Disclaimer : Saya tidak pernah mengakui kepemilikan atas Naruto, High School DxD ataupun unsur dari Anime/Manga lain yang muncul dalam Fic ini.

Genre : Adventure, Supernatural, Family, Friendship, Romance, Etc.

Rate : M [untuk kata-kata kasar dan lain sebagainya]

Pair : Naruto X Rias dan beberapa Pair lainnya.

Warning : Typo[s], Miss-Typo[s], Bahasa Gado-Gado, Sangat Mainstream, OOC, Godlike!Naru, StrongTeam!Naru, Etc.

.

.

.

.


Second Chance in Another Dimension

Arc II - Chapter 11 : Rating Game


.

.

.

.

.

"[Rating Game antara Uzumaki Naruto-sama melawan Riser Phenex-sama akan segera dimulai]" Sebuah suara langsung terdengar di segala penjuru lokasi dilangsungkannya pertandingan itu. Pemilik dari suara barusan itu adalah Grayfia yang merupakan pengamat dari Rating Game kali ini.

"[Lokasi pertarungannya adalah Kuoh Akademi. Itu karena lokasi ini menurut analisis kami, kedua belah pihak sudah mengetahui seluk beluk lokasi ini]"

"[Markas dari Uzumaki Naruto-sama adalah Bangunan Klub Penelitian Ilmu Gaib ... Dan untuk Riser Phenex-sama adalah Ruangan Kepala Sekolah Kuoh Akademi]"

"Sepertinya kali ini akan sulit... karena ini pertama kalinya kita bertarung di area seperti ini." Naruto berkomentar tenang menanggapi ucapan Grayfia yang entah dari mana asalnya. "Jadi Shikamaru... kami bergantung pada Strategimu kali ini." Tambah Naruto direspon anggukan kecil dengan wajah malas oleh Shikamaru.

"[Rating Game Dimulai!]" Grayfia mengakhiri penjelasan tentang Rating Game kali ini dengan memberi tanda kepada kedua belah pihak untuk segera melakukan tawuran tawuran yang memperebutkan Gadis Crimson pewaris Klan Gremory.

Setelah mendapatkan isyarat untuk memulai. Keluarga Naruto tidak langsung melakukan pergerakan melainkan mereka terlihat tengah berdiskusi mengenai strategi apa yang akan mereka gunakan. Selang beberapa menit secara serentak mereka semua mengangguk paham. Naruto kemudian maju selangkah ke depan kemudian balik badan dan memandang keluarganya dengan senyum tipis.

"Rock 'n' Roll!"

Naruto berujar mengucapkan semboyan yang para penggemar musik aliran Rock seantero bumi pasti mengetahuinya. Arti dari ucapannya itu adalah 'mari beraksi' dan dengan anggukan mantab seluruh keluarganya pun ikut mengatakan hal yang sama. Naruto mendapatkan kata itu ketika dirinya tengah menonton konser di TV apartemen mereka.

"Rock 'n' Roll!"

.

.

"Baiklah Shika... Bagaimana rencanamu?" Naruto langsung melayangkan sebuah pertanyaan kepada sang pengatur strategi keluarga mereka.

Shikamaru menatap bosan dan sedikit jengkel King Keluarga Uzumaki karena seenak jidatnya langsung menanyakan strategi. Shikamaru bukannya tidak suka, namun ia berpikir untuk apa terburu-buru menyelesaikan pertarungan ini, apalagi tidak ada batas waktu dalam Rating Game ini jika mereka bisa memenangkannya walaupun memakan waktu cukup lama. Tapi karena yang bertanya adalah Naruto yang merupakan King-nya, mau tidak mau, suka tidak suka... Shikamaru harus menjawab dan menuruti apa yang diminta si durian montok, Naruto.

"Mendokusei~ne..." Dua kata yang pertama keluar dari mulut Shikamaru adalah Trademark Universal Nara. Ia kemudian menatap keluar melalu jendela yang letaknya berada di samping kiri mereka. "... Rencanaku sebenarnya ada dua dan itu semua tergantung situasi yang kita alami nanti." Mata Shikamaru menyipit sejenak.

"Katakan saja secepatnya Rusa... dan ingat jelaskan secara jelas agar dua orang disini akan mengerti." Gadis berambut merah di keluarga mereka tiba-tiba membentak pemuda Shikamaru.

Shikamaru membuang nafas berat dan berpikir kenapa Naruto memilih perempuan galak macam Karin bukannya Ino atau Hinata. Tak sampai satu menit Shikamaru berhenti memikirkan itu dan mengalihkan pandangannya ke Naruto dan Lee yang berdiri berdampingan.

"Baiklah... Yang pertama kita lakukan adalah dasar dari sebuah pertarungan yaitu mengeliminasi sebanyak mungkin musuh dan menghindari keluarga kita ada yang kalah... Untuk itu, aku akan membagi kita menjadi tiga regu." Jelas Shikamaru.

"Itu artinya akan ada regu yang jumlahnya tiga orang?" Tanya Raynare pada Shikamaru dan dibalas anggukan kecil.

"Regu pertama adalah aku, Karin dan Gaara... Tugas kami adalah menjaga markas ini dan mengatur strategi yang sudah aku rencanakan sedemikian rupa."

"Hn." Pemuda berambut merah bata bergumam datar ambigu.

"Okey!" Respon Karin.

"Dan kalian berempat bertugas mengeliminasi semua lawan kita di luar sana dan tunggu sampai aku memberitahukan cara cepat untuk mengeleminasi banyak dari mereka dalam satu serangan... Naruto bersama Raynare dan Lee dengan Kakashi-sensei... Dan usahakan jangan ada yang kalah sebelum setengah lawan kita tereleminasi!" Perintah Shikamaru pada keempatnya. Pemuda berambut model nanas itu lalu mengeluarkan sebuah benda putih kecil bercahaya dari saku celana yang ia kenakan.

"Dan pakai ini untuk berkomunikasi apabila sewaktu-waktu ada hal yang tidak terduga terjadi dan stretagi yang kurencakan akan segera dilakukan."

Satu persatu dari mereka mengambil masing-masing alat komunikasi tersebut. Dan setelah selesai Lee langsung bersorak dengan semangat 45 miliknya sambil mengankat kedua tangannya ke atas.

"YOSSHH ... AKU TIDAK SABAR LAGIIIII!"

"Ikuzo, Minna!"

.

.

.

.

.

Di dalam ruangan yang cukup gelap berkumpul 15 gadis atau mungkin sudah menjadi wanita yang mengenakan berbagai macam bentuk, merek, warna dan model pakaian. Dan diatara mereka, satu-satunya pria di kumpulan perempuan tersebut tengah duduk pada sebuah kursi dengan gaya bangsawan kelas tinggi.

"Kalian semua... cepat tunjukan kepada mereka bahwa menantangku adalah sebuah kesalahan besar." Perintah pria yang duduk pada kursi itu dengan nada kelewat arogan yang membuat orang-orang ingin memukul wajah keriput Pure-Blooded Devil satu ini, terutama Naruto.

"Hai Riser-sama!" Respon para gadis secara serentak di dalam ruangan hingga menyebabkan suara mereka bergema beberapa kali.

"Dan jangan beri ampun para Iblis rendahan tersebut." Tambah pria itu masih dengan nada arogannya dan seringai tipis pun disungging oleh Pure Blood-Devil itu.

Dan dalam sekejap, seluruh gadis di dalam ruangan tersebut kecuali satu orang langsung beranjak dari rungan untuk menuju ke medan pertempuran.

.

.

.

.

.

15 Menit lewat 30 detik kemudian

Di lokasi Kakashi dan Lee. Keduanya terlihat berjalan santai di selasar menuju ke arah lapangan tengah.

'[Bagaimana status kalian?]' Tiba-tiba suara malas Shikamaru terdengar di telinga kanan Kakashi dan Lee dimana di situlah tempat kedua orang ini menaruh alat komunikasi mereka.

"Belum ada gerakan sama sekali... sebaiknya perintahkan Karin untuk mendeteksi keberadaan mereka... Sensornya mungkin mencakup seluruh area ini." Kakashi menjawab pertanyaan Shikamaru melalui alat komunikasi tanpa menurunkan kewaspadaannya sedikit pun, mengingat lokasi mereka yang berada di selasar yang sangat strategis untuk melakukan serangan dadakan.

'[Tidak disuruh pun akan kulakukan]' Sahut Karin sedikit kesal melalui alat komunikasi mereka. Dan secara serentak Keluarga Naruto mendesah mendengar bentakan dari gadis tempramental itu.

'[Mereka mulai bergerak dan tampaknya dalam beberapa Tim... sebaiknya kalian berempat incar yang dekat dengan posisi kalian]'

'[Aku dan Raynare berada halaman barat]' Naruto memberitahukan lokasinya dan Raynare melalui alat komunikasi.

"Aku dan Lee berada sudah tiba di area lapangan di bagian tengah Akademi."

'[Kakashi, Lee... Dari arah kanan kalia-]"

Sebelum Karin menyelesaikan ucapannya, sebuah suara ayuan pedang yang meleset terdengar. Kakashi yang merupakan target dari ayunan itu berhasil menghindari dengan cara bersalto agak tinggi ke arah belakang.

Setelah mendarat Kakashi memandang pelaku ayunan tadi. "Yare~Yare... Ternyata sudah dimulai." Komen Kakashi santai, namun sikap tubuhnya mengatakan hal sebaliknya dimana ia sudah dalam mode bertarungannya.

Tidak jauh dari Kakashi, seorang wanita muda tinggi berambut Dark-Blue model lima Ponytail tipis yang mengelilingi kepalanya. Ia mengenakan pakaian putih aksen garis hitam dan celana pendek merah dan sebagai pelengkap ia mengenakan sepatu bot selutut ia gunakan. Sambil menatap tajam Kakashi, ia menancapkan pedang besarnya di samping kanan.

Dan tak berselang lama, dua gadis lain kembali muncul yang merupakan gadis kucing kembar. Keduanya sama-sama mengenakan sarung tangan yang senada tanda bahwa mereka adalah kembar identik.

"Tampaknya dia berhasil menghindari serangan dadakanmu, Siris." Komen salah satu dari Gadis kembar itu.

"Urusai,... Lakukan saja tugas dari Riser-sama."

Melihat kedatangan kedua lawan mereka. Lee langsung memasang kuda-kuda bertarung miliknya. '[Naruto... aku akan melakukan promosi!]' Titah Lee pada Naruto melalui alat komunikasi miliknya.

'[Terserah]' Naruto membalas singkat dan padat melalui alat komunikasi mereka. Keluarga Naruto dapat menyimpulkan bahwa pemuda pirang ini tengah bertarung mengingat jawaban singkat yang ia berikan kepada Lee.

'[Lee ... Jangan terlalu sering menggunakan [Sacred Gear] milikmu... Mungkin akan ada rencana yang memanfaatkan kecepatanmu]' Tiba-tiba suara lain menghubungi pemuda berambut model mangkok itu.

"Aku mengerti... " Lee mengankat tangan kanannya tinggi-tinggi. "Promotion... [Knight]!" Seru Lee penuh semangat 45 layaknya seorang Power Ranger yang tengah berubah. Ketiga lawannya pun dibuat sweatdrop sejenak menyaksikannya.

"Melakukan promotion tidak segitunya juga kali." Ucap Siris, [Knight] dari Riser dengan nada sweatdrop.

"Abaikan saja dia... orangnya memang seperti itu." Kakashi berucap pelan sambil geleng-geleng kepala. Pria bersurai silver kemudian mengalihkan pandangan menuju tiga lawan di depannya. Kedua pupil mata Kakashi nampak fokus kepada ketiga lawannya terutama si kembar yang mengenakan sarung tinju. Dia asumsikan jika kedua gadis itu tipe petarung spesialis Hand-to-Hand yang berarti lawan yang cocok untuk adalah Lee.

"Apa yang kalian tunggu! Ayo maju!" Lee kembali memasang kuda-kuda bertarungnya, tangan kanan Lee bergerak maju mundur seolah menantang lawannya untuk menyerang sekarang juga.

"Dasar Iblis rendahan... Li, Ni!" Gadis berpedang besar langsung berlari menuju ke Kakashi. Dan kedua gadis yang disebut namanya mengangguk paham dan ikut berlari dan target keduanya adalah Lee.

Melihat kedatangan lawan, Kakashi memundurkan sedikit kaki kananannya dan dalam satu kedipan mata ia langsung berlari menyambut [Knight] Riser. Merasa unggul karena membawa sebuah pedang, Siris pun memulai serangannya ketika Kakashi sudah berada di depannya. Dengan mengandalkan Skill berpedang serta kecepatannya sebagai seorang [Knight], Ia pun menyerang Kakashi secara berurutan dengan berbagai macam ayunan.

Dengan gerakan yang cukup lihai, Kakashi menghindari semua ayunan pedang Siris dan sesekali melancarkan pukulan dan tendangan yang juga dapat dihindari Siris dengan susah payah karena serangan Kakashi yang lebih cepat dari [Knight] Riser ini.

Setelah melakukan banyak serangan yang sia-sia, Siris merasa jengkel dan melompat mundur untuk menjauh dari Kakashi. "Kau lumayan untuk ukuran iblis rendahan." [Knight] Riser menancapkan pedang besarnya di samping kiri lalu memandang sinis lawannya.

Kakashi merilekskan tubuh. "Haaa... Dari tadi kau terus mengatakan 'iblis rendahan' pada kami, tapi kau tidak sadar bahwa kaulah yang iblis rendahan, nona."

"Apa maksudmu, Haa?" Siris memandang tajam Kakashi yang malah mengatai dirinya 'lah iblis rendahan.

"Kau diperintah dengan seenaknya oleh si pirang kriputan demi kepentingannya dan bukan tidak mungkin kau sudah ditiduri olehnya secara paksa atau mungkin suka rela hanya karena dia King-mu... Jadi apa itu bukan iblis rendahan namanya?!" Jelas Kakashi santai namun bagi Siris itu benar-benar sebuah penghinaan level akhir.

"Kau sendiri tidak jauh beda... Kalian juga diperintahkan oleh si pirang King kalian bertarung hanya untuk mempertahankan Gremory-sama."

"Asal kau tau nona, Naruto tidak pernah memerintah kami... Kami melakukan ini karena dia adalah keluarga kami yang ingin mempertahankan orang yang ia cintai." Jelas Kakashi serius lalu menciptakan sebuah lingkaran sihir di samping kirinya dan mengeluarkan sebuah pedang yang berukuran lebih besar dari Zweihänder Siris dari dalam lingkaran sihir di samping kirinya.

"Lain kali... Sering-seringlah duduk didepan cermin agar tau seberapa rendah sebernarnya kau... Atau mungkin dirumahmu tidak ada cermin?... Setelah Rating Game ini akan kubelikan kau cermin."

'Sejak kapan Kakashi-sensei seperi itu?' Secara seretak keluarga Naruto membatin sweatdrop mendengar ucapan terakhir Kakashi yang bukan seperti biasanya. Naruto yang tengah bertarung pun hampir terkena serangan lawannya kalau ia tidak segera pulih dan menghindar.

"KISAMA!... AKAN KUPOTONG KAU MENJADI DUA BAGIAN!" Siris berteriak marah sambil mencabut pedangnya dan berlari ke Kakashi dengan niat membunuh yang sudah mencapai tahap akhir.

"Datanglah!" Kakashi memasang wajah serius sambil memegang erat salah satu dari tujuh pedang yang sangat terkenal di Elemental Nation, Kubikiribocho.

Adu pedang pun kembali terjadi antara keduanya. Kakashi yang lebih unggul dalam pengalaman dan ukuran pedang berhasil menyudutkan Siris. Namun [Knight] tidak semudah itu ingin dikalahkan, beberapa serangan pedang ia lancarkan dengan dua tangan berbeda dengan Kakashi yang hanya menggunakan satu tangan.

Siris mengayunkan pedang Zweihänder dengan dua tangan secara horizontal. Kakashi menghindari ayunan itu dengan bersalto kebelakang. Siris mendecih kesal. Namun, tak berselang lama mata Siris membulat sempurna melihat Kakashi langsung melompat ke atasnya tepat setelah kedua kaki menyentuh permukaan lapangan.

"Kau lengah nona!" Kakashi mengayunkan Kubikiribocho secara vertikal tepat ke arah Siris yang berada di bawahnya.

Trank!

Jrash!

Siris berhasil menahan tebasan vertikal Kubikiricoho. akan tetapi, usaha yang dilakukannya sia-sia karena ayunan Kakashi yang lumayan kuat dan ditambah efek gravitasi sedikit mempengaruhi Kakashi yang berada di atas. Alhasil Siris pun terkena tebasan dan langsung menghilang menjadi serpihan cahaya.

"[Siris... Knight dari Riser-sama telah dikalahkan dan tidak dapat melanjutkan pertarungan]" Suara Grayfia tiba-tiba menggema di area Rating Game untuk mengumumkan bahwa salah satu [Knight] Riser telah tumbang.

Para [Peerage] Riser menggeram kesal salah satu mereka ternyata sudah dikalahkan. Beberapa dari mereka yang tengah bertarung di tempat lain langsung menyerang lawan tanpa pikir panjang.

Tidak jauh dari tempat Kakashi. Terlihat Lee yang sudah melakukan Promosi ke bidak [Knight] tampaknya mendominasi kedua gadis kucing kembar lawannya. Walaupun tubuh kedua [Pawn] Riser lebih kecil dibading Lee, tapi mereka sama sekali tidak merasa takut malah sering melakukan gerakan kombinasi dan dengan mudahnya Lee menghindari dan menahan serangan itu.

Lee melihat sebuah kesempatan kecil ketika Ni dan Li berada di belakangnya. Dengan gerakan cukup cepat Lee berputar ke belakang dan melakukan tendangan rendah.

"[Leaf Whirlwind]"

Secara bersamaan Ni dan Li kehilangan keseimbangan terkena tendangan rendah Lee di kedua kaki mereka. Ketika kedua lawannya melayang tepat di udara, Lee menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan dan mengirim telapak kakinya ke masing-masing perut Ni dan Li.

Duagh! Duagh!

"Arrrrggghhhh~..."

Kedua [Pawn] Riser pun terpental cukup jauh dan menghantam pagar pembatas hingga hancur dan meninggalkan kepulan debu pekat. Di dalam kepulan debu itu, keduanya secara bersamaan pingsan dan hancur menjadi serpihan cahaya.

"[Ni dan Li... Pawn dari Riser-sama telah dikalahkan]" Suara Grayfia kembali bergema untuk kedua kalinya dan mengimformasi bahwa dua [Peerage] Riser kembali tumbang secara bersamaan.

Tepat setelah itu, Shikamaru langsung menjelaskan rencana sederhananya untuk mengeleminasi lawan dalam satu serangan kepada Kakashi dan Lee.

"Bersiaplah Lee... Kita tinggal menunggu tanda dari Shikamaru dan Naruto." Ucap Kakashi sambil menatap jauh Gym tempat Naruto dan Raynare bertarung.

.

.

.

.

.

Sementara itu di dalam GYM, Naruto dan Raynare tampaknya tengah bertarung melawan empat [Peerage] Riser.

Raynare yang berada di bagian barat gedung itu tampaknya kewalahan melawan dua [Pawn] Riser yang merupakan satu dari dua gadis kembar di [Peerage] Riser. Mereka adalah dua gadis yang sangat muda bersurai Turqouise dan mengenakan pakaian mirip seragam Gym Kuoh Akademi.

Yang membuat Raynare kewalahan adalah kedua gadis kembar itu menggunakan senjata yang mereka bawa yaitu sebuah gergaji biru dan sifat kedua [Pawn] Riser yang sangat berbahaya yaitu menyerang secara membabi buta dengan gergaji mereka tanpa berpikir panjang.

"Jangan lari dari kami!" Salah satu dari si kembar berteriak ke Raynare sambil mengangkat gergaji yang ia bawa.

"Siapa juga yang lari!" Raynare melompat ke udara dan menciptakan sebuah lingkaran sihir di depan tubuhnya.

"Lingkaran sihir?!" Ile dan Nel berhenti secara tiba-tiba karena terkejut melihat Raynare menciptakan lingkaran sihir.

"Ada apa Haa?... kenapa kalian tiba-tiba terkejut." Seringai sadis Raynare seketika keluar dan membuat kembar identik itu berdidik ngeri melihatnya.

"[Spear Birth]"

Puluhan tombak bercahaya kemerahan langsung keluar dari lingkarang sihir Raynare dan menghujani Ile dan Nel. Dengan gerakan yang lumayan cepat, kedua gadis kembar itu berlarian ke-sana-sini-sono menghindari hujaman tombak bercahaya milik Raynare. Lawan Naruto seketika menghentikan serangan mereka dengan mata membulat syok. Itu karena tombak cahaya itu sangat identik dengan Da-Tenshi.

"H-Holy Spear?!" Gumam kedua lawan Naruto.

"Ada apa?... Bukannya kalian sudah tau kalau Raynare itu Da-Tenshi yang ku-Reinkarnasi menjadi iblis."

Hujan tombak Raynare telah mereda namun tidak ada yang berhasil mengenai lawannya. Akan tetapi, kedua gadis kembar itu kini bergetar tidak karuan merasakan sensasi tidak mengenakkan dari puluhan tombak Raynare yang menancap di depan mereka.

"Sekarang giliranku cebol!" Raynare mengeluarkan dua sayap hitam di punggungnya dan langsung melesat ke arah Ile dan Nel. Ketika jaraknya sudah mencapai beberapa meter, ia mengeluarkan dua tombak lalu menyerang Ile dan Nel secara beruntung menggunakan tombak dari [Sacred Gear] miliknya yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa oleh Azazel sehingga dapat menciptakan tiga macam tombak dan salah satunya adalah tombak bercahaya kemerahan khas [Holy Spear] Da-Tenshi.

Si kembar tidak tinggal diam walaupun merasakan sensasi tidak enak dari tombak Raynare. Dengan gergaji yang sudah memancarkan api, mereka menahan serangan-serangan ayunan dan tusukan tombak Raynare.

Sementara Naruto kembali sibuk melawan [Rook] dan [Knight] Riser. Xuelan terus menyerang Naruto dengan gerakan Kung-fu disertai pancaran api dari tangan dan kaki. Dengan lihai, Naruto menghindari semuanya dan sesekali melakukan counter.

"Cih! Apa hanya ini kemampuanmu?... King macam apa kau?" Ejek Xuelan sambil melancarkan beberapa pukulan disertai api di kedua tangannya. Namun lagi-lagi Naruto dapat menghindari semuanya.

Setelah melakukan beberapa pukulan Kung-fu, Xuelan tiba-tiba memutar tubuhnya dan melakukan sebuah tendangan lurus ke perut Naruto. Dan secara bersamaan [Knight] Riser tiba-tiba berada di belakang Naruto dengan sebuah pedang.

"Mati kau!" Seru keduanya. Namun secara bersamaan, keduanya langsung tersentak ketika melihat Naruto malah menyeringai tepat sebelum dua serangan itu mencapai tubuh pemuda bersurai pirang ini.

Dalam satu kedipan mata, Naruto tiba-tiba menghilang diikuti seberkah kilatan kuning yang menyebabkan Xuelan dan [Knight] Riser membulatkan mata dan menghentikan serangan.

"Kemana dia?" [Knight] Riser mengedarkan pandangan ke segalah arah.

"Aku juga tidak tau... cepat cari dia, Karlamine!"

"Yo!"

Kedua tiba-tiba terkejut ketika mendengar suara seseorang. Secara bersamaan Xuelan dan Karlamine menoleh ke barat dan...

Duagh!

Duagh!

... Sebuah tendangan secara berurutan mengenai wajah mereka. Keduaanya langsung terpental ke arah dinding hingga menyebabkan dinding tersebut retak. Pelaku dari terpentalnya Xuelan dan Karlamine yang tidak lain adalah Naruto terlihat merilekskan tubuh sambil memandang kedua gadis yang masih melekat di dinding dengan ekspresi wajah meringis kesakitan.

Naruto hendak menyelesaikan kedua lawan di depannya, akan tetapi pendengarannya tiba-tiba terganggu oleh sebuah suara dari atas gedung yang terdengar seperti suara ribuan burung yang bercicit.

'[Naruto... cepat keluar dari sana!... Kakashi-sensei sudah melakuk-]'

"Ano-yarou... Kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi!" Gerutu Naruto sambil mengumpat Kakashi. Dalam sekejap Naruto langsung menghilang diikuti seberkah kilatan kuning. Dan muncul di samping Raynare yang terkejut setengah mati begitupula dengan Ile dan Nel karena mereka tengah bertarung.

"Kyaaaaa~~"

Raynare tiba-tiba berteriak karena baru beberapa detik muncul, tangan Naruto langsung melingkar di pinggulnya. Dan dalam hitungan detik keduanya langsung menghilang diikuti seberkah kilatan kuning.

.

.

.

Sekitar 1 menit sebelum Naruto dan Raynare menghiang. Di atas gedung tempat Naruto dan Raynare. Kakashi dan Lee tengah melayang menggunakan sayap iblis mereka. Namun Kakashi sedikit berbeda, karena di sekitar tubuhnya petir-petir berwarna kebiruan bergerak dengan liarnya hingga menciptakan suara seperti ribuan cicitan burung.

"Lee, sekarang!"

Lee mengangguk paham dan dengan semangat 45-nya, ia langsung terbang menuju ke atas. Setelah mencapai ketinggian yang cukup, Lee tiba-tiba menukik dengan kecepatan tinggi ke arah Kakashi yang sudah dalam posisi terbalik dan petir di sekitar tubuh Kakashi mulai berpusat pada tangan kanan.

"Ikuzo, Kakashi-sensei!"

Tepat sebelum Lee berada di atas Kakashi, ia melakukan manuver salto menyamping dengan kaki kanan diluruskan.

"[Dynamic Lightning Edge]"

Teriak keduanya secara bersamaan menyebutkan nama tehnik gabungan dari mereka dan disaat yang sama, kaki kanan Lee dihantamkan pada kedua telapak kaki Kakashi.

Wush!

Dengan kecepatan sangat ekstrim. Kakashi melesat menuju ke bangunan di bawah dengan petir yang intensitasnya semakin banyak di tangan kanan.

Criiing!

Boom!

Tepat setelah Kakashi menghantam bangun tersebut, sebuah kubah biru berukuran sangat besar pun tercipta dan setelah itu ledakan berskala 5x lebih besar dari [Rasenshuriken] Naruto tercipta disertai petir-petir yang menggila hingga menciptakan suara yang mampu membuat gendang telinga lapis ke-7 seseorang pecah.

'[Dua Pawn, satu Rook dan Knight dari Riser-sama telah kalah dan tidak dapat melanjutkan Rating Game]' Suara Grayfia kembali menggema di arena Rating Game.

Riser yang masih berada di ruang kepala sekolah menggertakan gigi kesal mendengar beberapa [Peerage] miliknya kembali dikalahkan dalam satu serangan. Dia segera memerintahkan satu-satunya gadis yang tersisah di ruangan itu untuk mulai masuk ke medan pertarungan.

.

.

.

.

.

"RAYNARE-CHAN!" Di ruang Klub Penelitian Ilmu Gaib, Issei tiba-tiba berteriak melihat ledakan besar dari monitor yang menampilkan Rating Game. "Onore Kakashi-sensei,... Kenapa malah menyerang gedung yang ada Naruto-senpai dan Raynare-chan didalamnya."

"Issei,... Diamlah!" Bentak Rias yang tengah duduk di kursinya tanpa mengalihkan pandangannya dari monitor.

"Ano... Buchou lihat itu! ledakan itu sangat besar... Mustahil Naruto-senpai dan Raynare-chan selamat." Issei menunjuk monitor sedangkan pandangannya mengarah ke Rias dengan wajah khawatir dan juga sedikit bingung karena Rias sama sekali tidak menampilkan ekspresi wajah apapun kecuali serius.

"Ara-Ara~~... Apa kau mendengar Grayfia-sama mengumumkan bahwa Naruto-san dan Raynare sudah kalah, Issei-kun?" Akeno yang duduk di sofa bersama Koneko dan Asia menoleh ke Issei sambil melempar pertanyaan.

"Are... Benar juga!" Issei akhirnya mengerti apa maksud Akeno langsung mengalihkan pandanga ke Monitor yang masih menampilkan ledakan Kakashi.

"Naruto-kun pasti sudah menggunakan Sihir Teleport-nya untuk berpindah bersama Raynare sebelum Kakashi-sensei melancarkan serangan Petir berskala besar itu." Jelas Rias tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari monitor. Ia kemudian mengusap dagu. "Tapi yang tidak kumengerti adalah... Kenapa Shikamaru-san menggunakan strategi nekat seperti ini?... Bagaimana kalau Naruto terlambat berpindah dan juga Kakashi-sensei yang melakukan serangan besar."

.

.

Di waktu yang sama pada ruang Osis. Dua gadis yang sama-sama mengenakan kacamata terlihat serius memperhatikan layar monitor dimana asap bekas ledakan petir Kakashi mulai menghilang.

"Apa Kakashi-sensei tidak apa-apa terkena ledakan dari sihirnya sendiri?" Gadis pertama yang masih mengenakan seragam Kuoh bersurai hitam panjang tiba-tiba membuka suara.

"Menurutku tidak... Tidak mungkin ia melakukan hal itu tanpa berpikir terlebih dahulu." Gadis kedua yang tengah duduk menjawab pertanyaan tersebut sambil memperbaiki posisi kacaramata yang dikenakannya.

"Lalu bagaimana dengan Naruto-san dan Raynare yang berada di ruangan itu?"

"Diamlah Tsubaki!... Lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya... Kau sedikit aneh malam ini."

"S-Sona..."

.

.

.

.

.

Kembali ke Arena Rating Game.

Bekas ledakan dari Kakashi akhirnya mereda. Lee segera menukik tajam ke bawah menuju bagian depan bekas gedung yang hancur tak bersisa itu dimana Kakashi terlihat berdiri sambil membaca novel kramat miliknya. Tepat setelah Lee mendarat, Naruto dan Raynare pun muncul diikuti seberkah kilatan kuning.

"Onore Kakashi-sensei,... Kenapa kau tidak memberitahu jika sudah menyerang... Kalau aku tidak cepat berpindah dengan [Hiraishin] kita akan kalah." Naruto langsung menyumpah serapah Kakashi dengan wajah kesal dan kepala sedikit membesar.

"Benarkah?" Kakashi menurunkan novel dan menampakkan wajah tidak bersalahnya sambil melayangkan pertanyaan polos. "Dan sampai kapan kau mau memeluk Raynare, Naruto?... Apa kau tidak puas dengan Rias makanya kau menikung Issei?"

Wajah kesal Naruto tiba-tiba menghilang entah kemana dan langsung menoleh ke Raynare yang berada di samping kanan dan mendapati wajah Raynare sedikit memerah. Entah itu karena blushing karena tangan Naruto melingkar di pinggulnya atau efek dari [Hiraishin] yang baru pertama kali ia rasakan.

.

Di Ruang Club Penelitian Ilmu Gaib. Issei pun menyumpah serapah melihat Naruto melingkarkan lengan kanan di pinggul Raynare kekasihnya. Puluhan penghuni kebun binatang pun di summon oleh Issei yang ditujukan untuk Naruto. Sedangkan Rias sedikit cemburu walaupun ia tau Naruto melakukan itu untuk menyelematkan Raynare dari ledakan Kakashi.

.

Kembali ke Naruto dan yang lain. Naruto yang menyadari perbuatannya langsung menarik tangan dan meminta maaf kepada Raynare sampai-sampai bersujud di depan gadis mantan Da-Tenshi itu. Hingga membuat semua orang yang menyaksikan Rating Game lewat monitor sweatdrop melihat Naruto.

"Go-Gomennasai Raynare... A-Aku sama sekali tidak berniat melakukannya."

"T-Tidak apa, Naruto..." Balas Raynare canggung karena tidak tega melihat Naruto yang merupakan [King]-nya meminta maaf sambil bersujud-sujud di depannya.

"Bilang saja kalau kau masih mau Naruto melakukan itu 'kan Raynare... Wajahmu tadi benar-benar merah 'loh." Kakashi tiba-tiba ikut nimbrung dalam percakapan. Dan secara bersamaan, Naruto dan Raynare langsung mendelik Kakashi.

"Apa katamu Kakashi-sensei?" Tanya keduanya secara bersamaan.

Kakashi tersenyum misterius di balik masker. "Nah... Bicara saja kalian bersamaan... Sepertinya Issei bakalan mati karena depresi pacarnya ditikung."

Naruto menoleh ke Raynare. "Kora-Raynare,... Kenapa kau mengikuti ucapanku?" Tanyanya agak kesal.

Raynare yang terima ucapan Naruto seketika menoleh dan menunjuk-nunjuk wajah King-nya. "Kau yang mengikuti ucapanku, Baka!" Balas Raynare tidak kalah kesalnya dengan Naruto.

"Kau yang ikut-ikutan!"

"Kau!"

"Kau!"

"Kau, Baka!"

"Maa~Maa... Hentikan, aku cuma bercanda." Kakashi kembali angkat bicara untuk memecaha perdebatan Naruto dan Raynare. "Lebih baik kita segera menyelesaikan Rating Game ini... Aku tidak sabar melihat aksi selanjutnya dari Rena-chan." Senyum mesum tiba-tiba tercetak di balik masker Kakashi dan tidak lupa semburat merah tipis hinggap di bawah mata Kakashi tanda bahwa pikiran mesumnya kembali muncul membayangkan isi dari novel kramat miliknya.

"Tck... Kakashi-sensei benar." Naruto merespon ucapan Kakashi dengan nada sedikit kesal karena dipermain oleh Sensei bermasker itu. Ingin sekali rasanya Naruto menonjok wajah mesum Kakashi yang saat ini terpampang jelas di depannya.

"Yosh... Ayo kita serang mereka bersama Kakashi-sensei, dengan begitu aku akan menggantikan posisi Gai-sensei sebagai rival anda." Lee mengepal kuat-kuat tinjunya di udara dengan pupil mata yang berubah menjadi kobaran api.

'Oiii~Oiii... Gai saja sudah membuatku risih, apalagi kau... Apa yang sudah kau perbuat pada Lee, Gai?' Batin Kakashi lesuh dengan keringat seukuran biji jagung turun di kepala belakangnya.

"Mati kalian semua!" Sebuah suara dari arah atas tiba-tiba mengintrupsi Naruto dan yang lain.

Secara bersamaan Naruto dan Kakashi menoleh ke atas dan mendapati seorang wanita berambut ungu bergelombang terbang menggunakan sayap Iblis dan memegang sebuah tongkat yang mengarah ke mereka. Dan tak berselang lama, sebuah lingkaran sihir langsung melesat dari ujung tongkat itu menuju ke mereka.

"Minna,... Menghindar!" Teriak Naruto sambil merentangkan tangan kanan.

Kakashi dan Lee langsung melompat ke arah yang berbeda, sedangkan Naruto langsung menarik tangan Raynare dan melemparnya menuju Kakashi. Dan tepat setelah itu...

Duar!

Lingkaran sihir tersebut menghantam tanah dan menciptakan ledakan yang cukup besar. Untungnya Naruto cepat menggunakan [Hiraishi] setelah melempar Raynare dan tidak sampai terkena serangan itu.

"Owari da!" Wanita pelempar lingkaran sihir itu bergumam pelan lalu menjilat bibirnya sendiri. Dia merasa yakin bahwa ada yang terkena serangannya barusan.

"Benarkah?"

Wanita itu atau Yubelluna, [Queen] Riser agak tersentak ketika mendengar suara seseorang dari arah timur. Yubelluna segera menoleh ke sana dan mendapati pemuda pirang tengah berdiri di atas reruntuhan tertinggi bekas GYM.

"Kisama!... Bagaimana kau bisa lolos?... Aku yakin ledakan itu mengenai tepat setelah kau melempar gadis itu."

"Itu berarti kau menderita penyakit mata." Naruto merespon dengan nada sedikit mengejek.

"Apa katamu..." Yubelluna kembali melempar sihir bom miliknya ke Naruto. "... Terima ini!"

Naruto langsung melompat dari rentuhan menghindari serangan dari Yubelluna. Sambil berlari menuju lokasi terbang Yubelluna, Naruto berteriak kepada Kakashi, Lee dan Raynare. "KALIAN BERTIGA!... CARI LAWAN YANG MASIH TERSISAH, BIAR AKU YANG MENGURUS JALANG INI DAN KING-NYA!"

Kakashi, Lee dan Raynare mengangguk paham lalu segera meninggalkan area tersebut.

Yubelluna yang panggil 'Jalang' oleh Naruto menggertakan gigi marah dan langsung melempar beberapa bom ke pemuda yang tengah berlari ke arah dirinya.

Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!

Dengan mudah Naruto menghindari serangan dari Yubelluna. Sambil berlari Naruto mendongak ke Yubelluna yang terbang di atas jangkauan dari [Hiraishin] yaitu 150 meter.

'Apa dia mengetahui jarak terjauh dari [Hiraishin]... Ahh, masa bodoh dengan itu!' Naruto menggeleng pelan dan berlari menuju ke sebuah gedung yang cukup tinggi di selatan lapangan tempat Yubelluna melayang.

"Kau tidak akan kubiarkan kabur!" Yubelluna kembali melempar beberapa serangan menuju Naruto yang sudah berada di depan gedung tersebut.

Sebuah ledakan yang berhancurkan dinding bangunan tersebut tercipta, namun tidak sampai mengenai Naruto karena pemuda itu langsung melompat ke atas dan bergelantungan di sisi sebuah jendela dan kembali melompat saat dua serangan menuju ke dirinya.

Duar! Duar!

Naruto terus melompat ke jendela satu ke jendela lainnya. Beberapa orang yang melihat hal itu mengerutkan kening mereka karena berpikir kenapa Naruto tidak menggunakan sayap Iblis-nya untuk terbang langsung menuju Yubelunna.

Naruto akhirnya mencapai puncak gedung itu dan langsung melompat ke Yubelluna.

"Kau lumayan juga."

Dalam keadaan melayang, Naruto mendengar suara Riser dari arah belakang. Dalam gerakan lambat, Naruto langsung menoleh dan mendapati pewaris klan Phenex tengah berdiri dengan dua tangan berada di saku dan memandang Naruto dengan tatapan arogansinya.

"Akan kuurus kau nanti, Teme!" Naruto mengembalikan pandangan ke depan atau lebih tepatnya ke Yubelluna yang kembali melempar beberapa bom ke arahnya.

"Owari da!" Gumam Yubelluna melihat beberapa bom miliknya sudah berada di depan Naruto yang melesat ke arahnya.

Namun Yubelluna tiba-tiba terkejut bukan main ketika Naruto tiba-tiba menghilang diikuti seberkah kilatan kuning sehingga bom miliknya malah melesat menuju gedung tadi.

"Di mana di-"

Duagh!

Naruto tiba-tiba muncul di atas Yubelluna dan langsung melakukan sebuah tendangan salto menyamping yang cukup kuat hingga mengirim Ratu Bom ke permukaan tanah dengan kecepatan tinggi.

Duaarrr!

"Arrrrggghhhh!" Yubelluna meraung kesakitan ketika menghantam tanah dan menciptakan ledakan serta kepulan debu.

"Masih belum!" Dalam keadaan masih melayang, Naruto mengumpulkan [Demonic Power] di telapak tangan kanan yang perlahan berputar cepat hingga tercipta [Rasengan] berwarna kehitaman. Setelah itu, Naruto langsung menukik menuju Yubelluna yang kini terbaring di tengah-tengah kawah bekas benturan.

"[Rasengan]"

Duaarrr!

Ledakan besar kembali terjadi di tempat yang sama ketika Naruto mencapai Yubelluna dan menghantamkan tehnik ciptaan Yondaime-Hokage yang berhasil Naruto ubah sumber pembentukannya dari [Chakra] ke [Demonic Power].

"Arrrhhhhhggggggg!" Teriakan kesakitan terdengar dari dalam kepulan debut dan tak berselang lama suara Grayfia kembali bergema di arena Rating Game.

'[Yubelluna... Queen dari Riser-sama berhasil dikalahkan dan tidak dapat melanjutkan Rating Game]'

Riser dan [Peerage]-nya pun menggertakan gigi mendengar informasi yang baru saja mereka dengar. Berbeda dengan Keluarga Naruto yang malah tersenyum mendengar informasi ini.

Di atas gedung tidak jauh dari Naruto. Terlihat Riser berdiri di ujung dan memandang kesal kepulan asap dan sedikit takut melihat Naruto dengan mudahnya mengalahkan Yubelluna. Riser segera menggeleng dan menghilangkan rasa takut yang baru dirasakan tadi. Tak berselang lama, kepulan asap menghilang dan menampakkan Naruto yang berdiri memandang ke Riser.

"Sekarang giliranmu, Teme... Bersiaplah!" Naruto menunjuk lurus Riser dengan mata terlihat sedikit menampakkan kemarahan. Bagi Riser, tatapan itu seolah-olah menantang dirinya.

Riser menyeringai sombong dan dengan percaya dirinya, ia malah menantang balik Naruto. "Datanglah kesini, Iblis Rendahan!"

.

.

.

.

.

Di luar gedung Klub Penelitian Ilmu Gaib. Shikamaru, Gaara dan Karin terlihat berjalan menuju hutan kecil di mereka.

"Jadi... [Queen], [Rook], 2 [Knight] dan 4 [Pawn] mereka sudah kalah?" Shikamaru yang berjalan di tengah-tengah membuka suara dengan tampangnya yang terlihat malas. "Itu berarti lawan kita tinggal 8 saja... Tim Eksekutor lumayan juga menghambisi setengah dari mereka dalam waktu 30 menit."

"Naruto tampaknya sudah berhadapan dengan Yakitori itu... Jadi apa yang akan kita lakukan?" Tanya Karin yang berjalan di sebelah kanan Shikamaru.

"Tentu mengurus sisanya." Respon Shikamaru agak malas. "Cepat cari mereka!"

"Cih... Aku sudah menemukan mereka, Rusa... 4 orang tepat berada di depan kita, kira-kira 400 meter dari sini dan 2 ada di arah sana!" Karin menunjuk ke arah kanan.

"Kemana yang satunya?" Tanya Gaara datar.

"Hmmnn..." Karin kembali fokus menggunakan tehnik sensor miliknya dan tak berselang lama ia akhirnya menemukan apa yang dia cara. "Dia berada tidak jauh dari tempat Naruto."

"Apa mungkin ia berniat menyerang Naruto ketika tengah bertarung melawan pirang itu."

"Mana kutau Rusa... Tapi sepertinya dia tidak bergerak sama sekali."

"Hmnn... Kalau begitu kita selesaikan yang 4 dan sisanya biar Kakashi-sensei dan yang lain mengurusnya." Jelas Shikamaru kemudian mengarahkan telapak tangan pada telinga.

"Kakashi-sensei... Dimana lokasi kalian?" Tanya Shikamaru melalui alat komunikasi di telinga kirinya.

'[Kami berada tidak jauh dari hutan di dekat markas]'

"Bagus... Kalau begitu aku serahkan 2 lawan kita yang berada di arah kiri kalian."

'[Kami mengerti]'

Shikamaru menghela nafas sejenak sambil memikirkan cara untuk menjatuhkan ke-4 lawannya dalam satu serangan dan tak berselang lama akhirnya ia menemukan cara yang tepat. "Gaara..."

Orang dipanggil menoleh ke Shikamaru dengan wajah datar seperti biasa. "... Apa kau bisa menciptakan ombak pasir yang melebih tinggi pohon di hutan?"

"Hn... Asalkan ada pasir yang tersedia cukup banyak, aku bisa."

"Bukannya kau bisa menghancurkan mineral di dalam tanah dan mengubahnya menjadi pasir?"

"Hn... Tadi aku sudah bilang, aku bisa melakukannya."

"Tapi ucapanmu sebelumnya seolah kau tidak yakin bisa melakukannya, Mendokusei." Shikamaru kemudian menoleh ke Karin dengan tampak sedikit jengkel karena wajah gadis itu terlihat tidak bersahabat ketika ia memangdanginya. "Setelah Gaara melancarkan serangan pasirnya... Gunakan rantai-mu untuk menusuk langsung mereka ketika melompat atau sudah terkena serangan pasir Gaara... Sedangkan tugasku adalah membuat mereka sedikit panik dengan bayanganku."

"Mengerti?" Secara bersamaan Karin dan Gaara mengangguk paham.

.

.

.

Sekitar 5 menit kemudian, di belakang sebuah pohon Shikamaru berjongkok dan sesekali menoleh ke Gaara yang berada di sebelah kanan yang juga dalam keadaan berjongkok dengan telapak tangan menyentuh permukaan tanah.

'[Mereka sudah berjarak 15 meter dari kalian berdua... Sekaranglah saatnya sebelum mereka menyadari aura iblis kalian!]'

Shikamaru mengangguk pelan. Perlahan bayangan tubuh Shikamaru mulai memanjang dan terbagi menjadi 4 bagian. Sedangkan di sekitar tubuh Gaara, pasir dalam jumlah banyak mulai berkumpul dan siap untuk melakukan sapuan bersih untuk ke-4 [Peerage] Riser.

.

.

Di tempat ke-4 target Shikamaru. Mereka langsung terkejut ketika melihat bayangan yang tiba-tiba muncul dan melesat ke arah mereka.

"Minna.. Menghindar!" Teriak salah satu dari mereka yang merupakan wanita berpakaian Maid. Sesegera mungkin wanita itu dan dua lainnya melompat menjauh, namun salah satu dari mereka terlambat dan langsung tertangkap bayangan dari Shikamaru.

"MARION!" Teriak ke-3 [Peerage] Riser melihat wanita berpakaian Maid tertangkap bayangan tadi.

"Gaara... Sekarang!" Shikamaru berteriak sambil menoleh ke arah Gaara.

Pemuda bersurai merah bata mengangguk pahan dan langsung mengarahkan kedua tangan ke arah depan.

"[Ryuusa Bakuryu]"

Pasir yang tadi di sekitar tubuh Gaara mulai bergerak ke arah depan, pasir yang berada pada permukaan tanah pun ikut bergerak dalam jumlah banyak sehingga menciptakan sebuah ombak besar yang tingginya mencapai 10 meter dan langsung menyapu k-4 lawan mereka.

"Arrrrrrhhhhhhhhhh...!" Teriak ke-4 [Peerage] Riser terkena serangan ombak pasir Gaara. Untung saja, Shikamaru berhasil melepas bayangan yang mengikat Marion sehingga tidak sampai membuat pemuda Nara terpental.

Setelah ombak pasir tersebut mereda. Shikamaru langsung memberi perintah ke Karin melalui telepati. Dan tepat setelah mendapat perintah dari Shikamaru, Karin segera mengeluarkan sayap Iblis-nya dan terbang menuju hamparan pasir bekas dari ombak Gaara.

Dalam keadaan melayang, Karin segera mencari keberadaan ke-4 [Peerage] Riser yang terkubur di dalam pasir. Beberapa menit kemudian, ia akhirnya menemukan ke-4-nya dan langsung mengeluarkan empat rantai emas dan melesat ke empat arah yang berbeda.

Jrash! Jrash! Jrash! Jrash!

'[Tiga Pawn dan Bishop dari Riser-sama telah dikalahkan dan tidak dapat melanjutkan Rating Game]' Suara Grayfia kembali bergema di seluruh area tersebut.

.

.

Dan tak berselang lama di tempat Kakashi, Lee dan Raynare mereka berhasil mengalahkan dua lawan mereka secara bersamaan.

Jrashh!

Duarr! Jleeb!

Kakashi berhasil menebas [Rook] Riser dengan Kubikiribocho, sedangakn Lee dan Raynare melakukan kombinasi tendangan dan tusukan tombak dar [Spear Birth] dan mengalahkan [Pawn] terakhir dari Riser.

'[Rook dan Pawn dari Riser-sama telah dikalahkan dan tidak dapat melanjutkan Rating Game]'

"Yare~Yare... Aku kira lumayan kuat melihat rekor Rating Game mereka, tapi kita bahkan tidak berkurang sama sekali." Kakashi mengeluarkan komentar perihal Rating Game ini sambil membaca novel nista favoritnya.

"Kakashi-sensei... Ayo kita buat Tim spesial bernama 'Duo KakaLee'... Aku yakin Gai-sensei pasti senang dengan Tim ini!" Ujar Lee secara tiba-tiba dengan semangat 45-nya membuat Kakashi langsung depresi berat mendengar nama tim spesial itu.

"O-Oii... O-Oiii... Jangan seenaknya membentuk tim... Dan apa-apaan namanya itu, terdengar seperti pasangan homo tau."

"Nama itu terdengar cukup keren, Kakashi-sensei... Pas untuk kalian yang sama-sama jomblo." Ujar Raynare semakin memperparah depresi dari Kakashi.

Entah datang dari mana asalnya, sebuah tulisan 'Jomblo' berukuran besar tiba-tiba mendarat tepat di atas Kakashi dan menindih tubuh pria bermasker itu. Dengan mata berputar-putar, Kakashi terus bergumam 'Jomblo' secara berulang-ulang.

"YOSHA!" Lee kembali berteriak sambil mengarahkan kepalan ke langit. "DENGAN INI TIM DUO KAKALEE RESMI TERBENTUK!" Dan tanpa persetujuan Kakashi, Lee pun mendeklarasikan terbentuknya Tim tersebut.

"TIIIIDAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK!" Teriakan pilu Kakashi pun terdengar hingga radius 100 meter di area tersebut.

.

.

.

.

.

"Menyerahlah Riser... [Peerage]-mu tinggal satu orang saja." Ujar Naruto tenang. Dia saat ini berada di atas salah satu gedung Kuoh Akademi dan didepannya Riser berdiri sambil memasukkan kedua tangan di saku.

"Cih... Menyerah? Jangan bercanda bocah!... Aku sendiri sudah cukup untuk mengalahkan kalian semua." Riser merespon ucapan Naruto sambil mengarahkan tangan ke depan dan menantang Naruto untuk segera maju. "Lagipula [Peerage]-ku hanya sebuah bidak yang memang sudah tugasnya untuk dikorbankan demi kepentinganku... Namun mereka tampaknya gagal melakukan tug-"

Duaghh!

Secara tiba-tiba Naruto muncul tepat di depan Riser dan langsung melayang sebuah Uppercut keras yang membuat pewaris Klan Phenex terdorong beberapa meter kebelakang.

"Gocha-gocha uruse, Teme!... Orang sepertimu 'lah yang paling aku benci!" Masih dalam keadaan tangan kanan terkepal habis melakukan Uppercut, Naruto mengirim tatapan mematikan khas Uzumaki Naruto. Dan dalam sekejap Naruto langsung menghilang diikuti seberkah kilatang kuning.

Duagh!

Naruto muncul tepat di samping kepala Riser dan langsung mengirim tendangan menyamping yang mengenai tepat di kepala pirang Riser hingga membuat pria itu menghantam permukaan keras bangunan tersebut. Kepulan asap kecil pun tercipta ketika Riser menghantam permukaan.

Dalam keadaan melayang, Naruto terpaksa menunda serangan berikutnya ketika sebuah bola api tiba-tiba keluar dari dalam kepulan asap menuju ke kepalanya. Dengan sigap Naruto memiringkan kepala sehingga bola api tersebut lewat di samping kiri wajahnya.

'Panas!' Batin Naruto ketika bola api tersebut melewati sisi kiri wajahnya.

Tak berselang lama, Riser tiba-tiba keluar dari dalam kepulan debu dan terbang menjauh menggunakan sayap iblis yang sedikit berbeda dari yang lain, dimana sayap iblisnya merupakan kobaran api. "Apa hanya segitu kemampuanmu?"

"Lalu? Kenapa kau malah terbang menjauh?... Itu artinya kau takut, Bokong Api."

"Konoyaro... Terima ini!" Riser menciptakan sebuah bola api besar dan langsung ia luncurkan ke Naruto yang tengah berdiri di bawahnya.

Naruto memundurkan sedikit kaki kanannya dan langsung melompat menuju bola api tersebut, beberapa detik sebelum mengenai tubuhnya, Naruto langsung menghilang diikuti seberkah kilatang kuning.

Blaarr!

Bola api Riser pun menghantam permukaan lantai bangunan tersebut hingga menciptakan lubang besar.

Riser menyeringai sombong, namun seketika menghilang ketika Naruto tiba-tiba muncul tidak jauh darinya dan langsung melesat dengan sebuah pukulan. Riser berhasil menghindar dengan terbang menyamping sedangakan Naruto mendarat di permukaan dengan sedikit terseret kebelakang.

"Apaaa? Bagaimana dia bisa berada di atasku... Aku yakin tadi dia berada di bawah bola api milikku." Riser mulai merasa takut dengan kecepatan Naruto yang tiba-tiba muncul di depannya. Riser memutar tubuhnya ke Naruto kemudian merentangkan kedua tangan ke samping.

"Kau!... Bagaimana kau bisa secepat itu, Kisama?!"

"Baakaaaa... Mana mau aku mengatakan dari itu kepadamu, Yakitori-chan!"

"Cih..." Riser mendecih kesal dan perlahan sayap apinya mulai membesar hingga menyelimuti seluruh tubuhnya dan membentuk menyerupai burung. "... Dengan keindahan kekuatan api dari Klan Phenex... Aku kubuat tubuhmu menjadi abu, Kuso-gaki!" Dalam kecepatan tinggi, Riser langsung melesat ke Naruto.

"Kalau begitu..." Naruto membuka telapak tangan kanan dan perlahan [Demonic Power] mulai bermunculan hingga tercipta [Rasengan] berukuran lebih besar dari biasanya. "... Akan kuperlihatkan cara seorang Shinobi menyiksa lawan mereka." Dan tepat setelah itu, Naruto langsung melompat menuju Riser yang sudah melesat dalam kecepatan tinggi.

'Apa itu?' Batin Riser dan beberapa orang di tempat berbeda ketika melihat [Rasengan] dari dari monitor.

"[Odama Rasengan]"

Blaaaarrrrr!

Ledakan api berukuran cukup besar ketika pukulan Riser yang terselimuti api berbenturan dengan [Odama Rasengan] Naruto. Beberapa detik saling mengadu kekuatan, tiba-tiba Naruto menghilang dari depan Riser dan muncul di atas pria itu dan langsung mengirimkan [Odama Rasengan] ke punggung.

"Arrrgghhhhh!"

Teriak Riser ketika Naruto mendorong [Odama Rasengan] ke arah bawah sehingga keduanya melesat menuju ke permukaan lantai.

Duaaarrrr!

Ledakan cukup besar terjadi ketika menghantam lantai dan terus melesat hingga mencapai lantai dasar bangunan dan menciptakan ledakan lain serta kepulan debu yang beterbangan dari jendela gedung.

Di dalam gedung yang sebagian besar strukturnya sudah hancur, Naruto terlihat mencengkram leher Riser dan mengakatkanya ke atas. Terlihat jelas luka bekas [Odama Rasengan] Naruto di punggung Riser mulai beregenerasi.

"Hahaha... Serangan seperti itu tidak akan mengalahkanku, Kisama!" Walaupun Naruto sudah mencengkram lehernya, Riser malah semakin arogan dan hal itu semakin membuat Naruto kesal. "Aku adalah Riser Phenex... Pewaris dari Klan Phenex yang merupakan Klan yang abadi di Underwold."

"Ini baru permulaan, Teme!"

Naruto mempererat cengkramannya dan langsung menghantamkan tubuh Riser pada lantai hingga membuat lantai retak di beberapa bagian serta kepulan debu. Belum cukup sampai disitu, Naruto mengangkat kaki kanan kebelakang dan langsung menendang Riser ke arah dinding.

"Aku kubuat sifat Aroganmu itu menghilang!"

Duaarr!

Ledakan di dinding bangunan tempat Naruto kembali muncul dan dari ledakan tersebut Riser terpental agak jauh hingga mendarat cukup keras pada permukaan lapangan.

Perlahan luka lebam bekas tendangan Naruto di tubuh Riser mulai menghilang. Riser pun bangkit dan berteriak ke Naruto yang tiba-tiba melesat dengan kecepatan tinggi dari bangunan tersebut ke arahnya. "APA HANYA ITU YANG KAU PUNYA... KAU LUPA KALAU TUBUHKU INI ABADI... KISAMA!"

"BAGAIMANA DENGAN INI!" Balas Naruto dan kembali menghilang diikuti seberkah kilatan kuning.

Duag!

Naruto muncul di depan Riser dengan posisi berjongkok dan langsung melayang sebuah High Kick ke dagu Riser hingga terpental ke atas. Belum cukup sampai disitu, Naruto kembali menghilang dan muncul di atas Riser dan melayang sebuah pukulan. Sedangkan di tangan kiri Naruto, tercipta lingkaran kecil dan keluar kunai bermata tiga.

Kejadian yang sama terus berulang. Naruto terus melayangkan pukulan, tendangan dan ayunan kunai setiap ia muncul di sekitar Riser. Di area lapangan tersebut, kilatan kuning terlihat secara bergantian dengan kecepatan tinggi bermunculan diikuti suara serangan Naruto berupa pukulan, tendangan dan ayunan kunai.

Beberapa orang yang menyaksikan hal tersebut seketika tubuh mereka merinding melihat kecepatan dari Naruto yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, bahkan Iblis klas Ultimate seperti Sirzehcs, Ajuka, Serafall dan Grayfia tidak dapat melihatnya. Sedangkan Kakashi yang melihat hal itu, langsung teringat sosok ayah Naruto yang merupakan Sensei-nya semasa kecil hingga beranjak menjadi pemuda.

Kembali ke pertarungan. Setelah melancarkan puluhan atau bahkan ratusan serangan, Naruto menutupnya dengan sebuah tendangan keras di bagian punggung Riser hingga mengirim pria tersebut kembali menghantam permukaan tanah dengan kerasnya.

"K-Kau..." Riser bergumam lemah dengan tubuh penuh luka lebam dan sayatan, bahka pakaian yang ia kenakan sobek di sana-sini. Dan tampaknya, Re-generasi tubuhnya mulai melambat itu terlihat jelas ketika salah satu luka sayatan menutup dengan gerakan cukup pelan disertai kobaran api.

"Sepertinya Re-generasimu mulai melambat 'hee, Yakitori-chan?" Tanya Naruto dalam keadaan melayang dan detik selanjutnya ia langsung menghilang diikuti seberkah kilatan kuning dan muncul tepat di atas Riser yang tengah berbaring.

"Kuakui... Kekuatan Regenarasimu sangat hebat dan api tadi cukup panas... Namun,..."

"Namun apa, Kisama?"

"Kau terlalu sombong dengan kekuatanmu itu dan menggunakannya dengan cara yang salah... Jika saja kau menggunakan kekuatanmu untuk melindungi apa yang berharga untukmu... Mungkin kau bisa mengalahkanku."

"Tch... Apa kau tidak melihat aku menggunakan kekuatanku untuk melindungi Pure-Blooded Devil dari kepunahan di Underworld dengan cara memenangkan Rating Game ini dan bertunang-"

"Apa Rias setuju dengan itu?" Riser pun tersentak mendengar pertanyaan dari Naruto dan kehabisan kata-kata untuk menjawabnya. "Sudah kuduga... Asal kau tau Riser... Di Underworld masih banyak gadis Pure-Blooded Devil yang mungkin menjadi tunanganmu. Tapi karena kau terlalu sombong dan arogan, para gadis mungkin tidak ada yang mau walaupun kau pewaris Klan-mu... Contohnya saja Rias."

"Jadi mulai sekarang... Hilangkan sifatmu yang terlalu menyombongkan kekuatanmu itu dan cobalah untuk melindungi apa yang berharga untukmu dengan kekuatanmu... Lihat itu!" Naruto meneloh ke arah samping kanan begitupula dengan Riser yang tengah berbaring dan mendapati gadis berambut pirang model bor berlari ke arah mereka sambil menangis dan meneriaki nama Riser.

"Dia Imouto-mu 'kan?" Tanya Naruto dan direspon gumaman pelan dari Riser. "Aku tadi sempat bertemu dengannya... Dan apa kau tau dia mengatakan apa?... Dia mengatakan kepadaku untuk tidak terlalu kasar kepadamu karena dia sangat khawatir kau nanti terluka parah atau bahkan mati."

"R-Ravel mengatakan hal itu?" Riser sedikit tidak percaya adiknya mau melakukan hal nekat bertemu dengan Naruto dan mengatakan hal itu mengingat ia baru saja merasakan seberapa kuat sebenarnya Uzumaki Naruto.

"Tentu saja, Baka... Dia itu Imouto-mu jadi dia pasti tidak ingin melihatmu terluka... Tapi, kau malah mengatakan hal yang menyinggungku sehingga mau tidak mau aku harus melakukan hal ini." Naruto bergeser sejenak untuk memberi ruang untuk Riser duduk. Setelah pria bersurai pirang itu sudah duduk,

"Oh iya, aku hampir lupa..." Naruto mengepal tangan kanannya dan...

Duagh!

... Langsung memukul rahang Riser hingga membuat pewaris Klan Phenex meringis kesakitan. "... Itu untuk panggilang 'sayang' darimu untuk kekasihku!" Ujar Naruto datar. Tidak ada balasan sama sekali dari Riser karena ia masih merasakan luka ratusan serangan dari Naruto yang beberapa sudah sembuh.

"ONII-SAMA!" Teriak Ravel dan langsung mengambur ke pelukan sang Kakak.

"R-Rave-chan...!" Riser sedikit tersentak ketika Ravel tiba-tiba melompat dan memeluk erat dirinya.

Ravel dan Riser tiba-tiba menoleh ke Naruto ketika mendengar suara tangan yang regangkan. "Jadi... Apa kalian berdua masih ingin melanjutkan?... Aku sebenarnya masih belum puas karena belum menendang bokongmu." Naruto menyungging seringai ketika melihat ekspresi Ravel dan Riser. 'Mari kita lihat apa kau sudah mulai berubah Riser.' Batin Naruto.

"Na-Naruto-sama... Bukannya kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti Onii-sama?... Lihat Onii-sama sekarang, dia sudah babak belur olehmu." Ravel kemudian menatap wajah sang Kakak yang masih memeluknya. "Onii-sama... Tolong menyerahlah, A-Aku tidak mau melihat Onii-sama... hiks... hiks... terluka lebih dari ini." Air mata Ravel pun tumpah dan membasahi pakaian sobek-sobek dari Riser.

"Kau lihat 'kan... Imouto-mu saja yang sudah kau menfaatkan sebagai seorang bidak hanya untuk kepentinganmu sendiri menangis karena tidak tega melihatmu terluka... Jadi apa kau masih mau menyerah dan membatalkan pertunganmu dengan Rias-chan?"

Riser mulai mencerna setiap kata dari kalimat Naruto barusan dan perlahan cairan bening mulai terlihat di ujung matanya mengingat apa yang sudah ia lakukan terhadap Ravel begitupula Ravel yang selalu mengkhawatirkan dirinya. Dan ia juga berpikir, jika melanjutkan Rating-Game ini, mungkin bukan cuma lukanya yang semakin parah. Ravel pasti akan ikut terluka. Maka satu-satu cara untuk menghindari kedua hal itu adalah...

"A-Aku menyerah dan..." Ucap Riser agak pelan lalu mempererat pelukannya pada Ravel. "... Maaf karena sudah membuatmu khawatir dan juga aku selama ini sudah memanfaatkanmu, Ravel-chan."

"A-Aku memaafkanmu Onii-sama." Balas Ravel dan ikut mengecengkan pelukan persaudaraan mereka.

Naruto menyungging senyum tipis dan segera beranjak dari tempat itu. Ravel melirik Naruto yang sudah agak jauh dari mereka sambil membatin.

'Arigatou... Naruto-sama!'

'[Karena Riser Phenex-sama telah menyerah... Pemenang Rating Game ini adalah... Uzumaki Naruto-sama]'

"KORA... BERHENTI MENAMBAHKAN EMBEL-EMBEL 'SAMA' DI NAMAKU, GRAYFIA-SAN!" Teriak Naruto kesal karena dia memang membenci yang namanya formalitas.

.

.

.

.

.

Beberapa menit setelah Rating Game. Naruto beserta keluarganya muncul dari lingkaran di Ruang Penelitian Ilmu Gaib. Tanpa basa-basi Rias langsung berlari dan menghambur ke pelukan pemuda pirang yang merupakan kekasih sekaligus orang yang telah menyelematkannya dari acara pertunangannya dengan Riser.

"Arigatou... Hontou ni Arigatou Naruto-kun!" Ucap Rias dan cairan bening sedikit tumpah dari sudut mata Blue-Green indahnya.

Naruto membalas pelukan Rias dan tidak lupa membelai lembut surai merah yang mengingatkan dirinya akan sosok Uzumaki Kushina. "Hmnn... Doita Rias-chan."

Semua orang yang berada di sana tersenyum melihat adegan keduanya, bahkan Issei yang biasanya cemburu melihat Naruto dan Rias kini ikut tersenyum karena Raynare memeluk dirinya. Beberapa menit kemudian Naruto dan Rias melepas pelukan mereka. Setelah itu, baik Naruto dan Keluarganya sedikit menceritakan tentang Rating-Game yang baru saja mereka jalani ke Rias dan Keluarga Iblisnya.

"Nee.. Naruto-kun..." Panggil Rias dengan nada lembut kepada Naruto yang duduk di sofa yang sama.

"Ada apa Ri... Iteeee... Apa yang kau lakukan Rias-chan!" Naruto tiba-tiba membentak Kekasihnya ketika sebuah jitakan kasih sayang mendatat mulus di kepala pirangnya.

"Itu balasan karena memeluk Raynare, Na-ru-to."

"Haaaa... Aku baru ingat..." Issei yang tau maksud dari Rias langsung menoleh ke pemuda bersurai pirang. "Oii Naruto-teme... Kenapa kau tadi memeluk Raynare-chan haa?"

"Bersyukurlah karena kau menyelematkan gadismu dari ledakan Ero-Gaki... Itu tadi refleks... Kau tau refkeks 'kan?" Balas Naruto sambil mengirim tatapan tajam ke Issei. "Dan siapa yang panggil 'teme', Konoyarou?" Tanya Naruto kepada Issei yang kini sudah merinding melihat tatapan tajam Naruto.

Perbincangan dua kelompok [Peerage] itu berlanjut hingga Naruto dan keluarganya berpamitan untuk pulang dan beristirahat, dan lagi-lagi Rias ingin ikut bersama Naruto ke apartemen mereka untuk menginap. Sambil menghela nafas berat, Naruto mengijinkan sang kekasih ikut mengingat bagaimana Rias jika keinginannya tidak terkabul maka segala cara pun akan dilakukan Rias.

.

.

.

.

.

Beberapa jam kemudian di area hutan kawasan Kyoto. Di gelapan malam hutan tersebut, 15 tubuh yang tidak sadarkan diri atau mungkin sudah tewas terlihat berserakan dimana-mana. Dan di tengah-tengah ke-15 tubuh tersebut dua sosok tengah berdiri.

"Cih... Sebenarnya mahluk apa mereka ini?... Aku merasakan aura yang sedikit familiar." Ujar sosok pertama berambut raven model pantat ayam sambil menyarungkan Katana yang bilahnya berkilau terkena sinar bulan.

"Ano.. Sasuke-kun, sebenarnya kita ada dimana?" Tanya sosok kedua seorang gadis berambut gulali.

"Aku tidak tau, Sakura." Respon datar dari pemuda yang diketahui bernama Sasuke. "Yang jelas kita bukan ada di Elemental Nation."

"T-Tidak mungkin!" Gadis bernama Sakura aga terkejut mendengar fakta barusan. "I-Itu berarti kita berada di dunia atau dimensi lain?"

"Hn..." Respon datar kembali dikeluarkan oleh Sasuke dan secara tiba-tiba ia langsung mengeluarkan satu kunai dan melemparnya ke arah kanan.

Trank

Suara logam yang berbenturan terdengar dari samping sebuah pohon. Tak berselang lama, seorang pemuda bersurai hitam dan mengenakan pakaian kombinasi antara seragam sekolah Jepang dan pakaian Cina Kuno muncul dari balik pohon tadi. Pemuda itu berjalan sambil meneteng sebuah tongkat di bahunya.

"Kalian berdua lumayan juga bisa mengalahkan 15 Youkai... Terlebih lagi, kalian adalah manusia." Ujar pria itu tenang.

Sasuke menyipitkan mata sedangkan Sakura langsung memasang kuda-kuda bertarung. Perlahan pupil mata sebelah kanan Sasuke berubah menjadi merah darah dengan tiga tomoe mengingat pemuda di depannya bisa menahan lemparan kunainya tadi sehingga Sasuke asumsukan pemuda ini bukan orang sembarangan. Sedangkan mata sebelah kiri ia tutupi dengan tangan kiri agar pemuda di depannya tidak melihat Rinnegan pemberian Rikudou Sannin.

"Siapa kau?" Tanya Sasuke datar.

.

.

.

.

.


TBC!

[TrouBlesome Cut]


Oke... Saya minta maaf karena Fic ini amat-sangat lama baru saya Update... Dan bagi kalian yang menunggu Fic saya yang lain, bersabarlah sedikit karena saat ini saya lumayan sibuk.

.

.

Balasan Review :

Zikin : Balasan review anda sedikit terungkap di Chapter akhir dimana Sasuke didatangi seseorang.

Dima ryuki : Nih sudah saya lanjut walaupun kelamaaan... Dan kapan Sasuke ketemu Naruto... Itu pas pertemuan ke-3 Fraksi.

MATAkami : Bener juga... :v :v

muth tagin : Peerage Naruto dan Rias mungkin gak bakalan saya gabung walaupun mereka nanti bakalan nikah, itupun klo mereka nikah :v ... Masalah Adegan Romance nanti saya pikirin satu-satu yng dapat Pair ... Masalah pertemuan NaruDKK dan SasuSaku, itu bakalan terjadi di Pertemuan ke-3 Fraksi.

Ratna ajani : Masalah Pair Peerage Naruto ... Itu akan muncul secara bertahap, dan sudah saya pikirkan siapa dengan siapa.

Suci rahayu : Liat aja pas pertemuan ke-3 Fraksi.

Azriel LobangAnus : Makasih Flame-nya oiii ... Sebenarnya Situ yng gak pake Otak atau mungkin udah gak punya? Ahhh ... Mahluk [Bukan Manusia] Kek ente mang udah gak punya OTAK dn rasa MALU ... Flame kok make nama Pen-Name orang lain... Oke itu aja :v :v

.

.

Oke... Mungkin itu saja yang perlu saya sampaikan... Saya mengucapkan Terima Kasih telah Menunggu... Fav... Follow... Me-Review... Ataupun sekedar membaca Fic ini.

Terakhir... Jangan lupa meninggalkanl komentar mengenai Chapter ini... Baik itu Saran, Tanggapan, Apresiasi atau... Flame?

Tulis semuanya pada Kotak Review dan akan saya tampung menjadi satu dan membalasnya...

.

RootWood Out!