Ghost House

Author: Lovara

Rate: T

Pairing: Kristao

Cast: Exo member

Summary: Tidak ada yang menyangka kalau liburan kali ini akan menjadi sebuah petualangan yang mengejutkan sekaligus menakutkan. Kris dan Tao menghabiskan libur musim dingin mereka di Villa milik paman Kris. Namun, baru beberapa hari disana Tao dan Kris merasakan ada hal aneh yang terjadi di dalam rumah itu.

...

INI KONTEN YAOI ALIAS BL ALIAS BOY X BOY

.

GAK SUKA YAOI JANGAN BACA

.

GAK SUKA PAIRNYA SILAHKAN KELUAR

.

TIDAK MENERIMA BERBAGAI KRITIKAN TAJAM YANG MENJATUHKAN MOOD ATAU BAHKAN MENJELEK-JELEKKAN PARA CAST

.

SANGAT MENERIMA KRITIKAN DAN SARAN DENGAN BAHASA YANG SOPAN DAN EYD YANG DISEMPURNAKAN

.

"TYPO MERUPAKAN SEBAGIAN DARI IMAN"

...

BUDAYAKAN MEMBACA SAMPAI SELESAI BARU REVIEW

...

Kris kembali mengunci pintu itu.

"Untuk berjaga-jaga sebaiknya kita tidak mendekati kamar ini" ucap Kris.

"Dia meminta tolong pada kita" gumam Tao pelan.

"Kau mengatakan sesuatu Tao?" tanya Baekhyun yang berdiri disebelah Tao.

"Anak itu. Dia berkata tolong padaku tadi" jawab Tao.

"Dia mengatakan sesuatu yang lain?" tanya Baekhyun lagi.

"Tidak, dia hanya berkata tolong dan raut wajahnya terlihat sangat sedih"

Kris langsung memeluk Tao yang mulai menangis.

"Kurasa kita harus melakukan sesuatu" kata Chanyeol.

"Kau ada ide tentang apa yang harus kita lakukan?" tanya Kris.

"Aku akan mencari informasi tentang rumah ini melalui internet, mungkin kita bisa mendapatkan sebuah petunjuk dari sana"

"Dan sebaiknya Tao beristirahat saja" usul Baekhyun melihat Tao yang lemas.

"Tidak, aku akan ikut mencari tahu tentang rumah ini bersama kalian" tolak Tao.

...

Setelah makan malam, mereka berkumpul didepan perapian. Chanyeol sudah siap dengan laptop yang selalu ia bawa. Kris mengeluarkan kotak yang pernah ia temukan digudang waktu itu.

"Coba ketikan villa ini dan alamatnya" kata Baekhyun yang duduk disebelah Chanyeol.

Jari-jari panjang Chanyeol dengan lincah mengetikan keyword yang diperintahkan oleh Baekhyun.

"Ada banyak berita, tapi hanya yang bersangkutan dengan alamat villa ini" Chanyeol menatap layar laptopnya lekat.

"Tunggu, bagian paling bawah itu" tunjuk Baekhyun.

Pencurian misterius di kediaman keluarga Sorenson.

Beberapa barang berharga berhasil dicuri dan putri semata wayang mereka, Alice Sorenson menghilang tanpa jejak.

Baekhyun dan Chanyeol saling berpandangan setelah membaca judul berita tersebut. Chanyeol mencocokan foto yang ada di internet dengan foto yang ada di dalam kaleng.

"Coba kalian baca ini" Chanyeol menyodorkan laptopnya pada Kris dan Tao.

Kris serta Tao membaca artikel itu dengan seksama.

"Gadis ini yang aku lihat" kata Tao menunjuk foto seorang gadis kecil yang ada diberita itu.

"Apa isi artikel ini ada hubungannya dengan gadis itu? Tao bilang dia meminta tolong?" ucap Baekhyun.

"Disini juga ditulis bahwa polisi menghentikan pencarian Alice" Chanyeol kembali menatap laptopnya.

"Apa tidak ada artikel lain lagi selain ini?" tanya Kris.

Chanyeol menggeleng. "Hanya ini satu-satunya artikel yang dapat membantu kita" jawabnya.

"Kita mungkin bisa memikirkannya lagi besok" kata Kris melihat jam menunjukkan pukul 11 malam.

Baekhyun menguap lebar. "Aku lelah sekali hari ini"

"Maaf, gara-gara aku kalian liburan kalian jadi buruk" Tao meminta maaf dengan suara pelan.

Baekhyun yang duduk didekat Tao menepuk pundaknya cukup kencang. "Jangan berkata seperti itu, liburan kali ini sangat berbeda. Yah, meskipun aku sedikit takut dengan hantu tapi ini sangat keren" ucapnya sambil tertawa.

...

"Hiks...Mommy..."

Tao membuka matanya perlahan. Ia menatap Kris yang masih tertidur nyenyak disampingnya.

"Mommy..."

Suara itu lagi. Dan kali ini Tao mendengarnya dengan sangat jelas. Perlahan, Tao menyibakkan selimutnya dan menyambar jaket miliknya. Berjalan pelan agar tidak membangunkan Kris.

"Alice? Kaukah itu?" ucap Tao dengan suara pelan saat berhasil keluar kamar.

"Tolong...Mommy...Dingin..."

Tao menghampiri kamar pojok, ia membuka pintunya dan mendapati seorang gadis kecil yang tengah menangis diatas ranjang. Tao mengenali gadis kecil itu.

"Alice?" panggil Tao pelan.

Gadis kecil itu mengangkat kepalanya dan menatap Tao dengan sepasang mata birunya. Meski sedikit ketakutan, Tao coba mendekatinya.

"Kau Alice?" tanya Tao.

Gadis kecil itu mengangguk.

"Apa aku bisa membantumu?"

"Tolong aku...Disini dingin..."

"Aku harus melakukan apa untuk menolongmu?"

"Hiks...Tolong..."

Wajah cantik Alice tiba-tiba berubah menjadi menyeramkan. Seluruh tubuhnya seakan meleleh seperti lilin yang terkena api dan bau busuk tiba-tiba menguar. Tangan kurus Alice coba meraih Tao. Tao mundur menghindarinya.

Brugh...

Tao terjatuh karena menginjak mainan yang entah sejak kapan ada dilantai. Akibat benturan itu, Tao merasakan pandangannya mulai menggelap. Tao pingsan.

...

Tao merasakan nyeri pada belakang kepalanya. Ia bangkit dan mengamati seisi kamar. Seingat Tao, dinding kamar ini tidak berwarna biru. Diluar jendela pun terlihat sinar matahari yang bersinar terang. Samar-samar Tao mendengar suara percakapan dari bawah.

"Gege? Kaukah itu?" ujar Tao sambil menuruni tangga.

Tao mendengar suara orang bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris. Kalau Tao tidak salah dengar, setidaknya ada 2 suara laki-laki dan seorang suara perempuan.

"Jadi bagaimana? Kita harus melakukan rencana ini secepatnya"

"Tidak kah kita menunggu sebentar lagi?" Kali ini suara seorang perempuan.

Mendekati ruang tengah, Tao melihat dua orang pria dan seorang wanita. Mereka memakai pakaian yang terlihat sangat tua. Wanita itu bahkan menggunakan gaun panjang berwarna abu-abu.

"Permisi," ujar Tao coba bertanya pada mereka.

Mereka seolah tidak bisa melihat Tao yang berdiri tepat disebelah wanita itu.

"Hei? Apa kalian mendengarku?" Tao bahkan melambaikan tangan dihadapan mereka dan tetap tidak ada respon sama sekali.

"Kau menunggu apalagi? Kita sudah tidak punya banyak waktu. Kita benar-benar membutuhkan uang sekarang" ujar seorang pria dengan janggut lebatnya.

"Aku tidak mau mengulur waktu lagi. Malam ini kita harus mendapatkannya" tambah si pria kurus.

Si wanita terlihat sangat tidak setuju dengan ucapan kedua lelaki itu.

"Kau hanya perlu membukakan pintu belakang untuk kami. Tidak akan ada yang curiga soal ini" kata si pria kurus.

"Baiklah. Tapi kalian harus berjanji jangan menyakiti tuan dan nyonya serta nona Alice"

"Kami berjanji" ucap pria berjenggot.

"Tuan besar menyimpan sebagian besar hartanya diruang dingin dibawah rumah. Kalian bisa masuk lewat pintu kecil dikamar nona Alice, setelah itu kalian bisa kabur lewat pintu belakang" jelas si wanita.

"Alice? Apa yang akan kalian lakukan pada Alice? Hei? Jawab aku" seru Tao dihadapan ketiganya.

Tao masih belum mengerti apa yang mereka rencanakan nanti malam. Setelah kedua pria itu pergi, sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Wanita bergaun abu-abu itu buru-buru keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Liz~ Aku pulang~" teriak seorang gadis kecil cantik yang Tao kenali sebagai Alice.

Wanita itu tersenyum menyambut kedatangan Alice dan memeluknya erat.

"Bagaimana acara jalan-jalannya nona? Apa menyenangkan?"

"Sangat menyenangkan Liz, kuharap acara jalan-jalan besok kau bisa ikut dengan kami" gadis itu nampak semangat menceritakan acaranya.

Wanita bernama Liz itu tersenyum hangat melihat antusias Alice yang menceritakan acaranya.

"Nah sekarang nona muda, bersihkan tubuhmu setelah itu kita makan malam"ucap seorang wanita cantik yang sepertinya ibu dari Alice.

"Apa setelah makan malam aku bisa mengobrol lagi dengan Liz, Mom?"

"Tentu saja, sayang~"

...

Tao merasa menonton sebuah film yang sengaja dipercepat. Langit cerah tadi, sekarang sudah berganti menjadi gelap. Tao melihat keluarga itu sedang menikmati makan malam hangat. Gadis kecil yang Tao kenal sebagai Alice itu berceloteh panjang soal perjalanan mereka tadi sore. Kedua orang tuanya pun mendengarkan dengan sabar. Sedangkan wanita bernama Liz nampak gelisah, berkali-kali ia menatap jam dan jendela.

"Ada apa Liz?" tanya wanita yang Tao ketahui sebagai ibu dari Alice.

"Ti-tidak apa-apa nyonya" jawab Liz dengan gugup.

"Kalau kau tidak enak badan, kau bisa istirahat terlebih dahulu. Biar aku yang membereskan semua ini nanti"

"Sa-saya benar tidak apa-apa nyonya" tegas Liz.

Wanita cantik itu tersenyum lembut, lalu melanjutkan acara makannya bersama suami dan putri tercintanya.

Jam berdentang 10 kali. Rumah sudah sepi sejak satu jam yang lalu. Tao masih berdiri didekat perapian yang menyala. Dia masih bingung dengan semua yang ia lihat sejak tadi.

"Apa mungkin aku kembali ke masa lalu? Untuk apa aku kembali ke masa lalu?" batin Tao.

Grak...

Suara cukup kencang itu membuat Tao terlonjak kaget. Ia mencari sumber suara. Tiba-tiba saja Tao teringat ucapan Liz.

"Pintu belakang" ucap Tao sambil berlari ke pintu belakang yang terletak didekat dapur.

Sesampainya disana, Tao melihat dua orang pria masuk dengan gerakan mencurigakan. Dua pria yang tadi Tao lihat sedang mengobrol dengan Liz.

"Sedang apa kalian?!" seru Tao pada keduanya meskipun Tao tahu mereka tidak akan pernah bisa melihatnya.

"Kalian sudah datang?"

Liz muncul dari belakang Tao. Wanita cantik itu menggenakan gaun tidur panjang berwarna putih. Pria berjanggut lebat terlihat membawa sebuah kantung yang cukup besar, sedangkan pria kurus disebelahnya hanya membawa sebuah balok kayu.

"Ikuti aku dan jangan membuat suara sekecil apapun" kata Liz membimbing mereka masuk kedalam rumah.

Mereka bertiga berjalan pelan. Lantai kayu berderak ringan saat ketiganya menaiki tangga menuju lantai 2. Tao mengikuti mereka dari belakang. Liz berhenti tepat didepan kamar Alice, kamar yang ada di ujung lorong.

"Aku akan masuk untuk mengecek keadaan nona, kalian tunggu disini" kata Liz dengan suara sepelan mungkin.

Tak sampai 10 menit. Liz menjulurkan kepalanya keluar dan memberi isyarat agar kedua pria tadi masuk kedalam kamar. Tao pun mengikuti mereka, ia menatap Alice yang tertidur nyenyak diatas ranjang, gadis kecil itu tidur sambil memeluk sebuah boneka beruang.

Tao melihat Liz menggeser pelan lemari, wanita itu mengambil sebuah kunci dari saku gaun tidurnya. Bunyi klik pelan terdengar setelah Liz memutar kunci sebanyak 3 kali.

"Cepat kemari dan jangan sentuh barang apapun di kamar ini"

Kedua pria itu dengan patuh mengikuti Liz. Sebuah lampu kecil menerangi jalan mereka menuju bawah. Ruangan itu terasa sangat dingin, dengan adanya balok-balok es yang sangat besar.

"Tuan besar menyamarkan peti harta dengan peti-peti untuk mengangkut balok es ini. Peti harta itu ada dibalik balok es di dekat pendingin. Kalian ambil dan segera pergi dari sini" Kata Liz memberi instruksi.

Tanpa menunggu lama lagi, kedua pria tadi langsung saja mencari peti yang dimaksud oleh Liz. Seuah peti kayu besar tersembunyi dibalik mesin pendingin ruangan. Mereka mulai memasukkan emas-emas dalam peti itu ke dalam karung yang mereka bawa.

"Liz? Apa yang sedang kau lakukan? Mereka siapa?" tanya Alice yang tiba-tiba sudah berada disana.

...

"No-nona?" ucap Liz gugup karena tidak menyangka nona kecilnya ini akan terbangun dan melihat mereka.

"Mereka siapa Liz? Kenapa mereka mengambil koin emas milik Daddy?" tanya Alice.

Tanpa mereka ketahui, si pria yang kurus ternyata menyelinap dan sudah berdiri dibelakang Alice.

Bugh...

Sebuah pukulan keras dari balok kayu mendarat dibelakang kepala Alice. Gadis kecil itu tersungkur, darah segar keluar dari belakang kepalanya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila?!" seru Liz ketakutan.

Alice sudah tergeletak dilantai berlumuran darah.

"Di-dia melihat aksi kita. Dia pasti akan melapor pada orang tuanya dan habislah riwayat kita" jawab si pria kurus itu gugup.

"Li-Liz..." tangan kecil Alice berusaha menggapai Liz, meminta pertolongan.

Bugh...

Sekali lagi pria itu memukulkan balok kayu ke kepala Alice. Gadis kecil itu sekarang sudah mati. Liz yang melihat hal itu hanya bisa menangis tanpa suara. Majikan kecilnya kini sudah tiada.

"Cepat bereskan mayatnya, ini diluar rencana kita" kata si pria berjanggut lebat.

Liz hanya bisa terdiam saat mereka membawa tubuh Alice. Tao tidak bisa berkata apa-apa saat mengetahui bagaimana cara gadis kecil itu meninggal. Tao mengikuti kedua pria itu pergi keluar, rupanya mereka berniat kabur dengan sebuah perahu kecil.

"Kita apakan dia?" tanya pria kurus yang membawa tubuh tak bernyawa Alice.

"Buang saja mayatnya ke danau, ikat kakinya dengan batu besar agar tidak muncul ke permukaan lagi" jawab pria berjanggut.

Tao berusaha memukul mereka, tapi sia-sia karena pukulan Tao berhasil menembus tubuh mereka.

"Kalian brengsek..." isak Tao melihat mayat Alice mulai tenggelam di danau.

"Cepat pergi dari sini sebelum fajar datang"

"Bagaimana dengan Liz?"

"Dia bisa mengurus dirinya sendiri, aku tidak mau mati konyol dalam penjara"

Tao menatap kedua pria itu yang pergi menggunakan perahu. Dia berjongkok dan menatap danau, Tao masih bisa melihat mayat Alice yang pucat perlahan turun kedasar danau yang dingin.

Grep...

Sebuah tangan pucat tiba-tiba muncul dari danau dan menarik Tao. Tao berusaha meronta melepaskan tangan itu.

Byur...

Tao tercebur kedalam danau. Beruntung Tao bisa berenang, ia langsung berenang ke permukaan danau setelah tangan itu menghilang. Baru saja Tao ingin menarik napas lega karena hampir mencapai permukaan, sebuah tangan kali ini menarik kaki Tao ke dasar danau. Tao bisa melihat siapa pemilik tangan itu. Alice. Dengan wajah pucat dan rambut tergerai, Alice menarik kaki Tao dengan kuat. Tao menendang-nendang, berharap Alice melepaskannya. Tao mulai kehabisan napas dan akhirnya ia menutup matanya perlahan.

...

"-ao? Tao? Tao?!"

Tao merasa ada yang memanggil namanya. Ia perlahan membuka mata dan mendapati Kris yang menatapnya cemas. Pria tampan itu terlihat sangat berantakan dan basah.

"Ge...?" panggil Tao pelan.

"Syukurlah kau cepat sadar sayang, aku takut kau tidak sadar lagi" kata Kris yang langsung memeluk Tao.

Disamping Kris ada Baekhyun dan Chanyeol yang menatapnya tak kalah cemas, bahkan Baekhyun terlihat habis menangis.

"Ada apa?" tanya Tao heran.

"Hiks... Tao- kami menemukan mu berada ditengah danau" jawab Baekhyun menahan tangisnya.

Tao coba mengumpulkan ingatannya kembali. Ia tersontak saat teringat Alice.

"Alice ! Gege, kau harus menolong Alice sekarang juga" seru Tao panik.

"Alice?" ulang Kris.

"Dia anak kecil yang aku lihat diruang bawah Ge, dia dibunuh dan mayatnya dibuang kedasar danau. Kau harus mencarinya Ge.." ujar Tao berusaha meyakinkan Kris.

"Sebaiknya kita masuk kedalam dulu. Kau dan Gege harus ganti baju dulu, setelah itu baru kita pikirkan cara untuk menolong Alice" ucap Kris.

Tao mengangguk pelan. Udara masih sangat dingin dan mereka berdua basah kuyup. Kris menggendong Tao menuju villa.

"Kuharap kita bisa membantu Alice. Sepertinya gadis kecil itu sangat menderita" ucap Baekhyun pelan.

"Kuharap juga begitu Baek. Meskipun aku tidak pernah melihat wujudnya, tapi aku percaya kalau dia memang ada disekitar kita"

...

Tao menerima segelas coklat hangat dari Baekhyun. Mereka berkumpul didekat perapian agar tetap hangat. Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Sejak satu jam yang lalu, Tao sudah menceritakan apa yang ia lihat dan alami tadi. Awalnya Baekhyun, Chanyeol serta Kris tidak percaya akan cerita Tao, tapi saat Tao menunjukkan bekas cengkraman pada lengannya baru mereka percaya.

"Kami sangat panik saat Kris mengatakan kau kembali menghilang dari kamar. Kami sudah mencari mu kesemua tempat di villa ini, bahkan kami memeriksa ruang bawah sampai berkali-kali dan tetap tidak menemukanmu" cerita Baekhyun masih dengan raut wajah cemas.

"Kami hampir putus asa saat itu, tapi kemudian kami mendengar suara air dari danau dan ternyata itu kau" lanjut Chanyeol.

"Alice menarikku dari dasar danau, mungkin dia ingin meminta tolong padaku," kata Tao pelan. "Kita harus mencari mayat Alice didasar danau Ge, lalu kita makamkah dia dengan layak, mungkin itu akan membuat Alice tenang"

Kris menghela napasnya pendek. "Gege tahu kau ingin menolong gadis kecil itu, tapi bagaimana caranya kita mencari mayatnya didanau yang luas itu?"

"Kita bisa menyusuri danau ini," kata Chanyeol memberi ide.

"Baiklah setelah matahari terbit, kita akan mulai pencarian. Tapi hanya aku dan Chanyeol yang mencari, kau dan Baekhyun menunggu saja, tak perlu sampai ikut masuk kedalam danau," kata Kris pada Tao.

Meskipun agak keberatan dengan ucapan Kris, tapi Tao akhirnya setuju dengan ucapan Kris. Dengan catatan dia dan Baekhyun ikut membantu menyusuri tepi danau dan hutan disekitar danau.

...

Tao sedikit merasa bersalah pada Kris dan Chanyeol, dicuaca dingin seperti ini mereka rela menyelam ke dalam danau hanya untuk mencari mayat seorang gadis kecil yang sama sekali tidak mereka kenal. Sedangkan ia dan Baekhyun menaiki perahu dan menyusuri tepian danau.

"Bagaimana kalau kita ke tempat dulu kau melihat bayangan anak kecil?" usul Baekhyun.

"Kau bisa mendayung sampai kehutan Baek?" tanya Tao sedikit ragu.

"Serahkah semua pada Baekhyun,"

Baekhyun mulai mendayung perahu mereka perlahan. Sementara Kris dan Chanyeol masih berada didekat dermaga, mereka berdua sudah basah kuyup.

"Disana Baek," tunjuk Tao yang masih ingat dengan jelas saat ia melihat bayangan seorang anak kecil waktu itu.

Baekhyun mendayung perahu menuju tempat yang ditunjuk Tao. Hutan ini tidak terlalu lebat sebenarnya, tapi karena mungkin jarang didatangi orang, hutan ini terkesan lumayan menakutkan.

Tao dan Baekhyun berjalan pelan menyurusi hutan. Tidak ada yang mencurigakan sejauh mereka berjalan.

Srak...

Tao mendengar sesuatu dibelakang mereka.

"Ada apa?" tanya Baekhyun melihat Tao yang tiba-tiba berhenti.

"Aku mendengar sesuatu dari sana" jawab Tao sambil menunjuk kearah suara tadi.

Tao dan Baekhyun berbalik arah. Mereka semakin memasuki hutan yang sedikit lembab. Dari kejauhan Tao seperti melihat batu nisan yang sudah tidak terawat lagi.

"Makam siapa ini?" kata Baekhyun coba membaca tulisan dibatu nisan itu.

Karena sudah terlalu lama dan tidak terawat, baik Tao maupun Baekhyun tidak bisa membaca nama yang tertulis di batu nisa itu.

Wush...

Angin kencang bertiup tiba-tiba. Daun kering disana beterbangan. Samar-samar Tao melihat sesosok wanita berdiri di dekat makam itu. wanita itu Tao kenali sebagai Liz. Liz terlihat menunjuk ke arah sebuah pohon besar ditepi danau. Raut wajahnya terlihat sangat sedih.

"Baek? Kau lihat apa yang ku lihat tadi?" kata Tao sambil mengusap matanya.

"Apa? Kau melihat apa?"

"Aku melihat wanita berdiri didekat makam dan dia menunjuk ke arah pohon besar itu" jawab Tao.

"Kau tidak bercanda kan Tao?" Baekhyun rasa sekarang bulu kuduknya sudah berdiri semua.

"Mungkin Alice ada disitu, ayo kita cari" Tao segera saja menyeret Baekhyun. Baekhyun pun pasrah.

Mungkin pohon besar ini usianya sudah ratusan tahun. Akarnya bahkan sampai keluar dari tanah. Tingginya sampai 20 meter. Separuh batang dari pohon ini berada di pinggir danau.

"Kau yakin akan mencarinya sendiri Tao? kita bisa memanggil Kris atau Chanyeol?" usul Baekhyun yang sebenarnya sedikit takut.

"Tidak perlu Baek, aku akan mencari Alice"

Tao segera mencopot sepatu dan menggulung celana panjangnya. Tak mengindahkan air yang dingin, Tao mulai mencari Alice di dalam danau. Pinggiran danau penuh dengan daun-daun kering dan lumpur.

"Jangan terlalu ke tengah Tao," peringat Baekhyun yang tidak mau melihat Tao tenggelam di depannya.

Duk...

Byur...

Kaki Tao tersandung sesuatu dan membuatnya tercebur ke dalam danau. Sekarang pakaiannya basah kuyup.

"Tao? kau tidak apa-apa?" Baekhyun langsung panik.

"Aku tidak apa-apa Baek," jawab Tao sambil berdiri.

Tao mencari sesuatu yang tadi sempat membuatnya terjatuh. Tangan Tao meraba di dalam air dan menyentuh sebuah benda berbentuk seperti peti kecil. Dengan susah payah Tao mengangkat peti itu, peti itu tidak terlalu besar tapi karena terendam lumpur Tao sedikit kesulitan mengambilnya.

"Apa yang kau temukan Tao?"

"Bantu aku Baek, peti ini lumayan berat"

Baekhyun langsung membantu Tao mengangkat peti kecil itu di tepian. Peti itu terbuat dari kayu. Lumut hijau menyelimuti bagian atasnya dan lumpur membuat bagian samping peti itu terlihat hitam.

"Untuk kali ini mungkin kita membutuhkan bantuan Kris Ge dan Chan Hyung" kata Tao.

...

Kris sempat marah saat melihat Tao kembali dalam keadaan basah kuyup. Sekarang mereka berdiri mengelilingi peti yang Tao temukan tadi. Mereka meletakkan peti itu di tepi danau, Kris tidak mau mengambil resiko membawa masuk peti itu ke dalam rumah.

"Sepertinya kita harus membuka peti ini" kata Tao yang kini sudah memakai pakaian kering.

"Akan ku ambil peralatannya di gudang" Chanyeol melesat lari menuju gudang.

"Seharusnya kalian memanggil kami tadi," kata Kris pada Baekhyun dan Tao.

"Aku sudah mengatakan hal itu pada Tao agar memanggil kalian berdua, tapi Tao tetap ingin mencarinya sendiri" bela Baekhyun.

"Jangan terlalu berlebihan Ge, aku masih hidup sampai sekarang" kata Tao.

Kadang Kris sedikit khawatir dengan sifat Tao yang tidak mau terlalu bergantung pada orang lain. Kris sebagai kekasih yang baik, ingin membantu Tao saat namja panda itu membutuhkan sesuatu, tapi sering kali Tao memilih untuk diam dan tidak mau menceritakannya pada Kris.

Chanyeol kembali dengan linggis kecil di tangannya. Kris menyuruh Baekhyun dan Tao agar berdiri agak menjauh selama mereka berdua coba membuka peti itu. peti itu tidak terlihat rapuh sepertinya kelihatannya. Kris dan Chanyeol berusaha keras membukanya.

Brak...

Chanyeol berhasil membuka bagian atas peti. Dalamnya berisi air berwarna hitam, mungkin sudah tercampur dengan lumpur dasar danau.

Mereka terkejut saat melihat isi peti itu setelah Kris membuang airnya. Sebuah tengkorak kepala dan kerangka tubuh. Melihat ukuran tengkorak kepala dan panjang tulang, bisa dipastikan itu merupakan kerangka anak kecil.

"Alice?" ucap Tao pelan.

Lagi-lagi angin berhembus kencang disekitar mereka. Tao bahkan sampai menutup matanya agar kotoran tidak masuk ke dalam matanya. Saat ia membuka mata, Tao mendapati dirinya kembali terlempar ke masa lalu. Malam dimana Alice tewas dibunuh.

Byur...

Tao mendengar seseorang menceburkan diri ke dalam danau. Seorang wanita tengah berenang susah payah menuju tengah danau.

"Nona? Kumohon bertahan lah, aku akan segera menyelamatkan mu" kata wanita itu. Liz.

Liz berenang ke tengah danau untuk mencari jasad Alice yang dibuang. Pencarian Liz membuahkan hasil. Liz membawa jasad Alice ke tepi danau di dekat pohon besar. Ia melepaskan semua pemberat di tubuh Alice dan memeluknya erat. Liz menangis kencang mengingat majikan kecilnya kini sudah tiada. Liz meletakkan tubuh pucat Alice di samping pohon. Ia lantas berlari menuju rumah, ternyata ada sebuah jembatan kecil yang menghubungkan halaman rumah dengan hutan kecil itu.

Tak lama kemudian Liz datang dengan membawa sebuah peti kecil dan beberapa peralatan. Ia membersihkan tubuh Alice dengan gaunnya. Ia mengecup kening Alice sebelum memasukkan tubuh Alice ke dalam peti. Dengan tangan kosong, Liz menggali tanah untuk mengubur peti itu.

Tao menyaksikan sendiri Liz menggantung dirinya setelah menguburkan Alice. Tao merasa pandangannya berputar dan tubuhnya menjadi lemas.

"Tao? kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol yang menopang tubuh lemas Tao.

Tao mengerjapkan matanya, rupanya ia sudah kembali.

"Kau tidak apa sayang?" tanya Kris dengan wajah khawatir.

Tao mencoba berdiri. Ia menatap isi peti itu dan mengalihkan pandangannya pada pohon besar tempat ia menemukan Alice. Sosok Liz terlihat menatap Tao. Kali ini wajahnya tersenyum.

"Kita harus menguburkan kerangka ini di dekat makam yang aku dan Baekhyun temukan" kata Tao.

...

Hari ini merupakan hari terakhir mereka menginap di villa. Tao dan Baekhyun membereskan barang bawaan mereka. Sedangkan Chanyeol dan Kris bertugas membuat sarapan untuk mereka.

"Aku tidak menyangka liburan kali ini sangat menegangkan," kata Baekhyun saat berpapasan dengan Tao di lorong kamar.

"Kurasa ini akan menjadi liburan yang tidak akan kita lupakan, Baek"

"Dan semoga kita tidak mengalami kejadian seperti ini lagi" tambah Baekhyun.

Tao menatap kamar di ujung lorong yang seperti biasa selalu terbuka pintunya. Samar-samar ia mendengar suara tawa riang dari kamar itu. Tao tersenyum mendengarnya.

"Kau sedang apa Tao? kau tidak turun untuk sarapan?" panggil Baekhyun.

"Aku akan segera turun" jawab Tao.

Kaki Tao melangkah mendekati kamar Alice. Kris dan Chanyeol sudah mengembalikan posisi lemari besar itu seperti semula. Tao masuk kedalam kamar dan duduk diatas ranjang. Ia tersenyum membayangkan kini Alice sudah bisa beristirahat dengan tenang di sana. Suara panggilan dari Kris membuyarkan lamunan Tao. Tao turun kebawah tanpa menutup pintu kamar Alice.

"Kenapa lama sekali?" ucap Baekhyun yang sudah kelaparan.

"Maafkan aku," Tao duduk disebelah Kris.

Mereka sarapan dengan tenang. Mungkin mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka alami beberapa hari ini.

Pukul 11 siang Kris dan Chanyeol sudah siap dibalik kemudi mobil masing-masing. Baekhyun bahkan sudah duduk disamping Chanyeol dengan tenang. Kris masih menunggu Tao yang sepertinya melupakan sesuatu di dalam.

"Selamat tinggal Alice, semoga kau bahagia bersama Liz" ucap Tao didepan kamar Alice.

Ia bergegas berlari keluar rumah.

"Kau yakin tidak ada yang tertinggal lagi?" tanya Kris saat Tao masuk kedalam mobil.

Tao mengangguk pasti.

"Baiklah, kita kembali ke Seoul sekarang"

Mobil Kris dan Chanyeol perlahan meninggalkan halaman villa. Tao melihat melalui kaca spion mobil, sosok Alice dan Liz melambaikan tangan padanya. Keduanya tersenyum cerah. Mau tidak mau Tao pun ikut tersenyum.

"Ada apa?" tanya Kris melihat Tao tersenyum sendiri.

"Hmm? Tidak apa-apa, hanya saja aku berpikir mungkin akan menyenangkan jika memiliki seorang anak yang cantik seperti Alice" jawab Tao.

"Kau mau kita membuat yang seperti Alice, sayang?"

Wajah Tao merona.

"Fokus pada jalanan Ge, jangan ngelantur"

E N D

Ada yang nunggu FF ini update? Yang nulis sendiri sampe lupa gimana jalan ceritanya, jadi harap maklum kalo misal endingnya malah melenceng dari cerita awal *sungkem ke reader*

Banyak yang gak nyangka ya disini Jitaw jadi pemberani :3 tadinya emang mau dibikin Tao nya penakut, tapi kok bosen yah liat Tao jadi penakut terus :3 yoweslah untuk kali ini Tao nya dibikin berani sama hantu, nah Baekhyun nya yang rada penakut :3

Sekali lagi maap kalo endingnya gak nyambung ato bahkan ceritanya jadi gak serem, Cuma iseng bikin FF genre horor gara-gara sering nonton film horor :v

Kalo ada yang mau ditanyakan silahkan PM atau tanya ke Fb juga bisa~

Dan satu lagi, terima kasih banyak untuk reader yang udah review *cipok basah*

Sampai jumpa di FF lainnya~