Dalam lembutnya hembusan angin yang menyapa merahnya bunga-bunga di pepohonan delonix regia. Dalam kecantikan buket bunga mawar kuning, ranunculus putih, dan veronica putih yang ditata di sepanjang altar. Dalam sirat akan kebahagiaan di senyuman dan debaran menyenangkan setiap orang yang hadir dengan balutan tuxedo dan gaun cantik, telah datang sebuah hari dimana sepasang adam akan mengikat janji suci di atas altar―di hadapan Tuhan dan hamba-Nya.

Seorang pria tinggi bermarga Park dan seorang pria mungil bermarga Byun.

Sepasang mata bak puppy dengan sentuhan eye-liner milik pria mungil itu menatap obsidian yang lebih tinggi. Sekuat tenaga pria mungil itu menahan matanya agar tak terlalu menyipit karena―demi Tuhan―ledakan dalam dadanya membuatnya terlalu bahagia. Di lain sisi, yang lebih tinggi memberikan usaha terbaiknya untuk tak tersenyum bodoh―seperti yang biasa dilakukannya. Ia justru mengembangkan senyuman tampan, begitu tampan sampai pasangan mungilnya bisa melihat cinta yang begitu banyak dalam sepasang onyx tersebut.

"Apakah kau―Byun Baekhyun, menerima Park Chanyeol sebagai pasangan hidupmu. Berbagi suka maupun duka, menemani dalam keadaan sehat maupun sakit, bersama hingga maut memisahkan kalian?" Suara pastur mengembalikan pasangan adam itu ke alam nyata.

Sebuah senyuman bak bulan sabit menjadi awal, yang kemudian disusul dengan sebuah keyakinan. "Aku bersedia."

"Dan apakah kau―Park Chanyeol, menerima Byun Baekhyun sebagai pasangan hidupmu. Berbagi suka maupun duka, menemani dalam keadaan sehat maupun sakit, bersama hingga maut memisahkan kalian?"

Chanyeol tak langsung menjawab, justru menikmati beberapa momen bersejarah itu dengan memandangi pria mungil yang terlihat gugup menanti jawabannya. Pria bersurai dark brown itu terkekeh di detik kelima, lalu memberikan jawaban atas pertanyaan pastur. "Ya, aku bersedia."

Setelah pastur melafalkan Chanyeol dan Baekhyun sebagai pasangan suami-istri yang sah, ciuman lembut di kedua bibir itupun terjadi.

.

.

.

###

MARRYING PRINCE CHARMING

Chapter 6 (end) – "I Do.."

by Pupuputri

Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol

Support Casts : Kim Jongin, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Xi Luhan, Park Yoora, Byun Baekbeom

Genre : Romance, Fluff, Comedy

Rate : M

Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy

###

.

.

.

Hari ini, Jongin benar-benar membuktikan janjinya untuk memainkan piano dengan kostum Liberace. Katakanlah pria berkulit seksi itu beruntung dengan paras tampan yang diberikan Tuhan dan tingkat kepercayaan diri yang membubung tinggi, karena jika tidak, ia akan terlihat sangat norak dengan kostum mencolok itu. Kyungsoo –yang telah menjabat sebagai 'kekasih Kim Jongin'– saking malunya tak bisa melakukan hal yang lebih efisien daripada menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sementara pasangan HunHan dan ChanBaek sibuk memotret Jongin yang berpose dari berbagai arah. Oh, dan jangan lupakan tawa nista mereka.

Pernikahan dengan tema "summer" itu juga dimeriahkan dengan penampilan kolaborasi Luhan dan Kyungsoo yang menyanyikan lagu 'I Do (Cheerish You)' milik 98 Degrees. Kemerduan kedua pria mungil itu lantas mengundang minat para tamu undangan untuk berdansa, termasuk Baekhyun dan Chanyeol. Kedua mempela pria yang menjadi pusat dansa itu berhasil memikat orang-orang di sekelilingnya. Tidak hanya karena penampilan mereka yang terlihat lebih menawan di hari yang cerah ini, tatapan memuja yang terlukis dalam obsidian keduanyapun mampu membuat orang lain iri.

Dan itu belum apa-apa.

Puncak dari pernikahan ini baru saja dimulai, tepatnya saat Chanyeol menjejakkan kaki jenjangnya di atas panggung dan berdiri di depan standing mike. Baekhyun bersumpah ia tak tahu menahu apa tujuan 'suami'nya berdiri disana. Ia hanya ingat tadi sebelum Chanyeol naik ke panggung, pria tinggi itu membisikkan sesuatu di depan telinganya. Bahwa ia memiliki kejutan kecil untuknya. Benak Baekhyun bertanya, apa yang dilakukan Chanyeol di atas panggung? Dan kejutan macam apa yang disiapkan pria tinggi itu?

"Hey, semua." Chanyeol mengucapkan salam ketika semua perhatian tertuju ke arahnya. "Pertama-tama, aku ingin mengapresiasi kehadiran kalian di pernikahanku dan Baekhyun. Ini bukan hari libur, tapi kalian tetap datang, terima kasih banyak. Beberapa dari kalian bahkan menyiapkan berbagai macam hadiah untuk kami, jadi terima kasih―lagi."

Kekehan beberapa tamu terdengar setelahnya.

"Mungkin kalian bertanya-tanya akan kehadiranku di atas panggung ini. Well, selain ingin mengungkapkan rasa terima kasih, aku juga ingin memberikan sebuah kejutan kecil untuk pria yang telah resmi menjadi 'suami'ku." Tatapan Chanyeol terpaku seutuhnya pada Baekhyun yang berkedip lucu. Melihatnya, senyuman manis nan tampanpun tersemat di bibir tebal pria tinggi itu. "Untuk Park Baekhyun, lagu ini kupersembahkan untukmu.."

Chanyeol tak memberikan kesempatan pada Baekhyun untuk terkejut karena pria tinggi itu langsung mendudukkan dirinya di depan grand piano berwarna hitam. Yang bersurai dark brown menghembuskan sebuah napas panjang sebelum akhirnya menekan tuts piano―membentuk alunan melodi. Sedangkan yang bersurai broken white menahan napasnya, tatapan terpusat seutuhnya pada pria tinggi yang memainkan lagu 'All of Me' milik John Legend.

/bayangin PCY pas lagi nyanyi lagu ini ya/

Baekhyun bukanlah orang pertama yang memberikan standing applause ataupun yang bersorak paling nyaring ketika penampilan Chanyeol selesai, namun pria mungil itu menjadi orang pertama yang paling bahagia sampai menitikkan airmatanya. Dan Chanyeol sudah puas dengan hal itu. Itu berarti semua perasaan yang ia tuangkan dalam lagu tersebut benar-benar mencapai hati Baekhyun.

"Aku mencintaimu.." Chanyeol menggumamkan kalimat itu pada si pemilik mata puppy, di antara gemuruhnya tepuk tangan orang-orang. Tidak terdengar memang, tapi Baekhyun bisa menangkapnya dengan jelas melalui gerakan mulut pria tinggi itu.

"Aku juga mencintaimu.." Baekhyun balas menggumam. Matanya membentuk bulan sabit tatkala senyuman tercipta di bibir coral-nya.

.

.

Malam pertama adalah malam dimana pasangan yang baru menikah menyalurkan rasa cinta mereka melalui persetubuhan intim secara legal. Katakanlah itu hal klise karena beberapa orang pernah melakukan persetubuhan bahkan sebelum mereka menikah, seperti Baekhyun dan Chanyeol. Namun walaubagaimanapun, malam pertama tetaplah penting maknanya bagi kedua pria yang baru mengikat janji di altar tadi siang itu. Baik itu Chanyeol ataupun Baekhyun, mereka sama-sama ingin malam pertama mereka menjadi lebih spesial dimana sesi bercinta mereka akan yang lebih intim daripada sebelum-sebelumnya.

Dan itu akan terjadi detik ini juga.

Terhitung sudah berlangsung selama lima menit semenjak Chanyeol menyesap bibir atas-bawah Baekhyun bergantian sampai kedua belah daging tak bertulang berwarna coral itu menjadi lebih tebal dari ukuran semula dan lebih merah―tentunya. Pria mungil itu bahkan sudah tak tahu berapa banyak desahan yang ia layangkan, padahal mereka hanya berciuman. Well, Baekhyun akui ciuman Chanyeol tak pernah membuatnya kecewa. Itu selalu membuatnya terbuai.

Dan di antara semua ciuman yang pernah Chanyeol berikan padanya, ini adalah yang terbaik. Begitu manis, penuh cinta, dan sangat menuntut. Ah, Baekhyun bahkan tak tahu kata apa lagi yang bisa ia gunakan untuk mendeskripsikan betapa hebatnya ciuman seorang Park Chanyeol. Namun yang pasti, Baekhyun tak mau kalah dalam hal ini. Jadi, Baekhyun-pun membalas ciuman tersebut sama ganasnya, namun tetap tak menghilangkan kenikmatan yang tercipta.

Di lain sisi, obsidian pria tinggi yang tengah mengapit yang lebih mungil ke dinding hotel itu kini telah tertutup kabut nafsu. Napasnya memburu dan pipinya memerah, menjelaskan dengan gamblang betapa memuncaknya libido pria tinggi itu saat ini. Bagaimana tidak? Pria mungil dalam kungkungannya itu terus menerus mendesahkan namanya, belum lagi dengan permainan lututnya yang nakal yang terus menerus menekan penis Chanyeol dari luar. Chanyeol akan menyebut dirinya gila bila mengatakan ia tak terangsang.

Hell, memimpikan Baekhyun setiap malam saja sudah membuat penis besarnya ereksi, apalagi jika ia menyentuh pria mungil itu secara nyata? Sungguh, Baekhyun benar-benar membuatnya overdosis. Bagi Chanyeol, Baekhyun adalah narkoba ternikmat di dunia. Dan menikmati narkoba macam Baekhyun tak'kan pernah membuatnya puas. Rasanya begitu memabukkan sampai ia menginginkannya lagi dan lagi, dan tentunya―hanya untuknya.

"Anghh..Yeollhh.." Baekhyun meremas rambut Chanyeol untuk menyalurkan kenikmatan tiada tara itu ketika Chanyeol memindahkan ciumannya ke leher jenjangnya. Dapat Baekhyun rasakan napas hangat Chanyeol yang terputus-putus itu, yang kemudian disusul dengan kehadiran lidah Chanyeol yang bermain-main di sekitar leher dan belakang telinganya. Oh Tuhan, ini begitu menyiksa Baekhyun karena ia menginginkan lebih dari ini. Namun di saat bersamaan, ia tak ingin terlihat terburu-buru menuju permainan inti mereka. Jadi, yang dilakukan pria mungil itu adalah menggigit bibir bawahnya guna meredam desahannya—meski tak terlalu efisien.

Tangan Chanyeol menyelinap masuk ke dalam celana bahan yang dikenakan Baekhyun begitu ia berhasil membuka retsletingnya. Dan bertemulah sepasang tangan besar si jangkung dengan sepasang bokong sintal milik pria mungil itu. Remasan di bokong Baekhyun-pun terjadi dalam waktu hampir satu menit dan sangat berhasil membuat si mungil merasakan nikmat duniawi. Tak hanya Baekhyun sebenarnya, Chanyeol-pun begitu. Pria jangkung itu semakin bersemangat mengerjai setiap inci lekuk tubuh 'suami'nya dengan sentuhannya.

"Ermhh..Chan–yeolhh..ah.." Baekhyun mengapitkan kaki kanannya di pinggang Chanyeol untuk memudahkan akses jemari pria tinggi itu ke dalam lubang analnya. Sementara Chanyeol menyiapkan lubang surgawi itu, ia memanfaatkan waktu dengan menjilati telinga Baekhyun. Di saat bersamaan, Baekhyun melakukan usaha untuk menyenangi Chanyeol dengan mengeluarkan penis besar si jangkung dari sarangnya, kemudian meremasnya dengan gerakan sensual. Pria mungil itu terkekeh dalam hati saat merasakan betapa hard-nya Chanyeol saat ini.

"Ash..Baekhh.."

Baekhyun tersenyum tipis mendapati desahan Chanyeol bergema di depan telinganya. Termotivasi dengan hal itu, Baekhyun-pun mengganti tugas jemari lentiknya menjadi mengocok penis Chanyeol, bahkan sesekali menekan lubang penis tersebut. Gerakannya konstan, namun tetap berbuah manis. Chanyeol mendesis menahan desahannya, gerakan jarinya di lubang Baekhyun-pun semakin cepat sampai membuat si mungil mendesah tak keruan. Ia bahkan mengeraskan volume desahan itu dengan mengocok penis Baekhyun yang telah mengeluarkan cairan pre-cum. Sampai pada menit kedua dimana Chanyeol mendapatkan sweet spot Baekhyun, pria mungil itupun mencapai klimaksnya.

"Baek," Baekhyun mendengar suara rendah Chanyeol membisikkan namanya, "Aku mencintaimu. Sangat.."

Dan tanpa membiarkan pria mungil itu mengatur napasnya yang berantakan atau –setidaknya– membalas ucapannya, Chanyeol langsung saja menghentakkan penisnya ke lubang Baekhyun. Baekhyun sempat terkejut karena hal ini, namun ia tak memiliki waktu yang cukup untuk hal itu. Saat ini, yang terpenting baginya adalah bagaimana Chanyeol menyetubuhinya dengan posisi berdiri; dengan desahan yang berkumandang tepat di telinganya, diselingi ciuman panas yang melibatkan lidah serta pertukaran ludah.

"Ahh..oohh..Yeollhh.."

"Ermhh..Baekhh..ahh.."

Chanyeol menggendong Baekhyun ala koala begitu merasakan 'suami' mungilnya tak mampu menginjak bumi lagi. Hell, tentu saja itu tak menghentikan pergerakkan Chanyeol di dalam lubang anus Baekhyun. Pria tinggi itu justru menambah hentakannya sampai yang lebih pendek dibuatnya kewalahan. Setiap hentakan rasanya mampu membuat Baekhyun melayang, dan yang ia inginkan justru hentakan yang lebih kuat. Maka yang dilakukannya adalah mendekap Chanyeol lebih erat, tak lupa mendesah di depan telinga peri itu agar si pemiliknya mampu membaca keinginan terpendamnya.

"Ahhh..enghh..Chanyeolhhh..a–aku–AAAAAKHH!" Baekhyun kembali memuncratkan cairan semennya. Namun tidak dengan Chanyeol. Pria yang lebih tinggi itu belum menunjukkan tanda-tanda akan datang. Ia justru menghempaskan tubuh si mungil ke ranjang mereka, menaikkan sebelah kakinya, lalu kembali mencari prostat si mata puppy untuk dirunjam. Dan Baekhyun tak bisa untuk tak mendesah karenanya. Chanyeol mode agresif telah muncul –pikir Baekhyun.

Hal yang tak pernah Baekhyun lupakan ketika ia bercinta dengan Chanyeol adalah kepribadian pria tinggi itu. Ia selalu menjadi agresif bila sudah menyakut urusan pergumulan intim. Tak ada lagi Chanyeol yang polos, hanya ada Chanyeol yang agresif. Dan seiring berjalannya waktu, keagresifan Chanyeol di atas ranjang semakin menjadi. Ia bahkan jadi lebih suka melakukan seks di tempat tak terduga; seperti di sofa, di bath-tub, di depan pintu masuk kamar apartemen, dan di meja makan. Meski terkadang membuat Baekhyun kewalahan, ia sendiri tak mau menghalangi Chanyeol mode agresif karena ia menyukai sisi Chanyeol yang seperti itu.

Menurutnya, itu manis.

"Yeollhh..n–nyaah.." Tak hanya jejak kemerahan di sekitar dada Baekhyun yang menjadi bukti atas keagresifan Chanyeol, penis Baekhyun –yang tak lebih besar dari milik Chanyeol– bahkan telah dibuatnya kembali ereksi. Belum termasuk acara-penisnya-yang-menabrak-perut-atletis-Chanyeol ketika lidah pria tinggi itu bermain di dadanya. Baekhyun tak'kan mengelak sekalipun Jongin mengatai dirinya 'jatuh cinta' pada permainan Chanyeol yang tidak lebih pro darinya. Pria mungil itu bahkan tak bimbang untuk menarik tengkuk Chanyeol lebih dekat kepadanya, menyuruh pria tinggi itu untuk mengecup dan menjilati nipple-nya yang telah mengeras. Lagipula, mereka sudah menikah. Heh.

"Baekh..aku hampir sampai..ahh.." Chanyeol mulai berfokus pada gerakan pinggulnya yang maju-mundur, lalu menambah tempo genjotannya sampai yang berada di bawahnya merasakan sweet spot-nya kembali disentuh. Baekhyun-pun mengetatkan lubangnya, memeras penis Chanyeol dari dalam agar Chanyeol segera mencapai puncak kenikmatannya. Dan itu berhasil, jika kalian bertanya. Beberapa tusukan terakhir di menit ke lima puluh setelah Chanyeol dan Baekhyun memasuki kamar hotel itu, akhirnya Chanyeol mendapatkan klimaks pertamanya. Si pemilik telinga peri itu mendesah panjang tatkala penisnya meluncurkan air mani yang begitu banyak di dalam lubang anus Baekhyun.

Suara napas yang berlomba-lomba pasca ejakulasi Chanyeol terdengar dalam dinginnya kamar hotel. Pria yang berbeda tinggi itu satu sama lain berusaha mengatur napas memburu mereka, mengabaikan suhu tubuh mereka yang terasa panas semenjak pergumulan intim itu dimulai dan kini semakin panas karena napas hangat pria di hadapannya. Tapi, peduli apa mereka? Justru yang perlu diperhatikan detik ini adalah cara Baekhyun menatap Chanyeol. Chanyeol yang merasa ditatap intens oleh 'suami'nya, pun membuka matanya yang tadi sempat terpejam.

Si pemegang marga Park itu hanya mampu menelan ludahnya susah payah karena –demi apapun di dunia ini– Baekhyun terlihat begitu manis di matanya. Dengan pipi dan bibir semerah delima; surai broken white yang tak berbentuk; disertai tatapan mata sayu yang menghipnotis, berhasil mendatangkan debaran tak terkontrol di dada kiri Chanyeol. Dan semakin kehilangan kontrol tatkala tangan kiri pria mungil itu membawa tangan yang lebih tinggi menuju benda yang tertindih di antara perut mereka. Sesuatu yang keras, cukup panjang, dan mengeluarkan cairan lengket berwarna putih.

"Yeol.." Chanyeol tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara parau dari bibir tipis Baekhyun. Tubuhnya merasakan setruman aneh berkat sentuhan jemari lentik Baekhyun yang berjalan menelusuri leher menuju rahang maskulinnya. Obsidian di paras tampan itu nampaknya telah terhipnotis sepenuhnya oleh si pemilik mata bak puppy yang entah sejak kapan terlihat lebih cantik daripada mereka yang berkelamin wanita. Namun itu belum apa-apa. Ketika si mungil tersenyum teramat manis padanya, kemudian mengatakan hal yang mampu membuatnya menahan napas—itulah detik saat Chanyeol kehilangan kontrol akan dirinya.

"Aku masih belum selesai~"

Maka, berlanjutlah persetubuhan itu.

Chanyeol –sekali lagi– memasukkan penisnya, kali ini dengan posisi Baekhyun yang menungging. Sekonyong-konyong, namun Baekhyun tetap menyukainya. Pria tinggi itu mencolek sisa cairan semennya yang meluber di sekitar lubang anus Baekhyun, lalu membuat pria mungil itu menjilatinya. Baekhyun tak tahu dari mana Chanyeol mendapat ide ini, tapi ia suka cara pria tinggi itu berimprovisasi. Apalagi dalam posisi menungging seperti itu, menjilati jemari panjang Chanyeol yang berlumurkan sperma, bersamaan dengan menerima hentakan kuat dari penis pria tinggi itu, jadi terasa lebih menyenangkan bagi Baekhyun.

Ini hal yang baru bagi keduanya.

"Ahh..oohh..Baekhh..kau sangat sempit..ashh.."

Baekhyun tak mengindahkan ucapan Chanyeol, dan masih fokus pada jemari 'suami'nya itu. Pria mungil itu hanya bergumam tak jelas ketika Chanyeol memeluknya dari belakang untuk mendapatkan sudut yang tepat guna meraih sweet spot-nya lagi. Well, tak membutuhkan waktu banyak bagi Chanyeol untuk menyentuh titik itu lagi. Detik saat Baekhyun mendesah hebat, Chanyeol-pun menambah kecepatan hentakannya. Begitu kuat dan akurat, membuat Baekhyun menggelinjang di antara desahannya.

"Ahh..Yeolh..ahh..di–disanahh..tusuk disana lagihh.."

Chanyeol menuruti permintaan Baekhyun layaknya anak yang baik. Pria tinggi itu menusuk titik itu lagi dan lagi, hanya untuk mendengar Baekhyun mendesah lebih keras dan merasakan penisnya diremas kuat lubang anal Baekhyun. Namun di tengah-tengah kenikmatan itu, tiba-tiba saja Chanyeol mengambil jeda untuk mengangkat kedua kaki Baekhyun ke atas, kemudian memosisikan dirinya untuk berdiri di atas ranjang―tepat di antara kedua kaki Baekhyun. Dan Baekhyun mengerti.

Maka pria mungil itupun mengaitkan kakinya ke paha yang lebih tinggi―sekuat mungkin agar tak terlepas dari posisi Chanyeol yang menungganginya, sementara kedua tangannya ia luruskan (ke depan) membentuk pilar agar tubuh bagian depannya dapat mengimbangi kaki Chanyeol yang berdiri di belakangnya. Sebagai informasi, akhir-akhir ini, Chanyeol dan Baekhyun menyukai posisi seks seperti ini. Mereka menyebutnya 'rodeo', dimana posisi berdiri Chanyeol di belakang Baekhyun terlihat seperti tengah menunggangi pria mungil itu.

Bagian terbaik dari posisi ini adalah ketika mereka sama-sama bergerak brutal untuk mencari kepuasan tersendiri, layaknya koboi yang menunggangi banteng. Perbedaannya terletak pada keintimannya. Jika seekor banteng bergerak brutal demi melemparkan sang koboi dari tubuhnya, maka gerakan brutal dari posisi sex ChanBaek bertujuan untuk menghentakkan penis Chanyeol ke prostat Baekhyun dengan cepat dan akurat. Unik? Ya, ada kenikmatan tersendiri untuk hal itu. Dan jika sudah seperti ini, pergumulan mereka bisa memakan waktu berjam-jam.

Mungkin lebih lama dari 'rodeo' sebelumnya.

###

Baekhyun mencium aroma menggoda roti panggang dan irisan bacon yang baru diangkat, yang mana sukses membangunkannya dari tidurnya. Mata sipitnya terbuka perlahan, berkedip-kedip ketika sang surya menusuk penglihatannya dengan cahayanya. Dan ketika ia sadar sepenuhnya, sosok tampan Chanyeol-lah yang ia tangkap untuk pertama kali, dengan senyuman semanis sirup maple dan sebuah nampan berisikan sarapan mereka berdua.

"Breakfast in bed?" tanya Baekhyun dengan suara parau khas orang baru bangun tidur dan senyuman jenaka. Ia memosisikan tubuhnya untuk duduk menghadap Chanyeol.

"Yup. Kau menyukainya, Nyonya Park?" Chanyeol menggoda 'suami' mungilnya.

Baekhyun memasang pose berpikir, kemudian menggeleng kuat. Mendapati kerutan di dahi yang lebih tinggi, Baekhyun tak kuasa untuk tak menyeringai. "Aku lebih suka kau yang menjadi 'menu sarapan'ku~"

Hell, godaan yang benar-benar menggoda itu meraih kesuksesannya. Buktinya, wajah Chanyeol merona sampai ke telinga.

Classic Baekhyun.

Chanyeol berdehem untuk menetralkan kegugupannya. "Mandilah setelah sarapan. Kita pergi ke apartemen kita siang ini, barang-barang kita juga sudah dipindahkan kesana."

Baekhyun mengangguk paham. Ia baru ingat bahwa ia dan Chanyeol akan tinggal di apartemen mereka yang baru mulai hari ini. Well, apartemen itu memang tidak terlalu besar, namun cukup untuk mereka tempati berdua. Tempatnya yang asri dan letaknya yang tak jauh dari tempat keduanya bekerja adalah nilai plus-nya. Mereka telah memutuskan untuk tinggal di apartemen untuk sementara, hanya sampai Chanyeol menyelesaikan proyek dream house (untuk Baekhyun).

Sibuk dengan pemikiran apartemen baru mereka, Chanyeol tak menyadari bahwa si pemilik mata puppy di hadapannya baru saja mendapatkan ide brilian untuk menjahilinya. Dan itu terjadi ketika Baekhyun mencondongkan kepalanya ke sisi kepala Chanyeol, lalu berbisik dengan intonasi menggoda, "Mau mandi bersama, Yeollie?"

Dalam hitungan sepersekian detik, debaran jantung Chanyeol meningkat hingga tiga kali lipat. Entah bagaimana, tanpa permisi otaknya menayangkan aksi 'rodeo' mereka tadi malam. Well, itu adalah seks terhebat yang pernah dialaminya. Dan jujur–

"Dan bermain 'rodeo' lagi?"

–ia menginginkannya lagi.

Baekhyun terkekeh karena intonasi polos Chanyeol yang menyembul di antara ucapan mesumnya. Well, ia tak menyangka godaannya ditanggapi seserius itu. Tapi, hell, Baekhyun akan selalu menerimanya dan –tentunya– tak keberatan meladeni Chanyeol mode agresif.

"Tentu~" Baekhyun mengecup pipi yang lebih tinggi, kemudian tersenyum manis bak bunga di musim semi. "Tapi jika prostatku bengkak, kau harus bertanggung jawab, oke?"

Chanyeol mengangguk semangat layaknya bocah berumur lima. Si jangkung itu menyempatkan diri untuk memberikan ciuman di pipi Baekhyun, lalu disusul dengan senyuman bodoh di paras tampannya. "Ayo kita sarapan~"

Baekhyun terkekeh, lalu mengangguk kecil menjawab ajakan si tinggi.

"Oh ya, orangtua kita sudah mengurus paspor untuk bulan madu kita." Chanyeol membuka topik baru setelah ia menelan rotinya.

"Sungguh? Apakah itu ke Hawai?"

"Ya, sesuai permintaan kita. Semuanya sudah siap, kita hanya tinggal berangkat lusa."

"Assa~" Baekhyun berseru dalam kegembiraan. "Yeol, kita harus mulai berkemas dari sekarang, oke?"

Gemas, Chanyeol mengacak surai broken white milik Baekhyun, disertai sebuah senyuman menahan tawa. Isyarat tubuh 'suami' mungilnya itu dengan jelas mengekspresikan bahwa ia benar-benar bersemangat untuk pergi berbulan madu ke Hawai. Chanyeol ingat sederet rencana yang Baekhyun tulis jika mereka benar-benar pergi ke Hawai untuk bulan madu. Meski sebenarnya Chanyeol lebih suka berbulan madu ke ke London atau Paris, tapi ia tahu benar bahwa Baekhyun sangat ingin pergi ke Hawai. Well, apapun yang terjadi, Chanyeol akan menjadi orang yang paling bahagia saat melihat Baekhyun bahagia.

Jadi, pria tinggi itupun mengalah.

"Kau benar-benar ingin pergi ke Hawai ya?"

"Tentu saja! Ini waktu yang tepat untuk pergi ke pantai, Yeol. Dan lagi, aku baru saja membeli celana renang baru dan aku tak sabar untuk mencobanya." Bibir tipis Baekhyun tertarik membetuk sebuah seringaian yang mampu membuat pria tinggi di hadapannya menelan ludah kasar. "Kau tak mau melihatnya, hm?"

Sial.

SIAL.

S-I-A-L.

Kenapa pria mungil itu suka sekali menggodanya?! Itu membangunkan libido Chanyeol untuk segera bermain 'rodeo' di kamar mandi!

"Uh..um.." Chanyeol bergerak tak nyaman dalam duduknya. Matanya nyaris tak sanggup membalas tatapan si mungil, sementara tangannya menekan sesuatu yang mengembung di balik selangkangannya. "Baek, a–aku–"

"Kau mau mandi dulu sebelum menghabiskan sarapan kita?" Baekhyun menebak dengan intonasi jahil. Well, ia tahu bahwa DETIK INI, Chanyeol sudah kehilangan kesabaran untuk menumbuk prostatnya dalam posisi seks kesukaan mereka.

"B–" Chanyeol memberanikan diri untuk menatap mata Baekhyun, menampilkan rona yang telah merambat ke telinga perinya. "Bolehkah?"

Baekhyun terkekeh mendengarnya. Astaga, mimpi apa dia sampai bisa memiliki 'suami' sepolos dan setampan Chanyeol? Tapi, hell, Baekhyun tetap menyukainya. Jadi iapun bangkit dari duduknya, lalu menarik tangan Chanyeol ke kamar mandi. "Ayo~"

Acara mandi bersama itu memakan waktu –setidaknya– satu jam.

###

Beberapa hari kemudian..

"Perasaanku tidak enak."

Yoora memilih untuk memutar bola matanya sebagai tanda kejengahannya atas perkataan Baekbeom yang sama untuk kelima kalinya. Ia sungguh tak mengerti apa yang membuat pria itu mengatakan hal tersebut setiap dua menit sekali semenjak mereka sampai di bandara Incheon untuk menjemput kepulangan Chanyeol dan Baekhyun dari Hawai, tapi yang pasti, ini sudah tak bisa diabaikan lebih lanjut.

"Baekbeom, relax. Pesawat ChanBaek akan segera sampai, kenapa kau begitu gugup, hah?"

Baekbeom mendelik ke arah Yoora. "Tak bisakah kau memanggil mereka dengan nama lengkap? 'ChanBaek' selalu membuat perasaanku tidak enak."

"Memangnya kenapa? ChanBaek itu manis." Yoora membela diri.

"Ya, manis." Jeda sejenak. "Terlalu manis, bahkan. Mengetahui adikku satu-satunya berbulan madu di Hawai bersama adikmu, membuatku membayangkan hal-hal aneh. Bulu kudukku bahkan sudah berdiri."

"Kau berlebihan. Tidak akan ada yang terjadi selain hal-hal yang sepantasnya dilakukan pasangan yang baru menikah di tempat bulan madu mereka, oke?"

Baekbeom menilik Yoora dengan pandangan curiga. "Justru yang kukhawatirkan itu kau, Yoora. Kau tidak memasukkan benda-benda aneh ke dalam koper Chanyeol'kan? Serius, aku takut kebiasaan anehmu itu turun ke adikmu yang mungkin akan berimbas pada adikku."

"Oke, pertama, kau memiliki masalah. Kedua, memangnya kau tak bisa melihat kepolosan dalam paras cantikku ini, hm?"

Baekbeom memberikan tatapan datar ketika Yoora bertingkah sok imut di hadapannya. "Sama sekali tidak." Kemudian mengalihkan kembali pandangannya ke depan untuk mengecek apakah Chanyeol dan Baekhyun sudah sampai disana, sementara Yoora mencebikkan bibirnya.

"Tenanglah, brother complex. Aku tak memasukkan benda aneh apapun ke koper Chanyeol." Tanpa diketahui Baekbeom, seringaian sekonyong-konyong muncul di sudut bibir Yoora. "Hanya ke koper Baekhyun~"

"Kau mengatakan sesuatu?" Baekbeom bertanya dengan alis terangkat sebelah.

"Tidak, tidak ada." Di saat Yoora berpikir betapa parahnya brother complex yang diderita Baekbeom, tiba-tiba ia menangkap siluet Chanyeol dan Baekhyun di kejauhan. "Oh? Itu mereka!"

Kendati kecurigaannya pada Park Yoora yang masih tertanam, Baekbeom berusaha mengalihkannya dengan menyambut adik mungilnya melalui sebuah pelukan yang erat.

.

.

"Jadi, bagaimana bulan madu kalian? Menyenangkan?" tanya Yoora pada Chanyeol dan Baekhyun, sementara Baekbeom tetap mendengarkan pembicaraan mereka sambil mengemudikan mobilnya. Mereka sedang dalam perjalanan ke kediaman Park untuk sebuah acara keluarga.

"Oh, sangat menyenangkan! Segala sesuatu yang ada disana begitu indah, terutama pantainya. Kami bahkan pergi kesana setiap sore untuk melihat matahari tenggelam."

"Aww~ manisnya!" Yoora memekik. Berbeda dengan Baekhyun, Chanyeol dan Baekbeom justru meringis bersamaan karena suara cempreng itu. Isyarat tubuh wanita itu penuh akan kebahagiaan rupanya. "Ah, aku jadi ingin pergi kesana juga~"

"Pergilah dengan kekasihmu, Yoora." Baekbeom berceletuk, yang mana mendapat cubitan di perut dari wanita cantik itu. Hell, itu sebuah sindiran karena pada kenyataannya Yoora sedang tidak memiliki kekasih. Sementara di sudut lain, Baekhyun dan Chanyeol tak melontarkan satu kata ataupun merasa aneh melihat pemandangan ini. Well, Yoora dan Baekbeom sudah mengenal satu sama lain semenjak Yoora bekerja di tempat yang sama dengan Baekbeom. Terlebih setelah mengetahui adik keduanya saling mencintai, Yoora dan Baekbeom-pun menjadi teman akrab.

Saking akrabnya, orang-orang di sekeliling mereka mengatai mereka pasangan kekasih―yang tentunya dibantah mentah-mentah oleh keduanya.

"Oh ya, ngomong-ngomong aku ingin berterima kasih untuk 'hadiah'mu, Noona~"

Baekbeom menyipitkan matanya curiga melalui kaca spion karena perkataan adiknya. "Hadiah apa?"

"Itu–mpph!" Yoora cepat-cepat membungkam mulut Baekhyun sebelum kecurigaan Baekbeom terbukti. Tak perlu ditanya, wanita itu masih sayang nyawa.

"B–bukan apa-apa kok! Ahahaha~"

Chanyeol mendengus karena perkataan Yoora. "Apanya yang bukan apa-apa? Gara-gara obat kuat itu, aku jadi sulit klimaks, Noona! Aish, kenapa Noona memberikan benda aneh itu pada Baekhyun sih?"

BUSTED.

Yoora tak lagi memikirkan gerutuan adiknya yang (sepertinya) meminta pertanggung-jawabannya, ia justru lebih fokus pada delikan mata Baekbeom di sampingnya. Aura pembunuh menguar dengan jelas di sekitar tubuh anak sulung dari keluarga Byun itu.

Uh-oh.

Yoora merasakan firasat buruk.

THE END

Pada akhirnya, Yoora sama Baekbeom muncul bareng di chapter akhir. Curhat dikit, saya sempet stuck mau mengakhiri FF ini kayak gimana (itu sebabnya saya baru apdet lagi sekarang) dan hanya ini ide terbaik yang saya dapet, jadi mian kalo gak memuaskan kalian. TAPI semoga kalian puas dengan enaena ChanBaek-nya /tersenyum penuh makna/

Anyway, ini bonus epilog buat kalian.

.

.

.

EPILOGUE

"BUAHAHAHAHAHAHA!"

Chanyeol dan Baekhyun sama-sama merotasikan matanya karena reaksi berlebihan Sehun, Jongin, dan Luhan. Saat ini, mereka sedang berada di kediaman Oh untuk berbagi cerita mengenai perjalanan bulan madu ChanBaek yang indah. Namun anehnya, keributan Yoora dan Baekbeom kemarin sepertinya jauh lebih menarik perhatian teman-temannya itu.

"Tak bisakah kalian tak seheboh ini?" Baekhyun bertanya dengan intonasi jengah.

"Oh, astaga, Hyung dan Noona kalian benar-benar ribut di dalam mobil? Dan kalian kena semprot Baekbeom Hyung karena berusaha melerai mereka?" Luhan justru tak mengindahkan pertanyaan Baekhyun, malah melayangkan pertanyaan tentang Yoora dan Baekbeom, yang mana disambut gelak tawa dari 'suami' albinonya.

"Daebak! Yoora Noona benar-benar tak pernah jera ya?! Aku salut padanya yang tahan pada amukan Baekbeom Hyung, ahahaha!"

Baekhyun dan Chanyeol menatap datar ketiga teman-temannya, terutama Kim Jongin. Well, bagi pasangan yang baru menikah itu, kejadian kemarin itu tak ada lucu-lucunya sama sekali karena mereka-lah yang terkena imbas dari pertengkaran tersebut. Alhasil, Baekbeom bertanya macam-macam mengenai aksi mereka di ranjang, berakhir dengan diceramahi panjang lebar, bahkan sempat mengingatkan mereka untuk tidak melakukan posisi aneh saat melakukan seks. Hell, mana bisa?

"Well, aku turut prihatin untuk kalian, kawan." ucap Jongin setelah meredakan tawanya, tangannya menepuk-nepuk pundak Chanyeol dan Baekhyun―berusaha menghibur pasangan tersebut. Dan ChanBaek sudah sedikit ini untuk percaya ucapan pria berkulit tan itu.

Sedikit ini.

"Oh, maaf, biar kukoreksi ucapanku." Jongin menyeringai. "Aku senang aku bukan kalian, HAHAHAHAHA!"

Baekhyun dan Chanyeol berakhir dengan menatap datar Jongin.

Sialan.

Benar-benar sialan.

Itu adalah lelucon kuno yang sudah mereka tinggalkan semenjak SMA, tapi entah kenapa masih berhasil membuat dongkol sampai sekarang. Tapi jangan salah. Bukan 'Baekhyun' namanya jika ia tak bisa membalas kejahilan Jongin. Dan ia tahu benar apa yang harus ia lakukan.

"Daripada itu, kenapa Kyungsoo tidak kemari? Ini hari Minggu, aku yakin dia tidak mengajar di sekolah." Baekhyun menyilangkan kaki dan tangannya, tak lupa menampilkan seringaiannya (khusus) pada Jongin. "Apa dia sedang 'sakit'?"

Dan Jongin bungkam. Ha.

Tak sulit untuk mengartikan 'sakit' dalam pertanyaan Baekhyun. Jongin tahu pria mungil itu sedang menjahilinya. Yang lebih buruknya, sepertinya Baekhyun mengetahui sesuatu di balik ketidakhadiran Kyungsoo hari ini. Diam-diam, Jongin menelan ludahnya gugup.

"Oh ya, bukankah kau bilang kau tak bisa lama-lama disini? Kenapa? Apa ada hubungannya dengan plastik obat yang kau beli tadi?" Kejahilan Baekhyun semakin menjadi. Dan Jongin semakin tersudut. Sehun, Chanyeol, dan Luhan yang tak tahu apa-apa, lantas menatap Jongin dengan dahi berkerut.

"Jadi," Baekhyun menegaskan setiap kata-kata dalam ucapannya, "Kyungsoo klimaks berapa kali kemarin?"

Sehun, Luhan, dan Chanyeol melotot dalam hitungan sepersekian detik karena ucapan Baekhyun. Jangan lupakan rahang mereka yang jatuh saking tak percayanya. "YA TUHAN, KALIAN MELAKUKAN SEKS KEMARIN?!" tanya ketiganya bersamaan.

Kemudian pertanyaan beruntun yang membuat Jongin kelabakan, datang di detik berikutnya. Sementara Baekhyun dengan santai menyesap wine-nya, tentunya tanpa merasa prihatin pada nasib sahabat mesumnya itu.

Ah, pembalasan dendam itu memang manis.

(totally) THE END

.

.

.

So, yeah, it's the end.

Sejak awal, FF MPC memang sudah saya rencanakan untuk tidak banyak konflik dan chapter. Tapi saya beneran gak nyangka FF ini baru bisa tamat di akhir Februari 2016, padahal cuma enam chapter. Well, salahkan saja ide yang mandet, hahaha. Mengesampingkan hal itu, semoga kalian terhibur sama FF ini. Dan yang terpenting dari itu semua, saya bener-bener berterima kasih pada kalian yang masih mau nungguin FF ini sampe kelar (teror kalian bener-bener bekerja) dan –tentunya– kasih review juga dukungan buat saya.

Dan karena judul FF-nya 'Marrying Prince Charming' yang berarti lanjutan dari 'Finding Prince Charming' dengan main-casts ChanBaek, saya hanya memfokuskan enaena ChanBaek aja. Jadi yang minta NC KaiSoo, maaf gak bisa saya kabulkan. Oh ya, hari ini saya apdet bareng RedApplee, you may check her FF as well :) Well, bacotannya gak akan banyak-banyak, jadi saya akhiri sampai disini.

So, last review for MPC?