The Story of Namikaze Uzumaki Naruto

Disclaimer: I don't own Naruto or any other character in it.

Rate: T

Genre: Adventure, a little Romance, Family, Friendship, and Mystery.

Pairing: Naruto x Mini Harem (Naruto x Hinata x Kitsumi x ?).

Warning: gaje, abal, (miss) typos, OCs, OOC, ide pasaran, n berbagai teman"nya.

A/N:
"human"
'human thinking'
"jutsu"
(technique)

.

.

.

.

.


.

.

.

.

.

Chapter 3: Pelatihan Dimulai

Pagi yang indah di desa konoha. Setidaknya itulah menurut beberapa orang, sedangkan yang lain merasa jengkel melihat 'seonggok sampah' maenghancurkan pagi indah mereka.

Pada pagi ini mereka merasa heran, kesal, takut, jengkel, dan banyak perasaan lain ketika melihat seorang bocah blonde berpakaian mencolok seperti biasa sedang berjalan entah mau kemana di tengah desa. Anak itu adalah Uzumaki Naruto. Biasanya jika naruto berada di tengah

desa, dia akan membuat kericuhan, tetapi sekarang berbeda, dia berjalan dengan tenang tidak berbuat apa-apa.

Sedangkan naruto berusaha sekuat tenaga untuk tidak berlari dibawah tatapan itu. Karena dia telah berjanji untuk menjadi kuat pada 'sosok' yang ada dalam dirinya. Dan ini adalah langkah awalnya.

Dia sedang menuju perpustakaan konoha -setelah sarapan di warung ichiraku, sarapan ramen tentunya- untuk belajar bagaimana caranya menjadi kuat.


Perpustakaan Konoha. Adalah bangunan besar dengan desaign bangunan kuno jepang. Perpustakaan ini berisi informasi yang tak terhitung jumlahnya, akan tetapi tidak semua informasi terungkap di dalam bangunan ini.

Terlihat seorang bocah blonde memasuki perpustakaan, dan diberi sambutan yang tak menyenangkan. Orang-orang menatap naruto dengan pandangan kesal dan heran mengapa naruto berada di perpustakaan pagi-pagi begini. Mengacuhkan tatapan mereka semua, naruto pergi ke bagian 'Shinobi'. Mengambil beberapa buku dan gulungan yang diperlukannya, kemudian duduk di sebuah meja kosong untuk membaca buku dan gulungan itu. Banyak orang mengatakan naruto itu bodoh tetapi sebenarnya dia hanya malas belajar, -terlalu merepotkan menurutnya- tetapi karena dia telah berjanji, -dan janji harus ditepati, itu adalah prinsipnya- mau tidak mau dia harus belajar.

Naruto terus membaca buku-buku itu hingga beberapa jam dan tidak menyadari sepasang mata amethyst kecil yang memperhatikannya dari balik sebuak rak buku.


Pagi telah berganti siang, dan siang telah berganti sore. Suasana sore hari yang cukup sejuk kembali menyelimuti desa konoha, membuat para penduduk sedikit rileks dari pekerjaan mereka masing-masing. Terlihat seorang bocah blonde keluar dari perpustakaan membawa kantongan kecil berisi beberapa buku dan gulungan -salah satunya adalah 'HOW TO CONTROL YOUR CAKRA - VOLUME ONE'-. Meregangkan sedikit otot-otot tubuhnya kemudaia naruto berjalan kembali. Dan tidak menyadari seorang gadis kecil berambut indigo pendek mengikutinya keluar perpustakaan.

Setelah Naruto membaca beberapa buku di perpustakaan, dia memutuskan untuk pergi mencari tempat latihan.

Merasa tidak bisa menemukan satupun tempat latihan yang cocok, naruto berpikir dia harus menanyakan seseorang yang tahu seluk beluk desa konoha dengan baik. Dan dia tahu siapa orang itu..

Merasa pilihannya tepat, naruto berlari sekencangnya menuju tempat orang itu berada. Tidak menyadari seorang gadis kecil mengikutinya berlari.


Kage, adalah tingkat paling tertinggi bagi seorang shinobi. Di Elemental Nation, hanya ada lima orang yang diberi gelar kage yang disebut dengan Go-Kage. Masing-masing kage berada di masing-masing desa dari lima negara besar. Nama-nama kage tersebut antara lain: Hokage di desa Konohagakure bagi Hi no Kuni, Kazekage di desa Sunagakure bagi Kaze no Kuni, Mizukage di desa Kirigakure bagi Mizu no Kuni, Raikage di desa Kumogakure bagi Kaminari no Kuni, dan Tsuchikage di desa Iwagakure bagi Tsuchi no Kuni.

Di gedung hokage yang berada di desa konoha, pada salah satu ruangan terlihat seorang kakek tua dengan pipa tembakau yang menggantung di mulutnya, mengenakan kimono merah dan jubah putih dengan jilatan api dibawahnya khas jubah hokage, sedang berkutat dengan kertas-kertas 'terkutuk' yang membukit di mejanya dan menyita waktunya.

DOR DOR DOR

Pintu diketuk -atau digedor?- mengganggu kegiatannya.

Menghela napas lega -karena ada yang dapat mengalihkan perhatiannya- serta mengeluarkan asap dari pipa tembakau yang ada di mulutnya kemudian berkata "masuk".

Dan pintu dibuka menampakkan seorang bocah blonde yang tersenyum tiga jari ke arahnya.

"Halo hokage-jiji apa kabarmu?" Kata naruto sambil lompat-lompat -atau terbang?- dan duduk didepan bukit kertas yang membuat naruto tak dapat melihat lawan bicaranya.

"Oh.. ternyata kau naruto-kun. Ada apa? Tidak biasanya kau berada disini." Kata Sandaime Hokage atau Sarutobi Hiruzen sambil menggeser beberapa tumpukan kertas dari depannya agar dapat melihat naruto, kemudian mencoba kembali menyelesaikan pekerjaanya.

"Hehehehe. Ano ji-jii. Aku mau bertanya sesuatu." Kata naruto sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Hmm." Kata hiruzen tidak memperhatikan lawan bicaranya.

"Apakah ada training ground di desa yang bisa kupakai?" Tanya naruto.

Hiruzen yang mendengarnya kaget sekaligus bingung.

"Apa?" Tanya hiruzen sambil melihat naruto yang masih menggaruk belakang kepalanya.

"Ano.. aku mau memakai salah satu training ground yang tak terpakai di desa untuk latihan menjadi shinobi." Kata naruto memilih kata-kata yang tepat dengan wajah sedikit memerah.

Hiruzen yang mendengar itu mengernyitkan dahinya bingung.

"Kau masih kecil naruto-kun. Kenapa kau tiba-tiba ingin berlatih menjadi shinobi.?" Kata hiruzen dengan nada sedikit bercanda.

Naruto yang mendengar itu menurunkan senyumannya.

"Karena.. karena aku terlalu lemah.. tidak bisa membela orang lain.. dan.. tidak bisa melindungi diriku sendiri." Kata naruto dengan suara kecil mengingat kejadian kemarin.

Hiruzen berpikir sejenak. Saat itu dia merasakan seseorang berada diluar pintu dan dia tahu siapa orang itu. Dan dia mengingat pembicaraan dia dengan orang itu kemarin malam.

"Hmm.. Bagaimana kalau kau berlatih dengan pamanmu?" Tanya hituzen.

Naruto yang mendengar itu membulatkan matanya kaget.

"Bagaimana ji-jii tahu-"

Ya. Naruto belum memberitahu hiruzen tentang dia bertemu pamannya.

"Iya naruto-kun, ji-jii tahu. Karena ji-jii lah yang membantu pamanmu selama ini." Kata hiruzen menenangkan naruto.

"..."

"Lagipula ji-jii yakin pamanmu dengan senang hati akan melatihmu, karena ji-jii telah menahan dia selama ini. Bukan begitu, fuuruto?" Panggil hiruzen kepada orang yang berada diluar pintu.

Cklek. Pintu terbuka memperlihatkan seorang pria berumur diawal 40-an mempunyai rambut merah dengan wajah tampan yang terlihat lelah mempunyai mata berwarna kuning keemasan berkulit putih mengenakan yukata putih serta tidak lupa syal kuning melilit lehernya.

"Tentu saja hokage-sama. Dengan senang hati. Hai naruto." Kata fuuruto sambil menyapa naruto.

"Paman.? Kenapa paman ada disini?" Naruto bingung kenapa pamannya ada disini.

"Kan sudah paman bilang paman selalu mengawasimu.*uhuk* Ketika paman 'melihat'mu bangun sangat pagi untuk pergi ke perpustakaan lalu buru-buru ke gedung hokage, paman bingung apa yang kau lakukan.*uhuk* Dan akhirnya paman memutuskan datang untuk memastikan." Kata fuuruto panjang lebar sambil tersenyum.

"..." Naruto hanya tersenyum mendengarnya.

"Jadi.. kenapa kau ingin berlatih menjadi shinobi, naruto?" Tanya fuuruto memastikan sekali lagi.

"Karena aku ingin menjadi kuat, dapat melindungi diriku sendiri dan dapat membela orang lain." Kata naruto tegas kepada dua orang yang lebih tua daripada dia.

Hiruzen dan fuuruto yang mendengar itu hanya tersenyum.

"Bagaimana fuuruto?"

"Ya hokage-sama. Saya akan melatihnya. Apabila nantinya identitas naruto terungkap, saya akan memastikan dia siap pada saatnya." Kata fuuruto tegas.

"Tentang itu, ji-jii. Apa aku boleh memakai awalan Namikaze pada namaku?" Tanya naruto.

"Tidak naruto-kun. Belum saatnya." Kata hiruzen melarang.

"Baiklah ji-jii." Kata naruto sedikit kecewa.

Fuuruto yang mendengar itu tersenyum sedih kemudian berkata "maaf hokage-sama. Saya meminta izin melatih naruto di hutan kematian. Karena saya lebih mengenal hutan kematian daripada training ground desa."

Naruto yang mendengar itu kaget. Sedangkan hiruzen berpikir sejenak kemudian berkata "baiklah. Aku memperboleh-"

"Dan juga pada saat-saat terentu saya ingin naruto menginap di tempat saya." Kata fuuruto tidak sabar dan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

"Hah.. baiklah baiklah. Aku memperbolehkannya." Kata hiruzen sambil menghela napas.

Naruto yang mendengar itu merasa senang.

"Arigatō ji-jii.." teriak naruto senang sambil memeluk hiruzen.

"Dōitashimashite naruto-kun." Kata hiruzen sambil membalas pelukan naruto.

Setelah fuuruto melihat 'adegan' pelukan -teletubies- dihadapannya telah berakhir, dia berkata "Arigatō hokage-sama. Kalau begitu kami permisi hokage-sama. Ayo naruto." sambil mengajak naruto.

"Baik. Mata ne ji-jii.." Kata naruto melambaikan tangannya sambil berbalik.

"Mata ne naruto-kun." Kata hiruzen tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Cklek. Setelah melihat kedua orang itu keluar ruangan, hiruzen menghela napas. Kemudian melihat keluar jendela disampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan dan kembali menghisap pipa tembakaunya.

"Terkutuklah kau kertas-kertas yang menggunung!" Kata hiruzen ketika melihat kembali pekerjaannya yang tertunda.


Diluar gedung hokage terlihat seorang gadis kecil berambut indigo pendek berada dibalik sebuah tiang listrik sambil terus memperhatikan gedung hokage seperti sedang mengunggu sesuatu atau seseorang.

Melihat seorang anak kecil berambut kuning dan pria dewasa berambut merah keluar dari gedung itu, gadis itu bersembunyi dibalik tiang listrik seakan tidak ingin diketahui keberadaannya oleh mereka -atau salah satunya?-

Fuuruto yang merasa bahwa mereka diperhatikan oleh seseorang hanya tersenyum, karena dia tahu siapa orang itu.

Dan mereka berjalan berpegangan tangan sambil berbincang-bincang. Terkadang naruto tertawa lepas berbicara dengan pamannya. Sedangkan fuuruto hanya tersenyum melihat tingkah naruto.

**Hinata's POV**

Ahh.. itu dia.. Laki-laki yang menyelamatkanku kemarin.. Uzumaki Naruto-kun.

Tapi siapa oji-san yang bersamanya? Apa mungkin itu ayahnya.?

Ahh. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin mengucapkan terima kasih tapi aku terlalu malu. Aku takut dia akan mengacuhkanku karena telah meninggalkannya tanpa mengucapkan terima kasih kemarin.

Ahh.. mereka berdua sangat akrab. Tapi mau kemana mereka? Kenapa mengambil jalan yang sepi? Jalan ini.. mengarah ke..

HUTAN KEMATIAN..!? Kenapa mereka mau ke hutan kematian?

Ahh.. apa yang harus kulakukan? Mereka akan memasuki hutan kematian.

Apakah aku harus berteriak meminta tolong.? Aku takut naruto-kun dalam bahaya.

Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan?

**Hinata's POV End**

Kedua laki-laki yang berbeda umur itu memasuki hutan kematian tanpa menyadari gadis kecil dibelakang mereka yang bingung harus melakukan apa -atau setidaknya bagi naruto-.

Semakin dalam mereka memasuki hutan tersebut semakin sedikit penerangan yang mereka dapatkan.

Setelah berjalan beberapa menit mereka menemukan sebuah kuil tua yang terawat dengan baik, tempat kediaman fuuruto.

Kemudian terlihat seekor rubah putih keluar dari kuil tersebut.

"Naruto-nii-chan" terdengar suara feminim dari mulut rubah itu. Kemudian rubah itu berlari ke arah Naruto. Pada saat berlari, rubah itu berubah wujud menjadi seorang gadis kecil berambut putih bermata green emerald dan mengenakan kimono berwarna pink dengan motif bunga sakura. Ya. Tsumi telah bisa menggunakan kekuatannya untuk membuat pakaian setiap kali dia bertransfomasi ke bentuk manusianya.

"Tsumi-chan." Kata Naruto, kemudian tsumi memeluk Naruto. Ini merupakan kebiasaan tsumi, memeluk Naruto, setiap kali Naruto berkunjung.

Naruto tidak mengerti kenapa tsumi memeluknya, tetapi dia merasa senang karena ada yang peduli padanya dan mengelus rambut tsumi dipelukannya, yang membuat tsumi memerah. Sedangkan fuuruto hanya tersenyum penuh arti melihat adegan didepannya.

"Baiklah. Bisa kita mulai latihannya, Naruto?" Kata fuuruto memecah suasana.

"Latihan? Latihan apa?" Tanya tsumi bingung sambil melepas pelukannya pada Naruto.

"Mulai hari ini aku akan berlatih untuk menjadi shinobi yang kuat dattebayo!" Kata naruto sambil tersenyum tiga jari dan tidak menyadari mengucapkan kata aneh pada akhir kalimatnya.

"Kenapa onii-chan ingin menjadi kuat?" Tanya tsumi.

"Karena aku ingin bisa melindungi diriku sendiri.. dan bisa membela orang lain.. dan bisa melindungi orang-orang berharga bagiku seperti paman dan kau tsumi-chan." Kata naruto menambah tujuannya dan mengacak rambut tsumi.

Sedangkan tsumi hanya bisa memerah diperlakukan seperti itu. Ketika mengatakan itu, baginya naruto terlihat keren.

"Baiklah. Bolehkah aku ikut berlatih? Aku juga ingin menjadi kuat." Tanya tsumi sambil menatap Naruto dan fuuruto.

"Kenapa kau ingin menjadi kuat, tsumi-chan?" Naruto menanyakan hal yang sama.

"Aku.. aku ingin menjadi kuat.. bisa melindungi diriku sendiri.. dan.. bisa melindungi orang yang berharga bagiku.. melindungi ojii-chan dan naruto-nii-chan." Kata tsumi tegas.

Mendengar itu, naruto dan fuuruto hanya dapat tersenyum.

"Baiklah. Aku memperbolahkannya. Tapi aku tak bisa berbuat banyak. Karena sistem cakra pada manusia berbeda dengan sistem touki para youkai." Jelas fuuruto sambil tersenyum.

"Baik." Kata tsumi sambil mengangguk dengan semangat. Sedangkan naruto hanya tersenyum.

"Baiklah naruto. Aku lihat kau telah belajar tadi. Bisa kau jelaskan apa itu cakra?" Tanya fuuruto sambil tersenyum.

"Baik. Chakra adalah kombinasi dari dua energi yang berada dalam tubuh manusia, energi fisik dan energi mental. Energi fisik adalah energi yang diambil dari triliunan sel-sel yang membentuk tubuh manusia. Energi mental diperoleh melalui pengalaman dan dengan melatih tubuh manusia itu sendiri. Chakra dibutuhkan seorang shinobi untuk melakukan sebuah jutsu. Sekali dibuat, chakra bergerak ke seluruh tubuh dengan cara yang mirip dengan sistem sirkulasi dan diserahkan kepada salah satu dari 361 titik pelepasan chakra. Sebuah jutsu akan berhasil dilakukan apabila-"

"Baiklah cukup.*uhuk* Cukup." Potong fuuruto karena penjelasan itu terlalu panjang.

'background apa tadi itu?' Pikir fuuruto karena melihat ilustrasi sistem cakra manusia saat naruto menjelaskan. #anggap saja background saat konohamaru dan sakura menjelaskan tentang cakra#

Menghela napas sejenak, kemudian fuuruto tersenyum bangga pada naruto.

"Baiklah. Apakah kau bisa merasakan chakra yang ada pada tubuhmu saat ini?" Tanya fuuruto.

"Tidak. Aku belum bisa merasakan chakraku." Kata naruto sambil memperhatikan kedua tangannya.

Fuuruto yang mendengar itu hanya tersenyum. "Baiklah. Mari ikuti paman ke air terjun dekat sini.." Kata fuuruto.

"..sambil berlari." Meninggalkan mereka berdua.

Naruto dan tsumi yang mendengar itu, berlari mengejar fuuruto. "Tunggu paman.!"

Dan pelatihan naruto dan tsumi pun dimulai.


***Somewhere, far far away from konoha.***

Lautan biru kini berubah menjadi kemerahan karena memantulkan warna langit yang berwarna jingga, langit sore yang akan segera berganti menjadi langit malam.

Terlihat dua buah pulau kecil di tengah lautan ini. Mungkin kata 'terlihat' tidak bisa digunakan, karena anda tidak akan menyadari keberadaan kedua pulau ini jika anda tidak dapat menembus atau menghancurkan kekkai yang mengelilingi kedua pulau ini.

Salah satu pulau ini memiliki tembok besar dan beberapa tower pengawas. Tembok yang terlihat seperti melindungi pulau ini atau tidak ingin menerima pengunjung, terlihat jelas dari strukturnya yang menyeramkan dan hanya memiliki satu pintu yang menghadap pulau lainnya. Dibalik tembok ini terlihat beberapa gedung yang berbeda ukuran, gedung-gedung ini terlihat seperti penjara atau tempat eksperimen.

Pulau yang lain terlihat seperti pulau tak berpenghuni dengan hutan yang menyeramkan memenuhinya. Di tepi pulau ini terlihat seorang pria tua berambut putih panjang dengan dua poni panjang menghiasi kedua sisi wajahnya, dua garis merah vertikal di bawah masing-masing matanya dan memakai hitai-ate aneh dengan tulisan huruf kanji 'abura' (oil), mengenakan yukata hijau lengan pendek dengan haori merah tua, dan geta (sendal kayu jepang) di kakinya. Pria tua itu sedang duduk disamping sebuah gulungan besar, menikmati matahari yang sedang terbenam.

"Ahh.. sungguh pemandangan yang sangat indah.." kata pria tua itu-

"bukan begitu, No. 7?" entah pada siapa. Sampai..

"Ya. Kau benar sekali, No. 0." seorang pria dewasa muncul dari balik pepohonan. Pria ini berumur sekitar pertengahan 30-an, berambut coklat dengan poni menutupi mata kirinya yang

berwarna dark gold, memakai masker yang menutupi hidung dan mulutnya (mirip masker kakashi), dan mengenakan pakaian seperti seorang dokter.

"Kau seperti sangat menikmati berada disini, No. 0?" Tanya pria yang dipanggil No. 7.

"Hah. Dimanapun kau berada, kau harus selalu menikmati hidup ini, No. 7." Kata No. 0 dengan enteng sambil memperhatikan sang raja siang yang telah menyelesaikan tugasnya dan akan kembali ke peraduannya.

"Ya. Kau benar. Akan tetapi, aku akan lebih menikmati hidup ini jika aku jauh dari tempat ini." Kata No. 7 yang juga memperhatikan kepergian sang raja siang dan kemunculan sang ratu malam bersiap melakukan tugasnya hari ini.

"Jangan seperti itu. Hanya kaulah yang pantas melakukan tugas ini, No. 7." Kata No. 0 sedikit menyanjung No. 7.

"Ha'i. Ha'i. Nan demo. Aku hanya tak percaya si ular tua itu belum menyadari kalau aku bekerja untukmu No. 0." Kata No. 7 dengan ekspresi jijik saat mengatakan 'ular tua'.

"Itu karena kau sangat hebat melakukan tugas ini." Kembali menyanjung No. 7.

"..." No. 7 tidak membalas, hanya menatap sang ratu malam yang dengan lambat bergerak ke posisi puncak langit malam untuk melakukan tugasnya.

Beberapa saat mereka terdiam menikmati indahnya malam ini.

"Jadi.. bagaimana?" Tanya No. 0 penasaran dengan suatu hal.

"Hmm.? Oh.. ya.. kau benar.." Kata No. 7 seperti melupakan alasannya bertemu dengan No. 0.

"Dugaanmu benar. Gadis itu adalah seorang-"

"Sshhh.." Kata No. 0 sambil meletakkan jari telunjuk tangan kirinya di mulutnya denagn ekspresi serius dan tangan kanan mengambil kunai di tas ninjanya. Kemudian melemparkan kunai itu dengan cepat ke arah semak di belakang mereka. Keduanya mengangguk kemudian berlari ke arah semak itu dengan tangan memegang kunai, dan menemukan kelinci abu-abu dewasa mati karena kunai mencancap di tubuhnya.

"Sepertinya insting ninja mu terlalu tajam No. 0, hingga kau dapat mendeteksi keberadaan seekor kelinci." Kata No. 7 dengan nada sarkastik sambil mengembalikan kunainya dibalik jas dokternya.

"Hahaha. Lihat sisi baiknya~ aku mendapatkan makan malam~" kata No. 0 sambil mengambil kelinci malang itu dan kembali ke tempat mereka tadi.

"Hmm.. jadi begitu.. aku tidak menyangka akan menemukan 'yang lain'.. selain mereka.. setelah kejadian itu.." Kata No. 0 berbicara dengan dirinya sendiri sambil menyiapkan api unggun kecil.

"Aku tak tahu dari mana ular tua itu menemukan gadis itu. Tapi aku yakin kalau dia positif, seperti ciri-ciri yang kau berikan padaku." Kata No. 7 dengan nada penuh keyakinan akan suatu hal.

"Hmm.. baiklah. Terima kasih No. 7. Sekarang kau dapat kembali. Dan behati-hatilah." Kata No. 0.

"Baiklah. Kalau begitu aku undur diri." Kata No. 7 dengan sedikit membungkuk hormat, walau bagaimanapun pria di depannya ini adalah bossnya, kemudian menghilang dengan shunsin.

Sepeninggal anak buahnya, pria dengan sebutan No. 0 ini terihat berpikir sambil mulai memanggang makan-malam-hasil-senjata-nyasar-miliknya.

No. 0 mengambil gulungan kecil dan alat tulis kanji dari tas ninja miliknya, lalu mulai menulis sesuatu di gulungan itu. Beberapa saat hanya dihiasi dengan suara para hewan penghuni malam dan goresan kuas di kertas gulungan. Setelah selesai, No. 0 menggigit jari jempol tangan kanannya, membuat beberapa handseal yang diakhiri dengan handseal 'ram', lalu menghentakkan tangannya di tanah.

"Kuchiyose no Jutsu!" (Summoning Technique!)

Poofft. Tercipta kepulan asap kecil. Ketika kepulan asap menghilang, dapat dilihat seekor katak dewasa berukuran normal berwarna hijau.

Mengikat gulungan itu pada punggung katak tersebut, kemudian berkata "Pergilah ke konoha. Berikan ini pada-"

Belum selesai mendengarkan perintah tuannya, katak tersebut langsung melompat ke lautan dan menghilang dari pandangan.

"Hey!" Mencoba memanggil katak pengantar pesannya, tetapi nihil. No. 0 memijat pelipis kanannya dan menghela napas kelelahan.

'Selalu saja begini. Semoga gulungan itu tidak salah alamat. Tapi katak itu adalah salah satu pengantar pesan terbaikku.' Batinnya.

Sepenginggal katak itu, No. 0 mulai menyantap makan malamnya yang telah matang sambil memikirkan suatu hal.

***No. 0 POV***

Konoha yah.. sudah lama aku tidak kembali ke desa itu. Bagaimana kabar bocah itu ya? Terakhir kali aku melihatnya satu tahun yang lalu. Perlakuan penduduk ke bocah itu sungguh sangat mengerikan. No. 13 yang bertugas memperhatikan bocah itu mengatakan kalau bocah itu telah bertemu dengan pamannya. Dan aku yakin kalau sekarang dia akan mulai melatih bocah itu.

Hah.. Aku sungguh tidak sabar ingin kembali ke konoha. Aku ingin melatih bocah itu. Aku ingin mengajarkan jutsu ayahnya dan senjutsu padanya.

Dan juga pemandian air panas di konoha adalah yang terbaik, para penduduk wanita disana itu.. hihihihihii~

***No. 0 POV END***


.

.

.

.

.

to be continued

.

.

.

.

.


A/N: Bwahahahaha~.. -pasang pose tertawa Don Ka'ounji dari serial anime Bleach- #brisik#plak#

Saya kembali dengan chapter terbaru~ maafkan saya karena keterlambatan update cerita ini.. dikarenakan tugas kuliah yang menumpuk menjelang akhir perkuliahan dan UAS.. gomen ne minna-san..#jangan banyak alasan#author dilemparin kulkas#

oke kembali ke cerita.. di chapter ini dijelaskan mengapa naruto ingin menjadi kuat.. #menurut saya.. bwahahahaha~#brisik#plak#
dan juga pelatihan naruto sudah dimulai.. dan juga telah terjawab siapa sensei naruto UNTUK BEBERAPA TAHUN KE DEPAN..
dan di akhir chapter muncul perbincangan misterius..#sok misterius# yang akan memberikan ledakan(?) pada dua chapter selanjutnya#menurut hamba#.. jadi mohon dinantikan minna-san.. yah walaupun hamba yakin minna-san semua dapat menebak siapa salah satu karakternya..
maafkan hamba apabila word pada chapter ini terlalu sedikit.. karena seperti yang hamba sampaikan tadi bahwa tugas hamba di dunia nyata menumpuk.. dan chapter ini hamba update di sela-sela pengerjaan salah satu tugas kuliah hamba..
oh ya.. tolong diingat umur naruto sampai chapter ini adalah enam tahun.. karena chapter selanjutnya akan ada beberapa skip time #mungkin.. bwahahahaha#brisik#plak#

oke.. waktunya membalas review..

Byakugan no Hime: chapter terbaru telah di-update.. semoga puas hime-san..

: HIDUP NHL.. chapter terbaru telah tiba.. semoga puas randy-san.. kalau masalah jadwal update, hamba tidak bisa memberikannya.. karena tidak teratur.. dan hamba tidak ingin memberikan janji palsu kepada seseorang.. naruto pada cerita saya bukan Dark|Naru.. hanya Semi-Dark|Naru.. berarti naruto bukan Evil|Naru..

Virgo Shaka Mia: chapter terbaru telah tiba mia-san.. semoga terpuaskan..

.52: ini dia chapter terbarunya.. silahkan dinikmati..

kiiroi kitsune.197: ini dia chapter terbarunya.. silahkan dinikmati..

L (guest): chapter terbaru telah tiba.. semoga memuaskan.. kalau pairing, seperti yang tercantum diatas.. ada satu lagi anggota(?) harem naruto, yang akan terungkap pada beberapa chapter selanjutnya.. jadi mohon dinantikan reader-san.. kalau naruto x ino-chan, hamba belum memikirkannya.. belum muncul idenya.. apakah anda punya ide?

yudi: ini dia chapter terbarunya.. semoga terpuaskan..

shoibsmd: ini dia chapter terbarunya.. semoga terpuaskan..

oke.. mungkin hanya itu untuk kali ini..

pada chapter selanjutnya IT'S NARUHINA TIME.. tapi jangan terlalu berharap dengan romance-nya.. mungkin masih friendship.. karena hamba adalah newbie author yang masih bau kencur..
para NHL silahkan menunggu dengan sabar.. karena MUNGKIN hamba akan telat lagi meng-update ceritanya..

Semoga minna-san menghargai keputusan hamba yang telah hamba sampaikan di atas..

Mind to review -again- minna-san..?
Kritik dan saran akan hamba terima..
flame akan hamba abaikan.. karena menurut hamba masih banyak cara yang lebih bijaksana meng-comment cerita orang lain..

Akhir kata hamba sampaikan terima kasih karena telah meluangkan waktu minna-san semua yang sangat berharga untuk membaca chapter ini..
See you next minna~

Naxime Schaken out