Disclimer dan warning ada di Chapter satu, jika ingin membacanya, buka di chapter satu ya? x)

Oh hanya satu yang beda.

Warning : LEMON inside. O_o

Under 18th, i hope you to click exit button. NOW.

Don't Like Don't Read

.

.

.

Sakura berdiri di balkon kamarnya. Memandang langit malam yang bertabur bintang dalam diam. Tak menghiraukan baju tidur tipisnya, ia berdiri disana meski udara sangat dingin malam ini. Ia hanya sedang berkelana ria di dunia alam bawah sadarnya.

Ia masih tak percaya. Ia dan Naruto kini telah terikat janji sehidup semati. Kurang lebih dua minggu lalu mereka melakukan resepsi pernikahan. Semua berjalan lancar dan menyenangkan. Ia berasa sedang bermimpi. Dua tahun dalam setatus sepasang kekasih akhirnya kini mereka terikat. Ada yang tahu? Ia adalah kunoichi terakhir di angkatannya yang menikah.

Dimulai dari teman pirangnya telah menikah dengan pria kulit putih setahun sebelum dirinya, meninggalkan dirinya yang hanya bisa menggigit jari. Dan setelahnya berturut-turut, kunoichi berambut cepol dua melaksanakan pernikahan dengan si pemuda rambut bob penggila masa muda, dan setelahnya Kunoichi berponi yang menikah dengan pemuda penyuka anjing, terus si mata empat menikah dengan uchiha masa lalunya.

Terlintas di pikirannya bahwa Ia akan menjadi perawan tua, ia sudah putus asa. Ia tak mungkin bilang pada kekasihnya jika ia ingin menikah juga, menjalin hubungan yang lebih serius dengan hokage ke tujuh itu. Itu akan menjatuhkan martabatnya.

Namun, punclut di cinta kondang pun tiba. Naruto melamarnya tepat dihari ulang tahunya. Ia tak kuasa saat itu, terlalu syok hingga malah memukul pria itu tepat diwajahnya sebelum memeluknya. Berkata bersedia sembari bercucur air mata dan mendapat sorakan dari penduduk desa konoha. Aah~, itu adalah adegan paling memalukan yang ia alami.

Dan sekarang, mereka sudah tidur satu atap, satu ranjang, satu selimut dan satu bantal. Ya, ia merasa bahagia. Tak ada lagi suara fansgirl yang mengganggu itu, tak ada surat dan coklat yang sering ia temukan di meja hokage maupun di pintu rumah Naruto. Tak ada lagi gadis-gadis yang akan mengerubungi Naruto. Sakura tenang sekarang. Naruto telah menjadi miliknya. Miliknya seorang.

Ketika sedang asik dalam lamunannya, sebuah tangan kekar merengkuhnya di bagian perut, menariknya kebelakang hingga punggungnya membentur sesuatu yang hangat dan membidang. Sempat ia terkejut namun langsung tersenyum karena ia sudah mengetahui siapa yang tengah merengkuhnya.

"Tadaima." gumam Naruto.

"Okaeri, bagaimana hari ini?" ia mendongak menatap Naruto yang memejamkan mata. Menghirup harum tubuhnya. Ia tumpangkan kedua tangannya di atas tangan Naruto dan bergeliat pelan mencari posisi yang nyaman di dada bidang Naruto.

"Hm? Apanya yang bagaimana?" gumam Naruto. Mengeratkan pelukaknnya.

Sakura mendesah. "Pekerjaanmu, apa melelahkan?" ujarnya malas. Inilah sifat yang tidak ia sukai dari Naruto. Meski sudah dewasa namun kepekaannya masih dibawah setandar. Kurang dari KKM. Tapi masih mending dari pada beberapa tahun kebelakang semasa remaja.

"Lumayan, banyak yang harus ku urus." dapat didengarnya nada lelah yang keluar dari mulut Naruto. Ia tersenyum, meski begitu, ia tahu Naruto bekerja dengan teliti. Masalah di desanya selalu tertuntaskan. Ya, meski sebagian harus di urus asistennya. Sakura berbalik dan memeluk leher Naruto, menatap manik indah Naruto masih dengan senyuman. "Kau bekerja dengan baik." dan satu kecupan ia berikan pada Naruto. Hanya sebentar karena dirinya langsung melepas pelukannya. "Sekarang ayo kita makan malam, masih belum terlambat untuk melakukannya." hanya beberapa langkah ia berjalan pergelangan tangannya di tarik hingga ia kembali bertubrukan dengan Naruto.

"Mau kemana?" tanya Naruto. Sakura membolakan matanya. "Mau mempersiapkan makan malam, kan kita mau makan malam?" jawab Sakura enteng, berusaha melepaskan pegangan Naruto. Namun pegangan itu semakin kuat. "Tak perlu. Sudah ada." dan ia tak bisa berkata apa-apa lagi karena Naruto telah meraup bibirnya dengan bibir basah Naruto.

Mengciumnya pelan penuh perasaan. Tak ingin menjadi korban, Sakura mengaitkan tangannya di leher Naruto dan mendorongnya pelan bermaksud memperdalah.

Terlalu nikmat berciuman hingga tak sadar satu desahan keluar darinya. Memancing Naruto berbuat buas dengan bibirnya penuh nafsu. Lumatan, hisapan dan decakan tak terhindarkan. Sakura tak bisa apa-apa hanya mendesah dengan tubuh yang melemas. Memegang pundak Naruto. Mencengkramnya kuat.

"Hhmmpt— Ugh.."

Acara intim terhentikan kala oksigen meminta masuk setelah stok habis di paru-paru. Nafas Sakura tak teratur, Mulutnya terbuka tertutup ikut meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Dan Satu pagutan lagi, dirinya dibawa Naruto kedalam ciuman yang dalam. Bibir bawah menjadi korban gigitan Naruto.

"Ahn—."

Ia mendesah kembali kala bibir Naruto turun ke lehernya, mengecupnya pelan. Sisi sensitifnya. Desahan semakin menjadi kala Naruto dengan sengaja menggigit leher jenjangnya hingga meninggalkan jejak merah. Terus mengecup dan menggigitinya hingga entah berapa desahan keluat dari mulutnya. hingga aksi itu berhenti setelah bibir Naruto pindah kembali ke bibirnya. Mengecupnya kembali. Tak hanya disitu, perang lidah terjadi antara Sakura dan Naruto. Air liur keduanya menyatu dalam kehangatan. Kaki Sakura sudah tak dapat lagi menahan tubuhnya, rasanya lemas dan tak bertenaga. Untung ada tangan Naruto yang memeluknya erat hingga dirinya tak jatuh. Sakura sudah tidak bisa menampik lagi bahwa wajahnya kini telah merah padam. Suhu tubuhnya meningkat.

Naruto membaringkan tubuh Sakura di kasur mereka dengan mulut masih menyatu. Menaikan badannya hingga berada di atas tubuh Sakura.

"Hmpth Aah—Hmpth." desah Sakura kala merasakan tubuh bagian atasnya diremas tangan besar.

Naruto terus bermain dengan dada Sakura. Meremasnya dan memutarnya pelan. Bisa dirasakan ujung dada Sakura yang mulai mengeras. kala memelintir ujung dada itu, desahan keras keluar dari bibir itu. Terdengar sexy dan menggoda bagi Naruto.

"Kau suka?" Naruto menyeringai. Memelintirnya kembali. Baginya kepuasan Sakura adalah kebahagian baginya.

"Ba— ahh ka.." gumam Sakura tertahan. Melengguh dengan tubuh yang menegang. Seringaian Naruto semakin terlihat. Ia singkapkan baju yang Sakura kenakan hingga ia dapat melihat isi yang ada didalamnya. Begitu indah dengan dibalutan kain lain yang berwarna seperti rambutnya. Melepasnya perlahan dan langsung meraupnya dengan mulutnya. Menghisap dan menjilatinya.

"Aah—.." Sakura memeluk kepala Naruto didadanya. Menekannya karena desakan yang kuat dari tubuhnya.

Tangan lain Naruto terangkat, bermain dengan bola yang lain. Berupaya mengimbangi tempo mulutnya.

"Kau tahu apa yang ku suka?" Naruto langsung memelintir kecil lagi dada Sakura. Dan mulutnya menggigiti dada itu gemas. Desahan terus keluar dari mulut Sakura. Tangan Naruto turun ke arah selangkangan Sakura, mengusapnya pelan. Tubuh Sakura menegang, pelukan di kepala Naruto semakin kuat hingga Naruto hampir kehilangan nafasnya. Namun Naruto tak perduli, demi kesenangan Sakura, ia akan melakukannya.

Ia tambah sedikit tekanan pada selangkangan Sakura, menggosoknya sedikit lebih cepat dan tentu membuat desahan kembali keluar.

"Aaah... Naru— aaah." desah Sakura.

Telah puas dengan bagian atas Sakura, Naruto turun ke bagian bawah. Menurunkan dua celana Sakura ia langsung disuguhkan dengan pemandangan luar biasa. Bagian bawah Sakura. Ia menyeringai. Menyentuhkan telunjuknya pada bagian itu.

"Kau basah." ucap Naruto.

"Naruto no Baka, hentai—Aah Ecchi." desah Sakura. Wajahnya merah pekat, menahan malu akibat ulah suaminya.

"Aah—" jerit Sakura tertahan kala jari Naruto memasuki dirinya, memasuk keluarkan hingga ia bisa merasakan rasanya. Tangannya mencengkram seprei hingga tak berbentuk. Menahan desakan kenikmatan duniawi yang melanda. Sakura semakin menjerit ketika Naruto menambahkan jarinya. Sesuatu dalam tubuhnya bergejolak, seakan ada sesuatu yang mendesak keluar.

Naruto angkat tangan lainnya. "Kau akan menyukainya." Naruto memasukan jari tengah dan telunjuknya ke mulut Sakura. Sakura merona kembali. Tanpa diminta mulutnya menghisap jari Naruto, memainkanya dengan lidahnya. Ia tak menyadari itu. Mulutnya bekerja sendiri. Desakan semakin kuat ia rasakan di bagian bawahnya. Semakin kuat meminta keluar. Tubuhnya menggelinjang. Melengkung hingga dadanya membusung.

"Aaah—" dan tak dapat ditahan, sesuatu dari dalam perutnya keluar membasahi jemari tangan Naruto. Ia merasa kan hal yang luar biasa. Ini sangat membuatnya senang.

"Kau keluar banyak, Sakura-chan." Ujar Naruto. Sakura menutup wajahnya dengan kedua tangannya menahan malu.

"Naruto no Hentai." ujar Sakura tertahan. Naruto menyeringai, "Sekarang giliranku." Naruto melepaskan baju yang menutupi tubuhnya. Menampilkan dada bidang yang akan membuat semua wanita pingsan. Kala tangannya bersiap melepas celana orangenya, suara lain membuat ia terhenti.

Kruyuukk

'Sial, kenapa disaat seperti ini.' ia merutuki perutnya yang berteriak meminta jatah. Ia merutuki dirinya yang melewatkan makan siang tadi hingga berakibat patal disaat seperti ini. Dapat ia dengar tawa lirih dari Sakura. Terdengar sensual dan menggoda.

"Sudah kubilang untuk makan terlebih dahulu." Sakura bagung dari tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Meski wajahnya masih merona Sakura tersenyum manis. Merapihkan pakaiannya hingga tertutup.

"Akan kusiapkan makan." Sakura turun dari kasurnya dan Naruto menjegal tangannya. Menatap Sakura dengan tatapan serius miliknya.

"Kita akan melanjutkannya, 'kan?" ujar Naruto. Sakura tertawa keras. Meski Naruto mungkin berujar serius, namun ia merasa geli mendengarnya. Oh ayolah, itu gerdengar seperti rajukan anak kecil.

"Iya, Anata." Sakura mengecup sebentar bibir Naruto sebelum beranjak ke arah pintu. Teringat sesuatu ia tersentak.

"Aku harus membersihkan ini dulu—"

"Jangaaan." seru Naruto. Sakura menaikan alianya heran. Apa yang dipikirkan suaminya.

Cengiran Naruto terpampang diwajahnya. "Aku yang akan membersihkannya." Ucap Naruto dengan lidahnya yang menjilat bibir bawahnya. Wajah Sakura memerah. Ia ambil buku di meja dan langsung melemparkannya ke arah Naruto.

"Naruto no Hentaaaii. Baka. Echiiii." teriak Sakura menghiraukan malam yang telah merajai.

End

Oh noooo, hilang sudah martabatku. Hilang sudaah... Hiks hilang sudaaah. Aaargghhh

Hikari-chan, Kimi wa.. Kimi wa... Huwaa #lebay #alay

#Lupakan.

Ehemrgh... Gimana? Apa kah bagus? Aargh, Ketahuan kalo sebenarnya saya orang mesum..

Gak ada basa basi, Hikari-chan. Jangan minta lagi karena saya gak bisa bikin yang ginian, jangan. T.T

segala Kritik, Saran bahkan plame( sebaiknya jangan) saya terima dengan Lapang bola(?), Lapang dada Maksudnya, iya.

Review? Please.