Fanfic
Pair:SasuNaru
Genre:Romance
Rating: T+
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: TYPO/OOC/BL/EYD Hancur/Masih pemula/Masih membutuhkan bimbingan/
Note: Don't Like, Don't Read!
Chapter 01 For SasuNaru Day
Chapter 02 For Sasuke Day
Chapter 03 For Naruto Day
BLUE [Chapter 03]
"Aku.. "
"Cukup katakan 'ya' "
"Ta-mmph"
"M.. "
"Sa.. Hmppt"
"Kau mencintaiku"
"Ta.. mppthh"
"Katakan 'ya' "
".. A.. "
"Aku mencintaimu, Naruto"
deg
deg
deg
"Cut"
"Ini mungkin berita yang tak asing bagi penggemar kalian, setelah memerankan sosok dua sahabat yang cukup terkenal diserial 'Naruto', saat ini kalian membintangi serial drama yang bertemakan cukup wow, sempat membuat berita kalian hampir memenuhi layar pemberitaan, bagaimana menurut kalian sendiri?" Wanita dengan rambut tergerai rapi itu mulai berbicara. Menatap sekilas kearah kameramen yang kini menyorot wajahnya dan bintang tamu di acara top show malam ini. Tampak penggemar yang melingkupi ruang bangku penonton menahan nafas. Menunggu jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan untuk dua pemuda berperawakan rupawan yang kini tengah duduk bersandingan di sofa beludru bewarna hitam pekat. Tampak salah satu dari pemuda tersenyum cerah dengan gugup menggaruk lehernya. Bingung harus menjawab apa.
"Aku bingung harus menjawab apa"Naruto, pemuda bersurai pirang yang kini tengah tergugup menatap kearah penonton. Wajah rupawan dengan senyum canggung nampak begitu jelas terpampang dari sosok pemuda yang kini menginjak umur delapan belas tahun. Kesan manly dengan balutan pakaian kaos hitam berlengan panjang di padu jaket berbahan ringan tampak terkesan menawan. Beberapa penonton sempat bahkan sempat memfoto momen kecanggungan sang pemuda.
"Ahaha, baiklah, bagaimana dengan Sasuke sendiri?, bahkan publik cukup tahu ini pertama kalinya kalian memerankan drama bertemakan 'Shounen'ai' setelah beberapa kali membintangi serial drama singkat dengan genre srtaight bersamaan dengan film ninja kesayangan penonton, bagaimana perasaan Sasuke sendiri, bahkan kabar memberitakan bagaimana produser drama berjudul 'Aishiteru orange' ini begitu memuji akting kalian yang begitu memukau untuk pemain pemula di drama bergenre ini" Pembawa acara tersenyum lebar kemudian menggulirkan pandangannya kearah pemuda lain yang masih betah dengan keterdiamannya. Sesekali menatap sosok pemuda bersurai pirang.
"Aku hanya melakukan yang terbaik, cukup terkejut saat kami diminta untuk membintangi serial drama yang mungkin cukup sulit diperankan tapi, ini sebuah tantangan dan aku ingin mencobanya"Sasuke menatap datar. Menjawab dengan santai.
"Oh, tapi bocoran sedikit, ini cukup menjadi buming di sosial media, apa benar kicauan sosial media dari stap serial drama ini yang mengatakan bahwa Sasuke dan Naruto sendiri bahkan sampai berlatih berciuman di lokasi beberapa kali hanya untuk memantapkan akting kalian?"
"Ya"
"WOW"Suara pembawa acara mendengung. Menutup bibirnya dengan salah satu telapak tangannya.
"Aku berpikir latihan saat itu diperlukan, walaupun aku merasa semuanya sempurna, tapi pencobaan latihan sebelum pengambilan gambar itu perlu"
"Bahkan untuk sken kissing?"Pembawa acara memancing. Menatap tepat kearah Sasuke dengan sesekali melirik kearah penonton.
"Ya, tidak ada ruginya menciumnya"
Naruto mendelik tiba-tiba. Menatap langsung pemuda yang kini menyeringai kearahnya.
"Oh ahahaha, oke oke, terus bagaimana dengan Naruto sendiri, menurutmu apa kesanmu pertamakali memerankan serial drama ini?"Pembawa acara menatap kearah pemuda bersurai pirang.
"Aku selalu berdebar-debar, takut saat fans melihatku dengannya aku tidak akan laku lagi"Naruto bersuara candaan membuat penonton dalam studio tertawa.
"Oke, mungkin cukup untuk malam ini, Sasuke, Naruto, sampaikan pesan kalian untuk fans diluar sana"
"Jangan lupa menonton serial drama kami, 'Aishiteru Orange' kami tunggu kalian!"
.
"Letakan tasmu di kamar, Naruto"Sasuke berucap. Mengunci pintu apartement kemudian menatap pemuda dengan surai pirang yang kini nampak menapaki lantai dapur tanpa memperdulikan tas berukuran sedang tergeletak sembarangan di bawah sofa ruang tamu.
"Nanti saja"Bersuara dari arah dapur. Sasuke mendengus. Melangkahkan kakinya mengikuti pemuda bersurai pirang yang kini masih berkutat di dapur, mencari makanan.
Menggerakan tangannya. Naruto kembali membuka bungkusan mie instan yang diambilnya dari dalam lemari. Bersikap santai tanpa memperdulikan pemuda bersurai gelap yang kini mendudukan diri di kursi meja dapur.
"Bukannya kau sudah makan"Sasuke berucap memperhatikan gerak gerik dari pemuda bersurai pirang yang masih saja berkutat tanpa menoleh kearahnya.
"Aku masih ingin makan"Ucapnya.
Deg
deg
bak kesengat setruman. dapat Naruto rasakan bagaimana tubuhnya berjengit saat tubuhnya merasakan bagimana tubuh pemuda bersurai gelap yang tidak di ketahuinya kapan beranjak dari tempat duduknya kini berdiri tepat di belakangnya. Menumpukan dua tangan berlengan putih bersih dengan baik. Membiarkan Naruto tetap menghadap kearah kounter dapur. "Sasuke"Ucapnya pelan.
"Buatkan aku teh"Ucap pemuda bersurai gelap. Tak memperdulikan dengan kegugupan tak kentara milik pemuda bersurai pirang. Menumpukan dagunya pada pundak pemuda yang kini memperhentikan acara memasak mie instan miliknya.
"Tunggu di ruang tamu"Naruto kembali berceloteh dengan mie instan.
"Naruto"
"Apa?"
"Menurutmu, kalau kita menjadi kekasih saja bagaimana?"
Naruto mengernyitkan alisnya. Menatap cepat kearah pemuda bersurai gelap yang masih dalam posisinya. Pandangan pemuda itu menajam.
"Aku cuma mengeluarkan saranku"Sasuke melanjutkan ucapannya. Beranjak dari posisinya kemudian melangkah menjauh dari tempat itu. Keluar ruang dapur.
Waktu terasa terhenti mungkin itu yang dirasakan Naruto sekarang. Bagaimana dirinya merasakan hembusan nafas pemuda bersurai gelap. Jika dipikirkan bukan cuma sekali ini saja pemuda penyandang marga Uchiha itu mengucapkan kalimat yang sama, bahkan dua minggu yang lalu Naruto masih sadar pemuda dengan wajah rupawan bak pangeran itu mengucapkan hal yang sama, sebelum tidur, tepat saat pemuda bersurai pirang mematikan lampu ruang kamar, menghela nafas.
.
Mengusap wajahnya kasar. Sasuke kembali menatap pantulan wajahnya tepat di depan cermin kamar mandi. Mendengungkan kembali ucapannya yang baru saja terlontar untuk pemuda bersurai pirang di otaknya. Sasuke mengumpat. Merasa dirinya benar-benar konyol sekarang. Dia mengakui dirinya bukan pemuda romantis tahu situasi kondisi mengatakan kata saklar 'suka' dengan begitu mempesonanya. Bahkan dia payah dalam hal seperti itu. Tapi apa salahnya dia mengucapkannya saat dirinya sudah benar-benar tidak tahan. Mungkin dulu ucapan 'kekasih' terucap begitu mudah seperti lelucon diumur mereka yang masih menginjak enam belas tahun tapi pada kenyataan waktu berjalan cepat sampai mereka terlihat begitu dewasa. Mengerti ucapan lelucon yang mungkin bermakna sebenarnya itu sulit diucapankan.
Cklek
"Sasuke"Pintu terbuka bersamaan dengan suara pemuda bersurai pirang memasuki ruangan. Memegang nampan berisikan dua gelas teh dengan satu mangkuk mie instan masih mengepul disana.
Mendudukan diri disamping sang pemuda yang kini mendudukan diri ditempat tidur. "Sasuke"Ulangnya.
"... "
Menghela nafas "Kita sudah.. "
"Lupakan ucapanku tadi"
"Tapi.. "
"Naruto"Naruto terdiam. Tak melanjutkan ucapannya.
"Sasuke"Naruto berucap pelan. Menggerakan kepalanya dengan berlahan untuk menyandarkannya pada pundak kokoh sang pemuda bersurai gelap yang masih terdiam di tempatnya. Tak merespon.
"Besok ulang tahunmu, kau ingin apa?"Berucap pelan. Sasuke menoleh pelan kearah pemuda bersurai pirang. Dapat dirasakannya rasa menggelitik dari helaian rambut pemuda jabrik pada kulit lehernya.
"Kado?"Naruto mendongakan kepalanya. Sedikit menatap kearah wajah pemuda rupawan yang juga kini menatapnya juga.
"Ya"
Naruto terdiam sesaat. Mengedarkan pandangannya kearah lain sebelum pandangannya terpaku pada pergelangan pemuda bersurai gelap. "Jam"Jeda"Aku ingin jam tanganmu"Lanjutnya.
Sasuke menatap pada pergelangan tangannya. Tepat pada jam bewarna hitam pekat yang melingkar pada pergelangan tangannya.
"Bukannya kau tahu aku tidak akan memberikan jam tangan ini pada siapapun?"Sasuke mengernyitkan dahinya.
"Termasuk aku?"Naruto mengusap pergelangan tangan pemuda bersurai gelap.
"Tidak"
"Bukannya kau sudah menawari aku tadi?"
"Selain ini"
"Aku mau ini"
"Tidak"
"Sasuke"
"Ti-
Terbelalak. Sasuke menatap pemuda bersurai gelap. Merasakan kelembutan tepat dibibirnya.
"Kau menyogokku?"Sasuke menautkan alisnya"
"Bisa dibilang ya, bisa dibilang tidak"
"Tidak"
"Sasuke"
"Tidak"
"Lima menit lagi ulang tahunku"
"Terus?"
"Jam"
"Tidak"
"Sasuke"
"Jangan merengek, Naruto"
"Sasuke"
"tidak"
"Sa-
Kau menciumku"
"Diam, atau aku akan menciummu lagi"
"Sa-Hmppthh"Berhenti di ucapannya, Naruto memejamkan matanya. Mendapatkan kelembutan dibibirnya dari sosok pemuda bersurai gelap.
"Otanjoubi omedento"Naruto mengernyit. Menatap kearah jam dinding di atas pintu ruang kamar. Tersenyum.
"Kadoku?"
"Tidak"
"Aku akan menjadi kekasihmu"
"Hah?"
Dekapan hangat sasuke seketika tubuhnya di tubruk sang pemuda kuning. Membuat sang pemuda langsung merasakan denyutan pada ranjang yang bergenjit di bawah tubuhnya.
"Aku terima ucapanmu"
"Kau main-main"
"do you love me?"
"Naru-
"I love you"
"Love you.. Too"
END
thanks for review
yukayu yuki, versetta, L. Casei shirota strain, hanazawa kay, kuma akaryuu, SNCKS, mifta cinya, aiko varllery, egatoti, aprieelyan, herpairiry, blackcrows1001, akasuna no akemi, blue eyes and black eyes,
terimakasi untuk yang sudah baca and mampir, and review ff shiroo neeee
haloo, ketemu lagi dengan shiroo, maafin shiro yang telat update. Dan disini aaaa, jujur mungkin ff ini tak begitu baik karena shiro membuatnya terburu'' ditambah otak shiro banyak mampet, maafin shirooo.
Oke, sekali lagi, shiro ucapakan SELAMAT ULANGTAHUUUUN NARUTOOOO /telat/plak