.

.

.

Naruto Masashi Kishimoto

Warn: Gender Bender, OOC, Semi-Canon, Typo, Etc

Pairing: MaleSakura x FemaleNaruto

Rate: M for Lime or Lemon?

Genre: Romance, Humor.

.

.

.

Pink Hokage

.

.

.

Enjoy it!

Chapter Bonus: Kegiatan

Siang hari Waktu Konoha.

Pink Kage. Julukan yang aneh untuk salah satu pemimpin desa dari ke-lima desa besar yang berada di dunia Shinobi. Tapi, Pink Kage benar-benar ada tepatnya berada di desa Konoha. Salah satu dari lima desa terkuat atau bisa dibilang desa Konoha adalah desa yang paling kuat. Bagaimana tidak? Banyak Shinobi terkenal dan berbakat disana—baik, mungkin akan panjang bila di ceritakan satu-satu.

Pemimpin desa Konoha ini—atau yang disebut Hokage ini—adalah Shinobi terkuat di desanya. Sakuya Haruno, Sang Sichidaime Hokage, dia adalah seorang pria terkuat—mungkin—dari ke lima desa. Dia adalah murid dari Tsunade Senju yang terkenal akan kemampuan medisnya, pria tersebut masih berkutat di Kantor Hokage.

Brakk

"Sakuya-kun!"

Sakuya menghela nafas kembali kemudian menatap seorang wanita pirang Twintail, "Naruto? ada apa kali ini? Sasuke menjahilimu lagi?"

"Mou, bukan itu!" rengut Naruto sambil menggembungkan kedua pipinya. Wanita tersebut mulai berjalan ke tempat yang di duduki oleh Sakuya, lalu melompat di atas pangkuan pria berambut pink tersebut. "Kau tidak pulang untuk makan siang? Aku merindukanmu~" suara sensual keluar dari bibir Peach milik Naruto.

Lagi-lagi Sakuya menghela nafas pendek, kemudian tangan kekarnya memeluk pinggang Naruto. "Akhir-akhir ini kau mesum sekali, Naru-chan." bibir Sakuya mulai menciumi tengkuk Naruto. "Dan aku tertular kemesumanmu, Naruto Haruno~" ujar sang Hokage sambil meniupkan hembusan nafas di leher Naruto.

"Iyaann~ …Sakuya~kun…no…Ecchi~"

"Siapa yang merubahku menjadi mesum, Naru-chan? Kamu sendiri yang merubahku menjadi seperti ini." Sakuya kembali menciumi leher Naruto, tangan kanannya meremas lembut Payudara Naruto hingga membuat wanita tersebut mendesah tidak karuan. "Ini salahmu, Naru-chan. semuanya salahmu—"

"Tou-chan, jangan berbuat mesum di kantor Hokage!" sebuah suara mengintrupsi aksi pasangan tersebut. "Terutama Kaa-chan."

"Sh-shinachiku!" ujar Sakuya terbata-bata. "Haha…ini tidak seperti yang kau fikirkan, Kaa-chanmu yang memulai duluan—"

"Mou, Sakuya-kun~ kau mengelak ya~?"

Bletakk

"Diamlah!" Naruto menggembungkan pipinya akibat jitakan Sakuya. "A-aku punya misi untukmu, misi berdua untukmu dan juga Uchiha Miyuki." Sakuya melemparkan sebuah gulungan.

"Tou-chan, kau lagi-lagi memasangkanku dengan Uchiha itu lagi."

Sakuya mengangkat Naruto dari pangkuannya seperti seekor kucing kemudian mendudukkannya di atas kursi Hokage, membuat wanita itu merengut kembali. "Dengar, kau mungkin tidak cocok dengan dia. Tapi, aku ingin kau yang menjaganya, karena dia adalah anak dari sahabat Tou-chan." jelas Sakuya.

"Baiklah," Shinachiku kembali menghela nafas pasrah. "Tapi, alasanmu sangat tidak masuk akal, Tou-chan. Apa kau ingin menjodohkanku dengan dia?" tanya Shinachiku tiba-tiba.

Sakuya berkeringat dingin, "Aaa—" "Kaa-chan, ingin berbesan dengan Hinata-chan." wajah Sakuya berubah membiru seketika, kemudian memandangi Istrinya yang sedang memasang wajah imut tanpa dosa di depan kedua lelaki ini.

Shinachiku menepuk jidatnya sama seperti yang dilakukan oleh Sakuya, "Dasar wanita polos!" gumam kedua lelaki tersebut.

"Polos?" Kedua lelaki itu hanya bisa cengo saja melihat kepolosan wanita yang mereka cintai.

.

.

.

Sore Hari waktu Konoha.

Taman Konoha. Tempat bermain bagi anak-anak, tempat yang menjadi kenangan buruk Naruto, tempat yang selalu di ingat oleh wanita yang kini menjadi ibu rumah tangga. Memang dahulu Naruto selalu di ejek dan di jauhi oleh semua anak-anak, itu dulu. Sekarang ia malah menjadi idola bagi anak gadis di sana, bagaimana tidak? Menjadi Pahlawan? Istri dari Hokage? Putrid Yondaime? Apa lagi? Banyak hal yang bisa kita perbuat untuk mendapat perhatian lebih dari orang banyak.

Naruto sekarang berada di taman Konoha. Ya sama seperti dahulu tidak berubah sama sekali, pikir Naruto.

"Naru-chan!"

Naruto menoleh ke arah suara tersebut dan mendapati Hinata, Tenten, dan juga Ino sedang mengobrol bersama. Naruto tersenyum kecil kemudian mendatangi mereka semua.

"Oi…

Bruk

…Ittaaai." Mereka semua Sweatdrop berjamaah. "Kenapa aku ceroboh sih? Dan, kenapa aku harus memakai Kimono segala, dasar Sakuya-kun!" gerutu Naruto sambil menggembungkan kedua pipinya.

'Kawaii' batin mereka bertiga berbinar.

Di tempat lain.

"Hesoi!" Sakuya bersin dengan suara aneh. "Maaf, aku bersin tadi." Ujar Sakuya sambil menggaruk tengkuknya.

'Kelihatan bohongnya.' Batin Shikamaru sweatdrop yang menjadi penasehat Hokage.

Kembali ke Naruto.

"Ne, Naru-chan. bagaimana keadaan Sakuya-kun?" tanya Nara Ino. Ya, meskipun sudah punya suami dan anak. Tapi, dia selalu menanyakan orang yang ia sukai dulu.

"Iya, bagaimana kabarnya? Katanya sekarang dia sibuk di kantor Hokage?" timbrung Hinata tiba-tiba. Yap, meskipun dia pemalu, tapi, kalau sudah menyangkut lelaki yang dulunya pernah dia suka maka ia akan menjadi OOC seperti ini #Watados

"Ingat suami kalian~" sindir Naruto sweatdrop begitu juga Tenten yang sekarang ini sedang sweatdrop.

Kedua orang yang disindir hanya tertawa, "Iya, kami tahu." Ujar Ino yang masih tertawa. "Sudah lama ya kita tidak berkumpul seperti ini." Gumam Ino sambil memandangi angkasa luas.

"Kau benar Ino, kita sudah lama tidak berkumpul." Gumam Tenten membenarkan perkataan Ino. "Kita sudah melewati masa-masa sulit, dan semua sudah damai."

Naruto juga mengikuti kegiatan kedua temannya, begitupula dengan Hinata. "Seperti Samudra yang luas." Gumam Naruto di sela-sela kegiatannya memandangi angkasa luas. "Ya, kita semua punya kesibukan masing-masing dan sudah berkeluarga."

"Kaa-chan~!"

Naruto menoleh ke arah suara itu berasal dan mendapati Shinachiku berdiri di kejauhan, "Shina-kun, ada apa?" tanya Naruto sedikit heran.

Pemuda berambut pirang ini menaikan alisnya, 'dia lupa' batin Shinachiku miris. "Tadi, kau bilang mau mentraktirku Ichiraku?"

Naruto teringat kembali, "ah, ayo kita kesana, Shina-kun!" ujar Naruto bersemangat.

'Kalau sudah menyangkut ramen, dia selalu menjadi yang pertama.' Batin semua orang sweatdrop.

.

.

.

Malam Hari waktu Konoha.

Rumah peninggalan dari Minato serta Kushina masih berdiri kokoh, walaupun harus di bersihkan dari jeratan tanaman dan juga lumut hijau. Banyak sekali kenangan Minato dan Kushina saat menempati rumah tersebut. Setidaknya itu buat Naruto yang masih merindukan kasih sayang orang tua. Tapi, itu semua sudah terganti oleh datangnya Sakuya dan Shinnaciku, wanita tersebut kini tidak kesepian lagi.

"Aku sangat merindukan kalian, Kaa-chan, Tou-chan." gumam Naruto yang masih setia dengan sofa yang di dudukinya.

Beberapa tahun sudah ia menjalani hidup sebagai istri dari seorang Hokage. Sebenarnya ia ingin sekali menjadi Hokage, tapi di fikirannya adalah ia tidak pantas menerima jabatan tersebut walau ia sangat menginginkannya.

"Untung saja aku tidak menjadi Hokage~" Naruto kembali bergumam, "Jadi ibu rumah tangga memang menyenangkan." Ujarnya kembali sambil terkekeh.

Cklek

"Tadaima!"

"Okaeri, Sakuya-kun." Naruto berdiri kemudian menghampiri Sakuya. "Bagaimana pekerjaanmu?"

Sakuya menghela nafas kemudian tersenyum manis, membuat Naruto merona. "Berjalan lancar seperti biasa. Semua berkat idemu menggunakan Bunshin, Arigatou." Ujar Sakuya yang kemudian mencium pipi sang istri membuatnya diam membatu. "Hadiah untukmu, Sayang." Sakuya mengerlingkan matanya genit.

"Kyaa…" pekik Naruto yang kemudian menghamburkan tubuh mungilnya ke Sakuya. "Kau Romantis sekali, ttebane! Ups keceplosan."

Sakuya mengangkat kedua alisnya, "Sudah lama aku tidak mendengar kata itu. Kau sama seperti Kushina-kaa saja." Ujar Sakuya sambil menangkap Naruto dalam dekapannya.

"Hihi… apa kau pernah bertemu Kaa-chan? melihatnya saja belum." Balas Naruto sambil menggesekan hidungnya di hidung Sakuya. "Kau Cuma bertemu dengan Tou-chan saja."

Flasback

Sakuya terkejut saat orang yang menyelamatkan dari Bijuudama milik Juubi adalah seorang Edo Tensei.

"Ka-kau!?"

"Tenang saja, aku ada di pihak kalian." Ujar Minato tenang, "Kau…pacarnya Naruto?" tanya Minato.

"Begitulah, Tou-chan. aku adalah pacarnya Sakuya-kun~!"

Buaggh

"Tenanglah, aku masih berkonsentrasi untuk menyembuhkanmu!"

'Anak itu mengingatkanku pada Kushina. Tapi, ini versi laki-lakinya.' Batin Minato Sweatdrop, "Tolong perlakukan anakku dengan lembut." Ujar Minato sambil tertawa Kikuk.

Flashback End

"Dan itu sakit tau~, Sakuya-kun~" rengek Naruto manja namun masih di dekapan Sakuya.

Sakuya hanya terkekeh geli saat terakhir kali ia mengingat kembali saat bertemu mertuanya, "Tou-chan hanya tertawa kikuk melihat kegiatan kita berdua."

"Sebelum Tou-chan pergi, kau di beri amanat untuk menjagaku, ya kan~?" goda Naruto, membuat Sakuya merona seketika. "Benarkan~~?"

Flashback

"Tolong jaga anakku dengan segenap jiwa dan raga—ehem dengan sepenuh hati, ya? aku mempercayakannya kepadamu, karena kau adalah anak dari Kizashi dan Mebuki Haruno." Ujar Minato sambil menatap Sakuya sebelum Rikudou mengembalikan mereka ke alam yang seharusnya. "Aku tahu kalau kau mencintai Naruto."

Mendadak wajah Sakuya memanas akibat perkataan Minato—calon mertua—"Baik, aku akan menjaganya, Yondai—Maksudku Tou-sama."

"Itu baru calon menantuku. Aku titip Naruto, semoga dia tidak bertingkah ceroboh."

"Ha'I Tou-sama!"

Flashback End

"Heee…? Jadi, kau sudah mendapat restu dari Tou-chan. Kenapa tidak memberitahuku waktu itu?" tanya Naruto manja.

Sakuya kembali mencium kening istri tercintanya, "Itu untuk kejutan saja." Ujar Sakuya asal-asalan, ia kemudian tertawa melihat Istrinya cemberut.

"Hmph! Alasan macam apa itu?"

"Jangan cemberut begitu~ atau kau akan aku makan sekarang, hm~" ujar Sakuya sambil menjilati daun telinga Naruto.

"Ya-yamette~…Geli~…Hey…." Desah Naruto sesekali mendorong dada bidang Sakuya. "Iyaann~….Sakuya-kun~…Kau mesum…"

Sakuya kembali menarik wajahnya dan menatap istrinya lekat-lekat. Seringai di wajah tampannya tidak pudar sama sekali. "Hooo….aku mesum? Siapa yang membuatku mesum terlebih dahulu, hm~?" tanya Sakuya dengan nada seksinya dan membuat Author ingin memuntahkan isi perutnya. "Aku belum pernah melakukan itu disini. Bagaimana kalau kita—"

"Tou-chan, Kaa-chan. sedang apa kalian berdua disini?" tanya Shinachiku dengan tatapan tajamnya. Pemuda yang sudah berusia 18 tahun ini membawa salah satu rekan wanitanya. Miyuki Uchiha, anak dari Sasuke dan Hinata Uchiha.

Miyuki masih menutup wajahnya yang merona akibat Sakuya dan Naruto yang bermesraan di depan pintu masuk (A/N: Wajahnya seperti Shiba Miyuki). "Per-permisi, Sakuya-sama, Naruto-hime."

Naruto kembali merona hebat, kemudian wanita tersebut lari menuju ke kamar karena malu. "Hehe…Maaf, Miyuki-chan, aku tidak tahu kalau ada kalian disini. Dan, panggil saja aku Tou-san."

"Tou-chan!" wajah Shinachiku mulai memanas. Sementara Miyuki masih menunduk malu sama seperti ibunya dan….harga dirimu dimana!?—ehem maaf.

Sakuya hanya terkekeh geli melihat putra semata wayangnya begitu malu jika bersama dengan Miyuki. "Oke, Tou-chan akan menyusul si wanita polos tersebut. Selamat bersenang-senang, Shina-chan." Sakuya mulai berjalan menuju ke kamar. "Aku lupa, jangan berbuat mesum Shina, atau kau akan di bakar oleh Sasuke. Jaa~"

Miyuki menatap Shinachiku dengan tatapan datarnya. "Itu hanya bualan Tou-chan saja. Jangan percaya dengan perkataannya."

.

.

.

Malam hari pukul 10 waktu Konoha.

Sakuya keluar dari kamarnya hanya dengan memakai boxer saja, meninggalkan sang istri yang tertidur tengkurap. Pria tersebut berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.

"Ahhh~ jangan yang itu~"

Kegiatan Sakuya terhenti sejenak. Ia pun menaruh gelas dan mengikuti aras suara tersebut.

"Miyuki~ kamu lucu kalau seperti ini~"

"Ahhh~ Shinachiku-kun~ Jangan buat aku malu~"

Sakuya semakin merinding mendengar suara-suara dari dalam kamar anaknya. 'Se-sedang apa mereka?' batin Sakuya. Pria tersebut berjalan dengan pelan menuju ke kamar anaknya.

"Kau harus mendapatkan hukuman, Mi~yu~ki~"

"Ahhh~ Kenapa~?"

Sakuya mulai menguping kegiatan anak semata wayangnya, 'aku harap Sasuke tidak membakarku.' Batin Sakuya yang masih menguping kegiatan anak semata wayangnya.

Greb

"Hiii~~ Bocor-bocor…."

"Sakuya-kun, kau sedang apa?" Sakuya menoleh dan mendapati Naruto sudah berada di belakangnya memeluknya dengna mesra. "Miyuki-chan belum pulang?"

Sakuya berbalik dan menatap sang istri, "Kamu tidur saja, Naru-chan." ujar Sakuya lembut.

"Tidak!"

"Kau kan lelah. Jadi, tidurlah."

"Tidak!"

"Ta—"

"Tidak!"

"Aku akan menyus—"

"Tidak!"

"Hukum!"

"Iya!"

Naruto berlari ke kamarnya meringkuk di balik selimut membuat Sakuya Sweatdrop. 'Jadi…dia takut di hukum' batin Sakuya sweatdrop.

"Tou-chan, apa yang kau lakukan disini? Dan, tadi aku mendengar suara Kaa-chan."

Sakuya menoleh kembali mendapati Shinachiku yang keluar dari kamarnya. Setetes keringat muncul di wajah tampan Sakuya. "A-a-aa…Ta-tadi, aku hanya ingin minum saja, lalu Kaa-chan datang dan mengejutkanku." Ujar Sakuya kikuk.

Shinachiku menyipitkan matanya. "Bohong, tadi kau mengupingkan?"

'Sial, anak ini sangat pintar.' Batin Sakuya.

"Jangan khawatir. Aku hanya bermain catur saja kok. Lagipula Miyuki juga sudah izin kepada orang tuanya untuk menginap—aaa…maksudku mendiskusikan misi. Ya mendiskusikan misi."

"Hm~? Diskusi ya? catur sebagai alat strategi, lalu…." Sakuya masuk ke kamar Shinachiku, dan mendapati Miyuki tiduran dengan selimut milik Shinachiku. "…lalu apa itu?"

"Anoo…etto…yang kalah harus buka baju."

"Dimana papan caturnya?"

"Anoo…"

"Dan kenapa Miyuki telanjang, sedangkan kau hanya memakai Boxer saja?"

"…" Maling tertangkap.

"Sudahlah. Tou-chan tahu kalau kau menyukai Miyuki begitu juga sebaliknya. Tapi, gunakan alat pengaman—"

Sringg

"—Sasuke!? Kenapa kau disini!?" Sakuya terkejut karena Sasuke tiba-tiba sudah berada di belakangnya dengan Kusanagi yang berada di genggamannya.

"Hn, Miyuki cepat pakai baju dan pulang." Perintah Sasuke kepada anaknya. "Sakuya, anakmu harus tanggung jawab bila Miyuki hamil."

Sakuya menatap Shinachiku, "Itu bisa di atur Sasuke. Lagipula aku ingin sekali berbesan denganmu." Ujar Sakuya menyeringai. 'Dasar anak Tsundere'

"Hn, sekarang aku akan pulang, ayo Miyuki!"

"Jaa~ Shina-kun."

Chuu~~

'Dasar anak muda' batin kedua orang tua tersebut. mereka melihat adegan dimana Miyuki mencium pipi Shinachiku dan membuat wajahnya merona.

.

.

.

Keesokan harinya. Kediaman Uchiha.

Clan Uchiha, sebuah clan terkuat yang berada di Konoha. Salah satu clan yang membangun Desa Konoha, Clan tertua di Konoha, lalu—oke, itu sudah kepanjangan. Keluarga Haruno dan Keluarga Uchiha, kedua keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan ini sedang melakukan rapat yang mungkin tidak penting bagi Author. Ya, tidak penting.

"Jadi—" "Kyaa….aku akan berbesan dengan Hinata-chan~!" Semua orang sweatdrop berjamaah.

Bletakk

"Jangan memotong perkataan!" Naruto memanyunkan bibirnya seperti kucing yang ingin di kasihani. Semua orang yang berada disana menatap sang Hokage dengan tatapan intens membuatnya merinding seketika. "Hey, kenapa aku yang salah?—ehem—Baiklah, Shina-kun bicaralah sekarang!"

Shinachiku terlihat sangat gugup ketika di hadapkan oleh kedua orang tua Miyuki—Sasuke dan Hinata—seakan dia adalah terdakwa yang telah melakukan banyak kesalahan, "A-aku hanya akan berterus terang bahwa a-a-a-a-a….ak-a…aa—"

"Cepatlah Shina -kun! Kaa-chan sudah tidak sabar!"

"Diam Naruto/Dobe/Naru-chan/Kaa-chan!" nyali Naruto langsung menciut.

"akuakanberterusterangbahwaakuakanmenikahiputrianda." Ujar Shinachiku cepat dan tanpa spasi, membuat semua orang yang berada disana cengo seketika, bahkan Sasuke yang memiliki wajah datar pun cengo. "Begitulah." Lanjutnya dengan cengiran tanpa dosa.

Sakuya menghela nafas pasrah, "Jadi, kesimpulannya Shinachiku ingin melamar Miyuki sekarang." Ujar Sakuya meluruskan.

"Hn, akan aku izinkan untuk menjaga Miyuki." Balas Sasuke masih dengan wajah datarnya, "Tapi, jangan sampai kau membuatnya menangis. Kalau kamu membuatnya menangis, aku jadikan kau rubah goreng." Itu ucapan terpanjang yang di keluarkan oleh Uchiha Sasuke.

Shinachiku menangguk tegas, "Baik, aku akan berjanji tidak akan membuat Miyuki menangis!"

Semua orang yang berada disana hanya tersenyum, "Aku pegang kata-katamu."

.

.

.

Kediaman Hokage.

Sakuya mengaitkan jubah Hokagenya di lemari pakaian, kemudian pria tersebut keluar untuk mengambil minuman di dapur, cuaca memang sangat panas kali ini. Shinachiku dan Miyuki masih menjalankan misi, dan Sakuya sendiri memutuskan untuk memberikan semua tugasnya kepada sekertarisnya—Shikamaru—setidaknya ia ada hari libur untuk sementara.

Sakuya kembali berjalan ke sofa keluarganya mendapati sang istri sedang asyik duduk sembari membaca sebuah buku, entah itu buku apa. "Naru-chan, tumben kau membaca."

"Aku hanya ingin membaca resep masakan, siapa tahu kalian akan aku buatkan sesuatu." Ujar Naruto santai. Tapi, matanya masih menatap buku tersebut.

Sakuya sedikit mengangkat alisnya, ia sedikit merasa ada chakra lain di sekitar rumahnya, "Naruto." ujar Sakuya siaga, "ada seseorang kah?"

Naruto menutup bukunya dan berdiri menatap Sakuya yang terlihat siaga. "Tidak, kenapa kau sangat bersiaga seperti itu?"

"Aku hanya khawatir bila ada penyusup di sini."

Naruto mulai menyeringai, "Hoo…bila penyusup itu ada di 'perut'ku bagaimana?"

Sakuya mengangkat alisnya bingung, "Apa?" tanya Sakuya kembali. "Tunggu dulu! Di-di-di perutmu!? Ka-kau!?"

Naruto mengangguk senang, "Ya, aku hamil lagi, Sakuya-kun. Dan, Shina akan mendapatkan teman baru. Serta…Kyaaa…" Sakuya memeluk Naruto dengan erat.

"Kita akan memiliki anak lagi, sayang." Ujar Sakuya sambil menciumi wajah imut sang istri.

"Sudah~…hey~…."

"Tidak."

"Mou, ayo ke kamar!"

"Aku tidak akan kasar, sayang." Ujar Sakuya yang masih menggendong Naruto. Kemudian pria tersebut menidurkan sang istri di atas kasur, Sakuya menatap Naruto dengan tatapan sayunya disertai senyuman manis membuat Naruto merona seketika, "Kau terlihat Seksi, Naru-chan."

"Mou~…Aku malu~…" Sakuya mulai meremas bagian sensitive Naruto, "Iyaann~~….Ecchi~… But, I Like it." Desah Naruto dengan suara sensualnya membuat lelaki tersebut terangsang.

"Sekarang makanan utama, Naru~" Sakuya membuka semua penghalang yang berada di tubuh sang istri. Tangan kanannya bergerilya mengusap daerah kewanitaan milik Naruto yang sudah basah. "Kau sudah basah, sayang~"

"Mmmhhp….hah…hah….kau terlalu kasar—hmhhp…" ucapan Naruto terpotong saat Sakuya menciumnya. "Puaahh….kau bersemangat sekali, Sayang~" ujar Naruto dengan tangannya yang sudah menyentuh kejantanan milik sang suami membuatnya mendesah.

"Ugh…Dasar genit~"

"Itu hanya untukmu, Sayang~!"

.

.

.

The End

.

.

.

Oke ini Bonus…

Dan untuk yang merasa Aneh….haha…Saya akan mengganti Foto Profilnya menjadi Sakuya. Ah ya kalau kalian pernah menonton Anime D-Frag OVA maka kalian akan teringat sesuatu…XD

Oke kalau aada yang masih merasa aneh lagi cuekin saja haha….*apa masalahnya coba*.

Yang minta lemon jangan harap yak :p saya hanya ingin lime saja…:3 mungkin kalian agak bingung tapi ini hanya cerita dimana kehidupan keluarga Haruno….sebenarnya saya mau ganti marga Sakuya dengan Namikaze atau Uzumaki… tapi…ya…begitulah *mengangkat bahu*

Oke segitu aja…

Shinn Out Adios Guys….