Moshi-moshi~
Kembali lagi dengan saya MC Shirayuki ^^
Di chapter ini senpai tersayang kita Nijimura akan tampil, yeay! maka akan ditambahkan ke dalam list character dan pairing :3
Untuk mystery cerita, Shira emang suka buat cerita complicated yang susah ditebak nyahaha #digeebukin
Tapi Shira udah buat semua kerangka cerita sampai tamat, hanya saja waktu yang tidak ada yang membuat cerita-cerita Shira terbengkalai… (T_T)
Review-review dari kalian yang membuat Shira ga tega LOL
Balasan Review :
SesilliaS : Ehehehe gomen udah membuat nunggu, dan terima kasih banyak atas compliment-nya XD Nah bagian mystery adalah bagian dari hampir semua fic Shira, tapi perlahan mulai jelas kok XD
val pururin : Hahahh Shira juga suka Ukeshi XD #DitendangAkashi. Main pair na belum keliahatan di awal, nanti di chapter 8 mungkin baru mulai terlihat beberapa main pair. Scene AoAka-nya ada kok di chap ini hanya saja Aomine sedikit waras aja disini.
Hwang653 : Heheh Shira usahakan sebaik mungkin XD terima kasih sudah membaca dan review~
Natsukesi : Ahahah XD Shira emang sengaja suka bikin kalian penasaran #Ditampar. Terima kasih atas pujiannya XD
Yuyu arxlnn : Heheh Ia nih Kuroko main sosor aja bhuuu~ *Dilempar batu* Nah, itu karena Shira mau nampilin Kuroko punya sifat agresif juga XD MayuAka chap ini belum muncul =(
GUEST : Nyahaha~ Sankyuu ya udah nunggu Shira dan review XD
Well, Happy Reading ~
Fandom :
Kuroko no Basket
Disclaimer :
Fujimaki Tadatoshi
Author :
MC Shirayuki
Story :
MC Shirayuki
Genre :
Crime, Suspense, Romance, Humor(?)
Rating :
T / M for gore and adult content
Pairing :
Mayuzumi Chihiro X Akashi Seijuurou
Nash Gold Jr X Akashi Seijuurou
Nijimura Shuuzou X Akashi Seijuurou
GoM X Akashi Seijuurou
Harem!Akashi
Warning :
Yaoi, Sho-Ai, Typo, OOC, Humor garing
DON'T LIKE ? DON'T READ !
Main Character :
Akashi Seijuurou : 18 tahun
Kuroko Tetsuya : 18 tahun
Kise Ryouta : 18 tahun
Aomine Daiki : 18 tahun
Midorima Shintarou : 18 tahun
Murasakibara Atsushi : 18 tahun
Momoi Satsuki : 18 tahun
Kagami Taiga : 18 tahun
Nijimura Shuuzou : 19 tahun
Hayama Kotarou : 19 tahun
Mibuchi Reo : 19 tahun
Nebuya Eikichi : 19 tahun
Aida Riko : 19 tahun
Mayuzumi Chihiro : 20 tahun
Nash Gold Jr : 20 tahun
"I don't think to give them what is mine."
"I will erase your love to them."
- Aomine Daiki
"Aku tidak berpikir untuk memberikan mereka apa yang menjadi milikku."
"Aku akan menghapus cintamu pada mereka."
- Aomine Daiki
Previous Chapter :
"Aahh… aahhnn…"
"Akashi-kun, akan kubuat kau menjadi milikku…"
Akashi menatap horror Kuroko. "A-apa maksudmu Kuroko?"
Chapter 4 : Mine
"…" Kuroko lebih memilih diam tidak menjawab pertanyaan Akashi dan kembali melanjutkan aktivitasnya dengan memberi kissmark di area perpotongan leher Akashi yang lain.
"Aa-aaakkhh…! Hen-henti-aakkh…!" Akashi berteriak saat Kuroko mulai menggigit keras area lehernya. Tangannya mulai mengepal untuk menahan rasa sakit yang ada.
Kuroko tetap tak menjawab dan lanjut dengan menghisap dan menjilati kissmark buatannya.
"Aaahh… Aaahnn… Ku-Kuroko, henti-aahhn…" Akashi mendorong sekuat tenaga Kuroko hingga Kuroko terdorong kebelakang. Dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Akashi berlari ke arah pintu.
Aomine sedang berjalan di lorong lantai sebelas sambil menggerutu.
"Baka Kise! Kenapa sampai ia meninggalkan handphone-nya di gym?"
"Aahh… aahhnn…"
Tap
Langkah Aomine kontan berhenti di depan sebuah kamar saat mendengar suara yang sangat ia kenal. Ia menoleh perlahan, berharap pikirannya tidak menjadi nyata dan kecewa saat pikirannya benar. Ia berdiri di depan kamar bernomor 11045. Kamar Akashi.
'Bu-bukannya itu suara Akashi?! Ta-tapi! Ke-kenapa suaranya seperti…'
Ia melangkah perlahan dan menempelkan telinganya pada pintu kamar Akashi.
"Aa-aaakkhh…! Hen-henti-aakkh…!"
"Aaahh… Aaahnn… Ku-Kuroko, henti-aahhn…"
Aomine kontan menutup hidungnya yang benar-benar akan nosebleed jika ia mendengar desahan Akashi lagi. 'Sudah tidak diragukan lagi! Itu adalah suara Akashi!'
Aomine hendak membuka pintu kamar Akashi dengan cepat, namun…
CKLEK
Pintu kamar Akashi terbuka dengan cepat sebelum ia membukanya.
BRUKK
Sosok mungil berambut merah yang dikenalnya langsung menabrak dada bidangnya.
Sapphire dan ruby
Keduanya terbelalak saat tatapan mereka bertabrakan.
"A-Aomine…"
Mata sapphire itu menatap tubuh putih Akashi yang nyaris topless dan dipenuhi bekas kissmark dan keringat. Dan wajahnya merona saat melihat pemandangan wajah memerah dan penuh keringat Akashi yang membuat otaknya tidak bekerja semestinya.
Kuroko menatap datar Aomine.
"A-apa yang kau la-lakukan pada Akashi, hah!?" Aomine membentak Kuroko dan menatapnya tajam sambil memeluk Akashi.
"Bukan urusanmu…"
"Tentu saja itu urusanku, jika itu berhubungan dengan Akashi!"
"Bagaimana keadaanmu, Akashi?" Aomine bertanya dengan raut wajah khawatir sambil mengancing kembali satu-persatu kancing kemeja Akashi.
"…" Akashi diam sambil menunduk dan memilih untuk meremas kaus hitam Aomine.
"Ikut aku!" Aomine menarik lengan kiri Akashi dengan tangan kanannya dan berjalan keluar kamar.
Aomine menarik Akashi sampai di gym basket yang sepi saat ini. Akashi yang hanya mengikuti langkah Aomine hanya menunduk hingga tidak menyadari kalau Aomine sudah berhenti dan membalikkan tubuhnya. Akashi pun sukses menabrak dada bidang Aomine dan masih tetap menunduk.
"Akashi…"
"…"
"Akashi, kau tak apa?" Aomine memegang kedua pundak Akashi.
"...kenapa…?" Tanya Akashi dengan sangat pelan.
Aomine menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa apanya?"
Akashi mendongakkan kepalanya perlahan dan Aomine terbelalak saat melihat ekspresi Akashi yang sangat berantakan dan air mata sudah terdapat di pelupuk matanya.
"Kenapa mereka selalu memperlakukanku begini?" Akashi berkata lirih.
Aomine menghembuskan nafas berat dan mengusap air mata Akashi dengan telunjuk tangan kanannya.
"Ka-karena…"
Akashi menatap lekat Aomine.
Aomine terdiam sejenak dan berpikir. "Ah, lu-lupakan saja..." Aomine tertawa sambil menggaruk belakang kepalanya. "Bagaimana kalau one-on-one?" Aomine tersenyum lebar.
Akashi tersenyum kecil. "Baiklah, aku tidak akan kalah."
Aomine menyeringai. "Kau yakin berbicara itu padaku?"
Setelah melakukan beberapa pertandingan, hasilnya Aomine dan Akashi seri dalam hal point. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Akashi yang telah selesai berganti baju tengah menunggu Aomine ganti baju dan berbaring sejenak di bench.
Aomine yang sudah selesai berganti baju keluar. "Maaf, membuatmu menunggu la-" perkataannya terpotong ketika ia melihat sosok Akashi yang tengah tertidur.
Aomine tersenyum kecil dan menghampiri Akashi. Perlahan ia duduk di lantai dekat kepala Akashi dan menatap wajahnya intens. Ia menyingkirkan rambut Akashi yang sedikit menghalangi wajahnya. Tak lama senyumnya memudar.
"Maaf, Akashi…" ia berkata sangat pelan. "Kalau kau bertanya lebih jauh akan gawat…" Aomine mendekatkan wajahnya ke arah Akashi dan menciumnya sekilas. Kemudian ia tertidur dengan posisi kedua tangannya memangku kepalanya dan wajahnya menghadap rambut merah Akashi. Wangi khas shampoo Akashi yang menyapu indera penciumannya membuatnya cepat menuju alam mimpi.
Sementara Aomine dan Akashi tidak berada di kamar mereka masing-masing pada jam batas mahasiswa boleh keluar asrama, dua orang mahasiswa yang berada di kamar Aomine bertanya-tanya dimanakah sang ganguro berada. Namun karena memang sudah kebiasaan Aomine yang menghilang tidak memberi kabar dan tidur di tempat lain membuat mereka akhirnya tidak memusingkannya. Berbeda dengan dua orang mahasiswa yang berada di kamar Akashi yang tengah bertukar tatapan tajam dengan aura yang tidak mengenakkan.
"Dimana Akashi?" Tanya Mayuzumi penuh selidik.
"…"
"Jangan-jangan Akashi tidak balik kesini karena ulahmu."
"Jauhi Akashi-kun."
"Whoa, whoa… jangan berkata begitu padaku." Mayuzumi menyeringai kecil. "Aku mengenalnya sebelum kau bertemu dengannya, kau tahu?"
"…" Kuroko mengalihkan pandangannya dan berbaring.
"Sepertinya para pemeran lama mulai kembali ke dalam bagian cerita ya…" gumam Mayuzumi sambil berbaring dan memejamkan matanya.
Keesokkan harinya pukul enam pagi, Akashi yang sudah biasa bangun pagi mulai membuka kedua kelopak matanya perlahan. Ia mengambil posisi duduk dan mengusap matanya pelan. Ia cukup terkejut saat mengetahui saat ini ia sedang tidak berada di kamarnya, tapi itu membuatnya sedikit lega. Ia menoleh ke kanan saat menyadari ada seseorang di sana dan mendapati bahwa seseorang itu hanyalah Aomine. Akashi menggoyangkan pundak Aomine pelan.
"Aomine, sudah pagi, kalau ketahuan kita tidak balik ke kamar bisa dalam masalah kita."
Aomine sedikit mengerutkan keningnya. "Ngh… lima menit lagi…"
Akashi menghela nafas. Lalu ia menarik tangan kanan Aomine dan berusaha membangunkannya dengan menyeret tubuh yang ternyata sangat berat itu.
"A-Aomine, bang-uwaah…!" Akashi yang kesulitan menyeret tubuh Aomine terpeleset jatuh hingga punggungnya menempel di lantai gym. Tubuh Aomine sukses menimpa tubuh bagian atas Akashi.
Dengan guncangan yang lumayan kencang tersebut Aomine perlahan membuka kelopak matanya.
Aomine terbelalak saat ia menyadari wajah Akashi yang saat ini bersentuhan dengan wajahnya.
BLUSH
Rona mulai menjalar di wajah Aomine, dan ia pun segera menjauhkan wajahnya dari wajah Akashi namun tetap pada posisi di atas tubuh Akashi.
"A-Akashi, ke-kenapa…"
Akashi sontak berdiri dan membungkukkan tubuhnya. "Ma-maaf Aomine, a-aku… aku tidak bermaksud un-" seketika ucapan Akashi terhenti saat ia merasakan sesuatu menyentuh bibirnya yang ternyata itu adalah jari telunjuk Aomine.
"Jangan dilanjutkan. Lagipula, itu bukan salahmu…"
Akashi menatap bingung Aomine yang sedang mengalihkan pandangannya darinya.
Aomine mencuri lirik Akashi yang masih menatapnya dan keringat mulai menuruni pelipisnya.
'Gawat, gawat, gawat… entah Akashi tidak tahu apa kalau dia itu seperti menggodaku!?'
"Etto… Aomine…"
"…"
"Aomine?"
"Akashi… kenapa…?"
"E-eh?"
Tak sempat Akashi mengolah maksud perkataan Aomine, Aomine sudah mengunci bibirnya.
"Kenapa kau suka mempermainkan perasaan banyak orang?" Tanya Aomine yang baru saja mencium Akashi.
"A-Aomine, apa yang!?" perkataan Akashi terpotong lagi oleh sebuah ciuman. Ciuman kali ini lebih dalam dan lama dari sebelumnya. Akashi yang merasa sudah mulai kehabisan oksigen memukul dada bidang Aomine dan meremas kaosnya. Aomine yang mengetahui maksud tindakan Akashi melepaskan ciumannya.
Akashi berjalan mundur beberapa langkah sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangan kanannya.
"A-apa maksudmu dengan mempermainkan perasaan banyak orang?"
"Maaf, tapi kau harus mengingatnya sendiri…" Aomine berjalan pergi meninggalkan Akashi sendirian yang masih berdiri menatap kosong punggung Aomine.
CKLEK
Beberapa menit setelah Aomine pergi, pintu gym terbuka perlahan dan dua sosok pemuda masuk ke dalam. Yang tinggi memiliki rambut blonde dan yang lebih pendek memiliki rambut hitam.
"Nash kenapa kau keras kepala sekali sih?"
"Heh, sadar ga ngomong sama siapa?"
"Kapten atau bukan, kau tetap manusi-" kalimatnya terpotong saat pandangannya bertabrakan dengan sepasang maik ruby Akashi.
"A-Ak..."
"Kamu ngomong apa sih Nijimura?" Nash yang bingung melihat pemuda bernama Nijimura tersebut mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan Nijimura.
Nash terdiam sesaat. "Hana-chan?"
Akashi yang melihat kedatangan kedua orang pemuda tersebut, melihat jengah ke arah Nash yang berjalan sok keren dengan seringaiannya dan merasa beban hidupnya bertambah.
'Dia lagi…'
"Aku tidak menyangka kau sangat merindukanku Hana-chan sampai-sampai kau rela datang sepagi ini." Nash merangkul pinggang Akashi sambil tetap menyeringai.
Akashi menepis tangan Nash dan mengambil beberapa langkah menjauh.
"Siapa juga yang merindukanmu hah? Aku sedang mau latihan basket aja." Akashi menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan membuang wajahnya.
"A-Akashi, kapan kau balik ke Jepang dan kenapa kamu hilang kontak selama lima tahun?"
Akashi menoleh dan menatap bingung pemuda bernama Nijimura tersebut.
"Kamu siapa?"
Nijimura menatap Akashi dengan wajah terkejut. "Kamu tidak mengenalku?"
*-+-To Be Continue-+-*
Tapi belum ada scene NijiAka-nya dong… #digebukreaders
Next chapter ada kok, beneran deh…
"Kapan KiAka-nya Authorcchi?"
"Heh, dari chapter 1 juga udah ada!" Aomine melempar bola basket ke arah Kise.
"Jadi next itu NijiAka kan?"
"Hoi Nijimura, apa tuh NijiAka? Cih!"
"Nash!"
Oke oke, next itu Nijimura dan Nash akan…
"Pacaran?" Kuroko menebak.
"AMIT!" Nijimura merinding.
"Aku? Dan dia? Izzz…." Nash menunjuk-nunjuk Nijimura dan menatapnya rendah.
Hahahaha pokonya next chapter milik Nash, Nijimura, dan sedikit Kise.
"Hore aku muncul-ssu!"
"Kise-kun mau mati dengan cara apa? Cepat atau lambat?"
"Huweee Kuroko-cchi nande?" (T_T)
Thanks for read.
Mind to Review ?