Naruto: Masashi Kishimoto

Pairing: Naruto x Naruko (Twincest)

Warn: Incest, OOC, Typo, AU, Twoshoot, Lemon setelah lebaran, Etc.

Genre: Romance, Family, little bit Humor.

.

.

.

Holiday

.

.

.

Tidak suka? Jangan baca! Mending tekan tombol Back saja, kay? Saya sarankan untuk membacanya setelah berbuka puasa!

Enjoy It!

Naruto Pov

Mencintai kembaranmu sendiri? Sangat terlarang. Yah, sangat terlarang, bahkan hal itu sangat di anggap Tabu oleh semua orang. Resikonya adalah, kalian akan di cemooh seperti binatang oleh orang di sekitarmu. Menyedihkan memang, dan itu adalah masalah yang sekarang ini sedang aku hadapi.

Aku mencintai saudara kembarku.

Namaku Naruto Namikaze, dan umurku 23 tahun. Aku mempunyai saudara kembar bernama Naruko Namikaze. Kami berdua tumbuh bersama di lingkungan keluarga yang berada. Ayahku seorang Bos besar dari sebuah perusahaan yang berjalan di bidang Kedokteran. Sedangkan, ibuku seorang penulis terkenal. Beliau sudah menulis beberapa Novel yang terkenal di seluruh dunia. Sementara aku? Aku hanya seorang pemuda biasa yang akan memimpin perusahaan ayahku nantinya. Warisan maksudnya.

Oke, kembali ke permasalahannya.

Seperti yang kalian tahu. Aku mencintai saudara kembarku. Yah, mencintai saudara kembar sebagai wanita, bukan adik. Dan sekarang ini aku sedang berada di dapur, memasak sesuatu yang bisa dimasak. Ramen.

"Kak!" Oh, adikku sedang menuju kemari.

"Yah? Ada apa? Apa kamu mau aku buatkan sesuatu?" tanyaku basa-basi. Sebenarnya aku sangat gugup bertatap langsung dengan dia. Lagipula, aku sangat mencintainya.

Naruko terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ah, dia sepertinya ingin aku buatkan Ramen. "Kak, buatkan aku ramen, ya?" tebakanku benar.

Aku mengangguk paham. "Ya, aku akan membuatkannya satu. Special untuk wanita yang cantik ini," sepertinya dia tersipu malu. Wajahnya sangat imut bila rona merah bertengger di kedua pipi tembemnya.

"Kak, jangan menggodaku dong." Aku tertawa melihat Naruko tersipu. Ingin sekali aku menciumnya sekarang juga. Tapi, itu tidak akan terjadi, karena ia akan terkejut akan kelakuanku itu. Mungkin aku akan di berikan cap tangan di pipiku.

Miris.

Naruko Namikaze, kau adalah wanita yang sangat aku cintai. Entah bagaimana aku harus memberitahunya soal hatiku ini. "Naruko-chan, apa besok kau punya waktu?" tanyaku dengan hati-hati. Yah, dia sedikit sensitive.

Naruko menoleh cepat. Ia mengangkat sebelah alisnya. "Ada. Memang kenapa kak?"

"Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan ke pantai. Kebetulan aku sudah memesan kamar untuk menginap di hotel yang berada di sekitar pantai itu. Jadi, kita akan berangkat besok dan pulang tiga hari lagi. Bagaimana?" Ini strategi yang sangat licik! Pathetic.

"Pantai? Kamu memang kakak yang baik," ujarnya sambil… memelukku secara langsung! Kulitnya yang halus, tubuhnya yang seksi, dadanya yang besar. Mereka semua menempel di tubuhku. Bagian bawahku sudah bangun sekarang. "Aku menyayangimu Kakak." Bisiknya sambil mencium pipiku. Wajahku pasti sudah semerah tomat.

"Tapi, aku harus memberitahu touchan dan kaachan untuk meminta izin." Dia mengangguk paham. Seperti anak kecil, aku jadi tertawa sendiri melihatnya.

Besok dan tiga hari kedepan akan menjadi hari terindah dalam hidupku. Aku akan memberitahukan ini kepada ibu.

('-' … '-')

Normal Pov

"Berlibur? Apa touchan mengizinkanmu, Naruto?" tanya Kushina kepada Naruto yang ingin meminta izin kepadanya. Naruto menggeleng pelan saat ditanya oleh Kushina. "Jadi, kau belum meminta izin Minato? Kalau kau mau liburan, boleh saja sih. Tapi, kenapa harus berdua dengan Naru-chan?"

"Aku hanya ingin memberikan hadiah kepada adik sendiri. Aku juga butuh refreshing untuk merenggangkan badan, apa kaachan mau anaknya terus tersiksa di kursi kantor?"

"Benar juga. Akhir-akhir ini kau terlalu sibuk akan pekerjaanmu itu ya? kaachan jadi kasihan terhadapmu," ujar Kushina dengan wajah sedih yang dibuat-buat. Naruto hanya merengut melihat wajah yang dibuat oleh sang ibu. "Oke, tanpa persetujuan Minato. Kau boleh pergi liburan, nanti akan aku katakan kepada si pirang tampan itu kalau kau akan pergi liburan. Oh, jangan lupa bawa oleh-oleh untuk kaachan dan touchan juga. Dan juga…"

"Stop! Tolong catat saja di kertas itu. Nanti akan aku belikan apapun, namun jangan sampai menguras isi dompet serta kartu ATM milikku." Balas Naruto dengan nada cuek sambil memberikan secarih kertas serta pena untuk menulis. 'kaachan memang cerewet sekali,' batin Naruto kesal dengan tingkah ibunya yang kelewat bersemangat.

"Begitulah anakku." Ujar Kushina dengan nada bangga terhadap Naruto. "Oh ya, kalian harus berhati-hati disana. Jangan sampai pulang membawa seorang bayi!"

"Kaachan, kita saudara kembar!"

Kushina tertawa mendengar rengekan Naruto. "Aku bercanda kok. Sudah sana, aku mau menulis kembali. Persiapkan barang kalian untuk liburan nanti. Aku akan menelpon Minato."

"Terima kasih, kaachan!" seru Naruto sambil mencium pipi Kushina. "Aku sayang padamu…" Kushina tersenyum mendengarnya, lalu Naruto pergi keluar dari ruangan tersebut. Ia akan menyiapkan barangnya untuk keperluan liburan.

"Naruto dan Naruko. Haaa~h, Clan Uzumaki dan peraturan memperbolehkan hubungan sedarah… aku jadi terbayang akan mereka yang mempunyai anak. Semoga cucuku nanti tampan dan cantik."

('-'… Hari H! … '-')

"Waah, indahnya… Kak, ayo kita main air!" seru Naruko yang sekarang memakai sebuah bikini berwarna kuning keemasan, senada dengan rambut pirang twintail miliknya. "Jangan lambat seperti siput begitu, kak!"

Naruto tersenyum maklum, kemudian dia berlari menuju Naruko yang sudah masuk ke dalam air laut. "Naruko, tunggu! Jangan terlalu jauh berenangnya!" seru Naruto yang melihat sang adik berenang. Ia melihat sekitarnya, banyak dari lelaki yang memandangi Naruko dengan pandangan bernafsu. Naruto sendiri memakai sebuah celana pantai dengan sebuah jaket untuk menyimpan uang atau barangnya. "Naruko! Kemarilah!" Naruto kembali berseru, ia melangkahkan kakinya menuju adiknya yang seksi itu.

Naruko yang merasa di panggil, menoleh ke arah kakaknya. Senyumnya masih menggembang di wajah cantiknya. Sedikit demi sedikit ia kembali menuju kakaknya yang sedang menunggunya. "Ada apa kak? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Naruko dengan wajah polosnya.

Naruto membuka jaketnya, menampilkan otot-otot seksinya. Naruko yang melihat itu hanya bisa diam memandangi tubuh seksi kakaknya. "Pakailah jaketku ini. Aku tidak mau kamu dilihat oleh lelaki mesum yang berada di sekitar pantai," desahan dari orang-orang yang berada disekitar mulai keluar. Naruto hanya tersenyum sinis kepada mereka. 'Siapa juga yang mau membagi adikku ini kepada kalian? Dasar lelaki tidak tahu diri!' umpat Naruto sambil menyeringai sinis kepada orang-orang yang berada disekitarnya.

"Jadi, kalau aku memakai jaket ini. Kita akan kemana, kak?"

Naruto tersenyum, lalu menggandeng tangan putih nan mulus milik Naruko. "Kita mencari kedai ramen. Aku dengar ramen Ichiraku juga membuka cabang disini. Ayame-nee yang mengelolanya." Seketika itu mata Shappire Naruko bersinar terang mendengar kata 'ramen'.

"Ayo!"

Mereka berdua berjalan menyusuri kedai yang berada dipinggiran pantai. Naruko tidak bisa berhenti mengoceh, ia sama seperti Kushina yang sangat cerewet. Berbeda dengan Naruto yang mempunyai sifat pendiam seperti ayahnya. Pemuda pirang itu beberapa kali melirik bagian dada Naruko, ia mungkin tergiur dengan dada besar milik adiknya itu.

"Kak, kenapa kamu memandangi dadaku terus? Apa kamu ingin memegangnya?" goda Naruko dengan tiba-tiba. Sang kakak hanya bisa salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kakak boleh kok memegangnya…" Naruto bagai disambar petir di siang bolong. Mimpi apa semalam? Sehingga Naruko mengizinkan dirinya untuk memegang uhukdadauhuk besar miliknya. "…Namun itu hanya bercanda. Mana boleh aku memberikan asset milikku ini? Maaf kak," ujar Naruko sambil menjulurkan lidahnya.

Naruto hanya cengo mendengar pernyataan dari adik kembarnya itu. Ia sedikit kesal, lalu berkata, "Itu disana kedainya," seru Naruto sambil menunjuk ke sebuah kios yang tidak jauh dari mereka. Naruto kembali menarik tangan putih adiknya. "Kita akan makan sepuasnya!" mereka berdua masuk ke dalam kedai tersebut.

Setelah beberapa jam mereka berada disana. Duo Naru itu kembali ke hotel tempat mereka menginap. Naruto memesan satu kamar untuknya dan Naruko. Yah, mungkin itu cara liciknya untuk menyatakan cintanya kepada adik kembarnya.

"Huaahh, lelahnya. Aku kenyang sekali. Kak, lain kali kita akan liburan ke luar negeri ya?" Naruko merebahkan tubuh seksinya di atas kasur berukuran King Size. Jaket Naruto masih melekat di tubuhnya. Naruto sendiri hanya berdiri diam mematung, mata shappire-nya menatap sayu sang adik kembarnya. "Kak, kamu kenapa? Kok bengong begitu? Ada apa?" tanya Naruko bertubi-tubi.

Pemuda pirang itu berjalan dengan sempoyongan menuju kasur besar itu. Naruko menatap sang kakak yang berjalan ke arahnya. Ia sedikit heran dengan kakak kembarnya itu. "Naruko-chan…" Naruko mengernyitkan dahinya. Ia semakin heran dengan tingkah laku kakaknya tersebut. "…Aku mencintaimu…" gumam Naruto, namun bisa didengar oleh Naruko.

Mata shappire gadis pirang itu membulat sempurna. Wajahnya sudah mulai memanas. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Naruto. Kakak kembarnya itu menyatakan cintanya kepada adik kembarnya? "Kak… kau bi-bilang apa? A-aku—"

Kali ini mata Naruto berkilat cahaya, bibirnya mulai menggembang setelah melihat wajah Naruko yang memerah. "Aku ulangi, dan kamu harus mendengarnya dengan seksama…" gumam Naruto yang mulai mendekati Naruko. Gadis itu sudah mengubah posisinya menjadi duduk di pinggiran kasur. Wajah Naruto mulai mendekat ke telinga Naruko. Nafasnya mulai menerpa telinga gadis itu. "… Aku sangat mencintaimu, Naruko Namikaze…" bisik Naruto dengan nada seksi. Kemudian lidahnya mulai menjilat kecil telinga Naruko.

"Ta-ta…aahh… Kakak…" desahan Naruko mulai keluar dari bibir seksinya. Gadis itu menggigit bibirnya, ingin menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya.

"Kau seksi sekali, Naru sayang…" Naruto kembali berbisik halus. Kedua tangannya menggosok halus bagian belakang tubuh adiknya. "Aku akan membuatmu nyaman malam ini, Naruko… atau calon kekasihku…"

"Na-narut—hmmppp!" bibir mungil Naruko tersumpal oleh benda kenyal nan manis. Naruto mencium sang adik dengan tiba-tiba. Naruko mulai memberontak, namun tenaganya kalah dengan badan besar milik kakaknya tersebut. "Emmmphh…" desahnya disela-sela ciuman.

Ini akan menjadi malam yang panjang bagi duo Naru… dan malam terlarang bagi mereka berdua…

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N : Yap, ini masih Chap 1, dan Chapt 2 akan saya kerjakan sesegera mungkin. Lemon juga ada disana nantinya. Habis lebaran. Ini masih sebatas Lime sama Ecchi saja. Saya menyarankan agar kalian membacanya saat berbuka puasa. Saya sudah 2 kali memberitahukannya. Di warning atas serta di A/N bawah ini.

Saya hampir lupa. Lemonnya Full atau setengah? Kalau Full saya harus mencari 'Inspirasi'. IYKWIM

Flamer? Peduli setan…. Sekarang marak loh Flamer yang merasa dirinya paling benar. Kalian harus berhati-hati hahahaha….

Oke, segini saja. Saya mau melanjutkan kerja saya di toko.

Kay, Shinn Out. Ciao!