Naruto Phenex :: Love, Hatred and Revenge

Disclaimer : Naruto & Highschool DxD bukan punya saya

Genre : Adventure and Others

Rate : M

Pairing : Naruto x ?

WARNING : (Remake)/Alur ngarang alias gak jelas alias rumit alias susah dipahami/ OC/ OOC/ Death Chara/ Jurus buatan sendiri (banyak)/ DarkNaru.

.

.

.

.

.

Cinta.

Satu kata yang begitu singkat, terdiri dari beberapa huruf yang membentuk sebuah kata.

Kata yang mewakili sebuah perasaan yang begitu luas, dalam dan juga... Mengikat.

Cinta.

Suatu perasaan yang begitu kuat hingga mampu menyatukan dua hati dan menghubungkan dua pikiran. Setiap perbedaan mampu disatukan oleh cinta, setiap amarah mampu diredam oleh cinta, juga setiap logika mampu dilumpuhkan oleh cinta.

Ya, cinta.

Sebuah perasaan yang juga membingungkan.

Kadang tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata, kadang juga tidak bisa dipikirkan oleh logika. Kadang membahagiakan, kadang juga menjengkelkan. Kadang menyedihkan, dan kadang juga...

...Menyakitkan.

Ya, menyakitkan.

Sebuah perasaan yang begitu kuat seperti cinta akan terasa menyakitkan saat kehilangan. Genggaman pada sebuah harapan kebahagiaan yang sempurna langsung sirna tak membekas, begitu hampa dan sangat menyesakkan. Ketika yang dicintainya pergi, ketika yang dicintainya ingin berpisah, ketika yang dicintainya tak ingin bersama, juga ketika cintanya...

...Dikhianati.

Ketidak puasan, ketidak ikhlasan, dan juga ketidak relaan saat cintanya di khianati menumbuhkan perasaan baru berunsur negatif yang mampu menghancurkan cinta dengan mudahnya. Menggerus habis cinta yang semula bermekaran indah memenuhi hati menjadi tandus dan gersang.

Sebuah perasaan yang dinamakan...

Benci.

Seperti warna hitam dan putih, atau juga mirip dengan konsep yin dan yang, dimana benci adalah kebalikan atau lawan dari cinta. Jika cinta merupakan hal yang positif maka benci adalah sisi negatifnya. Suatu hal yang mustahil terjadi dimana perasaan seindah cinta bisa melahirkan sebuah perasaan kelam semacam benci.

Amarah, ketidak sukaan, ketidak nyamanan adalah beberapa unsur yang terdapat di dalam perasaan benci. Bahkan hal-hal indah yang bisa didapatkan dari cinta akan terasa menjijikkan bagi siapapun yang memiliki kebencian dalam hatinya.

Namun...

Meski keburukan banyak dimiliki oleh perasaan benci, nyatanya kebencian bukanlah perasaan paling buruk yang dimiliki oleh hati. Bukanlah yang paling kelam, bukanlah juga yang paling negatif.

Ada satu lagi.

Ya, satu.

Perasaan yang bahkan lebih buruk dari benci, lebih kelam dari benci, dan lebih negatif dari benci. Sebuah perasaan yang merupakan seburuk-buruknya perasaan.

Perasaan yang membunuh akal sehat, logika, bahkan kejiwaan.

Perasaan yang menghancurkan norma-norma kehidupan.

Perasaan yang membuang moral dan hati nurani.

Perasaan yang tak mengenal sekat-sekat dan batas kewajaran.

Perasaan yang tak memperdulikan hukum-hukum yang berlaku.

Perasaan yang menghalalkan segala cara untuk dilampiaskan.

Sebuah perasaan, yang dinamakan...

.

.

.

.

.

Dendam.

.

.

.

.

.

Chapter 01 : Awal Kisah

.

.

.

Seorang pria berpakaian kemeja putih terlihat sedang berjalan sendirian di trotoar jalan, seikat besar bunga mawar merah tergenggam ditangan kanan pria itu dan sebuah kotak berwarna merah berada ditangan kirinya. Pria itu memiliki rambut jabrik berwarna merah dan beriris biru saphire, sedang berjalan santai sambil tersenyum senang sepanjang jalan entah karena apa.

Naruto Phenex, nama pria tersebut, yang memiliki julukan sang [Golden Fire] karena memiliki kekuatan berupa Api Emas langka yang sebelumnya belum pernah dimiliki oleh Iblis Phenex manapun. Dia adalah salah satu dari lima pahlawan muda yang menjadi tokoh kunci saat memimpim pasukan pemberontak ketika perang saudara terjadi melawan pasukan Golongan Maou Lama. Empat pahlawan muda lain diantaranya adalah Sirzechs Gremory yang juga merupakan sahabat sejak kecilnya, Ajuka Astaroth, Falbium Glasya-Labolas dan Serafall Sitri.

Meletusnya perang saudara diawali oleh niat para penerus Golongan Maou Lama yang menginginkan kembali terjadinya Great War, dikarenakan ketidak terimaan mereka atas kematian keempat Yondai Maou saat Great War sebelumnya terjadi.

Tentu saja hal itu ditentang oleh kebanyakan para iblis, mereka yang sudah pernah merasakan kengerian dari perang sebelumnya tentu tak ingin tragedi mengerikan itu kembali terulang. Alhasil, karena adanya perbedaan pendapat itulah justru malah memicu terjadinya perang saudara.

Sungguh ironis.

Disaat dua Fraksi lain yaitu Malaikat dan Malaikat Jatuh yang sebelumnya juga ikut dalam Great War sedang menenangkan diri pasca perang, Fraksi Iblis justru malah menambah catatan hitamnya dalam daftar sejarah mereka.

Waktu pun terus berlalu.

Darah kian tumpah, korban semakin banyak berjatuhan. Hingga akhirnya kemenangan didapatkan oleh para pasukan pemberontak yang berhasil menang dengan telak atas pasukan Golongan Maou Lama.

Yah, meskipun pengorbanan nya cukup besar yakni kehilangan anggota keluarga, teman, sahabat ataupun kekasih yang menjadi korban tewas dalam perang, tapi hasil yang mereka dapatkan cukup pantas yaitu dengan terusirnya Golongan Maou Lama beserta pengikutnya serta berubahnya sistem pemerintahan menjadi lebih baik, juga tentu saja...

...Kedamaian.

Yah, setidaknya untuk saat ini.

"Sudah waktunya, Ayah dan Ibu juga sudah merestuinya." gumam Naruto. Kemudian dia melihat kotak berwarna merah ditangan kirinya, senyumnya semakin mengembang.

'Tunggulah, Grayfia-chan.' batinnya.

Ya, Grayfia Lucifuge.

Seorang iblis betina yang telah berhasil mencuri hati seorang Naruto Phenex, yang dimana sebelumnya tak pernah peduli ataupun tertarik soal urusan wanita. Bisa dibilang Grayfia adalah cinta pertamanya.

Pertama kali dirinya mengenal Grayfia adalah pada saat perang saudara berlangsung. Sebenarnya klan Iblis Lucifuge adalah pengikut Golongan Maou Lama, namun karena Grayfia merasa tidak sepaham dengan keinginan Golongan Maou Lama akhirnya dia memutuskan untuk berkhianat pada klannya dan bergabung dalam pasukan pemberontak. Dan akhirnya keduanya dipertemukan oleh takdir diarea pertempuran, dan karena seringnya mereka bertempur bersama di garis depan membuat benih-benih cinta pada keduanya pun tumbuh. Namun tentu saja mereka belum mengungkapkan perasaan masing-masing karena situasi dan kondisi nya tidak tepat untuk melakukan hal demikian.

Setelah perang usai, Grayfia kemudian memutuskan untuk mengabdi menjadi seorang Maid di keluarga Phenex. Karena selain sudah tak memiliki keluarga dan tempat untuk pulang, dia juga merasa berhutang budi pada Naruto karena sudah menyelamatkan nyawanya dari serangan musuh.

Akhirnya tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menjalin hubungan, karena selain sudah saling mencintai satu sama lain sebelumnya, mereka juga tak kuasa untuk terus menahan perasaannya. Kini, mereka sudah hidup terpisah dengan memiliki sebuah rumah yang hanya ditempati oleh mereka berdua, sudah sekitar sebulan lebih mereka menjalani kehidupan berdua. Tentu saja sebelumnya Naruto sudah meminta izin terlebih dahulu pada orang tuanya untuk tinggal berdua dengan Grayfia, dan tentunya mereka dengan senang hati mengizinkan. Yah, meskipun sebenarnya mereka berdua belum resmi menjadi suami-istri karena memang belum melangsungkan acara pernikahan. Tapi, ini hanya masalah waktu saja untuk ke tahap itu.

Yah, mungkin.

Beberapa saat kemudian dia sampai disebuah rumah yang terlihat sederhana namun menampakan kesan elegan. Dengan langkah pelan Naruto menuju pintu rumah tersebut. Semakin mendekati pintu jantungnya semakin berdegup kencang, dia sangat gugup.

'Tenangkan dirimu, Naruto! Kau pasti bisa melakukannya!' batinnya menyemangati diri sendiri.

Beberapa saat kemudian setelah Naruto mengumpulkan keberaniannya dia mulai membuka pintunya, secara perlahan. Sengaja dia tidak mengucapkan salam untuk memberi kejutan, pasalnya dia sudah bilang pada Grayfia kalau dia sedang sibuk hari ini dan akan pulang terlambat. Setelah pintu terbuka dia tidak melihat siapapun, tidak ada Grayfia diruang tamu. Tapi matanya melihat sesuatu yang berceceran dilantai dan mulai mengambilnya.

"Sepertinya ini pakaian Grayfia-chan, kenapa ada dilantai seperti ini?" gumamnya keheranan. Kemudian matanya menangkap sesuatu yang lain. Masih sebuah pakaian, hanya saja...

"Pakaian laki-laki?" gumamnya bingung, rasanya dia tidak pernah memiliki pakaian seperti itu.

Jangan-jangan...

"Akhhnn..."

Matanya membulat, tubuhnya seketika bergetar. Disaat dia sedang memikirkan hal-hal negatif, terdengarlah suara desahan yang cukup keras untuk didengar olehnya. Jantungnya kembali berdegup kencang, memikirkan hal-hal buruk yang mungkin akan segera dilihat olehnya. Dia yakin, sangat yakin kalau desahan tadi itu adalah suara Grayfia.

Naruto mulai melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, dia yakin suara Grayfia berasal dari situ. Setelah sampai diruang tengah tiba-tiba tubuhnya mendadak kaku seketika, bunga ditangan kanannya terjatuh ke lantai. Direksinya menangkap dua orang iblis berbeda lawan jenis sedang melakukan kegiatan intim, dia dapat mengenali keduanya meskipun pencahayaan diruang tengah sedikit minim.

Yang pertama tentu saja adalah wanitanya, Grayfia. Dia sedang dalam posisi ditindih seorang pria berambut merah disebuah sofa. Dan pria yang menindih Grayfia adalah orang yang sangat sulit dipercaya olehnya akan melakukan hal itu, tapi kenyataan menghempaskan ketidak percayaannya hingga dia harus menelan kekecewaan.

Pria itu adalah Sirzechs Gremory, sahabatnya.

Mereka berdua dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam saja.

"Kalian..."

Terkejut, keduanya segera melepaskan ciuman mereka. Pandangan mereka tertuju pada sosok Naruto yang menatap mereka dengan kecewa, marah dan benci. Mereka berdua segera berdiri dan saling menjauh.

"N-Naruto... D-Dengar-"

BUAGH!

BRAKK!

Belum sempat Sirzechs menyelesaikan ucapan nya, dia sudah di hantam oleh tinju Naruto sampai terlempar kebelakang dan menabrak tembok sampai temboknya hancur. Sirzechs pingsan seketika. Sementar Grayfia hanya bisa menangis melihat Naruto memukul Sirzech.

"Kenapa..." Naruto berujar sendu.

Grayfia hanya bisa menangis dalam diam. Naruto merogoh saku celana nya mengambil sesuatu, itu adalah kotak merah yang tadi terus ia genggam. Dia mulai membuka kotak itu, dan isinya adalah sepasang cincin berwarna hitam legam dengan ukiran tulisan 'N&G' pada keduanya.

"Kau tau... Apa ini?" Naruto bertanya dengan suara yang bergetar sambil menunjukan cincin itu pada Grayfia, karena menahan segala emosi yang ada dipikiran dan hatinya. Sedangkan Grayfia yang melihat cincin itu semakin terisak keras. Dia tidak bisa berkata apa-apa, kerena memang dia sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

Benar-benar fatal.

"Aku membuatnya sendiri... Untuk kita berdua..."

Perlahan air mata mengalir dari iris Saphire indahnya. Tangan kanannya meremas dada kirinya, terasa sesak disana.

"Tapi, kenapa... Kenapa kau mengkhianatiku dengan cara sekejam ini..." genggaman nya pada kotak cincinnya semakin kuat.

Sebuah kenyataan pahit yang harus dia terima.

Cintanya... Telah dikhianati.

"Ini... Sangat menyakitkan..."

BWOSHH!

Tiba-tiba saja kotak cincin itu terbakar bersama dua cincin yang ada didalamnya. Suhu diruangan tengah mendadak panas seketika. Grayfia terus menangis dengan kepala tertunduk, tidak berani melihat Naruto yang tengah menatap nya dengan pandangan benci.

Pandangan Naruto beralih pada sosok Sirzechs yang sedang terkapar pingsan, dia masih tidak percaya sahabatnya itu menusuk nya dari belakang. Melihatnya sebentar kemudian mulai melangkah pergi meninggalkan Grayfia yang terus menangis, baru beberapa langkah berjalan dia kembali berhenti.

"Aku... Tidak akan pernah melupakan apa yang telah kalian perbuat hari ini." Naruto berucap dengan membelakangi Grayfia, dan kembali melangkah pergi. Grayfia semakin terisak mendengar ucapan Naruto, sungguh sebenarnya dia tidak ada niatan untuk mengkhianati Naruto. Tapi pagi tadi Sirzechs datang kerumah mereka dan mengatakan kalau dia mencintainya, dan selanjutnya semua terjadi begitu cepat.

"Gomenasai... Naruto-kun..."

.

.

.

Sesampainya diluar rumah, Naruto mencoba mengatur nafasnya yang sempat tidak beraturan karena menahan luapan emosinya. Kemudian pandangan nya beralih kelangit Mekai, dia bingung jalan seperti apa yang harus dia ambil untuk kedepannya. Kejadian tadi benar-benar membuat semua rencana indah yang sudah disusun rapi olehnya menjadi hancur berantakan.

"Sialan!"

Naruto menjambak rambutnya dengan frustasi. Mungkin sebaiknya dia pergi kedunia manusia untuk menenangkan hati dan pikirannya untuk sementara waktu. Ya, sebaiknya begitu. Setelah yakin akan tujuannya, dia pun mulai melangkah pergi meninggalkan rumahnya itu yang mungkin tidak akan pernah dia datangi lagi seumur hidupnya.

Namun tanpa disadari oleh Naruto, seekor burung gagak berbulu putih yang sedang bertengger di sebuah dahan pohon yang terletak tak jauh dari rumahnya itu terlihat terus memandanginya saat dia keluar dari rumah bahkan sampai dia sudah pergi sekalipun.

.

.

.

Seminggu berlalu setelah kejadian itu. Naruto akhirnya kembali ke Mekai menemui keluarganya yang sempat khawatir atas kepergian Naruto yang tidak memberikan kabar. Tapi kedatangan Naruto membuat mereka terkejut, pasalnya Naruto berkata pada orang tuanya kalau dia ingin bertarung melawan Sirzechs Gremory. Awalnya mereka bingung kenapa tiba-tiba Naruto ingin bertarung melawan Sirzechs? Tapi kemudian setelah mereka mendesak Naruto untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi akhirnya mereka mengerti kenapa anaknya seperti itu.

Minato Phenex beserta istrinya yang sedang dalam keadaan emosi segera menghubungi keluarga Gremory untuk mengatur waktu pertarungan nya. Setelah proses yang cukup lama karena Lord Gremory sempat memberikan pelajaran dulu pada Sirzechs karena telah melakukan perbuatan rendahan seperti itu, akhirnya disinilah mereka (Naruto dan Sirzechs) disebuah lapangan luas yang berada ditengah hutan sedang berhadapan satu lawan satu.

Hanya beberapa orang saja yang mengetahui alasan sebenarnya mengapa Naruto dan Sirzechs bertarung, yang lainnya hanya mengetahui kalau mereka berdua bertarung karena tengah memperebutkan gelar Maou Lucifer yang memang masih kosong.

"Jangan menahan diri, karena aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu." ucap Naruto datar. Akhirnya mereka mulai melancarkan serangan pada satu sama lain. Power of Destruction Sirzechs beradu dengan Api Emas Naruto. Jual beli serangan terus berlangsung sampai berjam-jam lamanya, hingga tibalah puncak pertarungan dimana pemenangnya akan segera diketahui.

"Uhuk-uhuk..."

BRUK!

Naruto terjatuh berlutut, tampaknya dia sudah mencapai batasnya. Dia melihat kedepan dimana Sirzechs sedang mengumpulkan Power of Destruction ditangan kanannya. Naruto tidak tinggal diam, dia juga mulai mengumpulkan Api Emas ditangan kanannya. Tapi sayang dia terlambat, Sirzechs sudah menembakan Power of Destruction miliknya.

DUARRR!

Ledakan besar tercipta ditempat Naruto berada, semua keluarga Phenex yang menyaksikan pertarungan itu disebuah layar monitor mulai khawatir. Perlahan-lahan asap yang tercipta akibat ledakan itu mulai menipis. Terlihat kawah yang cukup besar disana, tapi mereka tidak menemukan keberadaan Naruto. Ibu Naruto menangis sejadi-jadinya, tidak terima akan fakta kalau anaknya itu akan kalah dan bahkan mungkin sudah tewas. Minato mencoba menenangkan istrinya meski dia sendiri pun juga tidak terima akan kenyataan yang ada, air mata mulai mengalir dari matanya.

'Maafkan aku...'

Beda halnya dengan Grayfia, dia segera berteleport ke tempat pertarungan berlangsung. Dia tidak ingin apa yang dilihat olehnya adalah kenyataan, dia masih dan akan terus mencintai Naruto dan dia tidak ingin kehilangan nya. Sesampainya dikawah hasil ledakan, Grayfia tidak bisa menahan tangis nya lantaran tak ada tanda-tanda Naruto berada disana.

Naruto sudah mati. Musnah tak berbekas.

Dia tidak menyangka kebodohan nya telah membuat lelaki yang sangat dicintainya berakhir dengan tragis. Disela-sela tangisan nya tiba-tiba sesuatu jatuh dengan perlahan didepannya, sebuah kertas. Grayfia mengambil kertas yang sepertinya berwarna putih itu, tapi saat kertas itu dibalik matanya membulat seketika.

Kertas itu... Ternyata adalah selembar foto. Foto dirinya bersama dengan Naruto.

Di foto itu keduanya tampak bahagia dengan tangan yang saling bertautan, dengan Naruto yang tersenyum lebar dan Grayfia yang kelihatan malu-malu. Meskipun foto itu terlihat kusam dan ada sobekan dibagian sisinya, itu tidak mengurangi kebahagiaan yang terpancar dari foto itu. Dengan air mata yang terus mengalir dari matanya, Grayfia membawa foto itu dalam pelukan nya berharap foto itu mampu memberi kehangatan bagi hatinya.

"Gomenasai... Aku akan selalu mencintaimu, Naruto-kun."

.

.

.

Tak jauh dari tempat pertarungan Naruto dengan Sirzechs, disebuah pohon yang cukup besar terlihat seseorang berdiri disalah satu dahan pohon itu. Sosok itu memakai jubah hitam panjang dengan hoodie yang menutupi kepalanya. Wajahnya tidak terlihat karena tertutupi bayangan hoodienya. Sepertinya dia sudah menyaksikan pertarungan Naruto melawan Sirzechs dari awal sampai akhir.

"Dengan ini... Sebuah awal yang baru akan segera dimulai." ucap sosok itu datar. Tiba-tiba angin bertiup kencang, menerbangkan daun-daun yang tidak kuat menahan tekanan angin itu.

Grep

Dia menangkap selembar daun di udara yang melayang jatuh didepannya.

"Hn, aku tak sabar menantikannya." ucapnya dengan senyuman misterius.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

.

.

.

Ah, halo reader-san

Masih adakah yg membaca fic gaje saya ini? semoga masih ada ya hehe, tapi nggak ada yg baca pun akan tetap saya coba selesaikan karena itu tanggung jawab saya.

Ok, langsung saja.

Untuk hasil remake chapter 1 ini tidak terlalu banyak perubahan, secara garis besar masih sama seperti sebelumnya. kalo masih ingat yang sebelumnya tentu akan tau apa saja yg berubah, yah itu juga kalo masih ingat sih :D

Dan harap maklum jika mungkin chapter 1 ini cukup mainstream karena terdapat kesamaan pada cerita lain yang serupa, ya mau gimana lagi ide liar saya ini memang bermula/tumbuh dari chapter 1 ini. tapi untuk kedepannya akan sangat berbeda dengan apa yang sudah ada di kebanyakan fanfic (sejauh yg saya tau).

Baik, mungkin itu saja. untuk update hasil remake nya mudah2an secepatnya bisa di update lagi. Silahkan jika berkenan untuk memberikan review mengenai chapter 1 remake ini, terima kasih.

Jaa ne.