It's Because of Game !

Sehun mengutuk siapapun yang menciptakan permainan truth or dare. Karena permainan gila itulah kini ia harus berpacaran dengan pangeran sekolah berpenampilan preman. Bagaiamana hari-hari Sehun bersama sang pangeran sekolah ?

.

.

Warning ! YAOI inside

Casts : Oh Sehun - Kim Jongin - Park Chanyeol - Wu Yifan - Park Jimin - Jeon Jungkook

Pair : KaiHun

Top! Kai and Bottom! Sehun

.

No Flame No Bash

.

Happy Reading !

.

.

.

Sehun POV

Hari yang sangat indah di kota Seoul. Matahari bersinar dengan penuh semangat hingga tanpa sadar ia sudah membakar kulitku. Aku mengibaskan tangan di depan wajahku, mencoba mengurangi rasa panas yang menyengat. Aku melirik namja mungil di sampingku yang juga sedang mengipas wajahnya dengan tangan. Sebuah ide terlintas di benakku.

"Jungkook-ah.."

"Hmm ?"

"Kita mampir ke minimarket dulu ne ?" aku mengatupkan kedua tanganku di depan dada

"Kau mau membeli apa ?"

"Es krim~"

"Ugh, cepatlah. Cuacanya panas sekali"

"Arra arra" aku menariknya ke sebuah minimarket terdekat

Sekitar dua menit kemudian kami keluar dari minimarket dengan membawa satu kantong plastik berisi es krim. Aku tak berhenti tersenyum sementara Jungkook terus menggerutu sambil menghentakkan kakinya.

"Kau menyebalkan, Sehun ! Yang mau membeli es krim kan dirimu, kenapa jadi aku yang membayar ? Astaga aku harus berhemat untuk dua minggu ke depan"

"Sudahlah, toh tidak setiap hari kau mentraktirku" aku merangkul bahunya

"Ya ya terserah"

Kami melanjutkan perjalanan menuju rumah kami. Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja Jungkook berhenti dan memasang ekpresi err.. entahlah aku tak bisa mendeskripsikannya.

"Ada apa ?"

"Lihat itu !" telunjuknya mengarah pada tiga orang siswa yang memakai seragam yang sama dengan milik kami

"Ya Tuhan ! Kita sangat beruntung hari ini, Kookie"

Beberapa meter di depan kami tampak tiga orang siswa yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Akan kuperkenalkan satu persatu.

Namja pertama, namanya Wu Yifan. Ia keturunan China-Kanada. Aku sangat menyukainya karena stylenya yang sangat keren dan tidak terkesan norak. Mau mendengar deskripsi tentangnya ? Baiklah, akan kujelaskan. Surai keemasannya menutupi leher bak tokoh dalam anime, tatapan matanya yang begitu tajam dihiasi dengan kacamata berframe kotak yang semakin menyempurnakan penampilannya. Yifan adalah yang paling pintar di antara tiga namja itu.

Namja kedua adalah Kim Jongin. Bisa dibilang ia adalah leader dari kelompok mereka. Ia sedikit lebih pendek dari Yifan. Penampilannya terkesan berantakan dan jangan lupakan memar yang selalu menempel bak perangko di wajahnya. Ia dicap sebagai namja pembuat onar sebab hobinya adalah berkelahi dan mencari masalah.

Yang terakhir adalah Park Jimin. Ia adalah namja yang paling suka tersenyum entah kepada siapapun. Well, kurasa dia cukup ramah dibandingkan dua namja sebelumnya. Sedikit bocoran, Jungkook menaruh hati pada namja pendek ini.

"Jimin terlihat semakin tampan" gumam Jungkook

"Aniya, Yifan jauh lebih tampan" protesku

"Jimin lebih tampan dari Yifan" Jungkook menjulurkan lidahnya padaku

"Aniya, Yifan yang terbaik di antara mereka bertiga !" teriakku sambil menendang kaleng di dekat kakiku

DUAKKK

"Arghh, siapa yang berani melempar kaleng padaku ?!"

Aku dan Jungkook spontan menghentikan pertengkaran kami saat suara yang cukup keras memasuki pendengaran kami. Aku menelan ludah karena terlalu gugup. Sepertinya kaleng yang tadi kutendang mengenai salah satu dari pangeran-pangeran itu.

Setetes keringat dingin menuruni pelipisku saat mereka telah berada di hadapanku. Ketua kelompok mereka menatapku penuh amarah.

"Siapa yang menendang kaleng padaku ?!"

"A-aku" jawabku tanpa menatap matanya

"Kau cari mati, hah ?!"

"A-aniya, aku tidak sengaja. Sungguh. Maafkan aku"

"Ck, kau cari masalah rupanya" Jongin menggulung lengannya dan bersiap memukulku

"Hyung, sudahlah. Maafkan saja dia" kulihat Jimin menahan lengan Jongin agar tidak mengarahkan pukulannya padaku

"Lepaskan tanganku, Park Jimin" aku meringis mendengar nada rendah nan menyeramkan yang terlontar dari bibir Jongin

Kini manik karamel milik Jongin menatap penuh pada manik hazelku. Aku meneguk ludah karena ekspresi Jongin sangat menyeramkan menurutku. Aku semakin panik saat kepalan tangannya mengarah tepat di wajahku.

DUAKKK

"Argh, jangan lari kau ! Sshh, appo"

Aku menarik lengan Jungkook agar menyamai langkahku. Kami berhenti setelah kelompok Jongin tak terlihat lagi. Aku mengalihkan pandanganku pada Jungkook yang masih mengatur nafasnya. Ia menepis tanganku yang masih menggenggam tangannya.

"Kau gila, Sehun ! Dia akan semakin marah padamu"

"Kau pikir aku akan diam saja saat ada seseorang yang ingin menyakitiku ?!" aku balas berteriak di depan sahabatku satu-satunya itu

"Tapi kau tidak harus menendang selangkangannya, bodoh ! Aish, kenapa Tuhan memberikanku sahabat sebodoh dirimu !" Jungkook berjalan meninggalkanku

"Jungkook-ah !" aku mencoba memanggilnya namun ia sama sekali tak menolehkan kepalanya

"Aish, sial !"

Sehun POV end

.

.

.

Aroma embun menyeruak di setiap sudut kota Seoul. Seorang namja putih pucat meniti langkah kecil menuju sekolahnya. Suasana pagi yang tampak mendung seakan mewakili perasaan namja itu.

Kepalanya yang sedari tadi menunduk kini terangkat saat berada di depan gerbang sekolahnya. Tak seorang pun yang tertangkap oleh netra hazelnya. Sepertinya ia berangkat terlalu pagi. Diliriknya jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Pukul enam lebih lima belas menit. Wajar saja jika ia sendirian saat ini. Tak ada seorang murid pun yang ingin mengunjungi sekolah sepagi ini, kecuali dirinya.

Namja itu meletakkan kepalanya di atas meja saat ia telah berada di dalam kelasnya. Ia memasang earphone yang menyajikan alunan lembut nada yang menenangkan. Namja itu memainkan poninya yang kini hampir menutupi matanya. Helaan nafas sesekali terdengar dari bibir plumnya.

"Kebahagianmu akan hilang setiap kali kau menghela nafas"

Sehun bisa mendengar suara yang tak asing lagi baginya walaupun ia sedang menggunakan earphone saat ini. Ia mengangkat wajahnya dan menemukan sahabat kelincinya tengah tersenyum hingga menampilkan deretan giginya yang mirip kelinci.

"Kau.. tidak marah padaku lagi ?" Sehun melepas earphonenya dan menatap penuh pada atensi sahabatnya itu

"Aku tidak pernah marah padamu"

"Kemarin.."

"Kemarin aku hanya sedikit kesal dengan tingkah bodohmu itu"

"Mianhae"

"Sudahlah. Sekarang yang terpenting adalah kau harus menghindari Jongin"

"Ne" Sehun menunduk lesu

"Hei, jangan lesu begitu. Ayo kita main" Jungkook menepuk pelan telapak tangan Sehun

"Main apa ?"

"Truth or dare" ucap Jungkook sembari tersenyum

"Baiklah"

Sehun mulai memutar bulpen miliknya di atas meja. Seringai tampak terpoles di bibirnya saat bulpen itu mengarah pada Jungkook.

"Truth or dare ?" tanya Sehun dengan nada seram yang dibuat-buat

"T-truth"

"Apa kau menyukai Jimin ?"

"Tidak"

"Jadi, kau mencintainya ?"

"Ne" jawab Jungkook tanpa sadar

"Pffft" Sehun menutup mulut menggunakan tangannya untuk menahan tawanya yang akan segera meledak

Alis Jungkook tampak bertautan melihat Sehun yang tengah menahan tawanya. Apa ia baru saja melontarkan sebuah lelucon ? Jungkook masih saja memandangi Sehun dengan tatapan tak mengerti sebelum akhirnya ia sadar apa yang membuat Sehun tertawa.

"Yak ! Kau menyebalkan, Oh Sehun" Jungkook mencubit lengan Sehun yang berada di atas meja

"Aish, appo. Sudah cepat putar botolnya" ringis Sehun sembari mengusap bekas cubitan Jungkook

"Kena kau, Oh Sehun" ucap Jungkook saat bulpen itu mengarah pada Sehun

"Aku pilih dare"

"Hmm, tantangan apa yang harus kuberikan padamu ?" Jungkook menaruh telunjuk di dagu memasang pose berpikir

Jungkook tersenyum cerah saat menemukan objek yang membuatnya menemukan tantangan yang tepat untuk Sehun.

"Aku menantangmu untuk menembak Jongin dan berkencan dengannya selama dua bulan"

"Baik- MWOYA ?! NEO MICHEOSO ?!" Sehun menggebrak meja cukup keras namun sayangnya tak berhasil membuat Jungkook terkejut

"Aku masih waras. Nah, lebih baik kau melakukan apa yang kukatakan tadi mumpung Jongin berada di sekitar sini"

"Aku tidak mau !"

"Tch" Jungkook berdecak kesal sebelum akhirnya menarik lengan Sehun untuk keluar dari kelas

"Kim Jongin !"

Teriakan Jungkook yang terbilang sangat keras itu berhasil menghentikan langkah Jongin dan teman-temannya. Ketiga namja tampan itu berjalan ke arah Jungkook dan juga Sehun. Berbeda dengan Jungkook yang tak berhenti memamerkan deretan gigi kelincinya, kini Sehun tampak gelisah di tempatnya.

"Ada apa ?" tanya Jongin

"Dia ingin berbicara padamu" Jungkook mendorong Sehun agar lebih dekat dengan Jongin

"Jadi ?" Jongin memutuskan untuk memulai pembicaraan karena Sehun tak kunjung berbicara

"A-aku menyukaimu. Jadilah namjachinguku" ucap Sehun tanpa mengangkat kepalanya

Jongin tak terkejut sama sekali dengan ucapan Sehun karena ia sudah biasa mendapat pernyataan seperti ini dari yeoja maupun namja cantik lainnya. Diangkatnya dagu Sehun menggunakan telunjuknya hingga ia bisa melihat dengan jelas paras cantik yang kini dibaluri rona merah di sekitar pipinya.

"Ehh ?! Kau namja yang kemarin menendang harta Jongin-hyung kan ?!" pekik Jimin sembari menunjuk wajah Sehun

"Kau bilang apa, Jimin ?"

"Dia yang kemarin menendang hartamu, hyung. Aku yakin sekali"

'Ugh, sial. Kenapa namja pendek ini punya memori yang begitu bagus ?!' gerutu Sehun dalam hati

"Ah, jadi kau namja yang kemarin. Baiklah, aku menerimamu" ucapan Jongin membuat semua yang berada di sana minus Yifan menganga lebar

"Hyung, kenapa kau malah menerimanya ?"

"Shut up, Jimin. Aku punya rencana" ucap Jongin sambil melirik Sehun

Sehun yang ditatap intens oleh Jongin tampak gelagapan. Keringat dingin menuruni pelipisnya.

"A-aku tidak mau jadi pacarmu. Lupakan saja apa yang tadi kuucapkan" Sehun bersiap untuk lari namun sayangnya Jongin terlebih dahulu menahan tangannya

"Kenapa berubah pikiran ? Bukankah tadi kau sendiri yang mengatakan jika kau menyukaiku. Kau harus bertanggung jawab dan aku tidak menerima penolakan"

'Tuhan, ambil nyawaku sekarang' batin Sehun miris

"Welcome to the hell, baby" bisik Jongin tepat di telinga Sehun

.

.

.

TBC or END

.

.

.

Annyeong, readersdeul..

Miu balik lagi bareng KaiHun nih.. Seperti biasa, Miu bakal lanjutin ff ini kalau dapet respon baik dari readers..

Tanpa banyak cingcong lagi, review please ? Semakin banyak review, chapter selanjutnya akan semakin cepat dibuat..

Okee sampai ketemu di chap selanjutnya.. Pay pay (^.^)/