Hohoho sekarang Yuu-chan mau bikin ff AoKaga+Akakuro dengan slight pairing-pairing yang lain hohoho~ Padahal ff yang 'Bestfriend or?' aja belom selesai :' ampuni saya /slapped


Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki

Story: Keiko Yuu


Oke pertama biar Yuu-chan jelaskan dulu ^w^)~

Dalam kisah ini, semua anggota GoM+Kagami+Takao+Kasamatsu+Himuro (+ aja terus-,-) sekolahnya di SMA Teiko.

Udah gitu doang penjelasannya /kicked

Hah? Ngga kok... Yuu-chan bukan masokis yang suka ditampar sama ditendang.

Selamat menikmati~


!WARNING!

BL (Boys Love), tata bahasa yang rada ngaco, typo(s), ooc, dll


Seperti hari-hari damai sebelumnya, Kuroko berjalan ke sekolah bersama dengan sahabatnya, Kagami. Yah, bukannya mereka selalu berjalan ke sekolah bareng sih, hanya hari ini mereka kebetulan saja bertemu di jalan, tenang ini bukan ff KagaKuro, jadi simpan lagi apapun itu yang ingin kalian lempar ke arah Yuu-chan.

TINN!

Tiba-tiba terdengar klakson mobil yang mengagetkan dari arah belakang mereka berdua. Yah, kalian bisa menebak siapa yang ada di dalam mobil limosin berwarna hitam tersebut. Siapa lagi jika bukan si anak tajir bernama Akashi Seijuurou.

"Akashi-kun?" tanya Kuroko setelah sadar dari kaget sementaranya tadi. "Ada apa?"

"Akashi teme! Mengagetkan orang saja pagi-pagi," Yah bisa dibilang yang sedikit lebih berani bicara pada Akashi seperti itu dari manusia-manusia Teiko lain hanya Kagami.

Yang paling berani? Tentu saja Kuroko Tetsuya.

"Bisa kau ulangi Taiga?" Tanya Akashi sambil menyeringai seram dengan menyodorkan gunting merahnya.

Kagami tentu saja langsung terdiam dan berkeringat dingin. Mungkin wajahnya sudah tidak aman jika Kuroko tidak segera ambil alih pembicaraan.

"Akashi-kun jangan seperti itu, kau juga Kagami-kun buat apa kau bilang Akashi-kun 'teme'? Masa Akashi harus teriak dari mobil hanya untuk memanggil kita?" Ucap Kuroko yang memang didominasi dengan pembelaan untuk Akashi yang berhasil membuat Akashi tersenyum senang walau tidak begitu terlihat bedanya dari senyuman(/seringai)nya yang biasa.

"Kuroko sialan kenapa kau malah membela dia?" Jawab Kagami setengah kesal.

Oh lihat itu, aura pembunuh Akashi muncul lagi saat mendengar 'Kuroko sialan'.

"Akashi-kun tenang, Kagami memang sering bicara kasar seperti itu," Ucap Kuroko saat sadar akan aura Akashi yang tidak enak. "Jadi, ada apa Akashi-kun?"

"Kau selamat Taiga karena Tetsuya. Kau lebih baik berterima kasih," Ucap Akashi pada Kagami. "Oh aku tadi hanya ingin menawarkan tumpangan padamu Tetsuya jika kau mau."

"Benarkah? Apa tidak apa-apa?" Tanya Kuroko.

"Ya kalau tidak boleh buat apa aku menawarkan Tetsuya?" Jawab Akashi sambil terkekeh.

"Kau ingin menawarkan tumpangan pada kami?" Tanya Kagami sedikit kaget.

"Hah? Siapa bilang 'kalian'? Aku hanya menawarkan pada Tetsuya," Jawab Akashi sambil memandang sinis Kagami.

"Siala-"

"Benarkah? Kalu begitu aku pergi bersama Akashi-kun ya?" Tanya Kuroko pada Kagami yang belum menyelesaikan hinaan yang ditujukan untuk Akashi itu.

Ternyata Kuroko kejam juga.

"Haaahhh terserah kalian berdua sajalah," Balas Kagami ketus sambil melanjutkan jalannya.

"Ah kalau begitu silahkan masuk Tetsuya," Ucap Akashi sambil membuka pintu mobilnya.

"Hai'" Jawab Kuroko sambil tersenyum pada Akashi.

'KENAPA SIH ANAK INI BEGITU MANIS SIH?!' Pikir Akashi ooc yang tentu tidak terlihat dari raut wajahnya.

Akashi memang sudah lama memendam perasaan khusus pada Kuroko.

"Ada apa Akashi-kun?" Tanya Kuroko yang sadar Akashi terdiam sambil melihatnya.

"Ah bukan apa-apa Tetsuya," Jawab Akashi sambil tersenyum.

Ah Akashi memang banyak tersenyum jika sedang bersama Kuroko.

'Bagaimana ekspresi Tetsuya jika dia blushing ya?' Pikir Akashi iseng.

"Tetsuya, tadi malam kau kurang tidur ya?" Tanya Akashi sambil memegang lembut bagian bawah mata kiri milik Kuroko.

"Ah iya, memang kelihatan sekali ya Akashi-kun?" Tanya Kuroko sambil ikut memegang tangan Akashi tanpa blushing sedikit pun.

Dan Akashi kaget dengan tindakan Kuroko tersebut.

"Ah tidak, baru kelihatan jika sangat diperhatikan," Jawab Akashi menutupi kekagetannya. "Memangnya tadi malam kau ngapain Tetsuya?"

"Ah, aku baru menyelesaikan novel yang aku beli beberapa hari yang lalu. Aku jadi begadang tanpa sadar," Jelas Kuroko.

"Kau ingin tidur sebentar?" Tanya Akashi sambil tersenyum pada Kuroko. "Nanti aku bangunkan jika sudah sampai sekolah"

"Boleh?" Tanya Kuroko.

"Kenapa tidak?" Jawab Akashi. "Bahkan jika kau mau kau boleh tidur menggunakan pahaku sebagai bantalnya," lanjut Akashi terkekeh. Setengah serius, setengah bercanda.

"Ah baiklah," Jawab Kuroko sambil tidur di paha Akashi yang sekali lagi membuat Akashi kaget.

"Tetsuya?"

Tidak ada jawaban.

"Ah dia langsung tidur," Akashi bicara sendirian sambil mengelus pelan kepala Kuroko yang dia pikir sudah terlelap.

'Arghhhh! Kenapa malah aku yang dibuat malu seperti ini? Lihat saja kau Tetsuya, lihat giliranku nanti," Pikir Akashi.

Yang tidak Akashi ketahui adalah, pertama, Kuroko juga memendam perasaan yang sama terhadapnya. Kedua, siapa bilang Kuroko tidak malu dan gugup karena perlakuan Akashi tadi? Kuroko hanya membuat wajahnya terlihat biasa saja. Toh hal tersebut adalah keahlian Kuroko. Ketiga, saat ini jantung Kuroko sedang berdetak dengan sangat cepat karena dia masih sadar dan merasakan tangan Akashi sedang mengelus kepalanya pelan.

Kurasa pasangan ini lupa kalau di limosin itu masih ada seorang manusia lagi yang melihat namun pura-pura tidak melihat apapun itu yang sedang terjadi di kursi belakang. Siapa lagi jika bukan supir keluarga Akashi?

Di saat yang sama...

"Cih! Kuroko sialan, teganya dia meninggalkanku demi Akashinya itu," Ucap Kagami kesal karena perlakuan Kuroko.

BUK!

"HEH APA-APAAN KA –eh? Ah ternyata kau Ahomine," Jawab Kagami saat melihat Aomine yang memukul kepalanya menggunakan tas yang dibawa Aomine.

"Kau gila ya bicara sendiri seperti itu?" Tanya Aomine sambil menahan tawa.

"Bagus sekali AHOmine, kau memukul kepalaku lalu kau mengatai aku gila," Jawab Kagami sambil menekankan kata 'aho' dan membuang muka karena kesal.

"Kau kenapa Bakagami? Pagi-pagi begini sudah mengeluarkan aura tidak enak. Kau membuat sekelilingmu itu merasa tidak enak tahu?" Tanya Aomine.

"Tuh mantan bayangan tememu itu meninggalkanku sendiri di jalan demi Akashi sialan," Jawab Kagami sambil setengah curhat.

"O-oi kau yakin bicara seperti itu tentang Akashi? Kau tidak takut?" Tanya Aomine merinding.

"Buat apa aku takut?" Jawab Kagami sambil mengambil hpnya yang tiba-tiba bergetar. "Eh ada email masuk"


From: Akashi Seijuurou

To: Me

Subject: Siap-siap

"Taiga kau tentu saja tidak berpikir bahwa aku tidak tau apa yang kau katakan barusan bukan? Siap-siap latihanmu hari ini mungkin akan sedikit lebih berat daripada yang biasanya."


"Email dari siapa Kagami?" Tanya Aomine penasaran saat melihat perubahan raut wajah Kagami menjadi...pucat?

"Ne Aomine... Akashi itu tidak punya kekuatan supranatural kan?" Tanya Kagami ngaco.

"Hah apa sih yang kau katakan?" Jawab Aomine sambil mengambil hp Kagami dari tangannya dan membacanya. "Kagami... Aku akan berdoa untukmu"

"APA YANG HARUS AKU LAKUKAN AOMINE?" Jerit Kagami ooc yang mengundang pandangan aneh dari orang-orang di sekitar mereka.

"O-oi tenang. Jangan membuatku malu," Jawab Aomine sambil menutup mulut Kagami dengan kedua tangannya.

Entah karena mulutnya ditutup jadi Kagami langsung terdiam atau karena tangan yang menutup mulutnya adalah tangan seorang Aomine Daiki.

"B-baiklah aku tenang," Jawab Kagami gugup sambil menarik tangan Aomine dari mulutnya.

"Jadi, bagaimana jika kau email Tetsu tentang hal ini? Mungkin Tetsu bisa bicara pada Akashi. Toh Akashi hanya mendengarkan apa yang dikatakan Tetsu," Jawab Aomine sambi memberikan saran menutupi rasa malunya karena tindakannya barusan dan pandangan nista dari orang-orang di sekitar mereka.

Aomine dan Kagami memang tahu bahwa Akashi dan Kuroko itu saling menyukai.

"Ah benar juga!" Balas Kagami bersemangat sambil mencari nama Kuroko di daftar kontak hpnya. "Tumben kau pintar Ahomine"

"Kau ini, sudah kubantu malah ngatain," Balas Aomine sambil menjitak kepala Kagami.

"Itai! Ahomine no AHO!" Ucap Kagami mengucapkan kata aho dua kali. "Eh, bukannya nyawaku makin terancam jika aku mengadu pada Kuroko?"

"Tidak mungkin, kalau Tetsu sudah bilang jangan pada Akashi, pasti Akashi nurut-nurut aja," Jawab Aomine asal.

"Hmm baiklah"


To: Kuroko Tetsuya

From: Me

Subject: Tolong aku!

"Kuroko, bisakah kau membantuku? AkashiMU itu akan menghukumku karena dia tahu aku membicarakannya pada Aomine yang aku juga tidak tahu dia tahu darimana. Ayolah tolong aku, ini permintaan yang menyangkut nyawaku"


Oh ayolah Kagami, seperti Akashi akan membunuhmu saja. Dasar berlebihan.

"Sudah kau kirim?" Tanya Aomine

"Sudah tapi belum dibalas, bagaimana ini? Bagaimana jika Akashi sadar lalu sebelum Kuroko sempat membaca langsung dihapus olehnya?" Jawab Kagami parno

"Sudahlah sabar saja, tidak mungkin manusia beretika seperti Akashi akan melakukan hal seperti itu. Mungkin dia tidak sadar kalau ada email masuk, atau mungkin dia sedang asik melakukan sesuatu bersama Akashi," Jawab Aomine dengan cengiran mesum.

"Hah? Melakukan apa?" Tanya Kagami yang memang tidak mengerti. Bukannya pura-pura gak ngerti kayak kebanyakan fujoshi-fujoshi di luar sana.

Yuu-chan? Emang polos kok =w= /burned

"Hahhh bodohnya aku membicarakan hal ini padamu," Balas Aomine sambil menepuk dahinya.

"Hah? Apaan sih?" Tanya Kagami sekali lagi sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Aomine.

"Lupakan saja," Jawab Aomine sambil menyentil jidat Kagami dan berjalan melewatinya.

"Hoi jangan meninggalkan aku seperti Kuroko! Ahomine!" Ucap Kagami sambil menyusul berjalan di sebelah Aomine.

"Eh itu bukannya limosin Akashi?" Tanya Aomine mengabaikan protes Kagami saat sekolah mereka terlihat juga terlihat mobil Akashi terparkir di depan sekolahnya.

"Kenapa mobilnya berhenti? Bukankah kalau sudah menurunkan Akashi dan Kuroko mobilnya segera pergi?" Tanya Kagami.

"Entahlah, sudahlah lewati saja,"

Saat itu di dalam mobil Akashi...

"Hmmm... Akashi-kun?" tanya Kuroko sambil mengucek matanya. "Loh? Ini kita sudah sampai, kenapa kau tidak membangunkan aku?"

"Masih ada waktu sebelum bel dibunyikan, jadi aku membiarkan kau tidur dulu," Jawab Akashi masih dengan posisi tangan di atas kepala Kuroko.

"Ah... Arigatou Akashi-kun," Jawab Kuroko sambil memindahkan tangan Akashi dari kepalanya dan duduk.

"Tetsuya, coba kau cek hpmu. Lampunya berkedip daritadi. Kurasa ada email masuk," Ucap Akashi.

"Ah kau benar," Jawab Kuroko sambil mengambil hpnya. "Kagami-kun? Buat apa dia mengirim email?"

"Taiga?" Tanya Akashi memastikan.

"Iya," Jawab Kuroko sambil membuka email tersebut.


From: Kagami Taiga

To: Me

Subject: Tolong aku!

"Kuroko, bisakah kau membantuku? AkashiMU itu akan menghukumku karena dia tahu aku membicarakannya pada Aomine yang aku juga tidak tahu dia tahu darimana. Ayolah tolong aku, ini permintaan yang menyangkut nyawaku"


"Akashi-kun"

"Ya?"

'Taiga akan kubunuh kau,' Pikir Akashi panik.

Ngek. (Yuu-chan gatau bunyi pipi dicubit itu gimana-_-)

"O-oi Tetsuya apa yang kau lakukan?" Tanya Akashi bingung dengan tindakan Kuroko.

"Akashi-kun, bisakah kau menghilangkan kebiasaanmu menghukum anggota setimmu hanya karena mereka sedikit membicarakanmu? Ayolah kita ini masih SMA, wajar jika ada yang membicarakan kita," Balas Kuroko masih sambil mencubit kedua pipi Akashi.

"Pasti Taiga mengadu padamu tentang apa yang kukatakan padanya tadi," Jawab Akashi sambil menarik tangan Kuroko untuk menyingkirkannya dari pipinya.

"Bukan masalah dia mengadu atau apa, tapi aku tidak suka jika kau seperti itu Akashi-kun. Jika kau membalas perbuatan mereka seperti itu, nanti kau makin banyak dibicarakan, atau mungkin sampai ada yang tidak suka denganmu," Jelas Kuroko dengan posisi kedua tangannya di genggaman Akashi.

"Aku tidak masalah jika ada yang tidak menyukaiku," Jawab Akashi keras kepala.

"Meskipun itu aku?" Tanya Kuroko blak-blakan.

"Eh? Kenapa jadi kau Tetsuya?" Tanya Akashi.

"Ya aku tanya saja, meskipun orang yang tidak menyukaimu itu aku?" Tanya Kuroko sekali lagi.

"Hmmm, tentu saja jika itu dirimu kasusnya sudah berbeda," Jawab Akashi sambil tersenyum dan mengecup dahi Kuroko secara tiba-tiba lalu segera membuka pintu limosinnya. "Ayo kita ke sekolah."

"K-kau! Akashi-kun!" Ucap Kuroko setengah menjerit dengan wajah yang merah padam.

'Aku menang Tetsuya,' Pikir Akashi sambil tersenyum penuh kemenangan kepada Kuroko.

Lalu mereka meninggalkan mobil dengan supir keluarga Akashi yang berpikir 'Jadi selama ini Seijuurou-sama itu belok?'

"Hei lihat itu Daiki dan Taiga," Ucap Akashi saat melihat mereka di depan mereka.

"J-jangan panggil mereka Akashi-kun," Ucap Kuroko yang tentu saja malu dan sadar bagaimana raut wajahnya saat ini.

"Daiki! Taiga!" Panggil Akashi mengabaikan larangan Kuroko.

Yang dipanggil tentu saja segera menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Akashi.

"Hei Kagami lihat wajah Tetsu!" Ucap Aomine sambil menyikut pinggang Kagami.

"Heh! Jangan menyikutku! WOW mukanya Kuroko kenapa merah padam begitu?"

"Jangan-jangan yang kubilang tadi benar," Ucap Aomine.

"Yang mana?" Tanya Kagami bingung.

"Ah kau tidak mengerti, kau masih kecil," Balas Aomine asal.

"Teme!"

"Yo Tetsu kau kenapa?" Tanya Aomine saat Akashi dan Kuroko sudah di dekat mereka.

Yang ditanya malah diam saja sambil membuang muka. Duh Kuroko stop being so cute lah~

"Oi Akashi kau apakan Tetsu?" Bisik Aomine padanya.

"Rahasia kami, Daiki," Jawab Akashi tanpa mengecilkan volume suaranya.

Rupanya Akashi belum puas dengan ekspresi Kuroko.

"Akashi-kun kau menyebalkan," Ucap Kuroko sambil meninggalkan mereka bertiga.

"Oi Tetsuya," Panggil Akashi setengah panik karena sadar sepertinya candaannya berlebihan.

Tapi yang dipanggil tidak menengok ke belakang sedikit pun dan meninggalkan mereka bertiga.

"Haaah Akashi kau membuat Kuroko marah," Ucap Kagami tanpa sadar yang mengundang tatapan apa-kau-serius dari Aomine.

"Taiga, kau selamat hari ini DUA KALI berkat Tetsuya tapi bukan berarti kau bisa seenaknya bicara seperti itu di hadapanku. Menjauh dari hadapanku sebelum kupisahkan kepalamu yang tidak ada isinya itu dengan badanmu," Ucap Akashi datar.

Yang di perintah memang Kagami, tapi Aomine yang merinding lalu menarik tangan Kagami untuk pergi.

"Hoi kau bodoh ya Bakagami? Bisa-bisanya kau bicara seperti itu di hadapan Akashi. Kau sudah tidak sayang nyawa atau apa hah?" Tanya Aomine panik.

Kagami malah mengabaikan Aomine karena kaget melihat Aomine yang menggandeng tangannya, tepatnya menarik dia, ke sekolah untuk menjauh dari Akashi.

"Hoi! Jawab!" Ucap Aomine persis di telinga Kagami.

"Hah? A-ah iya, aku juga tidak sadar mengucapkan kata-kata seperti itu, bego banget," Jawab Kagami setelah sadar dari lamunannya, masih membiarkan tangan Aomine menarik tangannya.

Tanpa mereka sadari banyak mata yang melihat kejadian Aomine-menggandeng-Kagami-ke-sekolah. Kurang lebih ya, seluruh anggota GoM dengan pasangannya masing-masing.

"Aominecchi? Menggandeng Kagamicchi? MEMANG KAPAN JADIANNYA?!" Jerit Kise yang dengan segera mulutnya ditutup oleh Kasamatsu, uke yang paling macho dari uke-uke yang lain.

"Hoi bego jangan keras-keras ngomongnya!" Balas Kasamatsu.

"Wah Taiga, aku tidak menyangka. Berani juga Aomine," Lanjut Himuro.

"Hee? Aku sih tidak peduli yang penting aku punya snackku dan kau," Jawab Murasakibara acuh tak acuh masih sambil mengunyah snack kesukaannya sambil merangkul pundak Himuro dari belakang menggunakan kedua tangan besarnya itu.

"Hahh kau ini raksasa tapi seperti anak kecil," Jawab Himuro sambil terkekeh.

"Nee Shin-chan kau tidak mau merangkulku seperti itu?" Tanya Takao iseng saat melihat kelakuan MuraHimu di depannya.

"Hah? Buat apa? Bukannya aku malu atau apa. Tapi hal itu memang tidak penting, nanodayo," Balas Midorima dengan gaya tsudere khasnya itu.

"Ah kau tidak seru Shin-chan," Jawab Takao sambil menggembungkan pipinya.

Yah hanya untuk penjelasan saja. Kise dan Kasamatsu, Midorima dan Takao, juga Murasakibara dan Himuro sudah berpacaran sejak kelas menginjak kelas 1 SMA, pada saat semester 1. Ya, bahkan seorang Midorima dan Kasamatsu bisa menerima manusia seperti Takao dan Kise. Mereka semua juga tahu hubungan Akashi dan Kuroko yang sudah jelas saling suka tapi masih belum jadian, juga Aomine dan Kagami yang sama kasusnya dengan Akashi dan Kuroko. Tapi mereka memilih angkat tangan karena menurut mereka, lebih baik jika suatu pasangan jadian bukan karena dibantu. Yah, kalaupun mereka ingin membantu, ya mereka menunggu sampai ada yang minta bantuan dulu pada mereka.

Bijak juga mereka.

Oh ya, lalu bagaimana kabar Akashi yang ditinggal Kuroko lalu ditinggalkan juga oleh pasangan AoKaga itu?

Lalu bagaimana juga kabar AoKaga yang sudah menjadi topik gosip para pasangan yaoi klub basket SMA Teiko di pagi hari ini?


Tunggu chapter 2nya ya! :3

Mind to review?

Yuu-chan menerima saran dan kritik yang akan membuat cerita ini makin seru dan hot /loh