Hari ini kondisi internal perusahaan IT besar milik Oh Sehun sedang kisruh dan ricuh tanpa kata-kata yang menggelayut manja pada udara ruangan, karena cukup dengan aura-aura kelam nan gelap yang tertawa-tawa menguasai sekitar, orang-orang yang menginjak kaki di sana pun cukup tahu bahwa ada yang tidak beres.

Alasannya bukan seklise seperti yang biasa mereka hadapi sebelum-sebelumnya, seperti pembatalan kerjasama, pemecatan belasan karyawan yang dianggap tidak produktif dan melenceng dari kontrak kerja, atau adanya masalah peralatan atau keuangan di perusahaan tersebut, melainkan masalah sepele tak terduga yang benar-benar tak terduga. Bahkan para karyawan hanya bisa melongo bengong begitu bisik-bisik akan desas-desus alasan kenapa kantor bisa se-chaos ini sampai ke telinga mereka.

Semua berawal dari pagi hari di senin yang cerah bersemangat. Awan putih seputih kapas kecantikan para wanita itu bergulung-gulung layaknya permen kapas menggiurkan, ditemani raja hari yang merangkak pelan tapi pasti sambil menaburkan bias-bias hangat para penghuni bumi, dan angkasa biru cerah tersenyum ramah sambil menggiring angin berlarian ke segala arah.

Sang waktu berongkang-ongkang kaki sambil menikmati aroma hari senin yang hampir dibenci oleh orang-orang, dengan kemampuannya yang masih mampu untuk berputar dari atas ke bawah dari depan ke belakang sebelum kiamat datang bertamu, ia melihat berbagai macam aktivitas monoton. Baik itu segerombolan remaja sekolah yang bertempur desak-desakan saat menunggu transportasi umum, ibu-ibu yang berjalan dengan banyak tentengan kebutuhan pokok rumah, kakek-nenek yang berjemur menikmati hujan sinar sang raja hari dengan nyaman, hingga beberapa orang yang berpakaian ala kantoran dengan jalan tergopoh-gopoh memasuki tempat kerja.

Namun tidak terlalu berlaku bagi pihak yang menampuk kursi penting di perusahaan, jika tak ada kerjaan penting seperti bertemu klien atau bertemu segunung berkas-berkas yang perlu di tandatangani, mereka bebas slonong boy dengan mudah memasuki kantor meskipun matahari hampir mencapai pucuk bumi yang bulat; termasuk pria berkulit putih dengan tampang datar khasnya, yang berjalan tegap dan hanya membalas gumaman pelit ketika disapa para bawahan. Mata elangnya memandang lurus pada jalan menuju ruangannya yang terletak di lantai paling atas, lantai dua belas.

Meskipun pria bernama Oh Sehun itu tampak seperti biasanya, tidak tersenyum dan masih tetap membangun tembok tak tampak di sekeliling tubuh, tapi karyawan yang telah bekerja dibawah naungan tangan dingin sang tuan Oh itu tahu jika emosinya masih stabil.

Emosi sang tuan Oh masih stabil hingga semenit setelah menempati ruangannya, pria yang hobi membuka beragam blog itu berteriak dengan frustasi, cukup membuat terkejut dan spot jantung para karyawan yang terheran-heran dengan Sehun yang kini marah-marah tidak jelas hanya karena satu hal...

"AAARRGGGHH...! SIALAN, DAMNIT, WHAT THE FUCK, BLODDY MORON...! KENAPA BLOG BAMBI-LU345 TIDAK BISA DIBUKAAAAAA...!?"

... hanya karena sebuah blog langganan sang boss yang biasa dibuka setiap tiga jam sekalinya. Blog dimana , yang telah mereka ketahui bahwa itu blog sangat-dewasa, namun hanya diam karena bagi mereka itu hal wajar sebagai pria matang, terdapat kumpulan foto-foto kaki mulus sang pemilik blog beserta sepasang Red Stiletto cantik dengan berbagai gaya menantang.

Dan ke-chaos-an semakin memuncak ketegangannya dan semakin mencekam ketika salah seorang office boy baru yang dinilai linglung itu datang ke ruang sang Oh Sehun, hanya untuk terdengar semburan kekesalan beberapa detik setelahnya ketika kopi yang diminta sang pemilik perusahaan tidaklah sesuai dengan yang diminta.

"XI LUHAN! MINUMAN MACAM APA INI...?! KENAPA KOPI HITAM RASANYA ASIN BEGINI, HAH...?!"

"Ma, maafkan saya, pak! sepertinya, saya keliru mengambil garam dengan gula..! sa, saya akan mengganti kopi bapak sekarang...! jangan pecat saya, saya mohoonnn...!"

.

.

.

.

.

Red Stiletto

.

Screenplays!HunHan

.

M

.

Akai Momo

.

All about character is not mine, but fic and idea was belong me!

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys Love/ Alternative Universe with much baby typos

.

Must-warning!Vintage-classic language

.

No like, don t read!

.

Summary! ::

Sehun kalap, kacau balau, panik benar-benar menjadi buruk emosinya ketika blog dewasa langganan yang ia ikuti beritanya ternyata hilang tak berbekas blog tempat puluhan foto kaki-kaki mulus bin seksi yang sedang memakai Red Stilleto dari berbagai sudut pandang menggiurkan. Semakin parahlah stabilitas emosi Sehun tatkala Office Boy yang baru direkrut sebulan lalu membuat ulah dalam pekerjaannya.

Namun ketika Sehun tanpa sengaja menangkap basah sang Office Boy yang sedang bertelanjang kaki dengan memakai Red Stilleto yang ia kenal, pria yang aslinya introvert berkarakter dingin itu mulai sadar akan sebuah harta karun yang ditutup-tutupi oleh sang karyawan.

.

.

.

.

.

Aku harap aku bisa lihat Luhan bertelanjang kaki pakai Red Stilleto. *ngiler pelangi*

Homina... homina... homina... homina... (*Q*) *pegang Cam-Dig*

.

.

.

.

.

"Buka kakimu yang-sangat-sialan-seksinya itu, dan biarkan aku menikmatinya dengan Red Stiletto yang menghiasi telapak kakimu, Bambi-Lu." (Oh Sehun)

.

.

.

.

.

Chapter 1 of 2

.

.

"hey, my flat-nephew."

Sesosok pria tinggi berambut pirang pendek membuka pintu ruangan Sehun, dan ketika kelereng matanya yang berkilat cantik itu menyadari jika sang sepupu sedang dalam kondisi badmood dan downmood sekaligus, dahinya yang dihiasi alis tebal itu mengerut jelek. Maka, setelah masuk, melangkah dengan gaya maskulin ala model, dan mendaratkan bokong berlapiskan celana kain berwarna biru dongker itu di sofa panjang berwarna abu-abu tua, kembali bibir itu berucap dengan nada monotonnya. Tak lupa dengan tangan yang melayang diudara, hanya untuk mengambil dan membuka halaman per halaman majalah bisnis yang duduk manis dibawah permukaan meja melihatnya dengan pandangan tidak tertarik.

"kau jelek sekali hari ini."

"oh, shut your fuck mouth, Yifan hyung, and don t disturbing me now! lagipula, siapa yang memperbolehkanmu masuk ke dalam, hah..?!"

"tidak ada sebenarnya, tadi karyawanmu menghalangiku untuk menemuimu, mereka bilang kalau kau sedang tidak ingin diganggu, tapi aku tidak peduli. Memangnya kau siapa sampai mampu membuatku gentar untuk datang menemuimu, kau hanya sepupu kecilku yang introvert, bukan istriku." lidah merah muda yang sehat dan lihai itu terjulur, mencuat nakal. "kau merayuku untuk menjadikanmu istri keduaku pun, aku tidak mau. aku masih puas dengan pelayanan ekstra baby pandaku."

"berisik, oi, berisik. To the point saja, ada apa kau kesini..?" Sehun yang semula menelungkupkan kepalanya di meja, mengabaikan berkas-berkas yang menunggu untuk dicumbu oleh ujung pulpen bermerek mahal miliknya mengadahkan kepala, lantas menyenderkan punggungnya pada kursi dengan mata menerawang ke langit-langit ruangan. Sudah beberapa menit berlalu, namun kegalauan akan blog langganan tercinta yang kini tidak bisa dibuka websitenya masih menghajar kalbu dan kestabilan emosi. "kau lihat tumpukan di meja ini...? aku jamin, beberapa menit lagi mereka akan beranak pinak dan memberikanku banyak cucu yang menyebalkan."

Tak lama, terdengarlah ketukan pelan di permukaan pintu berbahan kayu jati itu, hanya untuk memunculkan eksistensi sang asisten cantik yang membawa beberapa lembar berkas yang harus diperurusnya secara intens. Setelah berbasa-basi sedikit disertai ucapan penuh getar-getar takut, wanita tinggi bertubuh seksi itu mundur diri di tempat kembali ke mejanya, tak menyadari ekspresi antara Sehun dan Yifan yang memaku ke tumpukan kertas di meja sang bos besar.

Telapak tangan Sehun melayang di udara, berada di atas salah satu tumpukan kertas yang berdiri tak berdosa di meja kaca kerjanya. "kau lihat..? aku sudah punya cucu yang banyak di usiaku yang masih muda ini dengan waktu singkat, Yifan hyung."

"what a jerk joke, seriously. Yifan memutakan kelereng matanya berlawanan jarum jam. Lalu kibasan sekali dilakukan oleh telapak tangan kanannya. "tapi ya sudahlah, aku mengerti kesibukanmu. Tapi sebelumnya, kenapa kau berwajah jelek seperti itu, sih..? dan hei, singkirkan aura gelapmu dari ruangan ini, Sehun!"

"ah... blog langgananku," Sehun memijat pangkal hidungnya berkali-kali, lalu begitu mengingat akan keberadaan sang sepupu, Sehun menekan intercom yang terhubung ke pantry kantornya tak lama, terdengarlah suara manis yang agak teredam oleh suara orang-orang di sana. "website itu sudah tidak bisa dibuka lagi sekarang, sudah ditutup oleh pemiliknya, dasar Menyebalkan! oh ya, tunggu sebentar, hyung.. Hem, dengan siapa aku berbicara sekarang..?"

/ "saya Zhang Yixing, Tuan Oh. Ada yang bisa saya bantu..? "/

"apa Xi Luhan masih ada di sana..?"

/ "ya, tuan. Luhan masih di pantry, apa anda ingin berbicara padanya..?" /

"tidak perlu maksudku, kalau dia masih membuat kopi yang kuminta, bilang padanya untuk membuatnya menjadi dua porsi, kau mengerti..?"

/ "oh, baiklah, tuan Oh. Ada lagi..? "/

"tidak, itu saja. Terima kasih. Nah, kau mau bicara apa, hyung?" kini Sehun beranjak dari kursinya, melangkah ogah-ogahan menghampiri Yifan yang sedang sibuk mengirim pesan kepada sang istri yang sedang merajuk. "hem..? ah, ya! aku hanya ingin memberitahu, bahwa Chanyeol baru pulang dari Skotlandia, sambil membawa Baekhyun dan anak mereka yang baru lahir sebulan yang lalu, mengundang kita ke pesta kecil-kecilan mereka akan lahirnya si mungil Chanhyun. Oh, kau harus melihat betapa miripnya dia dengan si Baekhyun!"

"jadi, si Park Konyol itu sudah menjadi seorang ayah..?!" kau bercanda..?! terperanjat dengan wajah bingung yang kental di roman wajahnya. "tapi, kenapa aku baru tahu sekarang..?! ngomong-ngomong, aku sangat bersyukur kalau dia tidak mirip dengan ayahnya yang berwajah idiot itu, hyung."

"dia bilang, kau pasti mengganti nomor ponselmu yang baru dan aku belum memilikinya, aku juga tidak peduli dengan nomor ponselmu yang untuk kesekian kalinya diganti karena diteror partner one night stand-mu itu, dan kau pasti terlalu sibuk dengan hobi barumu yang suka membuka blog dewasa langgananmu dan pekerjaanmu itu, jadi kau tidak sempat membuka e-mail yang Chanyeol kirimkan padamu." Yifan melempar asal majalah bisnis di permukaan sofa di samping kanannya.

"oh ya, aku lupa memberitahukan soal hal itu. Tapi sudahlah, kau sudah hafal dengan kebiasaanku ini." seringai kecil terpahat di wajah rupawan bak dewa yunani tersebut. Mendengar itu, Yifan hanya mendengus dan menjitak Sehun, beranjak dari duduknya untuk kemudian melangkah menghampiri pintu bercat coklat tua itu. kau ini benar-benar keterlaluan. "Untung saja ponselmu ada dua, yang satu untuk urusan pekerjaan dan yang satu untuk urusan keluarga, jadi klienmu tidak akan kalang kabut kalau ingin menelpon perihal bisnis kerjasama kalian."

Sebuah telunjuk bercumbu dengan pelipis Sehun. "tentu saja, karena aku pintar."

"yeah, terserah kau saja. Aku harus pergi, aku ada pemotretan hari ini. Jangan lupa, Sehun, malam ini, jam delapan, pesta kecil-kecilan Chanyeol dan Baekhyun."

"aku tahu, aku tahu. Oh, semoga malam ini aku tidak lembur, tapi sampai jumpa nanti malam, hyung!"

"sampai jumpa juga. Oh, aku berharap aku bisa meneguk segelas kopi pagi ini meredakan rasa hausku yang datang tiba-tiba, tapi ya sudahlah.. taka pa-apa, toh kedatanganku tidak memakan waktu lama ini."

Saat itu, Sehun baru sadar hal terpenting akan menjamu sang tamu, lalu bibirnya berdecih dan hembusan kasar keluar dari bibirnya.

Sehun menumpukan kedua tangan diatas wajahnya tepat diatas sepasang keping wajahnya yang kembali bermelankolis perihal blog dewasa langganan tercinta. Seperti yang telah dideksripsikan sebelumnya, blog bernama Bambi-Lu345 itu berisi hal-hal berbau dewasa, entah itu esai ringan mengenai seks, atau virtual diary tentang perjalanan percintaan dan observasinya akan sesuatu yang berbau seks, artikel-artikel tentang seks dan apapun itu termasuk beragam foto dewasa yang diambilnya langsung dari kamera ponsel sang pemilik blog, entah itu seorang pelacur yang mau-mau saja bergaya seronok tanpa busana, atau sepasang pria-wanita yang tertangkap making love di toilet umum, atau foto dirinya sendiri... foto yang hanya memperlihatkan anggota tubuh bagian bawahnya yang dihiasi dengan beragam model g-string berwarna merah bersama sepatu Red Stiletto yang menggoda.

Dan diantara semua foto dewasa yang terpampang bebas di blog tersebut, bola mata kembar Sehun hanya terbius dengan keindahan dan keseksian dari sepasang kaki putih yang telanjang dan hanya ditemani sebuah g-string merah yang senada dengan sang Red Stiletto Tidak munafik jika Sehun terangsang bahkan hingga bermasturbasi hanya karena menyorot lekat-lekat pada sepasang kaki yang bergaya seronok dari layar ponselnya.

Hingga Sehun dengan nakalnya mendownload foto tersebut untuk ia koleksikan di folder galeri yang telah teramankan dengan password khusus untuk folder foto berjudulkan: my hottie Bambi-Lu s leg.

Tapi tadi pagi adalah sebuah bencana bagi Oh Sehun,website yang ia gandrungi bersama jutaan pengunjung lainnya ternyata telah ditutup oleh sang pemilik akun. Membuat Sehun menjadi out of character dan menjerit, uhm.. mengaum sekeras itu.

"padahal tadi malam aku masih bisa membukanya," lirih pria dua puluh tujuh tahun itu. Putus asa, merelakan dengan berat hati bahwa yang semalam adalah yang terakhir kalinya website itu dibuka. "bahkan aku sempat bermasturbasi di kamar mandi dapur, tapi sekarang...? ah, sudahlah. Mau tidak mau aku merelakan blog itu ditutup... sialan."

Suara pintu diketuk mengalun dan membelai mesra indera pendengaran orang yang mendengarnya tak terkecuali Sehun yang mengubah duduknya menjadi sedikit berwibawa dan lantas ia menjawab masuk, untuk kemudian matanya melotot garang pada Luhan office boy yang ia pesan untuk membuatkan dua buah cangkir kopi, yang kini tanpa berdosanya masuk dan melangkah menuju Sehun berada. Dan tanpa bertanya-tanya lagi rusa cantik itu meletakkan penuh perasaan lembut dua cangkir kopi hitam yang uapnya mengepul-ngepul menari bersama udara di meja. Masih dengan raut wajah tanpa bersalah, kelereng mata Luhan bertumbrukan dengan kelereng mata tajam Sehun. Itu, membuat Luhan bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan bos, kenapa wajahnya jadi seseram itu..?

Tapi kemudian ia menyadari sesuatu, pria itu menoleh ke segala arah ruangan seperti orang kampungan, dan dahinya mengerut jelek tatkala ia tak menemukan tamu yang membuat atasannya untuk menyuruhnya membuatkan dua cangkir kopi.

Maka, dengan nada seperti anak kecil yang kebingungan, Luhan bertanya, "Pak, Anda menyuruh saya membuatkan dua cangkir kopi, tapi saya tidak melihat orang lain di ruangan ini selain bapak dan saya."

"kau baru sadar..? ya ampun, kau baru sadar..?!" Sehun beranjak dari duduknya dengan tiba-tiba, membuat Luhan juga ikut beranjak dari berlututnya di lantai putih bersih ruangan itu. "kau tahu tidak..? aku menyuruhmu untuk membuatkan kopi dari sepuluh menit yang lalu, tahu..?! dan sekarang setelah tamuku sudah pergi, kau baru datang menjamunya...?! Tuhan, apa yang kau lakukan sebelum-sebelumnya sampai seperti ini, heh..?!" masih terkena efek kegalauan, Sehun baru kali ini marah-marah dengan setidak sabaran seperti biasanya.

Biasanya, jika Sehun emosinya sedang buruk, pria itu hanya akan menatap sinis dan berkata sarkastis dengan orang yang dirasa membuat moodnya semakin buruk tapi sekarang..? Sepertinya pengaruh akan masalah penutupan blog dewasa langganannya tersebut berdampak hebat bagi mental Oh Sehun. Dan Luhan, begitu tersadar akan kesalahannya yang dirasa fatal, ia hanya berwajah pucat lalu membungkuk berkali-kali untuk meminta maaf dengan nada suara bergetar ingin menangis.

"pak, maafkan saya! uh.. maafkan kelambatan saya, pak! mohon beri saya maaf dan saya akan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi..! ja, jadi, jangan pecat saya, pak, saya mohon..!" Luhan menatap melas pada Sehun, tapi saat itu Sehun lebih memilih melangkahkan kakinya ke meja kerja hanya untuk memulai pekerjaannya kemudian. Luhan semakin merasa tidak nyaman, dan sekali lagi, dengan batinnya yang tertekan akan bayang-bayang pemecatan, pria cantik bermata indah itu meminta maaf dan memohon-mohon agar Sehun tidak memecatnya.

"keluarlah."

""ta, tapi, pak, apa bapak mau memaafkan saya-"

Menggeram seram, Sehun membidik Luhan dengan tatapan sadis yang mengindikasikan bahwa perintahnya harus dituruti, "keluarlah, Xi Luhan! Dan berdo alah semoga hari ini bukan hari terakhir kau bekerja dibawah naunganku!"

.

.

.

.

Luhan menghempaskan dengan kasar tubuhnya pasa sofa di pantry. lalu dengan bantal yang ia cumbu lemas, desahan teredam apik hingga gumaman keputusasaan yang terdengar. Tidak mengindahkan panggilan dari sahabat sesama profesinya, yang memanggil-manggil namanya dengan penuh penasaran. Well, tentu saja semuanya penasaran, sebab setelah kembali dari ruangan sang bos, Luhan membanting pintu pantry dengan mata berkaca-kaca dan genangan air di pelupuknya beruntung bagi Luhan, setelah melihat papan jadwal yang tergantung-gantung di dinding pantry, memperlihatkan bahwa jadwalnya hari itu adalah membersihkan toilet di seluruh lantai bersama dua teman seprofesi lain yang tidak ia kenal baik. Maka dari itu ia teramat bisa menghindari bertubi-tubi pertanyaan yang ditamparkan untuknya terutama dari Kim Minseok atau Xiumin dan Zhang Yixing.

Dan lebih beruntung atau sialnya lagi, ia mendapat lemparan tugas dari temannya yang mendadak pulang lebih awal karena ada masalah keluarga, untuk membersihkan gudang peralatan di lantai dasar bersama salah seorang office boy lain. Jadi akhirnya ia baru selesai bekerja lebih lama dari jadwal biasa ia pulang, setelah selesai membersihkan gudang perusahaan yang jumlahnya delapan ruang tersebut.

"sepi juga." Luhan menjelalatkan matanya ke sehala arah pantry. Lalu berjengit kaget tatkala suara pintu terbuka terdengar menusuk indera pendengaran hanya untuk memperlihatkan sesosok office boy yang tadi membantunya membersihkan gudang. Office boy yang telah mengganti seragamnya itu hanya melempar senyum ramah, lalu dengan cekatan mengambil sebuah tas dari loker pegawai di dalam pantry, dan beranjak pulang setelah meneguk beberapa liter minuman pelepas dahaga. "kau tidak pulang, Luhan..?" pria itu menggunakan bahasa mandarin yang fasih, sebab ia memang orang asli tiongkok kampung halaman yang sama dengan diri Luhan.

Luhan berbinar lucu, ketika ia mendengar ada seseorang yang berbicara dengannya memakai bahasa asli sang ayah. Maka dari itu, ia bersemangat menjawab pertanyaan ramah tersebut dengan seulas senyum yang mengembang seperti kue, "aku pulang, kok, gege! tapi aku ingin istirahat dulu sebentar di sini, mumpung sepi, mungkin aku bisa tidur sebentar. "

"tapi, ini hampir malam, lho.. bahkan sudah malam." pria tinggi berwajah ramah itu melihat arlojinya, dan benar saja dugaannya ketika jarum jam tersebut menunjukan pukul setengah tujuh malam waktu setempat. "kau benar tidak apa-apa sendirian di sini? yah, walaupun ada beberapa orang yang lembur juga, sih."

Luhan mengangguk, dan melambaikan tangannya ketika pria itu benar pergi untuk pulang. Mendesah, dan ketika pria cantik berumur tiga puluh satu itu kembali menghantamkan tubuh ke sofa, pandang keping apiknya menangkap sebuah loker yang terdapat tulisan nama lengkap dirinya di sana. Iris hitam kecoklatannya yang bulat indah itu menatap lekat-lekat, pada lokernya, pada benda yang terperangkap rapat-rapat di dalamnya. Lalu tanpa disadari, terlalu terlena dengan benda di dalam loker pribadinya untuk para pegawai pantry, kaki-kaki Luhan melangkah pelan ke lokernya, dengan mata yang berkilat-kilat penuh arti dan lidah merah muda nakal yang menari di permukaan bibir kissable sang rusa cantik.

Tidak menyadari bahwa ada sebuah siluet seseorang. Mengintip dari balik celah pintu yang sedikit terbuka, dengan sepasang iris indah melotot kaget sekaget-kagetnya dan berkilat-kilat nakal penuh arti.

.

.

.

.

To be Continued

.

.

Mau lanjut, atau cukup sampai di sini...? mumpung chapter depan ratednya naik, lho! :v