.
.
Title : Untitled
Cast : Park Chanyeol & Byun Baekhyun
... and Do Kyungsoo
[Warning!]
This is just fanfiction. Fanfiction, remember. So, it's not real. I'm not own the cast, I just own this story. Please don't be so emotional and brutal. I just want to write out something in my mind. If you like this story, you can express it in the comments. If you think this is not good enough, you can tell me too. But, if you hate it too much, please... just keep it by yourself. I accept criticism, but not bashing.
And...
This is Genderswitch. So, Dont read this story if you dont like and hate it too much.
Thanks, Happy Reading...
.
.
.
Baekhyun tidak tahu apakah kesalahannya di kehidupan sebelumnya sangat fatal sampai dia harus mengalami semua ini. Hidupnya terasa seperti mimpi buruk yang berkepanjangan, menggelayutinya seperti hama di batang pohon. Apa semua yang terjadi pada keluarganya tidak cukup sampai Chanyeol, -mantan- kekasih yang sangat dicintainya, sampai hati melakukan semua ini kepadanya? Apa kehidupannya belum cukup menyedihkan sehingga dia masih diberikan luka lain untuk dia tanggung?
Chanyeol. Setelah semua kesakitan yang terjadi dalam hidupnya, pemuda itu adalah segalanya bagi Baekhyun. Pemuda itu adalah pusat kehidupannya. Pusat dunianya. Baekhyun menyayanginya, sangat menyayanginya sampai dalam tahap dia akan mengusahakan apapun untuk membuat Chanyeol bahagia, untuk memastikan agar Chanyeol nyaman disampingya, untuk memastikan agar Chanyeol tidak pergi dari sisinya.
Tapi... apa yang harus Baekhyun lakukan jika Chanyeol ingin pergi? Apa yang harus Baekhyun lakukan jika Chanyeol dengan bahagia atau malah dengan tidak berperasaan mengatakan kepadanya bahwa pemuda itu telah menemukan pusat kehidupannya sendiri? Apa yang harus Baekhyun lakukan jika Chanyeol ingin melepaskan diri darinya? Apa yang harus Baekhyun lakukan jika Chanyeolnya sudah tidak memerlukan dirinya lagi?
Tolong siapapun beritahu Baekhyun apa yang harus dia lakukan.
.
.
.
Baekhyun sebenarnya juga tidak mengerti apa yang sejak tiga hari yang lalu dilakukannya di sini. Menyembunyikan tubuh mungilnya dibalik pohon, Baekhyun mengamati sepasang kekasih yang tengah diliputi kebahagiaan tak jauh dari tempatnya bersembunyi. Terhitung sudah berjam-jam dia berdiri disana, sepertinya betah sekali memakukan pandangannya kearah dua objek itu.
Baekhyun tahu sekali bahwa dia adalah gadis bodoh yang sudah tergelincir dalam perasaan bernama cinta yang menyakitkan ini. Baekhyun tahu sekali dengan jelas bahwa tergelincir dalam perasaan ini sangat menyakitkan. Tapi alih-alih bangkit dan menjauh, dia malah menceburkan dirinya semakin dalam dan sekarang dengan bodohnya berenang mengarungi danau kesakitan ini. Luhan, sahabatnya, bahkan mengatakan bahwa Baekhyun adalah gadis sinting bodoh karena melakukan hal ini. Tapi Baekhyun bisa apa, dia sudah terlalu mencintai Chanyeol.
Sejenak, pandangannya menerawang kekejadian seminggu yang lalu, saat itu Chanyeol dengan senyum lebar mendatanginya. Pemuda itu tidak berhenti tersenyum dihadapannya, sambil sekali menggumamkan 'Oh, astaga!' yang membuat Baekhyun bingung. Tapi kebingungan itu tidak berlangsung lama saat Chanyeol memeluk tubuh mungilnya dan membisikkan ditelinganya dengan pelan,
Baekhyunie, aku menemukannya. Belahan jiwaku, aku menemukannya...
Baekhyun tahu bahwa Chanyeol sedang tersenyum sangat lebar sesaat setelah mengatakan kalimat itu, tapi Baekhyun... hatinya bagai diremukkan dari dalam. Dan setitik air mata mengalir dari sudut matanya. Chanyeol telah menemukan bagian hatinya yang lain.
.
.
.
Kyungsoo nama gadis itu. Seperti juga Baekhyun, Kyungsoo memiliki tubuh yang mungil, kulitnya putih dan dia memiliki bibir berbentuk hati yang cantik. Tapi alih-alih memiliki mata sipit seperti yang dimiliki Baekhyun, mata Kyungsoo besar dan bulat seperti burung hantu. Kombinasi itu adalah sebentuk kesempurnaan fisik yang dimilikinya. Pintar memasak, ramah dan anggun adalah poin plusnya.
Setelah si mungil itu pikirkan, mungkin itulah alasan kenapa Chanyeol lebih memilih Kyungsoo ketimbang Baekhyun. Kyungsoo, sama sekali berbeda darinya. Kyungsoo, gadis itu, seperti yang selalu pemuda itu katakan sepanjang hidupnya kepada Baekhyun tentang gadis impiannya, feminin nan anggun. Chanyeol menyukai sosok gadis yang seperti Kyungsoo, bukan gadis urakan dan berisik sepertinya. Dan mungkin selama ini Chanyeol hanya kasihan padanya sehingga laki-laki itu setuju untuk menjalin suatu hubungan bernama pacaran dengannya. Jadi setelah pemuda itu menemukan gadis impiannya, dia pergi meninggalkan Baekhyun begitu saja, tanpa ingat bahwa si mungil itu juga punya hati. Dan hatinya kembali bernanah.
.
.
.
Sepertinya sudah lama sekali sejak pertama kali Baekhyun bertemu dengan Chanyeol, tapi Baekhyun ingat sekali setiap detail pertemuan mereka berdua. Pertemuan mereka bisa dikatakan biasa sekali, cenderung tidak istimewa dan tidak perlu diingat. Mereka berdua, Chanyeol dan Baekhyun adalah teman sejak Junior High School, mereka resmi berkenalan setelah Chanyeol dengan gagah berani menyelamatkan Baekhyun dari pembulian yang dilakukan teman-teman sekolahnya yang bodoh. Seperti juga kelanjutan kisah pahlawan dan korban, mereka berdua berkenalan, kemudian berteman baik, lalu Baekhyun, si korban, terpesona pada Chanyeol dan begitulah seterusnya.
Bagi Baekhyun, Chanyeol lebih dari seorang pahlawan dan teman baik, sejak awal melihat pemuda jangkung yang tampan itu, Baekhyun telah tersihir oleh pesona mematikan dari seorang Park Chanyeol. Baekhyun selalu mencoba untuk menyimpan perasaannya sendiri dengan baik, takut apabila Chanyeol mengetahui pemuda itu akan meninggalkannya. Dulu, bagi Baekhyun terus berada di samping Chanyeol saja sudah lebih dari cukup, meskipun hanya dengan status teman baik.
Tapi ternyata perasaan gadis mungil itu tidak bisa terus menerus disimpannya sendirian, tepat ketika hari kelulusan mereka saat Senior High School, Baekhyun mengatakan pada Chanyeol bahwa perasaannya pada Chanyeol lebih dari sekedar rasa suka kepada teman dan dengan gugup gadis itu meminta Chanyeol untuk menjadi kekasihnya. Yang paling tidak bisa Baekhyun duga adalah Chanyeol tersenyum padanya dengan lembut, pemuda itu merengkuh tubuh Baekhyun dengan kedua lengan panjangnya, menyapukan beberapa kecupan ringan dipuncak kepala Baekhyun dan membisikan sebaris kalimat yang membuat perasaan Baekhyun sangat gembira.
"Aku juga menyayangimu Byunnie... Aku akan menjagamu selamanya. Kalau kau menginginkanku sebagai kekasih, maka kita akan menjadi kekasih." Bisiknya.
Satu hal yang luput dari pikiran cerdas Baekhyun, Chanyeol tidak pernah mengatakan mencintai Baekhyun, pemuda itu menyayanginya. Hanya menyayanginya. Dan pula, jika dipikirkan lagi, memang sebaris kalimat dikatakan dengan lembut oleh bibir Chanyeol, tapi sebaris kalimat itu tidak terdengar tulus saat Chanyeol mengatakannya. Juga, tersimpan makna yang tidak Baekhyun mengerti dibaliknya.
Setelah pernyataan cinta itu, mereka berdua menjalani kehidupan sebagai pasangan kekasih yang sempurna, setidaknya bagi Baekhyun. Mereka tinggal bersama, kuliah ditempat yang sama dan menjalani kehidupan sebagai sepasang kekasih yang harmonis, tidak pernah ada pertengkaran yang berarti, benar-benar harmonis, atau mungkin terlalu harmonis. Chanyeol selalu bersikap sebagai kekasih yang sempurna untuk Baekhyun, lembut dan pengertian dan Baekhyun selalu menjadi kekasih yang cerewet dan ceria. Baekhyun benar-benar tidak mengira akan ada saat dimana dia akan berpisah dengan Chanyeol. Karena, kisah mereka benar-benar sempurna sebelum Kyungsoo datang.
.
.
.
Baekhyun tahu dia harus berhenti melakukan kegiatan menjadi stalker Park Chanyeol. Dia harus berhenti atau dia akan menjadi gila. Sudah seminggu sejak kegiatan melihat pasangan Chanyeol dan Kyungsoo yang berbahagia dari balik pohon yang dilakukan Baekhyun dan bukannya bertambah baik, perasaannya semakin tidak karuan. Ada banyak sekali skenario yang tersusun didalam kepala mungil Baekhyun dan semuanya berisi rencana untuk merebut kembali Chanyeol dari Kyungsoo.
Baekhyun tahu dia tidak akan melakukannya, dia tidak bisa melakukannya. Chanyeol terlihat sangat mencintai Kyungsoo dan akan terluka bila berpisah dengan gadis itu. Masalahnya Baekhyun tidak bisa membiarkan Chanyeol terluka, meskipun itu berarti dirinya yang akan terluka sebagai gantinya. Hati Baekhyun yang sangat mencintai Chanyeol tidak akan membiarkannya, Chanyeol harus tetap bahagia. Baekhyun menghela nafas, mengutuk dirinya sendiri. Luhan memang benar, Baekhyun harus menghentikan dirinya sendiri. Sesegera mungkin. Sekarang juga. Dengan pemikiran itu, Baekhyun melangkahkan kakinya menjauh dari keduanya. Gadis itu membawa kakinya pada salah satu bangku taman itu. Mendudukan tubuhnya diatas bangku tersebut. Baekhyun membiarkan pikirannya melayang ke masa dimana dirinya bahagia.
.
.
.
Lama Baekhyun membiarkan dirinya terlarut dalam lamunan, tepukan ringan dibahunya membuat gadis itu terkejut dan menghadapkan tubuhnya kearah tubuh itu berasal. Detik ketika Baekhyun melihat seseorang yang menepuknya, detik itu pula pandangan Baekhyun terpaku dan gadis itu tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hanya ada gumaman lirih yang keluar dari bibir mungilnya.
"Chanyeol..."
Chanyeol yang disebutkan namanya hanya melemparkan senyuman simpul kepada Baekhyun. Pemuda itu mendudukkan dirinya disebelah Baekhyun. Matanya menatap Baekhyun lembut, tatapan yang selalu membuat Baekhyun bergetar.
"Byunnie, apa yang kau lakukan disini?" katanya bertanya pada Baekhyun. Baekhyun hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan yang Chanyeol lontarkan. Matanya masih setia mengamati Chanyeol yang semakin hari semakin tampan.
"Byunnie..." Panggilan itu membuat denyutan dihati Baekhyun. Panggilan sayang yang selalu Chanyeol gunakan kepadanya.
"Byunnie... Hei..." Astaga! Bisakah Chanyeol berhenti memanggilnya dengan begitu manis. Itu membuat dadanya sesak dan cairan berkumpul disudut matanya. Baekhyun memejamkan matanya, menghalau air mata sialan yang siap untuk kembali tumpah ruah. Gadis itu menghadapkan tubuhnya yang semula menghadap Chanyeol lurus ke depan, menghindar.
"Kau, apa yang kau lakukan disini Chanyeol?" Alih-alih menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Chanyeol, Baekhyun balik bertanya.
"Es krim. Aku berniat membelikannya untuk Kyungsoo, sebelum kemudian aku melihatmu sendirian disini." Jawab Chanyeol.
"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulut Baekhyun, lalu keduanya diam. Baekhyun memilih diam, menundukkan kepalanya dalam dan Chanyeol memilih memandang ke depan.
"Apa kau bahagia, Dobi?" Baekhyun bertanya dengan pelan yang masih didengar Chanyeol. "Kau bahagiakan, Dobi?" tanya Baekhyun sekali lagi, gadis itu melarikan matanya ke arah Chanyeol.
"Aku bahagia Byunnie. Kyungsoo gadis yang sempurna. Segalanya yang aku inginkan." Jawab Chanyeol sambil tersenyum. Pemuda itu menatap lurus kedepan, tidak menoleh kepada Baekhyun yang menatapnya.
"Ah, begitu..."
Mendengar gumaman lirih dari Baekhyun membuat Chanyeol mengalihkan pandangannya ke arah gadis mungil itu. Chanyeol menemukan Baekhyun yang sedang menunduk sambil memilin jari-jemarinya yang indah. Keheningan kembali menyelimuti keduanya. Chanyeol baru akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu ketika deringan ponselny terdengar. Chanyeol mengangkatnya kemudian berbicara. Baekhyun disebelahnya hanya mendengarkan percakapan yang dilakukan Chanyeol. Kemudian Chanyeol mematikan panggilan tersebut dan menolehkan kepalanya pada Baekhyun.
"Aku harus pergi Byunnie, Kyungsoo sudah menungguku. Kau juga cepatlah pulang, udara sepertinya akan semakin dingin." Pamit Chanyeol pada Baekhyun. Pemuda itu kemudian bangkit setelah sebelumnya sempat mengusak rambut Baekhyun.
Chanyeol akan segera pergi kalau saja suara Baekhyun tidak terdengar yang kemudian membuatnya kembali menghadap kearah Baekhyun. Baekhyun bangkit dari duduknya dan melangkah kearah Chanyeol, tindakannya selanjutnya membuat Chanyeol terkejut. Baekhyun memeluk Chanyeol.
"Sebentar saja, Dobi. Biarkan sebentar saja. Kumohon..." pintanya kepada Chanyeol. Gadis itu semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh besar Chanyeol, berharap Chanyeol akan membalas rengkuhannya. Dan ya, Chanyeol balik merengkuhnya. Menarik tubuh mungil itu semakin tenggelam dalam rengkuhannya yang hangat.
Chanyeol tetap merengkuh tubuh mungil Baekhyun didalam pelukannya, meskipun sepertinya waktu sudah berjalan cukup lama. Pemuda itu seolah lupa bahwa Kyungsoo saat ini sedang menunggunya dan mungkin akan merajuk lantaran Chanyeol yang pergi terlalu lama, Chanyeol seperti melupakannya. Saat ini ada si mungil Baekhyun yang sedang terisak lirih dipelukannya, yang sangat diakui Chanyeol pasti disebabkan oleh dirinya. Untuk itu, walaupun sejenak, Chanyeol ingin membuat Baekhyun tenang didalam pelukannya.
Setelah cukup lama, Baekhyun menarik dirinya sedikit dari pelukan Chanyeol. Gadis itu mendongak guna menatap Chanyeol yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Baekhyun mengambil nafas sebentar, lalu membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu pada Chanyeol.
"Setelah ini aku mungkin tidak akan bisa melihatmu lagi Chanyeol. Kita juga tidak bisa berteman seperti sebelum semua ini dimulai dan berakhir seperti ini. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk tetap berteman. Rasanya sulit sekali, Dobi. Kau harus tahu, aku... sejak dulu, aku sangat mencintaimu. Kau adalah segalanya yang bisa gadis sepertiku miliki." Kata-kata yang keluar dari mulut Baekhyun terdengar parau karena diiringi isakan kecil yang sekuat tenaga coba ditahannya.
"Aku pikir setelah semuanya yang terjadi dalam hidupku, pada akhirnya aku mendapatkan kebahagianku sendiri. Aku pikir aku menemukanmu yang akan melimpahiku banyak sekali cinta. Tapi, tapi..." Baekhyun terisak kecil. Gadis itu menundukkan kepalanya.
"Aku bodoh kan, Dobi? Aku bodoh karena berharap terlalu banyak." Baekhyun mengucapkannya sambil kembali mendongak menatap Chanyeol.
"Baekhyun-ah..."
"Aniyo. Kau tidak perlu mengucapkan apapun." Baekhyun memotong perkataan Chanyeol. Gadis itu melepaskan lingkaran tangannya dari tubuh Chanyeol, diulurkannya kedua tangannya untuk melingkari leher Chanyeol. Baekhyun menjinjitkan tubuh mungilnya, lalu memberikan kecupan pada bibir Chanyeol. Chanyeol terkejut tentu saja, tapi pemuda itu tidak melakukan apapun, hanya membiarkannya saja. Sentuhan bibir keduanya terasa asin dibibir Chanyeol, kecupan itu dibumbui air mata yang mengalir dari mata Baekhyun.
Baekhyun memberikan jarak sedikit diantara bibir keduanya, tanpa menatap mata Chanyeol. Baekhyun bergumam diatas bibir pemuda itu.
"Aku mencintaimu, Dobi." Katanya.
"Aku sangat mencintaimu sampai rasanya sakit. Aku mencintaimu."
Kemudian, Baekhyun melepaskan diri dari rengkuhan Chanyeol dan melangkah pergi meninggalkan Chanyeol yang berdiri menatap kepergiannya, tanpa menoleh kebelakang.
.
.
.
Luhan luar biasa terkejut dan juga khawatir saat melihat Baekhyun pulang dengan mata sembab dan penampilan yang luar biasa berantakan. Luhan yang sedang asik menikmati semangkuk es krim sambil menonton drama di depan televisi tersentak kaget saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Baekhyun. Luhan yang tadinya ingin memarahi Baekhyun karena mengagetkannya, hanya bisa diam dan membalas pelukan dari sahabatnya saat mendengar Baekhyun menangis keras. Luhan membungkam mulutnya, tidak mengeluarkan sepata katapun. Hanya pelukan yang saat ini bisa diberikan Luhan untuk sahabatnya ini. luhan mengeratkan pelukannya pada Baekhyun, sambil menghela nafas, Luhan berbisik pada Baekhyun.
"Tidak apa-apa, kau bisa menangis sepuasmu dan aku akan memelukmu, Baek. Tapi, hari ini saja ya. Kau harus berjanji untuk berhenti menangis setelah ini, okay?"
Hanya isakan yang semakin keras yang diberikan Baekhyun sebagai jawaban pada Luhan. Tapi, tidak masalah bagi Luhan. Dia akan menemani si mungil ini menangis seharian ini.
.
.
.
To Be Continued...
.
Hello! Hai! Lagi-lagi Angst. So Sorry Baby Baek...
Fanfict ini tercipta ditengah-tengah kebuntuan ide pas ngetik lanjutan The Story of Broken Heart. Jadi, yang ini muncul dan yang itu ngga selesai. So.. Yaaaaah gitu deh..
Well, kalo ada yang nungguin sekuel 'Game', itu idenya ekstrim dan rada ragu buat di tuangin, abis ntar kebanyakan nistain Baekhyunnya huhu~ Jadi, kalo ada mood ntar di bikin, kalo ngga ya udah ngga.
Hope you guys like it!
