Caption : My Geeky Boy

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Xi Luhan, Oh Sehun, Kim Yerim (RV), and other cast

Pairing : CHANBAEK (Chanyeol x Baekhyun)

Genre : Drama, Romance, School life, Smut

Rating : M

Playing : Ulala Session - Love Fiction

Foreword : Astaga ini ff chanbaek pertama saya-_- spesial buat seseorang hehe mian mian kalo ceritanya basi, klasik, pasaran, ngebosenin, dll ughhh /overthinking again/ -

Hope you all like it! Happy reading^^


'I'm finally telling you this, but i swear that meeting you wasn't an accident'

.

.

.

.

.

"Ahhh.. lebihh cepat! Tunggangi aku dengan liarhh!"

"Shit! Kau begitu sempithh.."

Plakk

Laki-laki tinggi itu terus menghujam penisnya bertubi-tubi di dalam lubang laki-laki mungil yang sedang menungging di hadapannya. Tak lupa tangannya terus menampar-nampar pantat sintal di hadapannya hingga memerah. Laki-laki mungil berambut hitam-keunguan itu bernama Baekhyun. Ia mempercepat gerakan pinggulnya dengan liar saat tangan besar itu menampar pipi pantatnya. Ia mencengkram pinggiran meja sampai buku-buku jarinya memutih menahan rasa sakit yang luar biasa nikmat di bagian bawah tubuhnya.

"Cepatlahhh.. aku hampir keluar bodohh!" pekik Baekhyun sambil terus memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat dan liar, memaksa penis besar itu menusuk-nusuk prostatnya. Dinding lubangnya terus mencengkram kejantanan laki-laki itu agar cepat mencapai klimaks. Ia memejamkan mata merasakan perutnya akan segera meledak dan memuncratkan spermanya. Tapi bodohnya laki-laki yang menungganginya adalah tipe laki-laki yang 'tahan lama', butuh waktu yang lumayan lama untuk mencapai klimaks, padahal tubuh Baekhyun sudah letih minta ampun. Meja yang menjadi pegangan Baekhyun terus berdecit hebat. Untunglah keadaan kelas sudah sepi karena jam pulang sekolah sudah lewat satu jam yang lalu, tapi dasar dua bocah gila, bukannya kembali ke rumah mereka malah berakhir dengan seks di dalam kelas.

"A... arghh Baekh.. a-aku sampai!"

"Nghhh k.. kau begitu lama, Kris.. ahhh bodohh sshhh ahhhhh"

Laki-laki itu memegangi pinggul Baekhyun, menahan pantat Baekhyun agar berhenti bergerak, dan menancapkan penisnya yang menyemprotkan sperma di dalam Baekhyun. Cairan sperma laki-laki itu meleleh dan menetes hingga paha belakang Baekhyun. Sementara penis mungil Baekhyun terus memuncratkan sperma hingga membasahi lantai. Dada Baekhyun naik turun mengatur nafasnya, ia menggigit bibir merasakan sensasi geli dan nikmat dari orgasmenya.

Laki-laki di belakangnya –Kris memeluk badannya erat dan membantu Baekhyun berdiri. Kris menarik dagu Baekhyun dari belakang dan mencium bibir mungil merah Baekhyun dengan penuh nafsu. "Mmmphhh" Bibir Kris dengan rakus menghisap dan menyedot bibir Baekhyun, dan Baekhyun mengalungkan tangannya dari depan ke leher Kris. Ia menyandarkan tubuhnya ke dada Kris, dan membalas ciuman nafsu Kris dengan lihai.

"Mmmsschhh"

Bunyi kecipak dua bibir yang saling bertemu dan saling bertukar saliva memenuhi ruangan. Dengan iseng tangan Kris menggenggam kejantanan Baekhyun yang sudah melemas dan mulai mengocoknya hingga tegang sempurna (lagi). "Eunghh..." satu desahan lolos dari bibir Baekhyun, ia ikut menggerakan pinggulnya mengikuti tempo kocokan tangan Kris yang semakin cepat.

Penampilan dua laki-laki itu benar-benar sangat berantakan (namun sangat seksi). Baekhyun yang hanya mengenakan kemeja yang sudah terbuka semua kancingnya dan celana seragamnya telah menghilang entah kemana. Badan mungilnya penuh keringat dan tanda kemerahan, tidak lupa dengan dadanya yang membusung karena terangsang tangan dan ciuman panas Kris. Nipple pink kecoklatannya mencuat dan menegang, sehingga tangan kiri Kris yang menganggur tidak tahan untuk memilin dan memelintir nipple mungil itu. Sedangkan Kris berpakaian hampir lengkap, hanya celana seragam dan celana dalamnya diturunkan hingga lutut.

Kris mempercepat kocokannya sambil mengeluarkan seringaian nya. Penis Baekhyun berkedut dan semakin membesar, lubang ujungnya mengeluarkan cairan sedikit-sedikit tanda Baekhyun akan orgasme untuk yang kedua kalinya. "K.. Krishhh stop aku lelahh" rintih Baekhyun sambil melepaskan ciuman mereka. Kris semakin membuat nafsu Baekhyun memuncak dengan menghisap dan menjilati leher putihnya dari belakang dengan seduktif. Ia memejamkan matanya merasakan setiap inchi kulit mulus leher Baekhyun, menjilat-jilatinya makin ke atas dan mengulum telinga Baekhyun.

"Apa? Stop? Tapi benda mungil ini sepertinya ingin memuntahkan cairanmu lagi, Baek" kata Kris sambil meremas dengan kencang penis Baekhyun. Baekhyun benar-benar lemas dan butuh istirahat, tapi Kris terus mengerjai tubuhnya. Baekhyun meremas rambut belakang Kris, dan menghentakkan pinggulnya ke depan dengan cepat.

"Ahhhh aku keluarhh lagihhh! Sialan kau, aku lelah!"

.

.

.

.

.

"Kelas ini bau sperma, pasti ulahmu lagi kan, Baek? Kalau ingin onani pergilah ke kamar mandi! Jika seonsaengnim tahu habislah riwayat kelas kita nanti!" tuding Jongdae, ketua kelas 2 D –kelas yang kemarin dipakai Baekhyun dan Kris untuk seks sepulang sekolah. Baekhyun mendelik dan meletakkan ponselnya di meja, lalu menatap Jongdae yang sedang bertengger di pintu kelas.

"Kenapa semua yang berhubungan dengan 'sperma' selalu dikaitkan denganku? Laki-laki disini ada banyak. Apa perlu kita melakukan tes DNA dengan bekas sperma itu?"

"Sperma tak punya DNA, Baek" timpal si kutu buku Yixing yang langsung disambut dengan timpukan penghapus dari Baekhyun. "Diam kau!" kata Baekhyun sambil melemparkan tatapan 'aku-tak-peduli-urus-saja-lesung-pipimu-yang-aneh-itu' pada Yixing.

"Kalian ini berisik sekali! Sudahlah, memang itu sperma milik Baekhyun dan MILIKKU. Kemarin aku menyodok nya di kelas ini. Jadi berhentilah berdebat, kalian mengganggu tidurku" kata sesosok laki-laki yang berada di pojok kelas sambil menengadahkan kepalanya yang tadi tergeletak di mejanya. Ia memandangi anak-anak kelasnya dengan tatapan malas.

"KRIS!"

Kriiiiing..

Bunyi bel menginterupsi perdebatan pagi di kelas itu. Semua siswa mulai merapikan seragam mereka dan berdiri menyambut Jung seonsaengnim yang memasuki kelas. "Beri hormat!" titah Jongdae, mereka semua membungkuk dan duduk kembali. Jung seonsaengnim membuka lembaran pada buku sastra Korea, mengingat pelajaran minggu lalu. Tiba-tiba..

"Aku mencium bau yang tidak asing di kelas ini"

Seluruh siswa segera melemparkan tatapannya pada laki-laki berambut hitam-keunguan yang sedang membalas chat 'kakao talk' di ponselnya. Merasa tatapan semua orang mengarah pada dirinya, Baekhyun mengangkat kepalanya malas. "Apa lagi? Menuduhku lagi? Kenapa kalian terus membahas hal ini? Kemarin aku hanya menungging dan Kris menggagahiku! Harusnya kalian juga menyalahkan laki-laki tiang itu! Disini akulah yang menjadi korban." ucap Baekhyun enteng. Jung seonsaengnim hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mendesah berat.

"Byun Baekhyun, keluar dari kelasku sekarang! Ini kelas, tempat belajar bukan hotel remang-remang!" teriak Jung seonsaengnim murka. Baekhyun menggaruk kepalanya malas, namun ia segera tersadar dan berdiri tidak terima.

"Kenapa hanya aku?! Kris yang menunggangiku, dia yang memasukiku, kenapa hanya aku yang dikeluarkan?!" pekik Baekhyun tak kalah keras. Semua siswa hanya bisa berbisik-bisik dan berdoa agar Jung seonsaengnim tidak memakan semua siswa di kelas 2 D hidup-hidup.

"Karena dia masih kapten klub basket sekolah kita! Dia masih berkontribusi untuk sekolah kita, tidak sepertimu Byun Baekhyun! Sekarang keluar atau aku akan melaporkan kelakuanmu pada kepala sek-"

BLAMM

.

.

.

.

"Aku tidak mengerti kenapa guru-guru selalu mendiskriminasiku. Sialan, kalau mereka tidak tua renta seperti itu sudah ku hancukan rahang mereka!" ucap Baekhyun kesal. Ia menyandarkan punggungnya ke dinding dan memasang earphone ke telinganya. Sudah berkali-kali ia mendapat hukuman seperti ini, entah karena kepergok onani di kelas, memukul adik kelas, atau bertengkar dengan perempuan-perempuan kecentilan di sekolahnya.

Sebenarnya Baekhyun sudah terbiasa dengan hukuman-hukuman itu, namun alasan gurunya tadi membuat hatinya tertohok. Jadi karena Baekhyun tidak pernah membuat prestasi membanggakan untuk sekolah, ia selalu di hukum seperti ini. Padahal waktu itu Jonghyun sunbae pernah kepergok merokok di kamar mandi, tapi karena ia adalah unggulan sekolah dalam hal menyanyi dan sering ikut festival nasional ia tak mendapat hukuman apapun. Rasanya Baekhyun benar-benar ingin menyodok semua guru di sekolahnya dengan penis kesayangannya, namun ia mengurungkan niatnya karena tidak mau memasukki lubang yang keriputan.

Jam pelajaran sastra Korea adalah jam terlama di antara semua mata pelajaran. Karena menurut guru-guru, anak jaman sekarang sudah mulai terpengaruh budaya luar dan harus selalu di'cekoki' dengan budaya dan sastra Korea. Baekhyun mendengus melihat jam tangan putih yang melingkar di tangan mungilnya. Baru 10 menit ia berdiri disini, dan ia merasa super bosan. Baekhyun adalah tipikal orang yang tidak suka suasana sepi, membosankan, dan canggung. Oleh karena itu ia selalu membuat keributan seperti bergosip, meneriaki siswa culun yang lewat, atau menonton video porno dengan suara kencang untuk membunuh rasa bosan.

Ia melirik ke kanan dan ke kiri, berharap ada objek yang bisa dijadikan targetnya. Namun nihil, hanya ada ia seorang diri di lorong sepi kelas 2. Baekhyun membawa kakinya dari ujung lorong menyusuri ujung lainnya. Ia mengintip melalui kaca, melihat kegiatan apa yang dilakukan oleh kelas sebelah.

"Kelas 2 C sedang olahraga, tidak asik"

Tapp tapppp..

"Ah 2 B sedang pelajaran matematika, oh itu si 'tante girang' Bae , lihatlah eyelinernya yang berantakan itu, aku yang laki-laki saja lebih handal memakainya" gumam Baekhyun melihat guru saingannya, Bae Joohyun seonsaengnim sedang mengajar di kelas 'anak-anak yang hampir pintar'. Iya saingan, saingan Baekhyun dalam menggoda Siwon seonsaengnim si guru olahraga yang punya penis super besar kata Baekhyun. Baekhyun melihat Bae seonsaengnim dengan tatapan jijik meremehkan dari luar pintu yang tidak ditutup, dan disambut dengan pandangan ketus ala Bae seonsaengnim.

Baekhyun melanjutkan aksinya menuju kelas paling ujung, kelas anak-anak dengan IQ tinggi yang setiap hari sarapan rumus dan tidur berselimut puluhan buku. Baekhyun berhenti, melepaskan sebelah earphonenya, dan mengintip dari celah pintu.

"Park Chanyeol imnida, aku pindahan dari Yongsae Senior High School, mohon bantuannya"

Baekhyun mendesis. Tck another geek is here. Lihat saja gaya berpakaiannya, rambut hitam cepak dengan kacamata kotak besar membungkus hampir seluruh mukanya, blazer dan kemeja yang dimasukan rapi. Berbeda sekali dengan dirinya, rambut ungu berponi hampir menutupi matanya, eyeliner tebal, kemeja berantakan karena lupa disetrika, dan sepatu converse merah. Baekhyun kemudian tertawa pelan merasa menemukan target baru untuk dikerjai. Ia berencana akan memberi tahu Sehun, sahabat persekutuan onarnya karena menemukan 'mainan' baru.

"Chanyeol ini sudah memenangkan banyak olimpiade kimia dan matematika, juga merupakan ketua klub karya ilmiah di sekolahnya terdahulu." ucap guru yang sedang berdiri berdampingan dengan Chanyeol, si laki-laki culun (menurut Baekhyun). Baekhyun hampir tersedak liurnya sendiri. Sinting menurut Baekhyun, pasti setiap hari laki-laki itu makan tabung reaksi dan minum air raksa. Tiba-tiba sebuah kepala laki-laki berambut coklat bermata indah menyembul dari pintu kelas. Baekhyun kepergok dan nyaris terjengkang.

"Luhan! Kau mengagetkanku!"

Luhan menahan tawa melihat Baekhyun nyaris terkena serangan jantung. "Salah sendiri sedang apa kau berdiri di depan kelasku? Apa kau sedang menambah daftar hobimu yaitu mengintip?" Baekhyun mendelik dan memukul punggung Luhan pelan. Ia mengusap-usap dadanya sambil menetralkan detak jantungnya yang tadi nyaris berhenti karena melihat kepala Luhan.

"Kau mau kemana, Lu?"

"Biasa, ke kamar mandi. Kau sendiri sedang apa berkeliaran di jam pelajaran seperti ini?"

Baekhyun menceritakan dengan panjang lebar kronologis kejadian yang membuat dirinya dihukum dan berkeliaran bingung seperti kucing mencari tulang di dapur. Luhan mendengarkan cerita Baekhyun dengan seksama sambil berdiri dan membuka celananya. Luhan ingin pipis ternyata.

"Jadi Kris si kapten basket itu sudah memasukkimu?! Bagaimana bisa? Kau benar-benar gila, Byun Baekhyun! Bagaimana jika Jessica sunbae tahu bahwa pacarnya menyodok seorang laki-laki binal seperti dirimu?" tanya Luhan setengah heran setengah takjub sambil memasukkan penisnya ke dalam celana dan menutup rapat-rapat resletingnya. Baekhyun hanya mengibas-ngibaskan tangannya bak model internasional.

"Jika Sica sunbae tahu justru akan menjadi berita yang paling panas tahun ini. 'Seorang kapten Cheerleader harus bertekuk lutut menyerahkan penis pacarnya pada Flower Boy, Byun Baekhyun' itu keren, Lu!" ucap Baekhyun mengarang-ngarang judul headline yang bagus untuk berita cinta segitiga antara dirinya-Kris-Jessica itu. "Lagipula Kris sangat mudah digoda, aku hanya sedang melakukan piket kemarin berdua dengannya, aku sedang menungging mengambil spidol yang jatuh di bawah meja guru. Tiba-tiba entah dari mana Kris mengelus-elus pantatku, apakah pantatku seseksi itu? Aku mendesah sengaja menggoda dia dan ketika aku berbalik, penisnya yang panjang sudah mengacung dari balik celananya. Ya sudah aku langsung membuka celananya dan mengulum miliknya" cerocos Baekhyun panjang lebar diiringi pandangan ngeri dari Luhan.

"Tapi dia pria yang kuat di ranjang, dia susah orgasme, aku harus bergerak brutal sampai badanku sakit-sakit semua" sambung Baekhyun setengah berbisik, takut ada yang mendengar suaranya. Luhan bergidik ngeri, menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menepuk-nepuk pundak Baekhyun. "Kau binal sekali, jangan-jangan sebentar lagi Siwon seonsaengnim akan bertekuk lutut padamu"

"Waktu itu aku nyaris mengulum penis Siwon seonsaengnim, Lu! Tapi si tante Bae menginterupsi kegiatan panasku lalu membawa kabur Siwon seonsaengnim dan penis kesayanganku" Baekhyun memasang tampang sedih karena belum berhasil mencicipi penis guru kesayangannya itu. Luhan tak bisa berkata-kata lagi melihat teman dekatnya itu.

"Lupakan soal kulum mengulum, tadi aku lihat ada siswa baru di kelasmu. Si Park itu.. yang keturunan Marie Curie" kata Baekhyun menyebutkan ilmuwan wanita hebat di bidang kimia.

"Oh itu Chanyeol. Aku tidak menyangka sekolah kita akan kedatangan siswa super pintar seperti dirinya. Aku yakin semua guru akan memperlakukan dia seperti raja" balas Luhan. Luhan memang siswa kelas 2A, namun ia tidak sejenius itu. Ia tidak semaniak pelajaran seperti teman-teman sekelasnya, bahkan ia suka bergaul dengan Baekhyun yang terkenal dengan keonaran dan kebinalannya.

"Pintar akademik belum berarti pintar di ranjang" kata Baekhyun enteng. Lalu mereka berdua tertawa dan berjalan menuju lorong kelas mereka. Luhan masuk kelas sementara Baekhyun berjalan lurus menuju cafetaria, karena setelah pelajaran sasta Korea adalah jam istirahat. Jam favorit Baekhyun karena ia bisa memandangi siswa yang bolak-balik di cafetaria, lebih tepatnya memperhatikan penis-penis yang tersembunyi di balik celana mereka.

.

.

.

.

.

"Oppa kenapa kau sudah bertengger disini, huh? Dihukum lagi?"

Baekhyun terbangun dari tidur singkatnya, menyadari cafetaria mulai dipenuhi siswa dan siswi kelaparan. Ia mengerjapkan matanya dan menatap perempuan mungil di hadapannya. "Kenapa kau harus bertanya pertanyaan yang kau sudah tahu jawabannya, Yeri?"

Yeri mendengus dan tiba-tiba sesosok pria putih pucat melingkarkan tangannya di bahu Yeri dan mengacak-acak rambut perempuan itu. "Kalian membicarakanku ya?" ucapnya percaya diri.

"Menjijikan, oppa"

"Diam kau, Oh Sehun!"

Sehun tertawa terbahak-bahak, Baekhyun langsung melempar kaleng sodanya yang kosong ke wajah Sehun dan berjalan meninggalkan meja mereka menuju tempat makanan. "Kau mau kemana Byun binal pengecut?!" pekik Sehun berpura-pura marah, sementara Yeri hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Oh Sehun jangan macam-macam atau kupotong pen- Aww"

Karena berjalan sambil menghadap belakang, Baekhyun tanpa sadar menubruk punggung seorang laki-laki. Laki-laki itu berbalik. Tubuhnya tinggi menjulang sehingga ia harus menunduk untuk melihat Baekhyun yang sedang mengerang kesakitan, berpura-pura tentunya. "Kau tolol atau apa, kau menabrakku! Jangan sok jagoan!" umpat Baekhyun.

"Kau yang menabrakku, kenapa kau mengumpat seperti itu pada sunbae-mu?"

Deg.

Baekhyun mendongak dan menganga syok mendengar suara berat laki-laki di depannya. Suara itu milik si culun Park Chanyeol.

What the fuck?

Sunbae?

"SIAPA YANG KAU MAKSUD SUNBAE, ANAK BARU? KITA SATU ANGKATAN, BODOH!"

Baekhyun memekik kesetanan hingga semua orang di dalam cafetaria memandanginya aneh. Sedetik kemudian suasana menjadi seperti biasa, mereka sudah paham tabiat Baekhyun. Baekhyun mengepalkan tangannya kesal menatap laki-laki tinggi di depannya. 'Enak saja si Park ini mengatakan dia itu sunbae! Padahal dia anak baru disini!'

"Kau mengenalku? Kau bukan siswa kelas 2A kan?"

Bugh!

Baekhyun menendang tulang kering kaki kiri Chanyeol, membuat si empunya kaki mengangkat kakinya dan meringis kesakitan. "Diam kau kutu buku! Lanjutkan saja makanmu dan pergilah ke habitatmu!" Baekhyun melengos menuju mesin minuman dan mengambil kaleng sodanya. Chanyeol hanya menggeleng-geleng menatap punggung Baekhyun.

Sehun dan Yeri yang melihat kejadian itu hanya memegangi perut mereka dan saling menepuk pundak terbahak-bahak. Siapapun yang mencari gara-gara dengan Byun Baekhyun, akan dipastikan tidak akan bisa tidur nyenyak setiap malam. Baekhyun meletakkan pantatnya di bangku dengan kasar. Ia mengacak-acak rambutnya kesal, terlalu banyak kesialan yang menimpanya hari ini.

Tiba-tiba Sehun menunjuk-nunjuk sesuatu di belakang Baekhyun dengan wajah panik. Mukanya pucat dan mulutnya menganga seperti orang kerasukan, sementara Yeri menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Baekhyun melemparkan tatapan 'ada-apa-sih-apa-ada-hantu-berambut-panjang-di-punggungku' bergantian kepada Yeri dan Sehun. Baekhyun menoleh ke belakang dan mendapati sesosok perempuan berambut panjang hampir blonde tengah berkacak pinggang dengan angkuh. Matanya berkilat-kilat marah.

"Oh shit benar-benar hantu wanita" ucap Baekhyun.

"Kau menggoda pacarku, dasar jalang! Bisa-bisanya pacarku mau melakukan seks dengan laki-laki murahan sepertimu! Aish jinjja, pasti kau memberi obat perangsang di minuman pacarku! Kau itu cuma junior disini tapi tingkahmu seperti orang yang punya sekolah ini! Apa kau tidak tahu bahwa sekolah kita malu mempunyai murid jalang dan binal seperti dirimu? BERHENTI MENGGANGGU PACAR ORANG!"

Byurrr

Perempuan menyeramkan yang diketahui adalah Jessica itu mengambil kaleng soda di meja Baekhyun dan menyiramnya ke rambut hitam-keunguan Baekhyun. Baekhyun hanya menganga kaget merasakan rambutnya yang basah dan lengket karena ulah Jessica. Keadaan di cafetaria mendadak sepi, beberapa orang malah mengambil gambar dengan ponsel mereka. Jelas Jessica murka, ia tahu dari beberapa anak sekelas Baekhyun yang lewat sambil bergosip tentang seks Baekhyun dan Kris di kelas kemarin sore. Jessica yang merupakan kapten Cheerleader di sekolah mereka langsung naik pitam dan melabrak Baekhyun, tentunya.

"Pacarmu saja yang tergoda duluan melihat pantat seksiku! Aku yakin ia tidak puas dengan pantat pacarnya yang rata dan berwajah 'oplas'an sepertimu. Bahkan saat dia menunggangiku dia meracau kalau lubangku lebih enak dibandingkan dengan vaginamu, SUNBAE!" Baekhyun memberi penekanan pada kata 'sunbae' karena perempuan ini sangat gila hormat. Baekhyun menyeringai sambil menyentuh rambutnya yang lengket.

"K.. kau-"

"Atau jangan-jangan kalian belum pernah melakukan seks berdua? Ya ampun kasihan sekali kapten Cheerleader yang kecentilan dan suka tebar pesona sepertimu ternyata masih perawan! Berarti kau belum mencicipi penis panjang milik Kris hahaha kau tahu dia sangat liar kemarin!"

Baekhyun tertawa penuh kemenangan melihat Jessica menghentak-hentakkan kakinya kesal lalu berbalik bersama dua dayang-dayangnya meninggalkan Baekhyun sedang menertawakan kebodohan Jessica. Tidak ada yang bisa menang jika beradu mulut bersama Byun Baekhyun, jika ada yang berani pasti selalu dipermalukan oleh Baekhyun.

Baekhyun berlari kecil keluar dari cafetaria, mengibas-ngibaskan tangannya pada Sehun dan Yeri mengisyaratkan ia ingin mengurus kekacauan pada penampilannya. Baekhyun tidak mengetahui ada sesosok laki-laki di pojok cafetaria yang sedari tadi memperhatikan dirinya. Laki-laki itu memandangi tubuh mungil Baekhyun yang sedang berlalu sambil meminum kopinya pelan. Ia tersenyum simpul dan melanjutkan kegiatan makannya.

.

.

.

.

.

Baekhyun menunduk dan menggosok-gosokan rambutnya yang penuh busa. Tadi ia berjalan ke loker mengambil shampoo dan kemeja cadangannya. Memang loker Baekhyun penuh dengan hal-hal ajaib yang menjadi senjata andalannya. Shampoo, eyeliner, bb cream, celana dalam cadangan, kondom, lube bahkan dildo.

"Dasar perempuan gila!" rutuknya sambil menggaruk-garuk kulit kepalanya dengan kuku-kukunya yang lebih bagus dari kuku perempuan.

Cklek

Sesosok laki-laki masuk ke dalam kamar mandi dan mengamati Baekhyun dari bibir pintu. Merasa ada orang yang masuk, Baekhyun menghentikan sejenak kegiatan gosok-menggosoknya. Ia mengintip dari celah matanya yang tidak tertutup busa. Laki-laki itu mendekati Baekhyun yang sedang mematung, tangannya terjulur menggosok-gosok rambut Baekhyun yang penuh busa.

"Chanyeol?!" pekik Baekhyun kaget. Baekhyun langsung menepis tangan Chanyeol dan mencoba berdiri. Tapi sialnya saat berdiri, busa yang mencair mengalir masuk ke matanya.

"Asshh sial mataku!"

Baekhyun memejamkan matanya dan mencoba meraih keran westafel dengan tangan kirinya. Mata sipitnya memerah karena perih. Ia segera membilas busa-busa di kepalanya dengan air, namun lagi-lagi tangan besar Chanyeol ikut mengelus-elus rambut Baekhyun dengan lembut. Jari-jari besarnya terselip di antara helaian rambut Baekhyun yang basah. Laki-laki tinggi itu tersenyum melihat tubuh mungil Baekhyun yang sedang menunduk dengan kepala yang hampir masuk ke westafel sepenuhnya.

Saat Baekhyun sudah selesai membilas rambutnya, ia segera mengambil handuk dan menatap Chanyeol bingung.

"Apa yang kau lakukan, Park Chanyeol?! Kau mau modus, hah?" pekik Baekhyun sambil mengepalkan kedua tangannya sambil mengambil kuda-kuda di depan Chanyeol. Baekhyun tidak mengerti motif laki-laki bertelinga lebar yang tiba-tiba mendekatinya dan malah membantunya membilas rambut.

"Kau benar-benar mengenalku ya? Aku hanya ingin membantu, apa salah? Lagipula siapa sih perempuan tadi? Sepertinya dia ada dendam tersendiri padamu sampai kau berakhir dengan mandi soda seperti ini" Chanyeol maju selangkah dan membelai rambut basah Baekhyun dengan tangannya. Baekhyun membulatkan matanya kaget. Sumpah, laki-laki di depannya bukan main anehnya. Ia sama sekali tidak mengenal Chanyeol, lagi pula Chanyeol baru menginjakkan kakinya ke sekolah ini kurang dari 24 jam, pastinya Chanyeol juga tidak mengenal Baekhyun.

"Bukan urusanmu, culun! Minggir aku mau kembali ke kelas!"

Baekhyun menubruk tubuh tinggi Chanyeol dan mengambil kemeja serta shampoonya yang tergeletak di westafel dengan kasar. Chanyeol berbalik dan menatap punggung Baekhyun yang meninggalkannya dengan sedikit senyuman.

.

.

.

.

.

Dua hari berlalu sejak insiden penumpahan soda ke rambut Baekhyun yang dilakukan oleh Jessica. Baekhyun-Jessica-Kris mendadak menjadi obrolan panas di sekolah mereka, semua pasang mata selalu tertuju pada tiga orang pemeran utama insiden tersebut. Kris bahkan sampai membolos karena malas meladeni pertanyaan dari teman-teman klub basket, teman sekelas, bahkan guru-guru di sekolah mereka. Maklum, Kris adalah kapten klub basket kebanggaan sekolah, tentunya guru-guru akan menodong pertanyaan-pertanyaan padanya dan memarahi laki-laki tinggi itu habis-habisan. Lain halnya Baekhyun yang semakin senang dengan keadaannya sekarang. Ia merasa semakin hebat dan populer, ia bahkan tak sungkan melambaikan tangannya bak Miss Universe pada kerumunan orang yang sedang membicarakan dirinya.

Ngomong-ngomong soal insiden soda, Baekhyun tak pernah lagi bertemu atau sekedar berpapasan dengan Park Chanyeol. Baekhyun pikir Chanyeol sudah mendengar gosip-gosip yang beredar di sekolah mereka, dan membuat laki-laki tinggi itu tidak sudi menemui Baekhyun lagi. Baekhyun mengendikkan bahunya mengusir bayangan Chanyeol dari otaknya.

"Kau kenapa, Byun?" tanya Sehun melihat Baekhyun mengendikkan bahunya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Baekhyun hanya mengibaskan tangannya pada Sehun, menyuruhnya diam dan melanjutkan aktivitasnya memainkan ponselnya. Jari tangannya yang lentik mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya.

"Ahhhh sayanghh cepat bukahh.. penisku ingin masuk di mulutmuhh"

"Ssshhh yeahh fasterhh"

"Ouhhhh"

Baekhyun terfokus pada layar ponselnya, matanya berbinar-binar sementara tangannya bergerilya mengelus-elus selangkangannya. Tidak ada guru yang mengisi jam pelajarannya di kelas, sehingga semua siswa di kelas sedang melakukan kegiatannya masing-masing. Sehun yang notabenenya adalah teman sebangku Baekhyun memandangi Baekhyun aneh, tidak biasanya Baekhyun si biang onar menjadi diam padahal sedang jam kosong. Sehun mengernyit melihat sesuatu gundukan di selangkangan Baekhyun yang lama-kelamaan semakin membesar.

"Baek.. kau sedang apa?"

Baekhyun hanya diam, badannya menggeliat mencoba mencari kenikmatan, membuat Sehun mencondongkan badannya ke arah Baekhyun dan mengintip ke arah layar ponselnya. Sehun mendengus pelan, ternyata Baekhyun sedang menonton film porno jepang di website andalannya. Sehun mengumpat dalam hati saat melihat tangan mungil nan lentik Baekhyun mulai meremas-remas penisnya dari luar celana.

"Eunghh.." Sebuah desahan lolos dari bibir mungil Baekhyun. Sehun mulai menggaruk kepalanya canggung berpura-pura tidak mendengar desahan laki-laki mungil di sampingnya.

Greppp

Baekhyun menarik tangan besar Sehun dan meletakkan tangan tersebut di atas selangkannya. Ia menggigit bibir sambil menatap Sehun dengan tatapan 'tolong-bantu-aku-kumohon'. Ia mulai membantu tangan Sehun meremas-remas penisnya yang sudah tegang sepenuhnya.

"B-baek.. j-jangan"

Sehun melihat ke sekeliling takut-takut ada siswa lain yang memergoki mereka berdua. Sehun dengan gugup mencoba menarik tangannya dari selangkangan Baekhyun, namun tangan mungil itu dengan sigap mencengkram pergelangan tangan Sehun. Walaupun mereka bersahabat, Sehun tidak pernah mempunyai niatan untuk 'menyentuh' Baekhyun lebih jauh, terlebih lagi Baekhyun adalah laki-laki dengan hormon berlebih. Satu sentuhan akan berakibat fatal bagi Sehun. Ia hanya tidak ingin kelepasan hingga menodai hubungan persahabatan mereka.

"K-kumohon, Hun.. takkan ada yang melihat" ucap Baekhyun lirih sambil menggigit bibirnya. Tangannya yang lentik dengan terampil menurunkan resleting celananya. Ia menurunkan sedikit boxernya dan membebaskan penisnya yang sudah menegang sempurna. Sehun terbelalak kaget. Ia tak pernah melihat penis Baekhyun, terlebih sekarang penis yang tidak lebih besar dari miliknya itu sedang mengacung dan berkedut. Kepala penisnya memerah dan basah karena mengeluarkan precum.

"Aishh"

Baekhyun kembali membimbing tangan besar Sehun membungkus penis miliknya. Ia menaik turunkan tangan sahabatnya itu di batang penisnya. Baekhyun menutup matanya rapat-rapat dan menengadahkan kepalanya merasakan kenikmatan dan kehangatan tangan Sehun. Ia menggigit bibir menahan desahan. Dengan sangat lambat dan canggung, Sehun sedikit meremas batang penis Baekhyun. Remasan itu berubah menjadi gerakan mengocok dalam tempo pelan. Baekhyun mencengkram pinggiran meja dengan kencang. Ia sangat benci permainan yang lambat dan pelan, ia merasa nafsunya dipermainkan.

"L-lebih cepathh Sehunhh" Baekhyun setengah berbisik, ia tersiksa karena Sehun seperti anak polos amatiran yang tak mengerti caranya beronani. Sehun menelah ludah dengan berat melihat raut wajah Baekhyun yang sangat frustasi namun sangat menggoda. Sebagai laki-laki yang mempunyai hormon, Sehun pasti akan 'bangun' melihatnya. Persetan dengan orientasi seksualnya, Baekhyun benar-benar menggoda, pantas saja Kris mau melakukan seks dengan sahabat mungilnya ini dan mengabaikan Jessica.

"Y-ya"

Sehun ikut menggigit bibirnya menahan diri agar tidak ikut terbawa permainan Baekhyun. Ia mengocok penis itu lebih cepat, menyentak-nyentakkan tangannya, sedikit meremas batangnya. Dengan ragu ia mengelus lubang di kepala penis Baekhyun dengan jempolnya, merasa takjub melihat cairan putih yang sedikit-sedikit keluar. "Sshh greathh!" Baekhyun mendesah disela-sela gigitannya pada lengannya sendiri. Ia tidak ingin kegiatan cabulnya dengan Sehun dipergoki satu kelas.

"Suara siapa itu? Aku mendengar ada desahan.. apa cuma perasaanku saja?" ucap Myungsoo, teman sekelas mereka yang duduk tepat di depan Sehun dan Baekhyun. Myungsoo melemparkan tatapannya ke seluruh penjuru kelas mencari sumber suara. Sialan, rutuk Baekhyun dalam hati. Mereka berdua mematung, Sehun menghentikan kocokannya dan melepas tangannya dari penis Baekhyun dengan canggung. Ia meletakkan tangannya di atas meja dan membolak-balikkan halaman buku, berpura-pura tak terjadi apa-apa. Mendapati tangan Sehun sudah tak berada di penisnya, Baekhyun mendadak geram. Ia sudah hampir klimaks dan tiba-tiba permainan berhenti begitu saja. Sejurus kemudian ia memasukkan penisnya yang masih tegang dan merapikan celananya.

"Minggir!"

"B-baek.."

Baekhyun mendorong badan Sehun pelan dan berjalan keluar kelas dengan terburu-buru. Ia berlari menuju lokernya dan mengambil sebuah buah benda keramat yang selalu mengisi lokernya. Lalu kaki mungilnya membawanya ke sebuah tempat melepaskan hasratnya yang tadi sempat tertunda.

Kamar mandi

Baekhyun segera mengunci pintu dan menurunkan celana seragam dan boxernya. Yeah, dia jarang mengenakan celana dalam karena menurutnya akan pengap ketika penisnya sedang berereksi. Kemudian ia duduk dan membuka pahanya dengan sangat lebar, memperlihatkan hole kemerahannya yang berkedut.

Jleb

"A.. akhhh" ia melenguh saat jari telunjuknya berhasil menembus holenya. Ia memasukkan telunjuknya lebih dalam, mencoba menggapai titik prostatnya. Mengeluar masukkan benda itu cepat hingga memberikan sensasi geli di holenya. Tidak puas dengan satu telunjuknya, ia memasukkan jari tengahnya dan melebarkan holenya dengan gerakan membuka seperti gunting.

"Shithhh.. mmhh"

Pinggulnya bergerak menghentakkan jarinya agar lebih dalam. Kemudian ia megocok holenya dengan cepat hingga holenya semakin merah dan basah. Jari-jari lentik nan panjang itu dengan lihai memanjakan hole miliknya. Dalam hati ia sedikit beruntung mempunyai jari-jari yang sangat cocok untuk melakukan 'fingering'. Ia terus mengeluar-masukkan jarinya dengan tempo semakin cepat. Dadanya bergemuruh, peluh mulai membasahi wajahnya. Mulutnya terbuka mengeluarkan desahan-desahan erotis, untung saja kamar mandi saat ini sedang sepi.

Tangannya yang menganggur langsung mengambil sabun batangan yang tadi ia bawa dari lokernya. Ia mulai melumuri tangannya agar licin dan mengocok penisnya yang sudah mengacung. Katakan saja bahwa Baekhyun sangat 'multitasking' dalam hal ini. Ia mempercepat kocokan penisnya seirama dengan hentakan jemarinya di hole merahnya. Tak ada yang lebih nikmat selain onani sambil memasukkan jari ke dalam hole.

"AKHHH.. yeshh therehh!"

"Ouchhh fasterhh.. penismu besar aku sukahh"

Ia mendesah hebat saat jari runcingnya menusuk titik prostatnya. Dengan brutal ia menyodok-nyodokkan jarinya di kelenjar kelaminnya itu. Dinding-dinding holenya mengkerut dan mencengkram jari-jari Baekhyun. Matanya terpejam sambil membayangkan penis besar gurunya –Siwon seonsaengnim merobek holenya dan menghentak-hentakkannya kasar. Ya, Baekhyun sungguh tergila-gila dengan penis guru idamannya itu. Tangannya yang lain semakin mempercepat kocokannya, sesekali ia menekan-nekan lubang penisnya menggoda. Dengan gemas ia mencubit-cubit kepala penisnya yang kini telah mengeluarkan precum yang banyak.

"Ahhh aku hampir sampaihh.. sodok aku dengan pedang besarmu, saemhh!"

.

.

.

.

.

"Maaf Kim Seonsaengnim, bolehkah aku ke kamar mandi sebentar?" ucap seseorang dengan sangat sopan kepada guruya yang sedang menerangkan macam-macam rumus momen inersia di papan tulis. Sang guru tersenyum melihat tingkah sopan siswa di depannya dan mengangguk. "Ya, silahkan."

Kemudian laki-laki itu segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan 'hasrat' buang airnya. Ia merutukki Luhan yang tadi memberinya segelas besar orange juice, membuatnya ingin buang air kecil di sela-sela pelajaran padahal ia ingin memperhatikan materi momen inersia yang rumusnya banyak minta ampun.

Brakkk.

Dengan tergesa-gesa ia menuju urinator dan mengeluarkan cairan eksresinya. Sembari menunggu cairannya terbuang, ia mengingat-ingat rumus matematika yang kemarin diberikan Bae seonsaengnim, takut-takut pertemuan kali ini guru itu akan mengadakan kuis dadakan.

"Ouchhh fasterhh.. penismu besar aku sukahh"

Laki-laki itu mengernyit mendengar sebuah suara aneh dari dalam ruangannya tempatnya berada. Ia melirik ke kanan dan ke kiri lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, berharap itu hanya halusinasi. Lalu ia merapikan celananya dan berjalan menuju westafel untuk mencuci tangannya.

"Ahhh aku hampir sampaihh.. sodok aku dengan pedang besarmu, saemhh!"

Pedang? Besar?

Ia membulatkan matanya yang lebar. Dengan frustasi ia membuka kacamatanya dan menampung cucuran air dari westafel di telapak tangannya, membasuh wajahnya kasar. Mungkin ia terlalu lelah belajar dari pagi sehingga suara-suara laknat itu muncul memenuhi otaknya. Atau mungkin di kamar mandi ini memang ada penunggu yang suka beronani sendiri? Ah tidak mungkin pasti ada siswa yang sedang beronani, pikirnya. Namun semakin ia ingin mengalihkan perhatiannya dari suara itu, semakin jelas suara desahan itu terdengar. Ia bergidik ngeri.

"AKKKKHHHHHH!"

Laki-laki itu tersentak mendengar teriakkan bercampur desahan yang sangat kencang memenuhi ruangan itu. Apa dia telah mencapai klimaks? Apa siswa itu sudah menyemprotkan spermanya dan merasa puas? Apa siswa itu juga menyodok-nyodok holenya dengan jari?

"Aishh apa yang ku pikirkan." Ia mengacak-ngacak rambutnya kesal. Sebenarnya ia ingin sekali meninggalkan kamar mandi sedetik itu juga, namun dalam hati ia penasaran siapa siswa yang berani melakukan hal cabul seperti itu di sekolah.

Seketika suasana hening, tidak ada lagi desahan-desahan yang terdengar. Laki-laki itu terdiam menunggu aksi apalagi yang akan dilakukan di dalam sana.

Cklek..

"C-Chanyeol?!"

Laki-laki itu, Chanyeol, terperanjat kaget menatap cermin di depannya, melihat pantulan sesosok laki-laki mungil yang keluar dari bilik kamar mandi. Ternyata siswa itu adalah Baekhyun –laki-laki yang memukul tulang keringnya beberapa hari yang lalu, yang sama kagetnya melihat keberadaan Chanyeol disana.

"K.. kau.. sejak kapan ada disini?" tanya Baekhyun kaget sambil merapikan seragamnya yang berantakan. Sebenarnya ia sudah biasa beronani di kamar mandi, bahkan ia di kelas sekalipun. Tapi entah mengapa saat melihat Chanyeol ia jadi mati kutu. Setelah insiden pertemuannya di kamar mandi dan membantu Baekhyun mencuci rambutnya, Baekhyun masih bertanya-tanya sebenarnya apa maksud Chanyeol dua hari yang lalu. Lalu ia berpura-pura memasang tampang santai dan berjalan ke samping Chanyeol untuk mencuci tangannya. Keduanya saling diam dan canggung, bahkan Chanyeol menunduk enggan melihat ke arah Baekhyun.

"Y-ya s.. sejak tadi, aku hanya ingin buang air sungguh. Aku tidak mendengar suara yang aneh-aneh, percayalah" kata Chanyeol setengah mati menahan kegugupannya. Justru dari jawabannya sangat menyiratkan bahwa Chanyeol sudah mendengar semuanya. Lihat saja telinga lebarnya kini berubah kemerahan karena malu. Walaupun mereka sama-sama laki-laki, tetapi Chanyeol merasa aneh dan canggung.

"Oh ya sudah, aku kembali ke kelas dulu ya." Ucap Baekhyun enteng, ia menepuk-nepuk bahu tinggi Chanyeol tanpa rasa bersalah. Chanyeol membeku saat tangan lentik Baekhyun yang sangat dekat dengan wajahnya itu mengeluarkan aroma sabun yang sangat kentara. Lalu laki-laki mungil itu tersenyum sambil memasukkan sabun batang yang sudah terbungkus rapi ke dalam saku celananya, dan berjalan meninggalkan Chanyeol yang sedang menggaruk tengkuknya. Chanyeol mendesah pelan. Tatapannya jatuh pada bagian bawah tubuhnya dan ia tersenyum simpul. Sepertinya ia akan melewatkan jam pelajaran fisika kali ini untuk 'menuntaskan' semuanya.

.

.

.

.

.

Kriiing..

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh siswa segera keluar dari kelas-kelas mereka seperti semut-semut yang keluar dari sarangnya. Jam pulang sekolah adalah jam favorit semua pelajar di sekolah ini, bahkan di penjuru dunia. Ada siswa yang tertawa sambil bergosip, ada yang sedang menunggu temannya, ada yang berlari-lari menuju parkiran mengambil kendaraan mereka. Semuanya berlari, seolah-olah ingin cepat pergi menjauh dari tempat yang sangat membosankan yaitu 'sekolah'.

"Park Chanyeol!"

Tiba-tiba sebuah suara teriakan memanggil menggaung di belakang Chanyeol. Laki-laki berkacamata itu sontak berbalik mencari si pemilik suara. Dari kejauhan ia melihat laki-laki mungil berambut hitam-keunguan tengah berlari ke arahnya.

"Hoshh.. hahh l.. langkahmu cepat sekalihh" ucap Baekhyun sambil memegangi lututnya dengan nafas terengah-engah. Alis Chanyeol bertemu melihat laki-laki yang beronani di kamar mandi tadi mencarinya.

"Ada ap-"

Baekhyun buru-buru mengeluarkan sekaleng soda dan mengarahkan tepat ke wajah Chanyeol. "Ini... t-tadi aku mencarimu di kelas.. hahh tapi kata Luhan kau sudah pulang" sambung Baekhyun sambil mengatur nafasnya. Muka Baekhyun memerah, Chanyeol pikir laki-laki habis berlari jauh mencari dirinya, sehingga laki-laki mungil itu kehabisan nafas.

Chanyeol meraih kaleng soda yang tadi diberikan oleh Baekhyun dengan tatapan penuh tanya. Ia menegakkan tubuh Baekhyun hingga berdiri dan menatap laki-laki mungil di depannya. "Untuk apa kau memberiku soda?"

"Sebagai permintaan maafku padamu karena aku sudah membuatmu mendengar suara-suara yang tidak enak. Ya.. kau tahu, desahanku tadi.. pasti kau mendengarnya" Chanyeol terpaku menatap Baekhyun, masih tidak mengerti. Lalu kenapa dengan Chanyeol yang mendengar desahannya? Kenapa Baekhyun harus meminta maaf?

"Aku meminta maaf ya.. ku pikir kau anak baik-baik jadi pasti kau terganggu dengan tingkahku yang tadi, sungguh aku tak tahu jika kau ada di luar. Mungkin kau menganggapku menjijikan, tapi setidaknya terimalah permintaan maafku." Seolah bisa membaca pikiran Chanyeol, Baekhyun pun menjelaskan maksudnya yang sebenarnya. Baekhyun sendiri juga tidak mengerti kenapa ia dengan berbaik hati –atau malah merendahkan harga dirinya memberikan soda sebagai permintaan maaf. Toh itu salah Chanyeol juga kenapa datang di saat yang tidak tepat dan tidak langsung melarikan diri, pikir otak Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak mau dianggap menjijikan, apalagi jika Chanyeol melapor pada ibunya jika ia 'dikotori' oleh perbuatan Baekhyun.

"Oh itu.. lupakan saja, onani itu adalah hal yang wajar bagi laki-laki, Byun-Baek-Hyun" kata nya sambil melirik nametag di blazer Baekhyun. Chanyeol sambil tersenyum memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. Chanyeol jadi teringat, setelah Baekhyun pergi ia juga melakukan hal yang sama seperti Baekhyun. Tanpa mereka sadari, kaki-kaki mereka berjalan menuju gerbang utama bersama. Mereka jadi terlibat obrolan kecil untuk sekedar basa-basi.

"Baekhyun.."

"Hmm"

"Nanti malam kau ada acara tidak?" tanya Chanyeol dengan santai ketika mereka berdua sampai di halte bus depan sekolah. Baekhyun membelalakkan matanya dan menatap Chanyeol penuh tanya. 'Jangan-jangan dia mau modus, Baek. Kau mau meladeninya? Kalian tidak pernah berbicara panjang lebar, dan kau tidak mengenalnya, Baek! Bagaimana jika tiba-tiba ia mau menculikmu? Atau malah ia ingin mengajakmu belajar bersama? Aih membosankan!' ucap Baekhyun berlebihan dalam hati persis anak perempuan yang sedang digoda kakak kelasnya. Saat ini otak Baekhyun dipenuhi pertanyaan-pertanyaan berlebihan mengenai sikap Chanyeol. Baekhyun berpikir sejenak.

"Ah.. aku ada janji dengan Yeri ingin mengantarnya ke salon. M-memangnya kenapa?" tanya Baekhyun –tentunya berbohong sambil mengeratkan pegangannya pada tali tasnya. Entah kenapa ia mulai gugup, tangannya tiba-tiba berkeringat. Ia menggigit bibir menunggu jawaban dari bibir Chanyeol, berharap jawabannya bukanlah sesuatu yang tidak diinginkan Baekhyun.

"Oh kalau begitu besok pagi kau kosong, kan? Ayo kita jalan-jalan" ucap Chanyeol tanpa memalingkan wajahnya pada Baekhyun dan terfokus pada jalanan di depannya. Untungnya Chanyeol tidak melihat bagaimana ekspresi wajah Baekhyun saat ini, mulutnya menganga (sepertinya rahangnya akan copot) dan matanya melebar seperti orang tolol.

"Y-ya aku bisa"

Baekhyun merutukki mulutnya yang berbicara diluar kendali. 'Apaan-apaan kau ini mau saja diajak jalan oleh orang yang belum kau kenal! Seperti murahan saja! Apa kau mau diajak jalan dengan laki-laki culun kutu buku seperti Park Chanyeol? Nanti kharismamu luntur, Baek' gerutunya dalam hati. Namun seperti ada malaikat yang membisikkan, 'Sudahlah tak apa kan hanya jalan biasa, hitung-hitung kau menambah teman, Baek'

Tiba-tiba Baekhyun tersadar dari lamunannya dan menyadari sudah ada sebuah bus di depannya. Namun bus itu bukanlah bus yang bertujuan ke rumahnya. Ia melihat Chanyeol memasukki bus itu dan berhenti sejenak. Laki-laki berkacamata itu berhenti di pintu dan berbalik. Baekhyun masih dapat mendengar kata-kata terakhir Chanyeol dengan baik, kata-kata yang sukses membuatnya nyaris mati berdiri.

"Oke, sampai jumpa besok pagi. Satu lagi..."

"Jangan berikan hatimu untuk siapa-siapa"

HAH?

.

.

.

to be continued


omfg apa yang saya tulis ini-_- review dan comment yap! thanksooooo