Hetalia © Hidekaz Himaruya

Fight! © Lena Lofiel

Warning: Human Name, OC, OOC, typo, dan lain-lain.

Happy Reading


.

.

Di suatu pagi yang cerah, matahari bersinar terang dan teletubbies bermain. –ehem maaf-. Di sebuah rumah yang asri dan jauh dari keramaian kota, tinggallah personifikasi tercinta kita, Indonesia.

Sayang, kedamaian di rumah itu menghilang semenjak negara api menyerang, -ehem maaf lagi-. Aura perang terpancar dari personifikasi Indonesia ketika para penghuni di rumah itu berkumpul di ruang makan.

"Nes, tolong selainya," kata personifikasi dari Inggris itu sambil memegang sepotong roti gandum di tangannya.

"Ambil sendiri," jawab Nesia jutek yang duduk di seberang personifikasi Inggris itu.

"Nes, kalau aku bisa mengambilnya sendiri aku tidak meminta tolong padamu," jawab Arthur sang personifikasi Inggris itu.

"Kau kan bisa berjalan ke sini," jawab Nesia makin jutek.

"Astaga, kau hanya memindahkan selai yang disebelah kirimu ke depanku. Apa susahnya sih?" kata Arthur yang mulai jengkel.

"Lakukan saja sendiri," jawab Nesia bete.

"Kamu kenapa Nes? Kok mukamu ketekuk-tekuk gitu?" tanya sang personifikasi dari Amerika yang baru saja memasuki ruang makan sambil membawa burgernya.

"Tanya saja pada mantanmu," jawab Nesia singkat padat jelas.

"Astaga. Kamu masih marah gara-gara masalah kemarin, Nes?" kata Arthur sedikit pasrah.

"Tentu saja!" jawab Nesia makin jutek.

"Bloody git! Kau kan bisa mendapatkan penggantinya," jawab Arthur.

BRAK!

Nesia memukul meja makan dengan keras sambil berkata dengan keras, "Dia sudah menemaniku selama puluhan tahun, tuan alis tebal!"

"Di luar sana masih banyak yang lebih baik!" jawab Arthur tak mau kalah.

"AKU TAHU! TAPI DIA ISTIMEWA! DAN KAU MEMBUNUHNYA!" teriak Nesia makin kencang.

"HELL NO! AKU TIDAK MEMBUNUHNYA!" balas Arthur keras.

"Hei.. hei.. kalian berdua berhenti," kata sang personifikasi Amerika berusaha untuk meleraikan mereka.

"PEMBOHONG! AKU MELIHATNYA DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI! Kau melemparnya dari lantai dua lalu mencabik tubuhnya dan mengeluarkan isinya, kemudian kamu membakarnya hingga tak bersisa," kata Nesia yang sudah mengeluarkan air mata.

Melihat Nesia mulai menangis, kemarahan Arthur memadam dan berkata, "Maaf, aku hanya tak suka dengan dia."

"Sudah.. sudah.." jawab Alfred sang personifikasi Amerika itu sambil menenangkan Nesia.

"Tidak, kali ini kak Arthur salah," kata sang personifikasi dari negara Malaysia memanas-manasi keadaan. Mendengar hal itu, Nesia semakin menangis keras.

"Iggy, kamu harus tanggung jawab," kata Alfred yang sebenarnya tidak mengerti inti permasalahannya.

"GIT! AKU TIDAK BERSALAH!" teriak Arthur tidak terima.

"Minta maaf ke Indon sekarang, Arthur Kirkland," kata sang personifikasi Malaysia, mengintimidasi sang personifikasi dari Britania Raya.

"BLOODY HELL! SAMPAI KAPANPUN AKU TIDAK AKAN MEMINTA MAAF! LAGIPULA DIA YANG SALAH!" jawab Arthur keras.

BRAAK!

Seorang personifikasi dunia yang sedari tadi diam, melihat, dan mendengarkan 'drama pagi' di rumah kakaknya itu memukul meja dengan kerasnya.

"HENTIKAN PERTENGKARAN KONYOL INI!" teriak sang personifikasi dari Singapura dan membuat empat pasang mata menatapnya.

"DAN KAU, ARTHUR, KALAU KAU INGIN KAK NESIA MEMELUKMU BILANG SAJA KE KAK NESIA. JANGAN MEMBAKAR GULING KESANYANGANNYA!" kata sang personifikasi Singapura sebelum meninggalkan ruang makan.

.

.


FIN


Lalala~ Review, please~

Sankyuu~