I AM THE BEST

(YunJae Fanfiction)

By:

Kuminosuki


Genre:

Romance

Rated:

M


Warning:

Cerita ini mengandung unsure YAOI, bagi yang tidak suka diharap untuk tidak melanjutkan. Cerita ini FIKTIF belaka, jika ada kesamaan cerita dan kejadian, maka itu hanya kebetulan semata.

Bacalah cerita ini 30 centimeter dari layar dan dimohon untuk membacanya di tempat yang terang.

Terima kasih dan Selamat membaca.

-Kuminosuki-


Summary:

Menikah kontrak? Menikah demi uang? Oh, ayolah, itu sudah biasa. Banyak yang melakukannya, tapi apa benar ini hanya sekedar menikah kontrak? Apa Jaejoong benar-benar menerimanya? Iya? Tidak? Iya saja deh.


Chapter 01

PROLOG

.

.

Jaejoong sedang menyirami bunga lily yang ditanamnya di halaman belakang mansion keluarga suaminya saat dua lengan besar memeluk erat pinggangnya dari belakang. Dan tak perlu dua kali berpikir lagi bagi Jaejoong untuk mengganti arah pancuran air dari selang ke belakang tubuhnya hingga mengenai wajah sang pelaku dan membuat tubuh orang itu basah.

"Yak! Akh!" teriak sang pelaku saat air mengenainya. Tubuhnya langsug mundur dan melepaskan pelukannya pada Jaejoong.

"Kenapa kau malah menyiramku, baby?" ucap orang itu.

"Jangan memanggilku seperti itu Tuan Choi. Dan lancang sekali kau menyentuhku dengan tangan kotormu itu." Balas Jaejoong dingin tanpa menatap wajah pengganggunya.

"Oh, kau benar-benar… Yah, baiklah. Biar pun kau begitu, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu, Baby."

Jaejoong menghentikan acara menyiram bunganya. Setelah meletakkan selang air, dia lalu berdiri menghadap pria tinggi berlesung pipi yang sudah hampir satu bulan ini tidak berhenti mengganggu kehidupannya.

"Kau lupa jika aku sudah menikah, Tuan Choi? Kau tidak akan pernah bisa mendapatkanku, dan akan aku pastikan, kau lah yang akan aku hancurkan." Ucap Jaejoong dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Astaga, kau keras kepala sekali. Apa kau masih mau bertahan dengan si lumpuh itu? Oh Ay—"

Grep!

Syuuut! Druakh!

"UGH!" Choi Siwon meringis sakit ketika tubuhnya terbanting dengan keras di atas tanah setelah mendapatkan serangan punggung dari Jaejoong.

Jaejoong merapikan penampilan setelah menyerang Siwon, lalu menatap tajam laki-laki yang masih berbaring di tanah itu.

"Berapa kali aku harus mengingatkanmu, Tuan Choi? Jangan lancang." Jaejoong berjongkok, tepat di samping tubuh korbannya. "Akan aku pastikan, suatu hari nanti, mulut lancangmu itu akan memohon-mohon ampun pada suamiku."

Jaejoong kembali berdiri dan berjalan pergi dari sana.

"Kheh! Ha ha ha! Akan aku pastikan kau jadi milikku Baby! Dan akan aku hancurkan suamimu itu!" ucap Siwon sambil tertawa keras.

Jaejoong hanya bisa mendengus. Orang itu memang sungguh keterlaluan.

"Bereskan dia." Perintah Jaejoong pada pelayan yang sedari tadi menungguinya disana.

Keputusan untuk menikah memang berat. Dan Jaejoong telah bersumpah tidak akan pernah main-main dengan yang namanya pernikahan. Dia akan terus bertahan, dan selama ada dirinya, tidak akan ada seorang pun yang boleh menjatuhkan sang suami. Jaejoong akan membawa kembali keluarga sang suami ke tingkat tertinggi.

.

.

Flashback

Jaejoong bukan lagi anak dari keluarga kaya. Dia sekarang terbuang, lebih tepatnya tersingkir. Ayah maupun ibunya tidak lagi menaruh perhatian padanya. Setelah memutuskan untuk mengambil jalan masing-masing, keduanya pergi tanpa membawa Jaejoong yang saat itu masih berumur 16 tahun. Kini Jaejoong sudah dewasa, ya, umurnya sudah 22 tahun dan dia sudah cukup mandiri dengan kehidupan sederhananya.

Bukannya Jaejoong benci, hanya saja dia menyayangkan orang tuanya yang tidak menerima kehadirannya itu. Salah apa dirinya?

Dan sekarang, setelah perceraian orang tuanya, Jaejoong pun harus menerima kenyataan bahwa hubungannya dengan sang terkasih hancur.

Apa ada lagi yang lebih buruk dari itu?

Oh, yah, jika saja hal itu tidak membuatnya menjadi seperti sekarang.

Sekarang yang bagaimana?

Dua bulan setelah putus dari sang pacar, Jaejoong pun berusaha melupakan semua ingatan-ingatan buruknya. Sebuah tawaran yang menggiurkan datang padanya. Sebuah pekerjaan menjadi seorang Host di salah satu klub malam. Menemani wanita-wanita kesepian yang butuh perhatian.

Melayani mereka layaknya Ratu dan memberikan kenyamanan agar perasaan mereka terasa lebih baik. Membantu mereka menyelesaikan masalah pekerjaan dan memberi mereka semangat hidup. Setidaknya itulah pekerjaan Jaejoong sekarang.

Hingga suatu hari, Jaejoong bertemu dengan seorang pelanggan wanita yang menyeretnya ke dalam masalah keluarga si wanita tersebut.

.

"Maaf, Nyonya, Saya tidak bisa." Jawab Jaejoong dengan lembut.

"Tapi aku bisa merasakannya. Kau bisa melakukannya Hero. Aku merasa kau adalah orang yang tepat. Aku mohon Hero, aku akan memberi apapun yang kau inginkan, uang, mobil mewah, rumah, apapun itu. Tapi terimalah permohonanku ini. Aku mohon."

"Nyonya, mungkin masih ada kandidat lain. Banyak wanita—"

"Aku sudah muak dengan wanita-wanita sialan itu! Mereka hanya memanfaatkan keadaan dan lalu pergi begitu saja sebelum urusan mereka selesai! Mereka membuatku pusing karena aku harus mencari pengganti yang lain!"

"Nyonya…"

"Tidak Cuma sekali Hero-ah! Bahkan anakku sampai tidak percaya lagi pada orang lain! Mereka mempermainkan perasaan tulus anakku! Dan yang lebih penting! Hartaku terbuang sia-sia!"

Dan malam itu, diakhiri dengan pingsannya sang pelanggan. Dan yang menerima dampaknya adalah Jaejoong, teguran keras dia terima karena Jaejoong malah membuat pelanggan wanita itu bertambah stress.

Mau tidak mau, Jaejoong harus menemani sang pelanggan wanita hingga dia sampai di rumahnya dengan selamat. Para pelayan yang melihat keadaan mengenaskan majikan mereka menjadi panic. Jaejoong dengan suka rela menggendong tubuh pelanggannya dan membawanya ke dalam kamar yang ditunjukkan oleh pelayan.

"Eomma!" Jaejoong terkejut begitu dia hampir mancapai kamar sang wanita, seorang pria dengan topeng yang menutupi separuh wajahnya dan duduk di atas sebuah kursi roda mendekat ke arahnya.

"Apa yang terjadi? Ada apa dengan Ibu ku?" Tanya si pria dengan nada khawatir yang kental.

Jaejoong membaringkan tubuh wanita itu di atas ranjang dengan bantuan pelayan lainnya. Setelah di selimuti, Jaejoong hendak menjelaskan pada si pria, namun sebuah suara lain mengusik mereka.

"Wah, wah! Ada apa ini? Seorang nyonya Jung tak sadarkan diri dan… pulang dengan seorang pria muda? Apa wanita tua itu sudah berpaling ke daun-daun muda?"

"Diam! Jaga ucapanmu Siwon!" ucap Pria di kursi roda.

Jaejoong sendiri menatap tidak suka pada pria berlesung pipi yang masih asik bersandar di kusen pintu. Mata orang itu menatap remeh pada tubuh si wanita dan pria yang duduk di atas roda.

"Ini akan menjadi berita yang hangat diantara keluarga yang lain. Dan aku tidak sabar dengan kehancuran keluarga kalian…Jung." Laki-laki berlesung pipi itu terkekeh kecil. "Yah, selama kau tidak punya pasangan, akan semakin cepat aku merebut kekuasaanmu."

"Kau...uhgh!"

"Tidak akan ada orang yang benar-benar tulus padamu, Jung. Dan aku sangat suka ketika mereka malah menyerahkan diri mereka padaku, bukan padamu. Ha ha ha!" laki-laki itu terus tertawa.

Jaejoong menatap geram, kenapa pria di kursi roda itu tidak membalasnya? Kenapa dia hanya diam dengan kepala tertunduk seperti itu. Dan kenapa semua orang yang ada di kamar ini, termasuk pelayan-pelayan itu tidak membela majikan mereka?

"Hentikan tawamu itu." Ucap Jaejoong, membuat semua mata beralih padanya. "Tawamu itu sungguh membuatku muak."

Sebelah alis Siwon terangkat, oh, dia baru memperhatikan wajah itu. Manis juga, pikir Siwon.

"Kau…" Siwon berjalan mendekat. "…sadar dengan apa yang kau ucapkan manis? Oh… kau manis juga untuk ukuran seorang pria."

Jaejoong menaikkan dagunya, "Aku sangat sadar dengan apa yang aku ucapkan, Tuan. Dan aku benar-benar tidak suka dengan kata-katamu yang beraroma busuk itu."

"Whoa!" Siwon bertepuk tangan keras sambil menatap kepada orang-orang yang ada di sana, lalu kembali menancapkan pandangannya pada Jaejoong.

"Kata-katamu tajam juga, sayang. Dan jika aku boleh tahu, siapa kau sebenarnya? Dimana kau bekerja?"

"Apa maumu?"

"Entahlah, mungkin saja aku ingin membawamu bersama ku. Oh, aku suka orang sepertimu."

Jaejoong tersenyum miring, "Oh, maaf sekali. Tapi aku sudah ditakdirkan untuk orang lain. Jadi aku menolak."

Jaejoong menelan ludahnya dengan paksa. Ini keputusannya. Dia pernah bersumpah akan hal ini. Dan sekarang… tanpa ragu dia akan memilih. Menyetujui apa yang dia tolak sebelumnya.

"Benarkah? Kau sudah mempunyai kekasih? Hm….tidak masalah, bagaimana jika kau membuang kekasihmu itu dan—"

"Orang yang kau hina tadi… adalah calon suamiku."

"…"

"…"

Semua terdiam. Beberapa pasang mata menatap tak percaya pada Jaejoong. Apa yang tadi pemuda itu katakan?

Calon suami? Yang tadi dihina oleh Siwon? Orang itu berarti?

"Bwahahahahahah!" Siwon tertawa keras hingga perutnya sakit. Dia masih tertawa saat perhatiannya kembali pada Jaejoong.

"Setelah wanita, sekarang pria? Apa wanita tua itu sudah kehilangan kewarasannya? Hahahaha!" kata Siwon. "Orang yang aku hina tadi…adalah pria lumpuh buruk rupa di sampingmu itu. Apa kau yakin akan menikah dengannya?"

Jaejoong mengeratkan kepalan tagannya, entah kenapa dia ingin sekali menghajar orang yang sudah mengeluarkan kata-kata sialan itu.

"Aku akan menikah dengannya." Kata Jaejoong.

"Heh." Remeh Siwon, lalu menarik pria yang ada di kursi roda, merampas topeng yang dikenakannya dan menghadapkannya pada Jaejoong. Nafas tercekat terdengar dari beberapa pelayan yang melihat kejadian itu.

"Apa yang kau lakukan?!" pekik Jaejoong saat tangan kasar Siwon membanting topeng milik pria yang ada di kursi roda. Dan seketika itu juga Jaejoong tertegun.

"Kau lihat?! Inilah wajah sebenarnya calon suami mu!" ucap Siwon. "Jangan membodohiku. Aku yakin wanita tua itu yang menyewamu untuk menjadi pasangan anaknya ini. Aku benarkan?"

Jaejoong menatap tajam Siwon yang masih bertahan dengan senyum mengejeknya.

"Lepaskan tanganmu darinya!" kata Jaejoong sambil menarik kembali tubuh pria yang tampak tercekik itu.

Siwon melepaskannya dan menatap datar pada Jaejoong.

"Kau akan menyesal menikah dengannya." Kata Siwon.

"Akan aku pastikan tidak, Tuan."

Jaejoong menggeram kesal. Dan mulai malam itu, Jaejoong telah memutuskan untuk tetap tinggal di mansion tersebut.

Sang Nyonya besar senang luar biasa, namun tidak dengan anaknya. Dan pernikahanpun terjadi selang satu minggu setelah malam itu. Dan Jaejoong resmi menyandang marga Jung dan menjadi pendamping seorang Jung Yunho.

Flashback off

.

.

"Coba lihat, Yun. Aku yakin mereka akan terkejut dengan kedatangan kalian. Ah, Joongie akan sangat menawan dengan jas ini." Ucap Jung Heechul.

"Sudahlah Eomma. Aku tidak perlu datang ke acara itu." Yunho memutar kursi rodanya dan menatap ke luar jendela. Mata sipitnya menatap punggung orang yang sedang menyirami bunga di luar sana. Punggung laki-laki yang berstatus sebagai pendamping hidupnya.

"Kau harus Yun. Ini kesempatanmu untuk menunjukkan Jaejoongi pada mereka semua."

"Tidak Eomma. Aku…"

"Apa kau masih belum bisa percaya pada Joongie, Yun?"

"Eomma, ini tidak semudah kelihatannya." Yunho menunduk. "Dia hanya pelindung yang kau beli."

"Yunho!" Heechul berjalan mendekati Yunho dan menatap langsung pada mata anaknya itu. "Eomma yakin Jaejoong melakukan ini bukan karena uang yang Eomma berikan. Eomma yakin dia benar-benar tulus padamu, Yun. Dia benar-benar mau membantu keluarga kita."

"Tapi dia bisa dalam masalah, Eomma." Yunho mendesah. "Dengan keadaanku yang seperti ini, aku tidak bisa melindunginya. Melindungi mu…bahkan aku tidak bisa melindungi Changmin."

"Yun…semua itu bukan kesalahanmu. Changmin pasti mengerti." Heechul tersenyum lembut. "Semua hanya tinggal menunggu waktu Yun. Pengobatanmu belum berakhir. Kau masih ada kesempatan untuk kembali berjalan. Coba lihat, kau sudah bisa menggerakkan sedikit kakimu bukan? Kau tidak akan lumpuh selamanya, Yun."

"Naif kah aku, jika aku tetap membiarkan diriku seperti ini, untuk mendapatkan orang yang benar-benar tulus mencintaiku, Eomma?" ucap Yunho lirih, namun masih bisa terdengar oleh Heechul.

"Kau sudah mendapatkannya anakku." Heechul tersenyum kecil.

Yunho mengalihkan matanya ke luar.

"Oh, Siwon datang lagi." Gumam Yunho.

Heechul pun tertarik untuk melihat ke luar dimana Jaejoong sedang berhadapan dengan Siwon dan Heechul tidak bisa menahan tawanya saat tubuh besar Siwon terbanting keras ke tanah.

"Ha ha ha, kau lihat itu, Yun. Jaejoongie sungguh keren. Eomma tidak menyesal telah menikahkannya denganmu Yun."

Yunho hanya menatap lurus ke luar, pada wajah pendampingnya yang dia akui sungguh menawan itu. Tapi, masih ada keraguan di hati Yunho. Bisakah dia mempercayai Jaejoong?

.

.

.

TBC


Cerita nggak jelas lainnya. Dan mungkin akan menyusul lagi cerita-cerita lainnya.

Dan ini adalah Fanfic Rated M pertama yang aku buat. Aku sedikit gemetar saat mengetik bagian ehem-ehemnya. Tapi tidak aku post sekarang.

Oke, thanks.

Semoga cerita ini bisa menambah bahan bacaan kalian.

Semoga hari kalian menyenangkan.