FAKE LOVER

BONUS Part.1

.

.

Yoongi x Jimin

.

.

Warning : Boy x Boy – typo bertebaran – cerita bisa jadi kurang menarik/?

Ingat ya, disini Taehyung – Jimin – suga itu seumuran. Dan Jungkook hanya satu tahun dibawah mereka. Terimakasih :3

Fanfiction ini terinspirasi dari Komik nya Mikase Hayashi – Fake Lover.

.

.

Happy Reading

.

.

oOo

Liburan musim panas adalah sesuatu yang benar-benar ditunggu oleh seorang Park Jimin. karena baginya itu akan menjadi sebuah kesempatan untuk bermalas-malasan bersama Anjing peliharaannya didalam rumah sembari melahap potongan buah semangka. Namun sayang, semua bayangan Jimin itu haruslah sirna karena dihari pertama liburan musim panas ini Jimin harus terjebak bersama kekasihnya, Min Yoongi dan dua orang yang menurutnya harus dihindari yaitu, si kelinci menyeramkan –Jimin memanggil Jungkook seperti itu— dan yang katanya sahabat Yoongi, Taehyung.

Ini semua berawal ketika Yoongi meminta Jimin untuk menemaninya memotret pemandangan laut dan Jimin mengajukan usulnya agar mereka pergi ke Aquarium. Awalnya Jimin pikir itu akan menjadi hal yang simple karena hanya akan menemani Yoongi memotret tetapi kedua makhluk itu tiba-tiba muncul dihadapannya bersama Yoongi.

"Bagaimana ini?!" Teriakan panik dari bibir mungil Yoongi begitu menggema didepan stasiun. Dan disampingnya ada Jimin yang menatap horror selembaran kertas yang beberapa jam lalu telah dipasang petugas didepan stasiun.

PEMBERITAHUAN PENTING

MOHON MAAF. KARENA TERJADI KECELAKAAN, KERETA API TIDAK DAPAT BEROPERASI.

Tidak hanya mereka berempat, banyak orang yang tadinya harus menaiki kereta tetapi malah mendesah kecewa.

"Appa dan Eomma sedang pergi, jadi tidak bisa menjemput kita." Ucap Jungkook dengan wajah sedihnya menatap layar handphone-nya yang berisikan pesan dari eommanya, disusul dengan gerutuan Yoongi setelahnya.

Taehyung memandangi sekitar. Dan kedua matanya terhenti ketika melihat sebuah penginapan. "Kurasa satu-satunya cara, kita harus bermalam disana."

Jimin, Yoongi dan Jungkook mengikuti arah pandang Taehyung. Kedua sudut bibir Jungkook dan Yoongi melebar, tapi tidak dengan Jimin yang semakin menautkan alisnya. Bagaimanapun caranya aku ingin pulang, gerutuan Jimin dalam hatinya.

Tapi pada akhirnya, seorang Park Jimin harus pasrah mengikuti mereka pada kali ini.

"Maaf, hanya tersisa dua kamar kosong yang kecil saja."

"Tidak apa, kami ambil dua-duanya."

Jungkook, Yoongi dan Jimin melihat Taehyung kembali berjalan kearah mereka dengan membawa dua kunci kamar ditangannya.

"Nih, kunci untuk dua kamar." Taehyung menyodorkannya dan diambil satu oleh Yoongi.

Jimin melihat Yoongi mengambil satu kunci dan tampak berpikir. "Aku sekamar dengan siapa?" tanyanya.

"Tentu saja Yoongi Hyung bersamaku!" Jungkook tiba-tiba memeluk Yoongi dari samping dengan erat dan melayangkan deathglare-nya pada Jimin. "Tidak akan kubiarkan kau menyentuh Hyungku!"

Seketika Jimin merasa aura disekelilingnya menggelap, membuatnya menelan ludah dengan kasar. Jimin sedikit menggeser tubuhnya untuk menjauhi Jungkook dan Yoongi yang sedang dipeluknya.

"Sudahlah, ini hanya untuk semalam. Ayo kekamar masing-masing." Taehyung berjalan mendahului ketiganya dan disusul oleh Jimin dibelakangnya. Jimin melirik Yoongi yang berjalan menuju kamarnya juga, tapi Jimin dapat melihat Yoongi yang menggumamkan kata maaf untuknya. Jimin hanya menampilkan cengiran khasnya dan mengangkat jempolnya pada Yoongi kalau ia tidak apa-apa.

.

.

.

Jam makan malam telah selesai, keempat orang –YoonMin & Vkook— yang terjebak dipenginapan itu kembali kekamar masing-masing setelah mengisi perut mereka diresto penginapan. Acara makan malam yang diakhiri dengan aura membunuh disekeliling Jungkook karena Park Jimin beraninya menggoda Yoongi didepannya. Hm, itu sudah biasa.

.

.

.

Clak! Clak!

"Kenapa disini sangat menyeramkan?" lelaki berkulit pucat itu berjalan perlahan dilorong penginapan. Suara tetesan air dikamar mandi begitu jelas terdengar karena suasana sepi didalam penginapan.

Lelaki itu ternyata Yoongi, terus melangkahkan kakinya dengan hati-hati karena penerangan telah dimatikan oleh petugas penginapan.

Kriet!

Yoongi membulatkan kedua matanya ketika ia mendengar suara pintu terbuka diujung lorong. Keringat dingin mengalir tiba-tiba pada pelipisnya. "Apa ada orang disana?" bisiknya entah pada siapa.

Setelah kakinya mencapai langkah terakhir diujung lorong. Ia menengokkan sedikit demi sedikit kepalanya dibalik tembok. Dan...

"WAAA!" –"Yoongi?!"

"J-Jimin? ada apa disini? Bodoh, hampir saja jantungku copot!" seru Yoongi sembari terus menepuk-nepuk dadanya karena terkejut. Ternyata orang itu adalah Jimin yang baru keluar dari kamar mandi.

"Aku tidak bisa tidur mendengar suara dengkuran Taehyung." Jelas Jimin sedikit terkekeh karena sempat melihat wajah ketakutan Yoongi. "Kau mau kemana malam-malam begini?"

"Aku mau beli minuman di Vending Machine."

"Adikmu?"

"Sudah tidur kok."

Kedua sudut bibir Jimin terangkat. "Mau jalan-jalan sebentar?"

Mendengar tawaran Jimin, Yoongi sempat mengedipkan matanya beberapa kali karena bingung. Benarkah ini Jimin. Langsung saja Yoongi mengangguk dengan cepat dengan kedua mata yang berbinar.

Melihat Yoongi menyetujui tawarannya, Jimin tertawa pelan dan mengusak surai Yoongi dengan gemas sebelum ia berjalan mendahului Yoongi.

.

.

.

Jimin dan Yoongi berjalan keluar mengitari penginapan dan betapa terkejutnya ketika mereka berjalan dibelakang penginapan ternyata pemandangan laut lah yang mereka dapat. Laut dimalam hari dengan pancaran sinar rembulan sungguh indah bukan?

Setelah puas memandangi pemandangan laut. Kedua manik Yoongi terpaku pada punggung Jimin yang berjalan didepannya.

Dikota yang asing...

Malam dimusim panas...

Aroma laut...

Punggung seorang Park Jimin...

Rasanya luar biasa. Ingin rasanya Yoongi meraih tangan Jimin yang bebas disamping tubuhnya. Yoongi sempat berpikir, bukankah ini gelap? Kenapa dia tidak ingin menggandeng tangannya?

"Gelap ya?"

Deg! Kenapa Jimin bisa bertanya seperti apa yang Yoongi pikirkan. Yoongi tercekat mendengar pertanyaan Jimin. Jimin melirik Yoongi dibelakangnya yang tidak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba Yoongi jadi tertawa kikuk.

"Haha. Iya. Aku bisa pegangan sama pagar kok!" Masih dengan tawa anehnya Yoongi memegangi pagar kayu yang ada disampingnya, berbatasan dengan laut.

Jimin mengerenyitkan alisnya memandangi Yoongi, dengan cepat ia meraih tangan Yoongi yang tadinya memegangi pagar kayu. "Nanti tanganmu bisa kotor, lebih aman begini!"

Dengan cengiran khasnya, Jimin mengeratkan genggamannya pada tangan Yoongi. yoongi hanya bisa terdiam dengan semburat merah dipipinya dan berusaha mengontrol detak jantungnya. Untung saja ini malam hari jadi Yoongi yakin pipi sialannya ini tidak akan tampak memerah dimata Jimin.

.

.

.

Keheningan semakin menyelimuti Jimin dan Yoongi ketika gemuruh ombak semakin jelas terdengar. Kedua tangannya masih saling menggenggam. Sesekali tersenyum kecil ketika tatapan keduanya bertemu. Canggung.

Akhirnya, Jimin menghentikan langkahnya dan menarik Yoongi untuk duduk disalah satu bangku taman ditepi jalan.

"Yoongi, kau dekat sekali dengan Taehyung ya?"

"Eh?" Yoongi menoleh pada Jimin yang tengah menatap langit. Yoongi memiringkan kepalanya dan tersenyum mengerti. "Aku dan Taehyung bertetanggaan, SD, SMP, SMA selalu bersama-sama."

Jimin menghela nafasnya dan beralih menatap. "Itu sebabnya ia banyak mengetahui tentang dirimu, 'kan."

Yoongi hanya mengangguk pelan menanggapi pernyataan dari Jimin. tanpa Yoongi sadari, perlahan Jimin mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Yoongi. Yoongi terdiam ketika melihat wajah Jimin pada jarak yang begitu dekat itu. Apa Jimin dapat melihat warna merah dikedua pipinya.

"Bagaimana caramu menyukaiku, Yoongi?"

"Kenapa bertanya seperti itu?!" dengan cepat Yoongi memundurkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya dari Jimin. tapi bukan Jimin namanya jika ia mudah menyerah. Terus saja ia memajukan tubuhnya untuk mendekati wajah Yoongi.

"Kau harus jawab yang jelas." Tegas Jimin dengan tatapan seriusnya yang begitu menusuk bagi Yoongi. dengan gugup Yoongi memainkan ujung bajunya dan menunduk dalam.

"Akhir-akhir ini, aku selalu merasa kalau kau selalu ada disampingku. Aku mengatakan 'Jimin, lihat ini!' 'Jimin kesini!' hingga akhirnya saat kita bersama maupun tidak, aku selalu memikirkanmu." Yoongi menengadahkan kepalanya untuk menatap Jimin. "Aku memikirkan Park Jimin."

Mendengar jawaban Yoongi. Jimin kembali menegakkan posisi tubuhnya dan kembali menatap langit dengan raut wajah yang tampak berpikir. "Mungkin aku tidak pernah berpikir seperti itu. Itu yang namanya perasaan cinta, ya?"

"Ya, Seperti beban berat, ya?" Yoongi kembali menunduk ketika ia sadar jika respon Jimin padanya sama sekali tidak sama. Mungkin belum sepenuhnya Yoongi ada dihati Jimin. mungkin Jimin belum sepenuhnya mencintai Yoongi seperti Yoongi mencintainya.

Yoongi berpikir jika ia memang bukan lagi pacar bohongannya tapi Yoongi merasa tetap bertepuk sebelah tangan dengan Jimin. Jika terus seperti ini apa yang berubah.

"Yoongi..." Jimin memanggilnya dengan pandangan masih tertuju pada langit yang telah berbintang. Yoongi mendongak untuk merespon panggilan Jimin.

"Yoongi itu artinya bersinar, 'kan?" Jimin melirik Yoongi yang kemudian mengangguk. "Bintang-bintang cantik dilangit sana juga bersinar. Saat melihatnya, aku juga selalu teringat kepadamu."

"Aku tidak mengerti dengan semuanya, tapi saat kau tidak ada. Aku juga memikirkanmu." Ujar Jimin pelan namun masih dapat terdengar. Tiba-tiba Jimin tersadar dengan apa yang ia katakan dengan berdehem untuk menghilangkan rasa canggungnya. "T-Tapi itu, kadang-kadang ya. kadang-kadang."

Pandangan Yoongi pada Jimin seketika melembut. Mendengar penjelasan Jimin itu, Yoongi terkekeh dibuatnya. "Biar cuma kadang-kadang aku senang kalau kau juga pernah memikirkanku."

Jimin menoleh pada Yoongi yang tengah tertawa kecil itu ikut tersenyum. Ia ingin Yoongi lebih bersinar lagi dimatanya. Jimin kembali mendekatkan dirinya pada Yoongi dan berbisik disamping telinga Yoongi. "Aku juga ingin lebih mengenalmu.

Yoongi kembali menatap Jimin dan tersenyum. "Aku juga. Kita sama-sama berusaha ya!"

Pagi hari dipenginapan itu dipenuhi dengan suara riang dari para pengunjung kota dikarenakan Kereta hari ini sudah dapat beroperasi dan mengantar mereka kembali ke rumah tercinta.

Semua pengunjung telah berkemas, tak terkecuali keempat orang itu, Yoongi, Jimin, Taehyung dan Jungkook. Karena hari ini hari terakhir dipenginapan, Yoongi ingin memotret sekitar penginapan katanya dan Jimin mengawasinya dari balik jendela.

Ketika tengah asik memandangi Yoongi yang tersenyum lebar karena hasil potretnya diluar sana, seseorang datang menghampiri Yoongi dan memeluk pinggang kecilnya dari belakang. Itu Taehyung.

Yoongi tampak tidak melawan malah terus tersenyum sembari menunjukkan hasil potretnya pada Taehyung dibelakangnya dan disambut pujian dari Taehyung. Jimin mengepalkan kedua tangannya memandangi kedua orang dibalik jendela itu. Ingin rasanya ia berlari dan meninju wajah Taehyung.

"Taehyung Hyung jauh lebih mengerti Yoongi Hyung." Tiba-tiba suara Jungkook terdengar disamping Jimin. Jimin menoleh padanya dengan pandangan tak suka dibalas deathglare dari Jungkook. "Kalian putus saja!"

"Hm." Jimin tersenyum miring mendengar nada perintah dari Jungkook. "Apa tiap kali Yoongi memiliki pacar kau selalu mengganggunya seperti ini?"

Jungkook mengerasakan rahangnya ketika ia melihat Jimin nampak mengejeknya. Dengan penuh emosi Jungkook menarik kerah baju Jimin dan menatapnya tajam. "Dengan tampangmu seperti ini kau minta agar Hyungku menjadi pacar bohonganmu? Seakan itu bukanlah hal yang besar. Dan kau ingin aku melupakan kebodohan yang telah kamu lakukan itu? Tch, Enak saja!"

Setelah puas meluapkan emosinya, Jungkook mendorong dan melepaskan cengkraman pada kerah baju Jimin dengan kasar kemudian ia segera beranjak dari tempatnya meninggalkan Jimin yang masih terdiam.

"Kebodohan?" Jimin menoleh pada dua orang yang tengah tertawa bersama dari balik Jendela. "Benar juga, ya..."

TBC

Annyeong semuanya!

Sugar datang lagi bawa bonus dari Fake Lover~ yoohoo~ ^0^

Dan maaf buat ff because you're my starnya suga hapus dulu ya, soalnya uda buntu banget mau lanjutinnya '^' nanti sugar usahain bakal dipost lagi kok! Maaf sekali lagi ya~

Untuk bonus ini, gimana menurut kalian? Perlu dilanjut? Atau ada saran/kritik? Review juseyo! :*

Sekian dari littlesugar, gamsahamnida~

*pyeong!