"Hey, Sasuke. Kau yakin dengan ini?"

Seorang pemuda yang memiliki rambut putih—mirip uban bernama Suigetsu memasang tampang orang ketakutan melihat puluhan mahluk aneh berkumpul di depan sebuah yang diapit dua tebing besar. Di samping Suigetsu, pemuda bernama Sasuke hanya bergumam dua kata sakral Uchiha sebagai jawaban. Berbeda dengan Suigetsu, ia terlihat sangat tenang. Seolah-olah sekumpulan mahluk yang merupakan hasil penelitian Orochimaru bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan.

"Ingat! Jangan bunuh mereka." ujar Sasuke dengan wajah datar—sedatar tembok raksasa Tiongkok.

Cucuran keringat sebesar jempol kaki memenuhi batok kepala bagian belakang Suigetsu. "Seharusnya mereka yang kau beritahu tentang membunuh, pantat ayam brengsek!" pikirnya melihat kembali rombongan mahluk aneh itu.

Sekitar dua puluh meter di depan Sasuke dan Suigetsu, hasil penelitian Orochimaru—ah, mendiang Orohimaru terlihat seperti orang yang belum makan berbulan-bulan. Mulut penuh gigi tak beraturan yang meneteskan banyak air liur, gerak tubuh yang tidak sabaran lagi, dan juga mata kosong yang nampak lapar. Itu semua membuat Suigetsu kembali digerogoti rasa takut.

"Sekali lagi Sasuke... Apa kau yakin dengan ini? Lihatlah, mereka seperti pengungsi perang yang belum makan satu bulan." ucap Suigetsu menoleh ke lawan bicaranya, sedangkan jari telunjuk tangan kirinya diarahkan ke depan.

"Hn." kembali, Sasuke mengeluarkan dua huruf konsonan andalannya. Ia kemudian menarik keluar Kusanagi no Tsurugi miliknya dari sarung yang terikat di pinggang.

Suigetsu mendesah panjang sebelum melakukan hal yang sama dengan pemuda Uchiha di sampingnya. Ia mengeluarkan katana yang diperoleh saat pemberontakan di markas Orochimaru. "Kalau sampai aku mati, kau harus menjauhi kuburanku Sasuke!"

"Kalau begitu. Jangan sampai mati."

Usai mengatakan itu, Sasuke akhirnya maju dengan kecepatan yang ia miliki. Suigetsu bergumam lesuh sesaat meratapi nasib sebelum mengikuti pergerakan Sasuke dari belakang, tidak lupa mempersiapkan katana hasil rampasan di pemberontakan markas Orochimaru untuk memulai pesta.

Sementara dua pemuda itu sibuk meladeni mahluk-mahluk penelitian mendiang Orochimaru. Di dalam bangunan itu, tepatnya pada sebuah ruangan yang lebih mirip penjara, seorang pemuda kekar duduk dengan lutut tertutuk dan dipeluk. Merasakan dari dua chakra yang sedang bertarung di luar, ia mendongak memperlihatkan wajah menyeramkannya.

"Orang yang selanjutnya kubunuh adalah pria..."

.

.

.

.

.


Disclaimer: Naruto [©Masashi Kishimoto] and other not mine!

Genre: Adventure, Friendship, Family, and Romance.

Warning: Author Newbie, Semi-Alternative Universe, Typo's, Miss-Typo's, Bahasa Gado-Gado, Multi Genre, Mainstream (Amat sangat), OOC (Amat sangat), OC, Gaje, Abal-abal, No Incest, Adult Scene, Overpowered!Naruto, Rinnegan!Naruto, Sibling!NarutoKarin, MoreFriendly!Kurama, Rebuiding!Uzushiogakure, Non-Avenger!Sasuke, Etc.

Pairing : [Naruto U. x Kushina U.], [... x Karin U.], [Sasori x Tayuya U.] and others.

Note: Pair Karin kemungkinan besar adalah Sasuke, tapi Gaara sepertinya juga tertarik... Jadi yah, entahlah. Saya juga tidak tau #Duag!


Arc IX: Dua Uchiha.

Chapter 39 : Team Taka — Uzushiogakure spesial team?


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

[Uzushiogakure]

Desa yang belum genap tiga tahun berdiri ini setelah hancur puluhan tahun lalu di tangan aliansi Iwagakure, Kumogakure dan Kirigakure sepertinya semakin berkembang. Sekarang, desa ini tengah mengakan pesta di beberapa tempat menyambut penduduk—keluarga baru mereka. Orang-orang yang bergabung itu adalah mantan tawanan dan hasil penelitian mendiang Orochimaru yang masih waras, mereka sedikit canggung atas pesta yang diadakan sebagai acara penyambutan.

Ya, mereka tidak menyangka Uzushiogakure akan menyambut mereka dengan tangan terbuka, tidak peduli manusia biasa, hasil penelitian atau apa. Tidak ada sedikit pun sifat membeda-bedakan. Bahkan ada beberapa yang menitihkan air mata bahagia terbebas dari Orochimaru dan menemukan tempat yang bisa disebut rumah.

Sementara di beberapa tempat berpesta, di gedung pemimpin desa itu sendiri. Pemimpin ketiga dan keempatnya sedang membicarakan sesuatu.

"Jadi, berapa yang bergabung dengan desa, Naruto?" tanya pemimpin sang pemimpin ketiga. Seorang pria tua dengan rambut dan jenggot merah panjang, mengenakan yukata coklat, dan sedang duduk membaca buku bersampul orange disertai ekspresi mesum tingkat tujuh.

Pemuda bernama Naruto mendengus. Sang kakek membuatnya kesal dalam hati, bertanya tanpa menatapnya, malah memilih fokus ke buku karya Jiraiya itu. "Sekitar seratus orang merupakan shinobi dan kunoichi. Sisanya, yang kurang lebih tujuh puluh orang adalah penduduk biasa." dengan kekesalan yang tertahan, Naruto tetap mengimformasikan apa yang ingin kakeknya ketahui.

Ketika melihat kakeknya hanya mengangguk dengan senyum mesum melekat di wajah, Naruto mengumpat dalam diam. "Kakek sialan!" ingin rasanya dia menghajar wajah mesum itu hingga hancur tak bersisah. Tapi, apa boleh buat, penyakit mesum kakeknya yang bernama Arashi Uzumaki itu sudah mencapai stadium akhir, tak akan pernah hilang sampai ajal menjemput.

"Terus, bagaimana dengan Kiyoshi?"

"Karin-chan sudah mengobati lukanya. Sekarang tinggal menunggu dia pulih saja." jawab Arashi, dan lagi-lagi tanpa mengalihkan perhatian sedikit pun dari buku Icha-Icha Paradise yang dibaca.

Mulut Naruto membentuk O kecil sembari bersyukur orang kepercayaannya di Uzushiogakure itu tidak mengalami luka serius yang mengancam nyawa. Kemudian, ia kembali memperhatikan sang kakek yang masih melakukan kegiatan nista. "Jiji!" panggilnya dengan suara sedikit keraskan.

"Hmn!" respon Arashi datar tanpa menoleh.

Kekesalan Naruto akhirnya memuncak dan tidak dapat lagi ditahan dalam hati, urat keningnya menyembul keluar membentuk perempatan kecil. "Oi, kakek kampret!" panggilnya sekali lagi tanpa ada rasa hormat kepada sang kakek yang merupakan Sandaime Uzukage, orang yang mengangkatnya menjadi Yondaime Uzukage.

"Ada apa lagi, cucu sialan?! Kau tidak lihat aku sedang sibuk, hah?!" akhirnya Arashi berhenti membaca buku nista milik Jiraiya. Matanya berkilat tajam, ia kesal atas panggilan Naruto yang tidak berprike-cucu-an. Hah?

"Sibuk apanya? Yang kulihat kau hanya membaca buku penuh kutukan itu!" sembur Naruto masih kesal. Kemudian, ia menghela nafas panjang untuk menghilangkan kekesalannya. Ia ingin membicarakan hal yang serius dengan kakeknya itu. "Ada yang ingin kutanyakan, kaunya yang tidak mau berbicara, kakek kampret." tambahnya.

"Apa itu?"

"Kirigakure dan Sunagakure. Apa mereka sudah mengirimkan pesan soal perang yang dinyatakan Iwagakure ke kita?" tanya Naruto serius. Bukan tanpa alasan seserius itu, mengingat topik yang akan dibahas menyangkut masa depan Uzushiogakure, bahkan tidak menutup kemungkinan masa depan dunia juga.

Arashi menutup buku orange itu dan diletakkan pada permukaan meja kerjanya, di samping tumpukan kertas berisi hal-hal tentang desa. Dengan raut wajah tidak kalah seriusnya dari sang cucu bangsat, ia menjawab, "Belum ada. Mereka menunggu pesan mengenai rencana yang kau maksud itu." ucapnya diakhiri helaan nafas pendak. Ia heran kenapa Naruto belum juga mengirimi kedua desa aliansi Uzushiogakure yang berisi rencana untuk menghadapi perang yang sudah ada di depan mata, siap pecah kapan saja. Ya, dan beruntung pihal lawan sepertinya juga menunggu jawaban dari aliansi mereka sehingga serangan tak kunjung datang sampai saat ini.

"Rencana ini tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya Sasuke-teme. Dan sekarang dia sedang berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sebelum kembali ke sini untuk bergabung ke desa secara resmi." ucap Naruto menjelaskan alasan kenapa belum mengirim pesan ke Kirigakure dan Sunagakure.

"Bocah pantat ayam itu?" tanya Arashi. Naruto mengangguk singkat. "Memangnya bocah ingusan itu mau kau apakan dalam rencana itu?" Arashi bertanya penasaran sekali lagi.

"Dia—"

"Nii-chan!"

Belum sempat Naruto menyelesaikan kalimatnya, pintu masuk ruang Uzukage didobrak oleh gadis berambut merah yang mengenakan kacamata. Gadis itu tidak sendirian, di belakangnya gadis dengan warna rambut sama berjalan mengekor. Mereka adalah Karin dan Kushina yang sepertinya baru kembali dari rumah sakit sehabis merawat luka-luka Kiyoshi.

Naruto berbalik dan memamerkan senyumnya pada dua gadis yang baru datang itu.

"Aku pulang, Kushina-chan, Karin-chan!"

"Selamat datang kembali, Naruto-kun!"

"Selamat datang, Nii-chan!"

Kushina dan Karin bersamaan membalas salam dari Naruto. Muncul kerutan kecil di kening Arashi melihat acara sapa-menyapa dua cucu dan calon cucunya. Tadi, ketika pemuda pirang itu datang menggunakan [Hiraishin], tidak ada salam seperti itu. Adanya komentar pedas dan juga umpatan yang tidak kalah pedasnya diterima Arashi.

Kushina ikut tersenyum. "Bagaimana hasilnya, Naruto-kun?" tanyanya antusias.

Keluar dengusan pelan dari mulut Naruto, wajahnya pun terlihat sedikit muram mendengar pertanyaan bodoh dari kekasih—ah, calon istrinya itu. Jelas-jelas jawaban yang diinginkan Kushina sudah terlihat dengan diadakan pesta di beberapa tempat penting di Uzushiogakure.

Melihat reaksi yang dipelihat pemuda pirang itu, Kushina tertawa renyah sambil menggaruk bagian belakang kepala berambut merahnya. Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan dia menanyakan hasil yang diperoleh Naruto saat kembali dari misi atau urusan penting tanpa keikutsertaannya. Kushina selalu bertanya seperti itu bukan tanpa alasan, dia khawatir terjadi hal di luar dugaan menimpa keka—ah, calon suaminya itu. Ya, namanya juga orang terpenting. Pasti selalu dikhawatirkan, benar'kan?

Naruto mendesah, kemudian memasang raut wajah normalnya. "Mumpun kalian sudah ada disini dan masih ada waktu sebelum lawan kita tau lokasi desa lalu memulai serangan..." ia berjalan menghampiri kedua gadis merah itu. Kemudian disentuh pundak keduanya. "Ayo kita ikut bersenang-senang bersama penduduk desa." sambungnya dengan senyum lebar. Sedetik kemudian, ia menghilang bersama Kushina dan Karin dalam kilatan kuning.

Arashi yang ditinggal sendirian di ruangan itu hanya bisa mengumpat atas kelakuan dua cucu dan calon cucunya itu, terutama Naruto. "Bocah sialan! Apa aku bukan kakeknya? Masa aku tidak diajak." ucapnya setelah mengeluarkan umpatan yang ditujukan untuk Naruto. "Tunggu dulu!" sedetik kemudian, barulah ia kepikiran jika kepergian ketiganya memberinya sisi baik. Kesempatan emas untuk membaca Icha-Icha Paradise sepuasnya tanpa harus diomeli atau diejek oleh Karin dan Naruto.

Tanpa menunggu lama lagi. Dengan kecepatan yang menyamai [Hiraishin], buku orange di atas meja hilang diraih tangan Arashi. Senyuman mesum tingkat tujuh muncul di wajah keriputan kakek Sandaime Uzukage ini.

"Hihihihihi... Aku penasaran, apa yang akan dilakukan Mari-chan selanjutnya. Seni, aku daaataaaaang~"

.

.

.

.

.

.

.

[Wilayah Negara Air (Mizu no Kuni) — Tiga hari kemudian]

Di jalan setapak yang tujuannya menuju ke wilayah negara air—Mizu no Kuni. Tiga pemuda dengan warna rambut berbeda-beda berjalan dengan raut wajah yang berbeda-beda pula. Mereka adalah Sasuke, Suigetsu dan Jūgo. Jūgo adalah seorang pria tinggi kekar berambut oreng runcing—mirip durian macam rambut Naruto. Dan karena tubuh besar nan kekarnya, hanya satu set kain kumuh yang dipakai sebagai penutup.

Jūgo merupakan mantan penelitian Orochimaru yang menetap di markas utara. Yang juga merupakan tempat sebagian besar penelitian rahasia Orochimaru. Tentang bagaimana Jūgo bisa menjadi subjek penelitian si Sannin ular, dia mengatakan bahwa itu adalah kehendaknya sendiri. Jūgo berharap bahwa Orochimaru akan menyembuhkan kepribadian suka mengamuk dan haus darah miliknya.

Lalu, bagaimana Jūgo bisa diyakinkan oleh Sasuke untuk ikut? Alasannya karena Jūgo memandang Sasuke sebagai satu-satunya orang yang mampu mencegahnya untuk mengamuk bahkan membunuh. Itu berkat Sasuke menaikkan niat membunuh ataupun menggunakan [Sharingan]. Sebelum Sasuke, Kimimaro yang selalu menghentikan dia. Kedunya tumbuh bersama di markas Orochimaru dan menjalin ikatan yang kuat. Setelah Kimimaro mengorbankan hidupnya untuk membawa Sasuke ke Orohimaru. Juga percaya bahwa roh Kimimaro terus hidup dalam tubuh Sasuke. Ya, begitulah cerita singkat kenapa Jūgo mau ikut bersama pemuda Uchiha itu.

Dan sepertinya, apa yang Jūgo harapakan benar terjadi. Tiga hari bersama Sasuke, dia tidak pernah lagi mengamuk bahkan membunuh.

.

Mengenai raut wajah yang berbeda tadi. Ini bermula pagi tadi, sejak meninggalkan tempat mereka menginap, Suigetsu selalu menekuk dalam-dalam wajahnya. Dua pemuda yang bersamanya sangat berbicara, bahkan Sasuke baru beberapa kali dan itupun hanya dua huruf konsonan andalan dari para Uchiha. Dan juga, sepertinya dia sama sekali tidak tertarik untuk berbicara kecuali Sasuke mengajaknya.

"Lama-lama kurobek mulut mereka berdua biar banyak bicara." batin Suigetsu dengan gigi digertakkan kuat-kuat tidak tahan dengan dua tembok berjalan di samping kirinya.

Akan tetapi, penderitaan Suigetsu akan segera berakhir. Sebuah pertanyaan terlintas di benaknya agar Sasuke mau banyak bicara. Ya, itupun kalau Uchiha itu mau berbicara banyak saat memberi jawaban. Ia menoleh ke kiri, "Nee... Sasuke, setelah ini kita kemana?" tanyanya. Ah, kenapa baru kepikiran soal tujuan mereka selanjutnya! Suigetsu mengutuk dalam-dalam dirinya lupa akan pertanyaan ini.

Sasuke melirik ke kanan sesaat. "Hn. Karena pilihan terakhirku untuk tim ini nantinya tidak ingin ikut. Saran dari Naruto akan kuikuti. Kita ke Kirigakure dulu sebelum bertemu Naruto." jelas Sasuke mengundang rasa penasaran Suigetsu tentang apa yang disarankan oleh pemuda pirang itu.

"Memang siapa yang ingin kita temui di Kirigakure?" tanya pemuda keturunan Hōzuki itu.

"Guren." jawab Sasuke singkat, datar dan jelas.

Suigetsu terbelalak kaget mendengar nama itu. Matanya melebar sempurna, dan mulutnya dibuka selebar mungkin saking tidak percayanya dengan Sasuke ikut merekrut Guren. "Ma-Maksudmu wanita kristal yang tergila-gila menjadi wadah Orochimaru itu?" tanyanya memastikan. "Apa kau tidak tau kalau dia sangat membencimu, Sasuke."

"Hn." sahut Sasuke kembali memandang ke depan. Mengidahkan Suigetsu yang kembali mengumpat tidak percaya akan jawabannya.

Tidak ingin pengguna elemen kristal—[Shōton] itu masuk ke dalam tim mereka nantinya, Suigetsu mempercepat langkahnya kemudian beralih ke sisi paling kanan di samping kiri Jūgo. "Hei, Jūgo. Katakan sesuatu. Kau pasti tau bagaimana gilanya wanita kristal itu, kan? Apa kau mau sekelompok dengan wanita gila yang bisa membekukanmu dalam sekejap?" tidak bisa membujuk Sasuke untuk menolak Guren, Suigetsu berusaha untuk memperdaya Jūgo.

Namun, nampaknya usaha yang dilakukan Suigetsu sia-sia. Dengan tenangnya Jūgo menjawab. "Keinginan Sasuke adalah keinginan Kimimaro. Dan aku mematuhinya."

"Sialan!" umpat Suigetsu dalam hati merutuki nasibnya yang akan datang apabila Guren benar-benar bergabung dalam kelompok. "Sasuke, apa kau yakin wanita kristal itu mau ikut?" tanyanya kemudian, teringat jika Guren belumlah pasti ingin bergabung. Dan ia berdoa semoga pengguna [Kekkei Genkai] itu menolak.

Sebelum menjawab, Sasuke berpikir sejenak, atau lebih tepatnya mengingat apa yang dikatakan Naruto sebelum mereka berpisah.

.

.

.

[Flashback]

Tidak jauh dari markas Orochimaru yang sudah diluluh lantakkan. Naruto, Sasuke, Suigetsu dan hampir dua ratus lebih mantan subjek penelitian Orochimaru berkumpul di sebuah hutan yang dipasangi lapisan pelindung—[Kekkai].

Naruto menghampiri Sasuke yang tengah menyarungkan [Kusanagi no Tsurugi] miliknya. "Oi, teme. Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Bisa ikut sebentar?" tawarnya disanggupi Uchiha itu dengan sebuah anggukan dan dua huruf sakral.

Keduanya pun segera mencari tempat yang aman untuk berbicara. Sekitar dua puluh meter dari Suigetsu dan kerumunan calon penduduk Uzushiogakure.

"Hn. Apa yang ingin kau bicarakan, dobe?" tanya Sasuke langsung ke intinya.

"Apa kau sudah menetapkan anggota kelompok yang akan kau bentuk nanti?"

Sasuke mengangguk singkat. "Hn. Setelah ini aku langsung pergi ke tempat dua orang yang ingin kurekrut."

Naruto memasang raut wajah berpikir tenang. Ia memejamkan mata selagi menimang-nimang soal Guren yang baru saja ia beri sebuah penawaran dan dibalas sebuah permintaan sebelum diterima. Hampir satu menit lamanya berpikir, ia pun memutuskan untuk memberi saran ke pemuda Uchiha yang tertarik ke adiknya itu. "Begini, apa kau tau soal pengguna [Kekkai Genkai] [Shōton] bernama Guren?" Sasuke kembali mengangguk singkat. "Alasan sedikit lama tadi adalah dia. Aku bertemu dengannya dan Kabuto. Terjadi hal yang cukup menarik, Kabuto menghiantinya, saat itulah aku memberinya sebuah penawaran..."

"Kau mengajaknya bergabung dengan Uzushiogakure?" sela Sasuke menebak-nebak apa yang ingin dilakukan oleh pemuda pirang itu.

"Ya. Dan kuakui dia cukup setia dengan ular sialan itu walau sudah mati. Dia bahkan meminta waktu untuk memikirkan tawaranku itu." jelas Naruto disertai sebuah anggukan membenarkan untuk tebakan Sasuke tadi. "Tapi, setelah kulihat raut wajahnya saat mengatakan apa yang akan didapat bila bergabung dengan desa. Aku cukup yakin dia akan menerimanya."

Sasuke menaikkan alis sebelah kirinya, seolah-olah memberi pandangan mengejek ke Naruto. "Heh, kau cukup gila untuk merekrut bawahan setia orang yang sudah membunuh Sandaime Hokage, dobe." ujarnya dengan sambil menyeringai tipis.

Raut wajah Naruto sedikit menyendu saat orang yang ia anggap kakek disebut. "Katakan saja, aku tidak ingin orang-orang tertelan kegelapan hanya karena sebuah tujuan bodoh. Ya, walau harus kuakui kalau sebenarnya kegelapan perlahan-lahan menelanku juga karena salah satu tujuan kecilku ingin menghancurkan satu orang lagi selain Orochimaru." jelasnya seperti bergumam untuk dirinya sendiri. "Aku melihat jelas sorot mata menginginkan sebuah pengakuan pada Guren. Dia mengingkan sebuah pengakuan dan juga... rasanya memiliki tempat untuk kembali—sebuah keluarga."

"Lupakan soal alasanmu mengajaknya bergabung. Katakan saja intinya, dobe."

"Huh," Naruto mengeluarkan suara aneh dari hidung karena Sasuke yang sepertinya ingin segera memulai pencarian. "Kalau memang benar kau ingin membentuk tim untuk mencari Itachi dan mengetahui kebenaran soal malam itu. Aku sarankan masukkan Guren ke timmu jika dia menerima tawaranku. Sayang jika [Kekkai Genkai] spesialnya hanya dipakai untuk misi-misi kecil nantinya." jelasnya cukup detail sampai membuat Sasuke sedikit tidak percaya ia sudah merencakan hal seperti ini hanya dalam waktu singkat.

"Lalu, dimana dia sekarang?" tanya Sasuke.

Naruto menarik wristband di lengan kirinya sampai ke sikunya. Ia kemudian menyentuh simbol [Fūinjutsu] disana dan mengeluarkan peta kecil wilayah negara air yang sudah diberi tanda pada satu lokasi.

Pelototan tajam pun diberikan Sasuke secara cuma-cuma ke Naruto. "Jadi, intinya kau ingin aku pergi ke sini untuk memastikan Guren menerima tawaranmu atau tidak?" tanyanya datar dan sedikit keras sambil menunjuk lokasi yang ditandai pada peta tersebut. Sebuah respon berupa anggukan dan cengiran khas Naruto Uzumaki menjadi jawaban untuk pertanyaannya. "Cih! Dobe sialan, kau pikir aku budak pesuruhmu, apa?"

"Mah-mah jangan begitu Sasu-chan. Kalau kau menolak... Ya, katakan selamat tinggal pada Karin. Kau tau, si mata panda itu sama sepertimu. Tertarik dengan Karin." goda Naruto dengan nada yang cukup langka, kekanak-kanakan. "Hmn, bisa saja untuk mempererat hubungan Sunagakure dan Uzushiogakure, aku menyarankan Jiji menjodohkan mereka."

Skak mat!

Sasuke hanya bisa mengutuk dalam-dalam isi otak Naruto yang bisa-bisanya menggunakan Karin sebagai alat agar dirinya mau menuruti permintaan pemuda pirang itu. Dengan sorot mata tajam bak silet, ia memandangi pemuda pirang yang sudah menyeringai puas. Menghela nafas sejenak, Sasuke kemudian berujar dengan nada datar yang menyiratkan sedikit kekesalan.

"Baiklah. Akan kulakukan... Tapi dengan satu syarat." ucap Sasuke balik menyeringai. Ah, otak Uchiha-nya juga sudah memikirkan sesuatu.

"Apa itu?" tanya Naruto. Dan entah kenapa saat melihat seringai itu, sesuatu yang buruk terbesit dalam hatinya. "Sialan! Apa lagi yang dipikirkan pantat ayam brengsek ini?!" batinnya penasaran sekaligus takut-takut.

Seringai Sasuke makin lebar dan Naruto semakin takut melihatnya. "Karin akan—tidak! Harus menjadi bagian dari timku nantinya."

Mata Naruto seketika membulat sempurna. "APA?!" teriaknya keras sampai-sampai burung yang bertengger manis di dahan pohon terbang menjauh, dan Sasuke bahkan harus menutup telinga saking suara yang keluar dari mulut pemuda itu. "Kau gila, hah? Kakakmu anggota Akatsuki, dan Karin adalah target mereka."

Sasuke menjauhkan tangan dari telinganya. "Aku tau itu, dobe. Tidak usah berteriak sekeras itu." ucapnya yang kembali dihadiahi pelototan tajam dari lawan bicara. "Kau pikir saat bertemu Akatsuki nanti. Aku hanya diam saja melihat Karin diambil? Cih! Kukira kau cerdas, nyatanya cuma orang berisik yang kadang pintar, kadang bodoh." tambahnya sambil memperlihat sorot mata keyakinan akan melindungi adik Naruto itu dari ancaman Akatsuki.

Naruto menghela nafas panjang sambil berpikir. Mungkin saja mempercayakan Karin ke Sasuke tidak seburuk yang dipikirkan. Lagipula, ia yakin kalau Karin sebenarnya juga tertarik dengan Uchiha bungsu itu, hanya saja sang adik menutupinya rapat-rapat dengan sifat tsundere yang dimiliki. Dan lagi, kebahagiaan adiknya adalah kebahagiaanya juga.

"Haaah... Baiklah Sasuke. Karin akan masuk ke timmu. Tapi... kalau sampai terjadi sesuatu padanya, akan kubuat kau menari dalam perut Shinigami. Ingat itu!"

Sasuke tersenyum penuh arti. Ia sama sekali tidak termakan ancaman tersebut.

"Kau pegang janjiku, Naruto... Karin tidak akan sampai ke tangan Akatsuki selama berada di dekatku!"

[Flashback off]

.

.

.

Selesai mengingat percakapan dengan Naruto. Sasuke yakin jika Guren akan ikut bersama mereka. Selama ini, ia belum pernah melihat apa yang Naruto inginkan tidak terkabul. Itu terbukti dari berdirinya Uzushiogakure, tewasnya Orochimaru, dan kekuatannya—Sasuke yang peningkat pesat saat Naruto berjanji ingin membantun menjadi kuat demi tujuan mengetahui kebenaran di balik pembantaian Uchiha.

Ia pun menoleh ke Suigetsu. "Ya, aku cukup yakin Guren akan ikut bersama kita."

Usai mengatakan itu. Sasuke kembali memandang ke depan, dan Suigetsu tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi. Perjalanan mereka menuju lokasi yang ditandai pada peta pemberian Naruto pun berlanjut.

Selama perjalanan, kembali Suigetsu harus menekuk wajah dalam-dalam karena tidak ada percakapan yang terjadi. Dan untuk menghibur diri, Suigetsu melakukan banyak hal seperti: melempari burung yang membuatnya harus menerima pukulan mentah dari Jūgo, bermain air layaknya bocah SD saat menemukan kubangan dan masih banyak lagi kegiatan membosankan yang dilakukan demi menghilangkan kebosanannya.

.

Siang berganti sore. Setelah perjalanan yang hampir memakan waktu empat jam lamanya, kelompok Sasuke akhirnya tiba di sebuah danau yang masuk wilayah negara air. Berputar-putar beberapa menit di area tersebut, apa yang mereka cari-cari akhirnya ketemu. Sebuah pondok sederhana yang tersembunyi di balik sebuah tebing dan rimbunnya pepohonan, serta kepulan kabut tipis semakin membuat bangunan itu sulit untuk ditemukan.

Sebelum memasuki pondok tersebut. Sasuke mengaktifkan [Sharingan] miliknya untuk memeriksa keadaan sekitar, dan tentu saja dalam bangunan tersebut untuk mengetahui ada atau tidaknya seseorang.

Melalui pandangan mata andalannya itu, Sasuke melihat aliran chakra dari dua orang yang bersantai di salah satu ruangan. Ia kemudian menoleh ke kiri kanan secara bergantian dan mengangguk pelan tanda bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Hn. Ayo!" ajak Sasuke lalu berjalan menuju pintu pondok tersebut diikuti oleh Jūgo dan Suigetsu.

Saat Sasuke tiba di depan pintu dan membukanya, sebuah pukulan lurus yang menargetkan wajahnya menjadi salam sambutan dari penghuni pondok itu. Dengan reflek dan kekuatan yang cukup hebat, Sasuke menahan pukulan itu menggunakan tangan kanan beberapa senti sebelum mengenai wajahnya.

Jūgo dan Suigetsu langsung memasang kuda-kuda bertarung. Siap untuk kemungkinan terburuk.

"Tidak bisakah kau menyambut tamu lebih sopan dari ini?" tanya Sasuke datar yang wajahnya terhalangi kepalan tangan itu.

"Cih!"

Sasuke mendorong tangan itu hingga sang pemilik ikut terdorong ke belakang sekitar satu meter. "Lama tidak bertemu, Guren." sapa Sasuke tidak diiringi tampang yang memperlihatkan arti dari ucapannya.

Suigetsu maju beberapa langkah mengsejajarkan dirinya dengan pemuda Uchiha itu. "Apa kubilang, Sasuke. Wanita ini gila, tamu saja mau dihajar." ujarnya seperti masih mengeluhkan soal Guren yang akan ikut serta dalam kelompok.

"Suigetsu, kah?" wanita bernama Guren menggerakkan pupil matanya menuju pemuda yang ia sebut namanya. "Seperti biasa, mulutmu sama cairnya dengan tubuhmu sampai mengatai perempuan dengan sebutan gila." ujar Guren sinis. Seolah tidak suka dengan keberadaan keturunan Hōzuki itu. Kemudian, ia beralih ke pemuda kekar yang berdiri di belakang keduanya.

"Dan lihat siapa juga yang datang... Si pembunuh berdarah dingin, Jūgo."

Jūgo hanya mengeluarkan gumaman tidak jelas menanggapi apa yang diucapkan Guren tentang dirinya disebut 'Pembunuh berdarah dingin'.

Usai itu, Guren kembali berbicara sambil memandangi secara bergantian ketiga tamunya itu. "Jadi, apa yang inginkan sampai jauh-jauh mendatangi tempatku?"

"Apakah kau tidak mempersilahkan kami masuk?" tanya balik Sasuke.

Guren kembali mendecih. Kemudian, tanpa mengerluarkan sepatah kata pun ia beranjak masuk. Dengan posisi berjalan membelakangi tiga pemuda itu, ia memberi kode untuk mereka mengikutinya dari belakang.

.

.

Kini dalam ruangan 6 tatami. Sasuke, Suigetsu, Jūgo, Guren dan seorang anak belasan tahunan bernama Yūkimaru sedang berkumpul.

Yūkimaru memiliki mata magenta dan rambut hijau pucat panjang. Pakaian yang dipakai terdiri dari kimono berwarna hijau di dalam dan abu-abu diluar, celana biru dengan perban melilit pergelangan kaki.

Guren sendiri, masih tetap mempertahankan penampilan yang sama ketika Naruto, Sasuke dan Suigetsu mengubrak-abrik markas Orochimaru. Memakai lipstik merah, kulit putihnya masih tetap sama, mata gelap dan rambut biru muda yang diikat ekor kuda dengan poni yang membingkai wajah. Pakaiannya terdiri dari gaun hijau berlengan panjang sebelah kiri dan pendek di kanan, turtle neck merah yang menyatu dengan kulit putihnya, kerah berbulu dan sarung tangan coklat. Di bawah gaun itu, dia memakai kemeja merah.

Tatapan sinis terus Guren memperlihatkan kepada tiga pemuda yang bertamu itu. Sebenarnya, dia juga penasaran dengan apa tujuan mereka datang jauh-jauh kesini. Karena tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya, Guren pun mulai berbicara.

"Jadi, Uchiha-sama datang untuk apa? Tidakkah ini aneh, saingan terberat untuk menjadi wadah Orochimaru-sama datang jauh-jauh hanya untuk menemuiku?"

Suigetsu mendecih dan beralih perhatian ke tempat lain menghindari tatapan sinis Guren. Jūgo masih tetap diam ditempat bak patung. Sementara Sasuke yang ditanyai sesinis itu malah menyesap ocha hangat yang disediakan Yūkimaru dengan elegan sebelum mulai berbicara.

"Ular menjijikan itu sudah mati. Berhentilah menyebut-nyebut namanya." ucap Sasuke memberi komentar datar sambil meletakkan ocha yang sudah hampir habis itu pada permukaan lantai di depannya. "Sebelum meluruskan tujuanku datang ke sini. Sebelumnya, ada yang ingin kutanyakan padamu..."

"Apa itu?" Guren masih setia memasang tampang sinisnya.

Tatapan Sasuke berubah tajam. "Apa yang membuatmu berpikir aku ingin menjadi wadah untuk ular menjijikan itu?" tanyanya serius. "Terus, kenapa kau masih setia kepadanya walau sudah mati?" ucapnya lagi menambah apa yang ingin dipastikan dari Guren. Ya, dia cukup penasaran kenapa pengguna [Kekkai Genkai] macam Guren mau setia pada Orochimaru padahal dengan kemampuannya itu, beberapa desa pasti menginginkannya menjadi kunoichi.

"Bukan urusanmu, Uchiha-sama." jawab Guran dengan raut wajah dan suara dinginnya. "Dan bukankah tujuanmu mendatangi Orochimaru-sama untuk mendapatkan kekuatan dengan menjadi wadahnya?" ia balik bertanya setelah memberikan alasan tujuan Sasuke menemui Orochimaru tiga tahun lalu.

"Mendapatkan kekuatan memang iya. Tapi, tidak untuk menjadi wadahnya. Lagipula, dengan menemui Orochimaru akan membuat Konoha berpikir aku dan Nuke-nin lainnya tidak sejalan." jelas Uchiha bungsu itu datar dan dibalas anggukan mengerti oleh Guren.

"Tck! Begitu rupanya. Dari awal aku memang curiga kenapa kau tiba-tiba saja setuju dengan tawaran Orochimaru-sama." desis Guren karena tuannya sudah dimanfaat oleh sang Uchiha demi mendapatkan kekuatan.

"Aku sudah mendengar apa yang ingin kedengar. Sekarang giliran tujuan kalian jauh-jauh ke sini untuk menemuiku? Kalau berlama-lama melihat kalian, terutama zat cair itu. Aku jadi tidak tahan untuk menkristalkan kalian." tambahnya dengan seringai mengerikan yang membuat Suigetsu merinding disko karena dari sananya pemuda itu adalah pengguna [Suiton], elemen dasar yang apabila digabungkan dengan elemen tanah [Doton] akan menjadi Kekkai Genkai [Shōton].

Uchiha Bungsu mendengus. "Huh, serius sekali." tegurnya datar bak tembok raksasa Tiongkok. "Hn. Kudengar kau diberi tawaran oleh Dobe sialan itu. Aku kesini untuk meminta jawaban atas penawaran itu." jelasnya amat sangat datar.

Guren mengerjit keheranan. "Dobe sialan?"

"Uzumaki Naruto." ujar Sasuke memperjelas.

"Begitu rupanya... Setelah Orochimaru-sama tewas, kau beralih menjadi budak pesuruh seorang kriminal tingkat-SS demi mendapatkan kekuatan." ucap Guren terdengar jelas menyindir sang Uchiha bungsu itu.

Sasuke mendesis dikatai budak pesuruh Naruto. "Diam!" tegur pemuda itu dingin. Tatapannya pun menajam ke pengguna [Shōton] itu. "Biarpun aku seperti budak pesuruh Dobe sialan itu. Aku melakukan ini karena kemauanku sendiri. Jadi, cepat katakan! Apa jawabanmu untuk penawarannya itu!" perintahnya kemudian setelah memberi penjelasan singkat kenapa repot-repot datang untuk menemui Guren.

"Jawabanmu akan menentukan nasibmu! Menolak, kau akan mati atas perintah langsung dari sahabat sekaligus pemimpinku itu karena mantan pengikut setia Orochimaru... Namun—"

Sasuke berhenti berbicara saat Guren memperlihatkan telapak tangan kanan sebagai kode. Sebelum memberikan jawabannya, Guren melirik Yūkimaru. Ia sudah membicarakan tentang tinggal di sebuah tempat yang akan memberi kebahagian kepada anak mantan percobaan Orochimaru untuk Bijū itu. Yūkimaru langsung menyetujui itu asalkan dirinya juga ikut ke tempat itu—Uzushiogakure. Lagipula, dirinya satu-satunya tempat bagi Yūkimaru untuk kembali.

Yūkimaru mengangguk lemah dengan senyum bahagia. Guren ikut tersenyum. Pengguna [Shōton] itu kemudian beralih pandang ke Sasuke. "Aku menerima tawaran kuning merepotkan itu... Tapi, andai Yūkimaru tidak bahagia disana, bahkan sampai terluka. Tidak ada satupun dari kalian yang kubiarkan hidup!" ucap Guren memberi jawaban sekaligus sebuah peringatan dan ancaman dengan nada dingin yang tidak akan berarti bagi Sasuke serta Naruto tentu saja.

"G-Guren-san..." Yūkimaru tidak tau lagi harus berkata apa. Orang yang menjadi tempatnya untuk kembali berbuat sejauh itu demi dirinya. Tidak peduli dengan fakta Guren'lah yang sudah membunuh ibunya, Yūkimaru menganggap Guren sebagai pengganti sang ibu.

Guren menoleh ke Yūkimaru dengan senyum tulus terukir di wajah. "Apapun akan kulakukan untuk menebus kesalahanku. Termasuk merenggut kebahagianmu waktu itu, Yūkimaru ." jelasnya tidak kalah tulus dari senyum itu.

Cairan bening lolos dari pelupuk mata Yūkimaru . "Te-terima kasih, Guren-san." wanita pengguna [Shōton] itu hanya mengangguk dengan senyum yang setia menemani.

"Hn." Sasuke menyeringai melihat interaksi keduanya, sempat ia merasa kalau Guren seperti meremehkannya dan juga Naruto. Karena itulah, dia kembali berbicara. "Itupun jika kau bisa berdiri di hadapan Dobe sialan itu. Tapi, tenang. Di desanya, keamanan para penduduk akan terjamin. Kau akan melihatnya sendiri nanti." jelas pemuda Uchiha itu datar sembari bangkit berdiri diikuti Jūgo dan Suigetsu.

Guren mengalihkan perhatian ke Sasuke. "Kapan kita berangkat?" tanyanya tanpa basa-basi lagi.

"Kapan pun kalian berdua siap untuk berangkat." jawab Sasuke.

"Heee? Serius? Wanita kristal ini akan bergabung dengan kita, Sasuke?" Suigetsu maju dan menaruh tangan kanannya di pundak Sasuke. Melihat Sasuke mengangguk, ia pun hanya bisa menghela nafas pasrah menerima nasib. Sekarang dia yakin jika dibebaskan oleh Sasuke bukanlah keberuntungan, melainkan kesialan. Satu tim dengan Jūgo, dan sekarang ditambah wanita merepotkan macam Guren.

"Rikudō-sama... Selamatkan aku dari kumpulan orang gila ini." doa Suigetsu penuh penghayatan meminta pertolongan kepada Dewa Shinobi, Rikudō Sennin.

.

.

.

.

.

[Dua setengah hari kemudian]

Setelah perjalanan melewati wilayah timur negara air [Mizu no Kuni] sampai ke wilayah barat negara api [Hi no Kuni], kelompok Sasuke bersama Guren dan Yūkimaru sekarang berada di sebuah tebing yang mengarah langsung ke laut lepas pantai negara api. Mereka semua kecuali Sasuke mengerjit keheranan karena malah dibawah ke tempat itu. Selama perjalanan yang memakan waktu dua hari itu, Sasuke sama sekali tidak menjelaskan apa-apa soal lokasi dari tempat yang akan dituju.

Suigetsu yang tidak bisa menahan rasa penasaran akhirnya buka suara.

"Hey, Sasuke. Apa yang kita lakukan disini? Jangan bilang kalau kau ingin mancing dulu sebelum lanjut berjalan, heh?"

Orang yang ditanya malah bergumam tidak jelas sambil mengarahkan tangan kanan ke laut lepas. Jari telunjuknya pun teracung ke timur. "Di sana tujuan kita." ucap Sasuke ambigu dan tidak jelas.

"Disana? Tujuan kita?" Suigetsu memandang jauh ke arah yang ditunjuk Sasuke. Ia kembali mengerjit keheranan karena yang dilihat hanya warna biru dari laut dan langit. "Bukannya tujuan kita desa tempat tinggal Taichou? Memang Taichou itu ikan atau apa yang tinggal laut." tambah Suigetsu dengan heran yang malah terdengar aneh dan mengejek Naruto.

Sasuke mendengus menahan kekesalannya. Mungkin ini waktunya untuk dia membeberkan rahasia Uzushiogakure, tapi dia juga merasa dongkol dengan Suigetsu, Guren dan Juga yang bahkan tidak menyadari klan yang disandang oleh Naruto. "Aku tau mereka bodoh, tapi tak kusang-kusangka mereka sebodoh ini tidak menyadarinya." pikir Sasuke. Ia kemudian mengeluarkan gumaman Uchiha-nya untuk mengalihkan perhatian yang lain.

"Apa kalian tau klan milik Dob—Naruto?" tanyanya saat yang lain sudah memandang ke arahnya.

Suigetsu, Jūgo dan Guren serentak mengangguk sambil menjawab, "Uzumaki."

Otak Guren yang pertama tanggap. Uzumaki ditambah lokasi yang akan mereka tuju adalah lepas pantai Hi no Kuni. Walau dia mempunyai ambisi menjadi wadah Orochimaru, namun dia tidak sepenuhnya terpaku pada itu. Sesekali, dia membaca buku-buku yang digunakan Orochimaru untuk penelitian. Pernah sekali, ia membaca buku soal klan yang bermukim di sebuah pulau lepas pantai Hi no Kuni. Klan yang dikenal sangat ahli dalam Fūinjutsu, namun menjadi penyebab kepunahannya. Di era peperangan, desa tersebut hancur di tangan aliansi Iwagakure, Kirigakure dan Kumogakure karena Fūinjutsu mereka yang ditakuti.

"J-jangan bilang kalau desa si kuning itu..."

"Ya, Uzushiogakure. Desa yang hancur di masa perang. Naruto membangunnya kembali tiga tahun lalu saat status Nuke-nin resmi didapatkan. Kau bisa mencari tau lebih jelas saat sampai disana." sela Sasuke melihat raut wajah Guren yang mulai mengerti tentang tujuan mereka.

Jūgo cuma mengangguk-ngangguk seperti anak anjing, sedangkan Suigetsu memasang tampang bosan tidak peduli dengan Uzushiogakure. Mungkin keturanan Hōzuki itu ingin cepat-cepat istirahat karena terlalu lelah berjalan selama dua hari tanpa tujuan jelas sampai akhirnya mengetahuinya. Masih dengan tampang tidak pedulinya, Suigetsu bertanya,

"Lalu, kita menggunakan apa untuk kesana?"

"Ada tiga cara... Menggunakan kapal, melewati terowongan sepanjang kurang lebih lima puluh kilometer, atau berjalan di atas laut." ujar Sasuke langsung disambut pelototan tajam dari Suigetsu yang pastinya tidak ingin mengambil cara kedua dan ketiga. "Dan kita akan menggunakan cara ketiga!" tambahnya mengakhiri dan itu membuat pelotatn Suigetsu makin tajam sampai terlihat ingin memakannya hidup-hidup.

Dan tepat setelahnya, Sasuke diikuti Guren, Yūkimaru dan Jūgo melompat turun ke laut. Sebelum Suigetsu ikut melompat, ia sempat menggurutu untuk kesekian kalinya.

"Jika nanti aku tetap melakukan hal-hal merepotkan bersama kelompok ini... Aku akan kabur jika ada kesempatan. Aah, merepotkan!"

.

.

Setelah berlari di atas permukaan laut sejauh kurang lebih lima puluh kilometer yang memakan waktu dua puluh menit lamanya, kelompok ini akhirnya tiba di pantai sebelah timur pulau tempat Uzushiogakure berdiri. Sebelum lanjut berjalan memasuki kawasan pulau, Sasuke yang melihat Yūkimaru kelelahan memberi waktu beberapa menit untuk beristirahat.

Selama beristirahat, Suigetsu tidak henti-hentinya mengomel tidak jelas soal perjalanan panjang mereka yang belum diketahui apa tujuannya selain Uzushiogakure. Itu pun membuat Sasuke makin tidak tahan untuk mensedekahkan [Chidori] ke zat cair keturunan Hōzuki itu.

Dua puluh menit kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri hutan belantara yang cukup lebat. Sasuke berada paling depan disusul Jūgo , Guren, Yūkimaru dan Suigetsu. Selagi melompat dari satu dahan ke dahan lain, Sasuke mengaktifkan mata andalannya untuk berjaga-jaga sebelum kabut ilusi yang menyelimuti Uzushiogakure menelan mereka semua dalam [Genjutsu] tingkat tinggi.

"Berhenti!" perintah Sasuke datar.

Suigetsu yang terakhir melakukan perintah berhenti tepat di samping Uchiha itu. "Ada apa lagi Sasuke?" tanya Suigetsu penasaran, namun nada yang keluar dari mulutnya terdengar kesal.

"Kalian bertiga, mendekatlah." perintah Sasuke lagi dan itu membuat pertanyaan Suigetsu terabaikan. Lagipula, pertanyaan itu akan segera terjawab beberapa saat lagi.

Jūgo, Guren dan Yūkimaru melakukan perintah itu. Ketiganya melompat ke dahan tempat Sasuke dan Suigetsu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sasuke mulai merangkai segel tangan sebelum akhirnya menggumamkan nama tehnik yang wajib dikuasai oleh seluruh penduduk/ninja Uzushiogakure.

[Kōsiku no Jutsu]

Dari tubuh Sasuke, efek seperti udara yang terdorong menjauh muncul. Keempat orang di dekatnya mengerjit keheranan karena setelah dia mengeluarkan sebuah tehnik. Tidak ada yang terjadi. Tau kenapa mereka penasaran, Sasuke segera menjelaskan kalau tehnik barusan adalah penangkal [Genjutsu] yang menyelubungi desa tujuan mereka.

Perjalanan pun dilanjut dan kini bukan lagi kawasan hutan saja yang dilewati. Semakin ke dalam, permukaan tanah mulai berubah menjadi perairan dangkal yang diselimuti kabut tebal yang merupakan [Genjutsu] milik Isobu—Sanbi. Hingga pada akhirnya kawasan hutan berganti menjadi danau luas dengan kabut yang makin pekat sampai jarak pandang manusia normal hanya berkisar sepuluh meter saja. Beruntung [Sharingan] Sasuke ada sebagai penunjuk jalan.

Kelompok itu—kecuali Sasuke tidak mampu berkomentar apapun saat melihat lapisan pelindung—Kekkai yang tinggi menjulang ke atas langit membentuk kubah raksasa yang tidak terlihat puncaknya. Sekarang Guren mengerti apa yang dikatakan Sasuke soal keamanan penduduk Uzushiogakure terjamin. Bayangkan saja, sebelum masuk saja sudah dihalangi kabut [Genjutsu] tingkat tinggi yang mungkin hanya ninja sekelas Elit-Jōnin ke atas mampu menangkalnya. Walau kabut itu bisa ditembus, sekarang ada Kekkai yang bahkan belum pernah Guren lihat sebelumnya, dan diperkiran sangatlah kuat.

"Sepertinya memang benar jika desa si kuning menjadi tempat teraman untuk Yūkimaru . Aku tidak akan menyesali keputusanku ini." batin Guren dengan senyum mengembang di wajah.

Tiba di depan gerbang masuk Kekkai, mereka—Sasuke disambut oleh dua Jōnin Uzushiogakure yang bertugas menjaga gerbang. Mereka adalah Riku dan Kotane, dua Jōnin yang mungkin bisa menyaingi dua penjaga abadi gerbang masuk Konoha, Kotetsu dan Izumo. Tanpa basa-basi lagi karena diberi perintah oleh Sasuke, kedua Jōnin itu merangkai segel tangan pembuka gerbang Kekkai Uzushiogakure.

Dan akhirnya, Tim tersebut tiba di tujuan partama mereka... Uzushiogakure.

.

.

Sore harinya. Setelah Karin bersama Kushina ditugaskan untuk mengantar Guren dan Yūkimaru ke apartemen baru yang dibuat Naruto menggunakan [Mokuton: Shichūka no Jutsu]. Sebelum menerima Guren di desanya, Naruto terlebih dahulu memberitahukan soal perang yang akan terjadi di masa depan nanti. Guren malah tidak peduli dengan itu asal Yūkimaru merasa bahagia tinggal di Uzushiogakure. Lagipula, melihat bagaimana tersembunyinya desa ini dan juga Kekkai yang menyelimutinya, Guren yakin tidak akan terjadi pada Yūkimaru apabila perang benar-benar pecah.

Dan sekarang, di ruang pemimpin Uzushiogakure, Naruto bersama Arashi, Karin, Kushina, Sasuke, Suigetsu, Jūgo dan Guren sedang berkumpul. Mereka hendak membahas soal tim yang akan Sasuke pimpin dalam misi pencarian kebenaran di balik malam pembantai klan Uchiha beberapa tahun silam.

"Jadi, bagaimana... Karin, Guren. Apa kalian setuju untuk ikut bersama tim Sasuke?" tanya Naruto usai menjelaskan secara rinci misi yang dilabeli Rank-S ini. Tidak lupa juga memberitahukan soal jumlah bayaran yang akan diterima apabila misi ini sukses nantinya.

Guren melirik dengan raut wajah tidak suka ke Sasuke. Kemudian, ia kembali ke Naruto. "Hn. Karena kami penduduk baru desa ini, dan belum memiliki apa-apa. Baiklah, aku menerimanya asal Uchiha-sama disana itu tidak memerintahku seenaknya. Lagian, bayaran misi cukup untuk membiayai hidupku dan Yūkimaru beberapa bulan ke dapan." jelasnya datar disambut dengusan tidak suka dari sang Uchiha bungsu.

Naruto beralih ke sang adik. Terlihat gadis berambut merah itu sedang berpikir. "Karin-chan?" panggilnya agak keras membuyarkan lamuan sang adik.

"Ehh! Ada apa Nii-chan?" tanya Karin sedikit terkejut.

Naruto mendesah internal. "Bagaimana, apa kau ingin masuk ke tim Sasuke atau tidak?"

Karin kembali memasang pose berpikir untuk menentukan pilihannya. Kushina yang merasa ada yang aneh kenapa Naruto meminta adiknya ikut bersama Sasuke angkat suara. "Ano, Naruto-kun..." pemuda yang dipanggil bergumam pelan sebagai respon. "Kenapa Naruto-kun menempatkan Karin-chan di tim Sasuke untuk misi ini? Target misi adalah Itachi-san, anggota Akatsuki yang mengincar Karin-chan. Bukannya itu seperti Naruto-kun secara cuma-cuma ingin memberikan Karin-chan ke Akatsuki?" tanyanya setelah mengutaran kebingungan soal keputusan kekasihnya itu.

"Aku sependapat dengan Kushina-chan. Apa kau tidak memikirkan soal keselamatan Karin-chan, cucu bodoh?" tanya Arashi ikut ambil bagian dalam percakapan.

Naruto memerkan seringai tipisnya ke Kushina dan Arashi. "Justru dengan ikutnya Karin bersama Sasuke akan mempercepat misi ini. Begini, saat Akatsuki mengetahui keberadaan Karin bersama Sasuke, siapa yang kalian pikir akan dikirim Akatsuki untuk menangkapnya?"

Arashi yang sedikit mengerti isi kepala cucu bodohnya itu mengangguk-ngangguk paham. "Begitu rupanya. Tumben otakmu bekerja, cucu bodoh." ejeknya yang langsung dihadiahi pelototan tajam dari Naruto. "Kemungkinan besar Akatsuki akan mengirim Itachi-kun dan rekannya untuk menangkap Karin. Mereka pasti berpikir, jika Itachi satu-satunya yang tau batas kemampuan bocah pantat aya—"

"Siapa yang kau panggil bocah pantat ayam, pemimpin mesum?" sela Sasuke tidak terima. Ayolah, rambut keren begini masa dikira mirip pantat ayam, mereka pasti sudah buta. Pikir Sasuke kelewat narsis.

Naruto dan Arashi yang memilki kemampuan membaca pikiran seseorang seketika merasakan isi perut mereka memaksa untuk keluar. "Hoek! Keren dari mana coba?" batin kedua Uzumaki dengan kemampuan spesial ini serentak dan masih menahan sensasi yang datang dari perut.

Kushina yang sempat sempat drop melihat tingkah Arashi dan Sasuke akhirnya mengangguk paham. "Begitukah. Aku mengerti sekarang." ucapnya. Ia kemudian beralih perhatian pada sang Uchiha. "Dan Sasuke-kun... Aku sudah tau Karin-chan akan menerimanya, jadi kalau sampai terjadi sesuatu padanya—"

"Apa maksud Nee-chan aku akan menerimanya?" sela Karin mendengar ucapan Kushina.

Kushina mengidahkan pertanyaan itu dan masih fokus ke Sasuke. Ekspresi wajah yang tadinya manis berubah mengerikan, dan itu membuat Sasuke meneguk ludah dengan kasar. "—akan kubuat kau menari dalam perut Shinigami. Paham, Sasuke-kun?" sambungnya dengan nada sama mengerikan. Dan nampaknya, dia dan Naruto memang ditakdirkan oleh Author untuk bersatu. Ancama mereka untuk Sasuke sama persis.

"Gila... Aku tidak tau kalau kekasih Naruto adalah titisan Shinigami!" pikir Sasuke ketakutan.

"Hooo, seperti Uchiha satu ini sudah bosan hidu—"

"Hahahahaha... Aku setuju dengan bocah pantat ayam itu, Naruto. Calon istrimu itu titisan Shinigami." sela Arashi makin membuat emosi Naruto memuncuk. Terlihat dari kendutan-kendutan di kening pemuda itu.

"Hoho... Begitukah, Ero-Jiji? Kalau begitu aku akan menjadi Shinigami itu untukmu dan Sasuke. Akan kubakar kalian—"

"Memang kau bi—"

"Beserta novel-novel nista karya Ero-Sennin!"

Keringat dingin langsung memenuhi pelipis Arashi saat mendengar ucapan terakhir Naruto memalui tehnik membaca pikiran mereka. "Ba-baik. Calon istrimu itu adalah malaikat tercantik yang pernah kulihat selain istriku tentu saja." bujuknya agar novel Jiraiya tidak dibakar hangus oleh Naruto. Kakek satu ini mungkin berpikir, nyawanya tidak sepenting novel nista karya Jiraiya.

Naruto tersenyum penuh kemenangan. "Jawaban bagus. Tapi lain kali, jika kau masih memanggil Kushi-chan titisan Shinigami. Kau akan kukirim ke neraka beserta novel itu dan pengarangnya." ancamnya dengan nada mengerikan dalam hati.

Selesai dengan kakeknya yang sudah takut. Naruto beralih ke sang adik untuk meminta jawaban. "Jadi, bagaimana Karin-chan?"

"Kalau Nii-chan sudah memikirkan semuanya. Aku akan mengikuti apa yang Nii-chan katakan." ujar Karin. Naruto mengangguk mengerti akan ucapannya yang berarti bersedia untuk menjadi bagian dari tim Sasuke nantinya. "Asal, Sasuke-teme ini tidak berbuat macam-macam." tambahnya dengan nada mengancam.

Sasuke menyeringai. "Tenang saja. Selama kau menjadi bagian dari timku. Tidak seorang pun akan kubiarkan melakukan apa-apa terhadapmu, Karin." ungkapnya bangga menyiratkan makna dalam. Andai Karin mengerti, sudah dipastikan kalau wajah gadis itu akan memerah semerah tomat kesukaan Sasuke.

"Baiklah... Dengan ikut sertanya Karin-chan. Maka selaku Yondaime Uzukage, dan atas kewenangan yang diberikan dari Sandaime Uzukage. Tim kalian akan berangkat besok siang untuk memulai misi tingkat S ini." jelas Naruto lantang. Setelahnya, ia berjalan menghampiri Kushina dan meminta sesuatu pada kekasihnya itu. Ia sudah membicarakan soal Pedang [Nuibari] yang dipegang Kushina. Ia akan memberikan pedang itu ke Suigetsu dan menggantinya dengan [Kakutō Yoru] miliknya. Toh, Kushina adalah seorang Uzumaki, dan sudah pasti bisa menggunakan pedang hitam itu.

Kushina mengangguk paham dan mengeluarkan sebuah gulungan. Naruto menerima gulungan itu dan melemparnya ke Suigetsu. "Ambil itu, penari bugil. Anggap saja sebagai hadiah karena kau resmi menjadi bagian desa dan juga terbentuknya tim spesial Uzushiogakure in—"

"Taka! Itu nama tim-nya, Dobe." sela Sasuke.

"Tim spesial Uzushiogakure bernama Taka ini." sambung Naruto membenarkan.

Suigetsu menangkap gulungan tersebut dan bertanya. "Apa ini, Taichou-san?"

Naruto tersenyum tipis. "Benda yang menjadi tujuanmu. Salah satu dari tujuh pedang legendaris Kirigakure, [Nuibari]."

Suigetsu terbebelak tidak percaya. Bahkan sebelum memulai, ia sudah mendapatkan satu pedang yang diincar. "Ehh, serius Taichou-san? Kau memberiku [Nuibari] secara cuma-cuma?" tanyanya meminta kepastian dan Naruto hanya mengangguk sebagai jawaban. "Wah, makasih Taichou-san!" ungkap Suigetsu dengan mata berbinar seperti anak-anak yang diberi permen.

"Sekarang... Sasuke." sahut Naruto memanggil pemuda Uchiha yang berbincang-bincang dengan Guren soal tujuan mereka mencari Uchiha Itachi. Saat Sasuke beralih menatapnya, ia kembali berbicara. "Menurut perhitunganmu, seberapa cepat kau menyelesaikan misi—tidak, tujuanmu ini?" tanyanya serius.

Orang yang ditanya ikut-ikutan serius. "Tergantung seberapa cepat mereka termakan umpan. Menurut perhitunganku, paling cepat dua tiga hari. Dan jika sudah bertemu Baka-Aniki, akan kupastikan saat itu juga dia mengatakan kebenarannya." ucapanya serius.

"Begitukah, aku mengerti." setelah mendapatkan jawaban agak meragukan dari Sasuke, Naruto beralih ke sang kakek. "Jiji, segera kirim pesan ke Mei-san, si mata panda dan Baa-chan jika tiga empat hari lagi susunan rencana untuk menghadapi Iwagakure dan Kumogakure akan kukirim." dan Arashi hanya mengangguk kesal diperintah olehnya.

"Dasar cucu sialan!"

"Aku dengar itu, kakek brengsek!"

Dan akhirnya... Perdebatan lewat pikiran kembali terjadi antara Naruto dan Arashi.

.

.

.

.

.

Jauh dari Uzushiogakure, lebih tepatnya di markas Anbu Root yang dipimpin oleh Danzo Shimura. Terlihat jika beberapa anggota organisasi rahasi Konoha itu melakukan pergerakan yang cukup mencurigakan. Sementara di depan Anbu-Anbu yang sedang mempersiapkan sesuatu, Danzo berdiri dengan seringai misterius terpampang di wajah tuanya.

"Sekarang... Waktunya untuk mengurus Tsunade bersama shinobi dan kunoichi yang memiliki hubungan dengan bocah Uzumaki itu."

.

.

.

.

.


TBC!

[TrouBlesome Cut]


Author Note: Pertama-tama... Saya kembali minta maaf lama tidak meng-Update Fic pertama saya ini. Dan sama seperti di Fic Uzumaki D. Naruto, saya gak nyangka ada yang nunggu ternyata.

Terima kasih sudah mau menunggu Fic Sangat Mainsetrum, Gaje, abal-abal, terlalu Overpower dan masih banyak kelasalahn lainnya ini. Dan juga, terima kasih sudah mau ngingatin untuk Update di review, review Fic lain dan PM.

Hmn... Untuk [Arc IX: Dua Uchiha] ini. Mungkin tidak hanya berpusat pada Sasuke dan Itachi saja. Akan ada sedikit perubahan di sana-sini-sono-dono-kasino-indro. Bisa dibilang Chapter ini sekedar pengalihan karena saya pusing mau dimulai dari mana pertarungan Sasuke dan Itachi nanti. Rencana sih, saya mau buat sama seperti di Canon. Sasuke mulai mencari, dihadang Deidara dan Tobi, dan akhirnya terjadi pertarungan. Konoha akan mengirim para Rookie yang dipimpin Kakashi dan Sakura untuk mengembalikan Sasuke. Dan seterusnya sampai Pertarungan Itachi dan Sasuke berakhir. Kira-kira begitu rencana saya untuk Arc ini, lebih tepatnya pertarungan Itachi dan Sasuke.

Well... Kalau ada yang punya saran untuk pertarungan Sasuke dan Itachi nanti... Jangan sungkan untuk kasih tau saya, hehehehehehe.

Di Chapter ini saya juga memberi penjelasan soal lokasi Uzushiogakure yang belum sempat dijelaskan secara rinci. Well... Uzushiogakure berada di pulau yang berbeda dari Negara Api, Angin, Tanah dan Petir. Lokasi desa berada di tengah-tengah pulau yang dikelilingi hutan dan kabut ilusi dari Isobu—Sanbi. Ada tiga cara untuk mencapai pulau. Cara pertama adalah menggunakan kapal menyebrangi lautan. Dan cara kedua dan hanya diketahui oleh penduduk Uzushiogakure dan aliansinya adalah melewati terowongan bawah laut yang dibangun Naruto dan Pengguna elemen tanah [Doton] Uzushiogakure. Panjang terowongan itu kurang dari 50 kilometer [Sama panjang dengan terowongan Seiken, Jepang]. Di setiap 10 kilometer terdapat ruang bawah tanah luas yang mana ada pos penjaga dan pondok besar ciptaan dari Mokuton Naruto untuk menginap. Dan cara ketiga tentu saja berlari di atas lautan menggunakan chakra.

Dan sama seperti Fic Uzumaki D. Naruto, kerangka untuk Fic ini juga sedang saya buat. Sekarang sih udah sampai di World War Shinobi Four.

Well... Untuk susunan Tim Taka di Fic ini sedikit—ah, mungkin banyak berubah dari Canon. Susunanya adalah: Sasuke Uchiha [Ketua], Karin Uzumaki, Suigetsu Hōzuki, Jūgo dan Guren. Kemungkinan besar akan bertambah seiring berjalannya Fic dan mungkin juga para Reader bisa memberi saran siapa yang bagus untuk dimasukkan.

Sekian untuk AN Chapter ini. Waktunya membalas Review yang numpuk gara-gara lama gak Update. '-')/

.

ScatteredGlass: Makasih, hehehehe! ^_^) ... Soal Feel yang kurang ngena. Saya minta maaf karena saat ini masih dalam tahap belajar untuk itu... Soal Update. Maaf kelamaan, hehehe.

KiritsugaKazuto23: Ini sudah saya lanjut, bro! '-')/ ... Soal Jadwal. Saya Update tidak menentu. Kadang seminggu, 2 minggu, 3 minggu, bahkan sebulan sekali.

Reader69: Cuma semi-hiatus kok gara-gara sibuk di RL ... Hmn, disini udah kejawab pertanyaan pertama ... Hmnn, lumayan juga sarannya biar jadi tiga orang rebutin Karin... Sasuke vs Gaara vs Suigetsu :v ... Kita lihat saja nanti soal Itachi dan Sasuke duel hidup mati atau tidak... UDN sudah saya Update Chapter 19 dua minggu lalu... Oke '-')/

Ashuraindra64: Makasih ^_^) ... Kita lihat saja nanti soal Itachi dan Sasuke duel hidup mati atau tidak. Hmmn, memang sih dikit kagak mau Si Keriput mati. Aah, kita lihat saja nanti, hehehe.

EnZans: Hehehe... Maaf kelamaan Update... Makasih do'a-nya. AMIN, AMIN! (/\)

Ryusuke 197: Chapter 19 sudah saya Update dua minggu lalu.

Dortaroze Druta Ogaqile: Kalau mau ngupil, jangan disini WOIII... Sono dikali :v :v

iwas: Fic Second Chance keknya saya hiatusin dulu. Entah kapan mau dilanjut lagi... UDN sudah saya Update dua minggu lalu.

DXHJIWEH: Di Chapter 38 '-')/

nyoto306: Gak bisa cepat. Saya sibuk di RL.

Guest: Keknya nggak deh. Di Kerangka yang saya buat tidak ada alasan untuk Pain nyerang Konoha. Karena Karin udah gak disana lagi.

namikazeiyan06gmail com: Hmmn, saran yang bagus. Akan saya pikirkan selagi kerjain kerangka alurnya.

Uzumaki ashura: Keknya masih lama NaruKushi nikahnya... Errrr, saya dah tobat bikin lemon. Cukup di Chapter 38 kepolosan saya hilang T-T)

Vha de Keira: Oke '0')b ... NYAHAHAHA, BENAR SEKALI! SAYA LOLICON, DAN SAYA BANGGA! MUAHAHAHAHAHAHAHAHAH!

Guest: Well... Kita lihat saja nanti apa Kiri dan Suna ikut Perang. Pastinya, mereka gak bakalan di pihak Iwa-Kumo-Kono (Anbu Root) ... Well. Di Perang nanti memang ada Shinobi Uzushiogakure yang tewas... Hmnn, mungkin-mungkin. Kerangka yang saya buat belum sampai di sana. Nanti saya pikirkan saran anda. Makasih '-')/

Fajar Meutuah960: Hmmn, Pair untuk Naruto udah kekunci. Naruto x Kushina. Gak bakalan saya tambah... Ente aja yang Add Pesbuk saya, nih akunnya [Hisnun Potlot]

Akayuki: Makasih ^_^) ... Kita lihat saja nanti soal Itachi dan Sasuke duel hidup mati atau tidak. Gak papa kok. Dibaca saja saya dah senang, apalagi direview :D

Guest: Ini sudah saya lanjut kok, walau kelamaan... Well, hubungan NaruKushi akan makin berkembang sampai ke langit tingkah tujuh. Hah?

Gagan610: Hahahah setuju-setuju... Dan dari saya... Teruslah bernafas, sebelum bernafas dilarang :v :v ... Oke '-')b

... ... ...

Yang Review Lanjut, Next, sebangsa-nya dan senegara-nya, serta nanyain kapan Update lagi. Nih sudah saya lanjut walau suuuaaaaangaaaat laaaaamaaaaaa '0')/

.

.

Informasi terakhir... Jika ada yang mau flame, silahkan! Akan saya terima dengan tanah lapang penuh dada dan paha—Ups, lapang dada maksudnya. Ya, saya terima lapang dada untuk flame yang membangun dn yang ngeluh soal Update lamanya... Tpi klo yang cuma koar-koar gak jelas kek orang bermulut gak punya rem... Saya cuma bisa bilang...

"I DON'T CARE!"

.

Brengzeck 014 [Root Loliwood] Out! Saya mau tidur cantik bersama Dedek Wendy Marvell dan Dedek Mashiro Shiina dulu '-')/

Salam Lolicon!