Chapter 1

Disclemer: Masashi Kishimoto

Genre: Romance, Drama

Pairing: SasufemNaru

Rate : T

Warning: OOC, Typo's, fem Naru, alur kecepatan, dll.

THE UZUMAKI GIRL

Chapter : 1

By : Uchy Nayuki

Summary : Uchiha Sasuke, selalu menjalani hidup lurus dan selalu berjalan pada jalurnya. Sampai pada saatnya dia bertemu dengan sesosok gadis Uzumaki yang membuat jalan hidupnya penuh dengan lika-liku. Apa yang sebenarnya terjadi pada sang Uchiha bungsu? Ingin tahu? Langsung baca aja. Warning : SasuFemNaru

.

DON'T LIKE

DON'T READ

.

Pagi itu matahari memancarkan sinarnya, menghapus kegelapan malam dan memberikan kehangatan untuk dunia. Sampai akhirnya sinar itu menyapa sesosok gadis yang sedang tertidur lelap, masih bergelung didunia mimpinya. Dan karena itu sang gadis sama sekali tidak mau beranjak satu inci pun dari ranjang tercinta. Dia bahkan menarik selimut sampai menutupi kepala pirangnya, tidak ingin terganggu dengan sinar sang mentari. Namun acara tidur damai itu harus terganggu dengan suara berisik yang berasal dari jam orange berbentuk kodok yang berdering melengking memekakkan telinga.

KRIIIIIINNNNGGGG….

"Ennggg" lenguh sang gadis sambil bergerak tak nyaman dibalik selimutnya.

"Lima menit lagi Bunta~…" entah dia sedang mengigau atau apa. Tapi yang pasti jam beker itu tidak mau berhenti berdering.

Sampai akhirnya si gadis tak tahan lagi. Dia pun menyibakkan selimutnya, lalu bangun dengan mata yang masih setengah tertutup, wajah lesu dan rambut berantakan yang menunjukkan betapa tidak anggunnya sosok ini.

Sang gadis lalu duduk di tepi ranjang seraya mematikan jam beker. Memandangi jam tersebut masih dengan mukanya yang ogah-ogahan.

"Hmmm… masih pukul 7 ttebayo~" ujarnya dengan suara yang mendayu-dayu khas orang malas. Namun apa jadinya setelah 5 detik kemudian…?

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 de…

"GYAAA… aku terlambat dattebayooo" satu teriakan membahana pun lolos dari mulut sang gadis. Serta tidak lama setelah itu terdengarlah suara-suara benda terjatuh atau barang-barang pecah yang tidak baik untuk telinga. Dan hal itu mendapat gelengan maklum dari seorang wanita yang berada diruang dapur, yang memang tinggal satu atap dengan si gadis.

.

.

.

TAP…TAP…TAP

Terlihat seorang gadis sedang berjalan santai dikoridor sekolah Konoha Internasional High School. Sekolah popular yang banyak diminati oleh hampir seluruh anak dinegara HI. Bukan hanya dari golongan atas, tapi juga dari kalangan bawah. Dan karena sang kepala sekolah a ka Tsunade Senju mengetahui akan itu semua, dia pun membuat program penerimaan murid beasiswa yang menjadikan anak-anak dari kalangan bawah yang mempunyai prestasi dan potensi bisa bersekolah disekolah yang terkenal luar biasa itu.

Dan salah satu yang menjadi murid penerima beasiswa itu adalah sang gadis yang masih berjalan dengan santainya. Sebenarnya gadis tersebut sama sekali tidak memiliki yang namanya IQ tinggi seperti kebanyakan anak-anak beasiswa yang lain. Dia bahkan terkenal bodoh yang bisa dikatakan merangkap keidiot. Tapi yang menjadi keistimewaanya adalah keahliannya dalam permainan basket dan kekuatannya yang mengerikan dalam bidang beladiri judo. Sangat sulit menemukan gadis yang seperti ini bukan? Karena hal itulah, Tsunade menerima gadis tersebut untuk bersekolah disini.

Tidak terasa sang gadis sekarang sudah sampai didepan kelasnya, kelas 1C. Dan tanpa basa-basi langsung melakukan kegiatan rutin yang selalu dilakukannya setiap pagi.

BRAAKK

"OHAYOU MINNA" teriak sang gadis membahana diseluruh kelas. Uzumaki Naruto, itulah namanya. Gadis berambut pirang dan memiliki mata sewarna sapphire. Juga jangan lupakan tiga garis horizontal dikedua pipinya yang membuat terlihat seperti kucing. Wanita yang sangat cantik, semua orang tahu itu. Tapi yang membuatnya istimewa adalah sifatnya yang hyperactive dan ceria, berperan layaknya mentari yang selalu memberikan kehangatan pada orang-orang disekitarnya. Dan semua itu sudah cukup melengkapi kesempurnaan sang gadis.

"BERISIK" sudah biasa. Teman-temannya memang sudah terbiasa dengan sifat sang gadis. Tapi selau saja ditanggapi oleh mereka. Sapaan Naruto sewaktu pagi memang menjadi keistimewaan sendiri dan menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Dan hal yang menyenangkan itu adalah-

"Uh, akukan hanya menyapa" ekspresi ngambeknya yang lucu. Selau menjadi hiburan yang menyenangkan setiap paginya.

"Tapi sapaanmu itu membuatku harus pergi ke dokter THT Naruto" ujar gadis bercepol dua, yang bernama Ten-Ten. Sahabat sekaligus orang yang tidak pernah bosan mengerjai sang pemeran utama.

"Su…sudahlah Ten-chan, Naru-chan kan ha…hanya me…nyapa" dan sekarang wanita berambut indigo yang menimpali. Kasihan juga melihat sang sahabat yang selalu menjadi bahan godaan anak-anak sekelas.

"Tuh lihat, Hinata-chan saja tidak keberatan" ujar Naruto seraya melangkah kearah dua sahabatnya. Lalu duduk dibangkunya yang terletak paling akhir. Tepat dibelakang bangku Ten-Ten dan Hinata.

"Tapi aku keberatan" masih tidak mau mengalah. Ten-Ten tetap melangsungkan adu mulut diantara dia dan Naruto.

"Sudahlah itukan hanya sapaan" balas Naruto memandang tajam kearah sahabatnya itu. Dan setelahnya, terjadilah adegan deathglear antar sahabat dari Naruto dan Ten-Ten. Menghasilkan rolling eyes dari anak-anak lainnya. Karena memang hampir setiap pagi mereka bertengkar tentang hal yang tidak penting. Hah, baiklah kita tinggalkan dua sahabat itu dan beralih ketempat lain.

.

.

.

*KORIDOR SEKOLAH*

"Kiba-kuuuun, i love youuu"

"Kyaa… Shikamaru-kun handsome"

"Gaara-sama, jadilah pacarku"

"Kyaaa…. Sasuke-sama, kakkoiii"

Itulah sederet pujian yang keluar dari para FG untuk keempat pangeran sekolah yang mereka idolakan. Hal yang sudah sering untuk didengar. Bahkan, sangat sering untuk didengar. Dan keempat pangeran sekolah itu adalah:

INUZUKA KIBA : Playboy prince. Selalu memberikan pujian-pujian yang menghanyutkan untuk para gadis. Dan pacaran tidak lebih dari dua hari. Tapi yang menjadi kelebihannya adalah, hanya dia yang memiliki sifat ceria diantara ketiga pangeran lainnya.

NARA SHIKAMARU : The sleeping prince. Pemuda yang kerjaannya hanya tidur, tapi memiliki IQ lebih dari 180. Jenius, semua orang tahu kalau laki-laki pemalas ini memiliki kepintaran yang tidak bisa diremehkan.

SABAKU GAARA : Red prince. Satu-satunya pangeran sekolah yang memiliki rambut berwarna cerah. Tidak sering tersenyum, tapi memilki sifat yang ramah.

UCHIHA SASUKE : Ice prince. Pemuda paling dingin diantara keempat pangeran sekolah. Tidak banyak bicara. Dan terkenal dengan sifatnya yang angkuh dan tak peduli pada orang lain, kecuali sahabatnya. Sekaligus pewaris utama dari Uchiha Corp, perusahaan terbesar diseluruh Negara HI.

"Hm, kita memang tidak bisa diabaikan"

"Hoaam, mondokusai"

"Membosankan"

"Hn"

Hanya itu tanggapan dari keempat pangeran tentang rutinitas harian mereka. Selalu diteriaki oleh para FG bukan hal yang menyenangkan. Tapi apa boleh buat, tanyakan pada Kami-sama kenapa memberikan mereka wajah tampan dan harta yang melimpah.

"Sasuke-kuuun~" teriakan manja seorang gadis sukses membuat semua orang yang ada disana merasa jengah. Oh ayolah, siapa yang tidak kenal Haruno Sakura. Calon tunangan sang pangeran es yang tidak henti-hentinya memperlihatkan kenyataan hubungannya dengan Uchiha Sasuke didepan semua orang.

"Ada apa Sakura?" datar, sejauh ini memang tidak ada nada lain yang keluar dari mulut sang uchiha bungsu. Kecuali didepan sahabat-sahabatnya. Bahkan itupun jarang.

"Kita kekantin yuk" ajak Sakura seraya bergelayut manja dipergelangan tangan sang reven. Sukses menghasilkan pandang iri dari semua gadis yang ada disana

"Sebentar lagi bel masuk kelas Sakura" jika diperhatikan lebih teliti ada raut tidak suka pada wajah sireven dan memang itu hal yang dirasakannya sekarang. Dia memang tidak pernah suka pada sipinkky, karena hubungannya dengan gadis merah muda itu hanya perjodohan yang dilakukan keluarganya. Bukan karena cinta.

"Sesekali bolos tak apakan?" ujar Sakura tanpa memperdulikan apa yang baru saja dikatakannya. Dan hal itu sukses mendapat pelototan gratis dari orang yang diajak. Membuatnya ciut seketika.

"Ta…tapi kalau Sasuke-kun tidak mau, juga tak apa" secepat itu dia bicara, secepat itu juga dia mengkoreksi kata-katanya. Mendapati pelototan dari sang pujaan hati yang memang terkenal akan sifatnya yang dingin, bukanlah hal yang diinginkan Sakura.

"Hn" gumaman tak jelas pun dikeluarkan oleh Sasuke. Dan dengan gaya angkuhnya meninggalkan Sakura yang sedang merenggut kesal. 'Selalu saja seperti ini' batinnya.

"Nona… kau masih belum sadar juga ya?" tiba-tiba seseorang bertanya pada Sakura, saat ketika Sakura masih kesal akan Sasuke yang sama sekali tidak memperdulikannya. Mendengar orang yang berbicara tepat disampingnya, Sakura pun menoleh dan mendapati Kiba yang sekarang sedang memandanginya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Kau bicara padaku?" Tanya Sakura yang sekarang malah memandang balik Kiba dengan tatapan bingung.

"Ya"

"Lalu apa yang kau bicarakan?" masih dengan tampang polosnya, Sakura bertanya kembali kepada Kiba. Dan itu sukses membuat Kiba menghela nafas panjang. 'Susah banget sih bicara sama nih jidat lebar' batin Kiba miris dalam hati.

"Aku bertanya, apa kau masih belum sadar juga nona?" Tanya Kiba mengulang kembali pertanyaannya. Dan pertanyaannya itu pun mendapat respon sebelah alis Sakura yang terangkat.

"Sadar apa?" masih belum mengerti. Sakura pun bertanya kembali, kerena memang dia masih belum tahu kemana arah pembicaraan mereka saat ini.

"Sadar kalau Sasuke sama sekali tidak menyukaimu" sekarang yang bicara bukanlah Kiba, melainkan pria berambut merah dengan tato kanji 'AI' didahi sebelah kirinya, Gaara. Semenjak Sasuke pergi, sahabat-sahabatnya memang tidak mengikuti. Karena menurut mereka ada hal yang lebih penting untuk diselesaikan.

"Aku tidak tahu apa maksudmu" bukan, bukannya Sakura tidak tahu. Dia hanya pura-pura tidak tahu akan apa yang mereka bicarakan sekarang. Jujur, dia memang merasakan kalau Sasuke memang tidak mencintainya. Tapi dia merasa kalau suatu saat nanti Sasuke akan berbalik mencintainya. Dan dia masih memegang teguh kepercayaannya itu.

"Hoaam, mendokusai! Aku tahu kau mengerti apa yang dikatakan Gaara tadi Sakura. Karena kau bukanlah gadis yang sebodoh itu" masih dengan gaya malasnya, Shikamaru memilih untuk tidak berdiam diri melihat dua sahabatnya berjuang untuk membebaskan sahabat karib mereka, Uchiha Sasuke dari belenggu seorang Haruno.

"Kenapa? Kenapa kalian seolah membenciku? Padahalkan aku hanya ingin mendapat perhatian dari Sasuke-kun. Aku mencintainya, dan kalian tahu itukan?" sambil menahan diri untuk tidak menangis. Sakura coba menjelaskan perasaannya pada mereka bertiga. Tapi hanya dipandangi datar, kecuali Kiba yang mulai runtuh pertahanannya.

"Terserah apa maumu Haruno-san, kami sudah mencoba memperingatimu. Dan jangan salahkan Sasuke, jika suatu saat nanti dia menemukan orang yang dicintainya dan mencampakkanmu" pembicaraan itu pun berakhir dengan kata-kata Gaara yang sukses menohok hati sang Haruno. Mereka pun pergi tanpa memperdulikan Sakura yang sekarang berdiri tegang disana dengan tatapan kosong yang mengarah kedepan. Tapi, tidak lama tatapan itu berubah tajam disertai dengan desisan amarah yang keluar dari mulut sang Haruno.

"Akan kubunuh siapa pun yang berani merebut Sasuke-kun dariku"

.

.

.

Didepan kelas 1C terlihat sesosok laki-laki tampan dengan gaya rambut khasnya yang menantang gravitasi, berjalan santai melewati setiap orang yang memandang takjub kearahnya. Tapi dia sama sekali tidak memperdulikan. Yang dipertanyakannya sekarang adalah kemana teman-temannya yang biasanya selalu bersamanya? Apa mereka punya hal penting untuk diselesaikan? Tanyanya dalam hati. Tapi lamunannya harus buyar oleh teriakan-teriakan para siswi kelas 1C yang semakin menjadi-jadi. Membuatnya benar-benar merasa jengah.

"Kyaaa… lihatlah itu Sasuke-samaaa"

"Wah~ Sasuke-sama memang selalu mempesona ya?"

"Yah, Gaara-sama kok gak ada?"

"Kiba-kun mana?"

"Shika-kun juga gak ada"

Dan sesungguhnya bukan hanya Sasuke yang terganggu dengan teriakan-teriakan itu, tapi juga seorang gadis yang sedang merenggut kesal karena tidak bisa melanjutkan tidur paginya. 'Akukan masih punya waktu lima menit lagi untuk tidur, dan sekarang malah tersia-siakan hanya karena empat orang songong. Menyebalkan' pikirnya.

"Cih! Apanya yang bagus sih dari empat orang sombong itu" kata Naruto entah kepada siapa, tapi hal itu bisa didengar oleh Ten-Ten yang duduk didepannya.

"Kau kenapa Naruto?" Tanya Ten-Ten ingin tahu kenapa gadis pirang sahabatnya ini tumben-tumbenan merengut kesal pagi-pagi.

"Tidak apa-apa, aku hanya kesal. Kenapa sih mereka selalu teriak-teriak gak jelas setiap empat orang songong itu lewat didepan kelas kita?" masih dengan wajah sangarnya yang sebenarnya tidak cocok sama sekali dengan wajahnya yang imut, Naruto bertanya kepada Ten-Ten perihal teriak-teriakan yang selalu mengusiknya semenjak dia bersekolah disini. Dan pertanyaannya itu sukses mendapat pandangan herang dari orang yang ditanya.

"Kau tahu siapa merekakan?" mulai Ten-Ten dengan pertanyaan yang harusnya tidak perlu ditanyakan lagi, karena dia yakin tidak ada satu orang pun di KIHS yang tidak kenal dengan empat lelaki yang bergelar pangeran sekolah itu.

"Ya aku tahu, mereka pangeran sekolah" sahut Naruto ogah-ogahan. Dan memang benar sih, dia sama sekali tidak mau menganggap mereka pangeran sekolah. Karena menurut Naruto pangeran sekolah tidak seharusnya bersikap angkuh dan sombong seperti itu.

"Lalu kenapa kau bertanya" ujar Ten-Ten malas, 'Nih anak kesambet apa sih, sampai nanya yang enggak-enggak' batin Ten-Ten.

"Yang jadi pertanyaanku, kenapa mereka mau-maunya naksir sama cowok-cowok sombong bin songong seperti mereka sih?" balas Naruto mencak-mancak sendiri. Benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pemikiran teman-temannya. Sampai naksirnya gak ketulungan kayak gitu. Kalau Naruto sih ogah.

"Yah Naruto, seperti kau tidak tahu saja, mereka punya muka yang bisa dibilang diatas rata-rata, dan jangan tanyakan kekayaan mereka. Jadi maklumi saja jika memang banyak orang yang naksir pada mereka" jawab Ten-Ten seraya memutar kedua bola matanya. Dia sebenarnya memang sependapat dengan Naruto. Jujur, dia juga tidak suka sifat-sifat para pangeran sekolah yang angkuh dan sombong itu. Tapi apa mau dikata, dia bukan siapa-siapa.

"Huh" mendengus kesal, Naruto memang tidak bisa memungkiri apa yang dikatakan oleh Ten-Ten. Karena memang semuanya benar. Naruto juga mengakui kalau keempat pangeran sekolah itu punya muka yang terbilang tampan, sangat malah. Tapi sayang, sifat dan tampang mereka beda jauh.

TENG …TENG…TENG

Tidak terasa bel masuk kelas akhirnya berbunyi. Membuat murid-murid yang tadinya berkeliaran kemana-mana, duduk kembali ketempat duduknya. Karena sensei yang mengajar sekarang adalah salah satu sensei terkiller seKIHS. dan tidak seorang pun mau berurusan dengan sensei killer satu ini.

"Na…naru-chan? Apa kau sudah me…menyelesaikan tugas da…ri Orochimaru sen…sensei?" tiba-tiba Hinata yang baru saja kembali dari perpustakaan bertanya kepada Naruto. Dan hanya mendapat pandangan bingung dari orang yang ditanya.

"Tugas apa?" Tanya balik Naruto dengan polosnya tanpa menyadari neraka didepan mata.

Hinata tidak menjawab, tapi malah memandangi Naruto dengan pandangan perihatin. 'Na…Naru-chaaan' batin Hinata sama sekali tidak bisa berkata apa-apa dengan sifat Naruto yang memang sangat ceroboh. Sedangkan Ten-Ten, yang juga mendengar percakapan itu ikut memandang perihatin pada Naruto. 'Kau adalah temanku yang paling bodoh Naruto' pikir Ten-Ten yang ikut-ikutan membatin

Sedangkan Naruto masih memproses hal apa yang dilupakannya. Dan tiba-tiba saja matanya terbelalak lebar, seakan siap melompat keluar dari tempatnya. 'Oh Kami-sama bagaimana caranya aku bisa lupa?' batinnya nelangsa.

Dia pun memandangi Hinata dengan matanya yang berair, siap untuk menangis saat itu juga. Dan Hinata hanya mengelus tangan Naruto seakan mengatakan dia ada untuk sahabatnya itu.

"Selamat pagi anak-anak" dan tiba-tiba orang yang menjadi beban pikiran Naruto nemplok didepan kelas. Membuatnya berkeringat dingin.

"Selamat pagi sensei" sahut murid-murid kompak, kecuali Naruto tentu saja. Dia masih terlalu takut, bahkan untuk bicara.

"Baiklah, apa kalian sudah menyelesaikan tugas dari sensei?" Tanya Orochimaru yang sukses membuat Naruto lupa caranya bernapas untuk beberapa saat. 'Matilah aku… Matilah aku…' seperti mantra, itulah yang selalu terpatri dibenak Naruto.

"Sudah sensei" jawab murid-murid serempak. 'Tapi aku belum' dan tentu hanya Naruto saja yang tidak menjawab

"Kalau begitu kumpulkan" perintah Orochimaru mutlak. Dan para murid pun mulai berdiri untuk mengumpulkan tugas mereka. Tanpa menyadari ada salah satu murid diantara mereka yang merasa hidupnya tidak akan lama lagi.

"Uzumaki-san?" tiba-tiba sang sensei killer memanggil sang blonde seraya memandangnya dengan tatapan penuh intimidasi. Dan sang blonde yakin kalau hidupnya sebagai remaja unyu-unyu akan berakhir disini. 'Jangan menyuruhku membersihkan kandang Manda, sensei' mohon Naruto dalam hati.

"Ha… Ha'I" mencicit, Naruto merasa dirinya seperti tikus yang akan dimangsa seekor ular ganas sekarang.

"Mana tugasmu?" tidak menurunkan kadar tatapan intimidasinya, Orochimaru kembali bertanya kepada Naruto. Membuat keringat dingin mengalir deras dari permukaan kulit si blonde.

"A…ano tugasnya tu…tugasnya" masih terbata-bata, Naruto mencoba menjawab pertanyaan dari sang sensei. Tapi seakan lidah ini kelu, Naruto sama sekali tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

"Tugasnya apa?" menyipitkan matanya, Orochimaru makin menambah kadar intimidasinya pada Naruto. Dan membuat sang gadis sama sekali tidak berani menatap sang sensei. Dia pun memilih untuk menundukkan kepalanya.

"Tu…tugasnya, saya lu…lupa sensei" ucap jujur Naruto membuat semua orang yang ada disana memandangnya kasihan. Mereka sangat menyayangi si blonde, tapi sekarang mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya berdoa semoga saja sang sensei tidak menyuruh Naruto membersihkan kandang Manda, ular peliharaan sang sensei yang terkenal besar dan ganas itu, seperti yang pernah dilakukannya pada Lee, murid kelas sebelah beberapa minggu lalu.

"Oh, jadi begitu" ujar singkat Orochimaru bukan membuat Naruto lega, tapi makin berkeringat menjadi-jadi. Karena setelah inilah dia akan menerima hukuman dari sang sensei yang katanya tidak tanggung-tanggung dalam memberikan hukuman itu.

"Baiklah, kalau begitu kau kerjakan lagi tugasmu" penuturan Orochimaru itu sukses membuat puluhan pasang mata yang ada dikelas memandangnya tidak percaya. 'Ini… Orochimaru sensei kan?' batin mereka bertanya, seakan menganggap kalau orang yang ada didepan mereka adalah siluman yang menyamar menjadi sang guru. Tapi tak satu orang pun yang berkata apa-apa

Dan Naruto hampir saja menghela nafas lega. Sebelum mendengar kelanjutan perkataan sang sensei yang sukses membuatnya lemas seketika.

"Sebanyak 50 jenis, dan kumpulkan besok"

Ternyata, oh ternyata, yang namanya Orochimaru tetaplah Orochimaru. Selalu membuat anak-anak didiknya jera dengan hukuman yang diberikan olehnya. Ha~

.

.

.

"Uh, kenapa sih sensei baka itu tidak tanggung-tanggung memberi hukumannya. Sekarang tugasku jadi lima kali lipatkan, benar-benar menyebalkan" sang blonde a ka Uzumaki Naruto yang dikenal dengan sifatnya yang bodoh bin ceroboh itu sekarang berada diperpustakaan untuk menyelesaikan tugas dari sang sensei tercinta. Dan akhirnya membatalkan acara makan bento bersama Ten-Ten dan Hinata didalam kelas. Padahal dia sangat lapar saat ini.

Sambil mencari jenis-jenis ular yang akan dia masukkan kedalam makalahnya, Naruto sama sekali tidak berhenti mengatai sang sensei dengan kata-kata indah. Seperti 'Dasar banci' 'Maniak ular' 'Bakoro' dan masih banyak lagi kata-kata lainnya.

"Hooaaam… aku ngantuk" lenguh Naruto saat merasakan matanya yang mulai lemas dan tak sanggup lagi terjaga. Salahkan dirinya yang melembur semalam dikarenakan Caffe tempatnya berkerja sedang melangsungkan hari ulang tahun seorang anak orang kaya yang menyewa Caffe tersebut sebagai tempat perayaannya. Dan karena Naruto adalah seoarang karyawan disana, dia pun diharuskan berlembur tadi malam.

Naruto memang bukan orang kaya, bahkan ekonomi keluarganya tidak seberapa. Tapi itu cukup karena Naruto hanya tinggal bersama sang Kaa-san. Ya, dia hanya tinggal berdua dengan sang Kaa-san yang notabennya adalah seorang guru di TK Konoha. Serta `Naruto yang seorang karyawan di sebuah Caffe yang menerima karyawan paruh waktu seperti dirinya. Dan dia tidak pernah tahu kemana perginya sang Tou-san yang dari dulu tidak pernah ditemuinya, bahkan dia sama sekali tidak ingat akan wajah sang Tou-san. Yang dia ketahui dari Kaa-sannya hanya tentang Tou-sannya yang adalah laki-laki tampan juga penuh wibawa. Dan juga katanya kalau dia memiliki seorang kakak perempuan yang sangat cantik. Tapi ketika dia menanyakan kemana gerangan kedua orang itu, Kaa-sannya akan mengalihkan topic pembicaraan dan mengatakan kalau bukan saatnya ia tahu tentang itu semua.

"Ha~…" mengingat itu semua membuat Naruto semakin mengantuk. Dan dia pun memutuskan untuk tidur sejenak. Dan tak sampai lima menit, gadis itu pun tertidur dengan posisi kepalanya yang ia tenggelamkan pada lipatan tangannya.

.

.

.

Tak lama setelah Naruto masuk kedalam mimpinya. Empat laki-laki tampan yang sudah pernah dijelaskan diatas, masuk keperpustakaan dan duduk tidak jauh dari sang blonde yang sekarang tertidur lelap. Dan untunglah karena perpustakaan adalah tempat yang melarang orang untuk teriak-teriak, maka mereka pun terbebas dari itu semua. Tapi tetap saja perhatian semua yang ada disana teralihkan pada mereka.

"Huh, kenapa kita kesini sih? Kenapa tidak kekantin saja?" seorang laki-laki berambut coklat dengan tato segitiga terbalik dikedua pipinya memulai pembicaraan. Tapi secara berbisik, takut dimarahi oleh sensei penjaga pustaka.

"Hanya tempat ini yang aman dari teriakan-teriakan gila itu. Dan jikapun kau ingin kekantin, pergi saja sana" ujar Gaara menimpali pertanyaan Kiba dengan kata-kata yang seolah mengusirnya, sukses membuat Kiba manyun.

"Hn" dan sang Uchiha bungsu hanya menimpali seadanya, meskipun rada gak jelas. Dan sepertinya ada seseorang yang tidak kebagian dialog disini. Oh yeah, siapa lagi kalau bukan si tukang tidur a ka Shikamaru yang sekarang sedang asik bergelung didunia mimpi.

Sudah sepuluh menit berlangsung dan Kiba sama sekali tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini, dia butuh hiburan man. Ikut membaca buku seperti yang dilakukan Gaara dan Sasuke, dia mah ogah. Tidur dan menyusul Shikamaru kedunia mimpi? Gak bisa, dia hanya bisa tidur jika dikasur saja. Tidak seperti Shikamaru yang tidak kenal tempat dan waktu, dia itu bisa tidur dimanapun yang ia mau.

Dia pun mulai melihat sekeliling, dan tak sengaja matanya menemukan sasaran empuk untuk dikerjai. Dia pun menyeringai lebar, melihat mangsa kejahilannya ini adalah seorang gadis yang sedang tidur tidak tahu tempat. Maka dari itu dia mulai mencari apa yang bisa digunakannya untuk menjahili si gadis. Dia merogoh saku celananya. Tidak ada. Dia pun melihat kearah Sasuke dan Gaara. Dan seketika senyuman pun tak bisa ditahan oleh Kiba.

"Hei Gaara! Kau bawa sesuatu tidak?" Tanya Kiba tidak jelas, membuat orang yang ditanya memandangnya bingung.

"Ada. Dompet, ponsel, dan kunci mobil" jawab Gaara singkat membuat Kiba ingin sekali menjambak rambut merahnya Gaara.

"Bukan itu yang aku maksudkan. Sesuatu yang kecil, tapi bisa digunakan untuk melempar" tidak tahu harus berkata apa, Kiba pun mengatakan hal-hal yang menurutnya bisa dimengerti oleh Gaara, meskipun dirinya juga rada gak ngerti.

"Hn" dan tiba-tiba tangan yang sewarna porselen menyodorkan sesuatu kearah Kiba. Dan itu adalah… penghapus?

"Ah! Ya, ini yang kubutuhkan" ujar Kiba semangat tapi tetap dengan berbisik. Lalu tanpa basa-basi lagi langsung mengambil penghapus yang disodorkan Sasuke padanya.

"Kenapa tidak bilang dari tadi" ujar Gaara datar sebelum sederet pertanyaan muncul dikepalanya. "Penghapus itu untuk apa?" lanjut Gaara bertanya. Yah, dia memang sedikit penasaran sih.

"Kalian lihat saja nanti" jawab Kiba menyeringai. Dan kepalanya pun kembali beralih kepada si blonde yang sekarang masih tertidur lelap. Serta dengan keahlian permainan basketnya, Kiba melempar penghapus itu tepat kearah si gadis yang sedang tertidur.

TUK

"Aduh! Ittee…" ringis sang gadis seraya mengangkat kepalanya dengan tangan yang setia mengelus sayang kepalanya yang terasa sakit. Dan keempat orang pemuda yang memperhatikan hal itu (ceritanya Shikamaru sudah bangun karena Kiba memaksanya untuk melihat juga) menahan nafas saking terpesonanya mereka. Gadis didepan mereka sungguh cantik. Yah, meskipun mereka sering melihat gadis cantik, tapi entah kenapa gadis yang satu ini memberikan aura yang berbeda. Yang sukses merebut perhatian keempat pangeran sekolah. 'Apa dia bidadari?' batin ketiga pemuda kecuali Sasuke yang memang tidak bisa berkomentar apa-apa tentang seorang gadis.

Naruto yang merasa ada sesuatu yang mengenai kepalanya pun mulai melihat sekeliling. Dan pandangannya itu terjatuh pada sebuah penghapus yang tergeletak tak berdaya diatas meja. Kemudian, tanpa menunggu lama lagi dia mengambil penghapus itu dengan kasar. 'Pasti ini yang mengenai kepalaku tadi' batinnya memandang tajam kearah si penghapus. 'Apa ada seseorang yang sengaja melempariku?' memikirkan kemungkinan itu, sontak saja membuat Naruto mengeram marah. Dan tanpa basa-basi lagi-

BRAAKK

"Siapa yang berani-beraninya melempariku hah?"Menggebrak meja seraya berteriak dengan suara yang tidak bisa dibilang normal. Sukses membuat keempat pangeran sekolah menganga tidak percaya, (meskipun yang kelihatan Kiba saja sih) karena melihat gadis yang sempat mereka anggap sebagai bidadari itu tidak seperti yang mereka bayangkan. Dipikir sifatnya lembut dan anggun, teryata oh ternyata berbalik 180 derajat dari apa yang diperkirakan.

"Ehem, Uzumaki-san?" u-uh, bagai disengat listrik seratus ribu watt, Naruto mematung tak berdaya. Karena dia sudah tak asing dengan suara yang satu ini. Oh ayolah siapa yang tidak kenal dengan-

"O-oh, ha…hai Anko sensei. Mmm… sen…sensei cantik sekali hari ini ya, hahaha" ya, sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi siapa orang yang berhasil membuat Naruto tergagap-gagap seperti itu. Seraya tertawa hambar, Naruto berbicara seolah menyapa sang sensei dengan terselipnya sedikit kata-kata gombal yang sering dilancarkan Kiba pada gadis buruannya. Membuat para pangeran memutar bola mata mereka, seakan tahu kalau hal yang dilakukan Naruto adalah hal yang sia-sia saja.

"Oh! Begitukah? Kalau begitu terima kasih ya atas pujiannya" ujar sang sensei tersenyum sangat manis. Tapi bukannya merasa lega, Naruto malah merasakan kalau dia sekarang sedang berhadapan dengan seorang Shinigami.

"U-um" masih mencoba untuk mengatur detak jantungnya. Naruto mengangguk kecil seraya mengelap keringat yang mengalir deras dipelipisnya. Dan tidak lupa senyum kikuk yang masih dipertahankannya dari tadi. Membuat pipinya pegal karena kebanyakan tersenyum.

"Tapi tetap saja…" diam sejenak sebelum sang sensei melanjutkan. Dan disaat itu Naruto merasakan kalau jiwanya akan segera melayang. "KAU HARUS KELUAR DARI SINI UZUMAKI-SAAAN"

"Ha'I, gomenne sensei" dan sang Uzumaki pun berlari keluar dari perpustakaan dengan gaya yang sama sekali tidak elegan. Sampai-sampai dia melupakan sesuatu yang penting. Yah, buku-bukunya yang masih berada diatas meja, tergeletak begitu saja.

"Hahaha… kalian lihat itu, dia benar-benar lucu. Hahaha" melihat Naruto yang menderita, tak ayal membuat Kiba yang sedari tadi memperhatikan, tertawa terbahak-bahak. Serta Gaara dan Shikamaru yang tersenyum kecil melihat kejadian yang langka itu. Berbanding terbalik dengan Sasuke yang masih memperhatikan pintu masuk perpustakaan tempat menghilangnya sang gadis tadi. 'Wanita dobe' batinnya mendengus geli, tapi tidak memungkiri kalau dia juga sedikit terhibur dengan kelakuan unik sang gadis Uzumaki.

"DAN KALIAN APA YANG KALIAN TERTAWAKAN" teriakan tiba-tiba dari sensei Anko akhirnya menghentikan tawa Kiba, juga menghilangkan senyum pada wajah Gaara dan Shikamaru. Mereka pun kemudian berlagak seolah sedang sibuk dengan membaca buku-buku. Membuat Anko memandangi mereka tajam, tapi tidak lama setelah itu dia pun kembali kebelakang meja kerjanya. Dan meninggalkan keempat pangeran sekolah yang sekarang sedang menghela nafas lega.

"Tidakkah gadis itu menarik?" tiba-tiba, Gaara berbicara ambigu membuat tiga pasang mata yang ada disana memandanginya bingung.

"Hah?" beo Kiba keheranan dengan Gaara yang tumben-tumbennya bicara aneh. Biasanyakan kebanyakan diam tuh anak.

"Kau menyukai wanita pirang itu?" penuturan Shikamaru sontak membuat Kiba mempelototi Gaara tidak percaya. 'Beneran nih anak panda jatuh cinta?' batin Kiba syok.

"Tidak, aku baru tertarik saja. Belum menyukainya" jawab Gaara membuat Shikamaru dan Sasuke memandanginya dalam. Sedangkan Kiba masih memproses apa yang dikatakan Gaara. 'Kalau dia bilang baru tertarik dan belum menyukainya… berarti…"

"Jadi, kau mempunyai niat untuk menyukainya?" Tanya Sasuke datar masih dengan sifat cueknya. Tapi entah kenapa dia merasa agak sedikit tidak suka dengan kenyataan kalau Gaara sangat tertarik pada wanita unik itu. 'Sebenarnya apa yang kupikirkan?' batin Sasuke mengenyahkan pikirannya yang baginya tidak masuk akal.

"Ummm… Yah, mungkin" ujar Gaara tersenyum tipis. "Dan aku tahu tahap pertama untuk mendekatinya" tambah Gaara misterius, membuat Kiba langsung nimbrung mendekatinya.

"Kau serius? Lalu caranya apa? Apa? Apa?" Tanya Kiba beruntun dengan suara yang sedikit diluar control. Membuat Anko sensei memandang tajam kearahnya. Dan hanya dibalas Kiba dengan cengengesan tidak jelas.

Gaara diam, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Kiba padanya. Dan malah berdiri dari duduknya, menuju kearah si gadis tadi tertidur. Lalu tanpa basa-basi mengambil sesuatu yang tergeletak disana. Memandanginya lama, sampai seulas senyum simpul ia tampilkan pada raut wajahnya. Senyum yang sangat jarah diperlihatkan Gaara pada banyak orang.

"Hmmm, Uzumaki Naruto ya?"

.

.

.

TBC

Hallo minna-san, perkenalkan Uchy author baru di fandom Naruto.

Gak tau kenpa tiba-tiba jadi kepengen bnget buat cerita ini. Sampe akhirnya gak tahan lagi, dan jadilah aku membuat akun ffn dan mempublish cerita ini thehehe.

Bagaimana ceritanya readers-san

Menarikkah?

Kepokah?

Amburadulkah?

Kalau ada kesalhan, atau ada yang kurang. Mohon maaf minna-san, karena Uchy memang masih baru d'sini…

Tapi saya berharap senpai and readers sekalian menyukai karya Uchy yang aneh ini.

Uchy juga menrima kritik dan saran dari senpai dan readers sekalian. Jadi karena itu…

REVIEW PLEASE