Terinspirasi dari fanfiction "SECRET" karya R407. Ada moment TOPGD di situ. Kebetulan saya shipper mereka jadi yaaaa... dibikinlah ff ini. Eeeeenjoooooy.

.

.

.

Ketika lengan kekarnya meraba ke tempat Jiyong berbaring, Seunghyun tak menemukan apa-apa. Kosong. Kekosongan itu yang membuatnya duduk tegak. Muka bantalnya menoleh ke sana kemari, mencari dimana pacar kesayangannya berada.

"Yong-ah?" panggilnya dengan suara serak. Seunghyun menunggu beberapa detik, tak ada jawaban. Ia segera beranjak turun, keluar kamar dan mencari lagi. Tidak peduli tubuhnya telanjang. Di apartement dengan Jiyong berarti baju-baju jadi tak berguna. Untuk apa dipakai apabila akan lebih sering di lepas?

"Yong-ah?" ia memanggil sekali lagi. Seunghyun sudah berada di ruang tv. Aroma roti bakar mengajaknya mendekat ke dapur. Benar saja. Kwon Jiyong ternyata ada di sana, sedang menyiapkan sarapan.

Tubuh seksi wanita itu tidak tertutup sempurna. Lingerie yang dipakainya untuk menggoda Seunghyun semalam kembali melekat. Seharusnya Seunghyun jadi merobek lingerie sialan itu! Bila itu terjadi, maka pagi ini Jiyong akan memasak untuknya naked.

"Morning, sexy!" suara husky-nya terbetik oleh telinga Jiyong. Tubuh kecil itu tersentak sedikit, terkejut. Ia lalu tertawa kecil.

"Selamat pagi, Oppa!" balasnya dengan suara lucu seperti anak-anak. Fokusnya masih penuh pada roti-roti bakar dihadapannya. "Kurasa Oppa harus belajar aksen bahasa Inggris pada Youngbae. Yang barusan terdengar payah,"

"Aku tidak mau," bahu Jiyong mengundang Seunghyun untuk mengecupnya. "Dia akan mengajarkanku kata-kata kotor, baby. Aku tidak ingin bicara jelek seperti itu,"

"Tapi semalam Oppa menggunakan kata-kata kotor saat menunggangiku," kali ini Jiyong berbalik. Tangan rampingnya melingkar di leher Seunghyun lalu mengecup bibir seksi milik pacarnya. "Kenapa tak pakai baju?"

"Kenapa kau memakai lingerie? Bukankah lebih praktis tidak memakai apa-apa?" bukannya menjawab, Seunghyun justru balik bertanya. "Kau ingin menggodaku, eoh?"

"Kalau ya kenapa?" sambil berkata demikian, Jiyong menggesekkan hidungnya dengan hidung Seunghyun.

"Kalau iya, kau harus dihukum,"


Kawin Lari

Cast: Choi Seunghyun, Kwon Jiyong

Genderswitch.

Summary: Sebuah kisah klasik percintaan yang terhalang restu orang tua. Seunghyun dan Jiyong tidak menyerah. Mereka terus maju demi mempertahankan cinta mereka. Bagaimanakah buah perjuangan mereka?


Keduanya membiarkan roti yang telah matang di atas piring untuk mengurus kegiatan lain yang lebih menyenangkan.

"Engggghhhh..." erangan berat lolos begitu saja dari mulut Seunghyun. Dia mendongakkan kepala sebentar sebelum akhirnya kembali menatap Jiyong di bawah sana.

Kecipak saliva terdengar nyaring, ditingkahi dengan suara burung-burung telat bangun di luar jendela. Di bawah sana, Jiyong mengulum kejantanannya yang telah ereksi maksimal. Dua surga bergabung menjadi satu. Seunghyun selalu suka melihat mata polos pacarnya tengah menatapnya sambil memberikan blowjob. Sensual. Menggoda.

"Yong-aaaaaahhh..." desah Seunghyun. Betapa ia merasa penisnya sangat dimanjakan. Menyenangkan. Apalagi ketika dinding mukosa mulut dan taste bud Jiyong menyentuh kulit kejantanannya. Lidah gadis itu menggoda urat-urat menonjol di kelaki-lakiannya, dan tangan lembut Jiyong mengocok sisa penis Seunghyun yang tak tertelan.

"Masukkan semuanya, Yong-ah..." Seunghyun membelai rambut Jiyong. Merasakan halusnya rambut hitam itu di telapak tangannya.

Dengan suara plop yang nyaring, Jiyong melepas kulumannya. Tangannya bergerak naik turun, mengocok batang kokoh kesukaannya. Matanya menatap melas. "Lubang yang ini tidak muat, Oppa... Terlalu kecil untuk memasukkan si besar secara keseluruhan..." ujarnya manja.

Dengan seringai samar, Seunghyun menambahkan, "Lalu lubang yang mana yang bisa menerima semuanya?". Tampaknya ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Diikutinya permainan Jiyong dengan suka hati. Ia akan puas lahir batin setelahnya.

"Ada lubang kecil di bawah yang bisa menerima semuanya," nakal Jiyong mengerling. Tangannya tak berhenti bergerak naik turun, terus sambil menatap nakal mata tajam pacarnya.

"Aku ingin lubang itu, sayang. Tunjukkan padaku,"

Selesai Seunghyun mengucapkan kalimat itu, Jiyong langsung bangkit berdiri. Cepat sekali. Tangannya tak lagi menggenggam penis Seunghyun, kini mereka mengalung di leher kokoh tampan itu sementara sang empunya –Jiyong- sibuk mengatur posisi. Kaki Jiyong mengangkangi paha Seunghyun. Salah satu tangannya turun, membawa batang kokoh itu menggesek pintu masuk lubang surganya. "Eummmhhh…" erangnya tertahan.

"Ohhh…" Seunghyun ikut mengerang. "Masukkan saja," susah payah Seunghyun mengucapkannya. Vagina Jiyong nampak becek luar biasa. Siap untuk 'disantap'. Nafsu Seunghyun makin memuncak kala gadis itu menggodanya terus.

"Aaaaaaaaaaahhhh..." Jiyong berteriak keras dengan mata terbelalak ketika penis Seunghyun masuk mendadak dalam lubangnya. Tubuhnya menggelinjang dalam kenikmatan. Ujung kejantanan itu menekan 'tombol'-nya dengan sangat tepat. Seunghyun memang selalu tahu dimana letak G-spotnya.

Bibir mungil Jiyong terbuka lebar, kemudian ditutup oleh bibir Seunghyun yang lembut, mengecupnya penuh kasih sayang.

"Bisakah kita mulai ini sekarang, sayang?" tanya Seunghyun. Suara seksinya membuat tubuh Jiyong bergetar. Seperti adrenalinnya disekresikan bersamaan dengan dopamin di batas maksimum. Sekuat kelenjarnya bisa.

Di tengah badai kenikmatan yang melanda, Jiyong hanya bisa mengangguk. Menyerahkan segenap kendalinya pada Seunghyun.

"Engh" sebuah erangan mengawali pergerakan Seunghyun masuk keluar tubuh Jiyong. Ia memompa dengan cepat membuat wanitanya seperti kehabisan nafas.

"Ak-ah... Aaaahhh Oppaaaah..." desah Jiyong. Sambil matanya menatap sayu, tangannya bertaut erat dengan tangan Seunghyun.

"Ooh.. Yongaaaaah..." Seunghyun tak lagi mendesis seperti kepedasan Kini kedua bibirnya mengatup di atas dan bawah puting kiri Jiyong. Dada wanitanya membusung memberi izin, lalu Seunghyun menyusu seperti bayi.

"Manseeeh... Manseeeehh... I'm cumming, Oppa!" sebelum cairan orgasmenya keluar, Jiyong menjerit sekali. Tak lama setelah itu, Seunghyun menyusul. Ia memilih dada Jiyong sebagai kanvas untuk dilukis dengan semennya.

"Ah..." pria itu menindih tubuh kecil pacarnya yang masib terengah. Penolakan pun langsung dilakukan

"Berat," manja Jiyong memprotes. Seunghyun tertawa kecil lalu berdiri. Penisnya yang tak lagi ereksi keluar dari lubang Jiyong dengan sendirinya.

"Oppa tak ada kelas?" tanya sang wanita yang kini sudah duduk di meja. Seunghyun menyalakan api rokoknya. Menikmatinya sebentar sebelum menjawab pertanyaan sang kekasih, "Nanti agak siang. Kau?"

"Aku tidak ada jadwal tapi aku harus menyelesaikan beberapa pesanan,"

"Lingerie lagi?" Jiyong mengangguk sebagai jawaban.

"Sesekali buat yang super seksi untukmu sendiri, sayang..." Seunghyun mengerling menggoda.

"Males ah!" Jiyong berdiri, lalu berjalan ke kamar.

"Mau kemana?"

"Mandi,"

Seunghyun tersenyum jahil menanggapi. "Another round?"

Jiyong menoleh dengan wajah menantang penuh birahi. "Boleh,"

Prianya berjalan mendekat. Jiyong dapat pagutan panas di bibir sebelum tubuh kecilnya diangkat oleh lengan Seunghyun yang kokoh. Tautan bibirnya tak lepas. Kaki Seunghyun berjalan mantap ke kamar mandi. Penisnya ereksi lagi, tak sabar ingin masuk kembali ke sarangnya.

.

.

.

Bersambung...