' Sorry, I'm Not Perfect '
.
.
ENJOY
.
.
"Sekarang, Sebutkan siapa yang kau pilih. Aku atau Jimin" tegas Taehyung. Yoongi terbelalak kaget mendengarnya, ia takut untuk memilih.
Ia memejamkan matanya sejenak, lalu kembali menatap dalam kedua namja di depannya. Sebelumnya Jungkook sudah pernah menasihatinya untuk memilih seseorang yang mencintainya, bukan ia yang mencintai pilihannya. Tapi biar bagaimana pun kedua namja di depannya kini sama-sama mencintainya.
"Aku memilih-"
"Kau Taehyung"
.
"Apa yang yoongi hyung lakukan? Bukankah ia mencintai Jimin? Kenapa Jadi Taehyung?" Protes Hoseok dengan suara pelannya.
"Sst, Hyung. Jangan berisik, nanti kedengeran"
Niatnya Hoseok dan Jungkook, akan turun kebawah untuk makan beberapa cemilan, namun niatnya terhenti saat mendengar sesuatu di kamar Taehyung dan Jimin.
"K-kau memilih ku?" Tanya Taehyung dengan sumringah. Yoongi tersenyum senang melihatnya. Jimin yang berada di sampingnya hanya bisa tersenyum tipis. Hatinya begitu sakit, ngilu. Semua rasa sakit hatinya kini bercampur aduk di dalam dirinya.
"Huwaaaaaaaaa. Hyung, kau tahu? Aku sangat sangat mencintaimu" Ujar Taehyung yang langsung menarik Yoongi dan memeluknya dengan erat di sana. Yoongi melirik-lirik sedikit ke arah Jimin, jujur saja, hatinya sakit saat Jimin tersenyum seperti itu. Ia tidak mau melihat jimin seperti itu.
"Jika kau memilihku, itu artinya kau mencintaiku kan?" Tanya Taehyung, yang masih memeluk erat Yoongi. Yoongi benar-benar kewalahan dengan situasi. Jika ia bilang ia, bagaimana dengan hati Jimin?
"Eh? Eng, I-ya" Jawab Yoongi
Jimin mengerti situasi, bukankah Taehyung dan Yoongi sudah resmi menjadi sepasang kekasih? Lalu apa gunanya dia di dalam. Jimin sempat pamit keluar, namun sepertinya kedua sejoli di depannya kini tidak mendengarnya. Jimin melangkahkan kakinya pergi. Pikirnya berdiam di teras itu bukannya lebih baik?
Taehyung dan Yoongi sebenarnya merasakan perginya Jimin, namun ia tidak mendengar Pamitnya jimin. Taehyung semakin mengeratkan lagi pelukannya. Dan menempatkan kepalanya tepat di ceruk leher Yoongi, sedikit mendengus di sana, Namun yoongi merasakan ada sesuatu yang jatuh ke lehernya.
"T-taehyung? Kau menangis?" Tanya Yoongi khawatir. Yoongi menengokkan kepalanya ke arah Taehyung namun dengan cepat Taehyung mencegahnya.
"Jangan, Jangan melihat ke arah ku" Ujar Taehyung
"T-taehyung? Kenapa?" Tanya Yoongi lagi.
"Aku tahu cinta mu bukan milikku, itu milik Jimin kan hyung?" Yoongi tersentak dengan perkataan Taehyung. Ia tidak tahu harus apa lagi setelah ini.
"Aku tidak pernah memaksamu. Aku mencintaimu jika kau ingin tahu, kembalilah pada Jimin"
"Taehyung, apa maksudnya?" Taehyung melepaskan pelukkannya pada Yoongi, namun kedua tangannya masih berada di pundak yoongi.
"Aku tahu, kau pasti mengerti apa maksudku. Sekarang, pergilah, Jimin pasti sudah menunggu mu" Yoongi sampai menangis mendengarnya. Ia tidak tahu, harus bagaimana membalas kebaikan hati Taehyung. Ia tahu kalau taehyung itu mencintainya, tapi hatinya bukanlah milik Taehyung. Jimin lah pemiliknya.
.
.
Hoseok dan Jungkook yang melihat kepergian Jimin kini saling menatap seakan bertanya-tanya. Mereka memutuskan untuk menghampiri Jimin. Hoseok dan Jungkook mengikuti setiap langkah Jimin. Mereka berhenti 1 meter dari tempat Jimin. Mereka tidak tahu harus melakukan apa untuk menghibur Jimin.
Jimin melangkahkan kakinya keluar dari dorm. Ia berdiam diri di teras dorm. Mengeluarkan semua sesak yang berada di dadanya. Seakan tertimpah ratusan ribu ton besi, hatinya benar-benar sakit. Rasanya sangat berat untuk menerima kenyataan.
Jimin menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia sedikit menjambak rambutnya. Meratapi kenyataan yang terjadi padanya. Ayolah, Yoongi sudah memilih Taehyung, lalu apa ia harus merebutnya lagi? Bagaimanapun Yoongi milik Taehyung, itulah pemikiran Jimin.
.
Hoseok dan Jungkook yang tidak jauh berada di belakang Jimin, kini hanya menonton dan melihat kesedihan Jimin. Mereka tidak tahu apa yang harus di lakukannya. Menghampirinya, atau biarkan Jimin sendiri dulu.
"Ah Jungkook-ah, kau hampiri Jimin dulu, aku akan memanggil seokjin hyung. Kita harus memberitahukan berita ini pada Seokjin hyung. Ini masalah penting" Bisik Hoseok. Jungkook menatap Hoseok, lalu mengangguk pelan dan mulai melangkahkan kakinya menghampiri Jimin.
"hyung?" Panggil Jungkook. Jimin yang merasakan ada seseorang yang memanggilnya kini menolehkan pandangannya ke arah orang tersebut.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook ragu. Jimin menatap Jungkook dengan tatapan tajamnya, lalu sedetik kemudian tatapan itu berubah menjadi tatapan yang sangat lembut. Jungkook menemukan ada bendungan air di kedua mata Jimin, Jungkook tidak salah melihatnya, kedua matanya pun masih sehat. Tapi apa? Barusan, ia melihat dengan jelas air mata Jimin jatuh begitu saja di pipi Jimin. Jungkook tidak percaya itu.
"Bagaimana, jika aku tidak baik-baik saja. Jungkook, hati ku sangat sakit. Ku akui aku terlalu egois" ujarnya.
Jungkook tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Jika hati Jimin sakit karena Yoongi memilih Taehyung, apa kabar dengan hatinya? Sama. Hatinya juga sakit. Bagaimanapun semua ini adalah kenyataan nya.
Jungkook dan Jimin sama-sama terdiam, dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Keduanya menatap lurus ke depan, di mana ada taman kecil di depan dorm yang sudah lama mereka semua urus. Indah. Sangat indah.
"Hoseok hyung pernah menyetujui pendapat ku, Cinta tidak harus memiliki. Kau mengerti kan hyung apa maksudnya?"
"Aku mengerti, tapi sangat sulit untuk melakukannya. Aku sudah sering kali mencoba untuk merelakannya namun tidak bisa." Lirih Jimin.
"Aku mengerti keadaan mu hyung. Tapi biar bagaimana pun, Yoongi hyung telah memilih Taehyung hyung. Sekarang, Taehyung hyunglah pemilik Yoongi hyung" Ujar Jungkook. Jimin menolehkan arah pandangnya ke Jungkook lagi, menatap Namja yang berada di sampingnya itu, Jimin menatap tajam dan penuh pertanyaan kepada Namja itu, dahi nya sedikit mengerenyit.
"Dari mana kau tahu? Apa kau-"
"Maaf, tadi aku tidak sengaja mendengarnya"
.
Hoseok berlari dengan sedikit tergesa. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar Seokjin. Untung saja, seseorang yang ia cari bisa dengan mudah ia temukan. Tapi apa itu? Kenapa Namjoon, juga berada di kamar yang sama dengan Seokjin? Modus sekali leader itu?
"Hyung. Seokjin hyung, kau harus ikut aku. Segera! Penting hyung" Ujar Hoseok, sambil menarik tangan Seokjin. Seokjin yang sangat kebingungan akhirnya menuruti perintah Hoseok namun dengan cepat Namjoon menahannya.
"Yaak! Jung Hoseok. Kau ini, apa maksudnya ini? Seokjin hyung kan sedang bersama ku. Kenapa kau merebutnya?" Seokjin dan Hoseok yang mendengarnya kini memutar bola matanya malas. Apa maksudnya? Leader yang satu ini kenapa cemburuan sekali sih.
"Yaak! Kim Namjoon. Aku hanya ingin meminjam kekasih mu sebentar, aku membutuhkannya dan ini tentang BTS!" Namjoon menatap Hoseok dengan penuh pertanyaan.
"Hoseok tunggu, maksudnya apa? Bisa kau ceritakan dulu?" Ujar Seokjin. Hoseok menarik napasnya sejenak, lalu ia hembuskan perlahan.
"Jadi gini, Yoongi hyung sudah menentukan pilihannya, dan Jimin? Ia seperti orang yang sudah tidak kehidupan lagi." Jelas Hoseok. Seokjin dan Namjoon menyimak dengan seksama semua penjelasan Hoseok.
"Jadi maksudmu, Yoongi hyung memilih Taehyung?"
.
"Taehyung, apa kau serius dengan perkataan mu ?" Tanya Yoongi memastikan. Taehyung mengangguk lemah dan tersenyum.
"Haha, murah sekali ya diriku. Aku itu manusia, bukan barang yang bisa kalian tukarkan! Tae, aku manusia!" Yoongi kalut dengan emosinya. Ia pikir, jika memilih Taehyung semua akan berubah kembali menjadi baik-baik saja, namun nyatanya, Taehyung merelakannya juga. Yoongi itu manusia.
"B-bukan begitu hyung. Kau salah paham"
"Apa yang tidak aku pahami? Jimin merelakanku bersamamu, dan sekarang kau merelakan ku lagi." Taehyung menatap mata Yoongi dengan tajam tapi lembut. Taehyung melihat ada beberapa kristal kecil yang mengalir dari kedua mata sipit Yoongi, kedua pipi nya yang tadinya kering kini menjadi basah. Taehyung sangat-sangat merasa bersalah.
"Tae, aku ini manusia. Bukan barang" lirih yoongi
Taehyung memeggang kedua pundak Yoongi, ia mengeratkan pegangannya.
"Dengarkan aku hyung. Kau milik Jimin, bukan milikku. Kembalilah padanya" Yoongi masih menangis dan terisak , kepalanya ia tundukkan. Seakan tak berani menatap Taehyung.
"Aku sudah memilihmu Taehyung"
"Jangan pernah berbohong padaku, hatimu hanya mencintai Jimin. Bukan aku" Yoongi mendongakkan kepalanya untuk menatap Taehyung, mata Yoongi sudah sangat sembab, hidungnya merah dan kedua pipinya sudah sangat basah. Yoongi menarik Taehyung untuk memeluknya. Ia menenggelamkan wajahnya di dalam dada Taehyung.
"Taehyung, maaf. Maafkan aku, karena aku tidak bisa membalas cinta mu Taehyung. Benci aku, aku pantas di benci Taehyung" isak Yoongi. Taehyung mengelus surai rambut Yoongi dengan lembut, pelukkannya sedikit ia eratkan.
"Tidak hyung, mana mau aku membenci mu? Sekarang, ayo kita keluar mungkin Jimin berada di luar." Ujar Taehyung yang sedikit berusaha untuk berdiri. Taehyung memberhentikan aktifitasnya sejenak, ia memandangi Yoongi yang hanya berdiam di depannya.
"Ayo cepat kita hampiri Jimin. Mungkin, Jimin sudah menunggu mu di sana hyung"
.
Hoseok membawa Seokjin dan Namjoon untuk menghampiri Jimin yang berada di teras. Seokjin dan Namjoon hanya menatap Hoseok bingung. Katanya Jimin yang seperti orang tidak ada kehidupannya lagi, tapi kenapa Jungkook juga sama seperti Jimin. Kenapa jadi tambah banyak sekali masalahnya.
Jimin dan Jungkook menyadari kedatangan Hoseok, Seokjin dan Namjoon. Jimin sedikit mengerutkan dahinya? Seakan bertanya "ada apa?".
"Hyung?" Gumam Jimin.
"Dengarkan aku Jim, jika Yoongi tidak memilihmu kau jangan bersikap seperti ini, kau tau? Kau seperti tak bernyawa" ujar Hoseok.
TUK!
"Aw!"
"Jangan seperti itu bicaranya!" Ujar Namjoon setelah memberikan jitakan kasih sayang nya pada Hoseok.
"Yaak! Namjoon, tidak bisakah tidak memukul kepalaku? Bagaimana jika kepalaku hancur karena mu?"
"Mana bisa seperti itu?"
"Yaak! Bisakah kalian berdua tidak bertengkar?" Omel Jungkook.
"Kenapa kalian semua ke sini?" Tanya Jimin
"Apa kalian juga sudah tahu semuanya?" Tanya nya lagi.
"Hyung, tentu kita harus tahu apa yang terjadi. Kita ini kan satu grup, kita adalah keluarga" jawab Jungkook
"Hahah, segitu menyedihkannya kah aku? Apa kalian mengasihani ku?"
"T-tidak bukan begitu. Kau salah paham Jim"
"Seokjin hyung, sudah. Tidak usah mengasihani aku. Kalian juga ya, aku tidak semenyedihkan yang kalian kira. Kalian tahu kan, aku ini adalah Namja" ujarnya sambil mencoba memberikan senyuman terbaiknya. Namun, ia tidak bisa menutupi kesedihan dari matanya.
"Jimin"
.
Yoongi menuntun Taehyung keluar dari kamarnya, keadaan Taehyung sudah sedikit lebih baik, ia juga sudah bisa berjalan sedikit-sedikit namun setidaknya bisa membantu Yoongi agar tidak terlalu keberatan.
"Aku berat ya hyung? Maafkan aku ya yang makan terlalu banyak, kekek" gurau Taehyung. Yoongi hanya tertawa kecil mendengarnya, hatinya benar-benar tidak sabar bertemu dengan seseorang yang ia cintai di luar.
Yoongi dan Taehyung mencari ke ruang tengah, namun tidak ada siapa-siapa. Namun Taehyung mendengar ada sedikit suara yang berasal dari luar dorm tepatnya di teras, dengan cepat mereka langsung melangkahkan kakinya keluar.
"Jimin"
Jimin merasa ada seseorang yang memanggil dirinya. Jungkook, Hoseok, Namjoon dan Seokjin juga merasakan itu. Mereka menengokkan kepalanya, memastikan siapa yang memanggil Jimin. Ternyata, Yoongi dan Taehyung, dilihat dari sikap mereka, Seokjin dan yang lain kira mereka berdua sudah resmi berpacaran.
"Eh, Yoongi hyung. Ehm, Selamat ya, kalian sudah menjadi sepasang kekasih. Aku doakan kalian langgeng ya" ujar Jimin. Semua yang berada di sana menyaksikan kebohongan Jimin, mereka bisa tahu dari matanya. Walaupun saat itu, Jimin memberikan senyuman manis miliknya.
Jimin menyodorkan tangannya kepada Taehyung, Yoongi dan Taehyung memandang Jimin bingung. Tak lama kemudian Taehyung menerima jabatan tangan Jimin, Taehyung tersenyum, lalu berkata sesuatu.
"Jim, apa tadi kau sudah makan yang banyak? Apa kau sudah memakan banyak vitamin dan nutrisi? Berpura-pura bahagia itu menyakitkan jim. Butuh kondisi tubuh yang kuat" Ujar Taehyung. Jimin dan yang lainnya dibuat bingung dengan perkataan Taehyung. Alien yang satu ini ngomong apa sih?
" Tapi kau tenang saja, aku dan Yoongi hyung tidak berpacaran." Ujar Taehyung lagi.
"Hah? Maksudnya gimana? Bukankah Yoongi hyung sudah memilih mu Tae?" Timpal Hoseok.
" Tolong jelaskan lebih jelas lagi. Aku benar-benar tidak mengerti" Tanya Seokjin.
"Bagian mana yang harus ku perjelas? Aku dan Yoongi hyung tidak berpacaran, dalam hati kecilnya ia memilih mu Jim. Jadi, jagalah hubungan kalian, jangan sampai aku merebut Yoongi hyung lagi" Ujar Taehyung. Lalu Taehyung mengambil satu tangan Jimin dan Taehyung, ia menyatukan tangan itu seperti genggaman. Rasanya Jimin ingin menangis saat itu juga.
Yoongi tersenyum manis saat ia menundukkan kepalanya. Jika boleh, rasanya ia ingin langsung memeluk Jiminnya itu. Tak lama kemudian, Jimin baru mengerti apa yang Taehyung katakan, sedetik kemudian ia langsung menarik Yoongi untuk berada di dekatnya.
"Tentu saja aku akan menjaga, Park Yoongi ku ini. Tae, terimakasih. Tapi, apa kau serius dengan ini?" Taehyung menatap Jimin dan Yoongi secara bergantian, lalu ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.
" Jika aku tidak serius, aku tidak akan membawa Yoongi hyung ke sini. Jimin, aku serius" Jimin melepas genggamannya pada Yoongi, ia langsung menarik Taehyung dan memeluknya.
"Taehyung, terimakasih! Terimakasih Taehyung! A-aku tidak tahu kebaikan apa yang harus aku balas padamu. Kau yang terbaik Tae!" Seokjin, Namjoon, Hoseok dan Jungkook hampir menangis melihat pemandangan itu. Bahkan Hoseok sudah sudah mulai menjatuhkan air matanya.
"Yaak! Hoseok hyung, Kau menangis?" Ejek Jungkook.
"Tidak, a-aku hanya kelilipan"
"Hahahaah"
.
Satu minggu kemudian.
Pagi ini Seokjin sedang sibuk dengan aktifitas nya. Ia sedang membuat sarapan untuk adik-adiknya. Setelah selesai dengan urusannya, ia langsung membawa makan tersebut ke meja makan. Sudah di duga, rupanya ke-6 adiknya ini sudah menunggu makanan yang Seokjin buat dari tadi.
"Huwaaaaaaaa! Ayo makan !" Seru Taehyung
"Yaak! Taehyung, jika soal makanan saja cepat sekali, ugh?" Protes Jimin yang berada di sampingnya.
"Jika tidak makan, maka tidak akan ada tenaga" jawabnya. Yang lainnya hanya terkekeh kecil mendengar kedua sejoli ini berdebat. Ugh, lucu sekali.
"Yaak! Bisakah kalian diam hyung? Aku sudah lapar!" Protes maknae sambil memakan makanannya.
"Makanlah yang banyak Kookie" ujar Taehyung sambil mengelus pelan kepala Jungkook.
"Yaak! Berhentilah mengelus rambut si Maknae!" Protes Hoseok sambil menyingkirkan tangan Taehyung, Taehyung menatap Hoseok dengan tajam, begitupun juga dengan Hoseok.
"Yaak! Kalian berdua. Menjauhlah dariku!" Protes Jungkook.
.
.
Malam yang dingin namun sejuk kini sedang dirasakan bersama oleh kedua namja di balkon dorm ini. Kedua hati yang baru ia rasakan kembali, Kebersamaan yang sudah mereka rindukan. Di sinilah Yoongi dan Jimin. Kisah cinta mereka yang penuh dengan rintangan.
Jimin sedikit menggeser tubuhnya ke arah Yoongi, Yoongi tersenyum malu dibuatnya. Tak lama, jimin mulai menggenggam telapak tangan kekasihnya itu, ditambah dengan senyuman menjijikannya.
"Hyung?"
"Ehm? Kenapa?"
"Apakah aku sedang bermimpi? Jika iya, jangan bangunkan aku ya hyung. Biarkan aku merasakannya lebih lama" ujar Jimin.
Yoongi tersenyum dan ia mengarahkan tubuhnya pada Jimin yang berada di sampingnya, ia melepas genggamannya pada Jimin, kedua tangannya ia letakan di kedua pipi Jimin.
"Jimin, kau tidak bermimpi. Ini benar sungguhan. Kita sudah bersama lagi Jim" Jawab Yoongi. Jimin tersenyum semakin lama ia mulai mendekat pada Yoongi dan mulai mengunci pergerakkan Yoongi. Kedua tangan Jimin di lingkarkan di pinggang Yoongi. Yoongi tersenyum, tak lama ia mulai memiringkan wajahnya dan melingkarkan kedua tangannya di pundak Jimin.
Jimin mencium tepat pada bibir manis Yoongi. Ia memberikan sedikit kecupan, lumatan dan hisapan\? Yoongi sedikit kewalahan menyamakan tempo Jimin. Seakan mengerti Jimin melepas ciuman itu, dan dengan rakus Yoongi menghirup udara dan mengambil oksigen sebanyak-banyak nya. Jimin sedikit terkekeh dengan ekspresi Yoongi yang sangat lucu seperti itu, sedetik kemudian Jimin mulai menciumnya lagi, kali ini ciuman mereka sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Walaupun Yoongi kewalahan dengan tempo yang Jimin berikan, namun ia menyukainya.
Yoongi sedikit merauk rambut yang ada di kepala Jimin, saat Jimin mulai mengecupi leher mulus milik Yoongi. Tangan Jimin juga tidak hanya diam, sedari tadi tanganya ia gerakan dengan nakal, ia mengelus perut, dada dan punggung Yoongi. Yoongi di buat melayang oleh Jimin.
"YAAK! BOCAH, JANGAN MELAKUKANNYA DI SITU! JUNGKOOK BERADA DI DALAM! KALIAN TIDAK AKAN KU BERI SARAPAN SELAMA 3 BULAN JIKA MELANJUTKANNYA LAGI!"
.
Kaki Taehyung sudah lumayan sembuh, kakinya juga sudah sedikit lebih enak jika di gerakkan. Tadi baru saja Taehyung terbangun dari tidurnya. Tenggorokannya terasa kering jadi ia berniat untuk mengambil air di dapur.
Taehyung berjalan perlahan, baru saja ia membuka pintu, ia melihat Jungkook sedang berjalan di depan kamarnya. Jadinya, Taehyung meminta tolong padanya untuk membantunya turun kebawah.
Taehyung dan Jungkook berjalan perlahan, baru saja mereka ingin menuruni anak tangga namun ia melihat suatu pemandangan yang bisa merusak imannya.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" Mereka tidak mengintip, jika saja kedua sejoli itu menengok ke arah Tangga pasti Jungkook dan Taehyung sangat jelas terlihat. Namun sepertinya, menonton sedikit lebih seru.
Taehyung dan Jungkook membulatkan mata dan mulutnya saat melihat adegan ciuman itu. Jungkook mengerjabkan matanya berkali-kali.
Hoseok menaiki anak tangga sambil memainkan ponselnya, saat sudah di atas ia melihat Taehyung dan Jungkook yang sedang melihat sesuatu sampai-sampai berekspresi seperti itu. Mau tak mau ia mengikuti arah pandangnya ke arah kedua maknae ini. Hoseok mendengus sebal melihatnya.
TUK! TUK!
"AW!"
Hoseok memukul kepala kedua maknae itu dengan ujung ponselnya. Yang di pukul hanya menampilkan cengiran menjijikannya. Hoseok menatapnya dengan tajam.
"Kembali ke kamar, dan jangan melihat itu lagi. Sekarang!" Perintah Hoseok.
.
Namjoon dan Seokjin sedang sibuk dengan tanaman yang ia sedang ia tanam. Seokjin menyirami tanaman itu dengan sedikit bernyanyi. Seperti itulah gambaran keromantisan kedua sejoli ini.
"Hyung, jika kita menikah nanti. Aku mau mawar yang kau tanam ini, menjadi hiasan cantik di gedung pernikahan kita nanti" Ujar Namjoon. Seokjin yang sedang menyirami tanamannya hanya terkekeh geli mendengarnya.
"Memangnya aku mau menikah dengan mu?" Ejek Seokjin.
"Tentu saja, kau kan sangat mencintaiku" ujar Namjoon kepedean.
"Kata siapa? Ugh, pede sekali" Seokjin terkekeh dengan ekspresi Namjoon yang seketika berubah. Wajah Namjoon sangat lucu, ia mengerucutkan bibirnya dan menundukkan kepalanya sedih.
Seokjin yang melihat itu mulai mendekatinya dan menepuk pundak Namjoon pelan.
"Mari kita menikah, tapi tidak sekarang. Sekarang tugas mu, kau harus menjadi Namja dan Leader yang hebat dan tegas untuk ku dan Bangtan. Aku mencintaimu Namjoon"
"Aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat mencintaimu hyung."
Seokjin sedikit mendongakkan kepalanya, ia sedikit ingin melihat langit malam ini, namun ia melihat pemandangan yang harusnya tidak boleh di lakukan di tempat sepeti itu. Yoongi dan Jimin? Astaga. Anak itu! Namjoon mengikuti arah pandang kekasihnya, ia sangat tersentak melihatnya.
"YAAK! BOCAH, JANGAN MELAKUKANNYA DI SITU! JUNGKOOK BERADA DI DALAM! KALIAN TIDAK AKAN KU BERI SARAPAN SELAMA 3 BULAN JIKA MELANJUTKANNYA LAGI!" Teriak Seokjin.
.
.
.
.
.
.
` Pada dasarnya, setiap manusia mempunyai Kelebihan dan Kekurangannya masing-masing. Namun, banyak orang-orang di luar sana yang tidak percaya diri dengan Kelebihannya.`
-Sugasmile-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END
Haduhhhh, ini ending nya gak maksimal banget yaa?
Huhuhu, maafkan saya kalau alurnya malah jadi ngawur TT
Feel nya kurang ya? Maaf ya^^
Makasih untuk kalian yang udah sempetin baca FF ini apalagi sampe ngeriview^^ Untuk Favorite dan Follow nya juga ya^^.
Pokoknya, aku sangat sangat sangat sangat sangat berterimakasih pada kaliaan. Huwaaaaaa ganyangka FF ini bisa dapet Review sampe 100 lebih TT, rasanya terharu banget demi deh.
Thank's To :
| Nyonya Jung | Guest | rinbowgurl69 | zahra | Kyuusaaa | diyahpark1004 | minkook94 | xyhassii | Firda473 | KiranARMY | teflon-nim | Guest | ayunpaw29 | siscaMinstalova | pcykookie | nufushi | jiminabs | ameliariska330 | GitARMY| eunhaezha | kimdhan | Anunya Bangtan | aiayanaa | gummysmiled | Guest | Nur372 | taetaetae | rapmonsterbabe | Taehyungie | KookieArmy | Bangtaaaaan | ssssss | Jungkoooooook | tae | hoseokie | hidungJimin | KhoerunNisa259 | ycsupernova |
Makasih untuk review nya^^
Sugasmile \(^ยค^)/
LOVE YOU!
