Naruto© Masashi Kishimoto

We are the mathing couple © Uchiha yunaHitsugaya

Pair: Uchiha Itachi X Senju Kyuubi (ItaKyuu)

Uchiha Sasuke X Senju (Uzumaki) Naruto (SasuNaru)

Uchiha itachi: 30 tahun

Senju Kyuubi: 28 tahun

Uchiha Sasuke: 18 tahun

Senju (Uzumaki) Naruto: 17 tahun

Warning: OOC, AU, SLASH ROMANCE. Alur acak adul, typo dimana-mana (bersiap2lah) dan semua kekurangan ada difict ini.

DON'T LIKE DON'T READ

Fict ini asli hasil pemikiran otak sableng sang

authornya. jika ada kesamaan alur, tempat

dan cerita sungguh bukan faktor kesengajaan.

DILARANG MENGCOPY PASTE FICT INI.

Saya hanya seseorang yang ingin berkarya dengan meminjam char milik orang lain. Jika anda menuntut kesempurnaan dalam penggunaan char maaf! Anda salah orang. Saya bukan pemiliknya segala kekurangan pasti saya perbuat. Terlebih saya menyesuaikannya dengan cerita yang saya buat. Keooc'an pasti anda temukan disini.

Chapter 3

.

Happy reading :D

.

kicauan burung-burung kecil menggelitik telinga Itachi, membuat mata kelam yang malas menatap dunia terbuka menatapnya.

Tidak ada erangan keluar dari mulut tipisnya hanya sebuah tangan yang meraba-raba seprei disampingnya. Kosong, Seingatnya semalam ia tidur berdua bersama Kyuubi kemana pria berambut orange itu. Mata yang hanya mengerjap-ngerjap kini terbuka menatap tak suka terhadap kamarnya.

"Kyuu," panggilnya pada sosok pemuda berambut oranye.

Tidak ada jawaban, Itachipun meninggalkan kamarnya pergi mencari keberadaan Kyuubi. Melirik jam dinding sejenak, Ia yakin pemuda manis miliknya itu kini telah menyiapkan sarapan.

.

"Kau sudah bangun," ujar Kyuubi, ketika ia merasakan kehadiran Itachi dibelakangnya. Tangannya sedang asik mengoleskan selai berwarna merah keatas roti untuk sarapan pagi.

"Hn."

Lingkaran tangan kekar terasa mengujungi pinggangnya membuat Kyuubi menolehkan wajahnya kearah pundak sebelah kanan, tepat Kearah dimana kepala Itachi bersender.

Itachi menghirup bau wewangian yang menguap dari tubuh Kyuubi. Matanya terpejam menikmati sensasi yang menyegarkan indra penciumannya tanpa memperdulikan tatapan sengit Kyuubi.

Kyuubi mendengus, dan—

BRUKK

"Aww."

Dipukullah perut sixpack Itachi.

"Menyingkir dariku keriput."

"Kau keterlaluan Kyuu," ucap Itachi sambil melepas pelukannya.

"Cemen," hina Kyuubi.

"Ck, lain kali awas kau."

"Kau dendam?"

Itachi tidak membalas ucapan Kyuubi. Masih kesal dengan tonjokan Kyuubi.

Kyuubi hanya meringis sedikit, menertawakan tingakah Itachi yang kekanakan.

"Cepat mandi sana kau bau tahu," Ledek Kyuubi.

"Ya ya cerewet," Ujar Itachi dengan tampang sok ngambek.

Kyuubi kembali meringis melihat tampang ngambek Itachi.

"Kyuu," panggil Itachi.

"Ya," saut Kyuubi.

Cup

Pipi sebelah kanannya terasa basah, jejak dari bibir suaminya.

Setelah mendaratkan kecupan dipipi Kyuubi, dengan cepat Itachi menuju kamar mandi.

"Itachii."

We are the matching couple chapter 3.

Sehabis membersihkan diri serta merapikan penampilannya (kecuali dasi), Itachi bergegas turun kebawah untuk sarapan bersama Kyuubi.

Sesampainya diruang makan Itachi langsung menghampiri Kyuubi yang tengah menuangkan susu kedalam gelas.

memastikan semua gelas terisi penuh susu UH , Kyuubi meraih dasi yang tergantung dileher Itachi—melipatnya—membuat sebuah sampul dasi yang rapi. Setelah selesai Itachi mendudukan dirinya pada kursi makan. Mengambil roti yang sudah diolesi selai strawberry oleh Kyuubi.

"Kemarin ibu bilang Sasuke akan menginap dirumah kita selama libur sekolah."

Kyuubi membuka obrolan dipagi hari dengan menyampaikan pesan dari ibu mertuanya.

"Berapa lama?" Tanya Itachi. tanpa berhenti mengunyah rotinya.

"Dua minggu."

Sedikit terhipnotis Itachi, Kyuubipun mengambil roti kemudian memakannya.

"Oh"

Satu bantal roti tandas tak tersisa, tenggorokkannya terasa sakit karna belum dimasuki air dengan segera ia teguk susu yang telah disediakan Kyuubi.

"Chi jangan bawa mainanmu kerumah selama itu" ucap Kyuubi. Ia tak mau memberikan contoh yang buruk kepada adiknya. cukup hanya ia dan Itachi saja yang brengsek jangan sampai adik-adiknya mengikuti jejak mereka.

Cukup terkejut, Perkataan Kyuubi membuat Itachi hampir tersedak.

"Sasuke bukan anak kecil lagi Kyuu, dia mengerti akan hal itu."

Itachi kembali melahap satu bantal roti.

"Tapi Itachi tetap saja tidak baik. Sasuke masih remaja umurnya saja baru 17 tahun."

"Tapi—"

"Terserah kau."

Kyuubi memakan rotinya dengan kasar, sebal dengan sikap batu Itachi. Apa salahnya sih menahan nafsunya sebentar. Tidak akan mati ini kan. Dasar mesum.

Itachi membuang nafas dalam, dalam diamnya ia menatap Kyuubi yang sedang meluapkan amarahnya lewat menggigit roti. Meringis sedikit, Itachi tersenyum tipis. ia hanya bercanda lagipula ia sudah tak mau bermain lagi dengan wanita panggilan. Sudah cukup. ia ingin jadi suami yang baik setia pada 'istrinya saja. Sudah saatnya ia menepati janjinya. Yang harus ia tepati karna kejadian Kemarin malam.

Mengingat kejadian kemarin malam, Ia penasaran apakah Kyuubi mengingat kejadian itu atau tidak. Dengan perasaan yang sedikit canggung Itachi pun bertanya.

"Kyuu"

Diawali dengan panggilan, Itachi tidak langsung bertanya. ia sedikit gugup.

"Ya," Saut Kyuubi.

Glek

'Itachi kau bisa'

"Apakah kemarin malam kau—"

"Oh peristiwa kemarin malam ya, pasti akukan yang menang Chi. Kau harus mentraktirku"

Ucap Kyuubi dengan nada penuh kebanggaan.

Ternyata dia tak ingat—batin Itachi kecewa.

"Kata siapa kau menang?"

kalau sudah begini, lebih baik Itachi melupakan kejadian semalam.

"Sudahlah tidak usah berbohong, mentang-mentang aku tak sadar. Kau ingin curang?"

"Tidak. siapa yang berbuat curang."

"Benarkah?"

"Iya. Lagipula darimana kau tahu jika kau menang ?"

"Dari tanda ini"

Kyuubi menunjuk kissmark dilehernya.

"Ah—hah bahkan kau tak ingat siapa yang memberikan tanda itu."

Kini giliran Itachi yang memakai nada mengejek.

"Apa maksudmu?"

"Tidak."

Itachi menghabiskan rotinya dengan cepat, ia tidak boleh terlambat kekantor. sembari menghindari pertanyaan Kyuubi.

"Sini biar aku yang bawa."

Melihat Itachi yang sedikit kerepotan tenteng sana-sini Membuat Kyuubi sedijit iba, ia pun membantunya dengan membawakan jas Itachi.

Kyuubi mengantar Itachi menuju bagasi mobil, setelah sampai tak lupa ia pakaikan jas yang ditengtengnya tadi kebadan tegap Itachi.

"Tumben kau baik, pasti ada maunya."

"Kau ini berpikir negatif terus padaku aku iklash membantumu," ucap Kyuubi ketus. Tidak terima dikatakan seperti itu.

"Yasudah maaf."

Kyuubi hanya mendengus untu menanggapi permintaan maaf Itachi.

Merasa diacuhkan Itachi pun segera berpamitan. "kalau begitu aku Aku berangkat."

"Hm."

Baru beberapa langkah ia berjalan, Itachi kembali memutar tubuhnya— menghampiri Kyuubi.

Dan perbuatan Itachi membuat alis Kyuubi mengkerut.

"Ada apa?" Tanyanya.

Mungkinkah? ada barang yang tertinggal.

Itachi hanya tersemyum tipis Tanpa menjawab pertanyaan Kyuubi.

Tangan kekar yang terbalut katun putih itu terjulur kearah Kyuubi, mengusap pelan pucuk rambut jingga dihadapannya. Sebelum menarik kepalanya untuk mendekat. Jarak ditipiskan sedikit, Matanya terpejam. Bibir lembut Itachi mengecup dalam kening Kyuubi.

Mata semerah delima melebar, menatap pria yang lebih jangkung dihadapannya dengan tatapan tak percaya.

Apa yang dilakukan Itachi membuat hati Kyuubi meletupkan sedikit rasa terharu. hatinya mencelos Sesaat.

"Hati-hati dirumah."

"Itachi, aku akan berkunjung kerumah kakek pukul sembilan nanti."

Awalnya ia tak akan memberitahu rencananya, inikan cuma acara biasa. Namun, perasaan tak enak menggelayut dihatinya akibat prilaku Itachi.

"Hn, hati-hati dijalan kalau begitu."

"Kau juga hati-hati."

Kyuubi menutup pintu mobil Itachi sampai terdengar bunyi

Buum

"Bye."

"Bye."

Brumm...

Suara deruman mesin roda empat yang ditumpangi Itachi. setelah melambaikan tangan kanannya iapun berlalu meninggalkan kediamannya dan Kyuubi.

.

Itachi berjalan santai, menginjak lantai dengan lihai. Pagi ini, hidupnya sangat terasa sempurna. Bagaimana tidak? Ia dan Kyuubi sarapan bersama, kecup singkat dan berpamitan haahh rasanya ia adalah lelaki terbahagia didunia.

"Itachi."

Tepukan terasa dipundaknya ketika sebuah khayalan keluarga sakinah terbayang dibenaknya.

"Deidara," ujarnya ketika mata kelamnya menangkap sosok Pria manis berambut pirang diikat kuda. Ia gagal mengkhayalkan Kyuubi memakai baju maid.

"Bagaimana dengan karenya? Enak tidak ?" Tanya Deidara to the point. Ia sangat tidak sabar mengetahui rasa dari masakannya.

Mendengar pertanyaan Deidara ingin sekali Itachi berucap kata sungguh 'luar biasa. Luar biasa pedasnya. Namun, melihat ekspresi Deidara yang sedang tersenyum hangat (tampang malaikat) membuatnya tak tega untuk meruntuhkannya.

"Enak" Dusta Itachi.

ah tak apa sekali-kali ia mengerjai Sasori, untung-untung bagi sial.

"Ahh syukurlah, pasti Danna akan suka un," Ujar Deidara dengan nada riangnya. Senyum cerah tak luput dari wajah manisnya.

Kemarin siang Itachi dengan terpaksa menjadi tikus percobaan Deidara—pemuda yang sedang kasmaran terhadap temannya yang berambut merah gelap asal suna—Akasuna Sasori. Deidara ingin membuatkan kare untuk Sasori namun ia tak pede untuk langsung memberikannya pada sirambut merah. Alhasil ia berikan dulu pada Itachi bos sekaligus temannya yang terkenal pandai memilih makanan yang enak.

Itachi hanya tersenyum tipis menanggapi senyum cerah Deidara.

"Kalau begitu aku duluan ya Dei, banyak urusan."

Tidak ingin membuang waktu kerjanya yang sangat berharga, Itachipun berpamitan untuk menuju ruangannya. Ingat ia disuruh pulang cepat-cepat

"Ah—iya un, terima kasih ya Itachi."

"Sama-sam Dei."

.

Kyuubi berjalan dengan cepat menuju mansion Senju sambil membawa rantang yang berisikan makanan buatannya. berharap kakeknya belum menyantap sarapan pagi.

Hari ini Kyuubi berniat untuk mengunjungi kakek tercintanya, Hashirama senju. untuk mengecek kondisi—maklum orang tuakan rentan terhadap penyakit, sekaligus menyalurkan rindunya terhadap sesepuh Senju itu. Sesampainya pada kamar kakeknya Kyuubi langsung membuka pintu tanpa mengetuk dulu.

"Kakek," sapa Kyuubi.

"Okaeri Kyuu," tutur Hashirama yang sedang duduk diatas kursi goyangnya.

Mendengar penuturan kakeknya mebuat Kyuubi meringis sedikit, malu—ia lupa mengucapkan 'tadaima.

"Kakek sudah makan?" Tanya Kyuubi sambil menaruh rantang makanannya. Kini ia bersimpuh dihadapan Hashirama.

"Belum," Jawab Hashirama. Wajah keriputnya tak luput dari senyum tipisnya.

"Kalau begitu Ayo makan, aku bawa makanan untuk kakek."

Kyuubi membuka rantang makanannya, memisahkan satu persatu. Mencampurkan wadah yang berisi sayur Bayam bening dan ayam goreng kedalam wadah yang terisi nasi putih. Setelah tercampur, Kyuubi mengambil sendok yang telah ia bawa kemudian dikeruklah nasi yang tercampur sayur bayam bening dengan ayam goreng lalu memasukannya kedalam mulut Hashirama.

Hashirama melahap makanan yang disajikan cucunya dengan lahap. Makanan buatan Kyuubi selalu terasa pas dilidahnya. sembari menatap wajah cucunya yang ia rasa semakin hari semakin meragukan gendernya, cantik.

"Kau makin cantik Kyuu."

Kyuubi menghentikan gerak sendok yang sedang mengeruk segumpal nasi bercampur kuah sayur.

Ia ingin marah namun tak tega, apalagi memukul tapi tangannya sangat gatal. Kenapa orang yang berada didepanmya ini harus Hashirama Senju—orang yang paling dihormati oleh Kyuubi. Mana mungkin ia berani berkata kasar sekaligus melayangkan bogemannya pada kakek tua berambut iklan shampo ini.

"Kakek ngelindur, aku ini lelaki."

Kyuubi kembali mengeruk nasi, memasukannya pada mulut keriput Hasirama secara paksa.

"Hahahaha terserah kaulah"

Hasirama paling tahu Kyuubi tidak suka dipuji. Terlebih dikatakan cantik.

"Oh ya Kyuu, sore nanti Naruto pulang dari Suna. Katanya ia ingin menginap dirumahmu," ucap sang Kakek—menyampaikan permintaan cucu bungsunya.

Kedua ruby Kyuubi langsung melotot kala mendengar penuturan Kakeknya.

Apa? Naruto—adik pirangnya akan menginap? Di rumahnya? gawat.

"Kenapa dia tidak tinggal disini kek?" Tanya Kyuubi. Sebenarnya ia tak enak bertanya seperti ini kepada kakeknya terlebih untuk permintaan adik satu-satunya itu.

"Kau keberatan?"

Melihat raut wajah Kyuubi yang gelisah membuat Hashirama merasa tak enak.

"Bu—kan begitu, hanya saja Sasuke juga akan menginap dirumahku."

Kyuubi mencoba menolak permintaan adiknya dengan baik-baik agar terlihat tidak mencurigakan.

"Memangnya rumahmu punya kamar berapa?"

"Tiga."

SKakmat

"Nah itu paskan."

Tidak—Kyuubi tidak mau lagi tidur dengan Itachi. tanda pada bagian dada dan lehernya cukup membuatnya merinding. Sebenarnya ia ingat sedikit bagian-bagian peristiwa kemarin malam dimana sebuah kepala menyembul diselangkangannya. tadi pagi ia hanya mengalihkan pembicaraan, ia malas membahas peristiwa itu.

"Tapi apa Kyuu?" Hashirama terus bertanya, ia sedikit heran kenapa Kyuubi mencoba menolak permintaan adiknya. Seingatnya Kyuubi sangat menyayangi Naruto—selalu mengiyakan permintaannya.

"Tidak kek."

Mau bagaimana lagi, ia tak enak terus mengelak. Terpaksa dengan berat hati selama seminggu Kyuubi harus rela berbagi tempat tidur, selimut, dan dekap—hey tunggu dulu apa yang dipikirkan dirimu Kyuu.

'Kami-sama jantungku kenapa'

"Kyuu mukamu merah, kau sakit ?" Khawatir melihat wajah Kyuubi yang memerah secara tiba-tiba membuat kakek Hashirama menyentuhkan tangannya pada dahi Kyuubi sambil bertanya.

Kyuubi menggeleng dengan cepat.

"Kami-sama lehermu kenapa kok merah-merah Kyuu "

Blush

"Itu... di—gigit nyamuk kek. Ya digigit nyamuk," Jawab Kyuubisekenanya.

masa nyamuk sampai membiru begini—pikir Hashirama

Hashirama menatap lekat tanda biru pada leher Kyuubi, sampai sebuah seringai jahil tercetak pada wajah Sikakek, ia sadar akan apa yang terjadi pada cucunya ini.

"Semalam berapa ronde hah?" Tanya diKakek sambil menahan tawanya.

"Kakek." Gertak Kyuubi.

Mengerti maksud dari pertanyaan kakeknya, selanjutnya Kyuubi pun mengalihkan topik pembicaraan.

"Sudah habiskan makanan ini, aku akan pulang kerumah untuk beres-beres kek."

"Ya ya ."

Hashirama kembali menyantap makanan dihadapannya, senyum tipis yang tulus kini terpatri diwajah tuanya. ia senang. Melihat wajah cucunya yang bersemu merah, Melihat tanda merah yang tercetak dileher Kyuubi. Dengan demikian dapat disimpulkan jika rumah tangga cucunya baik-baik saja.

-Itakyuu-

Pekerjaan hari ini sangat menumpuk. dari tadi pagi sampai sore hari Itachi masih sibuk mengecek tumpukan dokumen diatas mejanya mengoreksi dengan detail kalimat perkalimat takut ada sebuah kata yang melenceng dari perintahnya ataupun typo. Itachi adalah pecinta kesempurnaan. Jadi, ia tidak ingin ada sebuah kesalahan sekecil apapun. Sebisa mungkin ia meminimalisirnya.

Tok tok

Ketukan pintu pada pintu ruangannya mengusik fokus Itachi terhadap tumpukkan dokumen. Sejenak ia hentikan pekerjaannya untuk melihat siapa tamunya kali ini.

"Masuk," ucap Itachi dengan lantang membuat suara bassnya terdengar jelas.

Pintu terbuka—surai merah maroon menyembul dari sana, sosok pria berperawakan jangkung dengan wajah babyface yang membawa tumpukan map warna-warni ditangannya muncul ketika pintu terbuka lebar. Ah—Sasori ternyata, Manager perusahaan Uchiha Corp.

Sasori memasuki ruangan Itachi dengan wajah lesu dan sedikit pucat. Penasaran dengan keadaan Sasori, Itachipun bertanya kepadanya.

"Kau kenapa Saso? Mukamu sedikit pucat."

"Jangan pura-pura tidak tahu. Cepat tanda tangani laporan ini—aku ingin izin pulang" jawab Sasori ketus.

"Pttthhh kare super pedas ngah, hahahaha."

Oh jadi wajah pucat itu dikarenakan kare super pedas dari Deidara. Ha—ha kena kau.

"Ck, cepat tanda tangani Itachi."

"Ya ya baiklah..."

Itachi kembali melirik wajah pucat Sasori, melihat keadaannya kali ini Itachi tidak yakin kalau temannya ini hanya sekali-duakali memasuki toilet.

Getaran smartphone berwarna hitam pada meja kerjanya membuat Itachi mengalihkan fokusnya dari wajah menderita Sasori pada benda berbentuk kotak berwalpaper wajah Kyuubi tersebut.

Alisnya mengkerut heran ketika sebuah kontak bernama 'My Kyuubi' menelponnya. Tumben dia menelepon. Tanpa berpikir panjang Itachi langsung menekan icon telpon berwarna hijau—menjawab telepon dari Kyuubi.

"Hallo ada apa Kyuu?"

"Hallo Itachi, ini gawat. pulanglah sekarang ."

"Gawat? Gawat kenapa?"

"Naruto akan menginap dirumah kita. Selama dua minggu kedepan."

Naruto yah, adik iparnya yang super polos akan menginap dirumahnya? Kesempatan yang bagus untuk bermanja-manja dengan Kyuubi.

"Lalu?"

Nada jahil mulai dikeluarkan.

Sebuah seringai mulai nampak pada wajah tampan Itachi.

"Jangan pura-pura bodoh chi, kau tahu Naruto tidak seperti Sasuke. Ia tidak tahu kalau kita pisah ranjang"

"Oh... yasudah tidak apa-apa" ucap Itachi dengan enteng.

"ITACHI"

"Iya iya aku akan membantumu memindahkan barang-barangmu kekamarku,"ucap Itachi dengan kepedean 100 persen.

Kalau tidak dikamarku dimana lagi dia akan tidur. yes— batinnya senang.

"Siapa yang mau tidur dikamarmu."

"Lalu kau mau tidur dimana Kyuu?"

Nada pertanyaan kali ini sedikit terdengar was-was.

"Pokoknya cepat pulang."

"Iya sayang muachh."

Setelah memberikan kecupan singkat Itachipun menghentikan obrolannya dengan Kyuubi.

Setelah itu ia menandatangani dokumen yang diberikan Sasori padanya dengan cepat.

"Ada apa Itachi?" Tanya Sasori, penasaran.

"Biasa 'istriku ingin ronde tambahan. Aku pulang dulu ya Saso," Itachi berucap dengan nada nakal serta wajah mesumnya. membuat Sasori hanya melongo melihat tingkahnya.

"Oh—ya Saso map yang disebelah kanan butuh perombakkan. Jadi tolong ya diperbaiki, jaa."

Sudah tersandung batu tertimpa tangga pula—sepertinya pepatah ini cocok untuk keadaan Sasori kali ini. Baru saja ia akan minta pulang cepat malah ditinggal pulang dengan tumpukkan berkas yang masih harus dirombak. Rasanya ia ingin meremas wajah bosnya yang mesum itu.

Pretttt

Rasa mulas kembali terasa

"ITACHI"

dalam setiap detik Sasori merombak semua dokumen ini, mulutnya selalu mengicap sumpah serapah untuk Itachi.

.

Sesampainya dirumah Itachi langsung menemui Kyuubi yang sedang berada dikamar pribadinya—membereskan barang-barang yang akan dipindahkan.

"Jangan hanya berdiri disana. cepat bantu aku," ujar ketus Kyuubi. Tak rela melihat Itachi yang hanya berdiri diambang pintu sambil berpose cool. sementara dirinya sudah kelelahan membereskan dua kamar yang cukup luas. selain itu, ia Juga harus membereskan sekaligus membasmi barang-barang 'terlarang yang ada pada rumahnya ini. ingat mala—lebih tepatnya setan polos alias adik bungsunya akan datang mengunjungi rumahnya.

Kenapa dikatakan setan dibanding malaikat? Kalian akan tahu nanti seiring berjalannya cerita ini.

"Hn."

Itachi menghampiri Kyuubi, menerima tumpukkan pakaian Kyuubi yang ditaruh dikedua tangannya oleh pemiliknya.

"Aku sudah membereskan semua kamar kecuali kamarmu dan memindahkan semua barangku kekamarmu, tinggal bajuku saja jadi tolong taruh ini dilemarimu. ok," Jelas Kyuubi. sesekali tangan putihnya menyeka keringat yang membasahi keningnya.

Itachi mengangguk, mengerti akan perintah yang diberikan oleh Kyuubi. Tidak ingin menunda-nunda pekerjaan Itachi langsung mengambil alih pekerjaan Kyuubi.

Itachi terus melakukan hal yang sama—memindahkan pakaian Kyuubi kelemarinya. Tidak butuh waktu lama untuk melakukannya—sepuluh menit berlalu, kini hanya tersisa beberapa kemeja didalam lemari gantung Kyuubi. Pekerjaan Itachi cukup untuk diancungi jempol.

Kyuubi hanya duduk ditepi tempat tidur, sedikit merilekskan otot-ototnya yang terasa pegal. sambil melamunkan rencananya untuk dua minggu kedepan. melirik sesekali wajah serius Itachi Kyuubi merasa canggung untuk menyampaikan rencananya—takut jika rencannya tidak sesuai dengan pemikiran Itachi.

Apakah Itachi mau melakukannya?

tidak akan tahu sebelum memulainya bukan? Jadi Kyuubi Mulailah untuk berbicara

"Itachi," panggil Kyuubi sambil menarik tangan kiri Itachi ketika pria bertanda lahir goresan melintang dikedua belah sisi hidung itu akan beranjak pergi.

"Apa?" tanya Itachi. Kakinya mengambil langkah yang cukup panjang untuk kembali menghampiri Kyuubi.

"Soal dua minggu kedepan, aku mempunyai sebuah rencana."

Kyuubi tahu ini sulit tapi rencana yang sudah ia buat haruslah dijalankan agar adik semata wayangnya percaya bahwa pernikahannya baik-baik saja. Ia tidak ingin menyakiti hati keluarganya (lagi). Tidak ingin melihat kakeknya kembali menangis dan terus dihina akibat ulahnya. Meski ia tak mencintai (lebih tepatnya belum menyadari) Itachi, ia berharap pernikahananya dengan Itachi terus berjalan untuk menutupi aibnya yang sangat memalukan. egois memang namun ini yang terbaik.

'Maafkan aku Itachi'

Memikirkan itu membuat Kyuubi tanpa sadar meremas tangan Itachi sedikit bertenaga. Ia merasa sangat bersalah pada Itachi telah membuatnya sebagai tembok berjalan—meski itu adalah tugas Itachi dalam perjanjian mereka.

Itachi Menaruh baju Kyuubi yang ditenteng olehnya keatas kasur—menumpukkan kedua kakinya pada lantai menghadap wajah Kyuubi yang sedang melamun. Menaruh kedua tangannya diatas paha Kyuubi tak urung perlakuannya membuat Kyuubi tersadar dari lamunannya.

"Apa yang—"

"Katakan apa rencanamu," Ucap Itachi tegas.

Jujur saja, kyuubi tidak tega terus mengikut sertakan Itachi dalam rencananya. Ia merasa bersalah telah mengukung Itachi dalam ketidakbebasan. karna gara-gara pernikahaan ini Itachi jadi tidak bebas bermain dihotel-hotel maupun club kesukaannya. Kyuubi melarangnya dengan alasan takut ketahuan kakeknya, itu sebabnya para wanita panggilan Itachi selalu berada dirumah ini.

"Bersikaplah seolah kita benar-benar menikah." Suara Kyuubi mengecil Ujung kalimat. entah kenapa kerongkongannya serasa tercekik.

hembusan nafas kasar terasa Didepan wajah Kyuubi

Itachi tersenyum, namun sedikit kecut. Perkataan Kyuubi benar-benar menohok hatinya.

Benar-benar menikah yah, Memangnya seperti apa sikap orang yang sudah menikah?

Tidak pernah terbesit dalam pikiran Itachi tentang sebuah pernikahan (dalam arti yang sebenarnya) Dalam otaknya yang bejad ia hanya berpikir bagaimana caranya ia bermain dengan wanita-wanita sexy tanpa ketahuan kakeknya. Tanpa mencoreng nama baik clannya. Tanpa menimbulkan rasa kecewa pada ayahnya terlebih Tanpa membuat ibunya menangis. Hanya itu, tidak lebih. Sebelum ia mengenal Kyuubi lebih jauh— sampai hatinya mengeluh sakit jika Kyuubi ikut mengambil wanita panggilannya. Pria asal Senju dihadapannya ini telah merubah dirinya. Mengajarkan sesuatu yang tak pernah ia terima dari wanita atau pria manapun.

"Kau tahukan—seperti yang dilakukan kak Shisui dan kak Obito."

Melihat Itachi yang melamaun Kyuubipun menjelaskan maksudnya dengan mengambil contoh dari kedua kerabatnya yang menikah tanpa paksaan.

"Memangnya apa saja yang dilakukan oleh Shisui dan Obito? " jujur saja, Itachi jarang menemui kerabat dekatnya itu. selain sibuk karna pekerjaan perbedaan jarak tempat tinggal membuat Itachi berpikir ulang untuk mengunjungi mereka. Ia tak tahu apa yang sering mereka lalukan.

"Menjadi suami yang baik, seperti kak Shisui hanya itu."

perkataan Kyuubi lagi-lagi menohok Itachi semakin dalam.

Kyuu, tidakkah kau ingat lelaki dihadapanmu ini adalah seorang bajingan bagaimana bisa dia berperan sebagai seorang suami yang baik seperti Shisui. Bahkan ia tak tahu apa saja kewajibannya, memberi nafkah dan apa lagi?

"Baiklah, nanti aku akan menghubungi Shisui menanyakan apa saja yang dilakukan oleh suami yang baik."

Mungkin lebih baik Itachi kembali menajalin Komukasi dengan Shisui agar ia dapat memerankan perannya kali ini dengan baik sekaligus belajar untuk keluarganya.

Ruby menatap sendu onixs didepannya.

"Kau tidak perlu menirunya dengan total, cukup bersikap sopan dan jangan membawa perempuan panggilan kesini."

Ia tidak ingin memberatkan Itachi dengan rencananya. Lagipula sandiwara ini hanya berlangsung dua minggu.

"itu sudah kewajibanku bukan, tidak ada salahnya aku mempelajari itu."

'Demi engkau, bukan demi kepura-puraan ini Kyuubi demi keluargaku. aku akan mempelajarinya.'

"Kau benar." Kyuubi tersenyum setengah hati. Ia menundukkan kepalanya, matanya mulai terasa panas.

Kewajiban yah, sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan selama berpura-pura menjadi pasangan yang baik. Soal hubungan Shisui dan Obito ia hanya mendengarnya dari mertuanya. tidak menyaksikan langsung interaksi mereka. Terakhir Kyuubi melihat mereka saat pesta pernikahan. Dan itu sudah sangat lama sekali, dua tahun yang lalu. Waktu dimana untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Itachi.

Tangan pucat menyentuh dagu Kyuubi, mendonggakkannya—menatap kelereng kelam yang menatapnya dalam.

"Kita akan menjadi pasangan yang

paling serasi dimata mereka nanti. Kau tidak boleh menunduk—kita harus semangat untuk berakting lagi. " Itachi memberikan senyum terbaiknya, senyum yang sangat manis.

"Hu,um."

Kyuubi mengangguk, memyetujui perkataan Itachi.

Jika Itachi berusaha untuk total maka ia juga akan berusaha untuk itu.

Kyuubi harus berlajar tentang kewajibannya. kalau ia tidak bisa bertemu dengan Obito Kyuubi bisa bertanya pada internet.

Kyuubi merentangkan tangannya, mengurung Itachi dalam pelukannya. Ia merasa beruntung dijodohkan dengan Itachi. Itachi adalah teman terbaik yang pernah ia miliki setelah kedua sahabatnya (Yahiko dan Nagato). Selalu mengerti keadaannya. Selalu ada disaat ia butuh, bukannya hanya disaat ia sedang senang saja. Selalu mau membagi miliknya dengan Kyuubi.

"Mafkan aku, selalu membuatmu kerepotan," Ucap Kyuubi lirih

sedikitnya satu tetes rembes dari matanya.

Ia paling benci ketika dirinya hanya bisa menjadi beban untuk orang lain. Bersembunyi dibelakang pundak—menyembunyikan kebohongannya. sebenarnya ia sudah malas berpura-pura dihadapan keluarganya, Kyuubi ingin menampakkan keadaan rumah tangganya bersama Itachi yang sebenarnya. Namun ia belum siap mengulang kejadian dua tahun yang lalu.

Itachi mengeratkan dekapannya, mengusap lembut punggung Kyuubi.

"Kita adalah teman, sudah sepantasnya saling membantu kau menyembunyikan kebohonganku begitupun aku. Harus menyembunyikan kebohonganmu—kebohongan kita."

Selama ini, hanya itulah alasan mereka menikah. bukan cinta maupun bisnis keluarga

Atau bahkan membentuk keluarga kecil yang harmonis. hanya saling membalas jasa masing-masing.

Namun kini, bolehkah Itachi merubah alasannya. Bolehkah seorang bajingan sepertinya mengharpan sebuah keluarga kecil yang harmonis? benar-benar sebuah keluarga bukan sebuah alasan untuk menutupi perberbuat mesumnya.

Bolehkan...

Itachi melepas pelukan Kyuubi, mengusap jejak airmata dipipinya.

"Kenapa menangis?" Tanya Itachi.

"Tidak tahu." Jujur Kyuubi. Ia tidak tahu menapa airmatanya jatuh begitu saja.

Mereka saling melempar senyum.

Itachi kembali mendekatkan diri pada Kyuubi.

"Lain kali kau harus mempunyai alasan untuk menangis."

Pelipis diusap penuh rasa, onixs dan ruby saling menyelami keindahannya masing-masing.

Kyuubi mempunyai alasannya, namun ia belum sadar akan hal itu.

Jarak semakin menipis, hidung bangir Itachi mulai menggesek-gesek hidup merah Kyuubi. Selanjutnya, Itachi mendorong pelan tubuh Kyuubi—membaringkannya dibawah kuasanya.

Itachi kembali memeluk Kyuubi meresap kehangatan tubuh dibawahnya. Wajahnya masih mendongak terhipnotis cahaya rubi dibawahnya.

Kyuubi merayapkan tangannya kebahu tegap Itachi—menekuknya memajukan sedikit wajah tampan dihadapannya.

Itachi menghembuskan nafasnya secara perlahan, menyebarkan rasa hangat pada wajah Kyuubi—menegakkan bulu-bulu kecil diseluruh tubuhnya. Bibir tipisnya terangkat sedikit ketika mata kelamnya menatap kelopak mata Kyuubi yang terpejam. Bolehkan ia berbesar hati? menganggap bahwa Kyuubi juga memikiki perasaan yang sama seperti dirinya.

Itachi menundukkan kepalanya, bibir tipis mengecup singkat ujung bibir yang sedikit terbuka—lalu turun meluncur menuruni rahang Kyuubi menuju leher selembut sutra. Mengecupnya tanpa meninggalkan jejak—membuat sebuah remasan terasa dipundaknya.

Kyuubi bingung, kenapa ia tak bisa melawan? kenapa dadanya bergemuruh? Kenapa ia menyukai perlakuan Itachi? Kenapa dekapan Itachi terasa sangat nyaman? Kenapa ia berharap Itachi dapat menemaninya sampai akhir hayatnya? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apakah ia mulai menaruh hati pada Itachi?

Tangan Kyuubi kembali merayap memeluk leher Itachi erat. menyisipkan sebuah kecupan pada pelipis Itachi.

Jika benar hatinya telah jatuh pada Itachi, maka ia akan berusaha memperbaiki keluarganya mengganti alasan dulu dengan yang baru. Mempelajari apa yang yang ia belum ketahui. Demi itachi, demi keluarganya, demi cinta.

Suasana semakin terasa panas— Itachi mulai menginginkan lebih. Lidahnya bergerak lihai, mengoleskan saliva pada leher maupun pundak Kyuubi secara teratur. bibirnya menghisap dalam kulit leher Kyuubi menciptakan tanda baru pada suaminya.

"Ahkhh."

Mereka saling mendekap erat. Menyentuh, mengecup—Membagi harapan baru yang diutarakan dengan semu.

'Percayalah padaku'

Jemari panjang memutar-mutar bukit dada

'Aku percaya padamu'

Ikat rambut lepas, berantakan diremas-remas nikmat.

Mereka bisu, karna saling membungkam.

Lidahnya kelu, karna saling melilit.

Berbagi rasa sedikit demi sedikit.

Merajut sesuatu yang baru didalam hati.

TING TONG

"Kyuunii Naru datang."

Teriakan bernada cempreng terdengar.

'Naruto'

Seketika Kyuubi langsung mendorong Itachi membuat akhirnya Itachi terjungkal kebelakang.

"Itachi aku tidak sengaja—maaf."

Dengan langkah yang terburu-buru Kyuubi pergi meninggalkan Itachi yang sedang mengerang kesakitan.

"Ck sial," Runtuk Itachi.

Kenapa selalu saja ada yang mengganggu ritual indahnya.

.

"Kyuu-Nii" Naruto kembali berteriak dengan lantang.

"Ck, berisik bodoh" ujar Sasuke. ia sudah tidak tahan dengan teriakan Naruto yang membahana.

"Kau ini kenapa sih, apa masalahmu hah?" Ucap Naruto jengkel. Ternyata sikap Sasuke tidak berubah dari sejak mereka berkenalan—tetap saja menyebalkan.

"Suaramu mengganggu tahu. Kacamataku sampai mau retak," ucap Sasuke ketus.

"Oh ya, perasaan kacamataku baik-baik saja tuh—"

Naruto menghentikan ucapannya, Memegang kacamatanya dengan tampang sombong.

"—Makanya kalau beli kacamata itu yang bermerk dong Wle," lanjutnya. sembari memeletkan lidahnya, Meledek Sasuke.

'Dasar mahluk kuning menyebalkan awas kau. Akan kuberi pelajaran.'

Dengan tujuan yang sama, kebetulan sekali Sasuke datang berbarengan dengan Naruto. Mobil yang membawa mereka sampai pada rumah ItaKyuu dengan bersamaan. alhasil kini mereka berdiri bersama menunggu pintu didepannya dibuka oleh sang pemilik rumah.

"Kau—

"Kalian sudah datang"

Perkataan Sasuke terpotong dengan kehadiran Kyuubi.

"Kyuu-nii"

Naruto langsung memeluk Kyuubi, menghantarkan rasa rindunya terhadap sang kakak.

"Hn"

Kekanakan—pikir Sasuke ketika melihat adegan pelukan sipirang dengan siorange. Daripada perutnya mual akibat terus memperhatikan adegan didepannya Sasukepun memutar badannya, lalu menyumpal kedua telinganya ia sumpal dengan headset. Siap siaga untuk melindungi telinganya dari teriakan Naruto.

"Ayo masuk." Ajak Kyuubi.

Kedua mata safir Naruto menangkap hal yang ganjil pada Kyuubi. Sebelum memasuki rumah Kyuubi ia sempatkan dulu untuk bertanya.

"Kyuunii habis tidur ya," tanyanya.

"Memangnya kenapa?" Tanya balik Kyuubi.

"Itu, ada iler didagu Kyuunii"

Dengan refleks Kyuubi langsung memegang dagunya.

Astaga

Dengan cepat Kyuubi mengelap iler—ralat air liur Itachi pada dagunya.

"I—ya hahaha. Ayo masuk."

'Hampir saja'

"Kyuunii jorok." Ujar Naruto dengan tampang jijik.

"Seperti kau tidak saja. Sudah sana masuk." Tudak terima ditatapa swperti itu akhirnya sebuah bogeman mendarat dikepala kuning Naruto.

Bughhh

"Aww, iya cerewet."

Satu benjolan menyembul di kepala Naruto. Ia memasuki kediaman Kakanya dengan hati dongkol. Sudah tahu badannya capek malah ditambah jitakan pula. Iakan hanya berkata jukur saja apa salahnya.

Baru saja Kyuubi akan menutup pintu bayangan seseorang berambut pantat ayam menyentuh kakinya. Akibat sorotan ainar matahari sore. Ya tuhan ia lupa, Masih ada satu lagi adiknya yang masih berdiri santai membelakanginya.

"Sasuke, ayo masuk." Ajaknya (lagi).

Tidak ada jawaban, Sasuke malah mengangguk-nganggukan kepalanya—menikmati alunan musik yang sedang mengalun syahdu.

'Anak ini kenapa'—Batin Kyuubi heran dengan tingkah Sasuke.

"SA—"

Baru saja saja Kyuubi akan berteriak namun tak jadi ketika melihat kabel putih menjuntang dari telinga Sasuke.

'Pantas saja, Sasuke memakai headset.'

Kyuubi menghampiri Sasuke, mencabut Salah satu headset dari telinga kiri Sasuke.

"Masuk Sasuke," bisik Kyuubi tepat didepan telinga Sasuke.

"Ah, Kyuunii"

Setelah tersadar dari hipnotis lagu-lagu yang ia dengarkan, Sasukepun bergegas menyusul Naruto memasuki kediaman Itachi dan Kyuubi.

Kyuubi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Sasuke.

.

Naruto menatap takjup rumah yang sedang ia masuki, tidak terlalu megah namun enak dipandang. Rapi dan bersih—dua hal yang paling mencolok dari rumah ini, suasana yang tidak akan pernah ia temui pada kamarnya di Suna.

"Keren."

"Hai Sasuke, Naruto," sapa Itachi yang sedang menuruni anak tangga.

"Hai kak Itachi" ucap riang Naruto.

"Hn."

"Kalian istirahatlah dulu, nanti barang-barang kalian biar sopir dan Itachi yang urus. Oh ya kalian mau minum apa?" Kyuubi menawarkan sedikit kemurahan hatinya pada kedua tamunya yang terlihat sangat kelelahan.

"Just jeruk."

"Tomat."

"Baiklah, tunggu dikamar ya."

"Iya/hn."

Dengan berbarengan Sasuke dan Narutopun menaiki tangga berharap cepat-cepat dapat merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Kalian memang sudah tahu kamarnya yang mana?" Tanya Itachi saat Sasuke dan Naruto akan menaiki tangga.

Menghentikan langkah kakinya secara berbarengan mereka menoleh kebelakang.

"Tidak" ucap Sasuke.

Sementara Naruto hanya menggelengkan kepalanya. Sepertinya Ia sangat lelah.

"Yang disebelah kiri yang tangga itu kamar Sasuke, yang disebelah kanan itu kamar Naruto," terang Kyuubi.

Setelah mendapatkan informasi dari Kyuubi akan kamar yang akan mereka tempati Merekapun kembali berjalan. Akhirnya Sasuke dan Narutopun memasuki kamar sementaranya dirumah ini. Menginstirahatkan tubuhnya yang pegal akibat perjalanan yang cukup jauh.

"Aku/Kyuu," ucap Kyuubi dan Itqchi secara berbarengan.

"Kau dulu."

"Kau dulu saja."

"Aku akan membuatkan anak-anak jus, kalau kau mau air hangat untuk mandi biar aku siapkan."

Untuk pertama kalinya Kyuubi akan menyiapkan air untuk mandi Itachi.

'Rencananya sudah dimulai yah.'

Itachi kembali tersenyum tipis. "Tidak usah, cuaca hari ini cukup panas aku ingin mandi air dingin saja. Kalau begitu aku pamit dulu mau mengangkut barang-barang Sasuke dan Naruto."

"Iya."

Kyuubi sedikit canggung dengan Itachi akibat kejadian tadi. Rasanya seperti ada dentuman aneh jika ia menatap Itachi. Menimbulkan rona merah pada kedua pipinya.

"Aku duluan," pamit Itachi.

"Hmm."

Merekpun berpisah, memilih jalan masing-masing untuk mengerjakan tugasnya kali ini.

Itachi menuju bagasi mobil, Kyuubi menuju dapur.

Sesampainya didapur Kyuubi langsung mengambil blender mengolah buah jeruk dan tomat menjadi sebuah cairan yang dapat menyegarkan tenggorokan. Setelah menaruh cairan berbeda warna dan rasa itu kedalam gelas lalu ditaruhlah diatas nampan kedua gelas berisi tersebut. Membawanya kekamar sipemesan.

Baru saja ia akan menapaki tangga, sebuah tepukan dipundakknya membuat Kyuubi menghentikan langkahnya.

"Mereka tertidur Kyuu, lebih baik ditaruh didalam kulkas saja dulu. Untuk makan malam."

Kyuubi menoleh kebelakang, rupanya Itachi yang menepuk pundaknya ia kira sopir.

"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali kedapur menyiapkan makan malam."

Kyuubi memutar arah tubuhnya, berjalan kembali menuju dapur.

"Hn."

.

Acara makan malam kali ini sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya. tidak ada lagi kesunyian. semuanya sudah terganti dengan gelak tawa dari bibir mereka masing-masing kecuali Si Rambut raven tentunya, sedari tadi ia hanya fokus pada makannya—akibatnya ia menjadi sasaran empuk untuk dibully oleh Naruto maupun Itachi. sedangkan Kyuubi hanya ikut tertawa tanpa mengeluarkan guyonan. berbeda dengan Naruto, ia tak pandai dalam hal seperti itu.

"Aku tidak yakin dia hanya sekali atau duakali kekamar mandi wajahnya sangat pucat hahaha."

Ucapan Itachi membuat Naruto dan Kyuubi kembali tertawa bersama sampai sebuah pertanyaan mengubah keadaan.

"Oh ya, apakah Kyuunii masih suka buka baju kalau mau tidur Itachinii?"

Suara tawa terhenti, kali ini Sasuke sedikit menatap mereka.

Itachi menjatuhkan sendoknya, diam tanpa menjawab.

Keadaan menjadi hening

Pertanyaan polos dari Naruto membuat Itachi bungkam. Haruskah ia jujur atau berbohong untuk menjawab pertanyaan Naruto? Ia tidak tahu kebiasaan dari Kyuubi—jangankan kebiasaan makanan kesukaannya pun ia tak tahu. yang ia tahu hanyalah Kyuubi adalah sosok pemuja wanita tidak lebih dari itu, yah. Tidak lebih.

Sesekali onixsnya melirik Kyuubi, dan Kyuubi yang memang sedari tadi menatap Itachi hanya mengalihkan pandangannya saat rubynya ditatap oleh onixs Itachi.

"Masih," Ujar Itachi tegas.

Ia kembali berdusta, menutupi ketidaktahuannya. Tersenyum palsu dihadapan adik-adiknya serta Kyuubi.

Tidak ada tanggapan dari Kyuubi. Ia hanya diam dengan perasaan yang berkecambuk dihatinya. Pertanyaan yang sama namun berbeda kata serta sipengucapnya.

Kemarin siang Kyuubi diajukan pertanyaan yang bertema sama dengan pertanyaan Naruto oleh mertuanya. Sama halnya dengan Itachi ia hanya mengangguk—berdusta akan jawabannya.

Usia perenikahannya sudah hampir satu tahun lebih, tetapi ia sama sekali tidak mengetahui apa kebiasaan suaminya. Yang ia tahu Itachi adalah sosok teman yang baik saat berbagi teman tidur. sosok yang selalu dipakaikan dasi olehnya akhir-akhir ini.

Sasuke memutar kedua matanya—menatap Itachi, Kyuubi dan Naruto secara bergantian. keadaan yang kenapa terasa sidikit menyendu. Entah kenapa ia merasa sedikit iba dengan Itachi. Meski ia tahu pernikahan kakaknya didasari oleh penjodohan. namun ia berharap kakaknya dapat bahagia.

"Ahahaha sudah kuduga,"

Bahkan tawa sipirangpun tak mengubah keadaan.

"Aku selesai."

Sasuke bangkit dari kursi, tidak tahan dengan keadaan seperti ini.

"Cepat habiskan makananmu Naru keburu dingin," titah Kyuubii, mengalihkan topik.

"Iya Kyuunii"

Tidak lama setelah makannya habis Narutopun pergi kekamarnya.

Acara makan malam pun selesai, tersisa Itachi dan Kyuubi disana.

Itachi mengangkat pantatnya lebih dahulu dari Kyuubi dari kursi makan, ada sesuatu yang harus ia selesaikan.

"Aku akan berbicara sebentar dengan Sasuke."

"Hmm..."

Seusai kepergian Itachi, Kyuubipun bergerak cepat untuk membereskan piring-piring dan gelas kotor diatas meja—mencucinya hingga bersih. ia ingat belum merapikan tempat tidurnya yang baru.

.

Itachi mengetuk pintu Sasuke terlebih dahalu sebelum memasukinya, meski Sasuke adalah adiknya tetap saja sopan santun harus dipegang teguh. Tidak ada batasan usia dalam menjalankannya.

"Masuk."

barulah ia memasuki kamar Sasuke setelah mendapat intruksi dari adiknya.

"Sasuke kakak ingin bicara sebentar."

"Ya, bicaralah."

Itachi berjalan menghampiri Sasuke yang sedang berbaring diatas kasur sambil memainkan gadgetnya.

Itachipun mendudukkan dirinya pada tepi ranjang.

Setelah menarik nafas dalam Itachi pun mulai berbicara "Naruto tidak menge—"

"Aku tahu. kakak tenang saja, aku tidak akan membocorkannya," Ucap Sasuke—memotong perkataan Itachi yang sudah ia prediksikan. tanpa melirik wajah kakaknya yang serius menatapnya. Ia benci suasana menengangkan seperti ini.

"Hn."

Ternyata adiknya yang jutek ini perhatian juga ya.

"Hn, kak boleh aku minta sesuatu? Untung-untung balasan untuk tutup mulutku."

Kerutan muncul diperempatan alisnya, tumben Sasuke meminta hadiah. Apakah diperjalan tadi ada Sesuatu yang membentur kepala Sasuke? Tumben sekali ia bersikap seperti ini.

"Boleh, Apa permintaanmu?"

Memberikan hadiah pada adiknya tak masalahkan, lagipula jarang sekali Sasuke meminta hadiah darinya.

"Aku minta kunci cadangan kamar Naruto."

Speechless

Hah kunci cadangan kamar Naruto—ia tak salah dengarkan. Untuk apa Sasuke meminta kunci kamar Naruto.

"Untuk apa? Sasuke jangan macam-macam."

"Tidak akan aniki, ayolah"

"Tid—"

"Kalau begitu siap-siap saja."

Sasuke menatap Itachi dengar seringai kejamnya. Ck, ternyata sifat menyebalkan Sasuke belum hilang. masih senang menyiksanya dengan ancaman.

Daripada rahasianya terbongkar tidak apa-apakan dia memberikan kunci cadangan kamar Naruto lagipula bukankah adiknya straight? Jadi tidak masalah. tapi ia masih penasaran kenapa Sasuke meminta kunci kamar Naruto?

"Jawab pertanyaanku un—"

"Sudahlah kak, berikan saja jangan banyak tanya."

"Ck, Ini."

Itachi memberikan kunci cadangan kamar Naruto yang kebetulan sedang dipegang olehnya dengan setengah hati. Ada keraguan dihatinya, tapi Percuma juga berdebat dengan Sasuke ujung-ujungnya ia yang kalah karna posisinya kini sedang tidak meguntungkan.

"Ingat jangan macam-macam."

"Iya kak."

Sasuke menatap kunci dihadapannya demgan tajam penuh dengan isyarat balas dendam.

'Awas kau dobe'

.

Sehabis berbincang-bincang dengan adiknya Itachi pun memasuki kamarnya. Mencoba untuk berpikir positif terhadap adiknya yang terkenal miliki sifat sebelas dua belas dengan dirinya.

Setelah menutup pintu Itachi langsung menatap kedepan. Ia mematung sesaat, melihat keadaan yang sedikit berbeda dari biasanya. Disana, didepan ranjangnya. Kyuubi sedang membereskan tempat tidurnya, memakaikan seprei Berwarna putih gading tanpa motiv pada kasur king sizenya.

Seperti menatap bunga-bunga bermekaran, rasanya indah sekali. sampai-sampai senyum manis terus bertengger diwajahnya.

jadi ini rasanya menikah? Kenapa tidak dari dulu saja seperti ini.

"Kau betah sekali berdiri disana."

Ucapan Kyuubi menyadarkan Itachi dari lamunannya.

"Hn."

Kyuubi menyerahkan baju piyama berwarna hijau tua kepada Itachi.

Menyuruhnya mengganti baju sebelum tidur.

"Pakaikan," perintah Itachi.

Bukannya menerima pemberian Kyuubi, Itachi malah merentangkan tangannya.

Ayolah, kalau memberi perhatian jangan setengah-setengah Kyuu.

"Kau ini manja sekali, cepat pakai."

"Pakaikan."

"Ck."

Dengan terpakasa Kyuubipun memakaikan piyama ketubuh Itachi.

Mata kelam Itachi tak lepas dari wajah Kyuubi, ia terus menatap wajah Kyuubi yang menawan. Bulu mata yang lentik hidung bangir yang mungil, bibir tipis yang merah alami membuat Itachi kembali memiringkan wajahnya.

"Kyuu," ucap Itachi dengan nada pelan.

"Hmm?" gumam Kyuubi. Tanpa mengalihkan pandangannya dari kancing baju piyama Itachi.

"Aku ingin bicara sesuatu," Ucap Itachi. Nadanya semakin terdengar berat.

"Apa?"

Selesai mengkancingkan kancing terakhir Kyuubipun mendongakkan kepalanya menatap wajah Itachi.

"Kau cantik."

1

2

3

Bugghh

Kembali, perut sixpack Itachi terkena bogeman Kyuubi.

"Aww, apa salahku Kyuu"

"Bagian bawah kau pakai sendiri."

Tanpa memperdulikan penderitaan Itachi akibat pukulannya, Kyuubi melenggang pergi menuju kasur—membaringkan tubuhnya disana dengan nyaman.

Selesai mengerang kesakitan dan memakai celana piyama Akhirnya Itachipun menyusul Kyuubi, merebahkan tubuhnya disamping sebuah guling pembatas. Yah, Kyuubi membuat sebuah pembatas jarak. Menyebalkan padahal ia ingin melihat kembali wajah damai Kyuubi—lebih tepatnya sih meraba-raba Kyuubi kalau dibatasi guling begini mana bisa.

"Ck, seperti tidur dengan orang lain saja. Katanya teman" gumam Itachi.

"Aku dengar itu Itachi."

Oh ayolah sebuah guling tidaklah setebal tembok dengan peredam suara.

"Hn"

"Oyasumi Kyuu."

"Hmm..."

Setelah mengucapkan oyasumi Itachi langsung menutup paksa matanya agar tertidur. Namun nihil rasa kantuk tidak menyerangnya. Berbagai cara telah ia lakukan dari menyumpal telinganya dengan headset, merentangkan tangan, bolak-balik posisi tidur. Tetap saja gagal.

Itachi mencoba untuk tertidur tapi tidak bisa. Ck sial! Kenapa kebiasaannya harus kumat disaat keadaan tidak mendukungnya. Masa dia harus mabuk dulu agar tidur dengan pulas—tidak! Meski ia lihai menyembunyikan botol alkoholnya aroma dari minuman memabukkan itu akan tetap tercium. Lagipula pasti Kyuubi telah membuang semua stock minumannya. Menelepon Konan apalagi. Sangat ber—bahaya. Ia melirik sesekali punggung Kyuubi ada niat untuk menepuk pundaknya namun niatnya gagal karna Itachi berpikir, 'mana mungkin Kyuubi mau menjalankan ritual ibunda tercintanya'. Akhirnya ia pasrah untuk tetap terjaga malam ini.

Kyuubi merasakan kasurnya bergerak-gerak tidak karuan, alhasil tidurnya terganggu. Membuat Kedua Rubynya kembali terbuka.

"Itachi itu tidak akan tidur kalau tidak dielus-elus rambutnya Kyuu, hihi lucu ya apa dia masih seperti itu"

Ah iya Kyuubi lupa kalau Itachi mempunyai kebiasaan yang aneh sebelum dia tidur.

Dengan berat hati, Kyuubi memindahkan guling pembatas jaraknya dengan Itachi. Menatap pria yang sudah setahun lebih menjadi suaminya.

"Kemarilah" ujarnya dengan nada lembut. ia mengantuk jadi malas mengeluarkan nada galaknya.

Itachipun menuruti titah Kyuubi, mendekatkan jaraknya dengan Kyuubi.

Apakah iya Kyuubi mengetahui kebiasaannya?

Dengan hati penasaran ia pun berujar—

"Kau mengetahuinya?"

"Hmm."

Ketika kepala Itachi sudah didepan wajahnya, Kyuubi menaruh telapak tangannya diatas surai hitam Itachi mengelusnya dengan perlahan-lahan.

"Kau tidak buka baju Kyuu?"mengingat kebiasaannya, Itachipun jadi teringat akan pembicaraan dimeja makan, tentang kebiasaan Kyuubi.

"Tidak, aku takut dirape."

"Siapa yang mau merapemu?"

"Setan mesum berambut panjang."

"Siapa yang kau maksud?"

"Sudah tidurlah."

Mengabaikan perkataan Kyuubi akan setan mesum tukang ngerape yang ia yakini dirinya sendiri—ck tidak ada apa panggilan yang lebih layak baginya seperti sikeren yang mesum. Dengan menikmati setiap elusan tangan Kyuubi pada rambutnya dengan hikmat. rasanya sangat nyaman, sangat mirip dengan belaian tangan ibunya. Lambat laun kelopak matanya menutup, menghantarkannya kealam mimpi.

Kyuubi memperhatikan wajah damai suaminya saat tertidur. Bibirnya sedikit melengkung—wajah tidur Itachi dipikir-pikir lucu juga, ia terlihat seperti balita yang masih mengompol. Polos—wajahnya terlihat bersih tanpa seringai mesum atau sebagainya. Ia terlihat seperti malaikat—ck yang terakhir terlalu berlebihan. tidak seperti itu, hanya lucu—ya lucu.

Apakah Jika dia hamil nanti, anaknya akan mirip Itachi? mata hitam yang tajam, bibir tipis yang manis wajah tampan yang memesona ditambah dua goresan melintang dikedua sisi hidungnya Hihihi pasti lucu.

Hei Kyuu, kau kan lelaki mana mungkin bisa hamil. Khayalanmu terlalu tinggi.

"Ya ampun, aku mulai tidak waras hihi." Kyuubi mentertawakan dirinya sendiri akibat khayalannya yang kelewat tinggi—lebih tepatnya kelewat batas.

Ia Penasaran pada wanita panggilan Itachi, apakah mereka melakukan hal yang sama dengannya saat tidur bersama Itachi? memandangi wajah Itachi Yang damai dan membayangkan sosok seorang bayi lucu seperti dirinya? Jika iya, mereka tidak pantas melakukan itu. Itachi suaminya. hanya ia yang boleh melakukan hal-hal tersebut.

Sayang, Sudah bukan rahasia lagi jika Itachi sedikit mengistimewakan salah satu wanita panggilannya—Konan. Perempuan bermata seindah madu itu selalu mempunyai permitaan yang dengan senang hati dituruti oleh Itachi.

Wanita itu, entah kenapa Itachi selalu memakainya meski sudah tidak tersegel.

Sebenarnya apa yang istimewa dari Konan? jika dilihat Konan hanyalah wanita panggilan seperti biasanya.

Lalu kenapa Itachi terlihat seperti membedakannya. mungkinkah Itachi menaruh hati padanya?

Tidak, Tidak Mungkin. Konan hanya wanita panggilan biasa yang butuh uang—Itachi hanya berusaha membantunya, tidak lebih.

Logikanya memang menyangkal itu, namun hatinya berkata lain.

Dibandingkah hal positif, hal negatif lebih menguasai hati Kyuubi. Bayangan kejadian dikasur ini lusa pagi membuat pemikiran Negatif terus bermunculan.

"Kenapa kau tidak pakai kondom."

"Tenang saja, Konan mandul."

Benarkah itu alasannya?

Benarkah jika Konan mandul? atau dia special?

Apakah setiap kali Konan menjadi teman tidur Itachi, dia melakukan hal yang sama seperti dirinya? Atau bahkan lebih. Apakah belaian mesra tangan gemulai itu lebih nyaman dibanding tangan kasarnya?

Apakah suatu saat Itachi akan meninggalkannya? memilih konan untuk menjadi istrinya.

Beragam pertanyaan pun muncul dibenaknya, memudarkan senyum tipisnya.

Matanya mengerjap gelisah, Kyuubi mengecup pucuk kepala Itachi tanpa sadar. Mengdekapnya lebih erat. Perasaan kalut mulai menghantuinya. ia takut, takut sesuatu yang baru saja berharga baginya hilang meninggalkannya.

.

Setelah memastikan keadaan sepi Sasuke pun keluar dari kamarnya Untuk menjalankan rencananya, menyelundup kekamar sipirang.

"Dikunci."

Tepat seperti dugaannya.

Sasukepun mengeluarkan kunci cadangan kamar Naruto yang ia dapat dari Itachi.

Ceklekk..

Pintupun terbuka dengan mudah

Setelah menutup kembali pintu, Sasuke masuk kedalam kamar Naruto.

Sepi, kemana sipirang bodoh itu.

Kening pucatnya mengkerut ketika mendapati ruangan yang terang benderang ini tidak berpenghuni.

Sambil menunggu Naruto datang. Sasuke merebahkan tubuhnya diatas kasur berseprai orange, kembali mengistirahatkan tubuhnya yang lelah akibat perjalanan dari Oto ke Konoha.

Ceklekk..

Terdengar suara knop pintu diputar dari balik pintu kamar mandi. Pintu bercat coklat itupun terbuka menampakkan sosok berambut pirang yang sedang ia tunggu.

"Ahh... leganya," ucap Naruto sambil mengusap-usap perutnya.

Melihat itu, Sasuke yakin dia baru saja melakukan ritual panggilan alam.

"Oi kenapa kau ada disini Sasuke?" Tanya Naruto kepada Sasuke. ketika mata sapirnya yang dibantu kacamata menangkap sosok manusia berambut pantat ayam berbaring dikasurnya.

Tidak ada jawaban dari Sasuke akan pertanyaannya. Ia malah memejamkan onixsnya, meresapi kelembutan sprei warna orange dibawahnya.

"Oii Sasuke Uchiha aku tanya kenapa kau bisa ada disini?" Teriak Naruto kesal. karna pertanyaannya tidak dijawab oleh Sasuke.

"Berisik Naruto, aku hanya ingin memberitahumu kalau pintumu tidak terkunci."

Alis kuning mengkerut

Oi benarkah? Seingatnya tadi dia sudah mengunci pintu kamarnya.

"Oh, kalau begitu sudah sana cepat pergi. Tugasmu sudah selesai bukan."

"Jangan mengganggu istirahatku."

"Err apa maumu sebenarnya?" M

Naruto mulai menggeram layaknya kucing yang sedang diajak berkelahi. Meladeni Sasuke aelalu membuatnya emosi.

"Hn."

Lagi-lagi hanya gumaman tak jelas yang diterima Naruto.

Argghhttt

Percuma meladeni Sasuke, hanya buang-buang waktu saja lebih tepatnya membuang kesabarannya yang memang tipis. Lebih baik ia Mengerjakan kembali tugas liburannya. Daripada ia meluapkan emosinya dan berakhir dengan kehancuran kamar yang akan menuntunnya pada kekejaman iblis berambut jingga.

Oh no!

Dengan mengabaikan Sasuke, Naruto kembali kemeja belajarnya—melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

keadaan kembali hening, sedikit bosan dengar posisinya Sasuke pun mengubah posisinya menjadi miring menghadap kearah meja belajar yang sedang dipakai Naruto.

Sasuke memperhatikan Naruto yang sedang duduk dikursi belajar. Kedua mata kelamnya menatap dengan intens sosok Naruto. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, dipikir-pikir Sipirang ini boleh juga. Rambut pirang itu sepertinya lembut kalau dielus, kulit tan itu sepertinya halus jika diraba, pipi berisi itu sepertinya kenyal kalau digigit, Dan Bibir plum yang mungil itu sepertinya enak untuk dihisap. Semua pendeskripsian itu membuat Sasuke tanpa sadar menjilat bibirnya secara sensual.

'Bahkan dia lebih sexy dari Karin'

Sasuke mengangkat tubuhnya, berjalan menghampiri Naruto yang sedang sibuk dengan laptop diatas meja belajar. Ketika ia sudah berada dibelakang Naruto dicondongkan sedikit tubuh tegapnya menempatkan kedua tangannya pada sisi kiri dan kanan tubuh Naruto—mengukungnya.

"Naruto," bisik Sasuke.

"Hmm."

Saking fokusnya dengan monitor laptop Naruto sampai tidak sadar kalau posisinya dalam keadaan tidak menguntungkan.

"Main *B. J (baca pakai ejaan bahasa inggris) yuk." Ucap Sasuke dengan nada yang sedikit dimainkan.

"B. J?" Beo Naruto sembari membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

"Iya, B. J masa kau tidak tahu."

"B. J apaan sih Sasuke? Biji ketapang? Biji salak? "

"Bukan bodoh."

Ck, bodoh sekali Si Naruto ini. masa B.J saja ia tidak tahu. Atau jangan-jangan memang tidak tahu. A... kalau begitu~—Seringai mesum mulai bertengger diwajah Sasuke.

"Lalu apa?"

"B. J itu—" tutur Sasuke dengan nada sedikit memberat. Tangan kekar pucatnya turun menuju selangkangan Naruto—seringai khasnya yang menggoda mulai nampak.

"Seperti ini."

Sreet

"AAAA SASUKE GILA."

BRUGGHH

To be continue...

#Balasan Review:

Guest

YEY Ahahahaha XD

shirota strain

Hai juga, salam kenal juga.. :D

BeautifulLie1174

Arigato gozaumasu.. :)

Wazuka Arihyoshi

Aku juga suka bgt itakyuu XD *gaknanyawoy

Iya fictnya terbatas, semoga makin banyak fictnyaa (-/\-) arigato sudah menunggu..

Ahari

Yeyyy tapi updatenya lamaa.. XD arigato... :) ahh jangan panggil senpai saya masih unyu2 kok.. :v *gelo

andika yoga

Ada dongggg wkqkkq. Sekarang udah muncul SasuNarunya.. :D

Raine Saori

Wkwkqkwk terima kasih sudah menunggu.. :D

IfUchiha

Terima kasih... ini udah ketemu... :D

lemonade

Syukurlah... arigato sudah menunggu.. yosss ganbatte..

yui

Ehehe terima kasih, okk semangaatt.. maaf gk bisa update kilat XD

Keyla

Wwkkwk sedikit lagi ya... :'v sayang Itachi belum beruntung.. XD arigato..

kira.l.520

Aku adil kok.. Kyuubi juga bekass... kalo gak gitu judulnya gak bakal kek gini wkwkqkqk :v

luhahanie

Udah lanjut..

Akira Hikari406

Wkwkwk unik—romantis XD haha kare Deidara menginginkan babang Tachi untuk lebih sabar menanti XD

Hyuura Aoi-chan

Pengakuan dialam bawah sadar—tidak diakui oleh Kyuu wkwqk *mode tsundere.. yaaa mau gimna lagi terima saja sajanasibmu difict ini Yahiko.. XD *digeplakyahiko

versetta

Huahaha terima kasih, iyap disini udah muncul meski baru sedikit... :v yoo ini udah lanjut, Boleh2 sarannya diterima... :)

margritFlow

Yey tapi sekarang gk update kulat, gomen. :( wkwkwkw bolong gak dadanya ampe berdebar2 gtu XD sip sip diterima sarannya... :D kemarin lupa bgt pas udah diupdate baru inget. loh kok aku nyantumin SNL bukan IKL kelupaaaannn XXD ya.. semoga aja aminn wkwkqk

Nyenyee

Wkwkkk kan udah dijelaskan dichap satu "walau tidak sampai adegan intim" mereka cuma cium2 doang kok tenang aja nyee... :v

Lolik

Adek kurang teliti typonya lebih dari satu dek XD wkqkqkk tapi makasih udah ngoreksi... :D

vipbigbang74

Maafkan diriku wahai hpnya vipbig XD gegra driku kau dibanting.. :v wkwk

ikhaosvz

Iyap ini Itakyuu, enggk kok disini pair utamanya Itakyuu jdi gak bakal diganti SN... wkwkqk kurg greget klo langsung aja.. XD lemonnya bakal saya buat sesuai alur hati Kyubi yang mau mengakui kalau dia cintai Itachi eaaaaaa... :'v

HiNa devilujoshi

Salam kenal juga, wkwkwk begitulah... :v

FairyFaith

Wkwkwwkwk bukan otakmu aja kok yg mesum otakku juga XD, yooo maaf gak busa update seperti kilat. Yoshh ganbbate.. :D

*B.J adalah blow job enggak usah dijelaskan panjang lebar juga udah pada tahu kan XD *plok Wkwkkqk

Ekhem blow Job (BJ) adalah seks oral dengan memasukkan Mr. P ke mulut pasangan.—penjelasan berasal dari google.

#Y.N: saya ngerasa makin kesini fict ini makin ancur, T.T mood nulis saya kurang baik, setelah terkena wb begitu lama~ QAQ tolongg sayaa.. fict ini udah dirombak beberapa kali, ntah kenapa saya selalu merasa ada yg kurang.

Untuk konflik saya tidak bisa menentukan masuknya kapan, pada chapter mana.. saya ikuti seiring berjalannya alur aja kali yaa wkwkk

Aku gak jadi bikin Naruto lugu, rasanya giman gitu hehe biar aja dia jadi Si Polos yang nyebelin tapi ngangenin XD

Oh ya, saya sedikit bingung mau dibuat mpreg apa enggak.. kira2 ada yang merasa keberatan gak kalo saya ubah mpreg? Ini baru rencana loh... XD

Saya masih baru dalam hal tulis-menulis, jika para senpai maupun yang sepantaran dengan saya XD atau kohai pokoknya siapapun yang lebih tahu maupun berpengalaman tolong kasih saya pembelajarannya.. ya. bukan hanya tulis-menulis aja sihh semua kekurangan yang ada difict saya tolong diberi saran.. arigato.. *ojigi

Maaf jika kata-kata saya terlalu lebayyyy dan tidak nyambung dalam fanfict ini. *ojigiagain

Arigato sudah MemBACA, memFAV memFOLLOW , memREVIEW serta meNUNGGU fict gaje ini minna.. :D

Sampai jumpa dichapter selanjutnya..

Tinggalkan jejak jika berkenan... :)

Tertanda.

Y.H