Dua orang pria terduduk bersebelahan di sebuah sofa mewah di ruangan yang tak kalah mewah. Mereka sibuk -mencoba- mengabaikan seorang pria berkacamata yang berbicara entah-apa didepan mereka. Seorang pria yang menggunakan topi terbalik sedang sibuk dengan ponselnya. Sedangkan pria berkulit pucat seputih gula sedang sibuk mencoret bukunya.
Sang pria berkacamata sudah susah payah menahan marahnya melihat kedua pria di depannya yang sedang ia berikan materi malah sibuk dengan dunia mereka sendiri. Pria itu menghela nafas panjang sambil menghentakan satu kaki nya, dan mengepalkan satu tangannya, berusaha memberi kode agar kedua pria itu mengerti rasa jengkelnya kali ini.
"Tuan Kim, saya rasa materi saya sudah selesai" ucapnya dan diikuti dengan masuknya ponsel hitam kedalam sweater putih HBA dan buku tulis yang ditutup.
Sang pria berkacamata kembali menghela nafas dengan kasar melihat kelakuan dua muridnya tadi. Tuan Kim yang menjaga pintu segera membungkuk dan diikuti dengan kedua pria tadi. Tanpa mempedulikan kedua muridnya, pria berkacamata itu keluar dari ruangan belajar itu sambil menghentak-hentakkan kakinya.
kedua pria yang melihatnya langsung tertawa kecil, sedangkan sang penjaga pintu yang melihatnya hanya menghela nafas pelan. Setelah menutup pintu, pria tua yang dipanggil Tuan Kim tadi menghampiri dua pria di sofa mewah itu.
"maaf Tuan Park, dan Tuan Min, apa ada lagi yang anda butuhkan?"
"aku ingin tidur"
"aku ingin makan"
"ah tidak tidak, aku ingin main keluar saja"
"maaf Tuan Park, tapi anda belum diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sampai pr anda selesai"
"kalau begitu, biar Yoongi hyung yang kerjakan pr ku"
"apa? Tidak, aku punya pr ku sendiri"
"hey kau ingat kan kau punya hutang padaku"
"tapi aku tidak mau selagi aku mengerjakannya kau malah bersenang2 diluar sana. Sudahlah tadi kau bilang kau ingin tidur"
"oh ayolah hyung, sekali ini saja"
"tidak"
Pria berkulit pucat yang dipanggil Yoongi itu terus menunjukkan wajah datarnya sambil membereskan buku-bukunya. Sedangkan pria bermarga Park itu hanya mendengus kesal dan kembali duduk di sofa mewah itu.
"Tuan Kim, kau boleh keluar" ucap Yoongi masih dengan buku-bukunya.
Tuan Kim segera membungkuk dan keluar dari ruang belajar yang megah itu. Yoongi masih asik membereskan buku, dan Tuan Park masih asik 'ngambek' dengan berkutat pada ponselnya. Yoongi meliriknya dan seketika tertawa kecil melihat tingkah tunangannya itu.
"hey, kalau kau mau menjadi tunanganku, jangan seperti anak kecil begitu" ucap Yoongi sambil duduk disamping Tuan Park
"terserah"
"haha, baiklah-baiklah, ayo kita kerjakan pr mu lalu kau bisa main keluar sana" ucap Yoongi sambil mengambil buku pr tuan Park
"benarkah? Kau juga bisa ikut kalau kau mau"
"untuk urusan main aku tidak mau ikut, masih ada beberapa hal yang harus aku pelajari"
"tsk, kenapa kau ini begitu ingin menjadi penerus perusahaan? bukankah itu sangat menjadi beban untukmu?"
"ani, siapa bilang begitu?"
"ah, aku tau kok, sudahlah hyung, ayo kita main, jangan terus-terusan mengurung dirimu disini"
"tidak Jimin, ini bukan hanya untuk kelangsungan perusahaan keluargaku, tapi juga untuk kita nanti" ucap Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dan buku tugas Jimin.
Pria yang dipanggil Jimin itu berdecak sebal dan akhirnya kembali dalam 'ngambek'nya agar bisa meluluhkan pria pucat disampingnya itu. Yoongi melirik tunangannya itu dan kembali tersenyum kecil. "baiklah-baiklah, tapi aku tidak mau kau clubing. Maksudku, kau tau kan aku alergi alkohol"
"ya ya, kita akan makan apapun diluar sana, kau mau kemana? pergi ke mall? atau kita harus minta pada ayahku agar kita bisa keluar negri sekarang?"
"jangan berlebihan. Aku sedang ingin makan es krim sekarang. Kita makan diluar setelah itu kau belikan aku es krim, bagaimana?"
"kkk sebenarnya siapa yang berusia 19 dan siapa yang berusia 22 sekarang?"
"sudahlah, kau hanya harus menjawab mau atau tidak"
"hm... setuju!" ucap Jimin sambil menjentikkan jarinya dan berjalan keluar ruangan.
Yoongi yang melihatnya kembali tertawa kecil dan segera menyelesaikan pr Jimin. Min Yoongi, adalah anak pertama dari pemilik Min corp. Dia pewaris utama dari perusahaan sukses itu. Usianya 22 tahun, tapi ia terlihat seperti anak SMA yang rajin belajar. Oh, dia tidak sekolah, dia Homeschooling, bersama tunangannga tadi Park Jimin. Park Jimin adalah anak kedua dari pemilik Park Agency, umurnya 19 tahun. Ia adalah seorang idol yang terkenal di Korea Selatan setelah kakaknya Park Chanyeol.
Jimin bukan hanya homeschooling bersama Yoongi ia juga sekolah di sekolah terkenal dan mahal di Seoul. Tapi baginya sekolah hanya tempat kedua, rumah tunangannya lah yang merupakan tempat pertama. Seringkali Yoongi dan Jimin belajar tentang apa yang perusahaan Yoongi butuhkan nanti. Karena keduanya ditunangkan karena dasar 'teman baik antar orang tua' dan juga karena 'penanaman saham antar dua perusahaan' jadi keduanya di setujui akan mewariskan Min Corp milik keluarga Yoongi.
Yoongi kadang mengajak Jimin untuk ikut menghadiri rapat di kantor. Jimin terkadang menolaknya, dengan alasan dia akan terlihat tua karena berada di satu ruangan dengan para orang tua sambil melihat materi presentasi yang membosankan. Dan Yoongi akan jadi orang yang menang karena alasannya yang membuat Jimin berubah pikiran seketika. Jimin benci agenda yang ada di kantor orang tua Yoongi. Ia lebih suka pergi ke club bersama teman-temannya. Dan Yoongi benci saat Jimin pulang ke rumahnya dengan keadaan bau alkohol.
Ia terkadang membenci penjaga rumahnya yang begitu baik pada Jimin. Tapi ia suka ketika paginya ia dan Jimin sudah berada di dalam selimut yang sama tanpa sehelai benangpun. Saling berpelukan mencoba menghangatkan tubuh masing-masing. Meskipun nyatanya Yoongi yang selalu merasa lebih nyaman karena berada dalam lengan kekar Jimin.
Dan sekarang, keduanya sedang asik memakan es krim di salah satu mall besar di Seoul. Memilih tempat duduk paling pojok, mereka berharap tidak ada satupun orang yang mengenali mereka. Tapi nyatanya tidak sedikit pasang mata yang menatap kedua insan itu. Keduanya harus berusaha keras menutup wajah mereka. Meski mereka tau itu takkan berhasil. Seperti sekarang ini, Jimin berakhir dengan foto bersama beberapa fansnya. Setelah meminta tanda tangan, sampai berjabat tangan, dan berfoto bersama fans dengan pose aman sampai pose yang membuat Yoongi harus meremas sendok es krim-pun dilakukan.
Yoongi benci ketika tunangannya sudah berpelukan atau melakukan skinship dengan orang lain. Ia merasa ia harus memandikan pria pendek itu beribu kali dengan sabun antiseptik yang paling ampuh menghilangkan kuman. Berlebihan memang, tapi itulah yang namanya cemburu. Setelah selesai berfoto, Jimin kembali duduk di depan Yoongi. Kembali memakan es krimnya dan Yoongi kembali menunduk menahan rasa kesalnya melihat adegan tadi.
Jimin yang mengetahuinya hanya bisa tersenyum kecil. Terkadang tunangannya itu galak seperti bayi macan, tapi ia bisa juga manis menggemaskan seperti puppy yang bermanja-manja pada majikannya. Dan Jimin sangat menyukainya.
"hyung, kau tidak apa-apa?"
"hn"
"oh, apakah itu sebuah jawaban?"
"diamlah"
"kau cemburu?" ucap Jimin sambil menempelkan sendok es krimnya ke pipi Yoongi dan dibalas dengan death glare Yoongi yang membuat Jimin semakin gemas.
"ahaha, jangan begitu hyung, kau membuatku lapar"
"ck, kau ini menjengkelkan, sudah kubilang untuk tetap tinggal di rumah"
"tsk, tapikan aku lebih suka untuk jalan-jalan keluar. Kau harus menikmati angin di luar kau tau? jangan terus-terusan berada di depan AC"
"yaa! kau tidak membantu moodku jadi lebih baik sama se—"
"whua~ kau Park Jimin kan? Adik dari Park Chanyeol?"
Baru saja Yoongi mengangkat sendok es krimnya, dua orang gadis sudah mendekati meja mereka dengan senyum sumringah menatap Jimin. Jimin yang melihatnya tersenyum menatap kedua gadis itu dan tertawa kecil melirik Yoongi yang sudah di puncak kekesalannya.
"hai gadis-gadis... ada yang bisa aku bantu?"
Oh Jimin, kau benar-benar dalam masalah yang sangat gawat. Yoongi sudah Unmood sekarang. Benar-benar sangat Unmood.
"whua oppa~ kami ingin meminta tanda tangan mu boleh?"
"tentu, apapun untuk fans ku" ucap Jimin sambil mengambil note kecil yang mereka bawa dan segera menanda tanganinya. Yoongi semakin kesal melihat Jimin yang menuruti fans nya untuk mengusap kepala salah satu fansnya itu hingga membuat kedua gadis itu memekik girang seperti tante-tante mendapat arisan.
"terimakasih oppa, semangat untuk album barunya ya"
"ne, terimakasih sudah menjadi fans ku" ucap Jimin sambil melambaikan tangannya. Yoongi melirik sinis pada gadis-gadis yang baru saja meninggalkan meja mereka. Ia harap itu adalah yang terakhir.
"whui, kau lihat? Jimin oppa sangat tampan tadi"
"iya, ah~ dia memang sangat imut!"
"eh, kau tau, siapa orang didepannya tadi?"
"tidak, mungkin temannya"
"hih, dia berani sekali duduk didepan Jimin oppa"
"ne, dia sangat sok cantik, dasar jalang"
"sst, jangan keras-keras, nanti dia bisa dengar"
Yoongi melirik tajam pada dua gadis yang berjalan meninggalkan mejanya setelah telinganya mendengar 'pujian' dari fans Jimin. Jimin langsung pucat mendengar 'pujian' yang keluar dari mulut fans nya. Jimin melirik Yoongi yang masih menatap tajam pada dua gadis tadi. Oh, sepertinya Yoongi sudah ingin meledak...
TBC
whuuiiii Nji punya ide gila lagi ini kali ini korbannya(?) YoonMin hehehe yah, Nji nungguin Review aja, kalau bagus responnya bakal Nji lanjut ^^
RnR juseyooo :3
