang bukti, berharap mereka bisa lolos dan menghindari jeratan hukum

.

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Jongin mengendarai mobil milik Insung, disampingnya masih ada Kyungsoo yang sejak tadi duduk dan menyandarkan kepalanya ke bahu Jongin. mereka masih dalam proses pelarian. Kecepatan laju mobil mereka di atas rata-rata

Jongin dan Kyungsoo sejak tadi saling diam, tidak ada yang berbicara atau memecah kebisuan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing

Sudah beberapa jam mereka dalam kendaraan milik Insung itu, mereka sudah sangat jauh dari kota Seoul, hingga akhirnya mereka sampai di propinsi Gangwon

Jongin menghentikan mobilnya di wilayah Gangwon itu, dimana keadaan sekitar mereka sunyi dan sepi, hanya ada jalan besar yang lurus dan disampingnya tanah gersang

Jongin masih diam, sedari tadi air mata terus mengalir di pipinya, dia terus mengusapnya, namun air mata itu jatuh dan jatuh lagi, dia sesekali terisak pelan

Kyungsoo sadar ada yang aneh dengan namjanya, dia menormalkan duduknya dan memandang wajah Jongin,

"ah, kamu menangis Jongin ah.." kata Kyungsoo, dia menghapus cepat air mata di pipi namjanya tersebut

Jongin hanya membalas dengan senyuman, senyuman yang dipaksakan. Kyungsoo kembali menatap wajah dan mata Jongin dengan intens, kemudian menatap wilayah sekeliling mereka melalui jendela mobil, dia baru sadar jika mobil berhenti

Jongin mendesah pelan, air matanya jatuh lagi, dan kali ini dia yang mengapusnya

"kamu… kamu menyesal sudah membunuh appamu sendiri Jongin ah?" Tanya Kyungsoo berani, namun ekspresinya terkesan takut

Jongin menolehkan wajahnya ke Kyungsoo, dia tersenyum lagi

"tidak Kyungsoo ya, aku tidak menyesal. Sama sekali tidak" jawab Jongin pelan

Kyungsoo mendesah, dia tahu jika Jongin bohong, sebagai anak, namjanya itu pasti mempunyai sedikit atau mungkin setitik penyesalan di hatinya, walau bagaimanapun si Heewon yang kini sudah jadi mayat adalah ayah kandung namja itu

Jongin semakin terisak-isak, air matanya semakin mengalir deras. Kyungsoo dengan cepat mendekap Jongin, dia mengarahkan kepala namjanya itu ke dadanya, mengusap rambut Jongin

"aku.. aku tahu perasaanmu Jongin ah, itu tidak mudah. Tapi kamu menghentikan semuanya, walau harus mengorbankan appamu sendiri" kata Kyungsoo, masih mengelus rambut Jongin

Jongin terisak pelan, dan mencoba mencari kenyamanan di dada Kyungsoo

"dia bukanlah korban Kyungsoo ya, dia adalah tersangka, dan sudah sepantasnya mendapatkan balasan itu" gumam Jongin, nyaris tidak kentara

Kyungsoo mengangguk, namun dia tahu jika Jongin berkata seperti itu untuk membesarkan hatinya sendiri dan menghindari penyesalan

Jongin kembali menormalkan diri dan posisinya, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan, mencoba menenangkan dirinya

"untuk sementara kita akan mencari kontrakan atau rumah di wilayah ini Kyungsoo ya" kata Jongin, dia menatap tangannya yang tadi penuh darah, namun sudah dibersihkan oleh Kyungsoo tadi, dibersihkan dengan cara di lap saja

Kyungsoo mengangguk pelan, mata bulatnya memandang koper kecil pemberian Insung disampingnya, koper yang berisi uang jutaan won

"aku masih cemas dengan Insung ajuhsi, apa dia baik baik saja?" ucap Kyungsoo, dia mendesah, resah dan gelisah

"mudah-mudahan dia baik-baik saja" timpal Jongin, mencoba menenangkan Kyungsoo , dia menutup matanya, dan mencoba melupakan bayang-bayang Heewon alias ayah kandungnya yang kini meregang nyawa

Jongin sudah menjalankan rencananya untuk membunuh Heewon, berhasil dan sukses, dan dia tidak ingin menyesali hal itu

Kyungsoo menoleh dan menatap wajah namjanya itu, tidak berujar, dan hanya mengusap bahu Jongin saja, memberikan ketenangan dan rasa nyaman. Peristiwa pembunuhan Heewon memang tidak begitu saja mudah dilupakan

Kemudian…

Tiba-tiba Kyungsoo dan Jongin dikejutkan oleh kedatangan dua polisi, sepertinya hanya polisi lalu lintas saja, namun kedatangan tiba-tiba polisi itu jelas membuat Jongin dan Kyungsoo kaget

"maaf tuan, bisa tuan tunjukkan surat izin mengemudi tuan.." kata salah satu polisi itu, tepat disamping jendela mobil yang terbuka, disamping Jongin

Jongin gelagapan, dia sama sekali tidak punya SIM, dia hanya pandai memakai mobil, namun tidak mempunyai SIM

Kyungsoo juga gelagapan, namun mata besarnya melihat benda segiempat kecil yang sepertinya milik si pemilik mobil, Insung. Kyungsoo dengan cepat mengambil benda itu, ternyata itu adalah SIM milik Insung, SIM itu bergabung bersama surat-surat tanda kepemilikan mobil, semuanya lengkap

"ah, ini… ini SIM-nya" kata Kyungsoo, bertindak cepat, menyerahkan SIM itu ke Jongin, sedangkan Jongin menerima SIM itu dengan kaget, kemudian namja seksi itu meneruskan ke si polisi

Polisi tersebut meneliti dan mengamati SIM tersebut, agak lama

"tuan Jo Insung?" Tanya si polisi

"ya, itu.. itu aku.." jawab Jongin otomatis, bohong, dia menggaruk kepalanya pelan dan melirik Kyungsoo

Si polisi mengamati, membandingkan wajah di foto dan wajah Jongin, dan untungnya foto di SIM itu adalah foto masa muda Insung dan sedikit kabur. Setelah lama mengamati, akhirnya sang polisi itu memberikan lagi SIM tersebut ke Jongin, aman

"terima kasih tuan, tapi maaf… kami akan memeriksa mobil tuan ini" lanjut si polisi

Kyungsoo dan Jongin saling pandang. Mereka was-was dan takut, terlebih lagi di saku kiri jaket Jongin masih ada sebuah pistol yang belum dibuang dan diamankan, pistol milik Watanabe, sedangkan pistol milik Daisuke ada pada Chanyeol

"silahkan diperiksa.." kata Jongin pelan, dia menyembunyikan tangan kirinya yang masih ada sedikit bekas darah mengering disana, Kyungsoo tidak tuntas membersihkannya tadi

Dua polisi itu bergerak cepat, memeriksa semua sudut mobil dan isi mobil. Jongin dan Kyungsoo turun dari mobil, Jongin terus saja memasukkan tangan ke saku jaketnya, memegang pistol disakunya dan berharap tidak ada penggeledahan diri. Sedangkan Kyungsoo khawatir dengan koper berisi uang jutaan won yang terletak dibawah jok mobil

Kyungsoo terus mengamati benda-benda yang ditemukan di belakang mobil Insung itu, semuanya adalah benda-benda bekas JAV, benda seks. seperti berpak-pak kondom, alat vibrator dan alat getar, pelicin, tissue, dan boneka seks, dan untungnya polisi-polisi itu tidak memeriksa area depan mobil

Kyungsoo menutup wajahnya, dia malu, semua barang-barang itu bukan miliknya, namun terkesan seperti miliknya dan Jongin

Kedua polisi itu selesai memeriksa, mereka hanya mengernyitkan dahinya, melihat penemuan-penemuan barang yang tidak terduga, salah satu dari mereka memandang bergantian Kyungsoo dan Jongin, seakan-akan mengatakan bahwa kedua pasangan itu adalah pasangan seks yang 'woow'

Setelah lama mengamati dan memeriksa, akhirnya polisi itu bergumam lagi

"baiklah, terima kasih atas kerjasamanya. Tuan bisa pergi, tapi tolong jangan berhenti di sini, begitu juga dengan 8 km kedepan, tuan jangan berhenti dan parkir, itu menyalahi…" kata salah satu polisi itu, mempersilahkan Jongin dan Kyungsoo pergi

Jongin dan Kyungsoo mendesah lega, mereka aman, tidak ada penggeledahan diri

"terima kasih, kami akan mematuhi peraturan yang ada" balas Jongin, sambil tersenyum

Dan akhirnya Jongin dan Kyungsoo kembali naik ke mobil. Jongin kembali melajukan mobil milik Insung itu, meninggalkan kedua polisi dan mobil patroli mereka

Salah satu polisi mendesah, memandang mobil Jongin yang menjauh dan mengecil,

"kenapa kamu melepaskan mereka, mereka sangat mencurigakan buatku" ucapnya, menoleh dan memandang rekan seprofesinya itu

"mereka tidak salah, kita hanya perlu memperingatkan saja, hanya itu" timpal polisi kedua, yang memeriksa SIM Jongin tadi

Si polisi kedua mendesah dan tersenyum, dia melepaskan Jongin dan Kyungsoo karena melihat SIM milik Insung ada pada mereka, dan dia yakin jika Insung sendiri yang menyuruh mereka untuk pergi, atau istilah kasarnya kabur

Sang polisi mengenal Insung, dia adalah anak angkat Insung, anak angkat dalam artian sebenarnya. yang di suruh pergi jauh dan mencari kehidupan sendiri, menjauh dari kediaman Insung dan JAV. Dan belakangan ini dia tidak tahu bagaimana nasib ayah angkatnya itu, apakah masih hidup atau sudah meninggal

Sang polisi mendesah

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Taehyung dan Jungkook sudah bersiap-siap ke sekolah. Sekolah perdana mereka. Taehyung sudah mengurus semuanya sejak kemarin, dia mengurus semuanya sendiri, agar dia dan Jungkook bisa bersekolah lagi, biaya bukan masalah tentunya. Sehun kakaknya, sudah memberikan dan menyimpan uang dalam jumlah besar untuknya

Jungkook memandang penampilannya di cermin, dia merasa aneh

"apa aku masih pantas bersekolah hyung, wajahku sudah kelihatan tua" ucap Jungkook, lebay, padahal wajahnya sama sekali tidak tua

Taehyung tersenyum, dia mendekati Jungkook, dan berdiri disamping namja belia itu

"kamu sama sekali tidak tua, Aku lebih tua darimu, dan sekarang kita sama-sama tingkat 3, sekolah lanjutan tingkat pertama" ujar Taehyung, dia dan Jungkook masuk di kelas 3 SMP

Taehyung memang berhenti di tingkat 3 SMP, demikian juga dengan Jungkook. Taehyung berhenti Karena malas, dia lebih memilih jadi pengangguran dan tidak bersekolah, minum-minum, merokok dan dugem bersama teman segenknya. Sedangkan Jungkook berhenti sekolah karena tidak mempunyai biaya cukup, dia tinggal dipanti asuhan dan tidak ingin membebani panti itu dengan biaya sekolah yang mahal

Taehyung memeluk Jungkook yang ada disampingnya, sambil terus menatap pantulan wajah mereka di cermin besar itu. Wajah Jungkook sontak memerah, dia menunduk, masih dipeluk oleh Taehyung

"wajahmu merah, kamu sakit?" goda Taehyung

"tidak" jawab Jungkook singkat, dia betul-betul merona dan malu

Taehyung mengeratkan pelukannya, dia memeluk dari arah belakang, dan menaruh dagunya ke ceruk leher Jungkook

"kamu jangan melirik yeoja atau namja lain di sekolah nanti.." kata Taehyung, mendadak posesif tingkat tinggi

Jungkook mendongakkan wajahnya, dia berusaha menormalkan diri, menatap pantulan wajahnya dan wajah tampan Taehyung

"aku yang seharusnya mengatakan itu hyung, hyung sepertinya tipe playboy yang suka mempermainkan pasangan" balas Jungkook, dia hanya bercanda tentunya

"aku bukan playboy, aku sama sekali belum pernah pacaran" ucap Taehyung jujur

"aku masih perjaka.." lanjut Taehyung mantap

"lalu siapa yeoja yang kemarin itu?"

"yeoja yang mana?"

"yang di bioskop itu?"

"ah, Wendy"

"benarkan.. hyung langsung tahu nama yeoja itu" Jungkook cemberut

Taehyung melepaskan pelukannya, dia memandang wajah Jungkook dan memegang kedua pipi namja itu

"biar aku jelaskan, yeoja itu bukan apa-apaku, aku bukan pacarnya dan kita sama sekali tidak pernah berbuat apa-apa" jelas Taehyung

"tapi hyung mungkin menyukainya? Dia cantik dan seksi" timpal Jungkook

"aku sama sekali tidak menyukainya, mungkin dia saja yang menyukaiku.. ah, kamu sudah tahu dan bisa membedakan mana yeoja seksi dan tidak rupanya" jelas dan goda Taehyung lagi, dia suka melihat hidung Jungkook yang besar semakin membesar jika merengut

Jungkook menunduk lagi, namun kembali dinormalkan oleh kedua tangan Taehyung dipipinya

"aku hanya mencintaimu Jungkook ah.. hanya kamu" ucap Taehyung pelan, mengulangi lagi pernyataan cintanya kepada Jungkook

Wajah Jungkook memerah lagi, dia tersenyum

"aku juga mencintai hyung…" balas Jungkook semangat

Taehyung dan Jungkook sama-sama tersenyum, mereka saling mengecup singkat dan berpelukan lagi

"aku senang kamu memilih tinggal disini, apartemen ini, bersamaku Kookie ah" ucap Taehyung senang, masih dengan posisi memeluk namjanya itu

"aku juga senang hyung, hyung mau menerimaku disini" timpal Jungkook, membalas pelukan namjanya juga

Taehyung melepaskan pelukannya

"baiklah, ayo kita pergi. Aku takut kita terlambat masuk pelajaran perdana kita" sahut Taehyung, dia juga sudah rapi, dengan seragam sekolah yang sangat pas dengannya

"ya, hyung"

Taehyung menarik tangan Jungkook pelan, dia berujar lagi

"kamu harus selalu ada disampingku Kookie ah, aku akan mengusahakan agar kita sekelas dan duduk sebangku, aku tidak ingin berpisah denganmu" kata Taehyung

"aku juga mengharapkan itu hyung. Kita akan selalu berdua dan bersama" timpal Jungkook, tersenyum lagi

Taehyung juga tersenyum dan merangkul Jungkook, bersama-sama keluar dari apartemen mereka, menuju ke sekolah

Menikmati hari-hari baru yang ceria dan bahagia, walau tanpa kakaknya, Sehun

Happy Day…

.

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Garis polisi sudah dipasangkan sejak tadi di kediaman Insung yang terbakar. Rumah yang awalnya indah, besar, megah dan mewah itu sekarang menjadi bangunan hitam, berasap, dan tidak berpenghuni. Tembok masih berdiri kokoh dan tegap, namun tidak ada lagi kesan megah dan mewah disana

Bagian dalam rumah itu sudah menjadi puing. Karena Insung memilih menggunakan banyak ornament dari kayu yang kokoh dibagian dalam rumahnya, kayu yang terukir dengan ukiran yang rumit bergaya klasik. Itulah sebabnya api dengan cepat menyebar dan melahap semua yang bisa dilahap

Orang-orang individual, tetangga-tetangga, berkumpul di depan rumah Insung itu, jika bukan karena peristiwa kebakaran, orang-orang tidak mungkin muncul disana. Kawasan wilayah tempat rumah Insung itu merupakan kawasan elit dan semua penduduknya mempunyai kegiatan masing-masing dan tidak peduli dengan keadaan tetangga mereka, walaupun ada juga yang tidak bersikap demikian

Dua orang pemuda alias namja, muncul dan bergabung dengan kerumuman di depan rumah Insung itu. Wajah kedua pemuda itu kaget dan shock, melihat rumah mewah Insung yang seperti di cat hitam

Mereka berdua datang untuk menemui Insung, karena mereka hilang kontak sejak beberapa jam yang lalu, mereka adalah Lay dan Suho, dua orang kepercayaan Insung

Suho menerobos dan masuk dalam kerumunan, mencoba bertanya kepada salah seorang wanita tua yang sejak tadi matanya berkaca-kaca

"ada apa ini ajuhma?" Tanya Suho, ramah dan pelan

Wanita tua itu menoleh dan menatap Suho, dia tersenyum

"rumah tuan Insung terbakar, baru beberapa saat yang lalu" jawab si wanita tua, dia mulai terisak pelan. Tidak ada yang tahu jika sebelum peristiwa kebakaran, ada peristiwa pembunuhan

Suho dan Lay saling pandang, mereka semakin kaget

"bagaimana dengan penghuni rumahnya?" kali ini Lay yang bertanya

"entahlah, tapi polisi menemukan kerangka tulang 4 mayat didalam rumah. Polisi meyakini jika itu adalah mayat si pemilik rumah, tuan Insung dan ketiga anak angkatnya" jelas si wanita tua, menceritakan informasi yang didepatkannya, sebagai tetangga terdekat dan sempat dekat juga dengan mendiang istri Insung, Gong Hyo Jin

Lay dan Suho mendesah bersamaan, mata mereka mendadak berkaca-kaca juga, tidak menyangka jika Insung, tuannya itu bisa mati terbakar bersama ketiga pemain tetap JAV, Kyungsoo, Sehun dan Baekhyun, itu pikirannya

Padahal sebenarnya yang meninggal dan hangus terbakar adalah Insung, Heewon, Daisuke dan Watanabe.

"apakah polisi akan menyelidiki peritiwa kebakaran ini lebih lanjut?" Tanya Suho, dia terisak pelan, mencoba mendial nomor Insung, namun sudah tidak aktif lagi

"aku juga tidak tahu. Tuan Insung sudah tidak punya keluarga dekat lagi. Dia hanya mempunyai anak angkatnya itu. Polisi mungkin tidak akan menyelidiki lebih lanjut, mereka hanya akan memakamkan ke 4 tulang belulang yang ada didalam rumah dan 2 jasad yang ada didekat pintu gerbang" jelas wanita tua itu lagi, dia tidak tahu jika 2 jasad didekat pintu gerbang meninggal akibat kena tembak, hanya 2 jasad itu saja yang utuh, penjaga gerbang bekas anak buah Insung

"terima kasih ajuhma atas informasinya" kata Suho, dia membungkuk singkat, Lay juga melakukan hal serupa

Mereka akhirnya pamit kepada wanita tua tetangga Insung itu, dan keluar dari kerumunan orang-orang disana

Suho dan Lay menjauh, dan pergi ke tempat dimana motor besar mereka diparkirkan

"karir kita sebagai orang kepercayaan tuan Insung berakhir.." kata Suho, dia mendesah, namun tidak nampak kecewa, mengerjap-ngerjapkan matanya, efek terisak tadi

"ya, tapi… apakah JAV akan berakhir?" Tanya Lay pelan

"aku harap JAV berakhir, aku kasihan dengan semua anak angkat tuan Insung" jawab Suho, tidak kalah pelan

"ya, aku juga mengharapkan demikian. Bisnis ini sudah banyak mendatangkan korban. Aku juga sudah tidak ingin menjadi bagian dari bisnis ini" timpal Lay, dia mendesah lagi

Suho mengangguk pelan, tanda setuju dengan pemikiran rekannya itu

"baiklah, kita pergi dari sini. Kita pergi jauh dan melupakan semuanya" ajak Suho

"ya, kita akan mencari pekerjaan lain, yang lebih baik, walaupun honornya kecil" Lay setuju

Akhirnya, Suho dan Lay kembali menaiki motor besar mereka, Suho menatap singkat rumah Insung yang sudah hitam dan berasap itu, dan kemudian melajukan motornya, bersama Lay di goncengannya

Mereka pergi, belum tahu kemana, namun yang pasti mereka akan pergi jauh dari kota Seoul, mencari pekerjaan lain dan kehidupan yang baru, bersama-sama

.

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Beberapa jam yang lalu, Sehun dan Luhan sudah sampai ke Negara Republik Rakyat China alias Tiongkok, tepatnya di kota Taipei, dimana di kota itu terdapat rumah pribadi Luhan, rumah yang dibelinya sendiri, hasil jerih payahnya sebagai Idol China-Korea

Sehun menidurkan dirinya di dalam kamar Luhan, diatas tempat tidur king size Luhan

"ah, aku tidak menyangka hyung punya rumah pribadi, hyung tidak pernah cerita" kata Sehun, sambil memandang Luhan yang sedang berganti baju

"aku ingin mengatakannya, tapi selalu lupa" jawab Luhan pelan, memakai bajunya dan duduk di tepi ranjang

Sehun merubah posisi, dia juga duduk

"apa hyung sudah memberitahu omma dan appa hyung, mengenai aku?" Tanya Sehun, memberanikan diri

Luhan menggeleng pelan,

"tidak, aku tidak ingin keluargaku tahu hal ini, cukup mereka sudah menyaksikan video seks kita saja" kata Luhan, dia menunduk

"keluarga hyung sudah menyaksikan video itu?" Sehun membulatkan matanya

"ya, sudah lama" jawab Luhan, video seksnya bersama Sehun tentunya sulit disembunyikan, karena sudah beredar luas, dari ponsel ke ponsel

"apa reaksi keluarga hyung?" Tanya Sehun, walau dia sudah bisa menebak

"yah, mereka marah dan malu… tapi tenang saja, seiring waktu mereka mencoba melupakan itu, aku juga sudah meminta maaf" ungkap Luhan

"semua salahku hyung"

"ah, jangan mulai lagi. Aku sudah tidak mempermasalahkan itu, aku anggap itu masa lalu dan pembelajaran" timpal Luhan cepat, sebenarnya dia tidak ingin mengungkit lagi perihal video seksnya bersama Sehun

Sehun diam, kemudian tersenyum singkat, lalu memeluk namjanya itu

"terima kasih hyung, aku yang membuat hyung seperti ini dan sekarang hyung menampungku dirumah pribadi hyung" kata Sehun, dia terisak pelan

"sudahlah Sehunnie. Kamu tidak salah.." Luhan membalas pelukan Sehun, mengelus punggung lebar namja putih itu

Sehun melepaskan pelukannya

"jadi sekarang hyung mau kerja apa?" Tanya Sehun

"aku akan mengelola restoran milikku, menjadi wirausaha, itu pilihan yang tidak buruk" jawab Luhan pelan, dia tidak ingin lagi masuk kedalam dunia entertainment, yang sehari-hari penuh dengan kamera, sesaeng, penguntit, wartawan dan sebagainya. Itu membuat hidupnya tidak bebas

"aku akan membantu hyung…" timpal Sehun semangat 45

Luhan menggeleng pelan

"tidak Sehunnie, kamu harus sekolah lagi. Sayang jika sekolahmu putus.." kata Luhan

"tidak hyung, aku tidak akan melanjutkan sekolah. Aku akan membantu hyung saja" balas Sehun, seperti anak kecil

Luhan memegang tangan Sehun, dia meremasnya pelan

"tolonglah, kamu harus sekolah… hanya beberapa tahun saja. Apa kamu tidak malu dengan adikmu Taehyung, kamu menyuruhnya sekolah lagi, sedangkan kamu sendiri tidak mau menjadi contoh yang baik" papar Luhan, dia tersenyum

Sehun menunduk, sedikit malu, dia kemudian mendongak, dan mengangguk

"baik hyung, aku akan sekolah lagi" Sehun langsung setuju

"yah, begitu lebih baik… kamu sekolah dan akan tinggal disini, bersamaku. Hanya kita berdua"

"jadi statusku tetap menjadi 'namja simpanan' hyung?" Tanya Sehun, hanya bercanda

"istilah itu jelek sekali, kamu adalah pacarku, namjaku.. tidak ada istilah simpanan-simpanan begitu" protes Luhan, dia cemberut, yang membuat wajahnya jadi semakin cute dan imut

"bagaimana dengan istilah 'kumpul kebo'…?" goda Sehun, mengambil istilah negeri tetangga yang jauh

Luhan semakin cemberut dan merengut,

"sudah.. kita hanya tinggal bersama, tidak penting apa istilahnya" tukas Luhan

Sehun tersenyum lalu ketawa, dia mengacak pelan rambut Luhan, sesuatu yang jarang di lakukannya, dia kemudian tersenyum mesum

"jadi kita bisa melakukannya lagi?" Tanya Sehun, bersmirk evil

"melakukan apa?" Luhan balik bertanya, padahal dia sudah bisa menebak arah pertanyaan Sehun

"melakukan 'itu' hyung, kita sudah beberapa kali melakukannya" jawab Sehun, dia menarik tangan Luhan dan mendorong namjanya itu pelan ke ranjang

Luhan merona, namun dia menampilkan pose seksi yang menggoda, seakan memancing Sehun untuk 'menyantapnya'

Sehun menaik-naikkan alisnya mesum, dan kemudian, dia lompat dan menerkam Luhan diatas ranjang. Dan ahh… adegan itu terjadi, bukan di Korea lagi, namun sudah di China

Sehun dan Luhan melakukan seks perdana mereka pasca kembali bersatu dan pasca pelarian Sehun dari JAV. Seks yang pastinya akan berlangsung panas karena mereka sudah sangat lama tidak melakukannya

*skip time*

.

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Baekhyun dan Chanyeol menghirup udara di Negara Singapura, sebuah Negara maju dengan wilayah yang kecil. Beberapa jam yang lalu mereka sampai di negara Singa itu, tepatnya di Kota Marina Suoth,

"kita akan tinggal dimana Chanyeol ah?" Tanya Baekhyun pelan, matanya memandang kesana-kemari, melihat penduduk Negara Singapura yang didominasi etnis Tionghoa dan Melayu

"kita ke hotel appaku dulu" jawab Chanyeol gembira

Mereka sudah melepaskan diri dan lolos. Semua berkat bantuan asisten appa Chanyeol yang selalu bisa diandalkan. Negara Korea selatan sudah jauh disana

"appamu punya hotel disini? Hotel milik keluarga?" Tanya Baekhyun, dia seakan tidak percaya

"ya, appaku mempunyai hotel di negara ini" jawab Chanyeol, dia tersenyum. Tidak bisa diragukan lagi jika keluarganya, keluarga Park adalah orang yang kaya raya, dengan bisnis Property, Jasa Keuangan, Perhotelan dan Retail di 4 negara

Baekhyun mengangguk-angguk pelan, dia menggaruk kepalanya

"mungkin lagi-lagi aku akan merepotkanmu Yeol ah, aku meninggalkan uang yang sudah kutabung di Korea, selama 6 bulan ini" kata Baekhyun, dia mendesah. Dia menabung uang hasil jerih payah pengeluaran 'keringat dan spermanya' selama ini

"tidak masalah, lupakan uangmu itu… aku ada disini dan akan memenuhi semua kebutuhanmu" timpal Chanyeol, dia merangkul bahu Baekhyun

"jadi aku merepotkanmu lagi? Pacar macam apa aku ini?" rutuk Baekhyun

Chanyeol tertawa badai

"kamu adalah pacar yang lucu dan imut Baek ah. Kamu sama sekali tidak merepotkanku" tukas Chanyeol, masih tertawa disela-sela kalimatnya

Baekhyun diam, dia mendesah

"gara-gara aku, kamu membunuh 4 orang" gumam Baekhyun pelan, menatap mata Chanyeol

Chanyeol menghentikan tawanya, dia memperbaiki posisi berdirinya, memandang sekelilingnya dan kemudian memandang wajah Baekhyun

"lupakanlah, kamu berdoa saja semoga kepolisian Korea tidak mengusutnya. Kita melakukan itu karena terpaksa, melindungi diri dan ingin kabur secepat mungkin" ujar Chanyeol, dia melepaskan pegangan kopernya dan memegang bahu Baekhyun, dua-duanya. Seumur-umur baru kali ini Chanyeol menembak orang, 4 orang dan semuanya is dead. Selama ini dia hanya latihan tembak menembak di kelas tembak sekolahnya, dengan sasaran papan berbentuk lingkaran, bukan manusia

Baekhyun mengangguk lagi, semoga harapan Chanyeol itu menjadi kenyataan

"tapi bagaimana dengan Kyungsoo, juga Jongin? apa mereka baik-baik saja" Baekhyun mendadak khawatir, dia sama sekali belum pamit kepada mereka, terutama kepada Kyungsoo

"aku yakin mereka akan baik-baik saja, aku mengenal si hitam, Jongin, dia namja yang pantang menyerah dan akan melindungi Kyungsoo, si pendek itu. Kita hanya bisa berdoa saja untuk mereka, semoga mereka selamat dan keluar dari tempat laknat itu" harap Chanyeol, dia memejamkan matanya singkat

Baekhyun mendesah lagi, dia memasukkan tangan kedalam sakunya jaket barunya, mencari ponselnya disana,

"ah, ponselku ada di Jongin.. jadi kita bisa menghubunginya" ucap Baekhyun ceria, ponsel itu sedikit terlupakan

"ya, ah.. kenapa aku bisa lupa" timpal Chanyeol, dia dengan cepat merogoh sakunya, mengambil ponsel disana dan mendial nomor Baekhyun

Tidak tersambung, Chanyeol mengulangi lagi, tapi nihil. Ponsel Baekhyun yang ada di Jongin sama sekali tidak aktif

"tidak aktif Baek ah.." tukas Chanyeol

Baekhyun mendesah kecewa, dia menyuruh namjanya itu mengulangi lagi, tapi sama saja

"apa mungkin ponsel itu jatuh? Dan rusak.." Baekhyun berandai-andai dan menebak-nebak

"mungkin saja, kita akan menghubunginya lagi nanti" Chanyeol mencoba menenangkan Baekhyun

Baekhyun mengangguk pelan, dia mengarahkan lagi pandangannya ke orang-orang yang berlalu lalang

Chanyeol menarik dan mengambil kopernya lagi,

"baiklah, ayo kita ke Hotel appaku. Kita bebas memilih kamar disana…" ajak Chanyeol, dia memegang lengan Baekhyun dengan tangan kirinya

"ya"

Chanyeol dan Baekhyun kembali berjalan, mencari taksi yang akan membawa mereka ke hotel milik ayah Chanyeol, mereka menikmati iklim tropis Singapura, yang sama sekali berbeda dengan iklim yang ada di Korea Selatan sana

.

.

.

.

Beberapa menit kemudian, Chanyeol dan Baekhyun sampai di hotel milik ayah Chanyeol. Hotel itu bernama Park-Chans Hotel, dengan 9 lantai dan lebih dari 400 kamar, berbagai kelas dan harga

Chanyeol memilih kamar yang luas, VIP, yang biasanya bertarif mahal, ruangan yang cocok bagi kalangan seleb dan eksekutif

"kamar ini terlalu luas dan mewah Yeol ah" kata Baekhyun pelan. Dia takjub melihat desain dan interior kamar itu, dia mendudukan dirinya di kursi sofa dalam kamar tersebut

"ah, biasa saja. Jangan terlalu sering memuji…" timpal Chanyeol, dia membuka jaketnya dan tidur telentang di ranjang king size

Baekhyun berdiri, mendekati Chanyeol dan duduk di tepi ranjang,

"Yeoal ah, bisakah aku kerja disini?" Tanya Baekhyun, pelan dan ragu-ragu

Chanyeol sontak menoleh, dia sedikit kaget dan kemudian beranjak, duduk

"bekerja? Di hotel ini?" Chanyeol balik bertanya, tidak paham

"ya, aku sepertinya bisa bekerja sebagai pelayan hotel, penerima tamu, dan sejenisnya" jawab Baekhyun, mengutarakan keinginannya itu

"kamu jangan main-main Baek ah.."

"aku tidak main-main.. aku serius"

Chanyeol menelentangkan lagi tubuhnya, berbaring

"tidak, tidak boleh… kenapa kamu sangat suka menjadi pelayan, dulu jadi pelayan café, setelah itu menjadi pelayan seks, dan sekarang menjadi pelayan hotel… kamu tidak pantas menjadi pelayan Baek ah.." tukas Chanyeol panjang kali lebar, dia mendesah pelan

Baekhyun tersenyum, dia menidurkan dirinya disamping Chanyeol

"kalau pelayan cinta, cintamu bagaimana?" goda Baekhyun, dia membisikkan hal itu kepada Chanyeol

Chanyeol menoleh, bertatapan langsung dengan mata bereyeliner Baekhyun itu

"kalau itu, aku setuju… pelayan cintaku, my Baek.." kata Chanyeol bernada mesum, dia bersmirk tidak jelas

Baekhyun bangun lagi

"aku serius Yeol ah, aku ingin bekerja, dan menjadi pelayan, hotel ini sepertinya cocok untukku. Kenapa kamu melarangku?"

"aku tidak melarangmu, hanya saja…." Chanyeol menghentikan kalimatnya, dia tidak melarang Baekhyun bekerja, namun… ada alasan tertentu

"kenapa?"

"aku takut kamu tergoda lagi, tergoda dengan tamu di hotel ini, dan melakukan seks lagi… dan…"

"cukup.."

Baekhyun menyerang Chanyeol, dia menindih tubuh jangkung namja itu, posisinya ada diatas selangkangan Chanyeol

"aku tidak serendah dan semurah itu…" tukas Baekhyun, wajahnya mendadak berubah dan serius

Chanyeol gelagapan,

"tidak.. maksudku, aku…aku hanya takut jika kamu jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, kamu hanya milikku seorang" ucap Chanyeol cepat, dia takut jika kalimatnya tadi menyinggung dan membuat marah Baekhyun

"aku tersinggung Park Chanyeol… sangat tersinggung" seru Baekhyun

"aku.. aku minta maaf kalau begitu.." Chanyeol berkata cepat lagi,

Kemudian…. Baekhyun tersenyum dan tertawa… tertawa sekeras-kerasnya, lebih keras dari tawa Heewon yang sudah jadi abu itu

Chanyeol membulatkan matanya, dia bernafas lega, ternyata Baekhyun hanya main-main

"wajahmu lucu, seharusnya kamu lihat wajahmu tadi Yeol ah…" Baekhyun masih tertawa cetar membahana, masih menindih Chanyeol juga

"aku tahu jika kamu hanya bercanda.." Chanyeol 'ngeles'

"kamu sama sekali tidak tahu" balas Baekhyun

Baekhyun memegang kedua tangan Chanyeol, dan meletakkannya ke atas kepala namja itu,

"bagaimana? Kamu setuju jika aku bekerja sebagai pelayan di hotel ini?" Tanya Baekhyun lagi, wajahnya berhadap-hadapan dengan namjanya itu sekarang

"asal kamu janji tidak akan tergoda dengan tamu hotel, menolak tip modus dan setia kepadaku" sahut Chanyeol, memberikan 3 syarat

"aku janji, aku milikmu sekarang Yeol ah, dan selamanya" tegas Baekhyun

"ah, baiklah… aku akan merekomendasikanmu untuk bekerja disini" Chanyeol tersenyum

Wajah Baekhyun sumringah,

"jadi aku bisa tinggal di ruang khusus karyawan hotel?"

"bisa saja, tapi hanya sebulan saja. Setelah itu kita akan tinggal bersama di rumah appa, yang ada di kota ini. appa akan segera kembali ke Korea dan kemungkinan akan lama disana" jelas Chanyeol, itulah enaknya anak orang kaya dimana ayah dan ibu selalu sibuk dan berpindah-pindah Negara

"baiklah, yang pasti kita akan selalu bersama Yeol ah" Baekhyun tersenyum, mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol

"ah, 'adik besarku' bangun Baek ah.." kata Chanyeol bernada mesum yang kentara

"aku merasakannya, dia sebaiknya ditidurkan lagi" balas Baekhyun tidak kalah mesum

"sepertinya adikku itu susah ditidurkan, apa kamu sanggup?"

"jangan khawatir, aku selalu sanggup.." ucap Baekhyun, dia mendesah, desahan pancingan yang erotis

Kemudian, Chanyeol bergerak, dia merubah posisi, saat ini posisinya diatas dan Baekhyun yang dibawah

"ayo kita lakukan Baek ah…" Chanyeol berujar, seperti sudah tidah tahan

"kamu terlalu terburu-buru, kita baru saja sampai" timpal Baekhyun, namun Chanyeol sudah menyerang lehernya, namja jangkung itu mencium dan menjilati lehernya pelan

Baekhyun mendesah dan menggelinjang, namun desahannya itu mendadak tersedot, dia kembali memikirkan sesuatu

"Chanyeol ah, kita bersenang-senang disini, dan kita tidak tahu bagaimana nasib Kyungsoo dan Jongin di Korea sana…" ucap Baekhyun, melawan rangsangan yang diterimanya, dia tidak mungkin begitu saja melupakan JAV, terutama pada Kyungsoo dan Jongin, dimana terakhir kalinya dua namja itu dalam masalah saat dia dan Chanyeol meninggalkannya

Chanyeol sontak menghentikan ciuman dan jilatannya, namun masih dengan posisi di atas Baekhyun

"tenang saja, mereka pasti baik-baik saja.. kita akan kembali ke Korea, jika waktunya sudah tepat dan merasa sudah aman" ujar Chanyeol, dia mendesah pelan, tepat didepan wajah Baekhyun, dia juga mengingat Jongin, teman akrab sekaligus partner main basketnya

"ya, aku harap juga demikian…" tambah Baekhyun, berdoa dalam hati semoga Kyungsoo dan Jongin tidak bermasalah, dan mengikuti jejaknya, yang telah terlepas dari belenggu JAV, untuk selamanya

Chanyeol kembali melanjutkan aksinya, dia kali ini memeluk Baekhyun, menindihnya pelan, dan berbisik

"bisa kita lanjutkan?" Chanyeol meminta izin, izin modus

"ahaa.." jawab Baekhyun tidak jelas

Dan akhirnya, penyatuan bibir, lidah, tubuh dan alat kelamin (penis dan hole) kembali terjadi. Baekhyun dan Chanyeol kembali berhubungan seks, seks ke-3 mereka, di luar scene kocok mengocok tentunya

'semoga kamu merasakan kebahagiaan yang kurasakan Kyungsoo…' batin Baekhyun, dalam desahan dan erangan nikmat

*skip time*

.

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Kyungsoo dan Jongin menyewa sebuah rumah kosong di propinsi Gangwon, tepatnya dipinggir kota Chuncheon. Jongin memang memilih tinggal di pinggir kota, untuk menghindari keramaian, dan yang pasti pergi jauh dari kota Seoul. Mereka tidak memilih keluar negeri, seperti yang dilakukan Sehun dan Baekhyun, karena Jongin dan Kyungsoo sama sekali belum ada pengalaman mengurus perlengkapan dan dokumen yang 'ribet' untuk keluar negeri

Jadi Jongin dan Kyungsoo memutuskan pergi dan tinggal di pinggir kota Chuncheon saja, yang jaraknya bermil-mil dari kota Seoul

Jongin baru saja mengubur pistol dan jaket hitamnya disebelah rumah, dalam jaket itu ada ponsel milik Baekhyun yang padam, namun Jongin tidak sadar.

"berapa lama kita tinggal di rumah sewaan ini?" Tanya Kyungsoo, dia meletakkan barangnya di dalam kamar besar yang sudah bersih dan rapi, pemilik rumah sudah membersihkan dan menyerahkan kunci rumah kepada Jongin

"entahlah Kyungsoo ya, aku juga tidak tahu. Tapi mungkin akan lama.." jawab Jongin, dia duduk di kursi, baru beberapa menit yang lalu dia mencuci tangannya dengan sabun, menghilangkan bekas darah yang masih ada, darah Heewon, ayahnya sendiri

Kyungsoo mendesah, dia menatap jendela rumah itu, melongok keluar, yang ada hanya pohon dan tumbuhan, mereka tidak punya tetangga. Jongin memilih sendiri rumah yang mereka sewa ini. sedangkan mobil Insung terparkir di garasi rumah, mobil yang pemilik sahnya sudah menjadi abu dan tinggal tulang

"akhirnya aku bebas Jongin ah, aku bebas.." ucap Kyungsoo, dia sedikit emosional, terisak-isak dan kemudian menangis

Jongin lekas beranjak dari kursi, mendekati Kyungsoo dan memeluk namjanya itu dari belakang

"ya, sudah berakhir… kamu bebas, tidak ada lagi yang akan mengganggu dan merebut kehidupan bebasmu Kyungsoo ya… aku ada untuk menjagamu" kata Jongin, menepati janjinya untuk membebaskan Kyungsoo, dan membunuh ayahnya sendiri

Kyungsoo masih terisak-isak pelan, menghapus air matanya, kemudian mengarahkan tangannya dan menggenggam lengan Jongin yang memeluknya, meremasnya pelan

"bagaimana dengan anak panti? Apa mereka akan aman?" Tanya Kyungsoo, dia sedikt lupa dengan anak panti, alasan dimana dia tidak bisa kabur dan pergi selama ini, penghuni panti digunakan sebagai alat untuk tetap membuatnya tinggal dan masuk di JAV

"semua penghuni panti akan baik-baik saja, Heewon sudah tiada, JAV sudah berakhir, jadi tidak ada lagi ancaman juga teror bagi penghuni panti, tenanglah…" jawab Jongin, mencoba menenangkan Kyungsoo

Jongin melepaskan pelukannya, Kyungsoo berbalik, dia dan Jongin kini berhadap-hadapan

"aku belum pamit pada Jungkook, dia sudah kuanggap sebagai adikku…" Kyungsoo menghentikan kalimatnya sejenak

"ah, maafkan aku Jongin ah, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu.." ucap Kyungsoo cepat, dia tahu jika Jungkook kerap membuat Jongin cemburu, cemburu buta

"ah, tidak… aku tidak cemburu dengan namja itu. Aku tahu kalian adalah kakak dan adik, dan hanya sebatas saling menyayangi saja" ucap Jongin, dia menampilkan wajah 'aku rapopo'

Kyungsoo tersenyum, senyum lega. Namun senyumnya mendadak hilang lagi, baru saja Jongin menyinggung mengenai 'kakak-adik', kata-kata itu terus mengganggu pikiran dan hati Kyungsoo sejak berjam-jam yang lalu

"maaf Jongin ah, aku ingin menyanyakan sesuatu…" ucap Kyungsoo, dia memundurkan dirinya pelan, namun dia menabrak tembok dekat jendela

"Tanya apa?' Jongin sebenarnya sudah bisa menebak

"apakah… apakah kita betul-betul adalah saudara? Kakak-adik?" Tanya Kyungsoo, sedikit terbata-bata, dia menunduk, dia sudah tidak mempersoalkan ayah dan ibunya yang meninggal akibat ulah Heewon, dia sudah meng-ikhlaskan semua itu

Jongin tidak langsung menjawab, dia hanya diam selama sepersekian detik, kemudian memegang bahu sempit Kyungsoo

"kita bukanlah saudara Kyungsoo ya, kita tidak ada hubungan darah sama sekali. Pernikahan ommaku dan appamu tidak sah, karena ommaku belum resmi bercerai dengan Heewon" jelas Jongin, dia menjelaskan dengan setengah hati, mencoba menentang arus dan menolak kenyataan bahwa ibunya dan ayah Kyungsoo merupakan pasangan suami istri

Kyungsoo masih menunduk, tidak menimpali penjelasan Jongin, dalam hatinya dia merasa jijik dengan dirinya sendiri, jika benar Jongin adalah saudaranya (walau tidak sedarah), maka dia sudah berhubungan seks dengan saudaranya sebanyak dua kali, dan parahnya adalah hubungan seks sejenis, namja vs namja

"jangan pikirkan itu lagi Kyungsoo ya, kita saling mencintai… aku tidak peduli dengan semua kenyataan yang ada" tukas Jongin cepat

Kyungsoo perlahan mendongakkan wajahnya, menatap namja seksi didepannya itu, namja yang menyelamatkan dan membebaskannya dari JAV tanpa luka ataupun goresan kecil

Jongin memegang pipi Kyungsoo,

"kamu masih mencintaiku kan?" Tanya Jongin, sangat pelan

"yah, aku masih mencintaimu Jongin ah…" jawab Kyungsoo otomatis, kalimat itu meluncur mulus, dia tidak bisa membohongi dirinya jika dia memang sangat mencintai Jongin, dulu, kini dan seterusnya

Jongin tersenyum, sesuai tebakannya, pertanyaan 'apakah mereka bersaudara' tidak merubah apapun, namja kecil dan imut itu masih mencintainya. begitu juga dirinya, dia sangat mencintai Kyungsoo, sejak awal melihatnya, sejak si jangkung Chanyeol melemparkan bola basket ke kepala Kyungsoo waktu itu, cintanya bersemi disana dan sejak peristiwa tersebut dia terus mengejar namja bermata burung hantu itu, dan usahanya berhasil

Jongin masih memegang pipi Kyungsoo,

"lupakan semuanya, lupakan masa lalu yang kelam itu. Kita akan membuka lembaran dan hidup baru bersama-sama… Hanya kamu dan aku" kata Jongin, sambil menatap mata bulat Kyungsoo

"bagaimana dengan ommamu?" Kyungsoo hampir saja lupa bahwa Jongin-nya masih mempunyai seorang ibu

"tenang saja, ommaku akan baik-baik saja. Aku sudah menuliskan surat kepada omma dan menyimpannya dibawah bantal, mengatakan agar omma tidak usah khawatir, aku baik-baik saja. Aku akan kembali melihat omma jika keadaan sudah membaik, hanya sedikit perlu waktu saja" jawab Jongin, dia memang sudah merencanakan semuanya dengan baik

"kamu namja sekaligus anak yang baik Jongin ah… ommamu beruntung mempunyai anak sepertimu" puji Kyungsoo, masih sedikit heran mengapa sikap dan sifat Jongin sangat berbeda dengan Heewon

Jongin tersenyum mendengar pujian Kyungsoo, dia mengulangi pernyataannya lagi

"lupakanlah semuanya Kyungsoo ya, kita akan membuka lembar baru, menulisinya dengan tinta kita berdua dan mencegah orang lain mencorat-coret lembaran itu" Jongin masih tetap menatap mata owl Kyungsoo yang besar dan lucu

Kyungsoo tersenyum dan membalas tatapan mata Jongin, dia mendesah pelan

"ya, aku akan melupakannya, kita akan hidup bahagia selamanya.." harap Kyungsoo, dia memegang tangan Jongin yang ada dipipinya

Jongin tersenyum, melepaskan tangan di pipi Kyungsoo, kemudian berganti memeluk namja kecil itu, memeluknya erat, Kyungsoo membalas pelukan Jongin

Hembusan angin yang masuk melalui jendela menjadi saksi bisu pelukan cinta kedua namja tersebut, Jongin dan Kyungsoo. Tidak memperdulikan status yang tersemat kepada mereka

"I love you Kyungsoo ya.." gumam Jongin pelan, masih dengan posisi memeluk

"I Love you too.." balas Kyungsoo, tidak kalah pelan

Jongin mendesah pelan, dia kembali teringat dengan Heewon, ayahnya sendiri, yang terbunuh ditangannya, dia memejamkan matanya, melupakan peristiwa hitam itu, dan berdoa semoga dosanya diampuni oleh yang maha kuasa, setetes air mata kembali mengalir

.

.

Ya, kadang seseorang harus mengorbankan satu nyawa untuk menyelamatkan banyak nyawa, walau itu adalah keluarga atau ayah sendiri. Tidak ada yang perlu disesali, semua sudah terjadi

Yang pasti roda kehidupan tidak pernah berhenti, masih akan terus berputar. Begitu juga dengan kehidupan Chanyeol & Baekhyun, Sehun & Luhan, Taehyung & Jungkook, dan Jongin & Kyungsoo. Mereka kini sudah punya jalan hidup masing-masing

Tinggal bagaimana mereka menjalaninya, mengisi hari-hari mereka dengan cinta serta kasih sayang dan berharap canda, tawa dan bahagia terus mengiringi kehidupan mereka hingga masa tua

Always dan Forever

.

.

.

.

O…O…O…O…O

Tiga hari kemudian,

TV nasional dan media cetak Korea mengabarkan jika kepolisian Jepang 'menggrebek' dan menutup sebuah perusahaan pembuatan video seks ilegal, JAV. Menurut kepolisian Jepang, JAV tidak mengantongi izin edar video oleh pemerintah Jepang. Hal tersebut terungkap saat kepolisian Jepang melihat dan mendapati banyaknya video berlabel JAV, dengan tiga versi, JAV Jepang (dengan pemain namja Jepang dan yeoja Jepang), JAV Korea (dengan pemain namja vs namja yang semuanya Korea) dan JAV Thailand (campuran) yang beredar luas dan dalam jumlah banyak, bak kacang goreng

Rupanya asisten masing-masing perwakilan JAV gelap mata dan memproduksi video lama dalam jumlah banyak dan tidak hati-hati, dan akhirnya Mereka semua diringkus oleh polisi. Kecerobohan itu disinyalir karena boss besar mereka (Kim Hee Won) yang menghilang dan tidak memberikan kabar serta perintah baru, jadi anak buah JAV bertindak sendiri-sendiri dan tanpa perhitungan

Kepolisian Jepang terus mengusut dan mencari dimana keberadaan pemimpin utama JAV itu, Kim Hee Won, dan menurut informasi dari anak buahnya bahwa Heewon beberapa hari yang lalu berada di Korea, namun sejak saat itu mereka sudah hilang kontak dengan boss besar mereka tersebut

JAV ditutup dan disegel, kepolisian Jepang berkoordinasi dengan kepolisian Korea dan Thailand, untuk menutup semua cabang JAV di dua Negara tersebut

Video yang sudah beredar semuanya ditarik dan dimusnahkan

JAV benar-benar berakhir… Game Over…

.

.

.

.

.

.

.

END

O…O…O…O…O…O…O…O…O

Chapter terakhir dipublish… maaf jika chapter terakhir ini jelek, aku hanya menampilkan kondisi masing-masing cast dan pairing setelah lepas dari masalah mereka. Aku juga tidak rilis NC…he…he… aku tidak ingin kebahagiaan mereka ternodai (?) dengan perilisan adegan NC… mudah-mudahan dipahami

Terima kasih karena sudah mau bersama dan membaca FF ini hingga 19 Chapter, pembacalah dan pemberi komentar (Review) yang membesarkan sebuah FF, terlepas dari cerita yang jelek dan vulgar

Untuk terakhir kalinya di FF ini, Reviewnya masih dinantikan, sepatah kata terakhir mengenai kesannya bagi FF ini tentu menjadi kado manis bagi author sendiri… he…he…

Akhirnya, aku minta maaf jika selama penulisan FF ini banyak kata-kata yang menyinggung dan tidak mengenakkan, itu tidak disengaja… aku hanya ingin meramaikan fandom screenplays yang menghasilkan banyak FF baru setiap jamnya, dan bersyukur karena FF ini bisa diterima baik

Salam peluk, cium dan sayang untuk semua pembaca… sampai jumpa lagi…

Thanks to Reviews :

Re. Tao, Baekhyunniewife, Lolamoet, baexian ree, SognatoreL, cooly224, AlienBaby88, satandiyo, x. angelxx, lets kaido, cloudsyesung, guest, blank, HanitaCho, firdaniamayarofah, Re-Panda68, JonginDO, kaihunhan, ShinJiWoo920202, sr14bmark, BlackXX, risky. alila. 1, cristianronan, ayusafitri35, lovesoo, Brown Kitty, KyungOwl, firda-xmin, Areumdawo, meosshi, ChanBaekLuv, hunniehan, 48BemyLight, 656, cici fu, lovesoo, odultLu, BabyBuby, 110114hk, kiranakim, leeraexolnur, Metacho137, KJHwang, kyungsoodo, Kiranachan, kyungie66, guest, KimYeHyun, dokyungsooxs, ayp, mrblackJ, thelostisland35, Jung Eunhee, kiranakim, VijnaPutri, she3nn0, BlackXX, ambarambarwaty, meliarisky7, Kainaru Aikorin, Seoglyu Yeowang, snowy07, Dokimkyungsoojongin, oasana, KaisooLovers, cahayaanjanie, park soohee, Kyungkyung kim, laurenna liu, LasmaniaStevani, Devrina, .5011, humaira9394, lailatul maghfiroh 16, NoveLioEXOL, soo kyung dan all

By Fan_Dio