Bomb
Naruto disclaimer Masashi Kishimoto
Pair : Minakushi
A/N : Maaf nih, updatenya lama… gomennasai… #bungkuk
enjoy!
.
.
.
"Hoi, Minato! Minaatoo!"
"Hah? Hah… apa?" Minato gelagapan saat Kushina memanggilnya. Minato terlihat melamun sedari tadi, padahal makan siang sudah tersaji didepan Minato. Apa hidung Minato kesumbat? Sampai-sampai ia tidak mencium bau harum dari masakan Kushina.
"Kau daritadi melamun? Hayo… mikirin siapa?" Kushina dengan jahil menyentuhkan ujung jarinya ke pipi Minato.
"Aku memikirkan Kushina, apa itu salah?"
Wajah Kushina langsung terbakar. Matanya melihat sudut lain dengan gugup.
"Kushina Namikaze…" Minato menambahkan, membuat Kushina semakin memerah. Kali ini memerah bukan karena malu, tetapi karena ia salah tanggap dan membuatnya ge-er.
Sedetik kemudian tawa Minato meledak. Ia benar-benar menikmati ekspresi lucu Kushina, dari malu menjadi salah tanggap. Langsung saja Kushina memukul kepala Minato dengan sendok sayur yang lebih besar ukurannya.
"Shina-chan… sudah dong jangan ngambek terus, aku hanya bercanda…" Minato terus membujuk Kushina, sedari tadi Kushina membungkam mulutnya, kesal dengan sikap Minato yang mempermainkannya tadi. Terlebih lagi Minato menggunakan suffix –chan yang membuat Kushina dongkol, itu hanya modus dari Minato.
Kushina tetap diam, tidak menanggapi perkataan Minato sama sekali. Sampai Minato pun menyerah dan memilih menghemat tenaganya. Kushina tersenyum tipis, ia mencuri pandang ke Minato, ia melihat Minato sedikit memanyunkan bibirnya, kesal karena tidak ditanggapi. Kushina tertawa geli dalam hatinya.
Minato tidak berubah…
-Flashback-
"Minato baka! Kau merusak istana pasirku-ttebane!"
"Uwahh… Maaf Shina-chan, aku nggak sengaja…"
Kushina kecil langsung memalingkan wajahnya, saat itu umurnya masih belia.
Kushina bersama teman-teman TK-nya sedang pergi piknik ke pantai barat Konoha. Kushina sedang asyik membuat istana pasir, tapi langsung berubah marah saat Minato Namikaze entah sengaja atau tidak, menginjak istananya.
Minato berkali-kali meminta maaf, tapi tidak dihiraukan Kushina. Sebenarnya Minato adalah satu-satunya teman yang mau dekat dengannya, sebenarnya Kushina ingin memaafkan Minato saat itu juga. Tapi mengingat usahanya yang berkali-kali mendirikan istana pasir itu dengan susah payah. Enak saja! Pikirnya.
Sebelumnya Minato bermain bola pantai dengan teman laki lainnya. Tapi entah mengapa bola itu menuju ke arah Kushina, dan tanpa sengaja Minato menginjak istana pasirnya.
"Shina-chan… Aku minta maaf…" Minato yang merasa bersalah meninggalkan teman bermain bolanya. Dan berjongkok disebelah Kushina.
Kushina masih terdiam, ia memandangi istana pasirnya yang hancur berantakan. Minato anak cerdas, jadi ia langsung mengerti maksud Kushina. "Aku akan membuatkannya lagi untukmu…"
Istana buatan Minato tidak serapi buatan Kushina,malah tidak bisa disebut istana, itu hanya gundukan pasir, namanya juga anak cowok, keterampilannya di bidang itu adalah nihil. Kushina tambah dongkol dibuatnya. Minato jadi tambah merasa bersalah.
Jemari mungil Minato menggambar acak diatas pasir, sambil tetap berjongkok disamping Kushina.
Aku sudah meminta maaf, aku juga sudah membuatkannya istana, tapi aku akui istana buatanku memang jelek, tapi kenapa Kushina tidak memaafkanku? Perkataanku pun tidak dihiraukannya… raut muka Minato murung, ia merasa serba salah, apakah… Kushina tidak akan memaafkannya? Bibir Minato manyun, antara sebal karena Kushina tidak memaafkannya dan perasaannya yang serba salah. Wanita itu rumit, kau harus mengingat itu, Minato... Minato berkata pada dirinya sendiri.
"Itu baru impas…" Kushina tiba-tiba membuka mulut. Minato langsung refleks menoleh.
"Aku tidak pernah melihat wajah cantikmu manyun. Jadi aku sudah puas sekarang…" lanjut Kushina.
What the-… oke Minato jangan pernah buat Kushina ngambek lagi atau kau akan manyun selamanya.
-Flashback end-
Minato masih memanyunkan bibirnya. Entah kebetulan atau apa, ingatan Minato dan Kushina mengingat kejadian yang sama.
"Kushinaaa! Kau sengaja ya!"
"Bwahahaha! Minato wajahmu lucu sekali…!" tawa Kushina menggelegar.
"Nih, sudah ku foto, nanti di cetak di banner ya?" Kushina menunjukkan handphonenya dengan foto Minato yang sedang manyun tadi.
"Berikan padaku!" semburat merah menghiasi wajah tampan Minato. Ia langsung merebut handphone Kushina, tentu sebelum itu Kushina kabur duluan, dan terjadilah kejar mengejar antar Yellow Flash dan Red Habanero. Tentu hasilnya sudah di ketahui bukan? Dengan cepat Minato mengambil hape, dan menghapusnya.
Kushina masih terkekeh pelan, "Sudah, ayo segera makan, aku sudah lapar-ttebane…" Kushina mengambilkan semangkuk nasi dan sup untuk Minato.
"Arigato… Ittadakimasu…"
-Uzumaki Mansion-
Suara mobil terdengar di pelataran rumah yang bercat putih itu, mobil mewah berwarna abu-abu itu berhenti mulus tepat didepan pintu rumah itu. Didepan pintu sudah berdiri Hashirama Senju, Uzumaki Mito, dan Uzumaki Taka. Lalu seorang laki-laki paruh baya dan perempuan paruh baya keluar dari mobil itu.
Taka langsung mendekat dan membungkuk pada 2 orang tersebut, "Otou-sama, Okaa-sama… okaerinasai…" ucap Taka sopan. Tak disangka, perempuan yang dipanggilnya okaa-sama, malah menarik Taka untuk berdiri tegap, memandang wajah Taka sekilas dan langsung memeluknya. "Ibu rindu sekali padamu, Taka…" Ujar perempuan itu. "Bagaimana perjalanan kalian? Menyenangkan?" Tanya Mito dibelakang Taka, "Bukan menyenangkan, tapi melelahkan…" jawab Uzumaki Yusuke, ayah Taka dan Kushina, "Aku bawa beberapa makanan khas dari Moskow, enak sekali…" sahut Uzumaki Asuka, ibu Taka dan Kushina. "Hahaha, senang bisa melihat kalian kembali, ayo segera masuk, agak dingin diluar sini…" Kata Hashirama sambil membantu Yusuke membawa koper, lalu Taka ikut membawa koper ibunya. Mereka berjalan beriringan memasuki rumah itu.
"Mana Kushina?" Tanya Yusuke.
"D-dia tadi pamit padaku kalau ia akan berbelanja, sebentar kaa-san, akan ku telepon dia…" Taka menyembunyikan wajah paniknya, ia segera menuju kamarnya, karena Handphonenya tertinggal disana.
Tuuutt….Tuuuutt…
"Halo? Aniki?" Kushina menjawab dari seberang.
"Ada dimana kau sekarang?"
"Um? Aku di apartemen temanku. Ada apa memangnya?"
"Otou-sama dan Kaa-sama datang, mereka menanyakanmu…"
"Ah?! Benarkah! Seharusnya kau langsung menelponku bodoh!"
"Hei…! Beraninya kau memanggilku bodoh!"
"Sudahlah, aku akan langsung pulang, 5 menit lagi akau sampai."
Klik.
Taka hanya mendengus sebal, dia menyesal mengkhawatirkan Kushina, "Sebaiknya aku kembali saja…"
"Bagaimana kata Kushina?" tanya Kaa-san saat melihat Taka. "Dia di apartemen temannya, katanya akan langsung pulang…" jawab Taka.
"Dasar, kukira saja kemana dia…" sahut Yusuke.
-Minato's Apartement-
"Ada apa Kushina?" Tanya Minato setelah Kushina menutup teleponnya.
"Orang tuaku sudah datang, jadi aku harus segera pulang…" jawab Kushina sambil membereskan tasnya.
"oh, baiklah, aku antar ya, kau kan tidak bawa mobil…" tawar Minato.
"eh! Tidak usah, aku naik taksi saja…"
"Tidak… aku antar…"
'Keras kepala sekali sih!' batin Kushina,
"Baiklah… ayo cepetan…" kata Kushina.
"Iya… iya…" Minato akhirnya melahap telur dadar terakhir dan mengambil jaketnya sambil mengunyah telur.
"Dasar Minato…"
-Uzumaki Mansion-
Benar saja, 5 menit kemudian, terdengar suara sepeda motor, dan tak lama kemudian Kushina masuk. "Kaa-san! "
"Kushina! Bagaimana kabarmu?" Kaa-san langsung memeluk Kushina.
"Baik sekali kaa-san, aku rindu kaa-san…" gumam Kushina di pelukan ibunya.
Kaa-san hanya tersenyum, lalu ia melihat lelaki berambut pirang memasuki rumah.
"Kushina, tasmu ketinggalan tadi…" kata Minato.
Semua orang melihatnya, "Oh, maafkan aku, aku masuk tanpa permisi…" kata Minato sambil membungkuk.
"Dasar Minato…" Kushina mendengus geli.
"Oh, Minato… lama tak bertemu lagi denganmu…" Hashirama tersenyum.
"Ah, Hashirama-san, ohisashiburi…" Minato membungkuk sopan, Hashirama hanya tersenyum, sementara Yusuke terpaku melihat Minato.
"Oh, Yusuke-nii, kenalkan, ini Minato Namikaze..." Ujar Hashirama.
"Minato... Namikaze?" Yusuke terlihat tegang.
Minato hanya mengangguk, lalu tatapan Yusuke melunak. Dan Yusuke terenyum penuh arti, Minato membalas senyumnya, tapi, tidak mengetahui apa yang ada di benak Yusuke.
"Mata indahmu milik ibumu, dan rambut pirangmu milik ayahmu... tapi wajahmu sangat mirip dengan ayahmu... benar-benar imitasi yang luar biasa..." Kata Yusuke.
Minato terdiam. Lebih tepatnya tertegun. Ia kehilangan kata-katanya.
"Ayo, masuklah, aku tau kau akan memberikan banyak pertanyaan..."
.
.
.
Saat ini Minato bicara berdua saja dengan Uzumaki Yusuke, ia berada di ruang kerja Yusuke sendiri.
"Jadi aku dan ayahmu memang sudah berteman mulai di bangku SMA, dan yah, kami sama-sama menjadi Direktur di perusahaan keluarga masing-masing, dan... aku turut berduka cita, maafkan aku yang sangat terlambat mengatakan ini..." Yusuke membungkuk.
"Ah, tidak perlu paman, lagipula, itu sudah beberapa tahun yang lalu..." Minato tersenyum.
"Begitu... Sebenarnya, kami memiliki 1 teman lagi, Uchiha Obito. Kepala keluarga Uchiha. Kami bertiga bersahabat di masa itu, sebenarnya sampai sekarang..." Yusuke terlihat mengangan-angan.
"Seharusnya kau tau ini, karena kami bertiga adalah sahabat dari dulu, maka, perusahaan kami juga menjadi partner, tapi... karena tragedi keluarga Namikaze, masing-masing Uzumaki dan Uchiha mengambil alih perusahaan Namikaze sepenuhnya, Uzumaki 50% dan Uchiha 50% , karena, Keluarga Namikaze yang tersisa, tidak ingin mengambil alih perusahaan..." Yusuke memandang Minato.
"Aku memang tidak tertarik dengan hal seperti itu paman..." Kata Minato.
"Haha, kau sudah menunjukkan sikap itu mulai kau kecil..." Yusuke tersenyum.
"Tapi selama setahun belakangan ini, Uchiha membuat kami kerepotan, mereka seperti ingin mengambil alih Namikaze yang berada dibawah naungan Uzumaki, aku sangat repot dibuatnya... Sampai-sampai, hubunganku dengan Obito semakin memburuk..." Yusuke memijat keningnya.
"Aku tidak mau melepas Namikaze begitu saja, hingga sepenuhnya diambil alih oleh Uchiha, aku sudah berjanji pada ayahmu, kalau aku akan turut mengambil alih Namikaze apabila ada hal yang diluar kendali, dan terjadilah tragedi itu..."
Minato terdiam. Ia mencerna semua informasi tersebut dengan teliti, sebuah informasi yang baru ia ketahui. Mata Minato terlihat serius, ia mencari celah, mencari hubungan antara Uchiha, tragedi Namikaze dan symbol Uchiha yang ia temukan di alat pemicu bom yang ia jinakkan.
"Haha... maafkan aku Minato-kun, aku menceritakan semua ini secara tiba-tiba..." Yusuke meminta maaf lagi.
"Ahh, tidak paman, aku sangat berterima kasih pada paman, aku mendapatkan informasi yang belum kuketahui sebelumnya... Sungguh, terima kasih paman..." Minato membungkukkan badannya.
Yusuke tersenyum, "Aku sebenarnya ingin mengangkatmu sebagai anakku, tapi, yaaahhh, kau selalu menolak..."
"Aku tidak mau merepotkan paman..."
Suara pintu terbuka. Membuat kedua lelaki itu menoleh.
"Sepertinya pembicaraan kalian sangat menyenangkan..." Kushina masuk sambil membawa minuman dan camilan. Dan menaruhnya di meja tengah ruangan.
"Tentu saja!" Yusuke mendekati Minato dan mengusuk kepala Minato.
"Sering-sering mampir disini ya!" Yusuke mengambil beberapa camilan dan mengunyahnya. "Hm! Ini cokelat yang dibeli ibumu ya?" Yusuke bergumam dengan mulut penuh cokelat. "Otou-sama!" Kushina langsung ngomel-ngomel.
Minato hanya tersenyum, ia meminum gelas dengan sirup merah yang menggiurkan. Dan tatapannya sedikit menajam.
.
.
.
'Uchiha...Obito...'
.
.
.
TBC
.
.
A/N :
Maaf banget, publishnya lama .
Enjoy dan review yaa...
~Hanami
