Summary: Hinata terjebak antara penyelamatan klan, atau mempertahankan kekuatannya sendiri. Mana yang akan dipilihnya? Apabila melenyapkan kekuatannya bisa menyelamatkan Hyuuga, maka…
Naruto By Masashi Kishimoto
I'm weak, I'm strong By Popow-Kipow
Warning: typo, semi-cannon, EYD, kalimat berbelit-belit, beda jauh dengan cerita asli, dll. Don't like don't read
Genre: Hurt/comfort & friendship
Rated: T
Chapter sebelumnya: "Sepertinya para tetua melakukan kesalahan, harusnya koneksi mata milik Hinata tidak ikut teraktifkan saat kami melakukan pengktifan segel. Tapi aku bisa menonaktifkan koneksi itu." "Tak perlu, Hiashi-sama, biarkan tetap aktif saja."
Chapter 7: Misi percobaan
Hinata mendongak mendengar jawaban Sasuke, Dalam kepalanya ia mempertanyakan jalan fikiran pemuda dihadapannya. Penglihatan adalah hal yang pribadi, tadi saja Sasuke sudah melihat urusan pribadinya dengan Naruto, lalu memangnya Sasuke bermaksud untuk melihat apa lagi? Lelaki paruh baya berambut cokelat pun menyiritkan dahi dibuatnya, dengan memperhitungkan berbagai hal, Hiashi menyimpulkan kemungkinan Sasuke akan merasa terganggu akan penglihatan Hinata yang juga bisa terlihat olehnya. Namun ternyata, Sasuke justru terlihat menerima keadaaan ini.
ooo
Seorang lelaki berambut silver terlihat sibuk memilah kertas-kertas yang diletakan di meja kerjanya sejak pagi hari. Setelah memisahkan laporan keuangan dengan laporan lain, sekarang tinggal mencari surat misi yang dikirim biasanya oleh desa lain. Tangannya yang terbalut sarung tangan, menuliskan beberapa nama shinobi yang akan dikirimnya dalam surat misi yang pertama, dan yang berikutnya. Namun untuk surat misi yang terakhir, ia merenung sejenak. Misi pengawalan pedagang melewati gunung angin, misi rank b. Mungkin satu orang genin akan sanggup melakukannya, tapi ada satu nama yang ia fikirkan.
"Shiho, tolong panggilkan Hyuuga Hinata ke hadapanku, ada misi sebagai uji coba untuknya." Shiho, yang saat itu menjabat sebagai asisten Hokage terkejut mendengar perintah sang atasan. Namun tak lama ia pun keluar dari kantor orang nomor satu di Konoha itu. Sepeninggal asistennya, Kakashi menatap tajam nama Hyuuga Hinata yang ia tulis di kertas itu, ia sangat berharap banyak pada murid Kurenai itu.
Setelah lewat lima belas menit sejak Shiho keluar dari ruangan, kini perempuan berbaju putih itu sudah kembali berdiri di hadapan meja Kakashi, tidak sendiri, kini seorang kunoichi berjaket ungu muda menyertainya. Hinata cukup senang karena Kakashi masih mau menugaskannya dalam misi, meskipun hanya rank b, gadis berambut biru tua itu juga menyadari ini berupa uji coba yang dilakukan untuk mengukur kelayakannya sebagai seorang shinobi.
"Hinata kau akan mengawal pedagang kaya raya dari desa momoji di tenggara konoha menuju desa guddo di timur melewati gunung angin, tempat itu rawan akan perampok. Kau akan berangkat sendiri, dan gunakan radio komunokasi ini, jika kau butuh bantuan segera hubungi aku." Sebuah benda yang biasa dihubungkan ke telinga kini sudah berpindah pada telinga Hinata.
Misi telah diberikan, artinya shinobi harus segera melaksanakannya. Untuk pertama kalinya Hinata akan melaksanakan misi sendirian, tanpa tim dan tanpa byakugan. Hinata telah berlatih beberapa hari ini, ini saatnya untuk mengaplikasikan latihannya bertarung tanpa byakugan. Naruto selalu menemaninya saat berlatih, menjadi mentor sekaligus lawannya.
Menyusuri jalan ke arah tenggara Konoha, maka kau akan menemukan sebuah desa yang ditumbuhi banyak pohon momoji. Di gapura berwarna orange yang menjadi penanda desa yang indah di musim gugur ini kini terlihat dua orang lelaki dan satu orang perempuan yang terlihat sedang menunggu sesuatu. Menurut penuturan Kakashi, perempuan berpakaian tradisional dengan corak momoji itu adalah si pedagang kaya. Dia menjual obat yang terbuat dari daun dan pohon momoji.
"A-ano, maaf aku terlambat, aku Hyuuga Hinata sinobi dari Konoha." Hinata memperkenalkan diri sebagai shinobi yang dikirim oleh hokage dengnan sopan. Sebenarnya Hinata tidak terlambat, hanya saja pedagang ini yang sengja menunggu lebih awal.
"Oh…tidak, kau tidak termbat. Perkenalkan namaku Momoji Saiu, dan yang berambut hitam itu Kuro sementara yang berambut biru itu Ao, mereka anak buahku. Hinata-san, jaga kami saat melewati gunung angin, ahahah… aku rasa kedua orang kurus ini tidak akan bisa melindungiku, aku percaya pada shinobi Konoha." Dengan penuh rasa hormat, tiga orang yang sejak tadi menunggu kedatangan Hinata itu membungguk.
"Aku akan berusaha semampuku." Mata abu-abu itu meredup seiring dengan kepercayaan diri yang menurun, gadis berambut biru tua itu takut mengecewakan orang yang telah mempercayainya.
Jalanan yang awalnya didominasi oleh jajaran pohon momoji tak berdaun akibat musim dingin, kini digantikan dengan bebatuan terjal, sedikit licin akibat timbunan salju. Siapa pun harus berhati-hati dalam melewati tempat dengan kondisi seperti ini. Saiu Nampak kesulitan berjalan, beberapa kali wanita berambut orange itu jatuh terpeleset.
"Saiu-sama, berhati-hatilah!" Ao memperingati, namun Saiu sudah terlanjur jatuh, lengannya tersayat batu tajam hingga berdarah cukup banyak. Kuro panic menghambur kea rah atasannya yang tengah meringis kesakitan. Hinata bukan kunoichi medis, tapi setidaknya ia pernah belalajar mengenai pertolongan pertama. Dengan segera diambilnya segenggam salju bersih, dan ia biarkan suhu hangat tangannya mencairkan beda dingin itu untuk membasuh luka di kulit Saiu. Hinata merogoh kantung senjatanya dan mencari perban juga obat luka khas klan Hyuuga, dan dengan segera kini darah sudah tidak keluar lagi.
"Ah, arigatou Hinata-san."
Jalanan berbatu telah mereka lewati, kini dihadapan mereka adalah rintangan yang sesungguhnya, gunung angin. Dimana banyak cerita masyarakat yang mengatakan bahwa siapa pun orang lemah yang melewati gunung tersebut, maka ia akan menghilang seperti angin, entah karena dibunuh atau diculik oleh klan perampok yang tinggal di sana ataupun menjadi santapan binatang buas.
Hanya pepohonan lebat yang menjadi latar perjalanan perdagangan ini, beberapa kali ular bahkan srigala yang notabene merupakan binatang nocturnal melintas di sekitar empat orang ini. Ao mengawal di belakang Saiu, Hinata di kanan, sementara Kuro di Kiri. Sebuah kunai yang ditempeli secarik kertas mendarat tepat di depan kaki Saiu, wanita bermata orange itu segera membaca tulisan dalam kertas itu.
"Klan perampok itu… rupanya mereka benar-benar ada!" Segera tiga orang pengawal itu bersiaga melindungi Saiu-sama. Klan perampok, mereka merupakan penghuni asli gunung angin, mereka bertahan hidup dengan cara merampok. Suara tawa seorang pria mengagetkan mereka semua, disusul dengan munculnya pemilik suara itu, pria bertubuh besar dengan rambut hitam gimbal dan bermata kuning, namanya adalah Torabu. Disusul dengan munculnya pria degan rambut abu-abu bernama Toramaru dan seorang lagi yang botak dengan nama Toramu, karena berasal dari klan yang sama, mereka juga bermata kuning seperti si pria bertubuh besar.
"Kau! Momoji bukan? Aku bisa mencium bau obat rahasia Klan Momoji yang kalian bawa. Serahkan padaku atau aku akan mengambilnya dengan cara paksa dari kalian!" Pria gimbal bernama Torabu itu secara tidak sopan menunjuk-nunjuk wajah Saiu. Obat klan Momoji berharga sangat mahal, berasal dari satu daun momoji yang tidak ikut gugur di musim gugur, dan masih menempel di pohonnya saat seminggu awal salju turun. Tidak setiap musim gugur daun itu bisa ditemukan, maka harganya menjadi sangat mahal, lebih mahal dari perhiasan.
"Jangan harap!" Tanggapan ketus dari Momoji Saiu memancing emosi tiga orang perampok itu, serempak mereka tertawa meremehkan.
"Toramaru, Kira-kira kita apakan tiga orang pengawal bangsawan Momoji ini? Yang laki-laki keduanya kurus, sementara yang perempuan dilihat dari sisi mana pun terlihat lembek." Untuk beberapa saat tiga orang yang saat ini bertugas sebagai pengawai Saiu terpaksa harus menahan emosi akibat diperolok oleh kawanan perampok ini.
"Aku rasa mereka bukan pengawal, mereka hanya tukang angkut barang, Torabu-nii. Menurut mu bagai mana, Toramu?" Semakin naiklah amarah menuju ke permukaan, karena olokan yang semakin pedas.
"Cih, mereka tidak akan sanggup mengangkut barang, aku rasa mereka hanya tukang bersih-bersih kamar mandi klan Momoji." Sudah cukup, tak ada lagi menahan emosi, yang awalnya hanya di permukaan, kini sudah meletus tak terbendung lagi. Seketika Ao maju ke depan dengan mengepalkan tangan di hadapan wajah perampok berambut abu-abu.
"Jaga bicara mu, kurang ajar!" Kuro yang sudah ikut terbakar pun mulai bersedia untuk menyerang Toramu yang berkepala botak yang tadi mengatakan mereka seperti tukang bersih-bersih kamar mandi.
Hinata kerepotan menangani Ao dan Kuro, sebagi shinobi, Hinata tahu bahwa kata-kata pedas yang dikeluarkan oleh lawan, semata-mata hanya untuk memancing emosi dan menjadikan lawan merasa menang. Ao secara membabi buta menyerang si rambut abu-abu dengan pukulannya yang tak terarah, begitu pula dengan kuro. Hinata tak menyadari saat Torabu berpindah ke dekat Saiu, lalu mendekap wanita berambut orange itu agar tidak dapat bergerak.
"Kyaa! Lepaskan aku, ini tidak bisa diterima." Jika saja Hinata masih bisa menggunakan byakugannya, sedikit saja pergerakan dari lawan akan terlihat, namun sekarang sudah berbeda, kepekaan gadis Hyuuga itu sudah menurun.
"Saiu-sama!" Serempak Ao dan Kuro berteriak, perhatian mereka pada dua orang yang telah menghina mereka teralih pada atasan mereka yang berada di tangan Torabu yang merupakan pemimpin kawanan perampok itu.
"Kami akan mengambil Momoji-sama, lagi pula jika kami tidak mendapatkan obat itu, kami bisa menjual Momoji-sama yang cantik ini dengan harga yang lebih mahal dari pada obat itu."
"Tidak! Lepaskan Saiu-sama, atau kau akan merasakan akibatnya." Pria kurus mengancam tiga orang pria bertubuh besar? Tak ayal itu menjadi seperti lelucon bodoh di teling siapapun yang mendengarnya.
"Huuh, aku takut…hahahah…" Sebutir tabir asap diledakan, para perampok itu bergegas pergi dengan membawa Saiu. Ao dan Kuro berusaha mengejar, namun puluhan kunai melesat ke arah mereka. Walau masih bisa menghindar, beberapa kunai sudah terlanjur mengenai kulit mereka. Hinata merasa tidak berguna saat ini, misinya adalah mengawal pedagang dari klan bangsawan Momoji untuk mengantar pesanan obat dengan selamat sampai tujuan, tapi yang terjadi adalah yang harusnya dilindungi justru raib dibawa penjahat. Obat daun momoji itu sebenarnya ada dalam Hinata, tapi obat itu sudah tak penting lagi karena penjualnya sudah diculik.
"Kyaa…tak usah perdulikan aku, yang penting adala peraturan no.7" Saiu berteriak saat perampok itu membawanya berlompatan di dahan pepohonan.
"Argh…"
Kuro tumbang karena rasa sakit di kakinya, Ao membopong saudaranya itu untuk duduk di bawah pohon. Hinata mendekati mereka dengan sebotol salep luka di tangannya, gadis berambut panjang itu mulai berjongkok di hadapan mereka, telebih dahulu luka di lengan Ao yang dirawatnya, kemudian Kuro.
"Arigato, beruntung ada Hinata-san yang bisa mengobati kami." Ucap lelaki berambut biru itu.
"Ya, jika tidak, kami tidak akan bisa melanjutkan perjalanan ini." Kuro ikut menimpali tak lupa senyum lebar terlukis di wajahnya. Seketika wajah Hinata berubah murung.
"A-aku tidak berguna bagi kalian, Saiu-sama sudah di culik." Hinata mulai berfikir, mungkin pilihan berhenti menjadi shinobi harusnya ia pilih sejak awal, jika saja hal itu ia lakukan, mungkin sekarang yang mengawal para pedagang ini bukan dirinya, mungkin shinobi yang lebih bisa diandalkan. Untuk mencari keberadaan Saiu, apakah bisa tanpa bantuan byakugan?
"Begini, ada peraturan di klan Momoji yang mengatakan bahwa, lindungi dan antarlah barang yang dipesan pelanggan. Itu tadi yang dikatakan oleh Saiu-sama peraturan No.7. Maka kita sebagai pengawal harus menjalankan perintah dari Saiu-sama, walau sejujurnya aku sangat ingin menolong dahulu Saiu-sama." Kuro menundukan wajahnya menyesal.
"Baiklah, kalau begitu, Kuro-san dan Ao-san antarkanlah obatnya, aku akan mencari Saiu-sama." Semangat mulai tumbuh dalam diri Hinata, gadis bertubuh mungil itu merasa tak mungkin ia menarik kata-katanya tentang akan berusaha tetap menjadi shinobi, bukankah itu tak akan menarik kata-kata adalah jalan ninjanya?
"Hai"
ooo
Sasuke membuka matanya, dalam fikirannya ia melihat Hinata yang akan bertindak nekat. Tak habis fikir ia dibuatnya oleh gadis yang satu ini, Uchiha tunggal ini akan terus mengawasi proses misi Hinata, dan apa bila Hinata dalam kesulitan, maka ia akan menyusulnya. Tapi ia teringat kata-kata Naruto tadi pagi saat di tempat latihan.
Flash back
"Sasuke, aku tahu kau bisa melihat Hinata, sekarang dia sedang ada misi percobaan, tolong awasi dia, aku khawatir." Naruto menatap kosong sebotol air putih di genggamannya.
"Yah…baiklah Dobe, tak perlu cemas seperti ibu-ibu."
Flash back off
Baiklah, Sasuke hanya akan mengawasi, jika terjadi sesuatu yang membahayakan Hinata biarlah sahabat Dobe nya yang menyusul. Lagi pula, walaupun ia yang menyusul, pasti lelaki berambut kuning itu akan mengrkor padanya.
TBC
Hai…#cengangas-cengenges, Popow udah publish chapter 7 nih. Popow ganti judul ya, ditambahin tobe aja ko. Sebenarnya awalnya Popow bermaksud jadiin pair sebagai pemanis aja, tapi akhir" ini Popow malah ngulik pair Huaaa... Arigatou udah dibaca fictnya dan review, follow, sama fav nya reader-san. Jangan kapok mampir lagi baca kelanjutan I'm weak, I'm strong. Arigatou.
Kalau ada flame atau koreksi dan kawan-kawannya bakal Popow terima sepenuh hati, mohon bimbingannya juga dari senpai yang kebetulan tersesat di fict ini, jadi silahkan tuangkan semua di review. #cengangas-cengenges lagi.
Name NM: Arigatou, happy ending pasti lah kalau buat Hinata-san.
slamet . .9: Gomen, bukan maksud Popow mau bertele" atau bikin pusing dan kecewa reader-san semua, Popow cuma mau nanya aja keinginan reader-san seperti apa. Tapi tetap Popow bakal pake pair yang sejak awal Popow siapkan.
talithabalqis: Ya, gomen lama. Rencana awal… hmm, nanti talitha-san akan tau di akhir.
nagi nagisa chan: salam kenal juga, arigatou. Jangan menangis meratapi nasib #jhah happy ending pasti.
Devilish Grin: Ya, Popow bakal bikin sesuai alur, arigatou senpai.
xirrie: Nih udah dih lanjuth :D
Dhea: Yang jadi penghubung antara mata Hinata dan Sasuke adalah uratnya Hinata, yang di ambil kan cuma urat aja, mata hinata tetap abu-abu byakugan kok Dhea-san.
Hyuuki Fukkyu: Ya nih Sasuke-san balas budi gitu deh. Eh, ini sarannya Popow pake loh ya arigatou.
Lawchan-Ai: Yah jangan galau ya, yah yang pasti salah satu dari mereka akan menjadi pair Hinata-san.
lovely sasuhina: Betul Sasuke akan melindungi Hinata, tapi Popow gak janji sasuhina ya.
dhea: Yap semacan telepati, Popow juga penasaran… Eh ko ada dua dhea-san ya di sini? Apa merupakan orang yang sama?
LavHimeChan: Mungkin, bisa jadi.
: Hi juga, arigatou udah diingatkan senpai. Untuk judul maaf, Popow memang segaja pakai tanpa to be dari awal karena terinspirasi dari nama sejenis aplikasi yang Popow liat beberapa bulan lalu, tapi ga enak dibaca ya? Ya udah nanti Popow ganti. Tapi azalea-senpai bener-bener ga berniat baca satu chapter pun? Gomen kesalahan Popow bikin sebel ya. Popow ga tersinggung ko, dari awal Popow selalu cantumin kata 'Kalau ada flame atau koreksi dan kawan-kawannya bakal Popow terima sepenuh hati, mohon bimbingannya juga dari senpai yang kebetulan tersesat di fict ini'
Line-chan SHL: Gomen ya, Popow kelamaan, arigatou udah ditungguin. Sasuke akan mengawasi Hinata.
