If You...
(Inspired by BIGBANG – IF YOU)
Rated: T
Genre: Hurt/Comfort – Romance
Length: Oneshot / Completed
Pair: YoonMin / MinYoon
Cast: Min Yoongi, Park Jimin. Mentioned! Jeon Jungkook.
Warning! BL! YAOI! BOY X BOY
It's BTS YOONMIN FANFICTION!
Don't like, Don't read! NO BASH!
Itadakimasu~
.
.
.
Singkatnya, masa kontrak Min Yoongi untuk bersama Park Jimin telah berakhir.
Kontrak?
.
.
.
Siapa yang tidak mengenal dua artis terkenal Park Jimin dan Min Yoongi? Mereka berada di agensi yang sama dan telah lama diisukan berpacaran selama 4 tahun. Namun setiap di wawancarai Jimin hanya akan tersenyum lalu menjawab; "Yoongi-hyung orangnya baik. Tapi kami tidak memiliki hubungan apapun. Dia hyung yang sangat baik dan juga lucu..." dan begitupula sebaliknya.
Tapi siapa yang menyangka setelah itu mereka akan tidur di hotel yang sama, berbelanja bersama, hang out bersama, dan melakukan apapun bersama-sama. Dan bukannya menjauh dari papparazi, mereka justru sengaja memperlihatkan itu didepan kamera.
.
Yoongi senang melakukan itu semua tanpa harus menjauhi kamera. Tapi Yoongi tahu bahwa itu adalah sesuatu yang sangat sulit untuk Jimin, meskipun ia telah memaksakan dirinya untuk terbiasa.
Itu semua karena Jimin sudah memiliki kekasih, dancer dan juga penyanyi terkenal yang baru saja pulang dari New York, Jeon Jungkook.
Yoongi ingat saat itu ia dan Jimin jadi canggung satu sama lain. Bahkan mereka tidak saling berbicara selama beberapa hari.
.
"Jadi Jeon Jungkook itu kekasihmu?" Yoongi tidak bisa mengontrol emosinya saat itu.
"Iya hyung, ada apa?" Jimin menatap Yoongi bingung.
"Ada apa?! Mengapa kau tak pernah bilang padaku tentang itu?" Yoongi sadar suaranya mulai meninggi, namun dia tak bisa mengontrolnya.
"Memangnya ada apa hyung?" Jimin menatap dalam pada Yoongi yang mulai menatapnya dengan nanar.
"Shit!" Yoongi mengacak rambutnya frustasi.
"Hyung, tenang saja. Dia takkan bilang pada siapa-siapa.." Jimin berjalan mendekati Yoongi dan mengelus rambutnya.
"Jangan menyentuhku.." Yoongi menepis tangan Jimin, dan suaranya berubah jadi dingin dan dalam.
"Tsk. Hyung! Kenapa kau semarah ini? Aku hanya ingin merasakan bebas mencintai seseorang bukan karena paksaan. Bukan karena terikat kontrak! Dan aku mencintainya. Aku mencintai Jeon Jungkook, hyung." Jimin membentak Yoongi yang mulai menatapnya dengan mata yang berair.
"Kau benar, Jimin. Kontrak. Ya, haha... –hiks- maaf... aku tak berhak marah... maaf..." Yoongi merasakan sesuatu menghantam dadanya, ia mulai menangis dan berjalan gontai ke kamar lain di apartment itu –bukan kamar utama untuk ia dan Jimin- dan mengurung dirinya disana. Meratapi dirinya sendiri di cermin besar kamar itu dan berjanji akan berusah untuk mengubur perasaannya untuk Jimin, dan ia bersumpah ini terakhir kalinya ia akan jatuh cinta.
Ia takkan membiarkan siapapun masuk dihatinya dengan cara apapun.
Jimin yang melihat pundak bergetar Yoongi berjalan menjauh mulai merasa bersalah, ia tidak mengerti mengapa Yoongi tiba-tiba marah padanya hanya karena ia menyembunyikan kekasihnya itu. Apa yang sebenarnya Yoongi pikirkan? Tapi Jimin hanya membiarkan Yoongi untuk menangkan pikirannya, dan ia pun keluar untuk menenangkan pikirannya sendiri.
.
.
Kejadian itu membuat Yoongi merasakan sesuatu tak kasat mata menyerang dadanya hingga kepalanya berdenyut tidak karuan. Suatu malam Jimin datang ke apartment yang sudah disediakan untuk mereka dalam keadaan mabuk, dan malam itu untuk pertama kalinya Yoongi melakukan sex bersama Jimin, hingga mereka berdua ketagihan dan terus melakukannya jika sedang memiliki waktu luang yang banyak terutama ketika Jimin mabuk.
Tapi, setiap melakukannya Yoongi dengan kesadaran yang tipis akan mendengar Jimin samar-samar menyebut nama Jungkook. Dan itu sangat berdampak buruk pada dada dan kepala Yoongi.
Namun entah mengapa, Yoongi memilih untuk diam dan tidak membahasnya dihari selanjutnya. Yoongi tidak ingin hubungan mereka cepat selesai.
.
.
Yoongi mencintai Jimin.
.
.
Waktu empat tahun sangat cukup untuk Yoongi agar dapat jatuh cinta pada Jimin. Yoongi bahkan benar-benar jatuh kepelukan Jimin dalam waktu enam bulan dari mereka pertama bertemu. Itu berarti Yoongi sudah menanam perasaannya dalam-dalam selama 3 tahun lebih.
Yoongi jatuh cinta pada segala hal yang Jimin lakukan.
Yoongi sangat ingin Jimin mengetahui perasaannya, namun saat ia ingin mengungkapkannya ia tersadar bahwa semua yang mereka lakukan hanya sebatas untuk kepentingan manajemen. Hubungan kontrak. Dan jika ia memikirkan kembali, Jimin sudah memiliki kekasih.
.
Yoongi tahu kalau Jimin sangat mencintai kekasihnya, Jimin pernah bercerita bahwa ia sangat bahagia dan bersyukur mendapatkan kekasih seperti Jungkook, karena Jungkook mengerti dengan keadaan Jimin. Tak jarang Jimin menyuruh Jungkook untuk datang ke apartment mereka dan mereka hang out bersama.
Dan ketika malamnya tiba, Yoongi tahu apa yang harus ia lakukan. Ia kembali ke kantor manajemennya dan memilih untuk tidur disana. Memberikan sedikit space untuk pasangan itu, dan berakhir menangis sendirian dengan bantal sebagai saksi bisunya.
.
.
.
If You...
Dan setelah empat tahun berlalu, kontrak mereka telah berakhir.
Yoongi menggigit lidahnya hingga ia yakin lidahnya akan berdarah saat tersenyum pada Jimin untuk yang terakhir kalinya.
Yoongi bisa mendengar nada bahagia di setiap ucapan Jimin hari itu.
"Akhirnya kita bebas, hyung.."
"Kita tidak perlu berpura-pura saling mencintai lagi.."
"Aku tak perlu menyembunyikan Jungkook dan perasaanku, begitupula denganmu, hyung.."
Yoongi hanya bisa tersenyum dan mengangguk menanggapinya.
Jimin yang menyadari ada yang salah dari hyung-nya itu, muali memasang raut wajah cemas. Ia mendekati Yoongi dan merapikan poninya.
"Kau baik-baik saja, hyung?"
Yoongi dengan pelan menepis tangan Jimin dan mengangguk. Tanpa sadar saat ia tersenyum air matanya jatuh.
Air mata yang selama itu ia bendung akhirnya jatuh, dan Jimin sudah berlalu dari hadapannya, menggenggam tangan Jungkook seakan tak ada hari esok. Yoongi bahkan tak mendengarnya mengucapkan salam perpisahan.
Yoongi terus menangis dengan kencang hingga Jimin dan kekasihnya itu telah menjadi titik jauh didepan sana dan menghilang.
.
.
.
Dan disinilah Yoongi sekarang, berdiri dengan tatapan kosong didepan apartment mereka dulu, ia tak bisa melakukan apa-apa. Cinta telah meninggalkannya.
Kemarin ia sempat memberanikan dirinya untuk mengirim pesan pada Jimin setelah setahun tidak bertemu.
Ia membaca kembali pesan itu...
"Jimin-ah, if you... jika tidak terlambat untukku bisakah kita mengulang ini kembali? Tidak bisakah kita kembali bersama? Aku marah padamu saat tahu kau memiliki kekasih karena... aku mencintaimu. Jika kau bisa merasakan perjuanganku saat bersamamu, mungkin aku bisa melewati ini sedikit lebih mudah. Tapi aku tidak mendapatkan apa yang ku inginkan saat itu.
Lalu bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja? Hari putus kita telah diatur, dan sekarang aku harus melupakanmu, dan itu sulit.
Maafkan aku,
Yoongi."
Saat ia selesai membaca kembali pesan itu, pesan baru masuk ke ponsel pintarnya dan itu dari Jimin. Ia berkata bahwa ponselnya jatuh saat diperjalanan ke Gereja untuk pernikahan, tiga hari lalu. Ia ingin menghubungi Yoongi dengan nomor barunya namun takut mengganggu, jadilah ia baru mengirim pesan itu.
Yoongi menghembuskan nafas kecewa, ia tersenyum miring memandang remeh dirinya sendiri didepan cermin apartment kosong itu. Ia mengelilingi kamar itu, dan mengingat bahwa ia menyimpan semua kabar, foto dan apapun tentang mereka saat masih bersama dulu di laci meja kamar itu yang selalu ia kunci.
Saat ia melihat kembali foto mereka berpelukan didepan para papparazi saat itu, pundaknya kembali bergetar...
Ia menginginkan Jimin...
Ia hanya ingin Jimin tahu bahwa ia mencintai Jimin...
Bukan sebatas kontrak...
Bukan karena terpaksa...
Tapi karena ia mencintai Jimin apa adanya...
Ia mencintai apapun yang Jimin lakukan...
Ia hanya ingin Jimin berada disisinya sekarang...
Yoongi ingin menyerah...
Namun ia tak bisa melupakan Jimin...
Sangat sulit untuknya...
Namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
.
.
END
.
.
.
OMAKE
Namja bersurai merah itu melangkahkan kakinya kedalam apartment yang dulu ia tempati dengan –ia ingin menyebutnya kekasih- kekasih kontraknya.
.
"Ya ampun. Tempat ini sama sekali tidak berubah..." gumamnya pelan dengan senyuman sedih bercampur senang terpatri dibibir plump nya.
Ia menelusuri semua tempat, hingga ia melangkahkan kakinya ke pintu kamar utama yang terbuka sedikit dan menampakkan lelaki berkulit pucat dengan jaket jeans di tangannya, baju putih yang oversized, dan ripped blue jeans serta convers.
Style seseorang yang sangat ia kenali dengan pundak yang bergetar dan puluhan foto serta potongan majalah berserakan disekitarnya.
Ia menstabilkan nafasnya...
Yang ia tahu, Yoongi itu bersurai pink, namun sekarang apa? Dia kembali mewarnai rambutnya? Blonde?
Dengan hati-hati ia membuka pintu itu, dan masuk kedalamnya, ia berdiri beberapa langkah dibelakang lelaki itu sebelum memanggilnya.
"Yoongi-hyung..." suaranya seperti berbisik namun cukup keras untuk Yoongi dengarkan.
Seketika lelaki yang dipanggil itu berbalik, pipinya basah, dan air mata masih mengalir dengan deras dari mata indah itu.
"Jimin-ah? Itu kau? Aku tak sedang bermimpi kan?" Yoongi berjalan pelan kehadapannya dan memegang pipinya lalu tersenyum.
"Kau nyata..." bisik Yoongi. Jimin yang sudah tak bisa menahan perasaan membuncah didadanya memeluk tubuh rapuh itu erat-erat.
"Aku nyata, hyung. Ini aku Park Jimin yang telah bodoh meninggalkanmu. Maafkan aku, hyung. Aku mencintaimu, aku merindukanmu.." Jimin bisa merasakan pundaknya basah. Yoongi juga bisa merasakan pundak Jimin yang kuat itu bergetar.
Yoongi menggigit bibir bawahnya sendiri.
"L-Lalu bagaimana kabar Jungkook?" Jimin dengan pelan menarik pelan rambut halus Yoongi untuk menatapnya tanpa harus melepas pelukannya, ia menghapus air mata Yoongi dan mengelus pipi putih itu.
"Dia sudah menikah dengan seseorang disana... dia telah bahagia... aku baru sadar bahwa aku tak bisa membahagiakannya. Ponselku jatuh saat diperjalanan ke gereja tempat mereka menikah..." jelas Jimin.
Yoongi tertegun sebentar sebelum tersenyum, "Kau tetap saja bodoh, Jimin." Yoongi terkekeh pelan. Namun seketika diam saat Jimin menatapnya dengan tatapan yang entah mengapa membuat Yoongi hanyut kedalam tatapan itu.
Lalu Yoongi mengikuti kemana arah mata itu. Yoongi yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, menarik tengkuk Jimin dengan satu tangannya dan tangannya yang lain meremas surai belakang Jimin.
"I love you, hyung..." bisiknya disela ciuman intens itu.
Yoongi tersenyum, "Love you, too Jimin-ah..".
.
.
.
END.
P.S; sebenernya ini dengan berat hati happy ending -_- lagi kesel ama Jimin.
yaudah itu aja sih, ff yang Almost itu udah selesai, ntar publishnya abis lebaran. Sabaar yaaa hehehe xD
Last, review please? Ini masih absurd dan gak jelas. *deep bow*
